ABDULLAH MAS’UD
BUKU AJAR
2022
Custo mer
DAFTAR ISI
1. Udara Pompa 1
1.1 Karakteristik Udara
1.2 Keuntungan dan Kerugian Penggunaan udara
1.3 Peralatan Sistem Pneumatik
1.4 Unit Pengolahan Udara Bertekanan (Air Service Unit)
1.5 Peralatan Pengolahan Udara Bertekanan
1.6 Jenis dan Simbol Komponen Unit Pelayanan Udara
1.7 Pemeriksaan Udara Pompa dan Peralatan
2. Sistem Pneumatik 10
2.1 Pengertian Pneumatik
2.2 Prinsip Dasar Pneumatik
2.3 Penggunaan Pneumatik
2.4 Penerapan Sistem Pneumatik Di Industri
2.5 Keselamatan Kerja Pada Sistem Pneumatik
2.6 Efektifitas Pneumatik
2.7 Stuktur Kerja Sistem Pneumatik
2.8 Unit Pengerak (Working Element = Aktuator)
2.9 Simbol Komponen Aktuator
2.10 The Air Muscle (Otot Udara)
2.11 Konduktor dan konektor
2.12 Types Of Mounting ( Cara-cara Pengikatan )
2.13 Analisis Perhitungan Pneumatik
3. Katup-Katup Pneumatik 32
3.1 Katup Pengarah (directional way valve)
3.2 Penomoran dan Hurf Pada Lubang Katup
3.3 Terminal dan Posisi Awal
3.4 Jenis-Jenis Penggerak Katup
3.5 Contoh penggambaran katup pneumatik secara operasional
3.6 Unit Pengatur ( Control Element )
3.7 Katup Pengarah ( Directional Control Valves )
3.8 Katup Satu Arah (Non Return Valves)
3.9 Katup Pengatur Tekanan (Pressure Control Valve)
3.10 Time Delay Valve (Katup Penunda)
3.11 Simbol dan Penampang KatupP
3.12 Katup Pemroses Sinyal Pneumatik
3.13 Garis pemipaan ( Pipe lines )
4. Rangkaian Pneumatik 46
4.1 Analisis diagram Rangkaian
4.2 Tata Letak Rangkaian
4.3 Penandaan Elemen
4.4 Diagram Rangkaian Pneumatik
4.5 Kontrol Silinder Kerja
4.6 Kecepatan Silinder
4.7 Pengaturan Kecepatan Gerak Aktuator
4.8 Aturan dasar merakit rangkaian pneumatik
4.9 Prinsip Kerja Rangkaian Pneumatik
4.10 Rangkaian Semi Otomatis
4.11 Rangkaian Otomatis
4.12 Rangkaian dengan pengatur waktu dan katup buang cepat
6. Elektro Penumatik 88
6.1 Pendahuluan
6.2 Elemen utama Elektro-pneumatik
6.3 Elemen rantai kontrol (Elements of Control Chain)
6.4 Power Supply unit
6.5 Switching contacts and type of actuation.
6.6 Switching Symbols for Solenoid Coils and Relay
6.7 Sakelar tekan, dioperasikan manual
6.8 Pengolah Sinyal Listrik
1. Udara Kempa
a. Komposisi udara :
Udara di permukaan bumi ini terdiri atas campuran dari bermacam-macam gas.Komposisi
dari macam-macam gas tersebut adalah sebagai berikut : 78 % vol.gas nitrogen, 21 %
vol.gas oksigen dan 01 % vol.gas carbon dioksid,argon,helium,krypton,neon dan xenon.
Dalam system pneumatic udara difungsikan sebagai media transfer dan sebagai penyimpan
tenaga ( daya ),yaitu dengan cara dikempa atau dipampatkan.
Udara termasuk golongan zat fluida kerna sifatnya yang selalu mengalir. Sedangkan sifat
utama udara sehingga digunakan sebagai media penyimpan tenaga ( daya ) adalah sifat
compressible ( dapat dikempa ).Sifat-sifat udara senantiasa mengikuti hokum-hukum gas
berikut ini.
b. Karakteristik Udara
Karakteristik udara dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah .
2. Volume udara tidak tetap.
3. Udara dapat dikempa (dipadatkan) .
4. Berat jenis udara 1,3 kg/m3
5. Udara tidak berwarna
Dengan diketahuinya keuntungan dan kerugian penggunaan udara kempa ini kita dapat
membuat antisipasi agar kerugian –kerugian ini dapat dihindari.
1.2 Pembangkit Udara Kempa.
a. Kompressor udara
b. Tangki udara
c. Unit Pelayanan udara ( Filter, Regulator, Lubricator)
d. Pengering udara ( air dryer )
e. Baut tap ( drainage point )
f. Pemisah oli ( oil separator )
Untuk mencapai efesiensi tinggi dan mengurangi biaya pemakaian daya listrik,
kompresor berukuran besar dirancang untuk melakukan kompresi udara dalam dua tahap
atau lebih. Dengan metode ini, dua elemen kompresi atau lebih digunakan untuk
meningkatkan tekanan udara sampai pada tekanan pengiriman akhir. bagian 1 dan 2.
Mendinginkan air di antara setiap tahapan merupakan hal yang perlu dilakukan(intercooling),
udara didinginkan saat melewati satu tahap ke tahap berikutnya. b. Tangki udara ,
Berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan hingga pada tekanan tertentu hingga
pengisian akan berhenti, kemudian dapat digunakan sewaktu-waktu diperlukan
Tiga komponen disambungkan menjadi satu dan dapat langsung disambung ke satu ujung
sistem saluran udara. Unit servis udara harus digunakan pada outlet servis sebagai
perlindungan terakhir terhadap kondensasi yang masuk ke perlengkapan pneumatik.
d. Pemisah air
Udara bertekanan yang keluar filter mengandung uap air. Kelembaban dalam udara
menyebabkan korosi pada semua saluran, sambungan, katup, dan harus dikeringkan
dengan cara memisahkan air melalui tabung pemisah air.
Udara dihisap kompresor kemudian disaring Filter udara agar tidak ada partikel debu.
Kompresor digerakkan motor listrik atau mesin bensin/diesel tergantung kebutuhan.
Tabung penampung udara menyimpan udara selanjutnya melalui katup saru arah udara
dimasukan ke FR/L unit, yang terdiri dari Filter, Regulator dan Lubrication
kebersihan udara, kandungan air embun, kandungan oli pelumas dan sebagainya.
6 . Setiap sambungan (konektor) perlu dipantau agar dipastikan cukup kuat dan rapat
2. Sistem Pneumatik
translasi, rotasi maupun gabungan keduanya. Perpaduan dari gerakan mekanik oleh aktuator
pneumatik dapat dipadu menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi yang terus
menerus (continue), dan flexibel.
Pemakaian pneumatik dibidang produksi mengalami kemajuan pesat, terutama pada proses
perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia dan lainnya. Pemilihan
penggunaan udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistim kontrol dalam proses otomasinya,
karena pneumatik mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mudah diperoleh, bersih dari
kotoran dan zat kimia yang merusak, mudah didistribusikan melalui saluran (selang) yang
kecil, aman dari bahaya ledakan dan hubungan singkat, dapat dibebani lebih, tidak peka
terhadap perubahan suhu dan sebagainya. Udara yang digunakan dalam pneumatik dapat
dibebani lebih tanpa menimbulkan bahaya yang fatal.
Pneumatik banyak digunakan di industri pengolahan logam dan sejenisnya. Secara umum
udara yang dihisap oleh kompressor, akan disimpan dalam suatu tabung penampung.
kemudian diolah agar menjadi kering, dan mengandung sedikit pelumas. Setelah melalui
regulator udara dapat digunakan menggerakkan katub penggerak (aktuator), baik berupa
silinder/stang piston yang bergerak translasi, maupun motor pneumatik yang bergerak rotasi.
Gerakan bolak balik (translasi), dan berputar (rotasi) pada aktuator .
b. Polusi lingkungan
Pada lingkungan kerja system pneumatic dapat terjadi polusi seperti berikut:
1. Noisy (bising) disebabkan udara buang. Hal ini dapat diredam pakai exhaust silencer
2. Oil Mist yaitu kabut oli yang ikut keluar gas buang dapat terhisap oleh operator.
Macam-macam aktuator :
Silinder Pneumatik sederhana terdiri dari ; piston, seal, batang piston, pegas pembalik, dan
silinder. Silinder sederhana akan bekerja bila mendapat udara bertekanan pada sisi kiri,
selanjutnya akan kembali oleh gaya pegas yang ada di dalam silinder pneumatik..
Silinder kerja ganda akan maju atau mundur karena udara bertekanan yang disalurkan ke
salah satu sisi. Silinder pneumatik kerja ganda terdiri dari beberapa bagian, yaitu piston, seal,
batang piston, dan silinder. Sumber energi silinder kerja ganda dapat berupa sinyal langsung
melalui katup kendali, atau melalui katup sinyal ke katup pemroses sinyal (processor),
kemudian baru ke katup kendali..
b. Silinder Kerja
2) Karakteristik Muscle
1. Air Muscle adalah aktuator luar biasa kecil, ringan,sederhana dan 'ramah'. Selain itu
2. Air Muscle terdiri tabung karet ditutupi jaring plastik yang keras dan ukurannya
panjang pada tekanan rendah, setelah dipompa dengan udara bertekanan menjadi
lebih pendek seperti otot manusia
3. Air Muscle memiliki rasio power dan berat sebesar 400:1, jauh lebih baik dari silinder
pneumatik dan motor DC yang hanya dapat mencapai rasio sekitar 16:1.
4. Karakteristik penampilan silinder dapat ditentukan secara teori atau dengan data-data
dari pabriknya. Kedua metode ini dapat dilaksanakan, tetapi untuk penggunaan
tertentu, data-data pabrik lebih menyakinkan.
· langkah mundur
Keterangan :
F = Gaya piston ( N ) f = Gaya pegas ( N )
D = Diameter piston ( m ) d = Diameter batang piston ( m ) A
= Luas penampang piston yang dipakai (m2 ) p = Tekanan kerja ( Pa )
Pada silinder kerja tunggal, gaya piston kembali lebih kecil daripada gaya piston maju
karena kembali digerakkan pegas . Sedangkan pada silinder kerja ganda, gaya piston kembali
lebih kecil daripada silinder maju karena adanya diameter batang piston akan mengurangi luas
penampang piston. Sekitar 3 - 10 % adalah tahanan gesekan. Berikut ini adalah gaya piston
silinder dari berbagai ukuran pada tekanan 1 – 10 bar.
Silinder pneumatik tahan terhadap beban lebih. Silinder pneumatik dapat dibebani lebih besar
dari kapasitasnya. Beban yang tinggi menyebabkan silinder diam.
Kebutuhan Udara
Untuk menyiapan udara dan untuk mengetahui biaya pengadaan energi, terlebih
dahulu harus diketahui konsumsi udara pada sistem. Pada tekanan kerja, diameter piston dan
langkah tertentu, konsumsi udara dihitung sebagai berikut :
Kebutuhan udara = perbandingan kompresi x luas penampang piston x panjang langkah
Tabel :
Kebutuhan udara silinder pneumatik persentimeter langkah dengan fungsi tekanan kerja dan
diameter piston.
Kecepatan Piston
Kecepatan piston rata-rata silinder standar 0,1-1,5 m/s (6 - 90 m/min). Silinder khusus
dapat mencapai kecepatan 10 m/s. Kecepatan silinder pneumatik tergantung :
a. beban ( gaya yang melawan silinder ),
b. tekanan kerja,
c. diameter dalam dan panjang saluran antara silinder dan katup kontrol arah,
d. ukuran katup kontrol arah yang digunakan.
Kecepatan piston dapat diatur dengan katup pengontrol aliran dan dapat ditingkatkan
dengan katup pembuang cepat yang dipasang pada sistem kontrol tersebut. Kecepatan
ratarata piston tergantung dari gaya luar yang melawan piston (beban) dan ukuran lubang
aliran dapat dilihat pada tabel
Langkah Piston
Langkah silinder pneumatik tidak boleh lebih dari 2 m, sedangkan untuk silinder rodless
jangan lebih dari 10 m. Akibat langkah panjang, tekanan mekanik batang piston dan bantalan
menjadi terlalu besar. Untuk menghindari bahaya tekanan, diameter batang piston pada
langkah yang panjang harus sedikit lebih besar. Silinder dengan diameter piston 70 mm,
mempunyai lubang masuk 9 mm, beban terpasang 60% beban penuh. Berapa m/det.-kah
kecepatan gerak silinder.
Jawab:
· Baca tabel didapatkan 380 mm/detik ( 380 mm/detik = 0,38 m/detik
Macam-macam konduktor :
• Pipa tembaga,kuningan,baja galvanis atau stainles steel. Pipa ini juga disebut konduktor
kaku (rigid) dan cocok untuk instalasi yang permanen.
• Tabung tembaga, kuningan atau alluminium. termasuk konduktor yang semi fleksibel
dan cocok untuk instalasi yang sesekali dibongkar-pasang.
• Selang fleksibel biasa terbuat dari plastik digunakan untuk instalasi yang frekuensi
bongkar-pasang lebih tinggi.
b. Konektor
Konektor berfungsi untuk menyambungkan pipa saluran udara (konduktor ) agar
tersambung erat pada bodi komponen pneumatik. Bentuk atau pun macamnya disesuaikan
dengan konduktor yang digunakan.
Tekanan
1 kPa = I000 N/m2 = 20.886 Ibf /ft2 1 atm = 760 torr = 1.01325 x 10 5 N/m 2
Temperatur/suhu
C = 5 R = 4 F = 9 oR = 4/5 x oC o
C = 5/4 x oR oF =
(9/5 x oC) + 32 o
C = 5/9 x (oF-32) 1 °K
= 1.8 °R °K = °C + 273.15
Energi
1J = 1 kg-m2 /s 2 = 1.933 × 10 -2 psi 1J = 0.01934 Ibf /in2 = 10 7 erg
1 erg = 1 dyne-cm 1 kalori = 4.186 J
1 Btu = 252.16 kal 1 in. Hg= 0.491 Ibf /in 2 = 1.055 kJ
1 ft-lbf = 1.3558 J 1dyne/cm2 = 10 -1 N/m 2
-19
1 ev = 1.602 x 10 J 1W = 1 J/s
Kebutuhan udara bertekanan yang diperlukan (Q) juga dapat dicari melalui rumus:
f. Pengubahan
Tekanan
Dimana :
Pe1 = Tekanan awal (N/m2) Pe2 = Tekanan akhir (N/m2)
A 1 = Luas Penampang 1 A 2 = Luas Penampang 2
F = p ¼ π.d2 - R
dimana : F = gaya piston efektif (Newton) p = tekanan kerja (bar/Pa/psi)
d = garis tengah piston (cm) R = gesekan (Newton) diambil 3 – 20%
dari gaya terhitung
Gaya gesek ditentukan oleh pelumasan, tekanan balik, bentuk dari seal dan sebagainya. Gaya
piston efektif sangat berarti dalam perencanaan silinder. Dalam perhitungan gaya piston
efektif, hambatan gesek harus diperhitungkan. Dalam kondisi operasi normal batas tekanan
400 – 800 kPa atau 4 - 8 bar.
Untuk silinder penggerak tunggal, maka berlaku :
F = A . p – (Rf +Rr)
Untuk silinder penggerak ganda, maka berlaku :
F = A . p – Rr : untuk maju F = A’ . p –
Rr : untuk mundur
Sebuah silinder mempunyai diameter (D) 50 mm dan diameter piston (d) 12 mm, besar gaya
gesek (Rr) rata-rata 10% dan tekanan 600 kPa. Tentukan luas penampang silinder dengan
dan tanpa batang piston (A‟ dan A) dan berapa besarnya gaya F yang dapat dihasilkan
(langkah maju dan langkah mundur).
Penyelesaian :
Luas penampang silinder tanpa batang piston : A = ¼ phi x D = 0,785 x 5 = 19,63 cm
Luas penampang silinder dengan batang piston A‟= (D – d ) x 0,785 =(25 – 1,44) = 18,50 cm
Gaya piston teoritis pada langkah maju : F =A x p= 19,63 x10 m x6 x10 N/m =1177,50 N
Gaya diambil Rr (rata-rata 10 %) = 117,75 N
Gaya piston efektif langkah maju : F = Axp–Rr = 19,63x10mx6x10 N/m –117,75 N = 1060 N
Gaya piston teoritis pada langkah mundur : F = A‟ x p = 18,50 x 10 m x 6 10 N/m = 1110 N
Gaya gesek diambil Rr (rata-rata 10 %) = 111 N
Gaya piston efektif langkah mundur :F = A‟ x p-Rr = 18,5 x 10 m x 6 x0 N/m-111N = 999 N.
a. Panjang langkah
Panjang langkah silinder pneumatik tidak boleh lebih 2000 mm. Dengan diameter silinder
besar dan langkah panjang, pemakaian udara besar membuat peralatan pneumatik
menjadi tidak hemat. Langkah besar, tegangan mekanik piston dan bearing pemandu
terlalu besar dan untuk menghindari tekukan, diameter batang piston yang besar dipilih
untuk panjang langkah yang besar. Kemudian apabila panjang diperbesar maka jarak
antara bearing bertambah dan batang piston diperbesar.
b. Kecepatan piston
Kecepatan piston tergantung tekanan udara, panjang pipa, luas penampang pada bagian
kontrol akhir dan bagian kerja juga aliran rata-rata yang melalui bagian kontrol akhir.
Selain itu dipengaruhi posisi akhir bantalan pelindung. Ketika gerakan dari posisi akhir
bantalan pelindung, aliran melalui katup hambat bantu (thortte relief valve), sehingga
kecepatan piston dapat diturunkan. Kecepatan piston rata-rata silinder standart sekitar 0,1
– 1,5 m/detik. Dengan silinder khusus (impact silinder), kecepatan dapat mencapai 10
m/detik. Kecepatan piston dapat diatur dengan menggunakan katup.
c. Pemakaian udara
Untuk mendapatkan informasi volume pemakaian udara dalam ruangan silinder:
Untuk silinder penggerak tunggal : Q = 0,785 x D x h x n
Untuk silinder penggerak ganda : Q = {0,785 x D x h + 0,785 (D - d) x h} n x pk
Keterangan :
Q = volume udara setiap centimeter langkah (liter)
D = garis tengah piston (mm) h = panjang langkah (mm) n=
banyaknya langkah setiap menit pk= perbandingan kompresi (liter/menit) Untuk
tekanan operasi khusus, garis tengah piston dan langkah tertentu, banyaknya pemakaian
tekanan udara dihitung melalui perbandingan kompresi (pk) yaitu :
Contoh soal :
Suatu silinder penggerak ganda mampunyai ukuran piston dengan garis tengah (D) 50 mm
dan batang piston dengan garis tengah 12 mm serta panjang langkah 100 mm. Silinder
membuat langkah sebanyak 10 langkah dalam setiap menit. Tekanan operasi yang digunakan
adalah 600 kPa (6 bar/87 psi). Tentukan volume udara yang diperlukan dalam setiap menitnya
. Penyelesaian :
Perbandingan kompresi :
101,3 kPa + 600 kPa
pk =-------------------------- = 6,9
101,3 kPa
3. Katup Pneumatik
Katup 3/2 penggerak plunyer,pembalik pegas ( 3/2 DCV plunger actuated and spring
centered ) , termasuk jenis katup bola ( ball seat valves)
y = a ^ b ( baca : y = a dan b )
Gambar 3.9. Katup Dua Tekan
a. Pressure Regulation Valve berfungsi mengatur besar-kecil tekanan udara pompa yang
keluar dari service unit dan bekerja pada sistim pneumatik (tekanan kerja).
c. Sequence Valve
Prinsip kerja katup ini hampir sama dengan relief valve, hanya fungsinya berbeda yaitu
untuk membuat urutan kerja dari sistem. Perhatikan gambar berikut :
4. Rangkaian Pneumatik
Batang piston silinder kerja ganda bergerak keluar jika tombol tekan atau pedal kaki
ditekan. Batang piston kembali ke posisi awal setelah keluar penuh dan tekanan pada tombol
atau pedal kaki dilepas. Masalah di atas dipecahkan oleh rangkaian kontrol dengan tata letak
gambar diagram berikut ini.
a.Klasifikasi grup :
Grup 0 : semua elemen sumber energi ditandai dengan angka depan 0 Grup
1, 2, 3, …: penandaan dari satu mata rantai kontrol ( grup ).
