Anda di halaman 1dari 12

BISNIS PLAN

Pembibitan Domba Garut (PEMBARUT)

“Diajukan Untuk Memenuhi Salahsatu Tugas Matakuliah KEWIRAUSAHAAN”

Oleh :
Atep Syahrul Amin 24032116106
Rafi Rabani 24032116115
Rizal Abdul Azis 24032116117

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana telah melimpahkan rahmat, dan kasih sayang-
Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah matakuliah
KEWIRAUSAHAAN dengan judul materi “BISNIS PLAN”dengan tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, kami sudah melakukan semaksimal mungkin dengan
upaya,kemampuan dan dukungan dari berbagai pihak. Walaupun sebenarnya banayk sekali
rintangan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namaun berkat dukungan yang
kuat dari berbagai pihak, maka semuanya dapat diatasi dan penyusunannya lancar. Untuk itu
kami ucapkan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini...

Akhirnya, penyusun sangat mengharapkan semoga makalah yang kami susun ini dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahun dan pemahaman dalam matkuliah
KEWIRAUSAHAAN, Sekian dan terimaksih.

Garut,15 Mei 2019

Penyusun.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................2

BAB II TEKNIS PELAKSANAAN .............................................................................3

2.1 Persiapan Pembibitan ...............................................................................................3

2.2 Cara Pembuatan ........................................................................................................4

2.3 Sasaran Penjualan .....................................................................................................5

2.4 Starategi Pemasaran ..................................................................................................5

BAB III PERMODALAN.............................................................................................7

3.1 Pemodalan Usaha TORAKUR .................................................................................7

BAB IV KEUNTUNGAN .............................................................................................8

4.1 Keuntungan Dalam Satu Kali Produksi ....................................................................8

4.2 Keutnungan Dalam Satu Tahun ................................................................................8

BAB V PENUTUPAN ...................................................................................................9

5.1 Kesimpulan ...............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peluang bisnis usaha pembibitan domba sangat terbuka lebar karena permintaan
bakalan domba untuk penggemukan hingga permintaan domba muda untuk kebutuhan
konsumsi semakin bertambah. Pembibitan domba juga sangat penting untuk menjaga
ketersediaan populasi domba. Kebutuhan protein hewani terus mengalami peningkatan
dari tahun ketahun, hal ini dikarenakan peningkatan penghasilan dan pengetahuan
masyarakat yang semakin baik akan pentingnya makanan bergizi. Kebutuhan ini dapat
dipenuhi dari hasil produk peternakan seperti daging, telur dan susu. Konsumsi daging
masyarakat Indonesia mencapai 7,1 kg per kapita per tahun dimana jumlah ini jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan konsumsi telur yang hanya 3,89 kg per kapita per tahun dan
kebutuhan susu sebesar 6,5 kg per kapita per tahun (Husodo, 2003).
Domba merupakan salah satu jenis ternak penghasil daging yang cukup potensial
untuk dikembangkan karena domba mudah beradaptasi dan perkembangbiakannya cepat
dimana seekor domba dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun dan sekali kelahiran dapat
menghasilkan 2-3 ekor anak. Di Indonesia ternak domba sebagian besar dipelihara oleh
para peternak rakyat di pedesaan dimana pemeliiharaannya masih dilakukan secara
tradisional. Pemeliharaan secara tradisional yang hanya diberi pakan rumput lapang saja
hanya dapat memenuhi kebutuhan hidup pokok saja dengan pertambahan bobot badan
yang relatif rendah 2-8 gram/ekor/hari. Selain itu ternak sangat rentan terhadap serangan
penyakit yang berakibat pada rendahnya produktivitas ternak.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas ternak domba ialah
dengan pembibitan domba. Usaha pembibitan domba juga bermanfaat untuk mencegah
pemotongan domba betina produktif seperti yang saat ini banyak terjadi. Selain itu, sarana
untuk terus menigkatkan mutu genetic domba Indonesia.

4
1.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana teknis pelaksanan binis Pembibitan Domba ?
- Bagaimana cara pemasarannya ?
- Berapa perkiraan keutungan yang didapat ?
1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui teknis pelaksanan bisnis Pembibitan Domba
- Untuk mengetahui cara pemasarannya
- Untuk mengetahui perkiraan keutungan yang didapat

5
BAB II
TEKNIS PELAKSANAAN
2.1 Persiapan Pembibitan

a. Mengubah mindset tentang usaha pembibitan domba


Masih sedikitnya peternak yang fokus pada usaha pembibitan domba disebabkan mindset
seseorang yang menganggap usaha pembibitan domba kurang menguntungkan dan
perputaran modalnya lama. Akibatnya, jauh lebih banyak yang memilih usaha pembesaran
atau penggemukan domba karena perputaran modalnya lebih cepat.

