BIOTEKNOLOGI
Oleh :
Anggy Natasya D P
Dzikry Andika P
Fajar Triwanda
Leny Septyana
Rapri Handiri
Siti Nayyirotun
Kelompok 5
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga terselesainya makalah
yang mengenai fermentasi pada tape singkong. Melalui makalah ini saya ingin menjelaskan
secara sederhana tentang proses pembuatan tape khususnya bagi generasi muda. Makalah ini
membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang bagaimana proses pembuatan tape singkong
dan manfaat yang ada di balik tape singkong sebagai proses fermentasi makanan. Tak ada
gading yang tak retak itulah kata pepatah, demikian pula dengan makalah ini tentu masih
mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada para pembaca khususnya
guru mata pelajaran ini dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi bertambahnya
wawasan saya di bidang ini.
Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu, hingga selasai
makalah ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat.
KATA PENGANTAR........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang............................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Praktikum........................................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................ 4
2.1 Pengertian Bioteknologi................................................................................................ 4
2.2 Pengertian Fermentasi.................................................................................................... 4
2.3 Pengertian Tape Singkong............................................................................................. 5
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................................. 8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................ 9
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 9
5.2 Saran.............................................................................................................................. 9
PENUTUP......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
Pengolahan makanan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan makanan yang
cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya
akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape.
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari
beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan
fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti
tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor
sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga,
Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp.
dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan
tape.
1.3Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui proses pembuatan tape.
Untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi.
Mendeskripsikan langkah-langkah proses pembuatan tape singkong.
BAB II
LANDASAN TEORI
Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adnya benda biologi berupa benda mikro organisme
tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan produk yang
dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba yang masih secara
tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun pengawetan makanan, sebagai
contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua adalah proses
berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan kompos dan produksi bahan
kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh produkasi
antibiotic dan hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru, sebagai contoh
produksi insulin.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah
etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan
dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum
digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang
tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces
cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan
yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan
dapat digantung tanpa mengalami kerusakan
Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia,
terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3 hari, dengan
bantuan bakteri saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis
fibuligera.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu : Rabu, 26 Maret 2014
Tempat : Rumah Anggy Natasya DP
3.2 Variabel
Variabel Bebas : Penggunaan dan kualitas ragi.
Variabel Kontrol : Kelembapan udara, suhu dan waktu yang dibutuhkan dalam proses
fermentasi.
Variable Terikat : Singkong.
Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong dapat
menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur
yang digunakan untuk membuat tape. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan
bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak . Alat-alat yang
berminyak jika dipakai untuk mengolah bahan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi.
Air yang digunakan juga harus bersih.
Perubahan biokimia yang penting pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati menjadi glukosa
dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam
organik. Reaksi dalam fermentasi berbeda - beda tergantung pada jenis gula yang digunakan
dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5O H).
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik
pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang
dihasilkan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
2. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong
sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur
tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat
memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape
terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.
4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces
cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim
tersebut.
5. Setelah melakukan penelitian, ternyata kami dapat menyimpulkan bahwa fermentasi yang
terjadi pada tape singkong terjadi selama 2-3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan
tape ini ada hal-hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung
secara sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah,
proses fermentasi pada singkong harus tertutup rapat.
5.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan untuk praktikum-praktikum selanjutnya yaitu diharapkan
kepada praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan bagaimana pembuatan tape tersebut
supaya pembuatan tape tersebut berlangsung sempurna.
Demikian laporan penelitian yang dapat kami paparkan. Kami sadar banyak sekali kekurangan
dalam laporan ini. Walaupun demikian, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat
yang berguna. Maka dari itu, kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
agar kami dapat melakukan perbaikan dalam pembuatan laporan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
www.wikipedia.com
http://afifaasac.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-bioteknologi-proses.html
http://zevalova.blogspot.com/2014/02/laporan-praktikum-biologi-bioteknologi.html
http://almaizarnetagh.blogspot.com/2013/04/makalah-cara-pembuatan-tape_2862.html
PEMBUATAN TAPE SINGKONG
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh :
Intan Alawiah (2119120037)
Monika Widiarani (2119120111)
Siti Yuliani (2119120079)
Tami Mirata (2119120033)
Kelas: III D
Skala Penilaian
Nilai Aroma Tekstur Rasa
1 Tidak menyengat Agak keras Manis dan Asam
2 Agak menyengat Lembut Manis
3 Menyengat Lembek Manis dan Pahit
H. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan, tape yang rasanya paling enak dan pas (tidak terlalu asam
dan tidak terlalu manis) adalah tape nomor 3, yakni tape yang berkonsentrasi 0,3 %. Sedangkan
tape yang konsentrasi raginya 0,1% dan 0,2% memiliki rasa agak asam. Dan tape yang
konsentrasi raginya 0,4% dan 0,5% memiliki rasa sedikit pahit. Rasa pahit ini disebabkan oleh
produksi alkohol yang berlebihan. Hasil ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
semakin banyak massa ragi yang digunakan, maka rasa asam pada tape akan berkurang. Sebab,
semakin banyak jumah ragi, maka jumlah enzim amilase dalam ragi yang mengubah pati
menjadi gula semakin banyak dan glukosa penyebab rasa manis diproduksi lebih banyak.
Berdasarkan hasil percobaan, tape yang yang memiliki tektur paling baik adalah tape yang
berkonsentrasi 0,1%, 0,2%, dan 0,3%. Sedangkan tape dengan konsentrasi 0,4% dan 0,5%
memiliki tekstur yang terlalu lembek. Dengan demikian, hasil percobaan sesuai dengan
hipotesis yang dirumuskan berdasarkan literatur, yang menyatakan bahwa semakin banyak
ragi, maka semakin banyak pula volume air tape yang dihasilkan. Karena apabila konsentrasi
ragi lebih banyak maka kemampuan ragi untuk menguraikan pati juga lebih besar. Dan itu
menunjukkan semakin banyak volume air tape maka akan membuat tekstur tape menjadi
semakin lembek.
Hasil uji tingkat nilai aroma tape singkong seperti terlihat pada Tabel Hasil Percobaan
menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ragi yang digunakan, tape singkong yang
dihasilkan aromanya semakin tajam (aromanya semakin menyengat). Hal ini diduga karena
adanya asam dan alkohol yang tinggi membuat senyawa volatil mudah menguap lebih banyak.
I. Pertanyaan
1. Mengapa penambahan ragi dilakukan saat kondisi singkong sudah dingin?
2. Mengapa pada saat inkubasi toples harus tertutup rapat?
3. Mengapa tape singkong memiliki tekstur, rasa dan aroma yang berbeda dibandingkan dengan
bahan baku singkong?
4. Berapa persen konsentrasi ragi yang paling efektif digunakan untuk menghasilkan tape
dengan kualitas paling baik?
Jawaban
1. Karena dalam hal ini pendinginan bertujuan agar suasana singkong yang akan diberi ragi tidak
lembab dimana masih terdapat uap-uap air setelah proses pengukusan sehingga tidak mudah
terkontaminasi mikroorganisme yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan tape tersebut
rusak atau gagal. Selain itu juga bertujuan agar ragi dapat bekerja dengan baik yaitu pada
kondisi suhu optimum yang tidak terlalu panas (hangat).
2. Karena mencegah masuknya oksigen dan mikroorganisme lain yang akan menghambat proses
fermentasi. Dimana mikroorganisme fermentasi bersifat anaerob, mereka akan bekerja dengan
baik apabila kondisi lingkugan tanpa oksigen.
3. Karena mikroorganisme dari kelompok kapang yang terdapat pada ragi menghasilkan enzim-
enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar (singkong) menjadi gula-
gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida), maka dari itu rasa tape singkong
lebih manis daripada bahan dasarnya (singkong). Kemudian khamir pada ragi akan merubah
sebagian gula-gula sederhana menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis. Dan
karena pada saat fermentasi terjadi proses hidrolisis pati oleh mikroorganisme sehingga
sebagian pati berubah menjadi air yang terjerap keluar, hal ini yang membuat tekstur singkong
menjadi lebih lunak.
4. Konsentrasi ragi yang paling efektif digunakan untuk menghasilkan tape dengan
kualitas paling baik adalah 0,3%. Karena mempunyai rasa manis, harum alkoholis dan lunak
J. Kesimpulan
Hasil percobaan menunjukkan bahwa konsentrasi ragi tape berpengaruh terhadap kadar
gula reduksi (rasa tape), kadar air (tekstur tape), kadar alcohol (rasa dan aroma tape) dan pH
tape (rasa tape) yang dihasilkan, semakin meningkat pemakaian konsentrasi ragi tape maka
semakin menaikkan kadar gula, pH dan aroma khas tape menjadi lebih menyengat. Tape
singkong yang disukai adalah tape singkong dengan konsentrasi ragi 0,3% dimana memiliki
tingkat kemanisan sedang dan tekstur yang lembut dan harum alkoholis yang tidak menyengat.
Daftar pustaka
http://putriayumawarni.blogspot.com/2014/01/laporan-praktikum-biologi-
pembuatan_2283.html
http://rinai2hujan.blogspot.com/2014/11/pembuatan-tape-ketan.html
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/magistra/article/view/134
http://www.academia.edu/8299123/LAPORAN_PRAKTIKUM_BIOTEKNOLOGI_PENGARUH_
BANYAKNYA_RAGI_TERHADAP_PH_DAN_VOLUME_AIR_YANG_DIHASILKAN_
PADA_PROSES_PEMBUATAN_TAPE_BERAS
https://permimalang.wordpress.com/2008/04/11/mikrobiologi-dan-biokimia-tape/
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=253179&val=6820&title=KARAKTERISTIK
%20TAPE%20BUAH%20SUKUN%20HASIL%20FERMENTASI%20PENGGUNAA
N%20KONSENTRASI%20RAGI%20YANG%20BERBEDA