KATA PENGANTAR................................................................................................. 1
DAFTAR ISI............................................................................................................... 2
PENDAHULUAN :
Latar Belakang................................................................................................. 3
Peluang Kedepan............................................................................................. 4
Perkembangan Bisnis...................................................................................... 4
Alasan Berwirausaha....................................................................................... 4
ISI :
Rencana Bisnis................................................................................................ 6
Bentuk Kegiatan............................................................................................. 6
PENUTUP :
Kesimpulan...................................................................................................... 13
Kelebihan......................................................................................................... 13
Kelemahan....................................................................................................... 13
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ternak kambing, merupakan salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan berupa daging
yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan penting artinya bagi masyarakat. Seiring hal tersebut
peternakan kambing memiliki peluang yang cukup besar dengan semakin sadarnya masyarakat akan
kebutuhan gizi yang perlu segera dipenuhi.
Produktivitas biologis kambing cukup tinggi, 8-28% lebih tinggi dibandingkan sapi (Devendra,
1975). Jumlah anak per kelahiran bervariasi 1 sampai dengan 3 ekor, sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai produk komersial dan tidak mengganggu proses reproduksinya. Biaya investasi usaha ternak
kambing relatif rendah dan pemeliharaannya pun jauh lebih mudah dibanding sapi.
Pengembangan usaha kambing mempunyai peluang pasar yang cukup tinggi di Kabupaten
Dharmasraya karena daya dukung kesesuaian iklim dan aksesibilitas ke berbagai daerah konsumen.
Tingginya impor dan masih rendahnya produksi daging sapi dalam negeri, merupakan pasar yang
perlu dijajagi.
Dari aspek produksi daging, permintaan daging kambing di Indonesia maupun di dunia juga
mengalami peningkatan pesat selama 10 tahun terakhir ini. Indonesia mengkonsumsi kambing
sebagai salah satu sumber protein hewani yang utama setelah sapi dan ayam. Pasokan daging
kambing relatif terbatas karena usaha peternakan kambing di Indonesia di dominasi oleh usaha
rumah tangga dengan skala pemilikian 4 – 10 ekor.
Permintaan kambing untuk konsumsi khususnya seperti restaurant dan hotel-hotel masih dipenuhi
oleh impor. Hal ini disebabkan daging kambing dalam negeri kurang sesuai untuk masakan yang
dikehendaki oleh restaurant dan hotel tersebut.
Kabupaten Dharmasraya memiliki keunggulan komparatif dalam usaha peternakan kambing karena
ketersediaan lahan luas diikuti oleh kemampuan penduduk dalam menangani ternak ini.
Perkembangan teknologi dalam bidang peternakan yang pesat memungkinkan untuk mencapai
produktivitas lebih dari yang ada pada saat ini.
Dalam suatu usaha peternakan sangat dibutuhkan analisa tentang usaha tersebut, karena suatu
usaha akan dapat berjalalan dengan baik apabila usaha memiliki perhitungan finansial yang benar
dan rinci.
Biaya tetap yang diperlukan dalam pegembangan ternak kambing meliputi bangunan kandang,
pembelian bibit betina dan jantan, sewa lahan, pembuatan gudang, dan lain-lain. Sedangkan biaya
operasional yang diperlukan dan dikeluarkan setiap tahunnya mencangkup biaya replacement stock,
pakan, obat, tenaga kerja, peralatan dan lain-lain dengan total kebutuhan pertahun.
Komponen penerimaan terdiri dari penjualan betina, penjualan jantan, penjualan anak betina,
penjualan anak jantan, dan penjualan pupuk.
Peluang Kedepan
Usaha ini sangat cocok untuk saya yang berada di pedesaan dan usaha ini bisa saya jadikan sebagai
pekerjaan sampingan. Selain mudah untuk merawatnya hasil atau keuntungan yang di dapat juga
lumayan besar. Memang tidak sebesar usaha dari penggemukan sapi atau beternak sapi namun
usaha ini bisa anda jalankan dengan modal yang relative kecil dan tidak memakan biaya besar.
Usaha dengan beternak kambing ini merupakan usaha yang sangat menjanjikan dan berpeluang
besar untuk mendapatkan hasil yang saya inginkan mengingat kebutuhan akan daging yang semakin
meningkat dan kebutuhan daging di Negara kita Indonesia belum tercukupi sehingga menjadikan
usaha ini suatu usaha yang harus kita jalankan.
Harga jual pun masih terbilang tinggi, bahkan hampir tidak pernah mengalami penurunan apalagi
saat menjalani hari besar seperti hari raya qurban harga kambing bisa meningkat secara signifikan.
Perkembangan Bisnis
Setelah bisnis ternak kambing ini sudah memiliki penghasilan yang stabil mungkin saya akan
membuka cabang atau mungkin membuat usaha yang baru.
Alasan Berwirausaha
Pelaku wirausaha adalah mereka yang mencari masa depan yang lebih baik, sedangkan karyawan
adalah mereka yang mencari rasa aman, " Jangan mau seumur hidup menjadi orang gajian!" kata
Valentino Dinsi. Artinya, kalau mau kaya jangan hanya mengandalkan gajian. Karena sekaya-kayanya
orang gajian, masih lebih kaya lagi orang yang memberi gaji.
Dengan usaha sendiri, kita bebas mengatur kerja kita sendiri dan tidak menghabiskan sebagian
waktu kita untuk mendapat perintah dan tekanan orang lain.
Disaat menjadi pengusaha, kita adalah bos dan karyawan dari usaha yang kita kelola sendiri, tidak
terikat waktu dan aturan. Kita bisa mendapatkan penghasilan dalam jumlah yang sangat besar,
bahkan tidak terbatas.
Ingin Mandiri
Ini usaha kita, hasil jerih payah kita, hasilnya juga milik kita. Jadi kita sendiri yang pegang kendali.
Kitalah yang menjadi penentu kesuksesan dan keberhasilan usaha yang kita jalankan.
Dengan membuka usaha sendiri, apalagi sampai berkembang (cabang dimana-mana), hingga
memiliki karyawan yang banyak, dan penghasilan banyak. Pemilik wirausaha akan memperoleh
kepuasan dan kebanggaan tersendiri.
ISI
Rencana Bisnis
Populasi kambing di Indonesia saat ini mencapai 7 juta ekor. Jumlah ini 76% diantaranya berada di
Pulau Jawa. Kambing umumnya dipelihara dengan cara yang sangat sederhana di setiap rumah
tangga pedesaan. Setiap keluarga pada umumnya memiliki 4 – 6 ekor kambing yang dipelihara
dengan dikandangkan di halaman rumah dan digembalakan di areal bekas panen atau lahan beras.
Pakan yang diberikan setiap hari berasal dari rumput yang ada di seputar rumah.
Jenis kambing yang saat ini banyak dipelihara adalah kambing lokal dan kambing etawa. Jenis
kambing etawa merupakan jenis yang memiliki produktivitas tinggi danday a tahan yang Iebih baik.
Kambing betina jenis ini mencapai kematangan seksual pada umur 8 – 9 bulan. Masa kehamilan
selama 5 bulan dan masa Iaktasi 4 bulan. Dengan peemeliharaan yang baik, kambing dapat
dikawinkan lagi 2 – 3 bulan lagi setelah melahirkan. Setiap melahirkan kambing mampu
menghasilkan 2 – 3 ekor anak, sehingga dalam dua tahun dapat menghasilkan 6 – 9 ekor anak.
Kambing dewasa jenis ini memiliki berat karkas bersih 18 – 20 kg untuk kambing jantan dan 15 – 18
untuk betina. Masa subur kambing betina setelah berusia 5 tahun.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan analisa perhitungan beternak kambing itu menjadi tidak
baik adalah:
Letak kandang terhadap sumber pakan hijauan. Letak kandang kambing yang jauh dari sumber
pakan tentu membutuhkan biaya yang lebih daripada yang kandang yang dekat dengan sumber
pakan
Pembiayaan di daerah tempat kandang. Biaya untuk membuat infrastruktur kandang tentunya
berbeda untuk tiap daerah. Biaya meliputi harga bangunan dan upah tukang. Demikian juga upah
pegawai anak kandang sudah pasti berbeda.
Tujuan beternak berbeda dengan tujuan yang dianalisa dalam referensi. Beternak kambing untuk
kontes tentu akan berbeda dengan beternak kambing untuk susu dan pedaging.
Harga kambing dalam realita berbeda dengan harga dalam analisa referensi. Pada umumnya harga
kambing dalam analisa lebih murah dibandingkan dengan harga yang sekarang. Dapat juga
perbedaan harga ini disebabkan perbedaan harga tiap daerah.
Bentuk Kegiatan
Bibit
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk pedaging, atau perah
(misalnya: kambing kacang untuk produksi daging, kambing untuk produksi susu, dll). Secara umum
ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi
tinggi terhadap lingkungan.
Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh besar, tapi tidak
terlalu gemuk.
Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah rata.
Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda.
Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak
terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.
Makanan
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diberikan
harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai
ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan
(berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil
kelapa, vitamin dan mineral).
Cara pemberiannya :
Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan kambing, berikan juga air
minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium secukupnya.
Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering dikawinkan perlu
ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari.
Beberapa peternak kambing modern justru berhasil memanfaatkan limbah yang ada seperti debog
pohon pisang, bungkil kacang tanah, maupun jerami.
Untuk membuat pakan kambing dari bahan limbah, perlu dilakukan tahap fermentasi yang berfungsi
agar senyawa penyusun bahan limbah tersebut dapat diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana
sehingga kambing dapat mencernanya dengan baik.
Memudahkan pakan kambing untuk dicerna sehingga meringankan system pencernaan kambing
Mampu meningkatkan produktivitas susu pada kambing, terutama jenis kambing etawa
Pakan kambing fermentasi mampu meningkatkan bobot ternak secara signifikan
Dengan pakan kambing fermentasi, kotoran yang dihasilkan kambing tidak berbau sehingga aman
bagi lingkungan sekitar
Kotoran dan urine kambing yang mengkonsumsi pakan kambing fermentasi lebih bagus untuk
dijadikan pupuk kandang dibandingkan dengan kambing yang mengkonsumsi pakan konvensional.
