Diusulkan oleh:
FAHMI AL FARUQ
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan
rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyusun Business Plan sebagai acuan dan
rencana kegiatan yang diajukan dalam program Youth Entrepreneurship and
Employment Support Service Programme (YESS) Kementerian Pertanian.
Business Plan yang disusun yaitu tentang usaha pengembangan peternakan
kambing yang dilaksanakan di Desa Doroampel Kecamatan Sumbergempol
Kabupaten Tulungagung. Ucapan terimakasih disampaikan kepada:
1. Kementerian Pertanian Republik Indonesia sebagai unsur pemerintah
yang mengadakan program Youth Entrepreneurship and Employment
Support Service Programme (YESS).
2. Politeknik Pembangunan Pertanian Malang sebagai pelaksana kegiatan
program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service
Programme (YESS).
3. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten
Tulungagung sebagai District Implementation Team.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan pelaksanaan
kegiatan Youth Entrepreneurship and Employment Support Service
Programme (YESS).
Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Service
Programme (YESS) diharapkan mampu memberikan peluang usaha dan
membuka lapangan pekerjaan bagi para pemuda di bidang pertanian. Melalui
program ini semoga dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan
ketahanan dan kedaulatan pangan di Indonesia serta sebagai upaya
menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
LAMPIRAN
ii
PROPOSAL USAHA
Pengembangan Pembibitan (Breeding) kambing Menuju Peternakan Komersial
“Kandang Subur”
Diajukan oleh:
NIK : 3504100502950003
Desa : Doroampel
Kecamatan : Sumbergempol
Kabupaten : Tulungagung
1
A.
2
A. Latar Belakang Usaha
1. Latar Belakang
Petani/peternak rakyat pada umumnya beternak kambing
sebagai usaha sampingan untuk membantu perekonomian keluarga.
Hingga saat ini masih banyak peternak tradisional yang
mempertahankan populasi kambing meskipun produktivitasnya
rendah sehingga peternak kambing akan kewalahan menghadapi
permintaan pasar yang terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukan
perubahan agar produktivitas usaha pembibitan (breeding) semakin
meningkat dan menguntungkan. Faktanya, pembibitan (breeding)
kambing saat ini masih bersifat tradisional dan belum menuju arah
komersial. Peternak hanya memperoleh pendapatan yang berupa
upah tenaga, bukan keuntungan. Berbeda dengan usaha komersial
yang memberikan keuntungan bagi peternak. Untuk mengoptimalkan
usaha peternakan, hal-hal yang harus diperhatikan dan
diimplementasikan secara efektif serta efisien adalah segitiga
peternakan yang dikenal dalam konsep budi daya peternakan, yaitu
pakan, manajemen, dan genetik (bibit unggul).
Kambing Jawarandu (PE) adalah salah satu komoditas ternak
yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia. Kambing
Jawarandu merupakan keturunan kambing Etawa dengan kambing
Kacang. Ternak kambing Jawarandu mempunyai peluang dan
keuntungan yang sangat baik dalam usaha peternakan. Salah satunya
adalah pada bidang pembibitan (breeding). Salah satu kelebihan yang
dimiliki adalah induk kambing mampu melahirkan dua sampai tiga ekor cempe
dalam sekali lahir atau prolific. Dari segi ekonomis, dalam kurun waktu
pemeliharaan 2 tahun, kambing memiliki kemampuan beranak sebanyak 3 kali
dengan lama bunting selama 5,5 bulan dan lama kosong 2,5 bulan sehingga jarak
beranak selama 8 bulan. Namun dengan pengelolaan secara modern, kambing
mampu beranak lebih cepat dari sebelumnya, dengan nutrisi yang cukup, 1,5
bulan pasca melahirkan kambing sudah birahi dan siap untuk dikawinkan.
Peluang usaha pembibitan ternak kambing sangat menjanjikan mengingat
permintaan pasar masih sangat tinggi.
