Anda di halaman 1dari 23

TEKNOLOGI PENYAMAKAN KULIT SAPI

DI PT. GARUT MAKMUR PERKASA


Laporan Praktek Kunjungan

Diajukan untuk mememenuhi salah satu tugas matakuliah Teknologi Penyamakan


Kulit

Oleh :
Ari Firmansyah Ginting
NPM.24032116105

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah melimpahkan
rahmat, dan kasih sayang-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah matakuliah tepat pada waktunya.

terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang sudah memberikan kemudahan dalam setiap langkah penulis
dan memberikan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan tepat waktu.
2. Orang tua yang terus memberikan bimbingan dan do’anya dalam penyusunan
laporan ini
3. Mega Royani, MP selaku dosen matakuliah Teknologi Penyamakan Kulit
4. Hari Wibowo selaku staf PT. Garut Makmur Perkasa , yang sudah membagi
ilmu dan pengetahuannya mengenai penyamakan kulit.
5. Teman –teman mahasiswa peternakan semester 7 yang terus mendukung da
memabantu dalam meyelesaiakan laporan ini.

Akhirnya, semoga makalah yang penulis susun ini dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahun dan pemahaman dalam matakuliah TEKNOLOLGI
PENYAMAKN KULIT, Sekian dan terimaksih.

Garut, Januari 2020

Penyusun

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Kunjungan ........................................................................................... 2
1.3 Manfaat Kunjungan ......................................................................................... 2
1.4 Waktu dan Tempat Kunjungan ........................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kulit Ternak....................................................................................................... 3
2.2 Penyamakan Kulit.............................................................................................. 3

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Pre-tanning atau Pengerjaan basah (Beamhouse) ............................................. 5
3.2 Penyamakan Kulit (Tanning) ............................................................................ 8
3.3 Penyelesaian Akhir (Finishing)......................................................................... 11

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan........................................................................................................ 15
4.2 Saran.................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul
Halaman
1. Tempat Peredaman Kulit ............................................................................ 5
2. Meja Sasap .................................................................................................. 6
3. Drum Roller ................................................................................................ 6
4. Mesin Spliting ............................................................................................. 7
5. Mesin Tanning ............................................................................................ 8
6. Mesin Shavig ............................................................................................... 8
7. Mesin Trimming .......................................................................................... 9
8. Proses Retanning ........................................................................................ 10
9. Proses Draying ............................................................................................ 10
10. Mesin stacking
.....................................................................................................................
11
11. Mesin Toggling
.....................................................................................................................
12
12. Mesin Spray
.....................................................................................................................
13
13. Mesin Embosing
.....................................................................................................................
14

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak industri
kecil menengah, salah satunya adalah industri kerajinan dan penyamakan kulit.
Sektor industri kulit saat ini telah menjadi industri unggulan yang terus tumbuh dan
berkembang dari waktu ke waktu. Sebagai industri unggulan di Garut, industri kulit
memiliki potensi menjanjikan dan diminati banyak konsumen.dari berbagai daerah.
Sektor industri ini memiliki kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat karena mampu menyerap banyak tenaga kerja, sehingga
memiliki peranan yang cukup besar dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi
daerah.
Industri kulit di Garut terbagi dalam beberapa sentra industri penyamak kulit dan
penghasil kerajinan kulit, salah satu diantaranya PT. Garut Makmur Perkasa yang
beralamat di jalan Sudirman Garut Kota kabupaten Garut, sekaligus dalam naungan
dan pembinaan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Garut. PT.
Garut Makmur Perkasa sebagai industri penyamak kulit mempunyai kegiatan usaha
yaitu: memproses dari kulit mentah menjadi bahan setengah jadi sampai dengan
menjadi bahan jadi untuk dipasarkan, dan melayani permintaan jasa untuk mengolah
kulit mentah menjadi bahan jadi.
Kulit yang diproses di PT. Garut Makmur Perkasa meliputi kulit mentah menjadi
bahan baku, kulit Crusting (setengah jadi) dan kulit Finishing yang sudah dicat.
Mesin yang digunakan untuk memproses ada 11 jenis, yaitu: a) mesin Soaking (mesin
perendaman) dengan proses kulit mentah diputar didalam drum selama 18 – 24 jam
dengan obat pembasah (tepol), obat anti bakteri, dan obat menaikkan pH. Setelah itu
keesokan harinya dicuci bersih dan dimasukkan kedalam air kapur selama 18 – 24
jam, kemudian dicuci kembali, b) mesin Fleshing (mesin pembuangan lemak) yaitu
kulit yang telah dicuci kemudian dimasukkan ke mesin fleshing dengan tujuan