Tahap fermentasi pakan kambing membutuhkan beberapa bakteri baik pemecah senyawa seperti
lactobacillus yang dapat di peroleh dari biostarter. Biostarter ini banyak dijual di toko pertanian
dengan harga yang bervariasi tergantung dari merknya.
Bahan – bahan :
5 cc biostarter
5 cc molases
Cara Membuat :
Setelah di diamkan selama 3 hari, Anda kini sudah mempunyai biostarter turunan yaitu perbanyakan
dari biostarter utama namun tidak mengurangi kualitasnya itu sendiri. Selain sebagai campuran
pakan kambing, bistarter juga bermanfaat untuk membersihkan kandang kambing dari kotoran,
sebagai pupuk cair tanaman, hingga pestisida nabati untuk tanaman Anda.
Jerami, debog pohon pisang, atau bungkil kacang tanah (bisa ketiganya maupun cukup salah satu
saja) sebanyak 300 kg
Larutan gula
Proses Pembuatan:
Jerami, debog pohon pisang, atau bungkil kacang tanah dipotong atau cacah menjadi kecil.
Masukkan 10 liter air sumur atau air sungai kedalam drum, kemudian aduk semua bahan hingga
merata
Tutup drum serapat mungkin, dan diamkan selama 3 hari ditempat yang sejuk.
Setelah 3 hari, pakan kambing fermentasi telah siap untuk dikonsumsi oleh hewan peliharaan Anda.
Selain berguna sebagai campuran pakan kambing fermentasi, biostarter juga baik digunakan sebagai
bahan campuran minuman kambing.
Bahan – bahan :
400 cc molasses
Tata Laksana
Kandang
Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan minimal berjarak 5 meter dari
rumah).
Pengelolaan reproduksi
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua tahun. Hal-hal yang harus
diperhatikan adalah :
Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, dan sebaiknya dikawinkan pada umur
10-12 bulan atau saat bobot badan mencapai 55 - 60 kg
Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor sering dikibaskan, sering
kencing, kemaluan bengkak dan mau/diam bila dinaiki.
Pengendalian Penyakit
Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan
yang cukup gizi dan vaksinasi.
Penyakit yang sering menyerang kambing adalah: cacingan, kudis (scabies), kembung perut (bloat),
paru-paru (pneumonia), orf, dan koksidiosis.
Pasca Panen
Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak, baik
daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotorannya. Bila kambing hendak dijual pada saat berat badan
tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun), dan diusahakan agar permintaan akan kambing
cukup tinggi. Harga diperkirakan berdasarkan : berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga daging
eceran.
Pengeluaran
·Bibit
Jumlah = Rp 55.000.000,-
=Rp 30.000.000,-
Total = RP 85.000.000,-
Pemasukan
Dari anaknya
Jika setelah 1 tahun, ke 80 kambing menghasilkan 28 ekor, jumlah kambing yang bisa dijual setelah 1
tahun = 336 ekor.
Jika harga tiap ekor Rp. 400.000,- maka dari 336 ekor tersebut akan dihasilkan :
Dari induk
Pertambahan berat induk 50 gram per hari, maka setelah 2 tahun akan dihasilkan pertambahan
berat : 1,5 kg x 100 ekor x 12 bulan = 1.800 kg.
Total daging yang dapat dijual (100 x 15 kg) + 1.800 kg = 3.300 kg.
Dari kotoran :
Selama 2 tahun bisa menghasilkan ± 1.120 karung x Rp. 2.000,- = Rp. 2.240.000,-
Keuntungan
Saya akan bekerja sama dengan blantik – blantik yang ada didalam maupun yang diluar
dharmasraya.
KESIMPULAN
Proposal ini dibuat dengan sebuah harapan dan cita-cita yang tinggi untuk membentuk
konfigurasi praktek ekonomi yang berkeadilan. Secara faktual proses kewirausahaan sosial
memerlukan proses partisipatif secara terus-menerus. Melihat kondisi ini maka program
pemberdayaan peternak memerlukan energi sosial yang tidak sedikit. Upaya membangun
sinergisitas dari berbagai kalangan akan sangat berguna untuk menyelesaikan berbagai kelemahan
yang ada sekaligus mengakumulasikan energi yang memberikan efek kuantum.
Demikian usulan proposal “Usaha Ternak Kambing” ini disusun, sebagai bahan acuan untuk memulai
suatu harapan dan usaha baru dalam pelaksanaan dan kesuksesan program. Mohon maaf jika ada
kekurangan. Atas perhatiannya kami sampaikan terimakasih.
Kelebihan
Peluang ekspor tinggi, terutama ke Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia (menjelang musim haji,
tiap tahun butuh sekitar dua juta. Syarat min. 20 kg, Indonesia sangat dipercaya karena
penduduknya sebagian besar muslim).
Kelemahan
Investor kurang tertarik (respon terhadap perbaikan pakan kurang baik dan segmen konsumen
terbatas)
Kurang dapat memanfaatkan limbah (mikroba rumen tidak segera merespon jika ada pakan baru).