Usaha pembibitan (breeding) kambing memiliki tiga tahap penting, yaitu ;
3
(1) peternak membiayai pakan kambing, (2) kambing makan kambing, artinya
peternak tidak perlu mengeluarkan biaya operasional dari uang pribadi, tetapi
dari hasil penjualan anak kambing (cempe), (3) kambing memberi makan
peternak, artinya hasil penjualan digunakan untuk membiayai pakan kambing,
dan sisa keuntungan untuk peternak.
Berdasarkan data tersebut, pengembangan usaha pembibitan
(breeding) kambing memiliki peluang yang masih terbuka dan
profitable. Potensi pedesaan yang masih banyak tersedia bahan pakan
dan lahan menjadi pendukung dalam pengembangan usaha. Sehingga
pada kesempatan ini, sektor usaha yang dipilih dalam program Hibah
Kompetitif Youth Enterpreneurship and Employment Support Service
Programme (YESS) Kementerian Pertanian adalah bidang pembibitan
(breeding) kambing.
2. Bidang Usaha
Bidang usaha yang dilaksanakan adalah pada sektor on-farm
budidaya kambing berupa pembibitan kambing (Breeding).
3. Tujuan
a. Menyediakan kebutuhan ternak kambing hidup guna memenuhi
kebutuhan pasokan kambing untuk kebutuhan penggemukan dan
konsumsi.
b. Meningkatkan keuntungan melalui peningkatan produktivitas
kelahiran bibit kambing.
c. Merubah pola peternakan tradisional menuju peternakan
komersial.
d. Pemanfaatan limbah kotoran kambing sebagai sumber
penghasilan tambahan dan sebagai upaya integrasi pertanian dan
peternakan untuk kelestarian lingkungan hidup.
4
4. Manfaat
Pengusaha
a) Peningkatan pemasukan dan pendapatan serta nilai tambah
usaha pembibitan kambing.
b) Menjalin relasi dan jejaring usaha pada bidang peternakan kambing.
c) Pengembangan produk dan brand kegiatan usaha yang dilaksanakan.
Konsumen
a) Tersedianya bibit kambing berkualitas dan terwujudnya stabilitas
harga yang diperoleh dari seimbangnya antara jumlah permintaan
dan jumlah penawaran produk berupa bibit kambing.
b) Konsumen lebih mudah mendapatkan produk bibit kambing.
Peternak
a) Sebagai bahan percontohan dan sarana bertukar teknologi
informasi peternakan dalam usaha pembibitan (breeding) kambing
pada usaha peternakan komersial.
b) Memperoleh bibit kambing yang berkualitas bagus.
5
B. Gambaran Produk
1. Gambaran Produk
Usaha bergerak dibidang on-farm (budidaya) kambing berupa
kegiatan pembibitan (breeding). Pola usaha pembibitan (breeding)
dilaksanakan dengan menggunakan pola pemeliharaan secara intensif.
Ternak kambing yang dikembangkanbiakan adalah jenis indukan
kambing jawarandu dan peranakan etawa memiiki umur berkisar
antara 10 bulan sampai 20 bulan.
Produk yang dihasilkan dalam kegiatan usaha dalam program
Youth Entrepreneurship and Employment Support Service Programme
(YESS) adalah anak kambing (cempe) siap jual mulai umur 2 bulan
dengan kualitas yang baik (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Untuk cempe
betina akan diseleksi, jika memenuhi kriteria sebagai bibit unggul maka
akan digunakan sebagai penggati indukan yang sudak tidak produktif
(prosentase kebuntingan dan melahirkan menurun), sedangkan untuk
indukan yang tidak produktif tersebut akan dijual dan diganti dengan
indukan baru. Untuk cempe jantan dan cempe betina yang tidak
memenuhi criteria sebagai bibit unggul, akan dijual dan dibelikan
indukan baru.
2. Keunggulan Produk
Produk yang dihasilkan dalam kegiatan usaha dalam program
Youth Entrepreneurship and Employment Support Service Programme
(YESS) adalah anak kambing (cemple) Peranakan Etawa dan jawa
Randu siap jual mulai umur 2 bulan dengan kualitas yang baik (Aman,
Sehat, Utuh dan Halal).
Adapun beberapa keunggulan produk bibit kambing hasil
produksi kandang kami adalah:
1. Mampu beradaptasi atau bertahan hidup dengan baik pada kondisi
di musim lingkungan di tulungagung.
2. Untuk bibit jantan memiliki postur punggung yang lurus, besar,
kaki kokoh, bersih dari penyakit maupun cacat fisik.
3. Untuk bibit betina memiliki kaki yang lurus, bentuk tubuh
proposional, bersikap jinak, puting bagus dan jika diraba terasa
6
kenyal, serta bebas dari penyakit.
4. Banyak diminati masyarakat sebagai gawan (seserahan dalam pernikahan),
qurban, dan aqiqah, sehingga permintaan pasar tergolong tinggi
.
3. Aspek Teknis Produksi
a) Lokasi
Lokasi usaha pembibitan (breeding) kambing dilaksanakan di Dusun
Doropayung RT 001, RW 002 Desa Doroampel, Kecamatan
Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. Lokasi usaha merupakan lokasi
rumah (domisili) pemilik usaha Peternakan Pembibitan (Breeding)
Kambing “Kandang Subur”.
b) Bakalan
Bakalan merupakan induk kambing. Sumber bakalan berasal dari
peternak dan pasar hewan di Kabupaten Tulungagung. Bakalan yang
dikembangbiakkan adalah jenis kambing jawa randu dan peranakan
etawa. Bakalan dijadikan sebagai indukan memeiliki kriteria seperti
berikut:
Bentuk tubuh kompak, dada dalam lebar, garis punggung dan pinggang lurus,
bulu lunak dan mengkilap, tubuh besar, tetapi tidak terlalu gemuk.
Penampilan jinak dan sorot mata ramah.
Kaki lurus dan tumit tinggi.
Jumlah gigi lengkap, tinggi rahang atas dan bawah rata.
Berasal dari kelahiran kembar.
Ambing tidak terlalu menggantung dan bentuknya simetris dengan putting.
Sudah pernah melahirkan maksimal dua kali dengan jumlah anak dua ekor per
lahiran.
Bebas dari penyakit.
c) Perkandangan
Didalam usaha pembibitan kambing ini menggunakan dua jenis
kandang yaitu :
Kandang Kelompok, yang digunakan untuk mengelompokkan kambing
berdasarkan berdasarkan umur/ukuran tubuh. Terjadi pemisahhan
antara anak, dara dan dewasa.
Kandang individu, yang digunakan untuk memisahkan kambing pada
7
usia tertentu.
Kandang sebagai tempat usaha pembibitan (breeding) kambing
merupakan kandang permanen yang terbuat dari beton dan kayu. Berikut
adalah spesifikasi kandang yang digunakan:
Atap kandang menggunakan bahan asbes.
Kandang memiliki tinggi 3 meter dengan konstruksi menggunakan
tiang beton cor.
Lantai kandang terbuat dari kayu balau.
Dinding kandang terbuat dari kayu balau.
Palungan kandang terbuat dari papan kayu, dimana palungannya
terdapat tempat pakan dan tempat minum. minum disediakan di
dalam bak.
Saluran pembuangan kotoran dibuat sedemikian rupa sehingga
kotoran padat dapat dikelola dengan baik.
d) Pakan
Pemeliharaan menerapkan pola intensif dengan penggunaan pakan
kombinasi antara pakan hijauan dan pakan konsentrat (pakan penguat).
Pakan hijauan sebagai bahan pakan pokok dan pakan konsentrat sebagai
bahan pakan penunjang. Pakan hijauan yang diberikan adalah berupa
aneka dedaunan (daun Nangka, daun randu, Indigofera, dll) dan rumput
gajah odot (pennisetum purpureum cv. mott) dan atau dapat disubstitusi
dengan rumput lapang.