Gambar 4.3 menunjukkan penandaan elemen dari sebuah mata rantai kontrol. Karena
rangkaian hanya terdiri dari satu grup, maka semua elemen angka pertama bertanda 1, artinya
lokasinya berada pada grup 1. Silinder ditandai dengan angka 1.0. Katup kontrol akhir ditanda
dengan angka 1.1. Katup-katup yang menyebabkan silinder bergerak maju ditandai dengan
angka : 1.2, 1.4 dan 1.6. Sedangkan katup yang menyebabkan silinder bergerak mundur
ditandai dengan angka 1.3. Sumber energi ditandai 0.1.
A, B, C… : tanda dari elemen-elemen kerja ao, bo, co…. : tanda dari limit switch yang
digerakkan pada posisi belakang silinder A, B,C . a1, b2, c3… : tanda dari limit switch yang
digerakkan pada posisi batang piston ke depan dari silinder A, B,C
Keuntungan dari tipe ini adalah dapat dengan segera diketahui komponen sinyal yang sedang
digerakkan jika silinder bergerak ke posisi yang dituju. Misalnya, gerakan A+ menunjukkan
limit switch a1 yang diperintahkan bekerja, dan gerakan A- menunjukkan limit switch ao yang
diperintahkan bekerja.Dalam praktiknya, penandaan elemen-elemen suatu rangkaian
pneumatik menggunakan kombinasi angka dan huruf.
dan baru ke sinyal kontrol akhir. Cara ini digunakan untuk kontrol rangkaian pneumatic
yang lebih kompleks
Desain diagram rangkaian pneumatik dapat dilakukan dengan cara, antara lain;
a. sinyal harus mengalir dari bawah ke atas .
b. Jika kontrol rumit dan terdiri dari beberapa elemen kerja, rangkaian kontrol harus dibagi
ke dalam rangkaian rantai kontrol yang terpisah. Satu rantai dapat dibentuk untuk
setiap fungsi grup.
a. Kontrol Langsung Silinder Kerja Tunggal pengendalian langsung ialah udara pompa
dari sumber energi langsung dikendalikan oleh katup pengarah untuk mengoperasikan
silinder. Jadi katup pengarah berfungsi sebagai pelaksana signal input juga sebagai final
control element
Posisi Awal : Saat posisi awal semua bagian terhubung dan tombol tidak ditekan oleh
operator. Udara bertekanan dari catu daya ditutup, piston masuk ke dalam oleh dorongan
pegas kembali. Lubang masukan silinder dihubungkan ke lubang pembuangan melalui
katup. Pengiriman bertekanan diputus oleh katup.
Tombol ditekan : Menekan tombol tekan berarti memindahkan posisi katup 3/2, melawan
pegas katup, katup teraktifkan pada posisi kerja. Udara bertekanan dari catu daya melalui
katup masuk ke lubang masukan silinder kerja tunggal. Udara bertekanan menyebabkan
batang piston bergerak keluar melawan gaya pegas. Setelah piston sampai posisi akhir
langkah, maka tekanan udara dalam tabung silinder meningkat mencapai maksimum.
Tombol dilepas : tombol dilepas, pegas di katup mengembalikan katup ke posisi awal
dan batang piston silinder kembali masuk. Jika tombol tekan diaktifkan lalu dilepas
sebelum silinder keluar penuh, piston masuk kembali secara langsung, maka ada
hubungan langsung antara pengoperasian tombol tekan dan posisi silinder. Hal ini
memungkinkan silinder bisa keluar tanpa mencapai akhir langkah.
Posisi Awal
Posisi awal semua hubungan dibuat tidak ada tekanan dan tombol tidak ditekan oleh
operator. Pada posisi tidak diaktifkan, udara bertekanan diberikan pada sisi batang piston
silinder, sedangkan udara pada sisi piston silinder dibuang melalui saluran buang katup.
Tombol ditekan
Posisi katup 4/2 menekan gaya pegas pengembali, katup aktif pada posisi kerja. Pada
posisi ini suplai udara bertekanan dialirkan ke sisi piston silinder dan udara pada sisi
batang piston dibuang keluar. Tekanan pada sisi piston mendorong keluar batang piston.
Pada saat langkah keluar penuh dicapai, tekanan pada sisi piston mencapai maksimum.
Tombol dilepas
Tombol tekan dilepas, pegas pengembali menekan katup kembali ke posisi semula.
Suplai udara bertekanan dialirkan ke sisi batang piston dan udara pada sisi piston
dibuang keluar melalui katup, sehingga batang piston silinder kerja ganda masuk kembali.
Posisi Awal
Pada posisi awal, batang piston silinder kerja tunggal 1.0 berada dalam keadaan
masuk. Katup kontrol 1.1 tidak aktif karena posisi pegas pengembali dan lubang 2(A)
membuang udara ke atmosfir bebas. Sehingga hanya saluran 1(P) katup 3/2 (katup
kontrol 1.1) yang aktif.
Tombol ditekan
Katup tombol 3/2 (katup 1.2) membuka aliran udara dari 1(P) ke 2(A), dan sinyal yang
dibangkitkannya dialirkan ke lubang kontrol 12 (Z) katup 1.1. Katup 1.1 diaktifkan
melawan pegas pengembali dan mengalir udara dari 1(P) ke 2(A) terus ke silinder kerja
tunggal sehingga menyebabkan silinder kerja tunggal bergerak keluar. Sinyal pengaktifan
pada lubang 12(Z) tetap ada selama tombol masih ditekan dan sinyal akan hilang bila
tombol dilepas.
Tombol dilepas
Pegas pengembali katup tombol 1.2 menutup saluran 1(P) ke 2(A), sehingga suplai
udara ke 12(Z) katup 1.1 terputus. Akibatnya sisa udara dari lubang 12(Z) katup 1.1
terbuang keluar lewat lubang 2(A) katup 1.2 . Hal ini membuat katup 1.1 kembali ke posisi
awal karena pegas kembali dan aliran ke silinder kerja tunggal terblokir. Pegas silinder
kerja tunggal mendorong silinder kembali ke posisi awal.
a b
Gambar 4.10 Rangkaian tidak langsung silinder kerja ganda
Gambar 4.10b menunjukkan kontrol tidak langsung untuk silinder kerja ganda menggunakan
dua buah katup 3/2 sebagai pemasok sinyal input dan katup 4/2 sebagai final control elemen
Jika menggunakan katup kontrol akhir dengan pengembalian pegas, sinyal input yang
diberikannya tidak dapat disimpan karena katup kontrol akhir akan kembali keposisi semula
pada saat sinyal input dimatikan. Oleh karena itu, jika diperlukan fungsi memori maka perlu
dibuatkan rangkaian khusus yang dapat memenuhi fungsi tersebut. Rangkaian tersebut
dinamakan rangkaian pengunci, seperti pada gambar berikut :
Dengan menekan tombol katup 1.2, sinyal mengalir ke katup 1.3 dan mengaktifkan
katup 1.6. Jika tombol 1.2 dilepas, katup 1.6 mempertahankan posisinya melalui katup fungsi
logika ATAU 1.4 dan katup 1.3 tidak beroperasi. Untuk membatalkan pengunci, tombol katup
1.3 harus dioperasikan. Jika katup 1.2 dan katup 1.3 dioperasikan bersama, aliran yang
mengalir ke katup 1.6 terblokir dan tidak aliran yang keluar dari katup 1.6. Pada kasus ini
rangkaian pada gambar 3.4 disebut “Dominan OFF “. Bila katup 1.3 terletak antara katup 1.6
dan katup 1.4 rangkaian dinamakan “Dominan ON” seperti pada gambar 4.9 berikut ini.
Keuntungan :
1. tanpa peralatan tambahan, dengan demikian sumber kesalahan
kemungkinan lebih sedikit dan merupakan solusi yang ekonomis.
Gambar 4.14 Fungsi DAN melalui rangkaian seri
Kerugian :
1. di dalam praktiknya saluran sinyal antar komponen menjadi sangat panjang.
2. sinyal dari katup 1.4 (gambar 4.1) tidak dapat dipakai bersama dengan sinyal
kombinasi yang lain karena sumbernya berasal dari katup 1.2 yang disambung seri.
Keuntungan :
1. sinyal dari katup 1.2 dan katup 1.4 dapat digunakan di
dalam kombinasi sinyal lainnya karena sinyal komponen
langsung didapat dari sumbernya.
2. saluran kedua sinyal dapat disambung dengan jarak pendek ke katup dua tekanan
1.6.
3. sinyal masukan ke lubang 12(Z) katup 1.6 dapat lebih kecil, sedangkan keluaran
lubang 2(A) katup 1.6 lebih besar ( efek penguat ).
Gambar 4.15 Fungsi DAN melalui katup 3/2
NO Kerugian :
memerlukan lebih banyak komponen
Keuntungan :
• sinyal dari katup 1.2 dan katup 1.4 dapat digunakan
kombinasi sinyal lainnya karena sinyal komponen
langsung didapat dari sumbernya.
• saluran kedua sinyal dapat disambung dengan jarak
pendek ke katup dua tekanan 1.6.
Gambar 4.16 Fungsi DAN melalui katup dua tekanan
Kerugian :
1. memerlukan peralatan tambahan.
2. keluaran katup dua tekanan selalu memberikan sinyal lebih lambat atau lebih lemah.
Di dalam praktiknya konfigurasi “DAN” dengan lebih dari dua masukan banyak ditemui..
Jumlah katup dua tekanan yang diperlukan dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
nv = ne - 1
nv = jumlah katup dua tekanan yang
dibutuhkan ne = jumlah sinyal masukan
Contoh :
Berapa jumlah katup dua tekanan yang dibutuhkan, jika sinyal masukan yang diproses
bersama-sama sebanyak 5? Bagaimana rangkaiannya ?
Penyelesaian :
nv = ne - 1 = 5 - 1 = 4 ,
gerakan yang cepat ada yang lambat, ada yang memerlukan gerakan cepat di satu sisi dan
gerakan lambat di sisi lain atau sebaliknya. Untuk keperluan itu digunakanlah katup pengatur
aliran dan / atau katup pengatur tekanan.
Untuk mendapatkan kecepatan dan kekuatan tinggi diperlukan tekanan udara
bertekanan bertekanan tinggi pula. Hal ini akan diatur oleh katup pengatur tekanan.
Sedangkan untuk mengatur kecepatan yang berbeda antara kecepatan masuk dan keluar
digunakanlah katup pengatur aliran searah ( flow control valve )
Berikut ini beberapa contoh rangkaian pengaturan kecepatan gerak actuator ( piston ) :
Direct Actuation
untuk Single
Acting Cylinder Apabila katup 3/2 NC dengan pushbutton ditekan,
maka single acting cylinder akan maju. Dan apabila
pushbutton dilepas, silinder akan mundur
Direct Actuation
untuk Double
Apabila pushbutton 1 ditekan, maka silinder maju
Acting Cylinder dan apabila pushbutton 2 ditekan silinder mundur
Gambar 4.22 menggunakan katup sequence untuk mengatur udara pemandu, yaitu apabila
tekanan udara telah mencukupi udara akan membuka katup sequence melalui lubang 12
Gambar 4.23 rangkaian otomatis silinder 1.0 yang bergerak maju-mundur secara otomatis
sampai katup on/off 1.4 dimatikan. Katup-katup 1.2 dan 1.3 merupakan sensor-sensor
sehingga piston dapat bergerak bolak-balik setiap ujung piston menyentuh katup tersebut
Gambar 4.25 Rangkaian otomatis dengan time delay dan katup sequence
Prinsip kerja :
Posisi awal : 1S3 aktif sehingga udara bertekanan masuk mengaktifkan time delay
valve NC (OZ3), dan ketika tunda waktu mencapai batas yang ditentukan maka posisi
OZ3 berubah, sehingga udara dari compressed air supply masuk untuk mengaktifkan two
pressure (OV2).
Pada saat 1S1 ditekan, maka udara bertekanan masuk melewati katup DAN(OV2)
untuk mengaktifkan posisi katup kontrol 5/2 sehingga udara bertekanan dari pressure
control valve with manometer (O4) masuk melewati one-way flow control valve (1V2)
untuk mendorong piston silinder kerja ganda bergerak maju.setelah batang piston silinder
menyentuh 1S4, maka 1S4 mengaktifkan compressed air supply yang menuju pressure
sequence valve (OZ5), setelah tekanan udara didalam silinder mencapai 5 bar, maka
pressure sequence valve (OZ5) bekerja dan udara bertekanan mengaktifkan katup kontrol
akhir 5/2 sehingga udara bertekanan dari pressure control valve with manometer [OZ4]
masuk melewati KKA 5/2 mendorong piston silinder bergerak mundur .
Gambar 4.28 menunjukkan pengaturan exhaust speed control tetapi untuk kedua belah
sisi silinder. Kecepatan piston dapat diatur berbeda antara kecepatan maju dan mundur.
Alat Penjepit
Demi keamanan pada alat penjepit dipasang flow
control pada lintasan buang,sehingga pada proses penjepitan
rahang bergerak palan-pelan sampai penjepitannya kuat.Cara
pengaturan ini jtermasuk pengaturan aliran keluar atau exhaust
speed control.
gambar 4.29.
Kerjakan Soal Dibawah ini
1. Beri tanda pada komponen dan identifikasi komponen sistem pneumatik
2. Jelaskan prinsip dan cara kerja komponen pneumatik.
3. Jelaskan dan interpretasikan diagram rangkaian pneumatik dan mengoperasikannya. 4.
Sebutkan macam- macam Katup (valve) dan Sebutkan macam- macam actuator 5.
Sebutkan karakteristik dari silinder pneumatik.
6. Apa kegunaan dari silinder dan elemen pneumatik ?
7. Jelaskan Penomoran pada lubang terminal dan posisi awal ?
8. Pada permesinan dapat dipakai sebagai pengoperasian apa saja?
9. Pengembangan produk dalam pneumatik bisa dibagi dalam apa saja ?
10. Apa yang dimaksud dengan air muscle dan apa kelebihan air muscle?
11. Sebutkan jenis penggerak katup ?
12. Apa yang dimaksud dengan tata-letak rangkaian ?
13. Gambar rangkaian pneumatik kontrol tidak langsung dan jelaskan prinsip kerja.
14. Berilah tanda pada elemen-elemen kontrol rangkaian pneumatik di bawah ini !
15. Gambar Rangkaian pengunci dominan ON dan OFF dan jelaskan prinsip kerjanya.
16. Bagaimana cara mengatur kecepatan gerak maju-mundur batang silinder ?
17. Beri penandaan nomor pada komponen dalam rangkaian pneumatic gambar 4.1.
18. Apa keuntungan dan kerugian menggunakan fungsi DAN dengan Rangkaian seri
dibandingkan Fungsi DAN melalui katup 3/2 NO dengan pengaktifan udara
SOAL PNEUMATIK
1. Stasiun pengiriman mengangkat benda kerja dari sabuk konveyor. Batang piston silinder
bergerak keluar pada saat katup tuas roll 3/2 tertekan oleh benda kerja dan tombol
START ditekan oleh operator . Begitu tombol dilepas silinder kembali ke posisi awal.
2. Benda kerja dicetak dengan stempel yang digerakkan oleh silinder kerja ganda. Setelah
tombol ditekanan dilepas , stempel harus bergerak keluar dan mencetak benda kerja.
Silinder akan kembali jika stempel telah mencapai posisi pencetakan dan tekanan yang
diinginkan (telah diatur sebelumnya) terpenuhi. Katup tuas roll digunakan untuk
mengetahui posisi pencetakan telah tercapai. Tekanan cetak maksimum harus dapat
diatur.
3. Silinder kerja ganda digunakan untuk mengepres dan mengelem komponen. Dengan
menekan tombol, silinder akan keluar dan berhenti pada katup tuas roll, setelah mencapai
posisi pengepresan, silinder mengepres selama 6 detik dan setelah itu kembali ke posisi
awal. Start berikutnya hanya mungkin dilakukan apabila silinder sudah berada pada posisi
awal. Silinder bergerak keluar secara perlahan dan kembali relative lebih cepat.
Kecepatan bisa diatur.
4. Stasiun pengiriman mengangkat benda kerja dari sabuk konveyor. Batang piston silinder
bergerak keluar pada saat katup tuas roll 3/2 tertekan oleh benda kerja dan tombol
START ditekan terus dilepas oleh operator . Silinder kerja keluar sampai mencapai
maximum berhenti mengisi botol teh selama 10 detik dan setelah mengisi secara
otomatis kembali ke posisi awal
D. Alat penekuk
Permukaan lembaran logam dibentuk U
menggunakan silinder pneumatik. Memulai
gerakan dilakukan dengan menekan tombol, jika
tombol dilepas batang silinder kembali ke posisi
semula. Silinder(1.0) berdiameter 150 mm dan
panjang 100 mm. Maju silinder dapat diatur secara
perlahan, sedang gerakan kembali dilakukan
cepat.
E. Alat Pemindah
Alat pemindah barang, untuk memindahkan dari satu jalur ke jalur konveyor lain. Dengan
menekan tombol, batang piston pengayun pada silinder menekan piring putar lewat pawl.
Barang dipindah dan didorong maju pada arah terbalik. Dengan menekan tombol lain unit
pengarah akan mati.
Untuk membuat rangkaian sesuai contoh di atas, maka kita susun diagram rangkaian
menganut urutan dengan gerak piston A maju disusul B maju, kemudian A mundur disusul B
mundur, atau dituliskan sebagai : A+ . B+ , A- , B-
Gambar.1.c
1. Tombol start terus ditekan maka akan terjadi blok yaitu over-lapping signal katup 1.2
sehingga tidak bekerja dan rangkaian berhenti pada langkah ke tiga . Agar rangkaian
dapat berjalan, tombol katup 1.2 harus dilepas. Maka step ke tiga dapat dilanjutkan ke step
ke empat dan rangkaian telah sempurna menempuh satu siklus.
2. Rangkaian akan berjalan secara otomatis, apabila di tambahkan katup 1.4 pada akhir
langkah mundur silinder B kemudian dihubungkan dengan katup 1.2.
3. Suplai udara dari service unit 0.1 dan melalui katup 0.2 ke seluruh system. Udara pompa
bekerja memposisikan piston mundur ( - ) dan berhenti di katup 1.2, 1.3, 2.2 dan 2.3. Pada
waktu katup 1.2 dioperasikan (on) udara melalui katup 1.4 yang terbuka (on) menuju
silinder A dan mendorong piston maju (+)., piston menyentuh sensor katup 2.2. yang
mengalirkan udara ke katup 2.1 sehingga posisi berubah dan melalui katup 2.1 udara dari
working line disalurkan ke silinder B untuk mendorong piston maju.
4. Piston menyentuh sensor katup 1.3 untuk menyalurkan signal udara ke katup 1.1 dari
sebelah kanan. Posisi katup berubah dan udara bertekanan masuk silinder A untuk
mendorong piston mundur sampai menyentuh Katup sensor 2.3 hingga membuka saluran
udara yang memberikan signal ke katup 2.1. Posisi katup 2.1 berubah, udara bertekanan
disalurkan ke silinder B untuk mendorong piston mundur hingga menyentuh Katup sensor
1.4 hingga membuka saluran udara dan mengubah posisi katup 1.1 untuk menyalurkan
udara bertekanan untuk mendorong piston maju yang kedua kalinya.
Demikianlah cara kerja rangkaian ini secara kontinyu dan otomatis. Untuk mematikan atau
menghentikannya cukup dengan meng “ off “ kan katup 1.2.
Cara lain penggambaran diagram rangkaian adalah seperti gambar 2 berikut ini.
7. Katup 5/2 standar tekanan katup ganda dioperasikan adalah katup kaskade
Tiga kelompok blok bangunan menetapkan pola interkoneksi yang dapat diperpanjang ke
sejumlah kelompok
When a sequence has a cylinder operating twice in one
overall sequence a dual trip building block may be
required for each of the two feedback valves
The supply will be from different groups and the output go to
different destinations
Example is for feedback valve a1 of cylinder A when A is sent + both in Group x and Group y
Desain Diagram Rangkaian Secara Metodik Dengan Pemotongan Sinyal Melalui Katup
Memori Kotak Hitam Rangkaian Berurutan.
4. Hanya boleh satu sinyal yang keluar pada saat yang sama
5. S
i
n
y
Hanya satu sinyal output yang aktif a
Pada kondisi awal sinyal terakhir yang aktif l
i
Cara kerja sinyal berurutan. n
Jumlahsinyalinput sama dengansinyaloutput p
u
Jumlah katup pembalik= jumlah sinyal output t
dikurangi satu
h
a
n
y
a
b
o
l
e
h efektif pada urutan yang sama, misalnya1 -2-3-4-1
1 telah digunakan
Katup fungsi“DAN” digunakan agar sinyal input en hanya dapat lewat jika sinyal output
sebelumnya Sn-1 telah digunakan
Modul tambahan
Bila pengaturan dengan sistem cascade, urutan kerjanya seperti grafik berikut :
Gambar 10d
Grafik urutan kerja dari rangkaian yang dikendalikan dengan sistem shift register, dengan
susunann atau konfiguras minimum.
Grafik urutan kerja dari rangkaian yang dikendalikan dengan sistem shift register, dengan
susunann atau konfiguras maksimum.
Cara kerja mesin dapat dijelaskan melalui diagram step dan diagram rangkaian gambar 15.b.
Pada posisi awal, silinder 1A dan 2A berada pada posisi mundur ( - ). Katup sensor 1S1 dan
2S1dalamkeadaan bekerja (terbuka ). Bila push button OS1 dioperasikan maka isyarat .
(udara pemandu ) akan mengoperasikan katup OV3, 1V1 dan 2V1 sehingga piston dari
silinder 1A dan2A akan maju bersama-sama ( parallel ). Begitu piston menyentuh katup sensor
1S2 dan 2S2 maka katup terbuka dan mengalirkan isyarat, tetapi masuk dulu ke katup
penunda waktu atau timer sehingga baru setelah beberapa detik katup OV3 , 1V1 dan 2V1
bekerja untuk menggerakkan piston mundur. Pada waktu piston menyentuh katup 1S1 dan
1S2 isyarat akan mengoperasikan lagi katup OV3, 1V1, 2V1 sehingga piston majulagi.dan
seterusnya otomatis.
Gambar 15c
Gambar 23.c
Gambar 16b
Gambar 16a
Gambar 16d
Rangkaian ini akan bekerja satu siklus saja apabila katup on / off 1S1 ditekan kemudian
dilepas. Tetapi bila ingin bekerja secara otomatis dan berkesinambungan maka katup 1S1 harus
ditekan terus. Katup sequen OZ3 berfungsi untuk membuat urutan gerak silinder 2A sedikit
tertunda sehingga diagram step seperti gambar 23.c.
3) Drilling Machine
Drilling machine atau mesin gurdi (mesin bor) secara pneumatis menggunakan dua
silinder kerja ganda dan sebuah silinder kerja tunggal. Perhatikanlah gambar berikut.
Gambar 17c
4) Pneumatic Counter
Rangkaian ini merupakan penghitung dengan system Binary.danmenerapkan logic control
system . Silinder 1A ditempatkan pada sebelah kiri sebagai ( 2 1 ) di dalam system Binary
Sedangkan silinder 2A ditempatkan di sebelah kanan sebagai ( 2 0 ). Katup 1V mendapat
isyarat dari katup AND ( 3V2 ) untuk menggerakkan piston silinder 1A maju dan mendapat
isyarat dari katup AND ( 3V4) untuk mundur. Katup 2V berubah empat kali yang
digerakkan dengan isyarat dari katup OR (3V5) dan (3V6)
Perhatikan gambar 18.a dan 18.b berikut ini.
Kesimpulan :
- Katup AND (3V1) menghitung dari 0 ke 1
- Katup AND (3V2) menghitung dari 1 ke 2
- Katup AND (3V3) menghitung dari 2 ke 3
Katup AND (3V4) menghitung dari 3 ke 0
Gambar 18a
Gambar 18b
SOAL PNEUMATIK
Tugas :
1 . Sebutkan nama-nama komponen yang dibutuhkan dan gambar simbol komponennya.
2 . Gambarkan rangkaian kontrolnya.
3 . Beri penomoran pada komponen dan rangkaian pneumatik
4 . Prinsip kerja rangkaian pneumatik.
1. Mesin Pelipat
Pengoperasian dua buah tombol tekan
menyebabkan elemen pembengkok pada mesin pelipat
mendorong turun ke bawah dan menahan ujung
lembaran plat dengan luas penampang 40 x 5. Jika
kedua atau salah satu tombol tekan dilepas, silinder
kerja ganda (1.0) kembali ke posisi inisial.
2. Pemisah Peti
Peti dipindahkan dari gudang penyimpanan ke tempat perakitan dengan menggunakan silinder
kerja ganda. Operasi kerja dimulai menggunakan sebuah tombol tekan dan sakelar pedal kaki.
Silinder kerja ganda (1.0) akan bergerak keluar jika
salah satu dari tombol atau pedal ditekan. Setelah
silinder mencapai gerakan maksimal kemudian
kembali secara otomatis. Gerakan maju silinder
secara perlahan, sedangkan gerakan mundur
dilakukan secara cepat. Proses berikutnya tidak dapat
dimulai sebelum silinder benar-benar mencapai posisi
minimal.
SOAL LATIHAN
1. Stasiun pengiriman mengangkat benda kerja dari sabuk konveyor. Batang piston silinder
bergerak keluar pada saat katup tuas roll 3/2 tertekan oleh benda kerja dan tombol START
ditekan terus dilepas oleh operator . Silinder kerja keluar sampai mencapai maximum
berhenti dan mengisi botol teh selama 10 detik dan secara otomatis kembali ke posisi
awal.
2. Pada saat botol diletakkan tepat dibawah silinder, silinder akan keluar sampai mencapai
maximum dan berhenti mengisi botol teh selama 10 detik dan secara otomatis kembali ke
posisi awal Stasiun pengiriman mengangkat benda kerja dari sabuk konveyor. Batang
piston silinder bergerak keluar pada saat katup tuas roll 3/2 tertekan oleh benda kerja dan
tombol START ditekan terus dilepas oleh operator .
3. Benda kerja dicetak dengan stempel yang digerakkan oleh silinder kerja ganda. Setelah
tombol ditekan dilepas , stempel harus bergerak keluar dan mencetak benda kerja. Silinder
akan kembali jika stempel telah mencapai posisi pencetakan dan tekanan yang diinginkan
(telah diatur sebelumnya) terpenuhi.
4. Silinder kerja ganda digunakan untuk mengepres dan mengelem komponen. Dengan
menekan tombol, silinder akan keluar dan berhenti. setelah mencapai posisi pengepresan
dan silinder mengepres selama 6 detik dan setelah itu kembali ke posisi awal. Start
berikutnya hanya mungkin dilakukan apabila silinder sudah berada pada posisi awal.
6. Elektro Penumatik
1.1 Pendahuluan
Prinsip kerja Elektro pneumatik dengan memilih energi pneumatik sebagai media kerja
sedangkan media kontrol mempergunakan sinyal listrik. Sinyal listrik dialirkan ke kumparan
penggerak katup pneumatik yang akan menghasilkan medan elektromagnit dan mengaktuasi
katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja pneumatik. Sedangkan media
kerja pneumatik akan menggerakkan elemen kerja pneumatik.
Kontrol memproses informasi berupa sinyal. Suatu sinyal merupakan suatu variabel fisik,
• Tekanan pada titik khusus dalam suatu sistem pneumatik
• Voltase pada suatu titik khusus pada suatu rangkaian listrik.
Sinyal analog
Suatu sinyal analog merupakan sinyal dimana informasi adalah suatu titik yang ditunjuk
dengan suatu titik sampai kisaran nilai yang berkelajutan dari parameter sinyal (DIN 19226),
masing-masing nilai tekanan (parameter informasi) akan nenunjukkan suatu nilai displai
khusus (informasi). Apabila sinyal meningkat atau menurun, dan informasi akan berubah
secara berkelanjutan
.Sinyal digital
Suatu sinyal digital merupakan sinyal dengan suatu nomor kisaran nilai yang finit dari
parameter informasi. Masing-masing kisaran nilai menunjukkan suatu item spesifik dari
informasi (DIN 19226 ).
Contoh aplikasi :
Suatu sistem pengukur tekanan dengan displai digital menunjukkan tekanan dalam
penambahan 1 bar.* Terdapat suatu nilai yang memungkinkan (0 sampai 7 bar) untuk kisaran :
tekanan 7 bar. Yakni, terdapat 8 kisaran nilai yang memungkinkan untuk parameter informasi
tersebut. Apabila sinyal meningkat atau gagal, maka informasi itu berubah menjadi kenaikan.
Sinyal binari
Suatu sinyal binari merupakan sinyal digital dengan hanya dua kisaran nilai untuk parameter
informasi tersebut. Terdapat penunjukan 0 dan 1 yang normal (DIN 19226 ).
Contoh aplikasi :
Lampu kontrol menunjukkan suatu sistem pneumatik telah diberikan secara benar dengan
udara terkompresi. Apabila tekanan suplai (=sinyal) di bawah 5 bar, maka lampu kontrol
adalah mati (status 0). Apabila tekanan di atas 5 bar, maka lampu kontrol menyala (1) .
Kontroler dapat dibagi dalam berbagai kategori sesuai dengan tipe representasi informasi,
menjadi kontroler analog, digital dan binari (DIN 19226, Bagian 5).
Kontroler logis
Suatu kontroler logis menghasilkan sinyal output melalui asosiasi logis dari sinyal-sinyal input.
Contoh aplikasi : Alat rakitan pada Gambar 1.3 diperluas sedemikian rupa, sehingga dapat
dioperasikan dari dua posisi. Kedua sinyal output dihubungkan. Batang piston maju apabila
tombol tekan 1 atau 2 ditekan atau keduanya ditekan.
A B C
Electro- Contactor or
magnetically relay with 3
actuated on one normally
with spring return normally closed
o
contact
p
en side, contacts and 1
d) Model of Switch
Komponen elektropneumatik yang digunakan untuk praktek.
Pressure sensors
Ada berbagai jenis sensor tekanan-sensitif:
• Tekanan switch dengan kontak mekanik (binary output signal)
• Tekanan switch dengan switching elektronik ( binary output signal)
• Sensor tekanan Elektronik dengan sinyal output analog
Dalam saklar tekanan mekanis, tekanan bekerja pada permukaan silinder. Jika
tekanan yang diberikan melebihi gaya pegas dari pegas akan kembali posisi awal,
piston bergerak dan beroperasi menekan kontak.
c) T a n p a k o n t a k (proximity switch)
Ada 4 macam saklar pembatas (proximity switch), yaitu ; magnetik, induktif, kapasitif
dan optic dengan simbul berikut ini.
a. Relay
Relay adalah komponen untuk penyambung saluran dan
pengontrol sinyal dengan kebutuhan energinya relatif kecil. Relay
berupa kumparan yang dapat menghasilkan elektromagnet. Pada
peralatan telekomunikasi berfungsi sebagai penguat sinyal..
Pemilihan relay sesuai kebutuhan dan memenuhi beberapa
kriteria, antara lain:
Kerugian:
Khususnya untuk NO, bila akan diaktifkan timbul percikan api
Memerlukan tempat yang cukup besar
Bila diaktifkan, berbunyi
Kontaktor bisa terpengaruh dengan adanya debu o Kecepatan menyambung
atau memutus saluran terbatas.
Bila sakelar S diaktifkan maka relay tunda waktu mulai bekerja. Ketika waktu yang
ditentukan tercapai maka terminal 18 akan tersambungkan. Sinyal output (keluaran)
akan ada selama sinyal input ada. Elemen tunda waktu digambarkan pada kotak
yang dibatasi dengan garis strip.
Prinsip Kerja tunda waktu: Bila sakelar S diaktifkan maka arus listrik mengalir
melalui tahanan R1 variabel. Arus ini
tidak mengalir ke relay K1 melainkan
mengalir ke kapasitor C dan
menampung. Bila kapasitor C tidak
bisa menampung arus listrik lagi
(tegangan yang diijinkan telah
tercapai) maka arus listrik akan
mengalir ke relay K1. Lama mengisi
kapasitor tergantung besar
R1. Selanjutnya bila relay K1 sudah
aktif maka terminal 18 akan tersambung dengan terminal 17..
Bila sakelar S diaktifkan maka relay tunda waktu mulai bekerja. Sinyal output akan
ada selama sinyal input ada. Tapi bila sinyal input diputus maka sinyal output tidak
akan langsung hilang, melainkan tetap ada sampai batas waktu yang telah
ditentukan. Elemen tunda waktu digambarkan kotak yang dibatasi garis strip.
f. Solenoid
Solenoid dengan arus searah (DC) sering digunakan pada Electro-pneumatik.
Solenoid DC secara konstruktif selalu mempunyai inti yang pejal dan terbuat dari besi
lunak dengan bentuk yang simple dan kokoh. Selain itu maksudnya agar diperoleh
konduktansi optimum pada medan magnet. Bila ada kelonggaran udara, tidak akan
mengakibatkan kenaikan temperature operasi, karena temperature operasi hanya akan
tergantung pada besarnya tahanan kumparan serta arus listrik yang mengalir. Bila
solenoid DC diaktifkan (switched on) maka arus listrik yang mengalir meningkat secara
perlahan. Ketika arus listrik dialirkan ke dalam kumparan akan terjadi elektromagnet.
Selama terjadinya induksi akan menghasilkan gaya yang berlawanan dengan
tegangan yang digunakan.
Bila solenoid dipasifkan (switched off) maka medan magnet yang pernah terjadi akan
hilang dan dapat mengakibatkan tegangan induksi yang besarnya bisa beberapa kali
lipat oibandingkan dengan tegangan yang ada pada kumparan. Tegangan induksi ini
dapat mengakibatkan rusaknya isolasi pada gulungan koil, selanjutnya bila hal ini
terjadi terus akan terjadi percikan api. Untuk mengatasi hal ini maka harus dibuat
rangkaian yang meredam percikan api, misalnya dengan memasang tahanan yang
dihubungkan secara paralel dengan induktansi. Sehingga bila terjadi pemutusan arus
listrik, energi akan tersimpan dalam bentuk medan magnet dan dapat hilang lewat
tahanan yang dipasang tadi.
Keuntungan Solenoid DC Kerugian Solenoid DC
- Mudah pengoperasiannya - Perlu peredam percikan api
- Usianya lama - Terjadi tegangan tinggi saat pemutusan arus
- Bunyi yang dihasilkan lemah - Waktu sambung lama
- Tenaga untuk mengoperasikan kecil - Perlu adaptor bila dipakai tegangan AC
- Bagian yang kontak cepat aus
7.1 Katup
Sistem yang memadukan sinyal kontrol listrik dan sinyal kerja terdiri dari katup pneumatik
yang diaktuasikan dengan solenoid. Untuk menyalurkan sinyal kerja mempergunakan
katupkatup pneumatik, sedangkan arus listrik yang dialirkan ke kumparan kawat (solenoid).
Katup 2/2 diaktuasikan dengan sinyal listrik, dan kembali dengan pegas
Pada prinsipnya katup ini mempunyai dua posisi dan dua saluran, konfigurasi katup adalah
NC. Bila katup ini akan diaktifkan maka arus listrik harus dialirkan ke solenoid yang terpasang
pada katup tersebut. Dengan diaktifkannya solenoid maka saluran 1(P) bila dihubungkan
dengan sumber energi akan menyalurkan sinyal pneumatik ke saluran 2(A). Sedangkan
kembalinya bila arus listrik ditutup (dimatikan) maka katup akan kembali ke posisi semula
karena katup terdorong pegas yang dipasang berlawanan dengan solenoid. Dan saluran 1 (P)
ataupun saluran 2 (A) keduanya tertutup dan udara yang ada di saluran 2(A) tidak dapat
keluar. Katup 3/2 diaktuasikan dengan sinyal listrik, kembali dengan pegas.
kata lain arus listrik yang diperlukan tidak terlalu besar pula. Prinsip kerja saluran yang
terdapat pada katup ini sama dengan prinsip kerja katup 3/2 yang telah dibahas di atas.
Katup 4/2 diaktuasikan sinyal listrik dan kontrol pneumatik, kembali dengan pegas
Katup 4/2 pada prinsipnya terdiri dari 2 buah katup 3/2. Biasanya digunakan untuk
mengaktuasikan silinder kerja ganda. Sinyal listrik digunakan seperti pada katup 3/2,
berfungsi sebagai pembuka sumbat sedangkan yang mengatur katup piston adalah sinyal
kontrol 1(P) pneumatik. Pada posisi diaktuasikan saluran 1(P) dan saluran 4(A)
tersambungkan sedangkan saluran 2(B) dengan saluran 3(R). Apabila sinyal listrik
diputuskan maka katup piston didorong kembali ke posisi semula sehingga saluran 1(P)
tersambungkan dengan 2(B) dan saluran 4(A) dengan 3(R).
Type, simbol dan Aplikasi katup kontrol arah pneumatik yang diaktuasi oleh listrik.
Logic Symbol
Circuit connection
7.3 Latihan Soal
Kita akan membangun suatu sistem pengontrol posisi Double Acting Cylinder, dengan
menggunakan katup 5/2 single solenoid dan katup 5/2 double solenoid yang kendalikan
dengan sistem kontrol elektro pneumatik. “Ketika tombol Start ditekan batang piston akan
bergerak keluar (dari posisi s0 ke posisi s1), ketika piston sudah mencapai posisi
maksimal (posisi s1) secara otomatis piston akan bergerak mundur ke posisi semula
(posisi s1).
Penyelesaian :
1. Tentukan arah gerakan piston : Dengan diagram notasi A+ adalah piston bergerak
dari posisi “0” ke posisi “1” Atau dengan diagram tangga
Prinsip kerja :
Kondisi awal piston pada posisi “s0” sehingga limit switch s1
yang mempunyai kondisi Normally Open dalam keadaan
teraktuasi sehingga berada pada kondisi aktif mengalirkan arus
listrik. Ketika tombol Start ditekan maka arus listrik mengalir
dari polaritas + 24 V ke polaritas 0 V sehingga koil relay Y1
aktif yang akan merubah posisi katup 5/2 ke pada posisi Y1
sehingga udara betekanan akan mengalir melalui katup 5/2 dari
P ke A akibatnya piston akan bergerak dari posisi “s0” ke posisi
“s1”. Ketika piston meninggalkan posisi “s1” limit switch s1 lepas dari aktuasi dan
kondisinya terbuka sehingga aliran arus listrik ke koil relay Y1 terputus.
Gambar 7.
Ketika piston mencapai posisi “s1” maka limit switch s1 aktif sehingga terjadi aliran
arus listrik melalui koil relay Y2 akibatnya solenoid Y2 aktif yang akan merubah posisi
katup 5/2 ke posisi Y2 sehingga terjadi aliran udara bertekanan dari P ke B yang
membuat piston kembali bergerak menuju posisi “s0”.
Logika AND
Penyimpanan Sinyal
Panduan langkah maju dan mundur batang silinder dengan penyimpanan sinyal pada
katup solenoid ganda
Kontrol langkah batang silinder yang kembali secara otomatis dengan penyimpanan sinyal
pada katup solenoid ganda
Gerak maju dan mundur secara otomatis dengan penimpanan sinyal pada katup solenoid
ganda
Rangkaian Pengunci
Panduan gerak batang silinder maju dan mundur melalui kontrol relay dengan
fungsi pengunci
itu diikuti oleh silinder 2.0. Kecepatan kedua silinder ini harus dapat diatur untuk
mengkonfirmasikan posisi keluar dan masuk sesuai dengan yang dibutuhkan.
Latihan Soal
Berdasarkan gambar alat dan diagram rangkaian di bawah berikan penjelasan cara kerja ?
24 V- 1 2 3 4
+
S1 13 S2 13 13 13
K1 K2
14 14 14 14
A1 A1
K1 K2 1Y1 1Y2
A2 A2
c. Mendorong Papan
24 V-
5A 1 2
+
S1 13 1
14 2 4
1Y1 1Y2
24 V- + 1 2 3 4
S1 13 1 13 13
5A
K1 K2
14 2 4 14 14
TEKNIK ELEKTRO-POLINEMA A. Mas’ud
A1 A1
K1 K2 1 Y1 1Y2
A2 A2
124
e. Memutar Roda
Soal Latihan
Gambar dibawah ini rangkaian elektro pneumatik.
a. Sebutkan nama dan fungsi komponen - komponen
b. Simulasikan rangkaian elektropneumatik dengan FluidSim.
c. Beri penjelasan prinsip kerja rangkaia .
d. Gambar aplikasi rangkaian pada mesin industri .
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
d.
R
angkaian Elektro Pneumatik
Pneumatic circuit diagram and electrical circuit diagram of an electropneumatic control system
8. SISTEM HIDROLIK
Cairan pada sistem hidrolik memiliki karakteristik (property) yang dapat melaksanakan
tugas atau fungsi dengan baik. Adapun fungsi/tugas cairan hydolik, antara lain:
1) penerus tekanan atau penerus daya.
2) pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak.
3) pendingin komponen yang bergesekan.
1) Kekentalan (Viskositas).
Cairan hidrolik harus memiliki kekentalan yang cukup agar dapat memenuhi fungsinya
sebagai pelumas. Apabila viskositas terlalu rendah maka film oli yang terbentuk akan
sangat tipis sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan. Demikian juga bila
viskositas terlalu kental, tenaga pompa akan semakin berat untuk melawan gaya
viskositas cairan
2) Indeks Viskositas yang baik
Dengan viscosity index yang baik maka kekentalan cairan hidrolik akan stabil
digunakan pada sistem dengan perubahan suhu kerja yang cukup fluktuatif.
3) Tahan api (tidak mudah terbakar)
Sistem hidrolik sering juga beroperasi ditempat-tempat yang cenderung timbul api atau
berdekatan dengan api. Oleh karena itu perlu cairan yang tahan api.
4) Tidak berbusa (Foaming)
Bila cairan hidrolik banyak berbusa akan berakibat banyak gelembung gelembung
udara yang terperangkap dalam cairan hidrolik sehingga akan terjadi compressable
dan akan mengurangi daya transfer. Disamping itu, dengan adanya busa tadi
kemungkinan terjilat api akan lebih besar.
5) Tahan dingin
Tahan dingin adalah bahwa cairan hidrolik tidak mudah membeku bila beroperasi pada
suhu dingin. Titik beku atau titik cair yang dikehendaki oleh cairan hidrolik berkisar
antara 10°-15° C dibawah suhu permulaan mesin dioperasikan (starup). Hal ini untuk
menantisipasi terjadinya block (penyumbatan) oleh cairan hidrolik yang membeku.
6) Tahan korosi dan tahan aus
Cairan hidrolik harus mampu mencegah terjadinya korosi karena dengan tidak terjadi
korosi maka kontruksi akan tidak mudah aus dengan kata lain mesin akan awet.
7) Demulsibility (Water separable)
Yang dimaksud dengan de-mulsibility adalah kemampuan cairan hidrolik, karena air
akan mengakibatkan terjadinya korosi bila berhubungan dengan logam.
8) Minimal compressibility
Secara teoritis cairan adalah uncomprtessible (tidak dapat dikempa). Tetapi kenyataan
cairan hidrolik dapat dikempa sampai dengan 0,5 % volume untuk setiap penekanan
80 bar oleh karena itu dipersyaratkan bahwa cairan hidrolik agar seminimal mungkin
dapat dikempa.
R1 = 4,10 VK
E = 0,132 VK 33
Tabel 1.4. Aplikasi penggunaan oli hirolik sesuai dengan gradenya
a. Simpanlah cairan hidrolik pada tempat yang kering, dingin dan terlindungi..
b. Pastikan menggunakan cairan hidrolik yang benar-benar bersih untuk menambah/
mengganti cairan hidrolik kedalam sistem.
c. Pompakanlah cairan hidrolik dari drum ke tangki hidrolik melalui saringan (prefilter).
d. Monitor dan periksa secara berkala kondisi cairan hidrolik.
e. Atur sedemikian rupa bahwa hanya titik pengisi tangki yang rapat-sambung sendiri yang
ada pada saluran balik.
f. Buatlah interval penggantian cairan hidrolik sedemikian rupa sehingga oksidasi dan
kerusakan cairan dapat terhindar.
g. Cegah jangan sampai terjadi kontamisnasi gunakan filter udara dan filter oli yang baik.
h. Cegah terjadinya panas/pemanasan yang berlebihan, bila perlu pasang pendingin
(cooling) atau bila terjadi periksalah penyebab terjadinya gangguan, atau pasang
unloading pump atau excessive resistence.
i. Perbaikilah segera bila terjadi kebocoran dan tugaskan seorang maitenanceman..
j. Bila akan mengganti cairan hidrolik, pastikan bahwa komponen dan seal-sealnya cocok
dengan cairan yang baru, demikian pula seluruh sistem harus dibilas (flushed) secara
baik dan benar-benar bersih.
Jadi pemantauan atau monitoring cairan hidrolik perlu memperhatikan panduan tersebut di
atas disamping harus memperhatikan lingkungan kerja maupun lingkungan penyimpanan
cairan hidrolik.
9. KOMPONEN HIDROLIK.
Komponen Hidrolik memiliki symbol dan komponen yang tidak jauh berbeda dengan
Pneumatik. Adapun komponen utama sistim hidrolik, antara lain:
a. Reservoir
b. Air breather dan filler cap.
c. Filter/strainer.
d. Pompa (Gear, Vane dan Piston)
e. Valve (Valve pengontrol arah, tekanan dan aliran)
f. Aktuator. Linear (kerja-tunggal/kerja ganda dan Rotari
(motor)).
1) Fungsi tangki hidrolik a Sebagai tempat atau tandon cairan hidrolik. b Tempat
pemisahan air, udara dan pertikel padat yang hanyut dalam cairan hidrolik. c
Menghilangkan panas dengan menyebarkan panas ke seluruh badan tangki. d
Tempat memasang komponen unit tenaga seperti pompa, penggerak mula, e
katup-katup akumulator dan lain-lain.
Ukuran tangki hidrolik berkisar antara 3 s/d 5 kali penghasilan pompa dalam liter/menit dan
ruang udara di atas permukaan cairan
maksimum berkisar antara 10 s/d 15 %.
5) Strainer
a. Strainer adalah filter kawat kasar yang menyebabkan terjadi restriksi aliran oli
(tekanan turun kira-kira 20 Pascal) dan menyaring partikel ukuran 75 mikron sampai
150 mikron.
b. Strainer pada saluran inlet pompa untuk melindungi pompa dari partikel ukuran
besar.
c. Karena strainer selalu terendam, maka
strainer dapat dikencangkan dengan tangan,
agar memudahkan penggantian saat
membersihkan .
d. Fluida hidrolik menyalurkan daya dan
bertindak sebagai pelumas bagi bagian
bergerak pada sistem hidrolik.
e. Mencegah fluida agar tidak tercermar oleh
debu, partikel metal atau material lainnya.
Gambar 2.6 Strainer
6) Baffle Plate
Baffle Plate berfungsi sebagai pemisah antara cairan hidrolik dari sirkulasi, selain itu
berfungsi untuk memutar cairan baru agar lebih lama menyebarkan panas, mengendapkan
kotoran dan memisahkan udara serta air sebelum dihisap kembali ke pompa.
7) Filter (Saringan)
Filter berfungsi untuk menyaring kotoran atau kontaminasi akibat oksidasi dan sebagainya.
Sesuai dengan tempat pemasangannya, ada macam-macam filter yaitu :
a. Suction filter, dipasang pada saluran hisap dan dalam tangki.
b. Pressure line filter, dipasang pada saluran tekan dan berfungsi untuk mengamankan
komponen yang dianggap penting.
c. Return line filter, dipasang pada saluran balik untuk menyaring agar kotoran jangan
masuk ke dalam tangki. Kebanyakan sistem hidrolik selalu memasang suction filter.
9.4. Kopling.
Kopling adalah komponen yang menghubungkan penggerak mula dengan pompa
hidrolik. Kopling ini mentrasfer momen puntir dari motor ke pompa hidrolik. Kopling merupakan
bantalan diantara motor dan pompa yang akan mencegah terjadinnya hentakan/getaran
selama motor mentrasfer daya ke pompa. umumnya kopling dibuat dari bahan
a. Karet (Rubber couplings)
b. Roda gigi payung (Spiral bevel gear cupling)
c. Clucth dengan perapat plastik (square tooth cluth with plastic inseres)
pompa adalah: a. Pompa Gear, b. Pompa Vane dan c.Pompa Piston. Tabel 3.1 Tipe
Fixed displacement Pumps
POMPA GEAR POMPA VANE POMPA PISTON
Pompa gear secara hidrostatik Vane (tidak balans). Piston aksial
balans/hydrostatically balanced. (swashplate).
Gear internal (gerotor). Vane (balans). Piston aksial
(bent axis)
Gear internal (crescent) Vane (displacement Piston radial .
variabel).
1. Pompa gear berisi satu gear penggerak dan satu gear yang digerakkan.
2. Saat pompa berputar, vakum parsial yang dihasilkan gear keluar dari inlet port.
3. Oli masuk dari reservoir (didorong oleh tekanan atmosfer) dan terbawa di antara
gigi dan housing pompa.
4. Pada saat gigi gear bersinggungan lagi dengan outlet port, oli tidak dapat lewat
kembali ke inlet pompa, sehingga dipaksa keluar dari outlet ke sistem hidrolik.
5. Prinsip ilmiah ini digunakan pada hampir semua pompa displacement positif.
3) Pompa Vane
Terdapat dua tipe pompa vane;
1. Pompa vane yang tidak
balans.
2. Pompa vane yang balans.
4) Pompa Piston.
1. Pompa piston menggunakan sebuah piston dan silinder untuk menghasilkan aliran.
2. Piston bergerak di dalam silinder.
3. Piston dan silinder biasanya dibuat dengan memberikan sedikit jarak bebas agar dapat
melumasi bagian-bagian yang bergerak.
Aplikasi Hidrolik
b. Peralatan Pertanian
c. Perlatan Konstruksi
d. Perlatanan Pertambangan
e. Peralatan Industri
Silinder ini mendapat suplai aliran liquid dari dua sisi. Konstruksi hampir sama dengan
silinder kerja tunggal. Keuntungan adalah bahwa silinder ini dapat memberikan tenaga
pada kedua belah sisi. Silinder kerja ganda ada yang memiliki batang piston ( piston
rod ) pada satu sisi dan ada pula yang pada kedua sisi. Konstruksi mana yang akan
dipilih tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Tabel 4.1 Macam-macam double acting cylinder
Macam-macam motor hidrolik , antara lain; Piston Hydraulic Motor, Sliding Vane Motor,
dan Gear Motor. Gambar 4.2 adalah salah satu contoh radial piston hydraulic motor,
dapat berputar bolak-balik Cairan hidrolik masuk mendorong piston, kemudian piston
berputar memutarkan poros engkol dan poros engkol memutar poros (drive shaft).
Gambar 4.7 Motor roda gigi dengan gerakan satu arah putaran.
Oscillating Motor
12.1. Pendahuluan.
Cara pengendalian sistem hidrolik, urutannya dapat kita jelaskan sebagai berikut :
a. Isyarat (Sinyal) masukan atau input element yang mendapat energi langsung dari
pembangkit aliran fluida (pompa hidrolik) yang kemudian diteruskan ke pemroses sinyal.
b. Isyarat Pemroses atau processing element yang memproses sinyal masukan secara logic
untuk diteruskan ke final control element.
c. Sinyal pengendali akhir (final control element) mengarahkan gerakan aktuator (working
element) hasil akhir dari sitem hidrolik. Komponen kontrol disebut katup (Valves).
• Longitudinal Slide
• Plate Slide (Rotary Slide Valves)
searah
a. De-lockable non-return valve b. De-lockable double non-return
valve
b. Pressure Regulator
Pressure regulator berfungsi untuk mengurangi tekanan input atau tekanan kerja
menjadi tekanan tertentu. Hal ini digunakan apabila dalam satu sistem terdapat
perbedaan kebutuhan tekanan setiap aktuator. Sering disebut sebagai reducing valve.
Konstruksi pokok dari flow control ada dua macam yaitu :Restrictor dan Orifice
a. Restrictor b. Orifice
Gambar 5.9 Konstruksi flow control
Contoh Soal :
1. Suatu mesin press memiliki gaya tersedia sebesar 150 N, bila diameter piston
kecil = 20 mm, berapa diameter piston besar agar dapat menghasilkan gaya 4000 N ?
Jawaban:
Diketahui : F1 = 150 N, F2 = 4000 N, d1 = 20 mm
Ditanya : berapa d2 ?
2. Sebuah silinder Hidrolik digunakan untuk mencekam benda kerja dengan tekanan
25 bar. Bila gaya cekam seperti pada gambar memiliki gaya 4000 N, hitunglah
diamter piston yang ideal.
Jawaban: F1 . L1 = F2 . L2
Working elements
Actuating elements
Signal elements
Supply elements
.3; .5 : kode komponen pengatur aktuator bergerak mundur, contoh : 1.3 , 1.5 , 2.3 dst
Contoh cara penyusunan diagram meliputi tata letak komponen, penyambungan dan
penomoran.
Untuk mengatur kecepatan beban turun/naik digunakan flow control yang dipasang pada outlet
, atau dapat juga dipasang pada inlet dan dilengkapidengan counter balance. Perhatikan
gambar-gambar tersebut dan pikirkan cara kerjanya Hidraulik crane
gurdi
3. Memasang unit-unit pengatur yang telah dipilih sesuai dengan keperluan, baik jenisnya
maupun jumlahnya. Posisi setiap unit pengatur pun harus diatur, disesuaikan dengan
posisi aktuator dan posisi unit tenaga, pengikatan unit-unit pengatur pada tempatnya perlu
diperiksa, apakah sudah cukup kuat
4. Memasang unit tenaga, Unit tenaga dan kelengkapannya dipasang dan ditempatkan
seefisien mungkin. Jarak antara unit tenaga dan penggerak yang terlalu jauh akan
mempengaruhi transfer daya dan juga akan banyak kerugian gaya karena gesekan
5. Menginstalasikan konduktor, Konduktor dan konektor yang telah dipilih dipasang sesuai
dengan ketentuan
6. Memeriksa kembali semua instalasi dengan tangan, apakah pemasangan dan pengikatan
sudah pas dan cukup kuat
7. Uji coba (uji jalan) dengan menghidupkan dan menjalankan rangkaian dan amatilah
apakah jalannya sistem sudah sesuai dengan ketentuan
8. Bila semua sudah berjalan dengan baik berarti rangkaian hidrolik telah siap untuk
difungsikan.
SOAL LATIHAN
1. Perhatikan diagram-diagram rangkaian hidrolik di bawah ini,
kemudian selesaikan dengan baik tugas-tugas berikut :
a.Sebutkan nama-nama komponen pada diagram rangkaian
tersebut disamping..
b.Bacalah diagram rangkaian tersebut kemudian jelaskan cara
kerjanya.
4. Surface grinder yang menggunakan silinder kerja ganda tetapi menggunakan katup
pengarah katup 3/2. Perhatikan gambar berikut kemudian selesaikan tugas -tugas di
bawah ini !
a.Sebutkan nama-nama komponen yang
ada.
b.Jelaskan cara
kerjanya.
c. Konstruksikanlah
rangkaian
tersebut sesuai
dengan diagram
rangkaian !(
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, Robert H., The Mechatronics Handbook, CRC PRESS, USA, 2002
Bolton, W., Mechatronics, Electronic control systems in mechanical Engineering,
Longman Scientific & Technical.
Bambang Mulyanto. Modul Rangkaian Rangkaian dasar Pneumatik, Kendal
Hugh Jack, Automating Manufacturing System with PLC, version 5.0, 2007
Pneumatik 1 dan 2, Indonesia Australia Partnership for Skills Development AusAID
Petruzella, Frank D., Industrial Electronics, McGRAW-HILL International Editions, 1996
……, Fundamental of Mechatronics, Festo Didactics
……, Pneumatic System, Festo Didactics
http://www.shadow.org.uk/products/airmuscles.shtml#Anchor-Sources
http://dc.cen.uiuc.edu/
http://www.industrialtechnology.co.uk/2000/apr/west.html