Usaha pembibitan domba memang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk satu
periodenya, yakni sekitar 8 bulan-mulai indukan hamil,melahirkan,hingga anakan lepas
sapih. Coba bandingkan dengan usaha pembesaran atau penggemukan domba yang hanya
membutuhkan waktu 2-4 bulan. Begitu juga dengan modal atau investasi yang dibutuhkan
pada awal usaha yang jauh lebih besar daripada modal untuk usaha penggemukan.

Sebenarnya, jika dijalankan dengan perhitungan dan manajemen usaha yang baik, pembibitan
domba tidak kalah menguntungkan dibandingkan dengan usaha penggemukan domba
b. Persiapan indukan dan pejantan
Agar anakan domba yang dihasilkan berkualitas, maka indukan dan pejantan yang
dikawinkan pun harus yang berkualitas unggul. Berikut ini beberapa cirri indukan pejantan
berkualitas.
1. Ciri indukan berkualitas
- Memiliki silsilah yang jelas. Hingga saat ini, masih sangat jarang peternak yang membuat
silsilah atau akta kelahiran domba. Bagi peternak yang memang fokus pada usaha pembibitan
sudah saatnya untuk membuatkan silsilah bagi setiap anak domba yang lahir.
- Berasal dari jenis domba pedaging unggulan, seperti domba garut atau ekor gemuk.
- Umur minimum 10 bulan. Meskipun sejak umur delapan bulan sudah bisa dikawinkan,
tetapi untuk hasil yang optimal sebaiknya indukan yang dipilih berumur minimum 10-12
bulan. Jenis domba local seperti domba ekor tipis atau domba lokal lainnya yang berukuran
kecil bisa dikawinkan saat umu 8-10 bulan. Namun, untuk jenis domba dengan tubuh lebih
besar seperti domba garut sebaiknya dikawinkan mulai umur 10-12 bulan.
- Sehat, tidak sakit, dan tidak pernah terserang penyakit.
- Postur tubuh proposional dan tidak terdapat cacat. Ambing cukup besar dan simetris,
putting susu dua buah dan normal, serta dada lebar dan kapasitas rongga perut besar
- Bobot minimum 25 kg untuk domba berukuran kecil maupun berukuran besar seperti
domba garut. Namun, jika benar-benar diarahkan sebagai usaha pembibitan untuk
meningkatkan kualitas genetik, bobot minimum indukan domba berukuran besar sekitar 30
kg. Sebaiknya tidak memilih domba yang bobotnya dibawah bobot minimum yang
disarankan, karena akan berpengaruh terhadap kualitas anakan yang dihasilkan.
Sistem pembibitan
Pembibitan domba dapat dilakukan secara ekstensif, semi intensif, dan intensif.
Pembibitan secara ekstensif dilakukan dengan cara menggembalakan indukan. Pembibitan
semi intensif dilakukan dengan mengandangkan indukan. Perkawinan pada kedua jenis
pembibitan ini dilakukan dengan cara kawin alami. Sementara itu pembibitan secara intensif
dilakukan dengan cara kawin suntik atau IB.

6
Pembibitan
Setelah mendapatkan indukan dan pejantan berkualitas, tahap selanjutnya dari usaha
pembibitan domba adalah melakukan perkawinan. Perlakuan ini diikuti dengan perawatan
indukan bunting, Proses melahirkan hingga perawatan anak dan indukan pasca melahirkan.
a. Perkawinan
Perkawinan indukan dan pejantan dilakukan secara alami di dalam kandang koloni dengan
menggunakan system pembibitan semi intensif. Dalam satu kandang koloni berisi 10 ekor
indukan dan 1 ekor pejantan. Dengan menggunakan system ini, pejantan akan otomatis
mengawini indukan yang birahi.
Pada usaha pembibitan domba, 1 ekor pejantan berkualitas dapat mengawini 50-60- ekor
betina dengan system perkawinan berseling, yaitu satu hari kawin dan satu hari tidak. Selama
masa perkawinan, indukan dan pejantan di beri pakan utama berupa rumput segar seperti
rumput gajah. Pakan hijauan diberikan 3-4 kali sehari, pada pagi, siang, dan sore hari. Jumlah
hijauan yang diberikan 10-15% dari bobot hidup per ekor per hari. Jadi jikan bobot indukan
atau pejantan 25 kg, jumlah rumput yang diberikan sekitar 2,5-3,75 kg/ekor/hari. Selain
rumput, indukan dan pejantan juga diberi pakan tambahan berupa konsentrat dengan
kandungan protein kasar 14-16%. Konsentrat diberikan sebanyak 1 % dari bobot hidup
/ekor/hari. Jika bobot indukan 25kg / ekor, maka jumlah konsentrat yang diberikan sebanyak
0,25 kg/ekor/hari. Selain itu, diberikan juga mineral blok yang digantung di kandang. Kondisi
mineral blok harus diperhatikan, sebaiknya tidak terlalu lembek agar tidak terus menerus
dijilat domba. Kondisi mineral blok seperti ini bisa menyebabkan keracunan. Disamping
pemberian pakan secara teratur air minum harus selalu tersedia. Sediakan air minum yang
bersih dan segar untuk domba agar terhindar dari berbagai bahan kimia berbahaya. Sumber
air biasannya berasal dari air tanah. Jangan lupa untuk mengganti air minum setiap hari.
Perawatan indukan bunting
Seleksi terhadap induk bunting dapat dilakukan dua bulan setelah perkawinan. Ternak
yang tidak bunting sebaiknya dikeluarkan dari kandang, lalu diikutkan kelompok lain untuk
perkawinan berikutnya. Tanda-tanda permulaan bunting sulit diketahui dengan pasti, tetapi
perubahan tingkah laku dapat diamati dan dijadikan pegangan. Domba betina yang sedang
bunting muda, gerak-geriknya agak tenang, tidak gelisah, tidak agresif lagi, nafsu makannya
meningkat, dan sering menjilat-jilat pintu kandang atau lantai. Jika sudah bunting, harus
segera dipisahkan dari domba lainnya, yaitu dimasukkan ke dalam kandang tersendiri.
Kambing yang bunting membutuhkan perawatan dan pakan yang lebih baik agar anak yang
dikandungnya dapat tumbuh sehat. Masa bunting domba berlangsung sekitar 150 hari. Pada
saat bunting muda, sebaiknya kambing dijaga dan dihindarkan dari hal-hal yang dapat
menyebabkan keguguran dan stres. Pada tiga minggu pertama belum terlihat pertumbuhan
kebuntingan yang nyata. Baru pada delapan minggu terakhir perut dan kelenjar ambing
terlihat membesar.
Domba yang sedang bunting perlu mendapat sinar matahari yang cukup setiap hari. Kandang
harus luas agar dapat bergerak leluasa dan kondisi tubuhnya selalu terjaga agar tetap sehat,
segar, dan kuat. Domba yang sedang bunting harus dihindarkan berkelahi dengan hewan lain,
jangan sampai terkena pukulan, terjatuh, atau dipaksa melakukan pekerjaan berat. Jika hal itu
terjadi, Domba akan stres dan keguguran.
Perawatan rutin selama pembibitan
Disamping pemberian pakan, air minum, dan vitamin, ada beberapa perawatan rutin
yang harus dilakukan selama proses pembibitan berlangsung. Jenis perawatan yang perlu

7
dilakukan diantaranya memandikan domba, mencukur bulu, memotong kuku dan
membersihkan kandang. Semua kegitan ini harus dilakukan agar usaha pembibitan dapat
berjalan lancer dan tidak mengalami hambatan berarti.
Proses melahirkan
Pengawasan terhadap indukan yang bunting harus dilakukan dengan cermat agar
ketika indukan menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan bisa diketahui sejak dini. Dengan
demikian, pengurus ternak bisa langsung memindahkan indukan ke kandang beranak.
Kelahiran normal sebaiknya berjalan sendiri tanpa bantuan manusia, agar kelahiran normal,
nutrisi menjelang dan selama bunting harus tercukupi. Selain itu indukan yang bunting juga
harus banyak bergerak, terutam menjelang beranak. Untu memberikan ruang gerak yang
leluasa terhadap indukan bunting sebaiknya jumlah indukan dalam satu kandang tidak terlalu
banyak, cukup 10 ekor indukan dan 1 ekor pejantan untuk luasan kandang 3 x 2 meter.
Indukan yang kekurangan nutrisi biasanya harus di beri pertolongan saat beranak.
Berdasarkan pengalaman , sebagian besar indukan yang saat di beli sudah bunting biasanya
akan membutuhkan pertolongan. Keadaan ini bisa di sebabkan karena factor, diantaranya
perawatan sebelumnya kurang memadai, kemungkinan indukan baru pertama bunting, atau
akibat posisi janin yang tidak normal.
Setelah anakan keluar, indukan biasanya akan menjilati lender yang menempel diseluruh
tubuh anakan, termasuk menjilati lender di bagian hidung sehingga tidak menghlangi jalan
napas . jika indukan tidak melakukannya , peternak harus mengelapnya menggunkan kain .
diawali dengan membersihkan lender di bagian hidung kemudian di seluruh tubuh . lakikan
hingga anakan domba menjadi kering.
PERAWATAN ANAKAN DAN INDUKAN
Perawatan Anakan
Setelah dilahirkan anakan harus mendapatkan asupan susuatau kolostrum dari
indukan. Secara alami, sekitar 30 menit hingga satu jam setelah dilahirkan anakan sudah
dapat berdiri dan menyusu kepada induknya. Asupan klostrum sangat penting untuk daya
tahan tubuh anak domba. Karena itu, jika indukan menolak, proses menyusi dibantu
dengan cara pegang indukan dan dekatkan kepada anak domba untuk menyusu. Kolostrum
akan habis dalam jangka waktu 3-4 hari. Selama masa pra sapih,anakan hanya mengonsumsi
ASI. Sejak dilahirkan hingga berumur 3 bulan, ankan domba diasuh oleh induknya.
Selanjutnya, anak domba siap dipisahkan dari induknya atau lepas sapih untuk di besarkan.
Anakan yang lepas sapih ini sudah bisa dijadikan bakalan untuk usaha penggemukan di
pertanakan sendiri, bakalan untuk calon indukan pada usaha pembibitan atau dijual.
PERAWATAN INDUKAN SELAMA MENYUSUI
Setelah anakan berumur 1 minggu, induk domba beserta anaknya bisa kembali dimasukkan
kandan perkawinan. Tujuannya agar indukan bisa dikawini kembali oleh pejantan sehingga
ketika anakan berumur 3 bulan diharapkan indukan sudah bunting kembali. Biasanya sudah
bunting satu bulan. System seperti ini dinilai efisien karena dalam kurun waktu dua tahun,
indukan bisa beranak 3 kali. Sementara itu , masa produktif optimal indukan mencapai 4
tahun.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan


1. Perkandangan
Kandang harus kuat sehingga dapat dipakai dalam waktu yang lama, ukuran
sesua dengan jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari pagi, ventilasi

8
kandang harus cukup dan terletak lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar
tidak kebanjiran. Atap kandang diusahakan dari bahan yang ringan dan
memiliki daya serap panas yang relatif kecil, misalnya dari atap
rumbia.Kandang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya, yaitu:
1. Kandang induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu ekor domba
membutuhkan luas kandang 1 x 1 m.
2. Kandang induk dan anaknya, tempat induk yang sedang menyusui
anaknya selama 3 bulan. Seekor induk domba memerlukan luas 1,5 x 1
m dan anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
3. Kandang pejantan, tempat domba jantan yang akan digunakan sebagai
pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak. Di dalam kandang domba
sebaiknya terdapat tempat makan, palung makanan dan minuman,
gudang makanan, tempat umbaran (tempat domba saat kandang
dibersihkan) dan tempat kotoran/kompos.

Tipe dan model kandang pada hakikatnya dapat dibedakan dalam 2 tipe, yaitu:

4. Tipe kandang Panggung


Tipe kandang ini memiliki kolong yang bermanfaat sebagai
penampung kotoran. Kolong digali dan dibuat lebih rendah daripada
permukaan tanah sehingga kotoran dan air kencingnya tidak
berceceran. Alas kandang terbuat dari kayu/bambu yang telah
diawetkan, Tinggi panggung dari tanah dibuat minimal 50 cm/2 m
untuk peternakan besar. Palung makanan harus dibuat rapat, agar
bahan makanan yang diberikan tidak tercecer keluar.
5. Tipe kandang Lemprak
Kandang tipe ini pada umumnya digunakan untuk usaha ternak domba
kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi dengan alas kayu, tetapi
ternak beralasan kotoran dan sisa-sisa hijauan pakan. Kandang tidak
dilengkapi dengan palung makanan, tetapi keranjang rumput yang
diletakkan diatas alas. Pemberian pakan sengaja berlebihan, agar dapat
hasil kotoran yang banyak. Kotoran akan dibongkar setelah sekitar 1-6
bulan.

Pemeliharaan

1. Sanitasi dan Tindakan Preventif


Sanitasi lingkungan dapat dilakukan dengan membersihkan kandang dan peralatan
dari sarang serangga dan hama. kandang terutama tempat pakan dan tempat minum
dicuci dan dikeringkan setiap hari. Perlu dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar
kandang. Kandang ternak dibersihkan seminggu sekali.
2. Pengontrolan Penyakit
Domba yang terserang penyakit dapat segera diobati dan dipisahkan dari yang sehat.
Lakukan pencegahan dengan menyuntikan vaksinasi pada domba-domba yang sehat.
3. Perawatan Ternak
Induk bunting diberi makanan yang baik dan teratur, ruang gerak yang lapang dan
dipisahkan dari domba lainnya. induk yang baru melahirkan diberi minum dan

9
makanan hijauan yang telah dicampurkan dengan makanan penguat lainnya. Selain
itu, induk domba harus dimandikan. Anak domba (Cempe) yang baru dilahirkan,
dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi. Cempe yang disapih perlu
diperhatikan. pakan yang berkualitas
dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg satu kali sehari.
Perawatan ternak dewasa meliputi:
1. Memandikan ternak secara rutin minimal seminggu sekali. dengan cara disikat
dan disabuni. pada pagi hari, kemudian dijemur dibawah sinar
matahari pagi.
2. Mencukur Bulu
Pencukuran bulu domba dengan gunting biasa/cukur ini. dilakukan minimal 6
bulan sekali dan disisakan guntingan bulu setebal kira-kira 0,5 cm.
Sebelumnya domba dimandikan sehingga bulu yang dihasilkan dapat
dijadikan bahan tekstil. Keempat kaki domba diikat agar tidak lari pada saat
dicukur. Pencukuran dimulai dari bagian perut kedepan dan searah dengan
punggung domba.
3. Merawat dan Memotong Kuku
Pemotongan kuku domba dipotong 4 bulan sekali dengan golok, pahat kayu,
pisau rantan, pisau kuku atau gunting.
4. Pemberian Pakan
Zat gizi makanan yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia dalam
jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
Bahan pakan untuk domba pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai
berikut:

1. Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala, brachiaria, raja,


meksiko dan rumput alam.
2. Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal daun kacang
tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan
siratro.
3. Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap, daun
kembang sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon,
daun ketela rambat dan daun beringin.
4. Golongan Makanan Penguat (Konsentrat), seperti dedak, jagung karing, garam
dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu, ampas kecap
dan biji kapas.

· Pemberian Vaksinasi dan Obat


Pemberian vaksinasi dapat dilakukan setiap enam bulan sekali vaksinasi dapat dilakukan
dengan menyuntikan obat kedalam tubuh domba. Vaksinasi mulai dilakukan pada anak
domba (cempe) bila telah berusia 1 bulan, selanjutnya diulangi pada usia 2-3 bulan.
Vaksinasi yang biasa diberikan adalah jenis vaksin Spora (Max Sterne), Serum anti anthrax,
vaksin AE, dan Vaksin SE (Septichaemia Epizootica).
· Pemeliharaan Kandang
Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan kotoran domba menimal satu minggu sekali,
membuang kotoran ke tempat penampungan limbah, membersihkan lantai atau alas,
penyemprotan dan pengapuran kandang untuk disinfektan.

10
MENIGKATKAN KUALITAS DOMBA MELALUI PERKAWINAN SILANG
Untuk menigkatkan kualitas domba yang dihasilkan perkawinan silang antara domba ekor
gemuk dan domba garut . perkawinan silang ini dilakukan antara indukan domba ekor gemuk
dan pejantan domba garut dengan tujuan untuk menghasilkan domba yang memiliki postur
tubuh dan pertumbuhan yang baik. Domba memiliki pertumbuhan badan menyamping dan
memanjang, tidak miniggi dan memanjang seperti kambing. Ada perbedaan antara
pertumbuhan domba ekor gemuk dan domba garut. Domba ekor gemuk memiliki
pertumbuhan badan optimal dari perut hingga tubuh bagian belakang. Sementara itu,
pertumbuhan optimal domba garut dari dada hingga tubuh bagian depan. Itulah alasanya
adanya perkawinan silang untuk menigkatkan mutu genetik, dan diharapkan akan
memperoleh anakan domba dengan pertumbuhan badan yang optimal mulai bagian depan
hingga pada bagian belakang. Kelebihan dari sisi lain ini adalah diperolehnya anakan jantan
yang bertanduk, sehingga harga jual lebih tinggi karena disukai konsumen.
Perkawinan silang antara domba ekor gemuk dan domba garut biasanya dilakukan secara
alami. Pasalanya domba garut memiliki stamina yang cukup kuat, sehingga cocok untuk
perkawinan secara alami. Satu ekor pejantan domba garut berkualitas dapat digunakan untuk
mengawini hingga 60 ekor domba ekor gemuk.
Analisis usaha pembibitan domba
Asumsi
1. Pembibitan dilakukan secara alami (semi-intensif). Dilakukan dengan mengawinkan
dengan indukan dan pejantan dalam kandang koloni
2. Indukan yang digunakan adalah domba ekor gemuk. Pejantan yang digunakan domba garut.
3. Jumlah indukan 100 ekor dan pejantan 10 ekor, dengan bobot rata-rata 25 kg/ekor.
4. Masa pakai kandang selama 8 tahun (96 bulan/ 12 periode pembibitan).
5. Masa pakai alat dan perlengkapan selama 3 tahun (36 bulan atau 4,5 periode)
6. 1 periode panen selama 8 bulan (5 bulan bunting, 3 bulan menyusui.
7. Penjualan anakan dilakukan setelah anakan berumur 3bulan atau sudah lepas sapih
8. Tenaga kerja dilakukan sendiri oleh peternak. Biaya tenaga kerja untuk mencari pakan
dimasukkan ke komponen biaya pakan.
Analisa usaha
Biaya investasi
no nama barang volume Satuan harga
1 pembuatan kandang Rp 22,000,000.00
2 alat dan perlengkapan Rp 2,000,000.00
3 pembelian indukan 100 Rp 1,000,000.00 Rp 100,000,000.00
4 pembelian pejantan 10 Rp 2,000,000.00 Rp 20,000,000.00
5 total investasi Rp 144,000,000.00

Biaya operasional perperiode


Biaya tetap
biya operasional perperiode
pembibitan
no biya tetap
1 penyusutan kandang 1 / 12 Rp 22,000,000.00 Rp 1,830,000.00

11
penyustan alat dan
2 perlengkapan 1 / 4,5 Rp 2,000,000.00 Rp 444,000.00
Total Rp 2,274,000.00

biaya variable
1 Hijauan 450/ekor/hari Rp 11,880,000.00
2 Konsentrat 450/ ekor/hari Rp 11,800,000.00
3 obat obatan Rp 1,100,000.00
total biaya variable Rp 25,860,000.00
total biaya operasional Rp 28,134,000.00

Asumsi untuk hijauan dan konsentrat


110 ekor x 30 x 2,5 kg x x bulan
110 ekor x 30 x 250 gram x x bulan

Penerimaan per periode


Penjualan anakan jantan 50 x 500.000/ekor Rp. 25.000.000
penjualan anakan betina 50 x 350.000/ekor Rp. 17.500.000
penjualan kotoran 1kg/ekor x110x 30 hri x 8 bulan x RP 100/kg Rp. 2.640.000
total penerimaan per periode Rp. 45.140.000
keterangan
) perbandingan anakan jantan dan betina yang dihasilkan dalam pembibitan 50 : 50
) rata-rata jumlah anakan yang dihasilkan indukan per periode pembibitan.
) tingkat keberhasilan hidup anakan hasil pembibitan atau mortalitas sebesar 15 %.
Keuntungan
Keuntungan per periode = total penerimaan – total biaya operasional
= Rp. 45.140.000 – Rp. 28.134.000
= Rp. 17.006.000
Keuntungan perbulan = Rp. 17,006,000/ 8 bulan
= Rp. 2.125.750
Pay back period
Titik modal atau titik impas adalah perbandingan antara total investasi dengan keuntungan
yang diperoleh.
=(Total investasi : keuntungan perbulan) x 1 bulan
=(Rp. 144.000.000 : Rp. 1.992.900) x 1 bulan
=73 bulan

12

Anda mungkin juga menyukai