Anda di halaman 1dari 21

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

NAMA SEKOLAH : SMK ISLAM JEPARA


KOMPETENSI KEAHLIAN : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
KELAS/SEMESTER : XI/4
ALOKASI WAKTU : 8 x 45 menit

A. PENDAHULUAN
1. Melaksanakan kegiatan 5S (Ringkas/ Seiri, Rapi / Seiton, Resik/ Seiso).
a) Memeriksa kebersihan kelas (Seiso)
b) Memeriksa kelengkapan seragam dan sepatu siswa (Seiton)
c) Memeriksa kerapian siswa (rambut) (Seiton)
2. Melakukan absensi kepada siswa (work habit).
3. Mengingatkan siswa tentang KYT (Kiken / bahaya, Yoci / prediksi,
Training) dalam kegiatan pembelajaran.
4. Menerapkan safety APD (Alat Pelindung Diri) disesuaikan dengan hard
skill yang dilakukan.
a) Memakai sepatu safety
b) Memakai sarung tangan safety
5. Membagikan Jobsheet (Job instruction) kepada siswa.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR CAPAIAN


3.7. Menerapkan cara perawatan system 1. Mendeskripsikan perawatan kelistrikan
penerangan dan panel instrument kendaraan
2. Menjelaskan tentang jenis-jenis alat
ukur kelistrikan
3. Menjelaskan komponen penerangan
pada kendaraan
4.7 Merawat berkala system penerangan 1. Melakukan kalibrasi alat ukur listrik
dan panel instrument 2. Melakukan pengecekan piranti
kelistrikan kendaraan
3. Mendiagnosis error dengan
menggunakan scanner
4. Membuat wiring diagram kelistrikan
kendaraan
5. Mempraktekan wiring diagram
6. Melakukan commissioning rangkaian
a. Guru menanyakan kepada siswa
C. MATERI PEMBELAJARAN tentang pemahaman tugas yang
diberikan.
Penerapan dan perawatan system
b. Peserta didik melakukan
penerangan dan panel instrumen
penyelidikan terhadap
D. TUJUAN PEMBELAJARAN tugas pemeliharaan
Melalui pembelajaran Project Base kelistrikankendaraan
Learning, siswa mampu menerapkan, ringan.
menganalisis,mendiagnosis dan 4. Mengembangkan dan menyajikan
memeperbaiki system kelistrikan pada hasil karya (Presentasi):
kendaraan, dengan baik dan benar a. Guru memeriksa hasil kerja
peserta didik dengan
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN memperhatikan aspek
1. Orientasi peserta didik pada kerapian,ketepatan waktu
masalah: dan penguasaan materi.
a. Guru menyampaikan kepada b. Peserta didik wajib
siswa mengenai permasalahan menyelesaikan semua
yang harus di pecahkansecara jobsheet sesuai dengan
individu dan kelompok. Masalah ketentuan yangdisampaikan
yang diangkat berupa cara guru dan mengumpulkannya
perawatan system kelistrikan tepat waktu.
menyeluruh pada kendaraan 5. Menganalisis dan mengevaluasi
dan mendiagnosis kerusakan – proses pemecahan masalah:
kerusakan yang terjadi pada a. Guru membimbing peserta
rangkaian dengan panduan dari didik untuk memecahkan
guru mata pelajaran. permasalahan, sehingga bisa
b. Guru memberikan arahan sesuai dengan materi yang
kepada peserta didik untuk disampaikan.
langkah-langkah pemecahan F. PENILAIAN (KUALITAS KERJA)
masalah. 1. Sikap : Pengamatan
2. Mengorganisasikan peserta didik langsung
untuk belajar (Job Instruction): 2. Pengetahuan : Tes tertulis
a. Guru memastikan setiap siswa 3. Keterampilan : Unjuk kerja
memahami tugas yang diberikan.
b. Peserta didik bekerja secara
mandiri dan berkelompok
sesuai dengan instruksi dari
guru mata pelajaran.
3. Membimbing penyelidikan individu
peserta didik (Horenso):
LITRONIC(Light – Electronic) kondisi darurat (hazard) dll. Lampu bagian
belakang terdiri dari:
• Lampu rem
1. Sistem Penerangan • Lampu kota belakang (indikator)
• Lampu tanda belok
Sistem penerangan pada kendaraan • Lampu parkir
diklasifikasikan menjadi dua bagian: • Lampu plat nomer

