Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

PROGRAM MAGANG KERJA MAHASISWA

JUDUL

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DOMBA EKOR GEMUK DI CV AGRIRANCH


KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG.
DISUS OLEH :
APRIANUS REMELO MALI (2017410020)
ADRIANUS UN (2017410008)
DAVIDSON NAHAK (2017410028)
LUDGERUS A MOLO ( 2017410061)
MARSEL UMBU WARATA ( 2017410128)
THEOFILUS REINALDUS (2017410106)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
FEBRUARI
2019
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Manajemen Pemeliharaan Domba Ekor Gemuk di CV Agriranch


Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.
2. Ketua Kelompok
a. Nama Lengkap : Aprianus Remelo Mali
b. NIM : 2017410020
c. Program Studi : Peternakan
d. Nomor Hp : 081211574904
e. Alamat E-mail : remeloace@gmail.com
3. Anggota Kelompok : 5 orang
4. Dosen Pendamping
a. Nama dan Gelar : Farida Kusum Astuti, S.Pt., MP
b. NIDN : 0703079003
5. Waktu Pelaksanaan : 01 Februari – 25 Februari 2019

Malang, Januari 2019


Dosen Pembimbing Magang, Ketua Kelompok,

Farida Kusuma Astuti, S.Pt., MP Aprianus Remelo Mali


NIDN :0703079003 NIM : 2017410020
Menyetujui Mengetahui:
Fakultas Pertanian UNITRI CV AGRIRANCH
Dekan, Pimpinan

Dr. Ir. Amir Hamzah, MP (Gunawan Wibisono S.pt)


NIP : 196705272005011001
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPULHALAMAN
PENGESAHAN……………………..………………………….……………..I

KATA PENGANTAR……………………………………….………………II
DAFTAR ISI……………………………………………….………………..III
DAFTAR TABEL…………………………………………………….………IV
DAFTAR GAMBAR………………………..………………………………...V
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….…………………......VI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………1
1.2 Tujuan………………………………………………………..……………1
1.3 Manfaat………………………………………………………………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………..3
2.1 Kandang……………………………………………………………3
2.2 BibitDomba Ekor Gemuk…………………………………………………..3
2.3 PakanDomba Ekor Gemuk…………………………………………………4
2.4 Sistem Reproduksi…………………………………………………………..5
2.5 Kesehatan Ternak……………………………………………………….6
BAB III METODE PELAKSANAAN………………………………………..7
3.1 Waktu dan tempat magang……………….7
3.2 Materi dan metode…………………..7
3.3 Cara pengambilan data…………………………7
3.4 Sumber data……………………………………8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………9
4.1 Kondisi umum perusahaan……………………………….9
4.2 Populasi Ternak……………………………………………..9
4.3 Manajemen Pemeliharaan Domba Ekor Gemuk……………10
4.4 Kesehatan Ternak Domba Ekor Gemuk………………..10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………….16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………18
LAMPIRAN LAMPIRAN………………………………….20
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena atas
berkat rahmat dan cinta kasih–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang
yang berjudul Manajemen Pemeliharaan Domba Ekor Gemuk ini dengan baik,kegiatan
magang bersifat wajib bagi mahasiswa jurusan Peternakan semester 3 di Universitas
Tribhuwana Tunggadewi Malang dan sebagai prasyarat PKL nantinya. Terselesainya
laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan lapora ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaannya oleh karena
itu segala kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Penulis berharap laporan Magang ini dapat diterima dan bisa bermanfaat bagi penulis
maupun pembaca untuk menjalankan tugas dan perannya dimasa depan.
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


