Anda di halaman 1dari 23

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, domba telah lama dipelihara di pedesaan. Akan tetapi

peranan domba dan kambing sampai saat ini belum banyak berarti, baik sebagai

sumber daging maupun sumber air susu. Hal ini terjadi karena usaha peternakan

domba dan kambing masih sederhana dengan jumlah pemilikan sedikit dan masih

merupakan usaha sampingan dan sebagai tabungan. Sebenarnya ternak domba dan

kambing mempunyai potensi dan prospek yang cukup besar untuk berkembang,

karena termasuk ternak yang mempunyai adaptasi cukup tinggi, disamping modal

yang diperlukan relatif sedikit.

Pengembangan peternakan berkaitan dengan peningkatan pendapatan.

Pendapatan yang meningkat dari suatu usaha peternakan akan memberikan

motivasi untuk berusaha lebih baik. Sukses dan gagalnya suatu usaha peternakan

sangat dipengaruhi oleh kemampuan ternaknya berproduksi dan harga input

produksi serta output yang dihasilkan. Keadaan tersebut erat kaitannya dengan

kemampuan peternak dalam mengelola usahanya dan tingkat keuntungan

maksimum yang dicapainya. Peternak dengan jumlah ternak pemilikan yang

banyak, mempunyai kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.

Jumlah pemilikan ternak yang lebih banyak umumnya akan lebih efisien dalam

hal tenaga kerja dan biaya produksi.

Suatu usaha agribisnis seperti peternakan harus mempunyai tujuan yang

berguna sebagai evaluasi kegiatan yang dilakukan selama beternak. Contoh tujuan

peternakan yaitu tujuan komersial sebagai cara memperoleh keuntungan. Bila


2

tujuan ini yang ditetapkan, maka segala prinsip ekonomi perusahaan, ekonomi

mikro dan makro, konsep manajemen harus diterapkan saat ini. karena tuntutan

kebutuhan informasi maka system informasi juga sangat menunjang kegiatan

bisnis agar dapat meningkatkan pendapatan dalam penjualan sapi, yaitu salah

satunya dengan cara pemasaran, baik pemasaran yang sifatnya tradisional maupun

secara modern (online).

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apa pengertian dan tujuan dari pemasaran.

2. Apa saja aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemasaran domba.

3. Bagaimana sistem dan hambatan pada pemasaran domba.

1.3 Maksud dan Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan tujuan dari pemasaran.

2. Mengetahui aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemasaran

domba.

3. Mengetahui sistem dan hambatan pada pemasaran domba.


3

II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Tujuan Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh

perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk

mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena

pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung

berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan

sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler

(2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran

untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan

kebutuhan dan keinginan manusia. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan

pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan.

Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem

keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang

memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Tujuan dari pemasaran yaitu : memenuhi kebutuhan pelanggan, memenuhi

keinginan pelanggan, memenuhi harapan pelanggan.

Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran

merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang

diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk

memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau

transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan


4

kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen.

Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang

ditawarkan tersebut. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan,

harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya

bertujuan untuk memperoleh laba.

2.2 Aspek-aspek yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemasaran Domba

2.2.1 Aspek Pasar

1. Permintaan Domba

Permintaan merupakan sejumlah produk yang dibeli atau diminta pada

suatu harga dan waktu tertentu. Umumnya pasokan domba masih terfokus

memenuhi kebutuhan hewan qurban Idul Adha, aqiqah, serta konsumsi daging

potong untuk sate dan gule. Ada beberapa hal yang mempengaruhi permintaan

domba seperti prilaku konsumen, dan hari-hari besar nasional maupun

keagamaan. Konsumen yang menjadi pelanggan atau pembeli domba pada

kebanyakan dari kalangan pengusaha rumah makan yang menyediakan olahan

makanan berbahan baku daging domba seperti pedagang sate domba, sop daging

domba, dan lain-lain. Semakin terbuka lebar peluang usaha rumah makan sate

domba maka permintaan terhadap domba akan semakin meningkat.

Selain konsumen yang berasal dari kalangan pengusaha rumah makan,

konsumen daging domba juga berasal dari masyarakat setempat. Dimana

permintaan masyarakat akan semakin tinggi pada saat Hari Raya Idul Adha karena

dibutuhkan domba dalam jumlah banyak untuk qurban.

2. Penawaran Domba

Penawaran adalah sejumlah produk yang dijual atau ditawarkan pada suatu

harga dan waktu tertentu. Penawaran domba dipengaruhi oleh biaya produksi dan
5

perubahan harga yang terjadi dipasaran. Biaya produksi dapat mempengaruhi

tingkat penawaran, karena jika biaya produksi yang digunakan semakin besar

maka harga yang ditawarkan akan semakin tinggi dan berimplikasi pada

keinginan untuk mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan ternak domba.

Perubahan harga domba pada tingkat pasar akan menyebabkan perubahan pada

tingkat penawaran domba ditingkat produsen. Dalam ilmu ekonomi dasar, jumlah

produk yang ditawarkan berbanding lurus dengan harga artinya jika harga naik

maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan naik dan sebaliknya jika harga

turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang.

3. Struktur Pasar Domba

Pasar domba termasuk pada pasar persaingan sempurna. Hal ini

disebabkan oleh pasar tersebut memiliki kesamaan ciri pasar persaingan sempurna

seperti produk yang dijual homogen, terdiri atas banyak penjual dan pembeli,

setiap penjual mempunyai kebebasan untuk keluar dan masuk ke dalam pasar,

pembeli dan penjual mempunyai informasi yang lengkap tentang pasar, struktur

harga dan kualitas barang.

Barang yang dijual bersifat homogen memiliki pengertian bahwa dalam pasar

produk yang dijual semua sama yaitu domba. Pada pasar domba banyak penjual

yang menawarkan produk yang sama dan begitu juga dengan konsumen yang

membeli di pasar domba tersebut. Asumsi banyak penjual dan homogenitas

produk menyatakan secara tidak langsung bahwa kelompok tani tidak mampu

mempengaruhi harga pasar, karena kelompok tani pada pasar persaingan

sempurna merupakan price taker yang hanya menerima harga jual yang telah

ditentukan oleh pasar. Dalam pasar persaingan sempurna kelompok tani dapat

bertindak sebagai price taker, dengan alasan bahwa apabila kelompok tani
6

menetapkan harga domba lebih tinggi daripada harga pasar maka banyak

pelanggan yang beralih ke penjual lain. Sebaliknya apabila kelompok tani

menetapkan harga domba di bawah harga pasar yang berlaku maka kelompok tani

dapat menderita kerugian karena pada harga pasar yang berlakupun semua domba

dapat terjual.

4. Penetapan Harga Domba

Dalam penetapan harga jual ada beberapa dasar penentuan harga jual

yaitu, Cost Oriented Pricing, Demand Oriented Pricing, Competition Oriented

Pricing. Cost Oriented Pricing adalah penentuan harga jual berdasarkan biaya

produksi diantaranya biaya variabel, biaya differensial (marginal), biaya penuh,

biaya konversi, dan biaya langsung. Sedangkan biaya Demand Oriented Pricing

adalah penetapan harga jual berdasarkan pada banyaknya permintaan (Price

Taker) pada pasar persaingan sempurna. Kemudian Competition Oriented Pricing

adalah penetapan harga jual berdasarkan pada harga pesaing. Penetapan harga ini

dapat ditetapkan dalam 3 kebijakan yaitu sama dengan harga pesaing, dibawah

harga pesaing atau diatas harga pesaing.

5. Strategi Pemasaran Domba

Dalam strategi pemasaran, yaitu 4P (Product, Price, Place, Promotion)

dapat dijelaskan dalam penjabaran berikut. Strategi pemasaran yang pertama

yaitu Product (Produk). Produk yang dihasilkan dari peternak domba biasanya

adalah domba hasil pembesaran yang dapat berupa domba hidup maupun domba

potong. Pembesaran domba dilakukan selama 3-4 bulan dari umur domba bibit

yaitu 8 bulan. Untuk domba hidup memiliki kriteria yaitu sehat, bulunya telah

dipotong sehingga domba postur tubuh domba terlihat jelas, apakah domba

tersebut gemuk dikarenakan bulu yang tebal atau domba tersebut benar-benar
7

memiliki postur tubuh yang gemuk, kemudian bobot domba yaitu 50-80 kg per

ekor. Untuk produk domba potong, produk ini biasanya merupakan pesanan dari

konsumen-konsumen tertentu, misalnya untuk aqiqah ataupun untuk rumah

makan sate.

Strategi pemasaran yang kedua yaitu price. Domba yang dijual dapat

berupa domba hidup maupun domba potong. Harga yang ditetapkan untuk domba

hidup jantan yaitu Rp 60.000,00 Rp 65.000,00 per kilogram, betina Rp

35.000,00 Rp 45.000,00 per kilogram. Harga ini biasanya terjadi pada saat

penjualan di hari biasa. Sedangkan pada saat hari besar keagamaan, harga tersebut

naik menjadi Rp 75.000,00 - Rp 90.000,00 per kilogram. Sedangkan, domba

potong dijual pada kisaran harga Rp 110.000,00 125.000,00 per kilogram.

