Pada sistem injeksi sepeda motor ada beberapa jenis komponen yaitu Aktuator dan sensor. Kali ini
kita akan membahas tentang sensor-sensor pada sistem kontrol elektronik (EFI) terdiri dari beberapa
sensor (pengindera), seperti :
MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor,
TP (Throttle Position) sensor,
IAT (Intake Air Temperature) sensor,
bank angle sensor,
EOT (Engine Oil Temperature) sensor,
dan sensor-sensor lainnya.
Pada sistem injeksi juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM (Electronic
Control Modul) dan komponen-komponen tambahan seperti alternator (pembangkit
listrik) serta regulator/rectifier (pengatur pengisian) yang mensuplai dan mengatur tegangan
listrik ke ECU/ECM, baterai dan komponen-komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat
DLC (Data Link Connector) adalah semacam soket yang dihubungkan dengan engine
analyzer untuk mecari/mengetahui sumber kerusakan pada komponen injeksi sepeda motor.
Gambar Rangkaian sistem kontrol elektronik (EFI) pada Honda Supra X 125
Secara garis besar fungsi dari masing-masing Sensor pada sistem kontrol elektronik antara
lain sebagai berikut;
Gambar Contoh posisi penempatan sensor yang menyatu (built in) dengan throttle body
3) IAT (Engine air temperature) sensor berfungsi memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan 5 Volt
dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya berubah-ubah
dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
6) Bank angle sensor berfungsi merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor
yang menggunakan sistem EFI/PGM-FI kebnyakan sudah dilengkapi dengan bank angle
sensor (kecuali matic) yang bertujuan sebagai pengaman saat kendaraan terjatuh pada sudut
kemiringan minimal sekitar 550.
Gambar Bank angle sensor dan posisi sudut kemiringan pada sepeda motor.
Sinyal atau informasi yang dikirim oleh bank angle sensor ke ECU/ECM saat sepeda motor
terjatuh dengan sudut kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU/ECM
memberikan perintah untuk mematikan (meng-OFF-kan) injektor bahan bakar, koil
pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan demikian peluang terbakarnya sepeda motor
karena ada bahan bakar yang tercecer atau tumpah akan sangat kecil dikarenakan sistem
pengapian dan sistem bahan bakar langsung dihentikan(di OFF kan) oleh ECU/ECM
walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.
Gambar Informasi bank angle sensor ke ECU/ECM untuk meng-OFF-kan injektor, koil
pengapian, dan pompa bahan bakar pada saat sepeda motor terdeteksi sudut kemiringan yang
telah ditentukan.
Bank angle sensor akan mendeteksi saat sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut
kemiringan yang masih di bawah limit, maka data yang dikirim ke ECU tidak akan sampai
membuat ECU/ECM meng-OFF-kan ketiga komponen di atas.
Gambar Posisi bank angle sensor saat sepeda motor menikung dan terjatuh.
Jika pada saat sepeda motor sedang dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya
melebihi 550), ECU/ECM tidak meng-OFF kan ketiga komponen tersebut. Ketika menikung
terdapat gaya centripugal yang membuat sudut kemiringan penduluan dalam bank angle
sensor tidak sama dengan kemiringan sepeda motor. Dengan demikian maka walaupun sudut
kemiringan pada sepeda motor sudah mencapai 550, tapi dalam kenyataannya sinyal yang
dikirim ke ECU/ECM masih mengindikasikan bahwa sudut kemiringannya masih di bawah
550 sehingga ECU/ECM tidak meng-OFF-kan ketiga komponen tersebut.
Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor-sensor lainnya digunakan pada sistem EFI,
seperti;
1. sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft position sensor) untuk mendeteksi posisi
poros nok untuk mengetahui saat pengapia.
2. sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk mendeteksi putaran
poros engkolmesin.
3. sensor air pendingin (water temperature sensor) untuk mendeteksi suhu air pendingin
di mesin dan sensor lainnya. Namun demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang
masih sederhana, tidak semua sensor terpasang pada sepeda motor.