Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL USAHA

BETERNAK KAMBING

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD JAYYID HADI
DIII TEKNIK LISTRIK 1C
1931120023
A. PENJELASAN SINGKAT TENTANG USAHA
Beternak kambing adalah sebuah usaha yang bertujuan untuk membudidayakan
kambing dan untuk dikirim ke pasar – pasar tradisional serta memproduksi kambing –
kambing yang berkualitas tinggi.
B. LATAR BELAKANG
Ternak kambing, merupakan salah satu sumberdaya penghasil bahan makanan
berupa daging yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan penting artinya bagi
masyarakat. Seiring hal tersebut peternakan kambing memiliki peluang yang cukup
besar dengan semakin sadarnya masyarakat akan kebutuhan gizi yang perlu segera
dipenuhi.
Produktivitas biologis kambing cukup tinggi, 8-28% lebih tinggi dibandingkan
sapi (Devendra, 1975). Jumlah anak per kelahiran bervariasi 1 sampai dengan 3 ekor,
sehingga dapat dimanfaatkan sebagai produk komersial dan tidak mengganggu proses
reproduksinya. Biaya investasi usaha ternak kambing relatif rendah dan
pemeliharaannya pun jauh lebih mudah dibanding sapi.
Pengembangan usaha kambing mempunyai peluang pasar yang cukup tinggi di
Kabupaten Dharmasraya karena daya dukung kesesuaian iklim dan aksesibilitas ke
berbagai daerah konsumen. Tingginya impor dan masih rendahnya produksi daging
sapi dalam negeri, merupakan pasar yang perlu dijajagi.
Dari aspek produksi daging, permintaan daging kambing di Indonesia maupun
di dunia juga mengalami peningkatan pesat selama 10 tahun terakhir ini. Indonesia
mengkonsumsi kambing sebagai salah satu sumber protein hewani yang utama setelah
sapi dan ayam. Pasokan daging kambing relatif terbatas karena usaha peternakan
kambing di Indonesia di dominasi oleh usaha rumah tangga dengan skala pemilikian 4
– 10 ekor.
Permintaan kambing untuk konsumsi khususnya seperti restaurant dan hotel-
hotel masih dipenuhi oleh impor. Hal ini disebabkan daging kambing dalam negeri
kurang sesuai untuk masakan yang dikehendaki oleh restaurant dan hotel tersebut.
Kabupaten Dharmasraya memiliki keunggulan komparatif dalam usaha peternakan
kambing karena ketersediaan lahan luas diikuti oleh kemampuan penduduk dalam
menangani ternak ini. Perkembangan teknologi dalam bidang peternakan yang pesat
memungkinkan untuk mencapai produktivitas lebih dari yang ada pada saat ini.
Dalam suatu usaha peternakan sangat dibutuhkan analisa tentang usaha tersebut,
karena suatu usaha akan dapat berjalalan dengan baik apabila usaha memiliki
perhitungan finansial yang benar dan rinci.
Biaya tetap yang diperlukan dalam pegembangan ternak kambing meliputi
bangunan kandang, pembelian bibit betina dan jantan, sewa lahan, pembuatan gudang,
dan lain-lain. Sedangkan biaya operasional yang diperlukan dan dikeluarkan setiap
tahunnya mencangkup biaya replacement stock, pakan, obat, tenaga kerja, peralatan
dan lain-lain dengan total kebutuhan pertahun.
Komponen penerimaan terdiri dari penjualan betina, penjualan jantan, penjualan anak
betina, penjualan anak jantan, dan penjualan pupuk.
C. VISI DAN MISI
a. Visi
Memperbanyak produksi kambing dan memajukan usaha tersebut
b. Misi
 Ingin Cepat Kaya
Pelaku wirausaha adalah mereka yang mencari masa depan yang lebih baik,
sedangkan karyawan adalah mereka yang mencari rasa aman, " Jangan mau
seumur hidup menjadi orang gajian!" kata Valentino Dinsi. Artinya, kalau
mau kaya jangan hanya mengandalkan gajian. Karena sekaya-kayanya orang
gajian, masih lebih kaya lagi orang yang memberi gaji.
 Tidak Ingin Terikat/ Diatur Orang Lain
Dengan usaha sendiri, kita bebas mengatur kerja kita sendiri dan tidak
menghabiskan sebagian waktu kita untuk mendapat perintah dan tekanan
orang lain.
 Bisa Mewujudkan Mimpi Dan Kreativitas
Ketika kita sudah memiliki suatu usaha milik sendiri, maka hasil yang kita
peroleh bisa untuk lebih mengembangkan usaha kita, dengan memberikan ide-
ide yang timbul dari hasil pemikiran kita sendiri. Karena kita telah memiliki
waktu yang sangat luang yang tidak dimiliki disaat menjadi karyawan.
 Penghasilan Tidak Terbatas
Disaat menjadi pengusaha, kita adalah bos dan karyawan dari usaha yang kita
kelola sendiri, tidak terikat waktu dan aturan. Kita bisa mendapatkan
penghasilan dalam jumlah yang sangat besar, bahkan tidak terbatas.
 Ingin Mandiri
Ini usaha kita, hasil jerih payah kita, hasilnya juga milik kita. Jadi kita sendiri
yang pegang kendali. Kitalah yang menjadi penentu kesuksesan dan
keberhasilan usaha yang kita jalankan.
 Memperoleh Kepuasan Dan Kebanggaan Tersendiri
Dengan membuka usaha sendiri, apalagi sampai berkembang (cabang dimana-
mana), hingga memiliki karyawan yang banyak, dan penghasilan banyak.
Pemilik wirausaha akan memperoleh kepuasan dan kebanggaan tersendiri.
D. ANALISIS SWOT
1. Strength (Kekuatan)
a. Modal relatif kecil
b. Siklus reproduksi lebih singkat (beranak kembar, beranak 3x / 2 tahun)
c. Pakan dapat dipenuhi dari sekitar kendang
d. Mudah beradaptasi dengan lingkungan
e. Peluang ekspor tinggi, terutama ke Timur Tengah, khususnya Saudi Arabia
(menjelang musim haji, tiap tahun butuh sekitar dua juta. Syarat min. 20 kg,
Indonesia sangat dipercaya karena penduduknya sebagian besar muslim).

