Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN PRODUK SAPI

PERAH ASP (139)

Disusun oleh:

KEN AYU SHAFIRA DEWI


NIM. E10020021

Dosen mata kuliah:


Dr. FIRMASYAH, S.PT., M.P.

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS PETERNAKAN
2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 3
2.1 Komoditas Peternakan Sapi Perah....................................................... 3
2.2 Karakteristik Peternakan Sapi Perah................................................... 3
2.2.1 Karakteristik Produk Susu Sapi.............................................. 4
2.2.2 Karakteristik Produk Olahan Susu Sapi Perah........................ 6
2.3 Strategi Pemasaran Produk Peternakan Sapi Perah............................. 9
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................11
3.2 Saran....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sapi perah adalah salah satu hewan ternak penghasil susu. Produksi susu yang dihasilkan
mampu menyuplai sebagian besar kebutuhan susu di dunia dibanding jenis hewan ternak
penghasil susu yang lain seperti kambing, domba dan kerbau, maka dari itu sapi perah
mempunyai kontribusi besar terhadap pemenuhan kebutuhan susu nasional yang mengalami
peningkatan dari tahun ketahun. Kebutuhan protein hewani nasional Indonesia dari tahun ke
tahun terus meningkat pesat. Rataan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia saat ini baru
4,19 gr/ kapita/ hari sedangkan standar kecukupan konsumsi protein hewani masyarakat
Indonesia menurut FAO adalah 6 gr/ kapita/ hari (Mustofa, 2008).
Konsumsi susu nasional Indonesia sampai saat ini belum dapat dipenuhi melalui produksi
dalam negeri, sebagai akibat lambannya perkembangan agribisnis sapi perah. Kebutuhan susu
secara nasional mencapai 4,5 juta liter/hari, namun produksi susu saat ini baru memenuhi 30%
(1.350.000 juta liter/hari) dari kebutuhan manusia dan selebihnya 70% di impor dari luar negeri
(Trantono, 2009).
Produksi susu dapat ditingkatkan dengan adanya manajemen pemeliharaan yang baik
dalam usaha peternakan sapi perah, salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan pemberian
pakan yang berkualitas dan menjaga kesehatan sapi perah.
Faktor lingkungan memegang peranan penting terhadap proses perkembangan fisiologis
tubuh sapi perah, sehingga pada gilirannya akan mempengaruhi kapasitas produksi susu. Faktor
iklim masih dapat diatasi dan tidak banyak berpengaruh apabila sapi perah tersebut diberi pakan
yang berkualitas tinggi sehingga dapat berproduksi sesuai dengan kemampuannya (Sudono,
1983)
Produksi susu induk sapi perah periode laktasi sangatlah bervariasi. Hal ini disebabkan oleh
perubahan keadaan lingkungan yang umumnya bersifat temporer seperti perubahan manajemen
terutama pakan, iklim dan kesehatan sapi perah. Suhu lingkungan yang ideal bagi ternak sapi
perah adalah 15,5ºC karena pada kondisi suhu tersebut pencapaian produksi susu dapat optimal.
Suhu kritis untuk ternak sapi perah Fries Holland adalah 27ºC (Hadisutanto,2008).
Sejak melahirkan, produksi susu akan meningkat dengan cepat sampai mencapai puncak
produksi pada 35-50 hari setelah melahirkan. Setelah mencapai puncak produksi, produksi susu
harian akan mengalami penurunan. Lama diperah atau lama laktasi yang paling ideal adalah 305
hari atau sekitar 10 bulan. (Siregar ,1995)
1.2 Rumusan Masalah
Komoditas peternakan sapi perah ini masih terdapat masalah dalam bidang pemasaran
atau penjualannya di karenakan masyarakat masih belum menyadari betapa pentingnya gizi pada
tubuh terutama pada anak-anak yang sedang tumbuh dewasa sehingga membuat pemasaran
poduk dari komoditas peternakan ini kurang di minati masyarakat, selain itu pada karakteristik
produk peternakan mudah rusak dan di butuhkan teknologi agar poduk tersebut dapat tahan lama.

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan di bahasnya materi ini adalah pertama agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja
produk dari komoditas peternakan sapi, ke dua mahasiswa dapat mengetahui bagaimana dari
hasil komoditas peternakan sapi dan karakteristik produk komoditas peternakan sapi, ke tiga
mahasiwa dapat mengetahui nagaimana kendala dan permasalahan dalam memasarkan hasil
produk komoditas sapi, dan yang terakhir agar mahasiwa dapat membuka wawasan tentang
betapa pentingnya hasil pada setiap komoditas peternakan apa pun.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komoditas Peternakan Sapi Perah


Populasi ternak sapi perah masih terbilang sedikit. Kecamatan arjasa sangat potensial
untuk mengembangkan peternakan sapi perah. Peternakan yang ada memiliki permasalahan
dalam hal manajemen on farm terhadap komoditas sapi perah dan juga mengenai konsep
agribisnis yang sebaiknya dilakukan pada komoditas sapi perah. Metode penelitian yang
digunakan ialah melalui metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer dan
sekunder serta dianalisis menggunakan metode analisis data Miles and Huberman. Hasil dari
analisis yang dilakukan diketahui bahwa manajemen on farm peternakan sapi perah di Desa
Kemuninglor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember sudah berjalan dengan baik mulai dari proses
perencanaan sampai pengendalian. Konsep agribisnis berkelanjutan pada komoditas sapi perah di
Desa Kemuninglor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember dilaksanakan sesuai dengan masalah
maupun kendala yang dihadapi. Tujuan dari adanya konsep agribisnis dalam menjalankan
usahatani peternakan ini ialah untuk menyelesaikan masalah dan kendala yang dihadapi serta
agar usaha yang dilakukan dapat berkelanjutan. Konsep manajemen berkelanjutan on farm
sangat terkait dengan ketersediaan pakan ternak, kesehatan sapi, dan tenaga kerja.

2.2 Karakteristik Peternakan Sapi Perah


Tingkat karakteristik peternak sapi perah terbagi menjadi 5 (lima) kategori karakteristik
(1 = sangat rendah, 5 = sangat tinggi). Karakteristik personal peternak sapi potong di Kabupaten
Bandung dilihat dari usia, pendidikan formal dan informal, serta tingkat kekosmopolitan. Rata-
rata usia peternak termasuk ke dalam kategori sedang dimana sebesar 50.41 persen berusia
dewasa madya (usia 40-59). Rata-rata pendidikan formalnya termasuk kategori sangat rendah
karena 86.78 persen hanya menempuh pendidikan tingkat SD. Rata-rata pendidikan informalnya
pun termasuk kategori rendah karena 49.59 persen dari mereka belum pernah mengikuti
penyuluhan.
2.2.1 Karakteristik Produk Susu Sapi
Produk susu sapi berwarna putih bersih sedikit kekuningan dan tidak tembus cahaya, dan
mempunyai rasa sedikit manis atau gurih. Komposisi kimia susu terdiri atas air, lipid, dan bahan
kering tanpa lemak. ... Protein yang terdapat pada susu sebagian besar adalah kasein (76 %) dan
protein whey (24 %).
2.2.2 Karakteristik Produk Olahan Susu Sapi Perah
Produk olahan susu sapi berwarna putih bersih sedikit kekuningan dan tidak tembus
cahaya, dan mempunyai rasa sedikit manis atau gurih. Komposisi kimia susu terdiri atas air,
lipid, dan bahan kering tanpa lemak.
2.2.3 Strategi Pemasaran Produk Peternakan Sapi Perah
Strategi produk peternakan sapi perah merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan
ke pasar/konsumen untuk menarik perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. Peternakan sapi perah mempunyai potensi dalam
pengembangan pemasaran yang cukup bagus. Didukung dengan adanya permintaan kebutuhan
konsumen yang cukup banyak. Akan tetapi peternakan sapi perah belum mampu mencukupi
semua permintaan konsumen, dikarenakan produksi susu yang terbatas dan tidak mampu
memasarkan hingga ke daerah diluar Kabupaten. Maka peternak susu sapi perah menggunakan
strategi produk yaitu dengan strategi positioning product dan desain product.
Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam
benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul
dibandingkan produk/merek pesaing. Paling tidak ada tujuh pendekatan untuk melakukan
strategi positoning, yaitu: positioning berdasarkan atribut, positioning harga (price and quality
positioning), positioning yang dilandasi aspek penggunaan atau aplikasi (use/aplication
positioning), positioning berdasarkan pemakai produk dan sesuai selera konsumen terhadap
produk tersebut (user positoning), positoning berdasarkan kelas produk tertentu (product class
positoning) produk susu sapi perah berada dikelas produk menengah karena dapat dikonsumsi
semua kalangan masyarakat, positioning berkenaan dengan pesaing (competitor positoning) hasil
produk peternakan sapi perah di Kabupaten, positioning berdasarkan manfaat (benefit
positioning).
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
1.Penggunaan biaya produksi pada usahatani sapi perah rakyat efisien yang ditunjukkan dengan
nilai R/C ratio sebesar 1,2. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha ternak sapi perah mampu
mengalokasikan biaya produksinya secara efisien.
2. Strategi pemasaran yang digunakan peternak sapi perah
a. “produk” dengan menggunakan strategi positioning produk. Dimana strategi positioning
product yang dilakukan yaitu peternak memiliki produk standar yaitu susu segar murni tanpa
ada bahan campuran dan dalam pengemasan dilakukan dengan pengemasan yang baik juga
terdapat label pribadi
b.”tempat/distribusi” dengan melakukan pertimbangan pasar yaitu menyalurkan produknya
langsung ke konsumen, dengan adanya pengecer/loper susu dapat memudahkan para peternak
sapi perah rakyat untuk memasarkan produk susunya tanpa mengeluarkan biaya transportasi
c. “harga” yaitu dengan menggunakan metode penetapan harga berbasis permintaan yang terdiri
dari skimming pricing dengan harga susu ditetapkan oleh kesepakatan dengan para peternak
yang lain.
d. “promosi” untuk mempromosikan produksi susu sapi yang telah dilakukan adalah personal
selling yaitu mulut ke mulut.

3.2 Saran
Berdasarkan keadaan usahatani susu sapi perah sebaiknya perlu dilakukan beberapa hal
berikut ini : perlu adanya kerjasama antara peternak sapi perah dengan pemerintah dalam hal
upaya usaha beternak sapi perah dengan memberikan bantuan bibit sapi perah, sehingga mampu
meningkatkan hasil produksi susu sapi perah dan dapat meningkatkan pendapatan peternak sapi
perah.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/55529/3/Bab_II.pdf
http://eprints.umm.ac.id/20927/2/6b.pdf
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/agroinfogaluh/article/view/3482
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jagbi/article/download/15697/11563/

Anda mungkin juga menyukai