Bahan pakan konsentrat (pakan penguat) merupakan pakan yang
mempunyai kandungan zat makan tertentu yang relatif tinggi dan sangat
cocok diberikan pada ternak yang baru beranak, yang akan mempercepat
pertumbuhan anak dan kesiapan induk untuk dikawinkan kembali.
diberikan adalah konsentrat jadi yang dibeli dari toko pakan ternak.
Konsentrat yang diberikan berupa polar, bekatul, minsa-plus, dan susu A
dengan takaran tertentu sesuai dengan usia kambing.
e) Pengelolaan KesehatanTernak
Pengelolaan kesehatan ternak dilakukan dengan melakukan
pencegahan dan penanganan gangguan kesehatan. Pencegahan dilakukan
dengan memberikan vitamin dan obat cacing secara berkala. Vitamin
yang diberikan berupa vitamin B1, B6 dan B 12 serta pemberian vitamin
8
A, D, E dan K. Pemberian vitamin dilakukan pada awal ternak masuk dan
diberikan secara rutin satu bulan sekali. Pemberian obat cacing dilkukan
pada awal ternak masuk , dan satu bulan setelah melahirkan. Obat cacing
yang diberikan adalah albendazole 2.250 mg.
Tindakan pengelolaan kesehatan ternak dengan pencegahan juga
dilakukan dengan melakukan sanitasi dan upaya biosecurity. Tindakan
pencegahan penyakit juga dilakukan dengan memberikan kondisi yang
nyaman bagi ternak serta pemberian pakan sesuai dengan porsi dan
kebutuhan ternak. Penanganan gangguan kesehatan dilakukan
berdasarkan gejala penyakit yang muncul. Penanganan gangguan
kesehatan dilakukan dengan penanganan secara tradisional dan
penangan secara medis menggunakan obat obatan kimia sintetis.
4. Siklus Produksi
Pada umumnya Kambing Indukan mampu melahirkan dua sampai
tiga kali dalam waktu dua tahun dimana sekali masa kehamilan rata-
rata melahirkan 1–3 anak kambing. Ketika kambing memasuki musim
kawin, Kambing jawarandu betina bisa dikategorikan cukup dewasa
setelah berumur 6 bulan, dan siap dikawinkan ketika telah berumur 6-
10 bulan. Umumnya lama waktu birahi jawarandu sekitar 1–2 hari,
dengan siklus birahi yang berselang selama 19-21 hari. Ciri-ciri
kambing yang sedang memasuki musim kawin bisa dilihat dari
tingkah lakunya, yaitu terlihat gelisah, nafsu makan dan minum turu,
selalu mengibaskan ekornya, sering kencing, serta organ
kemaluannya akan bengkak dan basah. Jika tanda - tanda di atas
terlihat, maka anda harus segera mengawinkan kambing betina, baik
dengan cara langsung maupun dengan suntik kawin atau inseminasi
buatan (IB).
Adapun managemen reproduksi secara modern pada usaha
pembibitan (breeding) kambing yaitu, dengan cara pemenuhan nutrisi
dan gizi pada kambing menggunakan minsa-plus dan susu A dengan
takaran tertentu disertai dengan pemberian pakan cang cukup dan
konsentrat, serta pemberian vitamin dan obat cacing secara berkala :
9
Adapun cara agar calon induk sehat dan melahirkan cempe bibit
unggul sebagai berikut :
Mempersiapkan masa birahi
Kambing yang memasuki usia siap kawin , diberi obat cacing,
vitamin B Complex dan nutrisi tambahan, yaitu minsa-plus dan
susu A dengan takaran 1 sendok 1 sendok : 1 genggam yang
dicampurkan dengan pakan konsentrat.
Kawin
Kambing dikawinkan dengan cara langsung maupun dengan
inseminasi buatan (IB). Setelah dilakukan perkawinan, apabila
terjadi kebuntingan, kambing kelihatan tenang dan tidak timbul
lagi birahi pada 19 hari berikutnya. Jika terjadi kebuntingan
pisahkan dari pejantan dan berikan pakan yang berkualitas.
Masa Bunting
1-3 bulan : Minsa-plus 1 sendok dan susu A 1 genggam.
4-5 bulan : Minsa-plus 2 sendok dan susu A 2 genggam.
Lahir (Induk di obat cacing)
0-3 bulan : Minsa-plus 2 sendok dan susu A 4 genggam (induk).
Usia cempe 1 bulan induk di obat cacing kembali
untuk persiapan masa birahi. Cempe usia 1,5 bulan,
induk dikawinkan kembali.
3 bulan : Minsa-plus 2 sendok dan susu A 3 genggam (induk).
Cempe mulai disapih, dan mulai diberikan pakan
konsentrat.
6,5 bulan : induk melahirkan.
Minsa-plus dan susu A tetap diberikan sesuai dengan
takaran.
Dengan sistem ini, peternak akan lebih hemat waktu 3-4,5
bulan dalam waktu 2 tahun sehingga lebih efektif dan efisien.
Pemberian minsa-plus dan susu A membantu induk kambing tetap
sehat serta gizi tetap terpenuhi serta cempe dapat lahir dengan sehat
dan berat yang ideal.
Pada usaha pengembangan peternakan pembibitan (breeding)
kambing, penjualan dilakukan dalam dua bentuk yaitu bibit kambing
10
berkualitas dan kambing afkir.
a. Bibit kambing
Anak kambing (cempe) jantan dijual dari mulai umur 3 bulan
sedangkan anak kambing betina yang berkualitas tidak dijual untuk
dijadikan calon indukan baru. Anak kambing betina dapat dijual
jika belum memenuhi criteria atau ada kepentingan lain. Pada usia
6-10 bulan harga jual anak kambing jantan dengan harga Rp
1.750.000/ekor dan anak kambing betina sebesar Rp
1.500.000/ekor.
b. Kambing afkir
Indukan akan dijual setelah sekiranya prosentase kebuntingan
dan melahirkan menurun. Afkir umumnya dijual pada umur 5
tahun, Biasanya daging ternak afkir dapat dimanfaatkan sebagai
makanan sate kambing, atau pada hari raya idul kurban. Rata-rata
bobot kambing afkir berkisar antara 30-50 kg. Harga ternak afkir
yang berlaku dipasaran per ekornya sebesar 2.500.000 rupiah.
5. Kapasitas Produksi
Usaha peternakan Kandang Subur dari modal sendiri dengan
adanya kandang permanen dengan ukuran 6mx1,5mx2m kapasitas 10
ekor kambing berupa kandang individu, kandang permanen ukuran
5mx1,5mx2m dengan kapasitas 4 ekor kambing bunting, serta
kandang semi permanen dengan ukuran 2mx2mx2m sebagai kandang
kelompok dengan kapasitas 6 ekor kambing.
Jumlah ternak awal pada kandang kami saat ini adalah 9 ekor
kambing yang terdiri dari 2 ekor kambing pejantan, 3 ekor kambing
indukan, 2 ekor kambing dara, 1 ekor domba dara jenis donggala, dan
1 ekor domba pejantan jenis donggala. Terdapat lahan pakan yang
sudah ditanami pakan berupa rumput gajah seluas 1.120m2 dan lahan
lokasi pengembangan kandang 80m 2. Dari kondisi yang ada pada saat
ini kami menargetkan dalam kurun waktu 6-12 bulan dari 3 kambing
indukan yang ada mampu menghasilkan sejumlah 6 ekor anakan
kambing/ cemple yang siap jual.
11
BAGAN ALUR USAHA PEMBIBITAN KAMBING
SELEKSI KAWIN
INDUKAN BERAHI
LANGSUNG ATAU IB
BERAHI TIDAK
KEMBALI BERAHI
PKB (Pemeriksaan
Kebuntingan)
PERAWATAN INDUK
BUNTING
PROSES LAHIRAN
PEMELIHARAAN
PEMELIHARAAN JUAL CEMPE
12
C. Pemasaran
1. Target Pasar
Pasar yang dituju dari produk utama adalah peternak
penggemukan, pedagang ternak, rumah potong hewan atau jagal
yang berada di wilayah Kabupaten Tulungagung, Kediri, Blitar dan
Trenggalek. Pemasaran dilakukan melalui metode offline maupun
menggunakan media online. Media offline dilakukan dengan
menjajaki dan menjaring pasar untuk peternak penggemukan
maupun pedagang pasar. Pemasaran online dilakukan untuk share
informasi produk kepada masyarakat secara luas melalui media
sosial (facebook, whatapps, instagram) untuk menjangkau pasar
yang lebih luas.
2. Strategi Pemasaran
Perdagangan kambing di Indonesia perlu memperhatikan waktu yang
tepat sesuai dengan permintaan konsumen dimana permintaan ternak hidup
akan meningkat cukup tajam menjelang hari raya Idul Adha untuk keperluan
hewan kurban. Adapun untuk penjualan anak kambing, perlu adanya survey
pasar, mencari konsumen yang mau dijadikan sebagai customer langganan
yang mau dan siap menerima anak kambing. Atau dengan kata lain sebagai
pemasok bagi peternak kambing dalam bidang penggemukan, ataupun kepada
penjual kambing di pasar.
Dalam hal ini, penjualan dapat dilakukan secara langsung (direct sales)
maupun secara online dengan cara memposting kambing di media social, baik
facebook, instagram, atau aplikasi jual beli lainnya.
3. Kendala Pemasaran
Terdapat fluktuasi harga pasar yang sulit dipediksi, serta masih
berjalannya sistem penjualan secara adekan (prakiraan) membuat
harga kambing tidak menentu.
13
D. Manajemen Usaha
1. Managemen Usaha
Dalam menjalankan usaha peternakan pembibitan (breeding)
kambing di Kandang Subur terdapat 2 orang yang menjalankan usaha
ini. Antara lain :
Tabel 1.1
2. Risiko Usaha
Dalam menjalankan usaha pastinya ada risiko usaha yang
dihadapi seperti kendala dalam proses produksi, kendala dalam
proses pemasaran, maupun persaingan dengan usaha sejenis beserta
mitigasi untuk mengatasi risiko tersebut. Adapun resiko usahanya
adalah sebagai berikut :
1. Risiko Produksi meliputi resiko kematian yang diakibatkan oleh
infeksi penyakit pada ternak. abortus atau keguguraan pada ternak
yang diakibatkan oleh berbagai hal terutama penyakit.
Upaya pencegahan dan antisipasi resiko kematian ternak dilakukan
dengan menerapkan pemeliharaan ternak kambing sesuai dengan
pedoman beternak kambing. Pencegahan abortus dengan seleksi
pada indukan kambing atau pemilihan indukan yang baik, serta
dengan pemberian pakan yang berkualitas dan vitamin yang rutin.
14
2. Risiko pemasaran meliputi fluktuasi harga pasar untuk ternak
kambing yang sulit diprediksi.
Pada fluktuasi harga pasar yang sulit dipediksi dilakukan update
informasi pasar secara berkala dan membangun jejaring
pemasaran yang baik.
15
E. Daftar Aset
Aset usaha pribadi yang dijadikan pendukung kegiatan usaha
pembibitan kambing adalah sebagai berikut;
Tabel 1. Kepemilikan Aset Usaha
16
F. Rencana Target Penjualan
Tabel 2. Perkembangan penjualan dalam 3 bulan terakhir.
Harga
Bulan Nama Item Vol. Satuan Total
2022 - Maret - - 0 0
2022 –April Kambing Pejantan 1 ekor 3.000.000 3.000.000
2022 –Mei - - 0 0
2022 –Juni - - 0 0
Jumlah 0
Harga
Tahun-Bulan Nama Item Vol. Satuan Total
17
Tahun 2023
Harga
Tahun-Bulan Nama Item Vol. Total
Satuan
18
Tahun 2024
Harga
Tahun-Bulan Nama Item Vol. Satuan Total
19
G. Perhitungan Pendapatan dan Titik Impas
Kegiatan usaha Pembibitan kambing yang akan dilaksanakan adalah
sebanyak 7 ekor indukan kambing dengan pola pemeilharaan secara
intensif dalam waktu 6 bulan. Berikut merupakan perencanaan keuangan
usaha.
20
Tabel 6. Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)
Harga Frek
Satuan uensi Jumlah
No Uraian Satuan Vol.
(Rp) (Hari) (Rp)
Bakalan Kambing
1 Ekor 7 3.000.000 21.00.000
Indukan
2 Pakan Konsentrat kg 630 4.000 2.520.000
3 Pakan Hijauan ikat 360 5.000 1.800.000
4 Obat cacing Bungkus 2 45.000 90.000
5 Minsa Plus Kg 2 20.000 40.000
180
6 Susu A KG 6 20.000 120.000
7 Garam kg 1 2.000 2.000
Vitamin B
8 Botol 1 65.000 65.000
Complex
Jumlah 23.997.000
Keuntungan Usaha
Total Profit = Pendapatan – (Total Biaya Variabel + Penyusutan biaya
tetap)
= Rp 40.500.000 - (Rp 23.997.000 + 23.222)
= Rp 40.500.000 - Rp 24.020.222
= Rp 16.479.778
Total Biaya
Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp. 480.000 + Rp. 23.997.000
= Rp. 24.477.000
VC Unit
VC unit = Biaya Variabel : Jumlah Produksi
= Rp. 23.997.000 : 21
= Rp. 1.142.714
21
Break Event Point (BEP)
Break Event Point (BEP) harga, titik impas harga (tidak untung dan
tidak rugi)
= Biaya Tetap : (1 - (Biaya Variabel : Total Penjualan))
= Rp. 480.000 : (1 - (Rp. 23.997.000 : Rp. 40.500.000))
= Rp. 480.000 : (1 – 0,593)
= Rp. 480.000 : 0,407
= Rp. 1.179.361
Usaha pembibitan kambing ini LAYAK dilaksanakan
karena BEP dengan harga Rp. 1.179.361/ekor lebih rendah dari
pada harga jual Rp 1.500.000/ ekor, (usaha tidak layak apabila
BEP harga lebih tinggi dari pada harga jual).
Break Event Point (BEP) unit, titik impas produksi (jumlah produksi
minimal agar tidak untung dan tidak rugi).
= Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel Unit)
= Rp. 480.000 : (Rp. 1.500.000 – Rp. 1.142.714)
= Rp. 480.000 : Rp. 357.286
= 1,34 maka, di bulatkan menjadi 1
Usaha pembibitan kambing mencapai titik impas pada
jumlah produksi 1 ekor, sedangkan produksi sebanyak 21 ekor,
(usaha tidak layak apabila BEP produksi lebih tinggi dari pada
jumlah produksi).
22
H. Penutup
Penumbuhan wirausahan muda di pedesaan melalui program
Youth Entrepreneurship and Employment Support Service Programme
(YESS) Kementerian Pertanian diharapkan mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan. Selain sebagai upaya
meregenerasi para petani juga diharpkan mampu menjadi pemasok
kubutuhan pangan dan mendukung ketahanan pangan Nasional.
Wirausahawan Pertanian di pedesaan diharapkan mampu menjadi agent
of change, dapat dijadikan contoh bagi para pemuda untuk dapat
memanfaatkan potensi pertanian di pedesan yang memiliki orientasi
bisnis. Terbukanya lapangan pekerjaan dan usaha di bidang pertanian
dan peternakan merupakan salah satu kunci mendorong ketahanan dan
stabilitas pangan nasional, menuju masyarakat yang sejahtera. Dengan
program ini, diharapkan dapat memotivasi para peternak agar mampu
merubah cara pandang mereka terhadap peternakan dan lebih
berorientasi pada peternakan komersial.
23
RAB Pengajuan Modal Usaha dan Modal Kerja
24
25
FOTO KANDANG
26
FOTO KANDANG
27
FOTO LAHAN PAKAN HIJAUAN
28
FOTO MESIN CHOPPER RUMPUT
29
30
31
32
33
34