2. Weakness (Kelemahan)
a. Manajemen sebagian besar secara tradisional
b. Investor kurang tertarik (respon terhadap perbaikan pakan kurang baik dan
segmen konsumen terbatas)
c. Kurang dapat memanfaatkan limbah (mikroba rumen tidak segera merespon
jika ada pakan baru).

3. Opportunity (Peluang)
Usaha ini sangat cocok untuk saya yang berada di pedesaan dan usaha ini bisa
saya jadikan sebagai pekerjaan sampingan. Selain mudah untuk merawatnya hasil
atau keuntungan yang di dapat juga lumayan besar. Memang tidak sebesar usaha
dari penggemukan sapi atau beternak sapi namun usaha ini bisa anda jalankan
dengan modal yang relative kecil dan tidak memakan biaya besar. Usaha dengan
beternak kambing ini merupakan usaha yang sangat menjanjikan dan berpeluang
besar untuk mendapatkan hasil yang saya inginkan mengingat kebutuhan akan
daging yang semakin meningkat dan kebutuhan daging di Negara kita Indonesia
belum tercukupi sehingga menjadikan usaha ini suatu usaha yang harus kita
jalankan. Harga jual pun masih terbilang tinggi, bahkan hampir tidak pernah
mengalami penurunan apalagi saat menjalani hari besar seperti hari raya qurban
harga kambing bisa meningkat secara signifikan. Setelah bisnis ternak kambing
ini sudah memiliki penghasilan yang stabil mungkin saya akan membuka cabang
atau mungkin membuat usaha yang baru.

4. Threat (Ancaman)
Pesaing sudah banyak yang cukup lama beroperasi sehingga sudah memiliki
jaringan konsumen.
E. STRUKTUR ORGANISASI

Pemilik

Crew Crew
F. ANALISIS PASAR
Populasi kambing di Indonesia saat ini mencapai 7 juta ekor. Jumlah ini 76%
diantaranya berada di Pulau Jawa. Kambing umumnya dipelihara dengan cara yang
sangat sederhana di setiap rumah tangga pedesaan. Setiap keluarga pada umumnya
memiliki 4 – 6 ekor kambing yang dipelihara dengan dikandangkan di halaman rumah
dan digembalakan di areal bekas panen atau lahan beras. Pakan yang diberikan setiap
hari berasal dari rumput yang ada di seputar rumah.
Jenis kambing yang saat ini banyak dipelihara adalah kambing lokal dan kambing
etawa. Jenis kambing etawa merupakan jenis yang memiliki produktivitas tinggi dan
daya tahan yang Iebih baik. Kambing betina jenis ini mencapai kematangan seksual
pada umur 8 – 9 bulan. Masa kehamilan selama 5 bulan dan masa Iaktasi 4 bulan.
Dengan pemeliharaan yang baik, kambing dapat dikawinkan lagi 2 – 3 bulan lagi
setelah melahirkan. Setiap melahirkan kambing mampu menghasilkan 2 – 3 ekor
anak, sehingga dalam dua tahun dapat menghasilkan 6 – 9 ekor anak. Kambing
dewasa jenis ini memiliki berat karkas bersih 18 – 20 kg untuk kambing jantan dan 15
– 18 untuk betina. Masa subur kambing betina setelah berusia 5 tahun.
G. ANALISIS PRODUKSI
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan analisa perhitungan beternak kambing itu
menjadi tidak baik adalah:
a. Letak kandang terhadap sumber pakan hijauan. Letak kandang kambing yang
jauh dari sumber pakan tentu membutuhkan biaya yang lebih daripada yang
kandang yang dekat dengan sumber pakan
b. Pembiayaan di daerah tempat kandang. Biaya untuk membuat infrastruktur
kandang tentunya berbeda untuk tiap daerah. Biaya meliputi harga bangunan
dan upah tukang. Demikian juga upah pegawai anak kandang sudah pasti
berbeda.
c. Daya serap pasar akan produk ternak kambing.
Tujuan beternak berbeda dengan tujuan yang dianalisa dalam referensi.
Beternak kambing untuk kontes tentu akan berbeda dengan beternak kambing
untuk susu dan pedaging.
d. Harga kambing dalam realita berbeda dengan harga dalam analisa referensi.
Pada umumnya harga kambing dalam analisa lebih murah dibandingkan
dengan harga yang sekarang. Dapat juga perbedaan harga ini disebabkan
perbedaan harga tiap daerah.

 Bentuk Kegiatan
 Bibit
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk
pedaging, atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi daging,
kambing untuk produksi susu, dll). Secara umum ciri bibit yang baik adalah
yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi
tinggi terhadap lingkungan.
a) Ciri untuk calon induk:
Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang
lurus, tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk.
Jinak dan sorot matanya ramah.
Kaki lurus dan tumit tinggi.
Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan
bawah rata.
Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang
muda.
Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.
b) Ciri untuk calon pejantan :
Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih
tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido
(nafsu kawin) tinggi.
Kaki lurus dan kuat.
Dari keturunan kembar.
Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.
 Makanan
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak.
Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral,
mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh.
Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput)
dan makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil
kelapa, vitamin dan mineral).
Cara pemberiannya :
Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan
kambing, berikan juga air minum 1,5 - 2,5 liter per ekor per hari, dan garam
berjodium secukupnya.
Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang
sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur
sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari

 Inovasi Pakan Kambing


Beberapa peternak kambing modern justru berhasil memanfaatkan limbah
yang ada seperti debog pohon pisang, bungkil kacang tanah, maupun jerami.
Untuk membuat pakan kambing dari bahan limbah, perlu dilakukan tahap
fermentasi yang berfungsi agar senyawa penyusun bahan limbah tersebut
dapat diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga kambing dapat
mencernanya dengan baik.

 Kelebihan Pakan kambing Fermentasi :


Memudahkan pakan kambing untuk dicerna sehingga meringankan system
pencernaan kambing
Mampu meningkatkan produktivitas susu pada kambing, terutama jenis
kambing etawa
Pakan kambing fermentasi mampu meningkatkan bobot ternak secara
signifikan
Mampu meningkatkan nafsu makan kambing peliharaan
Daging kambing rendah kolesterol serta lebih berisi
Kambing lebih tahan terhadap berbagai penyakit
Dengan pakan kambing fermentasi, kotoran yang dihasilkan kambing tidak
berbau sehingga aman bagi lingkungan sekitar
Kotoran dan urine kambing yang mengkonsumsi pakan kambing fermentasi
lebih bagus untuk dijadikan pupuk kandang dibandingkan dengan kambing
yang mengkonsumsi pakan konvensional.
Tahap fermentasi pakan kambing membutuhkan beberapa bakteri baik
pemecah senyawa seperti lactobacillus yang dapat di peroleh dari biostarter.
Biostarter ini banyak dijual di toko pertanian dengan harga yang bervariasi
tergantung dari merknya.
 Inovasi Melipat gandakan Biostarter untuk Pakan Kambing
Bahan – bahan :
5 cc biostarter
5 cc molases
1 liter air bersih

Cara Membuat :
Campurkan ketiga bahan tersebut kedalam jirigen plastic
Tutup rapat jirigen, kemudian kocok perlahan hingga tercampur sempurna
Simpan di tempat teduh dan diamkan selama 3 hari
Setelah di diamkan selama 3 hari, Anda kini sudah mempunyai biostarter
turunan yaitu perbanyakan dari biostarter utama namun tidak mengurangi
kualitasnya itu sendiri. Selain sebagai campuran pakan kambing, bistarter juga
bermanfaat untuk membersihkan kandang kambing dari kotoran, sebagai
pupuk cair tanaman, hingga pestisida nabati untuk tanaman Anda.

 Inovasi Biostarter Fermentasi Dari Limbah Organik


Bahan – Bahan :
1 liter biostarter turunan
Jerami, debog pohon pisang, atau bungkil kacang tanah (bisa ketiganya
maupun cukup salah satu saja) sebanyak 300 kg
Larutan gula
1 buah nanas matang diparut halus
Air sumur atau air sungai
Drum plastic bertutup

Proses Pembuatan :
Jerami, debog pohon pisang, atau bungkil kacang tanah dipotong atau cacah
menjadi kecil.
Masukkan potongan kecil limbah organic tersebut kedalam drum plastic
Tambahkan 1 liter biostarter turunan yang sudah Anda buat sebelumnya
Tambahkan pula larutan gula serta parutan nanas
Masukkan 10 liter air sumur atau air sungai kedalam drum, kemudian aduk
semua bahan hingga merata
Tutup drum serapat mungkin, dan diamkan selama 3 hari ditempat yang sejuk.
Setelah 3 hari, pakan kambing fermentasi telah siap untuk dikonsumsi oleh
hewan peliharaan Anda.
Selain berguna sebagai campuran pakan kambing fermentasi, biostarter juga
baik digunakan sebagai bahan campuran minuman kambing.

 Inovasi Biostarter Minuman Kambing yang Sehat


Bahan – bahan :
1 liter biostarter turunan
400 cc molasses
liter air bersih dari sumur maupun sungai
Drum plastic yang memiliki tutup rapat

Cara Membuat :
Campurkan ketiga bahan tersebut, aduk rata
Masukkan kedalam drum, kemudian tutup rapat
Diamkan dalam tempat sejuk selama 1 hari
Minuman kambing siap untuk diberikan

 Tata Laksana
a) Kandang
Harus segar (ventilasi baik, cukup cahaya matahari, bersih, dan
minimal berjarak 5 meter dari rumah).
Ukuran kandang yang biasa digunakan adalah :
Kandang beranak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang anak : 100 cm x 125 cm /ekor
Kandang pejantan : 110 cm x 125 cm /ekor
Kandang dara/dewasa : 100 cm x 125 cm /ekor
b) Pengelolaan reproduksi
Diusahakan agar kambing bisa beranak minimal 3 kali dalam dua
tahun. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
Kambing mencapai dewasa kelamin pada umur 6 s/d 10 bulan, dan
sebaiknya dikawinkan pada umur 10-12 bulan atau saat bobot badan
mencapai 55 - 60 kg
Lama birahi 24 - 45 jam, siklus birahi berselang selama 17 - 21 hari.
Tanda-tanda birahi : gelisah, nafsu makan dan minum menurun, ekor
sering dikibaskan, sering kencing, kemaluan bengkak dan mau/diam
bila dinaiki.
Ratio jantan dan betina = 1 : 10
Saat yang tepat untuk mengawinkan kambing adalah :
Masa bunting 144 - 156 hari (5 bulan).
Masa melahirkan, penyapihan dan istirahat ± 2 bulan.
c) Pengendalian Penyakit
Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi
kandang yang baik, makanan yang cukup gizi dan vaksinasi.
Penyakit yang sering menyerang kambing adalah: cacingan, kudis
(scabies), kembung perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf, dan
koksidiosis.
H. ANALISA RESIKO USAHA
a. Kemungkinan kambing terkena penyakit dan menyebabkan kematian
b. Gagalnya kelahiran anak kambing dapat menyebabkan kerugian
c. Susahnya mencari pakan
d. Salah strategi dapat menyebabkan kebangkrutan

I. STRATEGI USAHA
Saya akan bekerja sama dengan blantik – blantik yang ada didalam maupun yang
diluar dharmasraya.
Saya juga akan bekerja sama dengan beberapa rumah makan.
Dan saya juga akan memasarkannya di pasar ternak.
J. PROYEKSI KEUANGAN DAN SUMBER PENDANAAN
Pengeluaran
·Bibit
- Bibit 1 ekor pejantan = 20 x Rp. 750.000 = Rp 15.000.000,-
- Bibit 1 ekor betina = 80 x Rp. 500.000 = Rp 40.000.000,-
Jumlah = Rp 55.000.000,-
Kandang untuk 100 kambing x Rp. 200.000,- = Rp 20.000.000,-
Makanan untuk 100 kambing x Rp. 60.000,- = Rp 6.000.000,-
Obat-obatan untuk 100 kambing x Rp. 40.000,- = Rp 4.000.000,-
=Rp 30.000.000,-
Total = RP 85.000.000,-
Pemasukan
Dari anaknya
Jika setelah 1 tahun, ke 80 kambing menghasilkan 28 ekor, jumlah kambing yang bisa
dijual setelah 1 tahun = 336 ekor.
Jika harga tiap ekor Rp. 400.000,- maka dari 336 ekor tersebut akan dihasilkan :
336 x Rp. 400.000,- = Rp. 134,400.000,-
Dari induk
Pertambahan berat induk 50 gram per hari, maka setelah 2 tahun akan dihasilkan
pertambahan berat : 1,5 kg x 100 ekor x 12 bulan = 1.800 kg.
Total daging yang dapat dijual (100 x 15 kg) + 1.800 kg = 3.300 kg.
Pendapatan dari penjualan daging = 3.300 kg x Rp. 50.000,- =Rp.165.000.000,-
Dari kotoran :
Selama 2 tahun bisa menghasilkan ± 1.120 karung x Rp. 2.000,- = Rp. 2.240.000,-
Total Pemasukan Masuk :
Rp.134.400.000 + Rp. 165.000.000 + Rp. 2.240.000 = Rp. 301.640.000,-
Keuntungan
Masuk : Rp. 301.640.000,-
Keluar : Rp. 85.000.000,-
Keuntungan selama 2 th : Rp. 301.640.000,- dikurang Rp. 85.000.000,-
Rp. 216.640.000,- atau Rp. 9.026.666,- per bulan.

Pasca Panen
Hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak,
baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun kotorannya. Bila kambing hendak dijual
pada saat berat badan tidak bertambah lagi (umur sekitar 1 - 1,5 tahun), dan
diusahakan agar permintaan akan kambing cukup tinggi. Harga diperkirakan
berdasarkan : berat hidup x (45 sampai 50%) karkas x harga daging eceran.

K.
L.
Kesimpulan
Proposal ini dibuat dengan sebuah harapan dan cita-cita yang tinggi untuk membentuk
konfigurasi praktek ekonomi yang berkeadilan. Secara faktual proses kewirausahaan
sosial memerlukan proses partisipatif secara terus-menerus. Melihat kondisi ini maka
program pemberdayaan peternak memerlukan energi sosial yang tidak sedikit. Upaya
membangun sinergisitas dari berbagai kalangan akan sangat berguna untuk
menyelesaikan berbagai kelemahan yang ada sekaligus mengakumulasikan energi
yang memberikan efek kuantum.
Demikian usulan proposal “Usaha Ternak Kambing” ini disusun, sebagai bahan acuan
untuk memulai suatu harapan dan usaha baru dalam pelaksanaan dan kesuksesan
program. Mohon maaf jika ada kekurangan. Atas perhatiannya kami sampaikan
terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai