Anda di halaman 1dari 7

PENYEMPURNAAN NON RESIN

I.
II.

III.

JUDUL

: Burn Out

TUJUAN
Mempelajari bagaimana mekanisme penyempurnaan Burn Out
pada kain T/C
DASAR TEORI
Burn Out
Burn out merupakan teknik penyempurnaan pengurangan berat dengan
cara membakar bahan tekstil campuran oleh bahan kimia, contohnya kain
campuran yaitu kain TC di bkar oleh asam sulfat . Pada kain TC bahan kapas
akan terbkar oleh asam sedangkan poliester tahan asam ,pengurangan berat
karena bahan kapas yang berkurang pada bahan campuran tersebut. Semakin
lama perendaman dan semakin tinggi konsentrasi asam maka semakin banyak
kapas yang terbakar.
Burn out biasanya digunakan untuk kain campuran sintetik/alam
(polyester kapas/rayon).
Faktor-faktor yang berpengaruh :
1)

2)

Komposisi campuran
Pada umumnya polyester kapas/rayon 65/35%. Makin besar
bagian selulosanya maka hasilnya akan semakin lembut.
Konstruksi kain
Ayaman : paling lembut, pelarutan serat paling data,
hasilnya lembut
Ayaman keper dan satin : pelarutan serat kurang rata hasilnya
kurang sempurna
Nomor dan TPI benang : dengan nomor rendah dan TPI rendah
mudah prosesnya
24

Tetal
3)

: makin rendah makin mudah prosesnya

Teknologi burn out :


- Printing, hasilnya tipis berdesain
- pencelupan, hasilnya rata, lembut

Serat Poliester
Serat poliester merupakan suatu polimer yang mengandung gugus ester
dan memiliki keteraturan struktur rantai yang menyebabkan rantai-rantai
mampu saling berdekatan, sehingga gaya antar rantai polimer poliester dapat
bekerja membentuk struktur yang teratur. Serat ini dibuat dari asam tereftalat
dan etilena glikol.

Gambar
1 Reaksi
pembentukan polyester

Sifat fisika Serat Poliester

Berat jenis polyester adalah 1,38 g/cm3.

Kekuatan tarik serat polyester sekitar 4.5 7.5 g/denier, sedangkan


mulurnya berkisar antara 25 % sampai 75 %.

Serat poliester berbentuk silinder dengan penampang melintang bulat.

Pada kondisi standar, yaitu RH 65 2 % dan suhu 20 oC 1 % moisture


regain serat polyester hanya 0.4 % sedangkan RH 100 % moisture
regainnya mencapai 0.6 % - 0.8 %
25

Derajat kristalinitas adalah faktor penting untuk serat poliester, karena


derajat kristalinitas serat sangat berpengaruh pada serap zat warna ,mulur,
kekuatan tarik, stabilitas dimensi serta sifat-sifat lainya.

Serat poliester tahan terhadap panas sampai pada suhu 220 oC, diatas suhu
ini akan mempengaruhi kekuatan, mulur, dan warnanya menjadi
kekuningan. Suhu 230-240 oC menyebabkan poliester melunak, suhu
260oC menyebabkan poliester meleleh.

Poliester memiliki sifat elastisitas yang baik dan ketahanan kusut yang
baik.

Sifat Kimia Serat Poliester


Poliester tahan asam lemah meskipun pada suhu mendidih, dan tahan
asam kuat dingin. Polieater tahan basa lemah tapi kurang tahan basa kuat.
Poliester tahan zat oksidator, alkohol, keton, sabun, dan zat-zat untuk
pencucian

kering.

Polieater

larut

dalam

meta-kresol

panas,

asam

trifouroasetat-orto-clorofenol.
Serat Polister-kapas
Tujuan pencampuran serat polyester-kapas adalah untuk memperbaiki
kekurangan yang dimiliki oleh masing-masing serat. Walaupun kain polyester
100% mempunyai sifat-sifat yang baik seperti kekuatan yang tinggi, ketahanan
gosokan, sifat-sifat cuci dan pakai serta ketahanan kusut yang baik, kainnya
masih dapat ditingkatkan sifat-sifatnya dengan mencampurkannya dengan
serat selulosa. Dengan adanya selulosa akan dihasilkan kain dengan sifat yang

26

lebih baik dalam pemakaian dan mengurangi elektrostatisnya, selain itu serat
selulosa memiliki sifat menyerap air cukup tinggi, sehingga dengan adanya
pencampuran kedua macam serat tersebut diharapkan sifat yang kurang dari
masing-masing serat dapat teratasi. Meskipun pencampuran kedua serat
tersebut menghasilkan perubahan sifat fisik, akan tetapi sifat kimia masingmasing serat tidak berubah, sehingga karakteristik pencelupannya.

ALAT DAN BAHAN


a. ALAT
Timbangan
Batang pengaduk
Gelas kimia 1000 ml
Gelas ukur 100 ml
Pipet ukur 10 ml
Frame
Pembakar bunsen
b. BAHAN
Asam sulfat
Na2SO3
Aquadest
Kain TC
IV.

PROSEDUR KERJA
a. Resep sistem Exhaust
Kain Teteron Cotton (T/C)
H2SO4 55 Be
waktu
:
20 menit
Suhu
:
Suhu kamar
b. Pengerjaan
Kain Teteron Cotton (T/C) ditimbang misalkan A gram.
Masukkan ke dalam H2SO4 55 Be selama 5 menit.
Angkat dan cuci bersih di bawah air mengalir.
Netralkan dengan menggunakan larutan Na2CO3 pH 8. Lalu cuci
lagi sampai bersih.
Keringkan
Timbang berat akhir, misalkan B gram.
c. Evaluasi
27

Hitung berat % BO
% BO = Berat Awal Berat Akhir x 100 %
Berat Awal

Pegangan
- Halus
- Lemas
Visual
V.

B.

- Putih kekuningan
- Kilau
DATA PENGAMATAN
A. Berat Awal
Berat kering awal
: gram
Berat kerng akhir
: gram

Konsenterasi H2SO4 55 Be
Pembuatan H2SO4 55oBe
M1 H2SO4 pekat = 65oBe
M2 H2SO4
= 55oBe
V1
H2SO4 pekat = . ml
V2
H2SO4
= 300 ml

V 1 M 1=V 2 M 2
V 1=

C.

V 2 . M 2 300 ml 55 o Be
=
=253.85 ml 254 ml
M1
65 o Be

% Berat BO
Berat Sebelum Burn Out
Berat awal PE/K
(65/35)= 1,55 gram
65

Berat awal PE
= 100
1,55 gram = 1,0075 gram
Berat awal Kapas

= 1,55 1,0075 = 0,5425 gram

Berat Setelah Burn Out


Berat ahir PE/K
(65/35)= 1,04 gram
Berat ahir Kapas
= 1.04 1,0075 = 0,0325 gram
BO Kapas=

Berat Awal KapasBerat Ahir Kapas


100
Berat Awal Kapas

BO Kapas=

0,54250,0325
100 =94.01
0,5425

BO=

Berat AwalBerat Ahir


100
Berat Awal
28

BO=

1,551,04
100 =32,90
1,55

D. Penilaian secara pegangan


Lebih lembut
Kain menjadi lebih ringan

VI.

HASIL
satandar

VII.

Hasil
praktikum

PEMBAHASAN
Semakin lama perendaman maka akan semakin banyak kapas yng terbakar
dalam kain TC

29

VIII.

KESIMPULAN
Hasil dari proses Burn Out adalah kain menjadi lebih ringan dibandingkan
sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Teknologi Pengelantangan, Pencelupan dan Pencapan, ITT Bandung.
Serat-serat Tekstil, ITT Bandung

30

Anda mungkin juga menyukai