Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

PETERNAK KAMBING

Kelompok 11
Ardyansa Giawa 208110029

Khairil Miftah 208110015


Nico Jeremia Samosir 208110081
Rendi Pradika 208110003
Rifai Jaya Samosir 178110159
Rospita Gultom 218110049

UNIVERSITAS MEDAN AREA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MATA KULIAH PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di Indonesia, kambing telah lama dipelihara di pedesaan. Akan tetapi
peranan kambing sampai saat ini belum banyak berarti, baik sebagai sumber
daging maupun sumber air susu. Hal ini terjadi karena usaha peternakan
kambing masih sederhana dengan jumlah pemilikan sedikit dan masih
merupakan usaha sampingan dan sebagai tabungan. Sebenarnya ternak
kambing mempunyai potensi cukup besar untuk berkembang, karena
termasuk ternak yang mempunyai adaptasi cukup tinggi, disamping modal
yang diperlukan relatif sedikit.
Pengembangan peternakan berkaitan dengan peningkatan pendapatan.
Pendapatan yang meningkat dari suatu usaha peternakan akan memberikan
motivasi untuk berusaha lebih baik. Sukses dan gagalnya suatu usaha
peternakan sangat dipengaruhi oleh kemampuan ternaknya berproduksi dan
harga input produksi serta output yang dihasilkan. Keadaan tersebut erat
kaitannya dengan kemampuan peternak dalam mengelola usahanya dan
tingkat keuntungan maksimum yang dicapainya. Peternak dengan jumlah
ternak pemilikan yang banyak, mempunyai kesempatan untuk memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi. Jumlah pemilikan ternak yang lebih banyak
umumnya akan lebih efisien dalam hal tenaga kerja dan biaya produksi.
Jumlah penduduk Indonesia yang besar sangat potensial bagi
permintaan produk peternakan. Menurut pangsanya pada tahun 2001,
konsumsi produk peternakan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani
masing-masing adalah daging sebesar 5,11 kg/kapita/tahun, telur sebesar
3,47 kg/kapita/tahun dan susu sebesar 6,46 kg/kapita/tahun. Perkembangan
konsumsi susu dalam lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan dengan
pertumbuhan rata-rata 7,9 % per tahun. Peningkatan konsumsi susu dari
tahun ke tahun merupakan peluang bagi pengembangan ternak penghasil
susu.
2. Maksud dan Tujuan
a. Memahami dan menguasai kegiatan wawancara
b. Memperoleh informasi tentang kewirausahaan
c. Sebagai contoh inspiratif dalam bidang kewirausahaan
d. Mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi gerenasi muda yakni
mahasiswa
3. Target Wawancara
Pemilik usaha umkm yakni dalam hal ini adalah peternak kambing yaitu
Bapak Ferianto Sihombing
4. Waktu dan Tempat Wawancara
Adapun wawancara ini dilaksanakan pada:
Hari: Sabtu, 30 Oktober 2021
Pukul: 11.00 WIB s.d selesai
Tempat: Peternakan kambing jalan Krakatau, Medan.
BAB II
LAPORAN HASIL WAWANCARA

Daftar Pertanyaan
1. Hewan apa yang ternakkan disini?
Peternakan ini memilih untuk meternakkan kambing sebagai hewan
ternaknya.
2. Ada berapa jumlah kambing yang diternakkan?
Dipeternakan ini, ada kurang lebih seratus ekor kambing.
3. Jenis kambing apa saja yang diternakkan disini?
Ada 2 jenis kambing yang diternakkan disini yaitu kambing jenis
etawa dan jenis sapera.
kambing etawa merupakan kambing jamnapari yang berasal dari
wilayah Etawah, India. Jenis kambing yang satu ini dibawa oleh Hindia
Belanda pada tahun 1930 dan oleh presiden Sukarno pada tahun 1947.
Pada masa Hindia-Belanda, kambing jamnapari ini dibudidayakan di
Kaligesing, Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan pada masa
Presiden Sukarno kambing ini dibudidayakan di Desa Senduro, Gunung
Semeru, Jawa timur. Ciri khas kambing ini yaitu memiliki bobot yang
cukup berat. Bobot kambing jantan sekitar 120 kg, sedangkan kambing
betina mencapai 90 kg. Kambing ini mampu memproduksi susu sebanyak
2 liter perhari.
Sapera adalah nama kambing hasil persilangan antara kambing
Saanen dan E (Peranakan Etawah). Kambing ini adalah kambing tipe
perah, penghasil susu. Kambing Sapera merupakan hasil inovasi
teknologi Balai Penelitian Ternak (Balitnak). Sapera cocok dipelihara di
dataran sedang sampai dengan tinggi. Produksi susunya berkisar 1,5 - 2
liter per hari. Keunggulan lainnya adalah kambing Sapera ini cepat
berkembang biak. Setiap 8 bulan beranak, dengan kata lain dalam 2 tahun
bisa beranak 3 kali. Beranak lebih dari 1 ekor, Ternak (anak) jantan
dijadikan sebagai ternak potong.
4. Berapa luas yang diperlukan untuk satu kendang?
Luas satu kendang kambing disini yaitu 10 x 10 m atau sekitar 100
meter persegi.
5. Apa jenis makanan yang digunakan untuk pakan ternak kambing
disini?

Jenis makanan yang digunakan untuk ternak kambing disini yaitu


campuran ampas tahu dan kacang yang diolah menjadi pakan ternak yang
bagus dan bergizi untuk kambing-kambing yang ada agar dapat
menghasilkan hasil ternak yang maksimal.

6. Bagaimana porsi makan kambing-kambing dalam satu hari?

Kambing-Kambing yang ada di peternakan ini diberi makan 2 kali


sehari yaitu saat pagi dan siang menjelang sore.
7. Apa ciri-ciri kambing yang sehat dan bagaimana cara mengenali
kambing yang sakit?

Adapun cara memberdakan kambing yang sehat dan sakit adalah


sebagai berikut: kambing sehat biasanya mampu berdiri secara kokoh,
jika kambing berjalan sempoyongan atau pincang maka kemungkinan
kambing tersebut sedang sakit. Kambing sehat juga memiliki nafsu
makan yang normal sedangkan kambing sakit biasanya kehilangan nafsu
makannya. Kambing sakit juga biasanya mengeluarkan kotoran mata
yang menandakan bahwa sedang tidak sehat.

8. Bagaimana menjaga kebersihan kambing dan peternakan ini?


Untuk menjaga kebersihan peternakan dan kesehatan hewan ternak
disini, kendang kambing selalu dibersihkan setiap hari agar tidak bau dan
meninggalkan kotoran yang dapat mengganggu keshatan kambing serta
memandikan kambing agar terhindar dari bakteri yang dapat
membahayakan ternak tersebut.
9. Umur berapa biasanya kambing dapat di sembelih atau di jual?
Kambing-Kambing disini biasanya bisa disembelih atau dijual saat
berusia satu setengah tahun.
10. Pada saat kapan kambing-kambing disini banyak dibeli atau
disembelih?

Tingkat penjualan kambing disini tinggi biasanya saat hari raya agama
seperti hari raya kurban dan acara acara lainnya yang memerlukan hewan
ternak sebagai kurban ataupun bahan daging untuk masakan.
Hasil Yang Didapat dari Wawancara:

Bahwa dalam berbisnis ternak kambing, sebenarnya tidak sesulit yang


kita anggap selama ini, dan hanya memerlukan teknik beternak yang baik
saja dengan melakukan berbagai macam kriteria, yang antara lain terdiri
dari: Niat dan kemauan yang paling utama, dan langkah selanjutnya yaitu
merawat ternak kambing dengan seefisien mungkin untuk menghindari
terjadinya gejala2 yang tidak diinginkan dalam beternak kambing. Selain itu,
diperlukan kerja keras yang kuat dari para peternak dalam mengelola usaha
ternaknya, agar dapat memperoleh hasil yang maksimum, juga dibutuhkan
pengetahuan yang luas dalam memasarkan harga kambingnya, sebab kalau
para peternak tidak mengetahui bagimana untuk membuat agar harga
kambingnya terjual dengan harga mahal, maka peternak tidak bisa
mendapatkan nilai tambah dari hasil produksi ternaknya. Oleh karena itulah,
pengetahuan serta kreatifitas sangat diperlukan dalam berbisnis ternak
kambing.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Usaha peternakan, khususnya ternak kambing tidak lagi sekedar sebagai


usaha sampingan, hobi ataupun tabungan, tetapi lebih sebagai usaha pokok
yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan utama keluarga. Petani harus
berpikir rasional untuk mengelola kelembagaan kelompoknya, teknis
budidayanya, permodalan dan mampu menganalisa secara finansial usaha yang
digelutinya. Untuk itu petani perlu mencatat semua kebutuhan sarana produksi
seperti biaya pengadaan bibit, pengadaan pakan, tenaga kerja yang telah
dikeluarkan maupun hasil yang diperoleh.

Usaha ternak kambing merupakan salah satu usaha yang cukup


menjanjikan, disamping perawatannya cukup mudah, ternak kambing juga
memiliki potensi sebagai komponen usaha tani yang penting diberbagai agro
ekosistem. Ternak kambing memiliki kapasitas adaptasi yang relatif lebih baik
dibandingkan dengan beberapa etnis ternak lain, seperti sapi, kerbau dan
domba. Dengan karakter yang mampu bertahan pada kondisi marjinal, ternak
ini sering menjadi pilihan utama diberbagai komunitas petani, sehingga
berkembang sentra-sentra produksi kambing yang menyebar diberbagai
agriekosistem. Namun demikian, pengelolaan ternak kambing dalam usaha tani
sebagian besar masih dilakukan secara sambilan atau sebagai tabungan,
walaupun secara finansial komoditas ini memiliki peran yang penting dalam
perekonomian rumah tangga petani.
2. Kritik dan Saran

Penulis menyadari laporan hasil wawancara ini mungkin masih jauh


dengan kata sempurna. Akan tetapi bukan berarti laporan ini tidak berguna.
Besar harapan yang terpendam dalam hati kami semoga laporan ini dapat
memberikan sumbangsih pada suatu saat terhadap laporan dengan tema yang
sama, dan dapat menjadi referensi bagi pembaca serta menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Kemudian mari kita banyak mempelajari
semaksimal mungkin mengenai peternakan kambing dan mengaplikasikanya
dalam peternakan di daerah maupun negara kita agar tercipta peternakan yang
efesien dan optimal.
LAMPIRAN FOTO DAN VIDEO
Link video:
https://drive.google.com/file/d/16qVFZaCdQXqbWMM6ETOaPS5ZEKWnCHs1/
view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai