Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR ASISTENSI

PERCOBAAN I
TEKNIK DISTILASI

NAMA : MUTHMAINNA
NO STAMBUK : A 251 11 075
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : HARRY MARAREZA

NO HARI/TANGGAL CATATAN PARAF

PERCOBAAN I
TEKNIK DISTILASI
I. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut :

1. Melatih keterampilan menyusun peralatan yang umum dipakai untuk


proses penyulingan (distilasi).

2. Untuk memisahkan alkohol dari campuran air dan alkohol.

II. Dasar Teori

Distilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan


perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) suatu
bahan.Dalam destilasi, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap
ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.Metode ini
termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi
didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.Distilasi yang
dilakukanpada praktikum kali ini adalah distilasi campuran biner, dimana zat
yang digunakan adalah campuran kloroform dan aseton dengan komposisi
yang variasi. Suatu larutan dikatakan sebagai larutan ideal bila :

1. Homogen pada seluruh system mulai dari mol fraksi 0-1


2. Tidak ada entalpi pencampuran pada waktu komponen-komponen di
campur membentuk larutan (H pencampuran= 0)

3. Tidak ada volume pencampuran. Artinya volume larutan = jumlah


volume komponen yang dicampurkan( pencampuran)

4. Memenuhi hokum roult.

Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad


pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh
tingginya permintaan akan spritus. Hypathia dari Alexandria dipercaya telah
menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan Zosimus dari Alexandria-lah
yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses distilasi
pada sekitar abad ke-4 (Anonim, 2013).

Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan


minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti
untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dll[1]. Udara didistilasi
menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan
helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk
pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil
fermentasi untuk menghasilkan minuman suling. Macam – macam jenis
distilasi yaitu sebagai berikut :

1. Distilasi Sederhana

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan


titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.
Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga
perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi
distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan
alkohol.

2. Distilasi Fraksionisasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-


komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk
campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja
pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah.[6] Aplikasi dari
distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk
memisahkan komponen-komponen dalam minyak mentah.

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah


adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi pemanasan secara
bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya.
Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat
yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak
volatil cairannya.

3. Distilasi Uap

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang


memiliki titik didih mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat
menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C
dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih.
Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran
yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didistilasi
dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum
dari tumbuhan.Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke
dalam campuran dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap
dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya
masuk ke labu distilat.

4. Distilasi Vakum

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin


didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum
atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih
di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut
dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air
dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh
air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.
Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.

5. Azeotrop

Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang


memiliki titik didih yang konstan.[8] Azeotrop dapat menjadi gangguan
yang menyebabkan hasil distilasi menjadi tidak maksimal. Komposisi
dari azeotrope tetap konstan dalam pemberian atau penambahan
tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan
komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah
komponen tetap, yang komposisinya harus selalu konstan dalam
interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke campuran yang dihasilkan
dari saling memengaruhi dalam kekuatan intramolekuler dalam larutan
(Anonim, 2013).

III. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu
sebagai berikut :
A. Teknik distilasi I
a. Alat
1. Penangas listrik

2. Erlenmeyer 150 mL

3. Pipa bengkok

4. Wadah

5. Platisin

6. Gelas kimia

b. Bahan

1. Teh

2. Aquadest

3. Es batu

B. Teknik Distilasi II

a. Alat

1. Elektromantel

2. Labu las bulat

3. Thermometer

4. Erlenmeyer 150 mL

5. Kondensor

6. Statif dan klem 2 buah

7. Selang tempat masuknya air


8. Selang tempat keluarnya air

9. Adaptor

10. Erlenmeyer 250 mL

11. Jergen

12. Ember

13. Glas ukur

14. Gelas kimia

15. Karet penuyumbat

b. Bahan

1. Aquadest

2. Alkohol 70 %

3. Aluminium foil

4. Tissue
IV. Prosedur kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini yaitu :
Teknik distilasi I
1. Membuat larutan teh.
2. Menyusun peralatan distilasi seperti gambar dibawah ini

Pipa Bengkok

Plestisin

erlenmeyer sampel Air teh


tempat destilat erlenmeyer

5 6 5 6
4 7 4 7
8 8

penangas listrik
3 3

wadah es batu 2
1 11
9 2
1 10
9
1

3. Memasukkan sampel (air teh) kedalam erlanmeyer 100 ml


kemudian menyumbatnya dengan plastisin
4. Meletakkan erlenmeyer yang telah berisi sampel diatas penangas
listrik dan wadah distilat dalam wadah yang berisi es batu.
5. Memanaskan sampel hingga mendidih lalu mengamati
perubahannya.
Teknik distilasi II
1. Mengukur 50 mL alcohol dan 100 mL aquadest dalam gelas ukur yang
berbeda.
2. Memasukkan sampel kedalam labu alas bulat
3. Menyusun alat distilasi seperti gambar berikut :

4. Setelah merangkai alat distilasi kemudian melakukan proses distilasi


5. Menghentikan distilasi jika larutan sampel telah terpisah
6. Mengamati hasil lalu menggambar susunan alat pada tehnik distilasi
V. Hasil pengamatan
Teknik distilasi II

a. Pengukuran sampel
No. Perlakuan Hasil pengamatan
1. Volume sampel 150 mL
2. Volume alkohol 50 mL
3. Volume air 100 mL
b. Pengukuran distialsi

No. perlakuan Hasil pengamatan


1. Volume distilat 46 mL
2. Persen rendemen 92 %

Perhitungan :

Diketahui :

Volume alkohol = 50mL


Volume destilat = 46mL

Ditanyakan:

% rendemen = ...?

penyelesaian :

volume destilat
% rendemen =
volume alkohol
46 mL
= x 100%
50 mL
= 92%

VI. Pembahasan

Penyulingan atu distilasi didefenisikan sebagai penguapan parsial


suatu cairan dengan mengalihkan uap embunnya yang terbentu pada bagian
radaws (alat). Penyulingan adalah salah satu metode paling berguna untuk
memisahkan dan memurnikan cairan. Berhasilnya penyulingan tergantung
pada beberapa factor, termasuk didalamnnya perbedaan tekanan uap
(berkaitan dengan perbedaan titik didh) dari koponen yang ada (Staf
Pengajar Pemisahan Analitik, 2013).

Prinsip dasar dari destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair
dalam campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik
didih terendah akan menguap lebih dahulu (Anonim, 2013).

Adapun tujuan dari percobaan teknik distilasi I ini yaitu untuk Melatih
keterampilan menyusun peralatan yang umum dipakai untuk proses
penyulingan (distilasi).

Pada percobaan ini menggunakan teknik distilasi sederhana. Pada


distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang
jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran
dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan
pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk
memisahkan campuran air dan alkohol (Anonim, 2013).

Teknik Distilasi I

Pada percobaan teknik distilasi I ini akan memisahkan air dari campuran
air teh. Perlakuan pertama yaitu melarutkan teh dalam air dalam erlenmeyer.
Selanjutnya menghubungkan Erlenmeyer (wadah distilat) dengan
Erlenmeyer yang berisi larutan teh dengan menggunakan pipa bengkok. Pipa
bengkok berfungsi untuk mengalirkan uap sampel ke wadah destilat.
Adapun fungsi Erlenmeyer yaitu sebagai wadah zat yang akan didistilasi.
Kemudian menutup sambungan antara pipa dengan Erlenmeyer dengan
menggunakan plastisin. Plastisin berfungsi sebagai sebagai bahan untuk
menutup celah pada perangkat distilasi khususnya pada pipa bengkok dan
wadah destilasi yang terpasag terpisah sehingga uap hasil distilasi tidak
keluar Kemudian meletakkan Erlenmeyer larutan teh diatas penangas listrik.
Fungsi dari penangas listrik yaitu untuk memanaskan sampel. Sedangakan
Erlenmeyer yang digunakan sebagai wadah distilat diletakan didalam wadah
yang berisi es batu. Wadah ini berfungsi sebagai penampung wadah es batu,
dimana es batu digunakan untuk mendinginkan zat terdestilasi atau
menjalankan proses kondensasi mengubah zat uap (gas) menjadi cair.
Selama proses distilasi ini, air yang memiliki titik didih 100 oC akan
menguap terlebih dahulu dibandingkan dengan teh yang memiliki titik didih
1050C.
Teknik Distilasi II

Distilasi merupakan teknik pemisahan campuran dalam fase cair yang


homogen dengan cara penguapan dan pengembunan, sehingga diperoleh
distilat yang relatif lebih banyak mengandung komponen yang lebih mudah
menguap (volatile) dibanding dengan larutan semula, misalnya untuk
campuran zat A dan zat B yang mempunyai perbedaan titik didih tidak
terlalu besar, maka pemisahan yang sempurna tidak dapat dilakukan dengan
distilasi sederhana, kecuali dilakukan distilasi berulang-ulang terhadap
distilasi atau dengan teknik distilasi bertingkat (Staf Pengajar Pemisahan
Analitik, 2013).

Tujuan dari percobaan teknik distilasi II ini yaitu Untuk memisahkan


alkohol dari campuran air dan alkohol (Staf Pengajar Pemisahan Analitik,
2013).

Perlakuan pertama yaitu mengukur 50 mL alkohol dan 100 mL air dan


dimasukkan kedalam labu alas bulat. Selanjutnya, merangkai peralatan
distilasi sederhana seperti gambar dibawah ini.
Adapun fungsi masing-masing alat diatas yaitu

1. labu alas bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan
didestilasi.
2. Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap
destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair.

3. Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi


sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk
memperoleh destilat murni.

4. Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh


dari proses destilasi.

5. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan


wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang
mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan
menguap keluar selama proses destilasi berlangsung.

6. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu


alas bulat. Statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari
peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang

Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin


air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika
airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor
tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk
mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu
pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga
pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan
untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari
berwujud uap menjadi berwujud cair (Anonim, 2013).

Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang


memiliki titik didih yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang
menyebabkan hasil distilasi menjadi tidak maksimal. Kondisi ini terjadi
karena ketika azeotrop dididihkan, uap yang dihasilkan juga memiliki
perbandingan konsentrasi yang sama dengan larutannya semula akibat
ikatan antar molekul pada kedua larutannya. Pada percobaan percobaan ini
yaitu pemisahan alcohol dari campuran air dan alkohol memiliki azeotrop
pada titik azeotrop, proses tidak dapat diteruskan karena komposisi
campuran akan selalu tetap (Anonim, 2013).

Adapun volume distilat yang diperoleh yaitu 46 mL. Berdasarkan


perhitungan diperoleh persen rendemen sebesar 92 %.

VII. Kesimpulan
Beradasarkan tujuan dan hasil pengamatan dapat disimpulkan :
1. Mahasiswa dapat melatih keterampilan menyusun peralatan yang
umum dipakai untuk penyulingan atau distilasi sederhana. Adapun
peralatan yang digunakan :
a. Labu alas bulat
b. Kondensor

c. Statif dan klem

d. Adaptor

e. Erlenmeyer/labu destilat

f. Termometer

g. Ember

h. Penagas/elektromantel

i. Selang air (masuk dan keluar)

2. Pada percobaan ini persen rendemen yang diperoleh pada teknik


distilasi II sebesar 92 %.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim A. 2013. Proses Distilasi. http://kamusq.blogspot.com/2012/04/cara-


distilasi-alkohol-proses-destilasi.html ( Diunduh 18 Mei 2013)

Anonim B. 2013. Penegrtian Distilasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Distilasi

http://rolanrusli.com/destilasi/ ( Diunduh 13 Mei 2013)

Anonim C. Pemisahan Campuran.


http://tonimpa.wordpress.com/2013/04/08/laporan-distilasi-campuran-
biner/ ( Diunduh 18 Mei 2013)
Staf Pengajar Pemisahan Analitik. 2013. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar
Pemisahan Analitik. Palu. Untad Press.
Lampiran

Pertanyaan

1. Apa sebabnya aliran air didalam kondensor dibuat berlawanan arah dengan
aliran destilat ?
2. Faktor-faktor apakah yang menentukan suatu zat lain yang saling bercampur
dapat dipisahkan dengan teknik destilasi ?

Jawab

1. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air


dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika
airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor
tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk
mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu
pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin
atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk
mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud
uap menjadi berwujud cair.
2. Tekanan uap, Titik didih, danKepolaran

Anda mungkin juga menyukai