PROPOSAL
PENGOLAHAN SAMBAL DABU-DABU
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Alwiranto : (PO.71.4.221.17.1.029)
2. Lutfiah Amanda Harris : (PO.71.4.221.17.1.002)
3. Febriyanti : (PO.71.4.221.17.1.010)
4. Gita Dwi Fitriah : (PO.71.4.221.17.1.018)
5. Gladys Libra Eni Tangkeallo: (PO.71.4.221.17.1.041)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya , yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami dapat menyelesaikan Proposal tentang Pengolahan Sambal Dabu-
Dabu dan bermanfaat untuk kita semua.
Dan harapan kami semoga proposal ini dapat menggambarkan terkait cara pembuatan
Dabu-Dabu bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menaambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik.
Karena keterbaatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalaam proposal ini, oleh karena itu kami sangaat berharap saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Tujuan..................................................................................................................................5
A. Jenis Penelitian...................................................................................................................13
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................................................13
C. Kerangka Konsep...............................................................................................................13
D. Alat dan Bahan...................................................................................................................14
E. Prosedur Kerja...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Garam dipergunakan manusia sebagai salah satu metoda pengawetan pangan yang
pertama dan masih dipergunakan secara luas untuk mengawetkan berbagai macam
makanan. Demikian pula, pengasaman pangan telah dipergunakan secara luas, sebelum
perannya sebagai penghambat kerusakan dipahami. Pengasapan dan pengeringan telah
juga digunakan secara luas dalam kombinasinya dengan garam, terutama untuk produk-
produk daging dan ikan.
4
Asam, terutama asam asetat dan laktat dapat berada dalam makanan awet sebagai
akibat dari penambahan asam pada bahan-bahan pangan yang tidak difermentasi, atau
sebagai hasil fermentasi oleh mikroorganisme pada jaringan-jaringan berkarbohidrat dan
bahan-bahan dasar lainnya. Sesuatu fermentasi penghasil asam yang penting adalah
perubahan alkohol menjadi asam asetat karena pertolongan Acetobacter sp.
Kami memilih Dabu-Dabu sebagai makanan yang akan kami olah dikarenakan
masyarakat sering menjadikan dabu-dabu sebagai sambal untuk lauk pauk utamanya ikan
bakar karena bahannya yang mudah didapat dan pembuatannya tidak sulit serta rasanya
yang enak. Namun disisi lain, …………..
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengolahan sambal dabu-dabu
5
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui pengaruh pemberian jeruk nipis terhadap lama waktu simpan
pada sambal dabu-dabu
- Untuk mengetahui pengaruh pemberian asam jawa terhadap lama waktu simpan
pada sambal dabu-dabu
- Untuk mengetahui pengaruh pemberian belimbing wuluh terhadap lama waktu
simpan pada sambal dabu-dabu
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
2. Ciri-Ciri Jeruk Nipis
Tanaman jeruk nipis juga memiliki bentuk dan ragam unik antara lain:
a. Memiliki bentuk bulat atau lonjong
b. Agak runcing di bagian pucuk buah
c. Berwarna hijau dan kekuningan
d. Memiliki kulit agak tebal dan sulit dibuka langsungmemiliki daging tebal dan tidak
ada serabut di dalam
e. Biji berbenuk bulat oval
f. Memiliki rasa asam atau tidak manis
3. Zat Pengawet Dalam Jeruk Nipis
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah
tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang
baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan
minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam
siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme
makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah
lingkungan dan sebagai antioksidan. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan
sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot
kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut).
Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada makanan oleh semua badan
pengawasan makanan nasional dan internasional utama, tetapi asam sitrat dapat
menyebabkan korosi pada gigi jika dikonsumsi secara belebihan. Asam sitrat secara
alami terdapat pada semua jenis makhluk hidup, dan kelebihan asam sitrat dengan mudah
dimetabolisme dan dihilangkan dari tubuh. Paparan terhadap asam sitrat kering ataupun
larutan asam sitrat pekat dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengenaan alat
protektif (seperti sarung tangan atau kacamata pelindung) perlu dilakukan saat menangani
bahan-bahan tersebut.
C. Asam Jawa
8
Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya; biasa digunakan
sebagai campuran bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah
rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang pada kuah
pempek. Asam juga digunakan untuk campuran jamu tradisional yang dijual oleh penjual
jamu keliling, biasanya ibu-ibu yang menggendong bakul dengan botol berisi aneka jamu
(jamu gendong).
Asam jawa dihasilkan oleh pohon dengan nama ilmiah Tamarindus indica, yang termasuk
suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus.
Nama lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem (Jw., Sd.), acem (Md.), asang jawa, asang
jawi (berbagai bahasa di Sulawesi) dan lain-lain. Juga sampalok, kalamagi (Tagalog),
magyee (Burma), ma-kham (Thai), khaam (Laos), khoua me (Kamboja), me, trai me
(Vietnam), dan tamarind (Ingg.). Buah yang telah tua, sangat masak dan dikeringkan biasa
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika
timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun,
tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika
Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian
meliar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana.
Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m (kadang-kadang hingga
1.500 m) dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim
keringnya jelas dan cukup panjang.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnolophyta
Kelas : Magniliopsida
Ordo : Fabales
9
Famili : Fabaceae
Subfamili : Caesalpinioideae
Bangsa : Detariae
Genus : Tamarindus
Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur
daun), tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang
berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya
rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.
Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun
penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong
menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata,
pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting,
sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5
buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai
1,5 cm.
Buah polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji
sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp)
mengeras berwarna kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan
liat serupa benang. Daging buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda, menjadi merah
kecoklatan sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket. Biji
coklat kehitaman, mengkilap dan keras, agak persegi.
Biji asam jawa mengandung zat aktif berupa tanin, minyak esensial dan
10
beberapa polimer alami seperti pati, getah dan albuminoid (Rao, 2005).
a. Tanin
Tanin adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba yaitu dengan
cara menghambat kerja enzim seperti selulosa, pektinase, peroksida oksidatif dan
lain-lain (Utami, 2005). Menurut Sutresno (2006) fenol yang ada pada senyawa tanin
dikenal sebagai asam karbol yang dalam kosentrasi tinggi dapat beracun pada bakteri
dan biasanya digunakan untuk membunuh kuman.
b. Minyak Esensial
Miyak esensial (minyak aromatik) adalah kelompok minyak nabati yang wujudnya
cair kental dan pada suhu ruangan akan mudah menguap sehingga akan menimbulkan
aroma yang khas. Minyak ini digunakan untuk mengurangi bau yang tidak sedap
(Suprianti, 2006).
c. Pati
Pati adalah polimer glukosa yang bergranula (butiran) dan memiliki diameter 2
mikron-100 mikron yang tersusun atas komponen-komponen polimer lurus (amilosa)
yang menyusun kurang lebih 25% pati dan polimer bercabang (amilopektin).
d. Getah
Getah adalah senyawa polimer hidroksi karbon yang dihasilkan darikoloid. Senyawa
hidro karbon adalah senyawa kimia yang hanya mengandung karbon (C) dan
hidrogen (H). Getah digunakan sebagai pengental, bahan pengikat, emulsifer,
pensetabil, perekat, koagulan dan sebagai filter dalam industri tekstil (Khan, 2005).
D. Belimbing Wuluh
Belimbing wuluh merupakan salah satu spesies dalam keluarga belimbing
(Averrhoa). Diperkirakan tanaman ini berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman ini
tumbuh baik di negara asalnya sedangkan di Indonesia banyak dipelihara di pekarangan
dan kadang-kadang tumbuh secara liar di ladang atau tepi hutan.
11
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Ordo : Geraiales
Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi
2. Ciri ciri belimbing wuluh
Tanaman berbentuk pohon dengan tinggi 5-10 m. Batang tegak, bercabang,
permukaan kasar, banyak tonjolan, warna hijau kotor. Bunga majemuk, bentuk malai,
tumbuh ditonjolan batang atau cabang, panjang Biji berbentuk lanset atau segitiga,
warna hijau saat muda dan berubah kuning kehijauan setelah tua. Akar tunggang,
warna coklat kehitaman. Tanaman ini memiliki pohon yang kecil, berbunga
sepanjang tahun, bunga serta buahnya menempel pada batang. Daunnya majemuk,
anak daunnya berjumlah antara 10 sampai dengan 20 pasang. Bunga belimbing wuluh
hampir sama dengan bunga mentimun, berbentuk silinder dengan panjang 5 sampai
dengan 7.5 cm. Bunga belimbing wuluh muncul pada batangnya. Daging buah
belimbing wuluh mempunyai biji dan panjangnya sekitar 8 cm3.
3. Senyawa dalam belimbing wuluh
Buah belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L) mengandung senyawa kimia
yaitu asam format, asam sitrat, asam askorbat (Vitamin C), saponin, tanin, glukosid,
flavonoid, dan beberapa mineral terutama kalsium dan kalium dalam bentuk kalium
sitrat dan kalium oksalat. Rasa asam belimbing wuluh terutama ditentukan oleh asam
sitrat4. Asam sitrat adalah zat padat kristalin yang sangat larut dalam air, tidak
berhidrat pada suhu 550 dan melebur pada suhu 1600. Ia merupakan asam tribasa,
dan karenanya menghasilkan tiga deret garam. Sitrat normaldari logam-logam alkali
mudah larut dalam air, sitrat logam lainnya larut sangat sedikit
Belimbing wuluh dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami sebab
diketahui memiliki pH rendah yang dapat menghambat pertumbuhan dan kecepatan
reaksi biokimiawi dalam makanan. Penggunaan belimbing wuluh yang bersifat asam
dengan pH 4,47 diduga mampu membunuh mikroba. Wikanta (2011) menyatakan
12
bahwa perasan belimbing wuluh mengandung senyawa aktif berupa flavonoid dan
triterpenoid yang berperan sebagai zat anti bakteri. Hembing (2008) menyatakan
bahwa kandungan kimia alami dari buah belimbing wuluh mempunyai antibakteri
yaitu, flavonoid, dan fenol. Dalam belimbing wuluh selain mengandung asam sitrat
juga memiliki kandungan flavonoid tanin dan saponin yang ada pada buah belimbing
wuluh berfungsi sebagai,Fungsi flavonoid yaitu melindungi struktur sel,
meningkatkan efektifitas vitamin C, antiinflamasi dan sebagai antibiotik.
Sedangkan saponin dan tanin merupakan golongan senyawa aktif tumbuhan yang
bersifat fenol, mempunyai rasa sepat dan memiliki aktivitas antibakteri.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen yang bertujuan untuk
melihat pengaruh variasi pemberian asam sebagai bahan pengawet untuk sambal dabu-
dabu. Variabel bebas adalah variasi asam yaitu penambahan jeruk nipis, belimbing dan
asam jawa. Variabel terikat adalah lama waktu simpan.
C. KERANGKA KONSEP
Penambahan Variasi
Asam
Sambal Dabu-dabu
14
Lama waktu simpan
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Pisau
- Wajan
- Sendok
- Wadah
2. Bahan
- Bawang merah
- Tomat
- Cabai merah keriting
- Cabai rawit
- minyak
- Jeruk nipis
- Asam jawa
- Belimbing
E. PROSEDUR KERJA
1. PEMBUATAN DABU-DABU
a. Bawang merah, tomat merah, cabai merah keriting, dan cabai rawit merah.
Potong kecil-kecil serupa dadu.
b. Letakkan semua bahan dalam satu piring.
c. Taburkan garam, gula, dan aduk hingga tercampur rata.
d. Tambahkan variasi asam (jeruk, belimbing, dan asam jawa) ke dalam wadah
yang berbeda, kira-kira sebanyak sesendok makan. Aduk hingga merata.
e. Panaskan minyak goreng di atas kompor.
f. Tuang minyak goreng yang telah dipanaskan tersebut ke bahan-bahan lainnya.
Lalu diaduk rata.
2. PENGAMATAN FISIK
a.
15
DAFTAR PUSTAKA
Kaimuddin, Sri Dewi. 2015. PENGOLAHAN DENGAN GARAM, GULA DAN ASAM.
www.dewisrikaimuddin.wordpress.com (diakses tanggal 3 Oktober 2019).
Wikipedia. 2017. Dabu-Dabu. https://id.wikipedia.org (diakses tanggal 2 Oktober 2019).
16
Lampiran
Estimasi Anggaran
1. Bahan
Tomat ½ kg Rp15.000,-
Kecap Rp10.000,-
Garam Dapur Rp5.000,-
Lombok Biji ½ kg Rp15.000,-
Bawang Putih 5 Siung besar Rp8.000,-
Bawang Merah 1/2kg Rp10.000,-
Belimbing Rp2.000,-
Jeruk Nipis Rp2.000,-
Asam Jawa Rp2.000,-
Kerupuk Rp1.000,-
+
Total Rp 70.000 ,-
2. Perlengkapan
Transportasi Rp15.000,-
Print Proposal Rp10.000,-
Jilid Proposal Rp5.000,-
+
Total Rp 30.000,-
Rekapitulasi
1. Bahan Rp70.000,-
2. Perlengkapan Rp30.000,-
+
Total Rp100.000,-
17