1
membuang lemak yang ada didalam kulit tersebut, c) mesin Splitting (mesin belah),
d) drum proses yaitu kulit dimasukkan ke dalam drum untuk ditimbang beratnya,
kemudian diproses ke pengasaman (penyamakan), kulit didiamkan selama dua hari
dua malam dengan tujuan agar obat merata, e) mesin Squeeze / Syomying (mesin
pemeras), f) mesin Shaving (mesin perata) yaitu kulit dimasukkan ke dalam drum
sebanyak tiga kali kemudian diwarnai sesuai keinginan konsumen, kemudian dijemur,
g) Mesin Staking (mesin pelemas), h) Mesin Toggling (mesin pelebar), i) Mesin
Compressor (mesin pewarna) yaitu kulit diwarnai sesuai keinginan konsumen seperti
warna biru, coklat, merah, dan lain lain, j) Mesin Embossing (mesin setrika) yaitu
kulit disetrika agar tekstur kulit menjadi halus, k) Mesin Ukur, yaitu kulit diukur
panjang dan lebarnya untuk menentukan feednya besar atau kecil, karena ukuran akan
mempengaruhi harga.
1.2 Tujuan Kunjungan
Mengetahui dan memahami proses penyamakan kulit sapi di PT. Garut Makmur
Perkasa dimulai dari pemilihan bahan sampai siap dipasarkan.

1.3 Manfaat Kunjungan


Bagi mahasiswa ,bisa menambah ilmu yang belum didapatkan di kelas dan
menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dilapangan dengan membandingkan teori
dan fakta dilapangan.
1.4 Waktu dan Tempat Kunjungan
Kunjungan ini dilaksanakan pada hari rabu 08 januri 2019 dimulai dari jam 08.30
– 10.40 WIB. Tempat kunjungan di PT. Garut Makmur Perkasa (GMP) beralamat di
jalan Sudirman Garut Kota kabupaten Garut.

2
BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit Ternak

Kulit ternak pada dasarmya sama yaitu tersusun atas jaringan yang secara
histologi terdiri dari epidermis, khorium atau dermis dan jaringan jaringan lain di
dalamnya. Sifat fisik kulit mentah dipengaruhi oleh keadaan ternak sewaktu masih
hidup dan sifat-sifat tersebut di bawa pula setelah kulit mengalami pengawetan dan
penyamakan (Triatmojo, 2014). Struktur alami kulit ternak sangat berpengaruh
taerhadap kualitas kulit yang dihasilkan karenanya kulit samak masing-masing ternak
memiliki keunikannya tersendiri (Triatmojo, 2014). Kulit secara garis besar terbagi
atas tiga bagian, yaitu lapisan epidermis, lapisan corium dan lapisan subcutis. Lapisan
epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit yang biasa disebut lapisan tanduk yang
berfungsi sebagai pelindung pada hewan hidup. Lapisan epidermis terdapat adanya
rambut, kantong rambut, dan juga kelenjar sebaceous serta kelenjar sudoriferous yang
tersusun atas serat kolagen, pada penyamakan lapisan ini harus dibuang, kecuali
apabila dilakukan penyamakan bulu (Triatmojo, 2014)

2.2 Penyamakan Kulit

Pada dasarnya penyamakan kulit itu ada 4 macam yaitu penyamakan nabati,
penyamakan minyak, penyamakan sintetis dan penyamakan mineral. Penyamakan
nabati menggunakan bahan penyamak dari kulit kayu antara lain gambir, akasia,
mangrove, quebraco, tara, dll (Sri waskito, 1998). dan cara penyamakan ini tidak
menggunakan bahan penyamak yang lain, cukup dengan merendam kulit dalam air
yang dicampur dengan bahan penyamak beberapa minggu sampai kulit masak.
Dengan demikian limbah utama dari proses penyamakan kulit tersebut adalah bahan-
bahan organik yang mudah untuk didegradasi secara biologis (Iswahyuni, 1997 dalam
Hatibi, 1998).

3
Penyamakan Minyak dilakukan dengan menggunakan bahan penyamak dari
minyak ikan. Biasanya sebelum kulit disamak dengan bahan penyamak minyak,
terlebih dahulu disamak dengan formalin. Penyamakan sintetis dilakukan dengan
menggunakan bahan penyamak sintetis (syntans) yang dibuat dari bahan-bahan kimia
organik yaitu merupakan kondensasi asam phenolsultonic dan formaldehyde. Bahan
penyamak ini dapat memberikan warna putih atau kuning tua pada kulit jadinya
(finish leather). Penyamakan mineral menggunakan bahan penyamak Krom (Cr) dan
Aluminium. Bahan penyamak Cr, biasanya menggunakan garam Cr basa yang
mempunyai valensi III. Hasil dari proses penyamakn mineral antara lain : kulit upper
(kulit boks), kulit jaket, kulit glase, kulit suede, dan lain-lain (Ir. Sri Waskito, 1998).
Penyamakan kulit mineral terdiri dari 3 tahap yaitu: Beam house, Tanning, dan
Finishing (Iswahyuni, 1997 dalam Hatibi,1998). Bahan baku yang digunakan adalah
kulit binatang (sapi, kerbau, kambing dll) terutama hasil dari rumah potong hewan
(RPH) (KLH, 2002)

4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pre-tanning atau Pengerjaan basah (Beamhouse)


Tahap pertama adalah pengerjaan basah (Beamhouse). Tahap pertama ini
dikatakan pengerjaan basah karena setiap prosesnya menggunakan air. pada tahap
(Beamhouse) PT. Garut Makmur Perkasa melakukan beberapa proses berikut :
2.1.1 Soaking (Perendaman)
Proses soaking bertujuan untuk mengembalikan kadar air sehingga bisa
memudahkan pada proses sasap/fleshing. Perendaman ini akan menghilangkan garam
(dari proses curing) dan meningkatkan kadar air (moisture) pada kulit sehingga bisa
diolah lebih lanjut. Untuk mencegah tumbuhnya bakteri pada tahapan perendaman
ini, biasanya ditambahkan bahan kimia dithiocarbamate (biosida).

Gambar 1.
Tempat
Kulit direndam ke dalam 800-1000% air yang diberi obat pembasah dan
antiseptic sebanyak 1 gram/liter. Rendam selama 1-2 hari. Kulit dikerok pada bagian
dalamnya, lalu diputar dalam drum kosong tanpa air selama 1-5 jam agar serat kulit
menjadi longgar hingga memudahkan air untuk masuk dan kulit menjadi basah
kembali.

5
2.1.2 Sasap

Gambar 2.
Meja Sasap
Proses sasap merupakan proses yang dilakukan dengan membentangkan kulit
mentah diatas meja sedikit miring. Tujuannya untuk menghilangkan sisa-sisa daging
yang menempel dan tidak diperlukan. Proses pemberersihan daging menggunakan
pisau tajam. Penghilangan kulit yang tidak diperlukan dilakukan secara hati-hati
jangan sampai merusak atau merobek kulit.
2.1.3 Soaking Liming

Gambar 3.
Drum
Tujuan tahapan pengapuran adalah menghilangkan bulu (hair) dan bahan
keratin lainnya (rambut, kuku), mengilangkan protein larut antar fibril (interfibrillary

6
soluble protein) seperti musin, membuat serat kulit membengkak dan lepas (split up
sampai tingkat tertentu), menghilangkan minyak dan lemak ,dan mengkondisikan
kolagen pada kulit pada kondisi siap tanning. Setiap satu drum mampu menampung
1,5 ton kulit dengan jumlah air yang dibutuhkan sebanyak 200%. Cairan kapur (putih
susu) digunakan pada tahapan ini. Obat penyamakan kulit dasar lain yang mungkin
digunakan adalah 0,1% antibakteri , 4% kapur, 2% sulfur, 0,5% soaking auxualaries.
2.1.4 Spliting
Setelah kulit direndam di dalam drum roller , kulit diambil untuk tahap
selanjutnya yaitu spliting. Proses splitting bertujuan untuk memisahkan atau
membelah kulit antara bagian nerf dan flesh, dimana bagian nerf yang akan di
lanjutkan pada proses selanjutnya. Bagian flesh sebagai limbah krecek.