Selanjutnya yaitu strategi pemasaran yang ketiga yaitu Place (Lokasi).

Lokasi pemasaran yang tidak jauh dari daerah konsumen (strategis) menjadi salah

satu faktor yang dapat mempengaruhi pemasaran domba. Strategi pemasaran yang

terakhir yaitu Promotion (Promosi). Promosi yang dilakukan dapat dilakukan

secara mulut ke mulut, iklan seperti di brosur, pamflet ataupun iklan baris di koran

dengan mencantumkan nomor telepon dan alamat peternakan.

2.2.2 Aspek Teknis

1. Lokasi Bisnis

Lokasi bisnis yakni dimana suatu bisnis akan dilaksanakan baik untuk

pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. Lokasi

peternakan ini berada di daerah dekat penghasil input (bibit domba) dan

pemasaran.
8

2. Skala Operasi

Skala operasi yang ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala

ekonomis. Skala operasi dari peternakan ini tergolong pada skala besar. Hal ini

ditunjukkan dari terbentuknya kelompok tani ini yang berasal dari gabungan

peternak-peternak domba. Sehingga dapat menghasilkan output produksi dengan

kapasitas lebih dari 500 ekor domba dan dengan luas lahan sekitar 300 m2.

3. Kriteria Pemilihan Mesin dan Equipment

Pemilihan alat produksi pada peternakan ini sudah tepat karena dipilih

sesuai kegunaannya. Misalnya, mobil pengangkut domba, motor atau mobil

pengangkut rumput, mesin pencacah rumput, dan lain-lain. Dengan pemilihan alat

produksi yang tepat ini, maka produksi peternakan ini dapat berjalan dengan

lancar.

2.2.3 Aspek Manajemen dan Hukum

1. Aspek Manajemen

Kegiatan usaha yang telah dinyatakan layak untuk dikembangkan tentu

tidak terlepas dari adanya peran manajemen untuk keberhasilan dari usaha

tersebut. Bagaimanapun baiknya prospek dari kegiatan usaha yang dilaksanakan,

apabila tidak didukung oleh manajemen yang baik akan menimbulkan atau

mengalami kegagalan pada masalah tersebut. Tugas-tugas tersebut menyangkut

dengan fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisaasian, pengadaan

tenaga kerja, pengarahan pekerjaan dan pengawasan.

a. Kebutuhan Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja)

Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam manajemen,

karena dengan penggunaan sumber daya manusia yang baik maka kegiatan usaha

tersebut dapat berjalan dengan baik pula. Tidak hanya sumber daya manusia yang
9

berkualifikasi baik, tentunya sumber daya manusia sebagai tenaga kerja pun harus

dikelola dengan sebaik-baiknya agar penggunaanya dapat efisien.

b. Struktur Organisasi

Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pembentukan struktur organisasi

adalah bentuk kegiatan dan cara pengelolaan dari kegiatan usaha yang telah

direncanakan secara efisien. Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah

ditentukan secara teknis maka berdasarkan pada kegiatan itu pula disusun bentuk

struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan

pembesaran ternak domba. Ketua kelompok memegang peranan penting dalam

memimpin kegiatan usaha yang dilakukan. Peran ketua kelompok sangat

dibutuhkan dalam suatu organisasi, selain sebagai pemberi tugas pada setiap

anggota kelompoknya ketua juga memiliki tanggungjawab yang besar terhadap

setiap keputusan yang diambilnya. Apabila seorang ketua kelompok berhalangan

hadir dapat digantikan oleh seorang wakilnya. Fungsi dari adanya wakil ketua

memberi manfaat tersendiri bagi kelompok, dimana wakil ketua dapat membantu

setiap permasalahan yang dihadapi kelompok dalam hal pengambilan keputusan

dan musyawarah anggota kelompok. Organisasi akan berjalan apabila didukung

dengan adanya kerjasama yang baik antar pengurus organisasi itu sendiri. Selain

ketua dan wakil ketua, organisasi juga membutuhkan sekretaris dan bendahara

serta seksi-seksi pada setiap bidangnya sehingga organisasi tersebut dapat berjalan

dengan baik dalam menjalankan program-program kerja yang telah ditetapkan.

Pengurus organisasi bertanggungjawab atas anggotanya, struktur pengurusan

organisasi pun dibimbing dan dibina serta dilindungi oleh Kepala Desa dan

Penyuluh.
10

2. Aspek Hukum

Aspek hukum mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan

digunakan dan mempelajari jaminan-jaminan yang bisa disediakan bila akan

menggunakan sumber dana yang pinjaman berbagai akta, sertifikat dan izin.

Proses perijinan dilakukan dengan mengajukan proposal ke Departemen Pertanian

yang disetujui oleh aparat desa setempat, yang kemudian diajukan ke Departemen

Pertanian. Selanjutnya diverifikasi dan akhirnya mendapatkan sertifikat kelompok

tani.

2.2.4 Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya

Dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya yang akan dinilai adalah

seberapa besar bisnis mempunyai dampak sosial, ekonomi, dan budaya terhadap

masyarakat keseluruhan. Pada usaha pembesaran domba aspek sosial yang

ditimbulkan oleh usaha ini yaitu penambahan kesempatan kerja bagi maasyrakat

yang tidak memiliki pekerjaan sehingga pengangguran berkurang. Selain

kesempatan kerja, pengaruh usaha pembesaran domba terhadap lingkungan sekitar

lokasi usaha yaitu adanya perbaikan jalan di gang-gang masyarakat sekitar.

Dari aspek ekonomi usaha pembesaran domba dapat memberikan peluang

peningkatan pendapatan masyarakat, masyarakat yang bekerja pada usaha

peternakan domba akan memperoleh pendapatan, dengan adanya pendapatan

tersebut maka tingkat pembelian masyrakat untuk kebutuhannya akan semakin

meningkat dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Perubahan dalam teknologi

atau peralatan teknis dalam usaha dapat secara budaya mengubah jenis pekerjaan

yang dilakukan oleh masyarakat sehingga mengakibatkan tenaga kerja kehilangan

pekerjaan. Akan tetapi pada usaha pembesaran domba aspek budaya tidak begitu

berpengaruh terhadap masyarakat atau tenaga kerja karena pada pembesaran


11

domba dibutuhkan pekerja ataupun orang yang merawat domba-domba tersebut.

Perawatan, pemberian pakan dan pembersihan kandang dilakukan oleh tenaga

kerja secara tradisional sehingga pekerja sangat dibutuhkan untuk usaha ini.

2.2.5 Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan merupakan aspek yang mempelajari bagaimana

pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan, apakah dengan adanya bisnis

menciptakan lingkungan semakin baik atau semakin rusak. Pertimbangan tentang

sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan

menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan

bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan. Pada usaha

pembesaran domba, limbah yang dihasilkan adalah kotoran domba itu sendiri

yang dapat menyebabkan pencemaran pada lingkungan yaitu bau yang menyengat

sehingga akan mencemari udara di sekitarnya. Akan tetapi limbah ini

dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kompos sehingga pencemaran lingkungan

seperti pencemaran udara yang ditimbulkan dari kotoran domba tersebut dapat

diatasi. Kotoran domba yang ada di kandang domba dibersihkan setiap hari,

kemudian dikemas dengan memasukkannya ke dalam karung dan disimpan di

gudang.

2.2.6 Aspek Finansial

1. Penyusunan Cash Flow Bisnis Pembesaran Domba

Penerimaan dan pengeluaran dalam bisnis pembesaran domba merupakan

komponen yang sangat penting untuk melihat aktivitas yang berlangsung pada

bisnis tersebut. Aliran penerimaan dan pengeluaran tersebut dikenal dengan istilah

aliran kas (cash flow). Cash flow disusun untuk menunjukkan perubahan kas

selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas
12

tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-

penggunaannnya.

a. Biaya Investasi

Biaya investasi pada bisnis pembesaran domba adalah biaya yang

dikeluarkan satu kali untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara

ekonomis kegiatan bisnis itu tidak menguntungkan lagi. Biaya yang dikeluarkan

untuk investasi tersebut adalah tanah, kandang, gedung, mobil pengangkut domba,

motor pakan, sabit, ember, skop.

b. Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan semua biaya produksi, pemeliharaan dan

lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk menghasilkan produksi yang

digunakan setiap produksi dalam satu periode kegiatan produksi. Biaya

operasional pada bisnis pembesaran domba terdiri dari dua komponen utama yaitu

biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya

selaras dengan perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun. Pada bisnis

pembesaran domba yang termasuk biaya variabel adalah bibit domba, rumput,

konsentrat, obat-obatan, bahan bakar minyak (BBM), air, beban listrik, upah

tenaga kerja, dan telepon. Sedangkan biaya tetap yang merupakan biaya yang

jumlahnya tidak berpengaruh oleh perkembangan jumlah produksi atau penjualan

dalam satu tahun.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah total penerimaan pengeluaran dan kondisi

keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu tahun akuntansi atau

produksi. Laporan laba/rugi pada bisnis domba menggambarkan kinerja suatu

bisnis tersebut dalam upaya mencapai tujuannya selama periode tertentu.


13

2.3 Sistem dan Hambatan Pada Pemasaran Domba

1. Sistem Pemasaran Domba

a. Untuk domba pembibitan :

Usahakan menjual ternak tidak terlalu muda (cempe) atau sesuai

dengan rencana, yaitu umur lepas sapih (3 bulan).

Pastikan bahwa ternak yang akan dijual dalam kondisi sehat (tidak

mengidap penyakit).

Sebelum menjual sebaiknya mempelajari situasi pasar untuk melihat

tingkat penawaran dan permintaan. Dalam jumlah banyak

(berkelompok) lebih baik menghubungi pedagang, sehingga dapat

meningkatkan posisi tawar dan memperpendek rantai pasar.

b. Untuk domba penggemukan

Pastikan bahwa ternak telah mencapai bobot badan tertentu (sesuai

selera konsumen) dengan cara menimbang ternak.

Usahakan menjalin hubungan dengan pedagang atau jagal untuk

mendapatkan informasi harga dan situasi pasar (penawaran dan

permintaan)

c. Hasil produsi ternak domba dapat dijual melalui berbagai cara, yaitu:

Secara langsung kepada pengguna/konsumen atau melalui pelaku pasar

(blantik).

Menjual langsung kepada konsumen, merupakan cara terbaik karena

seluruh nilai jual bisa diterima oleh petani ternak.

Menjual ternak melalui blantik desa, cara ini lebih efektif karena dapat

dilakukan sewaktu - waktu, tanpa membuang waktu dan biaya,tetapi

nilai jual yang diperoleh lebih rendah sedikit.


14

Menjual ternak ke pasar hewan, peternak bebas memilih pembeli tetap

memerlukan waktu dan biaya transportasi.

Menjual ternak kepada jagal, cara ini dapat dilakukan dengan

berlangganan sehingga dapat berlanjut/ berkesinambungan.

Sebaiknya menjual ternak secara berkelompok, serta produksi ternak

diatur dan sesuaikan jumlahnya dengan kebutuhan pasar.

2. Hambatan Dalam Pemasaran Domba

Pengembangan domba sebagai salah satu ternak potong masih banyak

mengalami hambatan karena pemeliharaan domba masih dilakukan secara

tradisional. Selain itu, hambatan lainnya dalam pemasaran domba adalah

image/ pandangan dari masyarakat sendiri terhadap domba negatif sehingga

pemasaran mengalami penurunan, kesalahan dalam perencanaan awal,

pemikiran konsumen akan daging domba yang tinggi kolesterol, kegagalan

melakukan riset pasar, banyaknya pendatang baru, persaingan produk

pengganti, tawar menawar pembeli dan tawar menawar pemasok.


15

IV

KESIMPULAN

1. Pengertian pemasaran yaitu usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-

rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan

keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui

proses pertukaran atau transaksi. Tujuan pemasaran yaitu memenuhi

kebutuhan pelanggan, memenuhi keinginan pelanggan, memenuhi harapan

pelanggan.

2. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemasaran domba diantaranya :

Aspek Pasar (permintaan domba, penawaran domba, struktur pasar domba,

penetapan harga domba, strategi pemasaran domba), Aspek Teknis (lokasi

bisnis, skala operasi, kriteria pemilihan mesin dan equipment), Aspek

Manajemen dan Hukum, Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya, Aspek

Lingkungan, Aspek Finansial.

3. Sistem pemasaran domba dapat dibedakan untuk domba pembibitan, untuk

domba penggemukan, dan untuk hasil produksi. Hambatan dalam pemasaran

domba yaitu masih banyak mengalami hambatan karena pemeliharaan domba

masih dilakukan secara tradisional, image atau pandangan dari masyarakat

sendiri terhadap domba negatif, kesalahan dalam perencanaan awal, pemikiran

konsumen akan daging domba yang tinggi kolesterol, kegagalan melakukan

riset pasar, banyaknya pendatang baru, persaingan produk pengganti, tawar

menawar pembeli dan tawar menawar pemasok.


16

DAFTAR PUSTAKA

Hardiansah. 2013. Mata Rantai Perdagangan Domba. http://www.saungdomba.


com/artikel-domba-garut/299-mata-rantai-perdagangan-domba (Diakses
29 April 2017).

Ibrahim, HMY. 1998. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta. http://enter
andri.multiply.com/journal/item/6 (Diakses 29 April 2017).

Karyanto. W. Dan A. Priyanti. 1997. Kajian Ekonomi Usaha Peternakan Domba


di Indonesia. Makalah dalam Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner
di Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis,


Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.

Nisa. 2012. Studi Kelayakan Bisnis Pembesaran Domba. http://nisashare. Blog


spot.co.id/2012/02/studi-kelayakan-bisnis-pembesaran-domba.html
(Diakses 29 April 2017).

Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor.


DepartemenAgribisnis FEM-IPB.

Sasongko, T. H. 2006. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Peternakan


Kambing dan Domba Pada MT Farm, Ciampea, Bogor. Skripsi. Program
Studi Manajemen Agribisnis. IPB. Bogor.

Setiadi, dkk. 2006. Sukses Beternak Kambing dan Domba. Jakarta: Papas Sinar
Sinanti.

Soedjana. T. D. 1993. Economics of Raising Small Ruminants. Prosiding:


Small Ruminant Production in the Humid Tropics. P.336-387. Sebelas
Maret University Press. Surakarta.

Stanton, W.J. 1978. Fundamentals of Marketing, 5th Ed. Tokyo: Kogakusha,


McGraw-Hill Book Company.

Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern, Liberty,


Yogyakarta.
17

LAMPIRAN HASIL DISKUSI

1. Fauziah 200110150012

- Pertanyaan : Bisakah pemasaran domba dengan menggunakan pemasaran

online?

- Jawaban : Bisa, dengan pemasaran menggunakan sistem online tentunya

akan makin memperluas area pemasaran domba. Namun bila menggunakan

sistem online, apabila ada pemesanan dari daerah yang jauh kita harus

menggunakan jasa pengiriman barang, yang tentunya akan dikenai biaya

pengiriman bagi pembeli.

2. Eva Yuliana P 200110150013

- Pertanyaan : Bagaimana pemasaran yang baik untuk peternak domba skala

kecil atau tradisional agar mampu bersaing dengan peternak domba skala

besar?

- Jawaban : Menurut kelompok kami, pemasaran yang baik untuk dilakukan

pada peternak domba yang masih kecil atau tradisional yaitu dengan cara

bergabung dnegan peternak lainnya untuk membentuk kelompok ternak agar

pemasarannya dapat disalurkan dengan baik.

3. Zaini Mubarok 200110150014

- Pertanyaan : Bagaimana kondisi komoditas domba di pasaran Jawa Barat?

Apakah sama dengan kambing? Kalau berbeda apa penyebabnya?

- Jawaban : Permintaan akan domba dan kambing di Jawa Barat bervariasi

tergantung kotanya, ada beberapa kota yang memiliki tingkat permintaan

kambing yang tinggi namun permintaan domba yang rendah, begitu pula

sebaliknya. Adanya perbedaan ini karena pandangan masyarakat akan daging


18

domba yang negatif sehingga permintaan daging domba jauh lebih rendah

dibandingkan ketersediaan daging di pasaran.

4. Alif Al Ikhsan 200110150015

- Pertanyaan : Kriteria bagaimana domba yang memiliki harga tertinggi di

pasaran? Serta bagaimana alur pemasaran domba?

- Jawaban : Kriteria yang baik untuk domba yang akan dipasarkan yaitu sehat,

bulunya telah dicukur agar tubuhnya terlihat jelas, postur tubuh yang gemuk

atau sudah memenuhi proporsi untuk dipasarkan yaitu sekitar 50 80 kg/ekor.

Untuk masalah harga biasanya sudah ditentukan oleh pasar. Alur pemasaran

domba dapat dijual secara langsung ke konsumen, blantik desa, pasar hewan,

jagal, ataupun secara berkelompok.

5. Merdina Y. M 200110150026

- Pertanyaan : Kendala pada pemasaran domba skala besar apa saja?

- Jawaban : Hal yang paling utama bisa dari kesalahan awal perencanaan

contohnya peternakan tersebut tidak memikirkan dampak lingkungan dari

limbah ternak yang bisa menimbulkan bibit penyakit dan mudah terserang

kepada ternak disana. Persaingan produk ternak juga menjadi kendala karena

masyarakat cenderung memilih daging sapi dari pada daging domba dengan

alasan kolestrol tinggi.

6. Taufan Martiyas 200110150078

- Pertanyaan : Menurut kalian rantai pemasaran yang bagaimana yang dapat

menguntungkan yang besar ke peternak?

- Jawaban : Menjual domba secara langsung ke konsumen bisa memberi

keuntungan lebih bagi peternak namun cara ini tidak efektif. Kita pun dapat
19

memasarkan domba melalui calo agar pemasaran domba semakin luas, namun

harga domba akan lebih tinggi saat sampai ke tangan konsumen.

7. Fahira Safitri 200110150081

- Pertanyaan : Hal-hal apa saja yang sulit dilakukan dalam marketing domba?

- Jawaban : Hambatan dalam pemasaran domba diantaranya yaitu kebanyakan

para peternak masih memelihara ternaknya secara tradisional, pandangan

masyarakat yang masih jelek akan daging domba, kesalahan dalam

perencanaan awal dalam perusahaan peternakan domba, banyaknya pendatang

baru yang membuat banyaknya pesaing.

8. Fita Nur Hania 200110150088

- Pertanyaan : Bagaimana fluktuasi harga produk daging domba dari tahun ke

tahun apakah mengalami kenaikan atau penurunan?

- Jawaban : Menurut kelompok kami, fluktuasi harga daging domba dari

tahun ke tahun mengalami kenaikan sebagaimana telah disampaikan pada saat

presentasi bahwa harga daging domba pada tahun 2014 Rp. 90.000 100.000

per kg, sedangkan harga daging domba pada tahun 2017 Rp. 110.000 125.000

per kg.

9. Rinrin Sonia A 20011015

- Pertanyaan : Bagaimana sistem dan alur pemasaran ternak domba dipasar

hewan?

- Jawaban : Sistem dan alurnya yaitu peternak datang langsung ke pasar

hewan membawa domba yang akan dijual, kemudian peternak membeli tiket

untuk memasarkan domba tersebut dengan harga tiket kira-kira Rp.2000/ekor

domba. Kemudian transakasi jual beli berlangsung antara peternak dan


20

konsumen secara langsung atau antara konsumen dengan calo lalu ke peternak

langsung untuk negosiasi harga.

10. Siti Nurhalisya 200110150253

- Pertanyaan : Adakah domba lokal Indonesia yang dijual ke luar negeri?

- Jawaban : Untuk domba pedaging belum terlalu banyak dibincangkan

mengenai pemasarannya secara ekspor, tetapi untuk domba fancy seperti

domba garut sudah dijual ke luar negeri sebagai koleksi bagi orang-orang

tertentu

11. Faza Rasyadan 200110150096

- Pertanyaan : Bagaimana cara untuk pertama kali kita sebagai pemasok

daging domba ingin memasukkannya kedalam pasar swalayan dan

supermarket?

- Jawaban : Cara pertama adalah mencari tahu harga daging domba yang ada

di swalayan atau supermarket tersebut, sehingga nantinya pemasok akan bisa

menentukan harga daging domba yang akan dimasukkan itu berapa, kemudian

menanyakan kepada petugas supermarket bahwa ingin memasukkan daging

domba harus berhadapan atau meminta izin kebagian mana. Jika sudah tahu,

maka langsung saja berbicara kepada bagian marketingnya bahwa dari

pemasok berkeinginan untuk memasukkan daging domba di supermarket

tersebut. Kemudian membicarakan masalah sistem bagi hasil dan sebagainya.

12. Lisda Nora 200110150097

- Pertanyaan : Kendala apa saja yang sering dihadapi peternak dalam

pemasraan domba?

- Jawaban : kebanyakan para peternak masih memelihara ternaknya secara

tradisional, pandangan masyarakat yang masih jelek akan daging domba,


21

kesalahan dalam perencanaan awal dalam perusahaan peternakan domba,

banyaknya pendatang baru yang membuat banyaknya pesaing.

13. M. Ayatullah Jauhari 20011015098

- Pertanyaan : Kesulitan atau kendala apa yang sering dihadapi peternak local

atau tradisional dalam pemasaran domba? Bagaimana menanggulanginya?

- Jawaban : Menurut kelompok kami, kendala yang sering dihadapi peternak

yang pemeliharaannya maish tradisional yaitu kurangnya pengetahuan yang

lebih akan pemasaran domba, kurangnya teknologi dan akses untuk

mempermudah pemasaran. Cara menanggulanginya yaitu peternak yang

pemeliharaannya masih tradisional lebih baik mencari pengetahuan yang lebih

tentang pemasaran kepada peternak yang sudah berpengalaman dan akan lebih

baik jika peternak tersebut bisa bekerjasama dalam pemasaran domba.

14. Jamiludin M. Ilyas 200110150177

- Pertanyaan : Bagaimana cara atau langkah awal memasarkan domba jika

baru memulai beternak dan tidak memiliki pasar untuk mendaptkan

konsumen?

- Jawaban : Langkah awal menurut kelompok kami adalah bertanya kepada

teman atau sesame peternak domba tentang bagaimana alur pemasaran domba

dilapangan itu seperti apa, dan juga berani pergi kepasar untuk menanyakan

harga domba saat ini, pergi kepejagalan/rph untuk mendapatkan informasi

yang lebihjelas.

15. Bilal Ahmad P 200110150236

- Pertanyaan : Pada hari raya idul adha, harga pasaran domba naik atau turun

jika dibandingkan dnegan hari biasa?


22

- Jawaban : Harga pasaran domba menjelang hari raya idul adha mengalami

kenaikan jika dibandingkan dengan harga pada saat hari biasa yaitu dari harga

Rp. 60.000 65.000 menjadi Rp 75.000 90.000

16. Amanda A 200110150237

- Pertanyaan : Menurut kelompok kalian apakah dengan adanya calo dipasar

hewan berdampak positif atau negatif? Jelaskan jika berdampak positif dan

negatif

- Jawaban : Keberadaan calo dipasar hewan dapat dikatakan berdampak

positif ketika calo tersebut menuntun konsumen kepada suatu domba dan calo

tersebut menjelaskan dengan jujur spesifikasi dari domba tersebut, hal tersebut

dapat membantu konsumen yang baru pertama kali datang ke pasar hewan.

Dan dapat dikatakan berdampak negative ketika calo tersebut menipu

konsumen dengan cara menaikkan harga jual domba yang terlalu tinggi

sedangkan harga tersebut tidak sesuai dengan keadaan domba tersebut.

17. Dzulfiqar 200110150240

- Pertanyaan : Mana yang lebih menguntungkan dari segi profit antara

peternak domba, pedagang daging domba dan penjual produk olahan daging

domba?

- Jawaban : Menurut kelompok kami, yang lebih menguntungkan adalah

penjual olahan daging domba, karena olahan daging domba kebanyakan

terdapat di restaurant atau di rumah makan mewah, sehingga harga jualnya

mahal. Sedangkan ketika membeli dipasar hanya Rp. 120.000 / kg namun

ketika daging domba diolah, harga olahan bisa mencapai Rp 200.000

400.000 per porsi. Hal tersebut berdasarkan kenyataan dilapangan. Produk


23

olahan daging domba tidak ada yang urah dan konsumen umumnya kelas

ekonomi menengah hingga kelas atas.

18. Luthfi Khoirul N 200110150241

- Pertanyaan : Bagaimana cara memasarkan domba yang baik seiring

berkembangnya IPTEK pada saat ini?

- Jawaban : Seiring berkembangnya IPTEK saat ini, penjualan berbagai

produk dan jasa menggunakan sistem online marak digunakan oleh berbagai

produsen. Kita pun dapat memasarkan domba dengan menggunakan sistem

online, namun konsumen akan dikenai ongkos kirim bila memesan dari daerah

yang jauh.

19. Ilham R N 200110150247

- Pertanyaan : Apakah pembekuan daging membunuh bakteri? Cara

pemasaran domba hidup dan dagingnya?

- Jawaban : Menurut beberapa sumber daging yang dibekukan tidak dapat

membunuh semua mikroba tetapi akan mengurangi terkontaminasinya

mikroba terhadap daging dengan pembekuan suhu tertentu dibungkus dengan

plastik bening. Pemasaran domba hidup dapat dilakukan kepada konsumen

langsung, jagal, pasar hewan, blantik pasar, blantik desa dan secara kelompok.

Pemasaran daging dapat dilakukan lewat pasar tradisional ataupun

supermarket segar/beku.

20. Delliana R. P 200110150250

- Pertanyaan : Target pasar yang paling untung kapan saja dan dimana saja?

Kenapa?

- Jawaban : Biasanya pada hari besar agama seperti qurban atau aqiqah, jika

konsumen ingin banyak memilih bisa dari pasar hewan.

Anda mungkin juga menyukai