2. Lampu Bagian Depan

Lampu bagian depan terdiri dari lampu


kepala untuk menerangi/ pencahayaan jalan
pada malam hari, juga sebagai tanda minta jalan
atau memberi peringatan pada kendaaan lain
baik malam atau siang hari, lampu kota sebagai
tanda ukuran kendaraan bagian luar. Lampu
tanda belok berfungsi untuk peringatan
pengemudi akan berpindah haluan atau belok,
juga berfungsi sebagai tanda kondisi darurat
Gambar 19.2 Lampu Bagian Belakang
dengan lampu nyala bersamaan (hazard).
Lampu kendaraan bagian depan mencakup
bagian-bagian:
• Lampu dekat dan lampu jauh (low -/high-
beam headlamps)
• Lampu kabut (Fog lamp)
• Lampu tanda belok
• Lampu parkir
• Lampu kota (tanda lebar kendaraan)

Gambar 19.3 Posisi Lampu pada Mobil

Lampu kepala terdiri dari dua kondisi yaitu:


lampu kepala jarak jauh (high-beam headlamp
Gambar 19.1 Lampu Bagian Depan dan lampu kepala jarak dekat (low-beam head-
lamp). Lampu jarak jauh dinyalakan untuk
i. Lampu Bagian melihat jalan pada jarak jauh.
Belakang Dengan kepadatan lalulintas tidak
memungkinkan pemakaian lampu kepala jarak
Lampu bagian belakang fungsi dan jauh, karena dapat membahayakan pengemudi
kegunaannya tergantung dari letak dari lampu lain (menyilaukan pengemudi lain yang
dan kondisi kendaraan. Prinsip-nya dapat dilihat berpapasan). Pengemudi harus memakai lampu
oleh pengendara lain dari belakang, saat jarak dekat waktu perpapasan dengan
memperlambat kendaraan, belok kanan-kiri, pengemudi lain, dengan demikian lampu jarak
dekat (low-beam headlamp) merupakan lampu
yang utama yang sering dipakai.
Kualitas sinar lampu harus baik untuk jarak
pandang pengemudi dan posisi sinar jatuhnya
tidak menggangu pengemudi lain (tidak
menyilaukan). Dasar disain atau modifikasi dari
system pencahayaan untuk meningkatkan hasil
pencahaya-an yang baik dan aman bagi
pengemudi lain dilakukan dengan menggunakan
cara-cara yang aman. Antara laian meliputi: Gambar 19.5 Low-beam lamp reflector
• Dengan membuat sinar jatuh pada jalan lebih
jauh pada sebelah kiri jalan untuk kendaraan
kemudi kanan guna mengoptimalkan jarak
pandang.
• Pemakaian berbagai jenis lampu halogen,
untuk meningkatkan inten-sitas penyinaran
pada permukaan jalan dengan peningkatan
antara 50 - 80%.
• Dengan inovasi pengoptimalan sinar
memakai reflector dan lensa (PES, HNS,
PD2) dengan tingkat efisiensi sampai 50%.
• Dengan litronic (light electronic) berupa Gambar 19.6 Teknologi HNS reflektor
loncatan gas xenon dapat menghasilkan
pencahayaan 2 kali lebih kuat dibanding
dengan halogen.

Gambar 19.7 Teknologi PES reflektor

3. LITRONIC Sistem

Litronic (Light Electronic) suatu sistem


penerangan lampu kepala dengan loncatan gas
xenon pada tabung lampu. Sinar muncul dari
loncatan bunga api diantara dua elektroda
membuat tabung lampu bersinar kebiruan.
Keunggulan lampu LITRONIC (Xenon gas
discharge) adalah:
• Efisiensi tinggi dibanding lampu
konventional (Bilux, H4, HNS teknologi).
Gambar 19.4 Optimalisasi Posisi Sinar Jatuh • Distribusi pencahayaan yang baik
• Lampu kabut dapat dihilangkan (dapat
berfungsi sebagai lampu kabut).
• Kemampuan 2 kali lebih besar dari lampu
halogen dengan daya yang sama.
2. Lampu xenon gas discharge
3. Unit pembangkit tegangan tinggi
4. ECU
5. Motor step
6. Sensor poros kendaraan (axis sensor)
7. ke sistem kelistrikan kendaraan

5. Lensa

Lensa pada sistem LITRONIC berfungsi


sebagai pengaman sistem (sistem ditutup oleh
lensa), serta mengoptimalkan sinar lampu
dengan desain lensa yang berbeda
Gambar 19.8 Sinar lampu gas discharge dan menghasilkan penyinaran yang optimal (arah
halogen dan besar sinar dapat disesuaikan).
Dari gambar 19.8 terlihat distribusi
pencahayaan lampu Xenon gas discharge lebih
baik dibanding lampu model halogen, sinar jatuh
pada jalan lebih jauh dengan daya lampu sama.
Dengan nyala yang lebih terang secara tidak
langsung fungsi dari lampu kabut dapat
digantikan, dengan demikian keberadaan lampu
kabut dapat dihilangkan karena fungsi lampu
Gambar 19.10 Lensa model cembung
kabut dapat digantikan oleh xenon gas
discharge.

4. Komponen sistem LITRONIC

Komponen sistem LITRONIC dapat dilihat Gambar 19.11 Lensa model profil dalam
pada gambar dibawah

Gambar 19.12 Lensa model lapisan metal


dalam

Gambar 19.9 Komponen LITRONIC


1. Lampu (xenon
Keterangan: gas
1. Lensa
discharge) yang merupakan sebuah trans-formator dengan
fungsi step-up (penaik tegangan). Unit
Ruang pembakaran lampu diisi dengan
pembangkit tegangan tinggi ada yang model
1
kurang dari m3 gas xenon dan suatu menyatu dengan lampu dan terpisah.
100
campuran dari metal dan halogen-salt. Loncatan
gas memer-lukan ribuan volt tegangan tinggi (10
- 20 KV) untuk menyalakan busur cahaya.
Tegangan tinggi akan di-produksi oleh unit
penghasil tegangan tinggi. Dengan tegangan
tinggi loncatan cahaya akan terjadi antara kedua
elektroda. Spesifikasi lampu:
• Tegangan lampu 15 kV.
• Daya lampu 35W
Gambar 19.14 Unit penaik tegangan tinggi model
• Maksimum illuminasi sekitar 90 lm/W. terpisah
• Temperatur kerja normalnya lebih dari
900 C. 7. ECU (Electronic Control Unit)
• Arus maksimum 2,6 A (arus rata-rata
selama bekerja 0,4A). ECU (Electronic Control Unit) me-rupakan
• Umur pemakaian lebih dari 2500 jam. Unit pengontrol nyala lampu dan mengatur posisi
sorot lampu. Di dalam ECU terdiri dari beberapa
bagian yang fungsinya menurut bagian masing-
masing.
Komponen ECU adalah (lihat gambar
dibawah):
1. DC to DC converter berfungsi:
mengubah level tegangan DC dinaikkan
dengan tetap menjadi tegangan DC.
2. Tahanan shunt berfungsi: mengurangi
arus dengan cara membagi tegangan,
merupakan sensor untuk prosesor.
3. DC to AC converter berfungsi: merubah
bentuk tegangan DC ke tegangan AC
untuk di gunakan ke unit penaik
tegangan.
Gambar 19.13 Lampu Xenon Gas discharge
4. Microprosessor berfungsi: mengontrol /
Keterangan: mengatur kerja dari unit-unit converter
1. Tabung kaca lampu supaya menghasilkan daya yang optimal
2. Penyekat elektroda dan stabil.
3. Ruang loncatan api
4. Elektroda
5. Rumah pemegang lampu

6. Unit Pembangkit Tegangan tinggi


Baterai 1 2 Output
3
Unit pembangkit tegangan tinggi berfungsi
membangkitkan tegangan tinggi berkisar 10 - 20
KV secara terus menerus, untuk diberikan ke 4
lampu gas discharge.
Unit ini berisi kumparan primer dan skunder ECU
saja karena bola lampu hanya satu (tidak
Gambar 19.15 Diagram Alir ECU LITRONIC mungkin 2 lampu) kondisi lampu jauh digunakan
lampu jenis halogen.
Dengan perkembangan teknologi maka
8. Prinsip Kerja Sistem LITRONIC digunakan sistem LITRONIC dengan dua kondisi
sebagai lampu dekat dan lampu jauh, dikenal
Sumber tegangan diambil dari tegangan dengan istilah Bi-litronic.
baterai lewat kunci kontak, ECU memerlukan
masukan berupa kondisi lampu kepala dari
saklar lampu kepala, dan putaran engine dari
sensor putaran engine. Setelah mendapat
informasi dari saklar lampu kepala dan sensor
putaran engine, prosessor pada ECU memberi
informasi ke Unit DC to DC converter untuk
bekerja (on) dan diteruskan ke unit DC to AC
converter merubah tegangan DC ke tegangan
AC, keluaran dari unit ini digunakan oleh unit
penaik tegangan (ignition unit). Dari ignition unit
menghasilkan tegangan tinggi 10 – 20 KV Gambar 19.17 Litronic lampu dekat
digunakan untuk membuat loncatan api pada
Keterangan:
elektroda di dalam lampu.
1. Lampu dekat LITRONIC
Setelah terjadi loncatan api pada elektroda,
2. Lampu jauh halogen
cahaya akan terbentuk dengan waktu sekitar 3
detik, cahaya redup akan terus meningkat
sampai menyala terang (maksimum) memer-
lukan waktu 0,3 detik.
Setelah phase tersebut, busur api akan
stabil sebesar ukuran daya dari lampu dan 10. Bi-Litronic Reflection
performa dari lampu dikontrol secara terus
menerus oleh ECU sekitar 35 Watt. Bi-litronic adalah sistem khusus, sistem yang
dapat memposisikan kondisi lampu jauh dan
dekat hanya dengan satu bola lampu (gas
discharge).
Bila saklar jauh dan dekat dioperasikan,
DC to DC
converter
aktuator akan mengeser lampu gas discharge ke
Baterai Ignition posisi reflektor yang sesuai dengan kondisi
Unit
DC to AC lampu (jauh atau dekat) lihat gambar dibawah.
Saklar lampu converter

RPM engine Prosessor Lampu

ECU

Gambar 19.16 Diagram alir kerja sistem


LITRONIC

9. Pengaturan Lampu Jauh dan Dekat

Posisi lampu kepala terdiri dari lampu jauh


dan lampu dekat, pada sistem LITRONIC Gambar 19.18 Bi-Litronic Reflektor
pertama hanya dipakai pada kondisi lampu dekat Keterangan:
1. Kondisi lampu dekat
2. Kondisi lampu jauh

11. Bi-Litronic Projection

Bi-litronic projector dasar kerjanya seperti


model PES Litronic. Posisi lampu jauh dan lampu
dekat di-posisikan dengan cara menutup atau
menghilangkan sinar lampu jauh. Pada posisi
lampu dekat projector dideser ke atas menutupi
sinar lampu jauh, begitu sebaliknya pada posisi
lampu jauh projector digeser ke bawah.

Gambar 19.20 Pencahayaan Bi-litronic


Keterangan:
1. Pencahayaan lampu jarak dekat
2. Pencahayaan lampu jarak jauh

Gambar 19.19 Bi-litronic Projector 12. Pengaturan tinggi Pencahayaan


Keterangan:
secara Vertical
1. Posisi lampu dekat (low-beam) Pengaturan tinggi pencahayaan secara
2. Posisi lampu jauh (high-beam) vertical (posisi sinar jatuh) diperlukan pada
kendaraan karena posisi sinar jatuh sangat mem-
Dengan sistem Bi-litronic ada beberapa pengaruhi penglihatan pengemudi lain saat
keuntungan yang diperolah diantaranya: berpapasan. Aturan tinggi pencahayaan sudah
• Dapat mengoperasikan lampu xenon digunakan pada semua kendaraan apapun
untuk lampu jauh. sistem penerangan yang digunakan (baik yang
• Hanya dengan satu lampu dapat dipakai konventional maupun yang elektrik/ LITRONIC).
2 kondisi (jauh dan dekat) Kendaran dengan beban mem-buat tinggi
• Ekonomis perlu satu lampu saja. pencahayaan dapat berubah melebihi aturan
dimana dapat menyebabkan silau pada
pengemudi lain (saat berpapasan).
Sejak tahun 1998 penyetelan baik secara
otomatis maupun manual sudah mulai diterapkan
di jerman dan seluruh dunia (berlaku pada
produsen kendaraan roda 4).

