Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN USAHA TERNAK KAMBING KONTES

Oleh:
Akhmad Adiyat 2110515210003
Fajar Kalawa 2110515210014
Muhammad Ade Rifani 2110515310011
Siti Juleha 2110515220011
Sitti Maryam 2110515120001
Stella Dwiannisa 2110515320005

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2023
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan Pembuatan Makalah ............................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
A. Manajemen Usaha Ternak Kambing .................................................................. 3
B. Kambing Kontes.................................................................................................... 4
C. Perawatan Kesehatan Kambing .......................................................................... 5
D. Pemeliharaan Kambing Kontes ........................................................................... 6
E. Pemilihan Kambing Kontes ................................................................................. 6
F. Strategi Pemasaran Kambing Kontes ................................................................. 7
BAB III............................................................................................................................... 8
A. Kambing Kontes.................................................................................................... 8
B. Strategi Pemeliharaan Kambing Kontes ............................................................ 9
C. Perawatan Kesehatan Kambing Kontes ........................................................... 15
D. Cara Pemilihan Genetik ..................................................................................... 21
E. Pemasaran Kambing Kontes.............................................................................. 24
BAB IV ............................................................................................................................. 25
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 25
B. Saran .................................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memiliki sebuah bisnis tentu membutuhkan perencanaan dan pengelolaan yang


baik. Oleh karena itu, setiap bisnis membutuhkan manajemen usaha untuk
mengatur semua kegiatan di dalamnya. Penyusunannya yang baik tentu
akan membawa roda bisnis berputar baik untuk mencapai target. Pengertian
manajemen usaha adalah salah satu kegiatan perencanaan dalam bisnis yang
dilakukan untuk mencapai target bisnis. Hampir setiap kegiatan dan elemen usaha
diatur secara mendetail dan teliti dalam perencanaan ini. Proses pengaturan
manajemen bisnis yang baik akan membawa pada pencapaian dan peningkatan
usaha secara signifikan. Oleh karena itu mulai dari kalkulasi keuntungan sampai
estimasi risiko perlu diperhitungkan dalam proses ini.
Manajemen pemeliharaan pada sebagian besar usaha peternakan rakyat sering
kali menjadi salah satu aspek yang terabaikan termasuk dalam sistem pembibitan
dan manajemen perkawinan. Perlu adanya peran serta manusia dalam hal
manajemen peternakan untuk meningkatkan efektivitas dari hasil peternakan.
Kambing kontes atau sering disebut kambing etawa karena jenis kambing ini
sering dikonteskan atau dikompetiskan. Kambing Etawa di Indonesia lebih dikenal
sebagai kambing Peranakan Etawa (PE) memiliki tempat tersendiri dikalangan
peternak. Perkembangan dan minat dari peternak dalam membudidayakan kambing
etawa meningkat pesat dari tahun ke tahun. Menurut produk yang dihasilkan,
kambing PE dikelompokkan menjadi 4 yaitu penghasil daging (tipe pedaging),
penghasil susu (tipe perah), penghasil bulu (tipe bulu/mohair/cashmere), dan
penghasil daging dan susu (Wasiati dan Faizal, 2018).
Manajemen usaha ternak kambing kontes atau kambing etawa adalah usaha
pemeliharaan dan pengembangan kambing etawa untuk keperluan kompetisi atau
kontes. Ini melibatkan strategi pemeliharaan yang cermat, perawatan kesehatan
yang intensif serta pemilihan genetik yang cermat untuk menghasilkan kambing
dengan kualitas unggul serta standar kontes dan strategi pemasaran untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
B. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan pembuatan makalah ini adalah:


1. Mengetahui strategi pemeliharaan kambing kontes
2. Mengetahui perawatan kesehatan kambing kontes
3. Mengetahui cara pemilihan genetik kambing kontes
4. Mengetahui strategi pemasaran kambing kontes

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Usaha Ternak Kambing

Arah pengembangan ternak kambing dapat dilakukan melalui peningkatan


populasi dan kualitas ternak, antara lain : (a) memanfaatkan ternak lokal yang
prolifik secara optimal, dengan disertai dengan aplikasi inovasi untuk mengurangi
kematian anak; (b) mempercepat umur beranak pertama dan memperpendek jarak
beranak sehingga ternak dapat beranak 3kali dalam 2 tahun, dengan rata-rata anak
sapih >1,5 ekor per induk, (c)memanfaatkan bibit unggul, disertai perbaikan pakan
dan manajemen pemeliharaan, (d) mengurangi pemotongan ternak produktif dan
waktu penjualan ternak yang tepat, (e) mendorong perkembangan usaha
pembibitan,serta (f) menambah populasi ternak produktif melalui penyebaran
ternak (Diwyanto, K, 2005).
Biaya produksi yang dikeluarkan untuk keperluan usaha peternakan kambing
antara peternak yang satu dengan yang lainnya akan berbeda tergantung
kemampuan (finansial dan pengetahuan) peternak. Peternakan kambing tidak akan
berkembang bila dijadikan sebagai pekerjaan sampingan dan hal itu juga akan
berdampak pada pendapatan yang bersumber dari ternak kambing (Pakage, S,
2008).
Ternak kambing mampu berkembang dan bertahan di semua zona agroekologi
dan hampir tidak terpisahkan dari sistim usaha tani. Ternak kambing memainkan
peran yang penting sebagai sumber pendapatan dan mengurangi kemiskinan. Di
samping itu berperan sebagai pemacu program peningkatan konsumsi protein
hewani. Dua tipe utama sistim produksi peternakan kambing meliputi sistim
tradisional dan modern. Sistim peternakan kambing yang ditemukan di wilayah
Indonesia pada umumnya termasuk kategori sistim tradisional small holders, dan
dari sisi pengembangan usaha termasuk kategori usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) (Sodiq, A, 2010). Usaha ternak kambing yang dibangun oleh perusahaan
akan mempunyai kelayakan finansial jika menggunakan bakalan impor untuk
tujuan memenuhi konsumsi daging masyarakat internasional karena konsumen ini
tidak dapat dijangkau oleh peternakan rakyat (Yusdja, Y., 2020).

3
B. Kambing Kontes

Kambing kontes adalah hewan kambing yang dipersiapkan dan dipamerkan


dalam kompetisi untuk dinilai berdasarkan berbagai kriteria seperti kecantikan,
proporsi tubuh, kebersihan, dan perilaku. Kontes kambing sering diadakan dalam
pertunjukan pertanian atau pameran hewan ternak untuk menentukan kambing
terbaik dalam kategori tertentu. Tujuan utama dari kambing kontes adalah untuk
mengidentifikasi kambing dengan kualitas terbaik dan menghargainya dalam dunia
peternakan. Kambing yang biasanya di kontes kan adalah jenis kambing etawa dan
peranakan etawa (PE) terutama ras Kaligesing.
Terdapat 12 parameter/kriteria penilaian kambing kontes, dimana pada setiap
kriteria dijelaskan dan dijelaskan sebagai berikut:
1. Postur: tinggi, panjang, besar, padat seimbang, tampak depan / belakang
sama besar (ideal).
2. Bentuk kepala: besar, pendek, cembung, setengah lingkaran dengan variasi
mulut nyetem.
3. Telinga: panjang, lipat, lebar, lurus, tidak berbongkol, lentur, tidak
bergelombang/keriting dengan kelipatan luar dan dalam simetris
4. Pola warna: keserasian dari 2 atau 3 warna dalam tubuh kambing yang
mempunyai daya nilai seni.
5. Rewos/Jibrak: bulu belakang yang bersih, panjang, lebat, bergelombang
menjuntai ke bawah.
6. Bulu/Rambut: bulu yang bersih, mengkilat, lebat/tebal merata di seluruh
badan
7. Leher/Gelambir: panjang, besar, padat, berisi, dengan Gelambir lebar
membentuk variasi yang baik (serasi).
8. Tanduk: besar, kokoh, pipih, tidak menancap, dan dengan variasi melingkar
ke samping mengarah ke depan.
9. Ekor: ekor yang berbongkol tebal, panjang, berdiri tegak dengan variasi
bulu yang lebat
10. Kaki: bentuk kaki yang kokoh, besar, serasi, tidak X atau O sebagai
penyangga yang kuat

4
11. Testis /Ambing: testis besar, sedang, dengan variasi bentuk W (tidak
sanglir) / ambing besar, lentur dengan variasi punting yang sama.
12. Keserasian: setelah penilaian parameter 1 sd 11, parameter ke 12 inilah yang
menyelaraskan parameter-parameter tersebut. Kambing dinilai secara utuh
menjadi satu kesatuan. Apakah semua parameter yang melekat pada
kambing tersebut serasi atau tidak.

C. Perawatan Kesehatan Kambing

Perawatan kambing kontes merujuk pada serangkaian kegiatan yang dilakukan


untuk menjaga kesehatan, kenyamanan, dan kondisi optimal kambing yang akan
atau sedang mengikuti kompetisi atau kontes. Perawatan yang baik dan tepat pada
kambing kontes menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa kambing tersebut
dapat tampil maksimal dalam kontes dan memenuhi standar yang ditetapkan. Ini
mencakup perawatan kesehatan yang cermat, manajemen nutrisi yang tepat, serta
perhatian khusus terhadap kondisi lingkungan tempat kambing dipelihara (Hera
Wasiati, 2018). Selain itu, perawatan kambing kontes juga melibatkan proses
pelatihan dan sosialisasi agar kambing dapat menyesuaikan diri dengan situasi
kontes dan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Hal ini semua bertujuan
untuk memastikan bahwa kambing tersebut memiliki penampilan yang optimal dan
memenuhi standar yang diharapkan dalam kompetisi.
Adapun beberapa upaya perawatan kesehatan kambing kontes:
a) Pemantauan Kesehatan Rutin
b) Vaksinasi dan Pengobatan Preventif
c) Pengendalian Penyakit dan Penyakit Umum pada Kambing
d) Manajemen Kebersihan dan Sanitasi
e) Perawatan Gigi, Kuku, dan Bulu
f) Konsultasi dengan Ahli Veteriner
g) Sistem Pemantauan dan Rekam Medis
Dengan memperhatikan seluruh aspek perawatan kesehatan di atas, diharapkan
kambing kontes dapat tetap sehat dan produktif, serta meminimalkan risiko terkena
penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan dan performa kambing dalam
kontes.

5
D. Pemeliharaan Kambing Kontes

Pemeliharaan kambing kontes adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan


untuk memastikan kambing-kambing yang dipersiapkan untuk kompetisi atau
pameran memiliki kondisi fisik, mental, dan nutrisi yang optimal. Berikut adalah
beberapa poin penting dalam pemeliharaan kambing kontes:
a) Pemilihan Bibit Unggul
b) Manajemen Pakan yang Tepat
c) Pengaturan Lingkungan yang Sesuai
d) Perawatan Kesehatan Rutin.
e) Manajemen Reproduksi
f) Latihan dan Sosialisasi
g) Pemeliharaan Kebersihan dan Sanitasi
h) Pemangkasan Gigi, Kuku, dan Bulu
Dengan penerapan langkah-langkah di atas, pemeliharaan kambing kontes
dapat dilakukan dengan baik untuk memastikan bahwa kambing-kambing tersebut
siap dan mampu bersaing dalam berbagai kompetisi dan pameran.

E. Pemilihan Kambing Kontes

Pemilihan kambing kontes adalah proses seleksi dan penentuan kambing-


kambing yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang diinginkan untuk
berpartisipasi dalam acara pameran atau kompetisi kambing. Tujuan dari pemilihan
kambing kontes adalah untuk memastikan bahwa kambing yang dipilih memiliki
potensi yang baik untuk meraih prestasi terbaik dalam kompetisi tersebut.
Pemilihan kambing kontes melibatkan evaluasi berbagai faktor, termasuk
genetika, konformasi fisik, kesehatan, kondisi fisik, serta karakter dan perilaku
kambing. Pemilihan dilakukan dengan standar tertentu yang telah ditetapkan oleh
penyelenggara kompetisi, yang dapat meliputi penilaian terhadap aspek-aspek
seperti struktur tubuh, proporsi, ukuran, warna dan pola bulu, serta karakteristik lain
yang sesuai dengan standar ras atau jenis kambing yang bersangkutan (Jogja, 2021).
Selain itu, pemilihan kambing kontes juga mempertimbangkan faktor usia,
riwayat prestasi, serta reputasi dari pemilik sebelumnya. Hal ini penting untuk

6
menjamin bahwa kambing yang dipilih memiliki potensi yang optimal untuk
bersaing dan tampil baik dalam kompetisi.

F. Strategi Pemasaran Kambing Kontes

Strategi pemasaran kambing kontes merujuk pada serangkaian rencana dan


langkah-langkah yang direncanakan secara sistematis untuk mempromosikan,
memasarkan, dan menjual kambing-kambing yang dipersiapkan untuk
berpartisipasi dalam kompetisi atau pameran kambing kontes. Tujuan dari strategi
pemasaran ini adalah untuk meningkatkan kesadaran, menarik minat, dan akhirnya
meningkatkan penjualan kambing kontes yang ditawarkan.
Dalam konteks pemasaran kambing kontes, strategi pemasaran dapat meliputi:
a) Penetapan Segmen Pasar
b) Pengembangan Branding yang Kuat
c) Strategi Promosi
d) Pemasaran Media Sosial
e) Partisipasi dalam Pameran dan Kompetisi
f) Kemitraan dan Jaringan Bisnis
Dengan menerapkan strategi pemasaran yang tepat, diharapkan kambing
kontes dapat menarik perhatian pasar yang tepat, meningkatkan penjualan, dan
membangun citra merek yang kuat di antara komunitas peternak dan pecinta hewan
(HAKIM WIDYO PANGESTU, n.d.).

7
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kambing Kontes

Selain terkenal sebagai kambing penghasil daging dan susu, kambing etawa
yang berasal dari India dan dibawa ke Indonesia oleh para pembesar Belanda
memang memiliki penampilan yang memenuhi syarat sebagai kambing hias atau
kambing kontes. Saat dipelihara oleh para pembesar Belanda dan pribumi yang
bekerja pada pengusaha Belanda, kambing etawa maupun PE lebih banyak
digunakan sebagai binatang kesayangan atau hobi untuk dipajang dan dipamerkan.
Umumnya, jika ada tamu yang berkunjung ke tempat pemilik kambing
berpostur tinggi besar ini, topik pembuka perbincangan adalah membicarakan dan
membanggakan binatang ruminansia ini. Lama-kelamaan muncul "persaingan" di
antara pemilik kambing PE, hingga kontes tidak resmi. Pemilik kambing PE
berkualitas harus "siap" kambingnya berpindah tangan atau dibeli pembesar
dengan harga tinggi.
Kambing kontes merujuk pada kompetisi atau perlombaan di mana kambing
diperlombakan untuk dinilai berdasarkan sejumlah kriteria tertentu, seperti
kecantikan, ukuran, keturunan, kebersihan, dan kualitas daging atau wol. Kambing
kontes sering diadakan dalam berbagai acara pertanian, pertunjukan hewan, atau
festival agraris. Tujuan dari kambing kontes adalah untuk mempromosikan dan
mempertahankan standar kualitas dalam pemeliharaan kambing serta untuk
membangun komunitas peternak kambing yang kuat. Peran peternak dalam
mengembangbiakkan kambing PE juga menjadi poin penilaian. Penjurian
dilakukan di masing-masing kandang peternak.
Penilaian pada kontes akan dinilai oleh para juri yang memiliki pengetahuan
tentang kriteria tertentu yang relevan dengan jenis kambing yang diperebutkan.
Para juri akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti bentuk tubuh, postur,
warna, dan pola kulit, kesehatan umum, serta karakteristik khusus yang sesuai
dengan jenis kambing yang bersangkutan. Kriteria kontes dapat bervariasi
tergantung pada jenis kambing, apakah itu kambing pedaging (seperti Boer) atau
kambing penghasil susu (seperti Saanen atau Alpine).

8
B. Strategi Pemeliharaan Kambing Kontes

Pemeliharaan kambing kontes adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan


untuk memastikan kambing-kambing yang dipersiapkan untuk kompetisi atau
pameran memiliki kondisi fisik, mental, dan nutrisi yang optimal. Berikut adalah
beberapa poin penting dalam pemeliharaan kambing kontes:

I. Pemilihan Bibit Unggul


Pemilihan bibit unggul, dalam konteks peternakan, merujuk pada proses
pemilihan hewan atau tanaman yang memiliki karakteristik genetik atau sifat-
sifat yang diinginkan, dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan yang
memiliki kualitas yang lebih baik. Ini adalah langkah kunci dalam meningkatkan
kualitas dan produktivitas dalam usaha peternakan dan pertanian. Dalam kasus
pemilihan bibit unggul pada hewan, seperti kambing, sapi, ayam, dan lainnya,
beberapa faktor yang diambil menjadi pertimbangan meliputi:
1. Kualitas Fisik : Ini termasuk konformasi tubuh (bentuk fisik), ukuran,
berat badan, dan kualitas daging atau produk yang dihasilkan. Pemilihan
hewan dengan tubuh yang baik dan sesuai dengan standar ras atau tujuan
peternakan adalah penting.
2. Keturunan : Melihat pada garis keturunan hewan, termasuk sejarah genetik
keluarga. Jika hewan tersebut berasal dari garis keturunan yang telah
terbukti unggul dalam hal kualitas dan produktivitas, maka lebih mungkin
untuk menghasilkan keturunan yang baik juga.
3. Performa dan Produktivitas : Pemilihan hewan yang telah menunjukkan
performa dan produktivitas yang baik dalam hal produksi telur, susu,
daging, atau hal lain yang diinginkan.
4. Kesehatan : Hewan yang sehat memiliki peluang lebih besar untuk
menghasilkan keturunan yang sehat. Pemilihan hewan yang bebas dari
penyakit dan cacat genetik adalah penting.
5. Sifat-sifat Khusus : Pemilihan untuk sifat-sifat tertentu seperti ketenangan,
sifat jinak, atau sifat tertentu yang diinginkan dalam hewan peliharaan.
Pemilihan bibit unggul juga melibatkan teknik pemilihan yang cermat,
termasuk penggunaan teknologi reproduksi seperti inseminasi buatan atau
pembiakan selektif. Tujuan dari pemilihan bibit unggul adalah untuk

9
menghasilkan keturunan yang memiliki karakteristik yang diinginkan dan
mampu berkontribusi pada peningkatan produktivitas, kualitas, dan
keberlanjutan usaha peternakan atau pertanian.
II. Manajemen Pakan yang Tepat
Manajemen pakan yang tepat dalam usaha ternak kambing merujuk pada
praktik-praktik yang dirancang untuk memberikan makanan dengan kualitas dan
kuantitas yang sesuai dengan kebutuhan kambing, dengan tujuan untuk
memastikan pertumbuhan, kesehatan, dan produktivitas yang optimal.
Manajemen pakan yang tepat adalah salah satu aspek kunci dalam keberhasilan
usaha ternak kambing. Berikut adalah beberapa aspek penting dari manajemen
pakan yang tepat:
1. Perencanaan Pakan:
Menganalisis kebutuhan gizi: Perhitungkan kebutuhan gizi kambing sesuai
dengan usia, berat badan, tingkat produksi, dan kondisi fisik mereka.
Menyusun rencana pakan: Tentukan jenis pakan, kuantitas, dan jadwal
pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan kambing Anda.
2. Kualitas Pakan:
Pastikan pakan yang diberikan berkualitas tinggi. Ini bisa termasuk rumput
segar, hijauan, pelet, konsentrat, atau campuran pakan yang seimbang secara
nutrisi.
Gudang pakan: Simpan pakan dalam kondisi yang baik untuk mencegah
kontaminasi dan kerusakan.
3. Kuantitas Pakan:
Sediakan pakan dalam jumlah yang mencukupi sesuai dengan kebutuhan
harian kambing. Kambing harus memiliki akses bebas ke pakan.
Hindari overfeeding atau underfeeding, karena dapat berdampak pada
kesehatan dan produktivitas kambing.
4. Ketersediaan Air Minum:
Pastikan kambing memiliki akses terhadap air minum yang bersih dan segar
sepanjang waktu. Air minum sangat penting dalam pencernaan dan
metabolisme kambing.
5. Pengaturan Kandang dan Pemberian Pakan:

10
Atur kandang dengan baik, termasuk tempat makan yang bersih dan
terorganisir.
Pemberian pakan secara teratur dan konsisten untuk membentuk rutinitas
makan yang baik.
6. Suplemen Gizi:
Bila diperlukan, berikan suplemen gizi seperti mineral, vitamin, atau obat-
obatan sesuai dengan rekomendasi dokter hewan atau hasil analisis pakan.
7. Rotasi Padang Rumput:
Jika mungkin, praktikkan rotasi padang rumput untuk memungkinkan
regenerasi alami tanaman dan mengurangi risiko terkena parasit.
8. Monitor Kesehatan:
Pantau kesehatan kambing secara teratur. Perubahan berat badan, kondisi
tubuh, atau perilaku makan dapat menjadi indikasi masalah kesehatan atau
pakan.
9. Konsultasi dengan Ahli Gizi Hewan:
Jika memungkinkan, berkonsultasilah dengan seorang ahli gizi hewan atau
dokter hewan yang berpengalaman untuk memastikan bahwa pakan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan spesifik hewan Anda.
10. Pembaruan dan Penyesuaian:
Selalu buka untuk pembaruan dan penyesuaian dalam manajemen pakan sesuai
dengan perubahan kebutuhan kambing, seperti pertumbuhan, kehamilan, atau
produksi susu.
Manajemen pakan yang tepat dapat membantu memaksimalkan
produktivitas dan kesehatan kambing Anda, serta mendukung keberhasilan
usaha ternak kambing secara keseluruhan.
III. Pengaturan Lingkungan yang Sesuai
Pengaturan lingkungan yang sesuai dalam usaha ternak kambing sangat
penting untuk kesejahteraan dan produktivitas hewan. Lingkungan yang baik
dapat membantu mengurangi stres, mencegah penyakit, dan meningkatkan
performa kambing.
IV. Perawatan Kesehatan Rutin.

11
Penting untuk memiliki rencana perawatan kesehatan yang sistematis dan
rutin untuk menjaga kambing Anda dalam kondisi terbaik. Perawatan kesehatan
yang baik juga membantu mencegah penyakit dan masalah yang dapat
mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan kambing dalam jangka panjang.
V. Manajemen Reproduksi.
Manajemen reproduksi dalam usaha ternak kambing adalah serangkaian
praktik dan strategi yang dirancang untuk mengoptimalkan reproduksi dan
pembiakan hewan Anda. Hal ini penting untuk meningkatkan jumlah keturunan
yang sehat dan produktif dalam peternakan kambing Anda. Berikut adalah
beberapa aspek kunci dalam manajemen reproduksi kambing:
1. Pemilihan Pasangan dan Keturunan:
Pilih pasangan kambing berdasarkan karakteristik genetik, kualitas fisik,
dan riwayat keturunan yang diinginkan. Hindari perkawinan terlalu dekat
(inbreeding) yang dapat meningkatkan risiko cacat genetik.
2. Pemantauan Siklus Estrus:
Amati dan catat siklus estrus (birahi) kambing betina secara cermat. Estrus
adalah periode saat kambing betina siap untuk kawin. Gunakan tanda-
tanda seperti pembengkakan vulva, peningkatan aktivitas, dan perilaku
menggoda sebagai petunjuk estrus.
3. Inseminasi Buatan atau Kawin Alamiah:
Anda dapat memilih untuk menggunakan inseminasi buatan jika ingin
mengendalikan pembiakan secara lebih ketat. Jika Anda membiarkan
kambing kawin secara alamiah, pastikan pasangan yang sesuai, perhatikan
prosesnya, dan pastikan kambing betina menerima penjagaan yang baik
selama dan setelah kawin.
4. Kawin yang Tepat Waktu:
Pastikan kawin dilakukan pada saat yang tepat dalam siklus estrus. Ini
dapat dilakukan dengan memantau dan mencatat siklus estrus kambing
betina.
5. Pemantauan Kehamilan:

12
Setelah kawin berhasil, pantau kehamilan kambing betina. Kambing betina
hamil biasanya memiliki masa gestasi sekitar 5 bulan. Berikan perawatan
kesehatan dan nutrisi yang baik selama masa kehamilan.
6. Persiapan Persalinan:
Persiapkan tempat persalinan yang bersih dan aman untuk kambing betina.
Siapkan peralatan yang diperlukan untuk membantu dalam proses
persalinan jika diperlukan.
7. Pemantauan Persalinan:
Amati proses persalinan dan berikan bantuan jika diperlukan. Persalinan
normal biasanya berlangsung lancar, tetapi pemantauan adalah kunci.
8. Manajemen Reproduksi yang Berkelanjutan:
Perencanaan pembiakan yang berkelanjutan adalah kunci untuk menjaga
populasi kambing yang sehat dan produktif dalam jangka panjang.
Pertimbangkan untuk mengatur program pembiakan dan reproduksi
tahunan.
9. Catatan dan Pemantauan:
Catat semua informasi terkait reproduksi, seperti tanggal kawin, tanggal
perkiraan persalinan, dan hasil perkawinan. Catatan ini dapat membantu
dalam pengambilan keputusan reproduksi di masa depan.
Manajemen reproduksi yang baik adalah kunci dalam mengoptimalkan
tingkat reproduksi dan kualitas keturunan dalam usaha ternak kambing Anda.
Penting untuk memiliki pengetahuan yang baik tentang siklus reproduksi
kambing dan memantau kesehatan serta kondisi fisik mereka dengan cermat.
Juga, konsultasikan dengan seorang dokter hewan yang berpengalaman untuk
nasihat lebih lanjut dan bantuan dalam manajemen reproduksi kambing.
VI. Latihan dan Sosialisasi.
Latihan dan sosialisasi pada kambing kontes adalah bagian penting dalam
mempersiapkan kambing untuk berpartisipasi dalam kontes atau pameran
hewan. Tujuan dari latihan dan sosialisasi ini adalah untuk memastikan bahwa
kambing tetap tenang, patuh, dan mampu tampil dengan baik di hadapan juri dan
penonton.

13
VII. Pemeliharaan Kebersihan dan Sanitasi
Pemeliharaan kebersihan dan sanitasi yang baik dalam usaha ternak
kambing adalah penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan kambing,
mencegah penyebaran penyakit, dan meningkatkan produktivitas peternakan
VIII. Pemangkasan Gigi, Kuku, dan Bulu
Pemangkasan gigi, bulu, dan kuku adalah bagian dari perawatan rutin dalam
usaha ternak kambing untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan hewan Anda.
Berikut adalah panduan singkat tentang cara melaksanakan tugas-tugas ini:
1. Pemangkasan Gigi:
Pemangkasan gigi pada kambing biasanya dilakukan jika ada
masalah seperti gigi tumpul atau pertumbuhan gigi yang tidak normal. Ini
bisa mengganggu pakan dan mengunyah secara normal serta agar gigi
kambing terlihat bagus. Pemangkasan gigi sebaiknya dilakukan oleh
seorang dokter hewan atau peternak yang berpengalaman. Proses ini
biasanya melibatkan penggunaan alat khusus untuk memotong gigi yang
berlebih atau tajam.
2. Pemangkasan Bulu:
Pemangkasan bulu dilakukan untuk membersihkan kambing dari
bulu yang kotor, kusam, atau tercemar. Anda dapat menggunakan sikat
atau alat pemangkas bulu yang dirancang khusus untuk kambing. Sikat
bulu dalam arah pertumbuhannya untuk menghindari iritasi. Pastikan bulu
dalam kondisi kering saat memangkas. Ini membuat pemangkasan lebih
efisien. Apabila bulu kambing terlihat bersih dan rapi pastinya menjadi
nilai tambah pada saat di tandingkan.
3. Pemotongan Kuku:
Kambing memiliki kuku yang tumbuh terus, dan pemotongan kuku
perlu dilakukan secara rutin untuk menghindari masalah kesehatan dan
kenyamanan. Pemotongan kuku kambing dilakukan dengan gunting atau
alat pemotong kuku yang dirancang khusus. Pastikan untuk tidak
memotong terlalu pendek, karena itu bisa menyebabkan luka. Pemotongan
kuku sebaiknya dilakukan oleh seseorang yang berpengalaman atau
seorang dokter hewan.

14
4. Pemotongan Bulu Kepala:
Kadang-kadang, pemotongan bulu kepala kambing diperlukan
untuk menjaga kesehatan dan higiene. Ini dapat melibatkan pemangkasan
bulu di sekitar mata dan area wajah. Pastikan untuk melakukannya dengan
hati-hati untuk menghindari cedera pada mata kambing.
5. Perawatan Setelah Pemangkasan:
Setelah pemangkasan gigi, bulu, atau kuku, pastikan kambing
mendapatkan perawatan tambahan jika diperlukan. Ini mungkin termasuk
membersihkan area yang dipotong atau merawat luka kecil jika ada.
Dengan penerapan langkah-langkah di atas, pemeliharaan kambing kontes
dapat dilakukan dengan baik untuk memastikan bahwa kambing-kambing tersebut
siap dan mampu bersaing dalam berbagai kompetisi dan pameran.

C. Perawatan Kesehatan Kambing Kontes

Bagi peternak pada saat mendatangkan ternak baru saat memulai beternak, kita
akan menghadadapi beberapa penyakit kambing akibat sres perjalanan maupun
akibat kondisi pemeliharaan di tempat sebelumnya yang belum sesuai dengan
standar, mungkin berasal dari pemeliharaan tradisional. Jika kita membeli ternak
jangan lupa meminta surat keterangan bebas dari penyakit menular dari dokter
hewan, seperti penyakit antrak, brucelosis, mastitis dll. Surat keterangan ini juga
penting untuk menghindari penularan penyakit dari daerah asalnya kelokasi
peternakan yang baru.
Setelah kebutuhan pakan yang lengkap dan bergizi sudah tercukupi,
selanjutnya adalah pemeliharaan atau perawatan kambing. Tindakan pertama yang
bisa kita lakukan adalah melakukan pencegahan terhadap penyakit yang bisa
menyerang kambing peliharaan kita, seperti menjaga kebersihan kandang dan
lingkungan sekitarnya. Dengan menjaga kebersihan kandang, memberi makanan
sehat dan perawatan yang baik bisa menghilangkan bau pada kandang dan tubuh
kambing dan mencegah ternak tersebut terserang penyakit.
Lahan yang digunakan untuk memelihara atau yang di jadikan kandang harus
bebas dari penyakit menular. Kambing yang diduga bulunya membawa penyakit
sebaiknya di mandikan terlebih dahulu dan di gosok dengan larutan sabun karbol,

15
Neguvon, Bacticol Pour, Triatex atau Granade 5% dengan konsentrat 4,5 gram
untuk 3 liter air. Untuk membasmi kutu pada kambing, dapat di mandikan dengan
larutan Asuntol dengan konsentrasi 3 – 6 gram untuk di larutkan pada 3 liter air.
Perlunya di lakukan vaksinasi secara rutin yang bertujuan untuk mencegah
terjangkit penyakit yang di sebabkan oleh virus. Beberapa jenis penyakit yang
sering menyerang kambing adalah: penyakit Parasit (cacingan, kudis, kutu),
penyakit Bakterial (antraks, busuk kuku, cacar mulut), penyakit Virus (orf),
penyakit lain seperti keracunan sianida, kembung perut dan keguguran. Jika
penyakit tersebut tidak segera di atasi akan bisa menyebabkan kematian pada hewan
ternak.
Maka dari itu sangat diperlukan pengamatan atau pemantauan rutin pada
hewan ternak kita. Jika terlihat ada gejala penyakit pada kambing peliharaan kita,
segera cari tahu dan pastikan jenis penyakitnya serta cara pengobatannya, untuk
mencegah penyakit tersebut menular ke kambing yang lainnya. Jangan lupa untuk
selalu menjaga kebersihan kandang agar kambing tidak mudah terserang penyakit.
Jika kandang sudah pernah digunakan oleh kambing yang terserang penyakit, lebih
baik kandang di desinfektan terlebih dulu. Tapi kalau kambingnya sehat cukup di
cuci menggunakan air bersih saja. Kandang dan lingkungan disekitarnya juga tidak
boleh lembab dan juga bebas dari genangan air, agar tidak di jadikan sarang nyamuk
atau hewan sejenis lain yang dapat menggigit dan menghisap darah si kambing.
Manajemen kesehatan yang baik adalah kunci dalam menjaga kambing kontes
Anda dalam kondisi optimal. Berikut ini beberapa aspek penting yang perlu
dipertimbangkan dalam manajemen kesehatan pada usaha kambing kontes:
I. Pemantauan Kesehatan Rutin:
1. Lakukan pemeriksaan fisik rutin terhadap kambing-kambing Anda.
2. Perhatikan tanda-tanda penyakit seperti demam, batuk, diare, atau
perubahan perilaku.
3. Pastikan vaksinasi dan tindakan pencegahan penyakit lainnya sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan oleh seorang dokter hewan.
II. Manajemen Pemeliharaan Kandang:
1. Pastikan kandang kambing tetap bersih dan kering.
2. Sediakan tempat berlindung dari cuaca ekstrem.

16
3. Cegah penumpukan kotoran yang dapat menyebabkan infeksi dan
penyakit.
III. Pakan yang Seimbang:
1. Berikan pakan yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan gizi
kambing Anda.
2. Monitor asupan pakan dan pastikan setiap kambing mendapatkan makanan
yang cukup.
3. Pastikan kambing-kambing Anda memiliki akses terhadap air minum yang
bersih dan segar sepanjang waktu.
IV. Manajemen Kesehatan Reproduksi:
1. Atur pemilihan kawin dan pembiakan secara hati-hati.
2. Jaga catatan kesehatan reproduksi setiap kambing, termasuk siklus estrus
dan keberhasilan pembiakan.
3. Pantau kehamilan dan persalinan dengan cermat.
V. Pengendalian Parasit dan Penyakit:
1. Gunakan program pengendalian parasit yang efektif.
2. Isolasi kambing baru sebelum diperkenalkan ke kawanan untuk mencegah
penyebaran penyakit.
3. Ketahui gejala penyakit umum pada kambing dan segera tangani jika
muncul.
VI. Pengelolaan Stres:
1. Pertimbangkan perasaan dan stres kambing, terutama menjelang kontes.
2. Hindari perubahan yang tiba-tiba dalam lingkungan atau pola makan.
3. Berikan perawatan dan perhatian ekstra sebelum dan selama kontes.
VII. Pengelolaan Limbah:
1. Atur pembuangan kotoran dan sisa makanan dengan benar.
2. Lindungi kambing dari paparan limbah yang mungkin mengancam
kesehatan.
VIII. Kerja Sama dengan Dokter Hewan:
1. Selalu berkonsultasi dengan seorang dokter hewan yang berpengalaman
dalam perawatan kambing.

17
2. Tetapkan hubungan yang baik dengan dokter hewan untuk mendapatkan
bimbingan dan saran yang dibutuhkan.
Manajemen kesehatan yang baik merupakan bagian integral dari usaha kambing
kontes yang sukses. Selalu penting untuk selalu mengutamakan kesejahteraan
kambing Anda dan siap mengatasi masalah kesehatan segera jika muncul.
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit di antaranya serta cara
penanganannya menurut (Rahmawati dkk, 2021)
I. Bloating (Kembung atau Masuk Angin)
Kambing yang terjangkit penyakit ini biasanya dikarenakan terlalu
banyak mengonsumsi pakan hijauan dan legum, terutama rumput yang
masih muda atau rumput berembun (basah), sehingga menimbulkan
produksi gas berlebih di dalam perut kambing. Ciri-ciri ternak yang
terserang penyakit mi antara lain:
a) Bagian perut kembung, saat diraba terasa keras dan ternak merasa sakit;
b) Busah melakukan proses BAB (buang air besar); dan
c) Saat berbaring, kambing mengalami kesulitan untuk berdiri kembali.
Adapun program pengendalian yang biasa dilakukan adalah dengan
mencegah kambing agar tidak mengonsumsi rumput yang masih muda atau
mengandung tetes embun, tidak digembalakan pada pagi hari, bisa juga
dengan memberikan obat masuk angin yang tersedia di toko-toko atau
apotek.
II. Cacingan.
Cacingan merupakan penyakit yang paling sering dialami kambing.
Penyakit ini disebabkan oleh parasit internal pada saluran pencernaan
kambing. Banyak sekali jenis cacing yang dapat menimbulkan cacingan
pada kambing, antara lain Trichuris sp., Oestophagostomum sp., dan
sebagainya. Adapun gejala cacingan adalah sebagai berikut:
a) Kambing kurus, Iemah, serta lesu;
b) Nafsu makan berkurang;
c) Bulu terasa kasar dan berdiri, kusam, bahkan rontok berlebihan
d) Perut buncit dan kepala agak menunduk
e) Biasanya diikuti dengan diare.

18
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain dengan selalu
menjaga kebersihan kandang. Kambing yang terkena cacingan dapat diobati
dengan pemberian obat cacing secara teratur.
III. Scabies.
Penyebab penyakit ini adalah ektoparasit, yaitu Sarcoptes scabiei. Ciri-
ciri yang timbul dari penyakit ini antara lain badan kambing menjadi kurus
serta terdapat bercak merah pada kulit, bersisik, dan gatal. Program
pengendalian dan pencegahan yang biasanya dilakukan antara lain kandang
dan ternak (kambing) sebisa mungkin selalu dalam keadaan bersih dan
steril. Untuk itu, isolasi ternak yang terinfeksi penyakit tersebut. Selain,
cukur bulu pada bagian yang terjangkit dan pemberian antiparasit seperti
Ivomec bagi ternak terinfeksit (terapi) dan kambing yang sehat sebagai
imunisasi.
IV. Pink Eye.
Penyakit ini biasanya disebabkan mata kambing terkena benda-benda
tajam, seperti ujung kayu, debu, bekatul saat pemberian pakan, duri, atau
dapat juga disebabkan oleh parasit. Gejala dan penyakit ini antara lain:
a) Mata berair dan kemerahan;
b) Selalu menghindar dari sinar matahari; dan
c) Biasanya diikuti pembengkakan di sekitar mata, bahkan bisa menjadi buta
permanen jika tidak ditangani secara langsung dan berkala.
Karena penyakit ini sangat mudah menular ke ternak lain, maka segera
isolasi kambing yang terjangkit. Pengendalian penyakityang dapat
dilakukan di antaranya dengan menghindari pemberian hijauan yang
terdapat duri, cacah halus pakan, pembersihan kandang, bersihkan ternak
menggunakan air hangat, dan pemberian salep mata.
V. Orf atau Dakangan.
Penyebab dari penyakit ini adalah kambing terkena rumput yang
berbulu atau debu dari konsentrat ketika makan, kemudian timbul infeksi.
Gejala klinis penyakit ini adalah adanya benjolan dan keropeng hitam di
sekitar mulut. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan program vaksinasi.

19
Pengobatan penyakit ini dilakukan dengan membuat luka baru pada
keropeng dan beri preparat odium serta suntik dengan antibiotik.
VI. Antraks
Penyebab penyakit ini adalah Bacillus anthracis yang menular melalui
kontak langsung, makanan atau minuman, dan dapat juga melalui
pernapasan. Gejala ternak yang terjangkit virus antraks antara lain:
a) Mengalami demam tinggi, badan lemah, dan tubuh gemetar;
b) Adanya gangguan pada pernapasan;
c) Adanya pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin, dan badan
penuh bisul;
d) Terkadang, darah berwarna merah kehitaman keluar dan lubang hidung,
telinga, mulut, anus, dan alat vital;
e) Kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; serta
f) Limpa bengkak dan berwarna kehitaman
Adapun program pengendalian penyakit antraks adalah dengan
membakar kambing yang mati.
VII. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Apthae Epizootica (AE)
Penyebab penyakit ini adalah virus dan menular melalui kontak
langsung dengan air kencing, susu, air liur, clan benda lain yang tercemar
virus AE. Gejala penyakit ini di antara lain:
a) Rongga mulut, lidah, dan telapak kaki (kikil) melepuh serta terdapat
tonjolan bulat berisi cairan yang bening;
b) Kambing mengalami demam atau panas, terkadang suhu badan menurun
drastis clan tidak stabil;
c) Nafsu makan menurun, bahkan tidak mau makan sama sekali; serta
d) Keluarnya air liur yang berlebihan.
Pengendalian dari penyakit ini adalah dengan cara vaksinasi serta pada
kambing yang terinfeksi dilsolasi clan diobati secara terpisah. Sebisa
mungkin, kandang isolasi jauh clan kandang ternak yang sehat.
VIII. Mastitis.
Mastitis merupakan peradangan pada kambing yang sangat sering
dijumpai pada ternak kambing perah. Penyakit ini sangat merugikan

20
peternak karena dapat mengurangi jumlah produksi susu clan kualitasnya
kurang baik. Mastitis sering diakibatkan oleh inteksi bakteri Staphylococcus
aureus atau saat proses pemerahan yang kurang sempurna sehingga susu
belum sepenuhnya habis. Mastitis dibagi menjadi dua, yaitu klinis dan
subklinis. Kejadian mastitis subklinis merupakan yang paling sering terjadi
di Indonesia, karena tidak menimbulkan gejala klinis tetapi hanya
menyebabkan penurunan produksi susu. Pengujian mastitis subklinis dapat
dilakukan dengan IPB-mastitis test 1. Pengobatan mastitis dapat dilakukan
dengan pemberian antibiotik intro-mammary yang disertai dengan
perbaikan proses pemerahan.
IX. Radang Kuku atau Kuku Busuk
Penyakit ini menyerang kambing yang dipelihara dalam kandang basah
dan kotor. Gejala dari penyakit mi antara lain:
a) Mula-mula, sekitar celah kuku bengkak clan mengeluarkan cairan putih
keruh;
b) Kulit kuku mengelupas;
c) Tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit; serta
d) Kambing menjadi pincang clan akhirnya mengalami kelumpuhan.
Pengobatan dan penanganan dapat dilakukan dengan cara memotong
kuku pada ternak, kemudian siramkan alkohol supaya kuman clan bakteri
pada bagman terinfeksi mati. Setelah itu, perban kaki kambing tersebut clan
hindarkan pada tempat-tempat kotor.

D. Cara Pemilihan Genetik

Bibit merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budi daya atau
beternak kambing. OIeh karena itu bibit kambing PE yang digunakan harus betul-
betul unggul agar diperoleh tingkat produksi susu yang tinggi. Pemilihan calon
induk dan pejantan PE dilakukan dengan melihat catatan silsilah. Calon induk dan
pejantan kambing PE terpilih dapat ditelaah dengan membandingkan berbagai data
yang diperoleh dari berbagai sumber.
Pilihlah bibit kambing yang bulunya mengkilap, matanya bening, tidak cacat,
kakinya lurus kokoh dan tumitnya terlihat tinggi. Mulut dan hidung bersih tidak

21
berlendir, sebagai tanda kambing tidak penyakitan, anusnya pun bersih. Garis
pinggang dan garis punggung tulang belakang lurus, tidak melengkung ke bawah.
Usia ideal penggemukkan adalah sekitar 8 – 12 bulan. Ukuran badannya juga
normal tidak kurus maupun terlalu gemuk / kelebihan. Sebaiknya juga pilih yang
bentuk ekornya melebar bukan yang berbentuk seperti cambuk. Menurut para
peternak, kambing yang memiliki ekor berbentuk cambuk pembentukan dagingya
tidak terlalu maksimal / terlalu lamban. Sedangkan kambing yang memiliki bentuk
ekor melebar lebih maksimal dalam pembentukan daging, yaitu sekitar 3 bulan.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam memilih calon induk dan pejantan
adalah umur pubertas, kesuburan dan jumlah anak sampai disapih sekelahiran,
bobot lahir, bobot sapih dan bobot dewasa, serta sifat keindukan. Sementara sifat
khusus biasanya dipilih berdasarkan pengamatan atas bentuk tubuh. Baik induk
maupun pejantan tidak boleh cacat. Pemilihan Bibit Parameter utama bibit kambing
PE yang baik dan bermutu menurut ( Arief dkk : 2021 ) adalah:
I. Bibit Ternak Kambing PE Betina
a) Mempunyai sifat keibuan.
b) Tubuh sehat, tidak terlalu gemuk dan tidak bercacat.
c) Bulu bersih dan mengilap.
d) Garis punggung rata.
e) Mata cerah bersinar.
f) Kulit halus dan bulu klimis (tidak kusam).
g) Gigi lengkap (utuh), rahang atas dan bawah rata.
h) Kapasitas rongga perut besar (tulang rusuk terbuka).
i) Dada lebar dan alat kelamin normal.
j) Kaki kuat dan dapat berjalan secara normal.
k) Ambing (buah susu) cukup besar, kenyal, simetris dan terinfeksi penyakit.
l) Puting susu dua buah dan normal (tidak terlalu besar atau kecil)
m) Berumur 1-1½ tahun dengan berat badan antara 25-30 kg.
II. Bibit Ternak Kambing PE Jantan
a) Mempunyai karakterjantan yang kuat, perototan kuat, mata bersinar.
b) Merupakan keturunan kembar.
c) Kondisi tubuh sehat.

22
d) Besar tubuh sesual umur.
e) Punggung kuat dan rata.
f) Bulu bersih dan mengilap.
g) Badan panjang, penampilan gagah.
h) Kaki lurus, kuat, simetris, tumit tinggi dan tidak cacat.
i) Testis 2 buah, normal, sama besar dan kenyal.
j) Penis normal, aktif dan nafsu kawin tinggi.
k) Libido tinggi dan mudah ereksi.
l) Berumur 11/2-3 tahun, berat badan antara 40-70 kg.
Terdapat 12 parameter/kriteria penilaian kambing kontes, dimana pada
setiap kriteria dijelaskan dan dijelaskan sebagai berikut :
1) Postur: tinggi, panjang, besar, padat seimbang, tampak depan / belakang
sama besar (ideal).
2) Bentuk kepala: besar, pendek, cembung, setengah lingkaran dengan variasi
mulut nyetem.
3) Telinga: panjang, lipat, lebar, lurus, tidak berbongkol, lentur, tidak
bergelombang/keriting dengan kelipatan luar dan dalam simetris
4) Pola warna: keserasian dari 2 atau 3 warna dalam tubuh kambing yang
mempunyai daya nilai seni.
5) Rewos/Jibrak: bulu belakang yang bersih, panjang, lebat, bergelombang
menjuntai ke bawah.
6) Bulu/Rambut: bulu yang bersih, mengkilat, lebat/tebal merata di seluruh
badan
7) Leher/Gelambir: panjang, besar, padat, berisi, dengan Gelambir lebar
membentuk variasi yang baik (serasi).
8) Tanduk: besar, kokoh, pipih, tidak menancap, dan dengan variasi melingkar
ke samping mengarah ke depan.
9) Ekor: ekor yang berbongkol tebal, panjang, berdiri tegak dengan variasi
bulu yang lebat
10) Kaki: bentuk kaki yang kokoh, besar, serasi, tidak X atau O sebagai
penyangga yang kuat

23
11) Testis /Ambing: testis besar, sedang, dengan variasi bentuk W (tidak
sanglir) / ambing besar, lentur dengan variasi punting yang sama.
12) Keserasian: setelah penilaian parameter 1 sd 11, parameter ke 12 inilah yang
menyelaraskan parameter-parameter tersebut. Kambing dinilai secara utuh
menjadi satu kesatuan. Apakah semua parameter yang melekat pada
kambing tersebut serasi atau tidak.

E. Pemasaran Kambing Kontes

Strategi pemasaran kambing kontes merujuk pada serangkaian rencana dan


langkah-langkah yang direncanakan secara sistematis untuk mempromosikan,
memasarkan, dan menjual kambing-kambing yang dipersiapkan untuk
berpartisipasi dalam kompetisi atau pameran kambing kontes. Tujuan dari strategi
pemasaran ini adalah untuk meningkatkan kesadaran, menarik minat, dan akhirnya
meningkatkan penjualan kambing kontes yang ditawarkan.
Biasanya hadiah dari kambing kontes dapat berupa piala Bupati dan uang
pembinaan. Totalnya dapat mencapai Rp21.600.000 bahkan bisa lebih dari itu.
Namun, "hadiah" sebenarnya bagi pemenang kambing kontes bukanlah piala dan
uang pembinaan. Melainkan meningkatnya harga jual kambing, nama harum
peternakan, dan meningkatnya harga jual keturunan langsung serta kambing lain
yang diternakkan. Dengan begitu, mengikuti kambing kontes merupakan salah satu
strategi pemasaran usaha kambing yang baik, karena dengan mengikuti kontes
kambing, peternakan tersebut bisa mempromosikan usahanya kepada sesama
peserta maupun orang lain secara tidak langsung.

24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa kambing kontes adalah segmen
penting dalam industri peternakan yang mengharuskan pemeliharaan dan
perawatan khusus untuk mencapai kualitas yang diinginkan. Strategi pemeliharaan
kambing kontes, termasuk manajemen nutrisi, sanitasi, dan perencanaan kesehatan,
sangat krusial untuk keberhasilan dalam kompetisi. Proses pemilihan genetik yang
bijak juga berkontribusi pada produksi kambing kontes yang berkualitas. Selain itu,
makalah ini menyoroti pentingnya pemasaran dalam konteks kambing kontes.
Upaya pemasaran yang efektif dan membangun citra merek dapat membantu
meningkatkan nilai jual kambing kontes.

B. Saran

Saran yang dapat diambil dari makalah ini adalah pentingnya pendidikan dan
pelatihan bagi peternak yang ingin terlibat dalam kambing kontes. Semakin baik
pemahaman mereka tentang strategi pemeliharaan, perawatan, pemilihan genetik,
dan pemasaran, semakin besar peluang sukses dalam kompetisi. Selain itu,
kolaborasi dengan ahli peternakan dan mentor yang berpengalaman dapat menjadi
aset berharga dalam perjalanan ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). Retrieved 10 21, 2023, from http://eprints.mercubuana-


yogya.ac.id/id/eprint/10798/2/BAB%20I.pdf
Arif, & Ramaiyulis. (2021). Beternak Kambing Secara Praktis. LPPM-Universitas
Andalas.
Dinas Pertanian. (14, 4 2021). Retrieved 10 2023, 21, from
https://diperta.tulungagung.go.id/index.php/berita/60-pemeliharaan-
anakan-kambing-peranakan-etawa-umur-0-3-bulan
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Bandung. (2017, 12 14). Retrieved 10
2023, 21, from https://diperpa.badungkab.go.id/artikel/17752-cara-
budidaya-kambing-etawa
Diwyanto, K, P. I. (2005). Prospek Dan Arah Pengembangan Komoditas
Peternakan : unggas, sapi dan kambing-domba. Wartozoa 15, 11-25.
HAKIM WIDYO PANGESTU, d. N. (n.d.). Universitas Gajah Mada. Retrieved
10 21, 2023, from https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/191051
Hera Wasiati, E. F. (2018). PETERNAKAN KAMBING PERANAKAN ETAWA
DI KABUPATEN BANTUL. Jurnal ABDIMAS Unmer Malang, 3 (1), 8-
14.
Jogja, A. K. (2021, 5 28). Okezone. Retrieved 10 21, 2023, from
https://news.okezone.com/read/2021/05/28/512/2416620/mau-bentuk-
body-kambing-berotot-agar-menang-kontes-begini-caranya
Medion Ardhika Bhakti. (2020, 10 20). Retrieved 10 21, 2023, from
https://www.medion.co.id/manajemen-kesehatan-ternak-kambing-dan-
domba/
Pakage, S. (2008). Analisis Pendapatan Peternak Kambing Dikota Malang. J. Ilmu
Petrenakan 3, https://doi.org/10.30862/jtavs.v312.745, 51-57.
Rahmawati, & Sunu, P. (2021). Manajemen Usaha Ternak Kambing dan Domba.
Syiah Kuala Universitas Press.
Sodiq, A. (2010). Pola usaha peternakan kambing dan kinerja produktivitasnya.
Agrivet 10, 1-9.
Yusdja, Y. (2020). Prospek usaha peternakan kambing menuju 2020. in : Lokakarya
Nasional Kambing Potong PROSPEK, pp, 21-27.

26

Anda mungkin juga menyukai