1. Jumlah populasi Domba Ekor Gemuk di CV Agriranch………… 6
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


1. Pemilik CV Agriranch karangploso…………………………..8
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman


1. Lokasi Peternakan CV Agriranch………………….….14
2. Domba Ekor Gmuk di CV Agriranch Karangploso….16
3. Kandang domba di CV Agriranch Karangploso……...16
4. Tempat Pakan di kandang Domba……………….……17
5. Tempat minum di Kandang Domba………………..…..17
6. Lahan Rumput di CV Agriranch Karangploso………..18
7. Pembersihan Lantai Kandang……………………….....19
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Domba merupakan salah satu komoditas ternak penghasil protein hewani yang
dibutuhkan di seluruh Indonesia. Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh ternak domba
adalah kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang cukup tinggi sehingga mudah
dipelihara.Domba yang berkembang di Indonesia adalah domba ternakan,salah satu
domba tersebut adalah Domba Ekor Gemuk .Domba ternakan ekor gemuk banyak
tersebar didaerah Jawa Timur. Ciri khas domba ekor gemuk terlihat pada ekornya yang
tebal dan lebar dengan warna bulu yang putih tulus, domba ekor gemuk jantan dan betina
tidak bertanduk daun telinga domba ekor gemuk umumnya berukuran medium atau
normal dengan posisi menggantung karakteristik penting dari domba ekor gemuk adalah
tipe bulunya umumnya bebas dari wol sehingga domba ekor gemuk termasuk domba
rambut (hair sheep), dalam pengembangannya domba memilikiperanan penting dalam
asumsi pemenuhan kebutuhan protein hewani yang dibutuhkan oleh manusia.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi domba ialah
manajemen lingkungan, pemeliharaan dan bibit. Faktor besar yang sangat berpengaruh
ialah manajemen pakan, karena 70% dari total biaya produksi. Permasalahan yang ada di
masyarakat peternak ialah harga pakan dari pabrik yang mengandung nutrisi protein
tinggi mahal, sehingga perlu pakan alternatif dengan cara memanfaatkan limbah di
lingkungan sekitar.
Seiring dengan perkembangan penduduk yang pesat dan pertumbuhan penduduk
yang cukup tinggi maka kebutuhan daging sebagai salah satu sumber protein hewani turut
meningkat. Masyarakat yang semakin maju, kini telah menyadari arti dari peningkatan
nilai gizi dalam makanan mereka.Untuk memenuhi kebutuhan daging maka peluang
usaha banyak diminati pengusaha untuk membuka usaha dalam bidang peternakan.
Peternakan domba dan kambing di Indonesia merupakan peternakan rakyat, serupa
halnya dengan peternakan ayam kampung. Kedua jenis ternak ini dijumpai hampir di
setiap petani di Pulau Jawa. Cara memelihara domba dan kambing yang dipergunakan
oleh para peternak sudah dapat dikategorikan beternak untuk menghasilkan keuntungan.
Sehingga diperlukan peningkatan dan perluasan dari produk yang diproduksi dari
peternakan domba.
Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas akan
ternak ruminansia kecil kususnya domba, peningkatan produktivitas dapat dilakukan
dengan pemberian pakan yang mengandung nutrisi cukup mencukupi, pemenuhan zat gizi
tersebut dapat dilakukan dengan pemanfaatan teknologi yang efektif seperti fermentasi,
hay, dan silase. Salah satu pemanfaatan teknologi seperti fermentasi dapat diterapkan
pada pakan basal limbah pertanian seperti slamper, kulit kopi, ampas kecap, bekatul,
pollard, dan limbah pertanian lainnya. Limbah pertanian ini memiliki potensi yang bagus
sebagai pakan ternak dikarenakan dapat meminimalisir secara ekonomis, dengan
fermentasi dapat meningkatkan kualitas gizi pakan dari limbah pertanian tersebut.
Seiring dengan permintaan masyarakat akan produk peternakan ini yang semakin
meningkat, maka diperlukan teknologi yang tinggi. Umumnya para peternak di Indonesia
di dalam usahanya masih menggunakan cara tradisional. Mereka banyak menyerahkan
kepada alam. Pengadaan bibit, pemberian makanan, pemeliharaan, atau lain sebagainya
belum menggunakan teknologi modern. Pemeliharaan domba yang mereka lakukan
hanyalah sebagai usaha sampingan saja. Dalam usaha pemeliharaan tersebut umumnya
tanpa dilandasi ilmu pengetahuan. Mereka kurang mengenal apa yang disebut breeding,
feeding dan management. Padahal untuk melakukan perbaikan dan peningkatan produksi
memang tidak mudah karena menyangkut banyak faktor yaitu: pemilihan bibit atau
bakalan (breeding), makanan yang baik (feeding), pengelolaan yang efisien (management),
penanganan terhadap penyakit dan juga hal-hal yang berkaitan dengan masalah
pemasaran.
Dalam kegiatan magang ini, diharapkan menjadi sarana belajar mahasiswa tentang
semua hal yang belum dipelajari diperkuliahan. Karena dalam kegiatan magang
mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman kerja di lingkungan yang
baru dan bagaimana berinteraksi dan beradaptasi dengan masyarakat perusahaan.
Sehingga dapat menambah keterampilan sebagai lulusan dari perguruan tinggi yang akan
berkompetisi di dunia kerja.
1.2 Tujuan Pelaksanaan Magang
a. Memperoleh pengalaman yang memadai dengan cara mengenali kegiatan-kegiatan di
lapangan kerja yang ada di bidang peternakan.
b. Meningkatkan pemahaman mengenai hubungan antara teori dan penerapannya, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat menjadi bekal ilmu yang lebih luas
dalam terjun ke masyarakat.
c. Memperoleh keterampilan kerja dan pengalaman kerja yang praktis yakni secara
langsung dapat menjumpai, merumuskan serta memecahkan permasalahan yang ada
dalam kegiatan di bidang peternakan.
d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi, pemerintah, instansi terkait dan
masyarakat.
1.3 Manfaatnya yaitu:
a. Memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja dalam bidang peternakan domba
yang dilakukan di CV Agriranch Karangploso
b. Memperoleh pengalaman danasn keterampilan secara langsung dalam bidang
Manajemen Pemeliharaan Domba Ekor Gemuk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kandang
Di habitat aslinya domba hidup di alam secara bebas dan istirahat dilakukan tanpa
kontrol manusia. Dalam hal ini, kandangmemiliki fungsi sebagai berikut :
1. Melindungi domba dari hewan-hewan pemangsa maupun hewan
Pengganggu.
2. Sebagai tindakan perventif agar domba tidak merusak tanaman dan fasilitas lain di
lokasi peternakan, serta menghindari terkonsumsinya pakan yang berbahaya bagi
kehidupan kambing.
3.Tempat berteduh dari panas matahari dan hujan, serta sebagai tempat untuk
beristirahat pada siang hari dan tidur pada malam hari.
4. Mempermudah peternak melakukan kontrol atau pengawasan terhadap kesehatan
domba.
5. Tempat makan, minum, dan melakukan aktivitas lain bagi domba.
6. Kotoran domba lebih mudah dikumpulkan untuk pengolahan atau pemakaian lebih
lanjut.
7. Domba-domba tidak mudah hilang atau terpisah dari kawanannya.
8. Membatasi gerak domba yang banyak menyita energi, seperti aktivitas berlari.
9. Memberikan kondisi iklim mikro yang sesuai dengan kebutuhan domba, mampu
mencapai tingkat produksi optimal (Sodiq dan Abidin, 2002).
Kandang domba/kambing untuk digembalakan maupun kandang penggemukan
dibedakan menjadi kandang yang langsung ketanah dan kandang yang memiliki tangga
atau disebut kandang panggung. Pada kandang yang langsung ketanah dindingnya dibuat
dari bambu atau dari kayu. Ukuran kandang untuk 2 (dua) ekor domba dewasa yaitu 1 m
dibuat dari bambu yang dibelah, atau bambu bulat utuh yang barjarak 10-15 .
2.2 Bibit Domba
Peternak yang telah maju pasti akan selalu memilih tipe ataupun bangsa domba yang
akan diternakkan. Di berbagai negara yang telah maju ternak domba diusahakan secara
besar-besaran dan para peternak dengan mudah dapat memilih tipe-tipe domba yang
diinginkan. Secara umum ternak domba dikelompokan menjadi domba tipe potong,
wol dan dual purpose, yakni sebagai penghasil daging dan sekaligus penghasil wol.
1. Domba tipe potong atau domba ekor gemuk
Kelompok domba tipe potong atau pedaging memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bentuk badan padat, dada lebar dan dalam, leher pendek, garis punggung dan pinggang
lurus.
b. Kaki pendek, seluruh tubuh berurat daging yang padat.
Termasuk domba tipe pedaging antara lain southdown, hampshire, dan oxford.
2.3 Pakan
Rumen adalah alat pencernaan yang khas, terdiri atas 4 segmen, yakni rumen,
reticulum, omasum, dan abomasum. Keempat segmen ini memilik aktivitas yang berbeda-
beda, tetapi bekerja dalam satu kesatuan yang utuh dan saling menunjang. Berbeda
dengan ternak monogastrik (yang memiliki perut tunggal), ruminansia tidak tergantung
pada kadar zat-zat gizi pakan yang dikonsumsinya, karena proses-proses di dalam rumen
mampu menghasilkan zat-zat gizi yang mudah diserap tubuh. Ada kalanya pemberian
pakan berkadar protein tinggi tidak efisien, karena protein tersebut mudah terurai dan
terfermentasi oleh mikroba di dalam rumen (Sodiq dan Abidin, 2002). Zat gizi makanan
yang diperlukan oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia dalam jumlah yang cukup
adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin,mineral dan air. Bahan pakan untuk domba
pada umumnya digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
1.Golongan Rumput-rumputan, seperti rumput gajah, benggala, brachiaria, raja, meksiko
dan rumput alam.
2.Golongan Kacang-kacangan, seperti daun lamtoro, turi, gamal, daun kacang tanah,
daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra, gliricidia dan siratro.
3.Hasil Limbah Pertanian, seperti daun nangka, daun waru, daun dadap,daun kembang
sepatu, daun pisang, daun jagung, daun ketela pohon, daun ketela rambat dan daun
beringin.
4. Golongan Makanan Penguat (konsentrat), seperti dedak, jagung kering,garam dapur,
bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil kedelai, ampas tahu,ampas kecap dan biji kapas
(Departemen Pertanian, 2001).
Hijauan segar yang dicari oleh pemilik atau pemelihara ternak berupa : daun
lamtoro, daun nangka, daun turi, daun pisang, rumput liar atau rumput ditanam secara
penanaman organik. Misal: rumput gajah, rumput kolonjono,dan lain-lain. Dari sisa hasil
pertanian. Misal : jagung, terutama jagung baby corn atau sweet corn masih berumur
muda, padi di sawah paska panen yang sudah tumbuh, sisa tanaman sayuran di daerah
dingin, daun kentang, daun ubi rambat, daun ubi kayu (harus dilayukan dahulu banyak
mengandung cianiada), daun tebu (pucuk tebu), daun kacang tanah, daun kacang kedelai,
daun enceng gondok, daun pepaya, daun semangka, dan berbagai jenis daun lainnya.
2.4 Sistem Reproduksi
Sistem perkawinan pada domba/kambing sering dilakukan secara alami.
Domba/kambing jantan akan dapat mengetahui yang mana domba/kambing betina yang
sedang dalam masa birahi untuk dikawini. Pada domba/kambing dalam satu kelompok
satu ekor jantan untuk 20-25 ekor betina. Apabila si jantan diikat dan betina juga diikat
maka saat paling tepat untuk dikawinkan adalah 15-20 jam sesudah ada tanda-tanda
birahi untuk domba dan 7-12 jamuntuk kambing. Tetapi untuk kawin alam dalam satu
kelompok tanpa diikatjantan maupun betina, maka si jantan akan mengetahui betina pada
saat yang subur untuk dikawini. Baik pada jantan maupun betina sebelum kawin
hendaknya diberi pakan berkualitas dua bulan sebelum masa kawin. Tanda-tanda awal
terjadinya kebuntingan pada ternak domba sulit diketahui karena memang tak dapat
diketahui secara visual. Ciri-ciri secara visual dapat diketahui dari perubahan perilaku
sebagai berikut.
a. Birahi berikutnya tidak timbul lagi.
b. Perilakunya lebih tenang, tidak ingin mendekati ataupun didekati pejantan.
c. Nafsu makan meningkat, bobot badan semakin bertambah, dan menjadi gemuk.
d. Pada pertengahan kebuntingan perut sebelah kanan tampak semakin membesar atau
menonjol.
e. Bagi domba yang baru pertama kali bunting, pertumbuhan ambingnya tampak nyata.
f. Pertumbuhan anak di dalam kandungan untuk 100 hari yang pertama barlangsung
lambat, kemudian tumbuh cepat selama 6-8 minggu terakhir.
Oleh karena itu, untuk menjamin kesehatan induk dan anak dalam kandungan,
pakan yang diberikan harus cukup dan bermutu.Lama kebuntingan bagi domba ± 150
hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak domba, kandang harus bersih dan diberi alas
yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat berupa karung goni/jerami kering. Obat
yang perlu dipersiapkan adalah jodium untuk dioleskan pada bekas potongan tali
pusar. Induk domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui perubahan fisik dan
perilakunya sebagai berikut:
1. Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.
2. Ambing membesar dan puting susu terisi penuh.
3. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab.
4. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.
5. Sering kencing.
Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak
domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir dibersihkan
dengan menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk domba akan
menjilati anaknya hingga kering danbersih.
2.5. Kesehatan Ternak
Kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan usaha ternak
domba. Lemahnya kesehatan domba juga menyebabkan akan timbulnya penyakit. Untuk
itu, menjaga kesehatan domba lebih penting dilakukan daripada harus mengobati. Namun
demikian, pemahaman tentang penyakit yang menyerang domba, meliputi gejala,
penyebab, dan cara mengatasinya, harus dikuasai peternak.
Hal ini tidak lain untuk mempermudah peternak mengobati domba yang sakit
(Sudarmono dan Sugeng, 2003). Secara umum pengendalian dan pencegahan penyakit
yang terjadi pada domba dapat dilakukan dengan:
1. Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
2. Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
3. Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung mineral, kalsium dan
mangan (Mn).
4. Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya. Pakan yang berupa hijauan
sebaiknya setelah dipotong, dilayukan terlebih dahulu sebelum diberikan.
5. Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang terkontaminasi siput
dan sebelum diberikan sebaiknya dicuci dulu.
6. Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur bulu.
7. Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
8. Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Magang


Kegiatan Magang Perusahaan ini dilaksanakan dari tanggal 31 januari sampai
dengan 26 Februari 2019 di CV Agriranch Karangploso Kabupaten malang Jawa Timur.
3.2 Materi dan Metode
1. Materi
a. Alat : kandang, tempat pakan dan minum, sapu, ember, sekop dan
selang.
b. Bahan : Domba Ekor Gemuk berupa jantan, indukan, dan cempe.
2. Metode
a. Pemeliharaan ternak domba
Melakukan pemeliharaan terhadap ternak domba yang ada meliputi pembersihan
kandang di pagi hari dan sore hari, pembersihan tempat pakan dan minum, pemberian
pakan dan minum.
b. Perkawinan
Melakukan pengamatan terhadap ternak domba dalam melakukan pengamatan mulai
dari deteksi birahi hingga perkawinan.
c. Pemberian pakan dan minum
Memberi pakan dua kali sehari pada pagi hari dan sore hari, sedangkan air minum
diberikan satu kali sehari pada pagi hari.
d. Kesehatan dan Penyakit Ternak
Melaksanakan pembersihan kandang setiap hari dua kali yang dilakukan pada pagi hari
dan sore hari. Melakukan pengobatan terhadap domba yang menderita luka luar.
3.3. Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan
adalah:
1. Pengamatan (observasi)
Mahasiswa melakukan pengamatan langsung di perusahaan agar mendapatkan data
dan informasi dari perusahaan tersebut.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
responden. Responden yang dimaksud dalam kegiatan Magang Perusahaan ini adalah
kepala, penanggungjawab divisi domba, staf, dan anak kandang CV Agriranch
karangploso.
3. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari informasi pendukung yang berkaitan
dengan kegiatan perusahaan dengan cara memanfaatkan data pustaka yang tersedia
misalnya buku, jurnal dan majalah ilmiah atau data perusahaan tersebut.
3.4. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat data yang dikumpulkan ada dua jenis
data yaitu:
1.Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden. Dalam
pelaksanaan kegiatan Magang Perusahaan ini data primer didapat dari wawancara
dengan kepala, staf, penanggungjawab divisi domba, dan anak kandang CV Agriranch
karangploso.
2. Dalam kegiatan Magang Perusahaan ini yang menjadi data sekunder adalah data yang
diambil dari buku, catatan yang diperoleh selama berada di perusahaan dan jurnal yang
berhubungan dengan kegiatan Magang Perusahaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Perusahaan


Sejarah Perusahaan
Pemilik CV Agriranch karangploso ada dua orang yaitu Gunawan Wibisono SP.t
CV AgriranchTernak merupakan Unit Pelaksana Teknis Peternakan di Kabupaten
Malang. Dengan perkembangan peternakan yang semakin pesat maka diharapkan
dapatberperan dalam membantu masyarakat di bidang perdagingan. CV Agriranch
karangploso didirikan pada tanggal 06 Agustus 2010 oleh Gunawan Di Kabupaten Malang
yang bertempat di karangploso dibawah kaki gunung arjuna,dengan tenaga kerja atau
anak kandang yang berjumlah 11 orang.
Dengan adanya CV Agriranch ini dapatmemperoleh kesempatan kerja bagi
masyarakat yang mau bekerja untuk menafkahi hidupnya. Hal ini dapat dilihat dari
populasi ternak yang dulu hanya 50 ekor menjadi ± 150 ekor, jenis ternaknya pun
bertambah, tidak hanya domba ekor gemuk melainkan juga terdapat berbagai jenis
kambing. Dengan perkembangan perusahaan yang meningkatmaka dapat memberikan
lebih banyak kesempatan kerja.
1) Mewujudkan peningkatan produksi, produktivitas Tujuan dari didirikannya CV
Agriranch adalah hasil, pendapatanpeternak dengan dukungan sarana produksi dan
penyuluhan sertapenerapan teknologi tepat guna.
2) Mewujudkan peningkatan dan pemenuhan sarana dan prasarana peternakan.
3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia peternak dan petugas peternakan.
4.2. Populasi Ternak
Jenis domba yang dipelihara di CV Agriranch karangploso adalah ternak domba ekor
gemuk. Hampir keseluruhan yang diusahakan berupa domba indukan karena bidang
usaha yang dilaksanakan adalah bidang usahapembibitan domba. Jadi pemeliharaan
induk yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan bibit/bakalan yang nantinya menjadi
produk utama disamping produk sampingan yang berupa pupuk. Domba tersebut
dikelompokkan dari cempe, dara, dan domba dewasa. Cempe yang dihasilkan adalah hasil
dari perkawinan secara alami. Ternak Jantan dan Betina
Tabal populasi domba ekor gemuk

No Jenis domba Jumlah

1. Dewasa jantan 3 ekor


2. Induk 54 ekor
3 Darah 60

4 Cempe 33

Sumber: Data sekunder CV AgriranchJumlah domba yang terdapat di CV Agriranch


sampaitanggal 26 Februari 2019 seluruhnya adalah kurang lebih 150 ekor dengan jantan
dewasa 3,indukan sejumlah 54 ekor, dara sejumlah 60 ekor dan sisanya 33 ekor berupa
cempe. Jumlah cempe jantan sebanyak 4 ekor sedangkan betina 29 ekor.
Jumlah ternak tidak selalu sama karena jumlahnya selalu berubahtiap tahunnya.
Kematian cempe lebih banyak disebabkan karena diinjak olehinduknya atau domba-
domba lain dan kasus tersebut banyak terdapat dimalam hari sehingga tidak diketahui
oleh anak kandang. Perubahan jumlahdomba tergantung pada jumlah kelahiran, jumlah
kematian dan pergantianantara domba dara dan domba afkir.
pemilik CV Agriranch ada 2 orang dan jumlah tenaga kerja di CV Agriranch karangploso
yaitu 11 orang.
4.3. Sistem Pemeliharaan Domba Ekor Gemuk
1. Kandang
Usaha ternak domba akan berhasil jika tersedia bangunan kandang yang baik. Kandang
yang baik akan sangat berpengaruh besar terhadappeningkatan konversi pakan, laju
pertumbuhan dan kesehatan.
a. Fungsi Kandang
Berikut ini beberapa fungsi kandang bagi domba yang menghuninyamaupun bagi
peternaknya.
1. Menghindari terhadap lingkungan yang merugikan, misalnya terik matahari, hujan,
angin kencang (langsung), serta gangguan binatang buas dan pencuri.
2. Menghemat tempat karena pada tempat yang relatif sempit dapat menampung jumlah
domba yag relatif banyak.
3. Menghindarkan domba membuang kotoran sembarang tempat. Kotoran domba yang
tinggal di dalam kandang dapat terkumpul dan tertampung di bawah kolong sehingga
mudah dibersihkan. Kotoran tersebut dapat dipergunakan sebagai pupuk.
4. Mempermudah pengelolaan dan pengawasan karena semua domba bisa diberikan
makan dan minum secara bersamaan, pengawasan terhadap gejala penyakit menjadi
mudah dilakukan.
5. Menjaga kehangatan domba di dalam kandang di waktu malam atau suasana dingin.
b. Letak Kandang
Agar dapat diperoleh suatu bangunan kandang dengan
lingkungan yang bersih dan menjamin ketentraman ternak maka
lokasi kandang harus dipilih dengan kriteria sebagai berikut.
1 . Tempat lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitar dan tanah sekitarnya mudah
meresap air.
2. Tempat yang mudah dibuat saluran air sehingga di musim hujan,air hujan mudah
kering dan tidak menggenang di lingkungan perkandangan.
3. Tempatnya terbuka, tetapi bukan di bawah pepohonan yang besar dan rindang. Adanya
pepohonan yang rindang akan menghalangi masuknya sinar pagi kedalam kandang
sehingga kandang menjadi lembab dan kurang sehat.
4. Berdekatan dengan rumah peternak dan penjaga. Hal ini demikeamanan ternak dan
penanganan langsung lebih mudahdilakukan bila terjadi sesuatu yang kurang
diinginkan.
4.4. Pakan
Usaha ternak domba yang efisien dan ekonomis untuk akan menjadi kenyataan bila
tuntunan hidup domba terpenuhi dengan biaya yang murah.Salah satu tuntunan hidup
domba yang utama adalah pemenuhan akankebutuhan dan jumlah pakan yang memadai.
Agar peternak dapatmemenuhi kebutuhan hidup dengan menyajikan pakan sesuai
dengankebutuhan domba, peternak perlu mempelajari peran penting pakan. Usaha ternak
domba yang efisien dan ekonomis untuk tujuanpembibitan, pertumbuhan, penggemukan,
produksi, dan untukmeningkatkan persentase kelahiran, kesemuanya berpangkal
padapersentase pemberian pakan yang memadai. Pemberian jumlah dan mutupakan yang
baik dapat menumbuhkan karkas sesuai sifat genetik yang dimiliki. Oleh karena itu,
apabila bibit unggul mendapatkan jumlah danmutu pakan yang baik maka keunggulan
yang dimiliki sesuai sifat geneticakan tampak. Dengan alasan tersebut maka peran pakan
bagi hewan tidak dapatdiabaikan. Nutrisi (zat gizi) yang terkandung dalam pakan dan
masuk ketubuh domba dapat digunakan untuk menunjang berfungsinya organfisiologis
dalam rangkaian proses pertumbahan/perkembangan,reproduksi, dan aktivitas biologis
lainnya. Nutrisi tersebut ialah energi,protein, vitamin-vitamin, mineral dan air.
Unsur-unsur ini merupakankebutuhan mutlak bagi kehidupan ternak yang
keberadaannya harusdiperhatikan peternak dan disajikan dalam bentuk ransum. Ransum
yangdiberikan nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di dalamtubuh di
antaranya kebutuhan pokok dan berproduksi. Kebutuhan pokok hidup yaitu kebutuhan
sejumlah nutrisi untukmenjamin keseimbangan dan kondisi tubuh yang normal sehingga
tubuhmampu beraktivitas seperti bernapas, mencerna pakan, mengatur suhubadan atau
melakukan proses metabolisme. Jika nutrisi untuk kebutuhanpokok hidup telah terpenuhi
maka kelebihan nutrisi ini akan digunakanuntuk pertumbuhan dan bereproduksi atau
disimpan dalam tubuh dalambentuk lemak badan. Sebaliknya, jika ternak domba
kekurangan nutrisiyang dibutuhkan dan hal ini berlangsung dalam kurun waktu yang
cukuplama maka cadangan yang ada dalam bentuk lemak badan akan
dimobilisasikan untuk dibakar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup.
1. Bahan Pakan Domba
Domba merupakan hewan yang memerlukan bahan pakanberupa hijauan dalam
jumlah besar, yaitu sekitar 90%. Pakankonsentrat atau pakan penguat hanya sebagai
pakan tambahan saja.Oleh karena itu, bahan baku pakan domba yang dapat diberikan
terdiridari dua jenis, yaitu hijauan dan konsentrat..
a. Hijauan
Hijauan umumnya terdiri dari berbagai jenis rumput liar, limbah dan hasil ikutan
pertanian, rumput jenis unggul yang dibudidayakan, dan barbagai jenis leguminosa.
Hijauan tersebut merupakan bahan yang kandungan serat kandangnya relatif tinggi.
Pada CV Agriranch hijauan yang diberikan yaitu berupa rumput gajah yang
dibudidayakan oleh CV Agriranch itu sendiri.
b. Konsentrat
Konsentrat atau pakan penguat terdiri dari biji-bijian yang
digiling halus, seperti jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai,
dedak dan katul, garam rumput laut. Bahan pakan tersebut umumnya mengandung serat
kasarnya rendah sehingga mudah dicerna.
2 Teknik Pemberian Pakan
Pada umumnya, teknik pemberian pakan domba ada dua macam.
1. Pemberian pakan dengan cara digembalakan
Pada cara ini domba dilepas untuk mencari pakan sendiri di
lapangan pengembalan. Tapi di CV Agriranch domba tidak di gembalakan tapi di
sediakan pakan sendiri oleh anak kandang.
2. Pemberian pakan dengan cara disediakan
Pakan yang disediakan untuk ternak domba yang dipelihara di dalam kandang terus
menerus pada umunya berupa hijauan,pakan penguat dan garam mineral.
a.Hijauan
Pemberian pakan yang dilakukan dua kali sehari dalam jumlah banyak akan
merangsang domba makanterus menerus sehingga jumlah hijauan yang dimakan
menjadi banyak. Jumlah pakan hijauan yang diberikan pada domba dewasa rata-rata
10% dari berat badan atu 4,5-5 kg/ekor/hari. Untuk domba bunting dan menyusui
diberikan 6-8 kg/ekor/hari. Domba di CV Agriranch. Pemotongan rumput dilakukan pada
pagi hari kemudian esoknya baru diberikan pada ternak. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya gangguan pencernaan pada ternak seperti kembung dan diare.
b. Pakan penguat
Domba-domba yang membutuhkan pakan penguat ialah induk bunting, induk
menyusui, pejantan, anak domba, sertadomba-domba yang digemukkan. Jumlah
pemberian pakan penguat berbeda-beda sesuaidengan kondisi dalam pertumbuhan atau
tingkatproduktivitas. Domba yang sedang tumbuh diberi pakanpenguat 200-250 g/hari,
domba dewasa 300-400 g/hari, dandomba bunting atau menyusui sebesar 450-500 g/hari.
Pakanpenguat yang diberikan pada Ternak.berupa campuran dari berbagai bahan pakan.
Pakan tersebutdiberikan pada pagi hari sekitar pukul 08.00.
c. Garam mineral
Domba-domba di CV Agriranchdalam pemberian pakan penguat juga dicampur
garam mineral.Garam mineral sangat penting, terutama pada saat musim
kemarau panjang yang menyebabkan kondisi pakan hijauan sangat jelek dan mutu gizi
begitu sangat rendah.
d. Air
Air merupakan salah satu unsur di dalam tubuh hewan yang sifatnya sangat vital
bagi setiap sel tubuh yang hidup.Air berfungsi untuk mengatur temperatur tubuh,
membantuproses pencernaan, mengisap zat pakan melalui dinding usus,mengangkut zat
pakan ke seluruh jaringan tubuh, sertamembuang zat racun sebagai sisa metabolisme
melalui poriporikulit dan paru-paru. Keperluan air minum domba yangdipelihara di
daerah tropis sekitar 4-5 liter/ekor/hari. Pemberiaan air minum untuk domba pada CV
Agriranch dilakukan dengan cara mengisi tempat air minum. Pemberian air minum
dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari setelah diberikan pakan
4.5 Kesehatan Ternak
Kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan usaha ternak
domba. Lemahnya kesehatan domba juga menyebabkan akantimbulnya penyakit. Untuk
itu, menjaga kesehatan domba lebih penting dilakukan daripada harus mengobati. Namun
demikian, pemahaman tentang penyakit yang menyerang domba, meliputi gejala,
penyebab, dan cara mengatasinya, harus dikuasai peternak. Hal ini tidak lain untuk
mempermudah peternak mengobati domba yang sakit. Secara umum pengendalian dan
pencegahan penyakit yang terjadipada domba dapat dilakukan dengan:
1. Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
2. Mengontrol anak domba (cempe) sesering mungkin.
3. Memberikan nutrisi dan makanan penguat yang mengandung mineral, kalsium dan
mangan.
4. Memberikan makanan sesuai jadwal dan jumlahnya, hijauan pakanyang baru dipoton
gsebaiknya dilayukan lebih dahulu sebelumdiberikan.
5. Menghindari pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang terkontaminasi siput
dan sebelum diberikan sebaiknya dicuci dulu.
6. Sanitasi yang baik, sering memandikan domba dan mencukur bulu.
7. Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
8. Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada domba yang sakit.
Pada perusahaan CV Agriranch kegiatan membersihkan kandang dilakukan setiap
pagi hari mulai pukul 07.00,dan sore jam 14.00 Kotoran yang di bersihkan dengan cara di
sapu dengan menggunakan sapu lidi,kemudian kotoran tersebut di angkat kemudian
ditumpuk dipinggir kandang untuk kemudian dialirkan ke lahan rumput sekitar kandang.
Lantai kandang diupayakan selalu dalam kondisi kering dan bersih, sehingga sirkulasi
udara terjamin dan kandang menjaditidak lembab.
Sanitasi berupa memandikan domba dan mencukur domba jarang dilakukan.
Domba dimandikan, bulu badan disiram dan dibilas dengan air bersih. Domba
dimandikan pada saat cuaca cerah. Kegiatan vaksinasi diCV Agriranch pun juga jarang
dilakukan. Vaksinasi diberikan bila merasa perlu diberikan.
Kasus penyakit yang sering terjadi pada ternak di CV Agriranch antar lain sebagai
berikut :
a. Cacing
Penyakit ini disebabkan karena cacing bulat. Gejalanya adalah domba menjadi kurus,
pucat dan lemah, perut besar, bulu kusam,dan kadang-kadang kotoran encer.
Pencegahannya berupapembersihan kandang secara rutin, dan hindarkan lantai
menjadibecek, menghindari pengembalaan domba di tempat-tempat becekyang diduga
tempat telur-telur cacing. Pengobatannya dapat denganPhenothiazine yang diberikan
dalam bentuk kapsul atau powderdicampur air minum. Dosis pemberian cukup 400
mg/ekor.
b. Scabies
Gejalanya kulit mula-mula tampak bercak merah, berbisul akibat gigitan kutu kecil.
Bercak-bercak dan bisul tadi akhirnyamenebal, mengeras, kulit bersisik dan berkeropeng,
bulu rontok, bilakeropeng itu dilepas, kulit akan keluar darah. Penderita kurus,
nafsumakan turun karena tidak tenang. Domba merasa gatal sehinggaselalu menggaruk-
garuk, menggigit-gigit kulit atau bulu. Biasanyapenyakit ini menyerang pada bagian bibir,
kepala kemudian menjalarkeseluruh tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh parasit
Sarcoptesscabei. Penyakit ini menular bila terjadi kontak langsung dengandomba yang
sakit. Penyakit ini dapat diobati dengan salep Asuntolyang dioleskan pada bagian tubuh
domba yang terserang. Pencegahannya dengan cara dilakukan pembersihan kandang
secara rutin dan apabila ada ternak yang sakit harus dipisahkan dengan
yang lainnya. Di CV Agriranch pemberian vaksin maupun kegiatan kesehatan belum
terlalu diperhatikan sehingga intensitasnya tidak sesuaistandar karena mengingat biaya
dan waktu.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan magang di CV Agriranch karangploso Jawa Timur dapat
disumpulkan sebagai berikut :
1.Manajemen pemeliharaan domba ekor gemuk belum begitu baik terutama pada sistem
perkandangan dimana domba belum dipisahkanberdasarkan status fisiologisnya.
2.Pemberian pakan belum dibedakan berdasarkan kebutuhan masing-masing ternak. Hal
ini tidak baik karena kemungkinan ada domba yang belum tercukupi pakan sesuai
kebutuhannya.
2.Sistem reproduksi belum diperhatikan dengan baik terutama pada penanganan domba
bunting dan cempe setelah dilahirkan. Domba yang sedang bunting apabila dicampur
dengan pejantan maka kemungkinan akan terjadi kegagalan reproduksi atau
keguguran. Untuk induk domba setelah melahirkan dan tidak ditempatkan di kandang
khusus maka cempe yang baru dilahirkan dapat terinjak-injak oleh domba lain.
4. Pemberian vaksin maupun kegiatan kesehatan ternak domba tidak terlalu diperhatikan
intensitasnya karena mengingat biaya dan waktu.
5. Penyakit yang sering muncul antara lain penyakit bloat, cacing dan scabies.
6. Penanganan kotoran domba belum dimanfaatkan dengan baik. Kotoran domba hanya
ditumpuk dipinggir kandang.
5.2 Saran
1. Penempatan kandang sebaiknya disesuaikan berdasarkan status fisiologisnya, tidak
ditempatkan menjadi satu ruangan agarmempermudah pengaturan perkawinan, induk
menyusui tidak tergangguoleh domba-domba lain dan masing-masing domba
mendapatkanjaminan pakan sesuai kebutuhan.
2.Pengontrolan pada manajemen reproduksi sebaiknya lebihdiintensifkan terutama saat
proses melahirkan agar tidak terjadi kegagalanhingga cempe atau induknya berakibat
kematian.
3.Cempe dan induknya sebaiknya diberikan pada kandang khusus dimana lantai kandang
terbuat dengan sekat antara kayu lebih rapat, karena kejadiannya pada kandang
panggung yang digunakan cempe sering
terjatuh dan kakinya terjepit di lantai kandang.
4. Kotoran domba sebaiknya dimanfaatkan dan diolah menjadi pupuk, sehingga tidak
menumpuk begitu saja di pinggir kandang karena akan menimbulkan bau yang tidak enak
dan kemungkinan timbulnya wabah penyakit selain itu pupuk dapat dijual sebagai
penghasilantambahan.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian, 2001. Beternak Domba. http/www.deptan.go.id. Diakses


pada hari Senin tanggal 7 Juni 2010 pukul 19.00.
Efendi, Y., 2009. Sistim Perkandangan Ternak Domba. http/www.google.com.
Diakses pada hari Senin tanggal 7 Juni 2010 pukul 19.00.
Sitepoe, M., 2008. Cara Memelihara Domba dan Kambing Organik. Indeks,
Jakarta.
Sodiq dan Abidin, 2002. Kambing Peranakan Etawa Penghasil Susu Berkhasiat.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sudarmono dan Sugeng, 2003. Beternak Domba. Penebar Swadaya. Jakarta.
Aldomy, F., Hussein, N.O., Sawalha, L., Khatatbeh, K. and Aldomya, A., 2009. A National
Survey of Perinatal Mortality I Sheep and Goats in Jordan. Pakistan Vet. J. 29(3): 102-106.
Anggraeni, D., Sianturi, R.S.G., Handiwirawan, E. dan Setiadi, B., 1995. Dampak
Perbaikan Tatalaksana Pemeliharaan terhadap Produktivitas Induk Kambing dan Domba
di Pedesaan. Dalam Prosiding: Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan. Ciawi-
Bogor, 25-26 Januari 1995. Astuti, M., 1983. Parameter Produksi Kambing dan Domba di
Daerah Dataran Tinggi Kec. Tretep Kab. Temanggung. Dalam Prosiding: Pertemuan
Ilmiah Penelitian Ruminansia Kecil. Bogor, Indonesia. 22-23 Nopember 1983. Awemu,
E.M., Nwakalo, L.N. and Abubakar, B.Y., 2002. The biological productivity of the Yankasa
sheep and the Red Sakoto goat in Nigeria. Dept. of Animal Science, University of Nigeria,
Nsukka, Nigeria. Bulent E, Mustafa, O. and Alper, Y., 2005. Estimates of Phenotypic and
Genetic Parameters for Ewe Productivity Traits of Turkish Merino (Karacabey Merino)
Sheep. Turk. J. Vet. Anim. Sci. 29: 557-564 Casas E., Freking B.A. and. Leymaster, K.A.,
2005. Evaluation of Dorset, Finnsheep, Romanov, Texel, and Montadale breeds of sheep:
V. Reproduction of F 1 ewes in spring mating seasons. J. Anim. Sci. 83:2743-2751.
Chaniago, T.D., 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia :
LAMPIRAN -LAMPIRAN
a.Pemberian pakan pada domba ekor gemuk
b.Perkandangan
c.Kumpulan domba Ekor Gemuk
d.Drom sebagai tempat penyimpan konsentrat dan air
e.Tanaman rumput
f.Kandang domba

Anda mungkin juga menyukai