13. Pengaturan secara Manual

Penyetelan dilakukan secara manual oleh


pengemudi dengan pengatur knob penyetel
dengan suatu mekanisme yang akhirnya meng-
gerakkan reflektor dari lampu kepala sehingga
membuat sinar lampu dapat diatur, atau dapat
juga dengan menggerakkan posisi lampu
sehingga titik api dapat bergeser. karena nyala lampu sistem LITRONIC sangat
terang, cahaya lampu dapat membahayakan
pengemudi lain. Bila terjadi perubahan tinggi
pencahayaan akibat beban kendaraan dapat
dengan cepat disesuaikan secara otomatis.
Pada saat kondisi mobil tanpa beban, maka
sensor belakang dan depan mempunyai level
yang sama. Sensor menginformasikan
kedudukan antara sumbu depan dan belakang
dengan posisi sama (selevel).

Gambar 19.21 Pengatur secara manual


Keterangan:
1. Aktuator pengatur
2. Knob pengontrol Gambar 19.22 Kondisi sensor selevel (mobil tanpa
beban)
Proses pengaturan secara manual dengan Pada saat kondisi mobil terbebani
menggunakan media, diantara-nya: (kendaraan dengan penumpang di belakang),
maka beban kendaraan akan membuat sorot
14. Sistem hidromekanik lampu jatuh lebih jauh. Sensor beban akan
mendeteksi level sensor antara sensor depan
Type ini bekerja dengan mengalirkan fluida dan belakang mempunyai level yang berbeda
ke pipa karet antara knob dengan aktuator (tidak selevel), ECU akan memerintahkan unit
pengatur. Derajat pengaturan disesuaikan oleh aktuator untuk menyatel level sorot lampu.
fluida yang dipompakan ke aktuator. Sehingga lampu dapat dengan cepat
memposisikan sorot lampu jatuh selalu
15. Sistem Vacum terkontrol.

Pada tipe ini knob (sklar) manual mengatur


vakum dari intake manifold dan dikirim ke
aktuator pengatur untuk mengatur derajat tinggi
pencahayaan.
Gambar 19.23 Kondisi sensor level tidak selevel
16. Sistem Elektronik (mobil dengan beban)
Secara garis besar kita dapat melihat prinsip
Pada tipe ini motor listrik dengan roda gigi kerja dari sistem ini sama dengan sistem
digunakan sebagai aktuator pengatur, dan knob penyetelan secara manual, yang membedakan
pemutar sebagai sensor pengatur dihubungkan penyetalan tidak dilakukan oleh tangan manusia,
lewat kabel. Pada model ini yang sangat relevan tetapi dikendalikan oleh ECU yang
untuk sistem dengan pengaturan secara menyesuaikan setiap saat dalam kondisi yang
otomatis. berbeda-beda.

17. Pengaturan secara Otomatis

Pada sistem pencahayaan LITRONIC


pengaturan secara otomatis sangat diperlukan
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan oleh
mekanik, dengan melakukan memeriksa
gangguan di sekring dan sistem pengkabelan
(wire hardnes), lalu ganti bohlam lampu
discharge (xenon sistem). Bila problem belum
teratasi ganti kontrol unit (ECU).
• Mendeteksi gangguan pada bohlam
Bila tidak ditemukan discharge headlight
bulb (bolam kosong) dalam soket headlight,
maka akan terdeteksi. Fungsi Fail-safe akan
menyetop timbulnya tegangan tinggi. Bila ini
terjadi matikan saklar pengapian dan pasanglah
bohlam. Hal ini akan membuat sistem fail-safe
Gambar 19.24 Pengaturan secara otomatis terhapus.
Keterangan: Gangguan dapat terjadi pada sistem
1. Aktuator pengaturan level otomatis, bila itu terjadi maka
2. ECU ECU akan memfungsikan program darurat.
3. Sensor level Dimana lampu akan tetap menyala dalam kondisi
level tetap pada level minimum (bawah).
a. Diagnosa sistem LITRONIC
19.4.2 Diagnosa dengan Scanner
Bila terjadi kerusakan sistem pada sistem
Litronic, dapat terdeteksi oleh sistem tersebut Diagnosa dan sistem emergency: Bila ada
(ECU). Sistem akan dinonaktifkan selama terjadi kesalahan pada sistem LITRONIC (bila sistem
kerusakan supaya aman untuk sistem dan mendukung) setiap kesalahan akan tersimpan
pengendara lain. didalam memori yang terdapat pada ECU.
Pemeriksaan kesalahan dapat dilakukan dengan
Diagnosa kerusakan pada sistem Litronic menggunakan scan-ner (bila sistem
dapat deteksi dengan beberaa cara diantaranya mendukung).
dengan meng-gunakan alat bantu scan. Scanner akan membaca data pada kontrol
unit (ECU) kendaraan melalui terminal diaknosa
18. Fungsi Fail safe (DLC), maka kita dapat mengetahui kerusakan
yang terjadi. Dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Kontrol Unit Elektronik (ECU) mendeteksi • Matikan kunci kontak
adanya gangguan dan mengaktifkan fungsi fail
• Pasang Scanner ke DLC
safe dengan syarat -syarat sebagai berikut:
• Hidupkan kunci kontak
• Mendeteksi adanya gangguan input • Hidupkan scanner
Bila masukan tegangan di luar kewajaran ( 9 • Pilih Negara produsen kendaraan
- 16 v) funghsi fail safe akan mematikan lampu • Pilih jenis kendaraan
discharge (LITRONIC). Bila itu terjadi maka • Pilih menu kelistrikan body
lampu discharge segera hidup kembali begitu • Pilih LITRONIC
tegangan kembali ke normal. • Pilih Kode kerusakan
• Mendeteksi adanya gangguan pada output
Apabila ada gangguan pada out put
tegangan, pada saat lampu discharge hidup,
fungsi fail safe akan segera mematikan lampu.
Tetapi ECU tidak bisa menentukan letak
kerusakan hanya terus mematikan lampu sampai
sistem fail safe teratasi.
• Pemeriksaan kondisi bolam (bola lampu)
gas xenon pecah atau ada perubahan
warna.
• Pemeriksaan tempat/ pemegang bola lampu
baik atau buruk.
• Pemeriksaan kerusakan fisik dari ECU
(bentuk, warna dll)
• Pemeriksaan kerusakan fisik dari
pembangkit tegangan tinggi.
• Pemeriksaan kabel-kabel.

Gambar 19.25 Diagnosa dengan scanner

a. Memperbaiki Sistem LITRONIC


Sistem LITRONIC bekerja pada tegangan
tinggi (20 KV), ini sangat membahayakan
keselamatan jiwa. Untuk melakukan perbaikan
pastikan sistem dalam posisi OFF.

i. Pemeriksaan Fungsi dari sistem


LITRONIC.
Contoh kendaraan : Audi A8
• Hidupkan kendaraan
• Matikan lampu kepala (saklar posisi OFF)
sekitar 1 menit (bila lampu sudah
menyala).
• Hidupkan lampu kepala (pengoperasian
dingin) Gambar 19.26 Pemeriksaan Secara Visual
• Tunggu lampu sekitar 1 menit Bila terjadi gangguan secara visual
• Matikan lampu kepala kira-kira 10 detik. terdeteksi, ganti part yang rusak lalu lakukan
• Nyalakan lampu kepala lagi pemeriksaan fungsi lagi.
(pengoperasian panas)
Fungsi dari sistem akan bagus bila : 20. Pengukuran Tegangan
• Pada pengoperasian dingin ke panas
lampu menyala redup lalu terang (perlu Pengukuran tegangan input pada kabel
waktu kira-kira 1 menit). konektor yang ke ECU (input tegangan).
• Pada pengoperasian panas lampu harus
langsung terang (tidak redup dulu).
19. Pemeriksaan sistem Secara Visual
Pemeriksaan secara visual di-lakukan
dengan melihat secara fisik dari komponen-
komponen sistem LITRONIK :
kondisinya
o Bila rusak ganti bola lampu
o Tes lagi fungsi dari litronic
o Bila masih belum beres ganti ECU