Gambar 4. Mesin Spliting


2.1.5 Deliming
Tahap ini kita membersihkan kulit domba dari kandungan kapur yang ada di
dalamnya. Karena dalam pengapuran tadi kita menggunakan semua bahan yang
bersifat asam, maka kulit tersebut harus segera dibersihkan karena jika masih terdapat
kapur akan mengurangi hasil penyamakan. Deliming ini menggunakan bahan kimia
berupa 1% ZA.
2.1.6 Batting

7
Batting merupakan proses penghilangan zat-zat non kolagen. Tujuannya untuk
menghilangkan sisa-sisa protein globular yang tidak diperlukan. Proses ini
menggunakan bahan kimia berupa 0,7% Oropon BRS. Dalam proses ini akan
menggunakan enzim protase untuk melanjutkan pembuangan zat-zat bukan collagen
yang mungkin masih tersisa saat pengapuran seperti sisa-sisa akar bulu, sisa lemak,
dan zat lainnya yang tidak diperlukan. Semakin banyak sisa zat yang ada maka
semakin lama proses bating ini. Proses ini dilakukan dalam drum roller.
2.1.7 Pengasaman atau pickling.
Tahap ini dimaksudkan untuk mengasamkan kulit pada pH 3-3,5 namun kulit
harus dalam kondisi yang tidak bengkak, agar bisa menyesuaikan dengan pH bahan
penyamak yang akan dipakai nanti. Pickling ini juga dimaksudkan agar noda besi
karena Na2gS dalam pengapuran hilang hingga kulit putih bersih. Prosesnya terjadi
didalam drum roller.
2.2 Penyamakan (Tanning)
Penyamakan (Tanning) PT. Garut Makmur Perkasa menggunakan bahan
penyamakan mineral. Bahan kimia yang digunakan berupa 7% chrome B, 1% sodium
format. 3% sodium bicarbonate, 0,5% minyak sulfide. Cara memutar kulit dalam
drum yang terisi 80-1005 air dan 3-4% garam dapur selama 10-15 menit lalu
masukkan bahan krom. Juga bisa menggunakan tawas putih. Isi drum dengan 40-50%
air, 10% tawas putih dan 1-2% garam. Putar selama 2-3 jam lalu ditumpuk selama 1
jam. Keringkan selama 2-3 hari.

8
Gambar 5. Mesin Tanning
Penyamakan menggunakn chrome menghasilkan kulit wet blue (kulit berwarna
biru). Wet blue ini disimpan dan dimasukan kedalam Gudang. Dalam Gudang wet
blue dilakukan pegukuran yang disebut measuring tujuannya untuk mengetahui luas
kulit wet blue dengan ukuran persegi atau square feet. Selain itu, dilakukan seleksi
tujuannya untuk memisahkan kulit berdasarkan kualitas kulit wet blue. Sebelum
masuk ke proses shaving ,wet blue yang sudah di grade terlebih dahulu masuk ke
proses sammying. Proses sammying adalah proses pengurangan kadar air dalam kulit
wet blue agar pada waktu proses pengetaman atau shaving tidak licin. Kulit wet blue
yang sudah dikurangi kadar airnya selanjutnya ditimbang.

2.2.1 Shaving

Gambar 6. Mesin shaving

9
Pengetaman atau shaving merupakan suatu kegiatan yang membuat kulit
memiliki tingkat ketebalan yang sama pada bagian flesh-nya seseuai dengan sample
atau artikel yang diminta oleh costumer. Kulit wet blue setelah melalui berbagai
proses sebelumnya tentu memiliki ketebalan yang berbeda-beda.mesin Shaving
(mesin perata) yaitu kulit dimasukkan kedalam drum sebanyak tiga kali kemudian
diwarnai sesuai keinginan konsumen.

2.2.2 Trimming

Gambar 7. Mesin Trimming


Tujuan dari proses ini untuk merapikan bagian tepi-tepi kulit yang tidak
diperlukan. Setelah dirapikan bagian tepi, selanjutnya kulit ditimbang . Tujuannya
untuk mengetahui berat kulit yang akan dijadikan base on pada penimbangan bahan
kimia untuk proses selanjutnya.
2.2.3 Retainning

10
Gambar 8. Proses Retanning.
Proses penyamakan ulang yang bertujuan untuk penyempurnaan proses
penyamakan dan menciptakan karakter khusus pada setiap artikel kulit yang berbeda
yang berhubungan dengan kelemasan, kepadatan dan elongasi. Bahan kimia yang
digunakan 0,2% Sabun, 2% chrome, 2% sod. Format, 1% sod. Bicarbonat, 8%
syntan, 3% warna, 6% minyak, 2% asaam formiat. Setelah proses retanning selesai
dilakukan setting out tujuannya meratakan, membuka permukaan kulit dengan
menggunakan roll pisau tumpul yang berputar.
2.2.4 Draying

Gambar 9. Proses darying kulit

Sebelum kulit dijemur atau draying dilakukan vakum. Vakum yaitu proses
pengurangan kadar air yang masih ada dalam kulit segar kulit lebih cepat kering pada

11
saat proses penjemuran dan kulit akan semakin flat. Proses darying di PT. Garut
Makmur Perkasa dilakukan di halaman Gedung dengan memanfaatkan sinar
matahari.
Proses draying kulit dengan menggunakan sinar matahari kurang bagus,
karena bisa berpengaruh terhadap struktur dan kualitas kulit. lebih bagusnya di
simpan didalam ruangan terbuka dengan menggunakan gawangan dan biarkan kulit
kering oleh udara.
2.3 Penyelesaian akhir (finishing)
2.3.1 Stacking
Proses ini bertujuan untuk mengembalikan kelemasan kulit yang sesuai
dengan sample atau artikel weis-nya dengan cara di setting preasure bagian mesin
tersbut. Bagian stacking di PT. Garut Makmur Perkasa ada dua dua mesin tempat
pengerjaan. Tempat pertama untuk pelemasan kulit khusus untuk sabuk. Kulit sabuk
memiliki ukuran tebal yang lebih besar dibandingkan dengan kulit yang akan dibuat
untuk dompet atau tas. Terus pengerjaan kedua pelemasan kulit yang akan dijadikan
sebagai tas, sendal dan sepatu. Tentu saja mesin yang digunakan nya berbeda pula.

Gambar 10. Mesin stacking

2.3.2 Toggling

12
Gambar 11. Mesin Toggling
Tahap toggling adalah tahap yang dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan luas kulit secara maksimal dengan cara dipentang menggunakan suhu
tertentu. Kulit memiliki luas maksimal yang perlu didaptkan. Menggunakan mesin
toggling merupakan salah satu nya. Bagian toggling ditarik keluar, nanti bagian
toggling ini akan terliat seperti kawat ram. Kulit yang akan ditoglling di tempelkan di
bagian celah-celah ram toggling tadi, dengan menjepit bagian tepi-tepi kulit. Tujuan
dibentangkan ini ,agar kulit mendapatkan panas yang rata dan perataan kulit untuk
mendaptkan luas maksimal bisa didaptkan.
2.3.3 Buffing
Setelah kulit mendaptkan luas maksimalnya dengan toggling, selanjutnya kulit
diamplas atau disebutnya dengan buffing. Buffing merupakan proses yang bertujuan
untuk meratakan kulit baik bagian flesh maupun bagian nerf nya menggunakan
ukuran kertas amplas tertentu. Mesin yang digunakannya disebut mesin ampelas atau
mesin buffing. Permukaan kulit yang di ampelas akan memiliki permukaan yang rata
dan halus tidak terdapat nojolan pada permukaanya.
2.3.4 Dustbinder
Kulit yang melalui proses buffing akan mengandung sisa-sisa limbah dari
buffing yang menempel. Sisa-sisa ini berupa partikel atau serbuk kecil yang
menempel pada bagian tertentu kulit. Tentu saja hal ini perlu dibersihkan,
pembersihan dari sisa-sisa buffing disebut dengan proses dustbinder.

13
Mesin yang digunakan untuk proses ini mampu membersihkan sisa-sisa
buffing secara bersih. Kulit yang tidak memalui proses dustbinder akan berbeda
dengan melalui proses dustbinder. Dimulai dari kerataan, warna, dan kualitasnya.
Bersih dari sisa-sisa buffing mempermudah juga dalam proses pemberian efek atau
motif pada kulit.
2.3.5 Spray

Gambar 12. Mesin Spray

Spray bertjuan untuk mendaptkan karkter akhir kulitnya yang sesuai dengan
sample dengan tahapan dimulai dari base coat, seison coat , top coat, lax atau fixing.
Pemberian warna ini berdasarkan dengan permintaan konsumen dan sesuai dengan
produk yang akan dibuat dari bahan kulit. Bahan kimia yang digunakan berupa
penetrator, pigmen, resin, binder, filler, PU protein. Proses spray bisa dilakukan lebih
dari satu kali, bahkan bisa mencapi tiga kali. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan
karakter kuat pada kulit yang dihasilkan.
2.3.6 Embosing

14
Gambar 13. Mesin Embosing
Proses pembuatan pada motif kulit yang sudah di spray selanjutnya di
embosinng. Tujuannya untuk memberi efek atau motif pada bagian nerf kulit yang
diinginkan. Motif yang digunakan di PT. Garut Makmur Perkasa contohnya motif
pori, motif jeruk, serat kayu, buaya, ular dan sebagainya. Motif –motif ini dibuat
berdasarkan minat dan permintaan konsumen. Proses eembosing dilakukan sebanyak
dua kali. Pengulangannya dilakukan setelah pengulangan proses spray.
2.3.7 Measuring
Berfungsi untuk mengetahui jumlah luas kulit sebeum dikirim ke costumer
sebagai dasar jumlah pesanan, diukur berdasarkan ukuran lokal, nasional dan ukuran
internasional yang sesuai dengan permntaan costumer. Jumlah luas kulit ini berbeda
ukuran berbeda harga. Semakin luas ukuran semakin besar pula harga kulit jadinya.
Kulit yang sudah diukur selanjutnya di packing

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
PT. Garut Makmur Perkasa merupakan perusahaan industri yang bergerak
dibidang penyamakan kulit berlokasi di jalan Sudirman Garut Kota kabupaten Garut..
Proses penyamakan secara garis besar memalui tiga tahap , tahap pretanning

15
(beamhouse), proses tanning dan proses finishing dari setiap proses menggunakan
mesin dan bahan tambahan yang berbeda.
4.2 Saran
Tidak semua kulit yang disamak jenisnya dan tujuannya sama, ada yang dibuat
untuk sepatu, sendal, jaket ,dompet, gesper dan sebagainya. Tentu untuk membuat
prosuk tersebut digunakan kulit yang memiliki sifat fisik yang mendukung. PT. Garut
Makmur Perksa belum memiliki laboratorium atau ruangan khusus untuk menguji
sifat fisik pada kulit.

16
DAFTAR PUSTAKA

Saleh,E.2004. Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Diktat Kuliah.
Program Studi Produksi Ternak. Jurusan Fakultas Pertanian.Universitas
Sumatera Utara.
Wibowo, Hari. 2020. Diskusi Penyamakan Kulit. Pt. Garut Makmur Perkasa
Agusmita.(2001, 15 Januari). Cara Menulis Daftar Pustaka dari Internet. Dikutip 16
Januari 2020 dari Cara Menulis : http://caramenulisbuku.com/ cara-menulis-
daftar-pustaka-dari-internet/cara-menulis-daftar-pustaka-internet.htm.
Anonim. 2015. Proses Teknik dan Cara Penyamakan Kulit . Dikutip 16 Januari 2020
dari Agrinak. https://www.agrinak.com/2015/10/proses-teknik-dan-cara-
menyamak-kulit.html.
Rlita, Yuni. 2016. Proses Penyamakan Kulit. Diakses 11 Januari 2020 dari Sumbar
Prov. https://www.sumbarprov.go.id/details/news/7505.
LAMPIRAN
Poto Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai