PENDAHULUAN
Sampai saat ini ada dua pendekatan untuk merekonstruksi hubungan evolusi dari sebuah
kelompok organisme biologi, yaitu fenetik dan filogenik. Pendekatan pertama menaksir
hubungan evolusi berdasarkan kepemilikan karakter atau ciri yang sama (overall similarity) dari
anggota-anggota suatu kelompok. Pendekatan kedua mendasari sebuah hubungan pada
perjalanan evolusi karakter atau ciri dari setiap anggota suatu kelompok yang sedang dipelajari.
Di dalam pendekatan filogenetika, sebuah kelompok organisme dimana anggota-anggotanya
memiliki banyak kesamaan karakter atau ciri dianggap memiliki hubungan yang sangat dekat
dan diperkirakan diturunkan dari satu nenek moyang. Nenek moyang dan semua turunannya
akan membentuk sebuah kelompok monofiletik. Dalam analisis filogenetika kelompok outgroup
sangat dibutuhkan dan menyebabkan polarisasi karakter atau ciri, yaitu karakter apomorfik dan
plesiomorfik. Karakter apomorfik adalah karakter yang berubah dan diturunkan dan terdapat
pada ingroup, sedangkan karakter plesiomorfik merupakan karakter primitive yang terdapat pada
outgroup. Karakter sinapomorfik adalah karakter yang diturunkan dan terdapat pada kelompok
monofiletik.
Agar supaya dapat memahami keragaman organisme, perlu untuk mengelompokan
organisme yang sama dan mengorganisasikan kelompok ini dalam penataan hirarki tanpa
tumpang tindih. Filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara kelompok-
kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya.
Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan
dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan
sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada kesesuaian
dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu organisme
terhadap lingkungannya. Sedangkan Taksonomi adalah ilmu yang mengkaji klasifikasi biologis.
1
1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam biologi, filogeni atau filogenesis adalah kajian mengenai hubungan di antara
kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap
mendasarinya. Istilah “filogeni” dipinjam dari bahasa Belanda, fylogenie, yang berasal dari
gabungan kata bahasa Yunani Kuno Phulon adalah ras , kelompok Genos adalah kelahiran, asal-
usul yang berarti “asal-usul suku, ras”. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi
hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan
taksonomi. Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu
organisme menuju kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses
adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya. Filogeni tidak sepenuhnya sama dengan
kladistika (sistematika filogenetik), namun banyak menggunakan metode-metode dan konsep
yang dipakai di dalamnya. Kladistika banyak dipakai untuk merumuskan keterkaitan filogenik
dalam bentuk diagram pohon, namun di dalam filogeni dipelajari pula anatomi perbandingan dari
berbagai organisme.
Kronometer adalah penunjuk waktu yang akurat. Kronometer Molekul adalah Molekul yang
menunjukkan waktu evolusi dari suatu sel. Filogeni dipengaruhi oleh perubahan sekuens protein
atau DNA dalam waktu evolusioner.
3
2.2.1 Kronometer Evolusi
a. Karakteristik Fenotip
b. Perbandingan Guanine + Cytosine
c. Similaritas sekuens DNA (gross sequence similarity) Tepat untuk tingkat species
d. Small-subunit RNA (16S rRNA pada prokariot; 18S pada eukariot)
Woese (1980-an), mulai menganalisis filogenetik dari seluruh mahluk hidup berdasarkan
perbandingan sekuens urutan DNA dari subunit kecil RNA ribosom (ssrRNA) yang terdapat
dalam sel organisme. Dikotomi yang baru muncul pada Prokariot menjadi Bakteri dan Archae.
Woese menyampaikan 3 Domain kehidupan (Pohon Kehidupan) yaitu: Eucarya, Bacteria and
Archaea.
Konsep Kingdom dari Whittaker (Plantae, Animalia dan Fungi) atau semua organisme
eukariotik multiselular pada akhirnya hanya menempati cabang yang kecil dari pohon kehidupan
dan cabang-cabang kehidupan lainnya akan mengarah ke mikroorganisme, baik prokariot
(Bacteria and Archaea), atau protista (unicellular algae and protozoa).
4
a. Untuk mempermudah dalam mempelajari organisme yang beranekaragam
b. Untuk melihat hubungan kekerabatan antar makhluk hidup yang satu dengan yang lain
b. Sifat Kimiawi
Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba diberi perlakuan kimiawi,
maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik.
Sebaliknya pada banyak bakteri Gram positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia
ini tidak ditemukan pada Gram negatif.
Pada kelompok virus, pembagian dilakukan berdasaran asam inti yang dikandung,
apakah merupakan DNA atau RNA
c. Sifat Biakan
Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme berbeda-beda, ada yang
memerlukan senyawa kompleks (serum, darah), ada pula yang hanya memerlukan
bahan anorganik saja atau bahan organik (asam amino, karbohidrat, purin,
pirimidin, vitamin, koenzim).
5
Selain itu beberapa mikroorganisme hanya dapat tumbuh pada sel hidup, berupa
inang, telur, bertunas, biakan jaringan.
d. Sifat Metabolisme
Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi yang
disebut metabolisme. Berbagai macam reaksi yang terjadi dalam metabolisme
dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme
e. Sifat Antigenik
Oleh karena mikroorganisme memiliki antigen yang berbeda, maka antibodi dapat
digunakan untuk mencirikan (rapid indentification) terhadap mikroorganisme.
Reaksi ini sangat spesifik sehingga dapat disebut sebagai lock and key system.
f. Sifat Genetik
g. Patogenitas
h. Sifat Ekologi
Taksonomi adalah ilmu klasifikasi biologis. Klasifikasi adalah penataan organisme ke dalam
kelompok-kelompok (taksa). Nomenklatur adalah pemberian nama untuk kelompok-kelompok
taksonomi. Identifikasi adalah penentuan isolat tertentu pada takson tertentu. Sistematik adalah
kajian ilmiah organisme dengan tujuan akhir untuk mengkarakterisasi dan menempatkan
organisme dengan cara yang teratur.
6
Peranan taksonomi mikroba:
a. Bacteria
b. Fungi
c. Protists
d. Plants
e. Animals
Konsep Kingdom kemudian sedikit demi sedikit ditinggalkan dan mengarah pada
pendekatan molekuler yang mengelompokkan mahluk hidup kedalam 3 buah kelompok
besar yang disebut sebagai Domain, yaitu Bacteria, Archaea, and Eukarya
Domain
Kingdom
Phylum
Class
Ordo
Family
Genus
Penamaan Spesies mahluk hidup menggunakan Sistem Binomial yaitu terdiri atas nama
Genus dan epiteton spesificum, contoh:
7
Homo sapien
Felis domestica
Escherichia coli
Nama Genus and Species selalu ditulis bergaris bawah (underlined) atau ditulis miring
(italicized)
1. Bacteria
2. Archaea
3. Eukarya
Protista
Fungi
Plantae
Animalia
Menggunakan Sistem Binomial, terdiri atas nama Genus and epiteton specificum
8
2.5 Identifikasi Mikroba
Kriteria yang digunakan dalam identifikasi dan klasifikasi adalah seperti bentuk dan ukuran
organisme, oksigen yang diperlukan, PH,temperatur yang dikehendaki, reaksi biokimia, reaksi
pengecetan, pembentukan spora dan lain sebagainya.
9
BAB III
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
11