Gambar 19.27 Pengukuran Konektor Tegangan Input

• Hubungkan volmeter pada kabel di soket:


o Pin 1 : pada positif multimeter
o Pin 2 : pada negatif multimeter
o Pin 3 : bebas
• Set tegangan pengukuran pada AVO 20
Volt DC. Gambar 19.29 Pelepasan bola lampu
• Hidupkan Engine, Nyalakan kampu
kepala dekat.
• Nominal pengukuran : 11,0 – 16,0 volt.
• Bila bagus lakukan tes selanjutnya.
Pengukuran tegangan pada ECU : • Penggantian Kontrol Unit ECU
• Cabut konektor dari ECU o Matikan engine dan lampu kepala.
• Hubungkan multimeter pada kontrol unit o Buka pengikat ECU
(ECU) o Keluarkan (Pisahkan) ECU dari
o Pin 1 : negatif alat ukur pengikatnya
o Pin 2 : positif alat ukur o Ganti ECU dengan ECU baru
• Set range tegangan pada 20 V o Pasang kembali ECU
• Hidupkan engine, nyalakan lampu dekat. o Tes lagi sistemnya
• Nominal pengukuran : 11,0 – 16,0 Volt.
• Bila bagus lakukan pengantian
komponen.

Gambar 19.30 Pelepasan ECU


Gambar 19.28 Pengukuran tegangan ECU
• Penggantian Unit Pengapian (Pembangkit
21. Pengantian Komponen sistem LITRONIC Tegangan Tinggi)
o Buka penutup LITRONIC
• Penggantian Lampu gas xenon o Cabut soket pada unit pengapian
o Buka tutup lampu kepala o Lepas Unit pengapian
o Matikan saklar lampu kepala o Ganti Unit pengapian dengan yang
o Buka baut pengunci baru.
o Pegang pegas pengunci untuk o Tes lagi kefungsian sistem
mengeluarkan lampu
o Keluarkan bola lampu, lihat
Lampiran. Lembar Kerja Peserta Didik

JOBSHEET JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN


OTOMOTIF
PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN
BACALAH INSTRUKSI DARI MASING – MASING UNIT UJI PRAKTIKUM
INSTRUKSI KERJA 1 :
1. Tulislah soal dan jawaban pada buku tulis masing-masing
2. Kerjakan setiap bagian secara berurutan
3. Pekerjaan bersifat individu, pastikan untuk mengerjakan secara mandiri
4. Bersifat open book

BAGIAN 1. KERJAKANLAH SOAL DIBAWAH INI DENGAN TEPAT DAN CERMAT!


1. Instal droid tesla demo dapat di download di Playstore masing-masing
2. Ikuti tahapan-tahapan berikut ini:
a. Buka Droid Tesla Demo
b. Pilih New Project
c. Tampilan halaman kerja / project

d. Pilih Item Source and Ground → Pilih DC Voltage Source →


e. Pilih icon Switch → Pilih Relay SPST (Single Pole Single Throw) → Klik dan arahkan ke
halaman kerja → Pilih Switch SPST → Klik dan arahkan ke halaman kerja
f. Pilih icon Dioda → Pilih LED → Klik dan arahkan ke halaman kerja
g. Hubungkan masing-masing komponen antara komponen satu dengan yang lain
h. Jika sudah terhubung semua lanjut tekan icon Play di pojok kiri Atas
i. Tekan Switch SPST maka rangkaian akan bekerja
j. Ubah Label nama pada masing-masing komponen elektronik

Lihat gambar di bawah ini:


3. Jika sudah bekerja silahkan gambar pada buku tulis masing-masing, dan rinci kebutuhan
bahanya

Jepara,
Guru Mata
Pelajaran

Dian Yuli Ekawati, S.Pd


Lampiran . Instrumen Penilaian

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN

 Mata Pelajaran : Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan


 Kelas : XII
 Topik : Penerapan dan perawatan system
penerangan dan panel instrumen
 Waktu Pengamatan : Selama proses praktik

Komponen Penilaian

Kesesuaian Ketepatan Ketepatan Nilai Akhir


No Nama siswa
Prosedur kerja Ukuran Waktu

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak K BK


LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Bubuhkan tanda ‘V’ pada kolom yang tersedia sesuai hasil pengamatan seperti contoh di bawah ini

pada lembar nilai yang tersedia (terlampir)

Keaktifan Komunikatif Kerjasama Nilai


No Nama Peserta didik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Akhir
FR.MUK.04. TUGAS PRAKTIK DEMONSTRASI
Kode Unit : 5.7.6
Judul Unit Kompetensi : Pemeliharaan Sistem Elektrikal (Kelistrikan Body)
Nama asesor: :

A. Petunjuk

1. Baca dan pelajari setiap instruksi kerjadibawah ini dengan cermat sebelum melaksanakan praktek
2. Klarifikasi kepada Asesor apabila ada hal-hal yang belum jelas
3. Laksanakan pekerjaan sesuai dengan urutan proses yang sudah ditetapkan
4. Seluruh proses kerja mengacu kepada SOP/WI yang dipersyaratkan

B. Skenario

Sebagai seorang mekanik KKNI level II yang akan melaksanakan Pemeliharaan Sistem Elektrikal
(Kelistrikan Body) dengan keluhan saat saklar lampu tanda belok dihidupkan lampu tidak mau berkedip.

Untuk Pemeliharaan Sistem Elektrikal (Kelistrikan Body) tersebut, anda akan diperlengkapi dengan
Obeng, AVOmeter, Tespen DC dan toolbox set serta manual book Toyota Kijang 5K.

Dalam penerapannya anda juga diminta untuk menggunakan alat pelindung diri APD yang sesuai dan
perlengapan keselamatan lainnya selama proses Pemeliharaan Sistem Elektrikal (Kelistrikan Body)
sesuai SOP.

Setelah selesai melakukan tugas tersebut diatas, saudara diharapkan untuk membersihkan kembali tempat
kerja dan mengembalikan peralatan di tempat semula

C. Langkah kerja : (Elemen)

Kode Unit :
OTO.KR05.007.01
Unit Kompetensi No. 2
Judul Unit :
Memasang, Menguji dan Memperbaiki Sistem Penerangan dan Wiring

NO. LANGKAH KERJA INSTRUKSI KERJA CHECK


POINT
1. Memasang sistem 1. Laksanakan pemasangan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen
penerangan dan wiring atau sistem lainnya!
kelistrikan 2. Akses informasi yang benar dari spesifikasi pabrik dan memahami!
3. Laksanakan pemasangan/bahan yang sesuai!
4. Pasang sistem kelistrikan dengan menggunakan peralatan, dan tehnik yang
sesuai!
5. Laksanakan seluruh kegiatan instalasi/pemasangan dilaksanakan berdasarkan
SOP (Standard Operation Procedures), undang-undang K 3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja), peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan
perusahaan!
2. Menguji sistem 1. Uji system kelistrikan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau
kelistrikan system!
2. Akses informasi yang benar dari spesifikasi pabrik dan memahami!
3. Lakukan tes/pengujian untuk menentukan kesalahan/kerusakan dengan
menggunakan peralatan dan tehnik yang sesuai!
4. Identifikasi kesalahan dan tentukan tindakan perbaikan yang diperlukan!
5. Laksanakan Seluruh kegiatan pengujian berdasarkan SOP (Standard Operation
Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan
perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan!
3. Memperbaiki sistem 1. Perbaiki sistem kelistrikan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen
kelistrikan atau sistem lainnya!
2. Akses informasi yang benar dari spesifikasi pabrik dan memahami!
3. Laksanakan perbaikan yang perlu menggunakan peralatan, tehnik dan bahan
yang sesuai!
4. Laksanakan seluruh kegiatan perbaikan/repair berdasarkan SOP (Standard
Operation Procedures), undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja),
peraturan perundang-undangan dan prosedur/ kebijakan perusahaan!

Jepara,
Guru Mata
Pelajaran

Dian Yuli Ekawati, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai