KROMATOGRAFI KOLOM
I. Tujuan
V. Hasil pengamatan
Adapun hasil data yang diperoleh pada percobaan ini yaitu sebagai
berikut :
1. Panjang kolom 7 cm
2. Diameter kolom 1,8 cm
1. Panjang kolom 12 cm
8. Pereaksi spesifik
PERSAMAAN REAKSI
Endapan Kuning
VI. Pembahasan
Kromatografi adalah suatu metode pemisahan campuran yang terdiri
dari dua macam komponen atau lebih berdasarkan distribusi dua fasa yaitu
fasa diam dan fasa gerak (Staf Pengajara Pemisahan Analitik, 2013).
I. Pengepakan kolom
3. Koefisien distribusi
Adapun sayarat fase gerak dan fase diam yang digunakan yaitu: untuk
fase gerak yaitu Murni, jernih, viskositasnya rendah, tidak bereaksi dengan
zat pengotor dan dapat melarutkan sampel. Sedangkan fase diamnya adalah
bersifat selektif dan mempunyai daya serap yang tinggi (Anonim, 2013).
Pada proses pemisahan ion Cr (III) dan Cr(VI) digunakan 2 jenis eluen
yang berbeda. Dimana untuk mengelusi Cr(III) digunakan eluen HNO3
sedangkan untuk Cr(VI) digunakan eluen NH4OH. Hal ini disebabkan
karena setiap komponen yang akan dipisahkan memiliki sifat yang berbeda-
beda sehingga eluen yang digunakan juga harus berbeda. Disesuaikan
dengan komponen yang akan dipisahkan.
Pertama yaitu memasukkan kertas saring kedalam klom yang berisi
adsorben alumina yang telah dipadatkan. Setelah itu memasukkan sampel
ion Cr(III) dan Cr(VI) kedalam kolom dengan menggunakan pipet tetes.
Selanjutnya yaitu menaglirkan fasa gerak kedalam kolom yang telah berisi
sampel yang akan dipisahkan. Pembentukan zona pada kromatografi kolom,
haruslah sedemikian rupa sehingga bagian suatu zat dari zat yang sama
meninggalkan fase diam pada berbagai waktu yang berbeda. Pertama-tama
cuplikan yang akan dipisahkan tergantung pada konsentrasi dan afinitasnya
akan diabsorpsikan secara bolak-balik (Reversibel) dalam lapisan adsorbsi
bagian atas. Dengan penambahan fase yang bergerak ke bagian yang kurang
kuat terikat seluruhnya atau bertahap akan larut kembali dari permukaan
adsorbsi. Akan terjadi kesetimbangan antara bagian zat yang diadsorbsi dan
bagian yang terlarut.
Hasil pemisahan di antaranya dipengaruhi oleh pemilihan terhadap
bahwa fase yang digunakan. Fase diam (adsorbsi) harus berukuran partikel
seragam, bersifat inert terhadap zat uji dan cukup aktif. Sehingga
memungkinkan perambatan zat uji. Adanya zat pengukur dapat
menyebabkan adsorbsi tidak reversibel atau talling pada senyawa yang akan
dipisahkan. Pemisahan yang lebih baik akan diperoleh dengan mengolah
terlebih dahulu adorben dengan suatu senyawa yang dapat teradsorbsi kuat
sebagai dasar digunakan adorben yang polaritasnya dengan zat uji.
Adapun sayarat fase gerak dan fase diam yang digunakan yaitu:
a. Fase gerak
1. Murni
2. Jernih
3. Viskositasnya rendah
4. Tidak bereaksi dengan zat pengotor
5. Dapat melarutkan sampel
b. Fase diam
1. Bersifat selektif
2. Mempunyai daya serat yang tinggi
Setelah beberapa saat maka ion Cr(III) dan Cr(VI) akan terpisah dari
campurannya dan akan akan dtampung pada tempat ynag bebrbeda. Setelah
itu melakuakn uji spesifik, dimana uji spesifik pereaksi Pb(NO 3)2 untuk
Cr(VI), setelah ditambahkan perekais spesifik maka terbentuk endapan
kuning yang merupakan padatan PbCrO4 sedangkan pereaksi NaOH untuk
Cr(III) terbentuk endapan putih yang merupakan Cr(OH)3.
VII. Kesimpulan
a. Komponen I
b. Komponen II
c. Komponen III
Berwarna kuning kehiajuan (++)
d. Komponen IV
DAFTAR PUSTAKA