Anda di halaman 1dari 20

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“PROPOSAL BISNIS BUDIDAYA SAPI”

Dosen Pengampu :
Selamet Hartanto, Dr., S.H., M.M.

Disusun Oleh :
Rendi Irwandi (2018008484)
Kelas 6 A12

PROGRAM STUDI MANAGEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA 2021

1
Pengembangan Peternakan Budidaya Sapi di PT. PUTRA KEMBAR MAKMUR

1. Nama Usaha : PT. PUTRA KEMBAR MAKMUR


2. Jenis Usaha : a. Pengembangan sapi bakalan dan pembibitan
b. Instalasi pengolahan kotoran menjadi pupuk
3. Lokasi Usaha : Jl. Binakarsa Kec. Mesuji Makmur Kab. OKI
SUMSEL
4. Jumlah Ternak : Sapi Betina :20 ekor
Sapi Jantan : 20 Ekor
5. Pengelola Usaha : SUPANDI

6. Modal / Biaya usaha : Rp. 700.000.000

2
DAFTAR ISI

HAL
Daftar Isi ........................................................................................................ 3
Bab I Latar Belakang ................................................................................ 4
1. Deskripsi Dan Pengembangan Usaha ........................................... 5
2. Kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi tentang Usaha
Agribisnis Budidaya Sapi .............................................................. 6
Bab II Analisa Aspek Pasar ........................................................................ 7
1. Potensi Budidaya Sapi ................................................................... 8
2. Analisa SWOT ............................................................................... 9
Bab III Aspek Produksi ................................................................................ 10
1. Pakan Ternak ................................................................................. 10
2 .Pengemukan Sapi Potong ............................................................. 10
3. Sapi Bakalan .................................................................................. 11
4. Pembibitan Sapi ............................................................................. 11
5. Pembuatan Kandang ...................................................................... 12
6. Sistim Pemelihraan dan Jangka Waktu ......................................... 13
7. Teknologi Mikroba Ramah Lingkungan........................................ 13
8. Usaha Pengolahan limBah Peternakan .......................................... 13
Bab IV Program Pelaksanaan Usaha.......................................................... 14
1. Kegiatan Praoperasional ................................................................ 14
2. Kegiatan Operasional ..................................................................... 14
Bab V Aspek Finansial ................................................................................ 15
1. Biaya Investasi. ............................................................................. 15
2. Biaya Produksi ............................................................................... 15
3. Proyeksi Pendapatan ...................................................................... 15
4. Proyeksi Keuntungan ..................................................................... 16
Bab VI Stake Holder..................................................................................... 17
Bab VII Lay Out ............................................................................................. 18
Bab VIII Struktur Organisasi ..................................................................... 19

3
Bab IX Penutup ......................................................................................... 20

4
BAB I

PENDAHULUAN

1. DESKRIPSI DAN PENGEMBANGAN USAHA


a. Gambaran Umum Usaha
Usaha yang akan didirikan PT. PUTRA KEMBAR MAKMUR yang merupakan
budidaya sapi potong. Sapi yang akan dibudidayakan adalah berjenis sapi Bali
terdiri dari sapi betina, sapi jantan (sapi bakalan) dan sapi pembibitan. Budidaya
sapi yang akan dilakukan adalah pengemukkan sapi potong dan pembibitan serta
pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk kendang atau organik dan untuk jangka
panjang akan dikembangkan pembuatan biogas dari kotoran sapi tersebut.

b. Lokasi Usaha
Lokasi usaha berada di Jl. Binakarsa Kec. Mesuji Makmur Kab. OKI
SUMSEL. Alasan lokasi ini dipilih adalah :
1. Lokasi ini berada dipinggiran kebun kelapa sawit yang memiliki lahan yang
besar dan mempunyai sumber daya alam yang besar untuk mendukung usaha
peternakan.
2. Ketersediaan sarana pendukung seperti akses jalan, listrik akses
telekomunikasi, sumber air bersih, akses keuangan dan lahan pertanian
3. Adanya dukungan pemerintah terhadap pengembangan pertanian dan
peternakan untuk daerah ini juga menjadi factor pendukung yang sangat besar.
Dengan banyak program bantuan dibidang peternakan dan pertanian yang
diberikan oleh pemerintah kota kepada daerah ini turut membuktikan bahwa
lokasi ini layak untuk dijadikan sentra usaha peternakan.

c. Latar Belakang

Peluang usaha peternakan sapi potong di Provinsi SUMSEL cukup cerah. Hal ini
dapat dilihat dari kebutuhan daging sapi Provinsi SUMSEL pada tahun 2005
diperkirakan mencapai 26.588,46 ton berdasarkan standar gizi konsumsi daging.
Kebutuhan daging sapi setiap tahunnya terus meningkat pesat, sementara

5
produksi daging sapi jauh lebih kecil, sehingga pemenuhan kebutuhan selalu
negatif, kekurangan produksi daging tersebut sebagian besar didatangkan dari
luar Provinsi SUMSEL. Konsumsi daging sapi/kerbau masyarakat sSUMSEL
pada tahun 1997 sebesar 9,1 kg/kapita/tahun, tahun 2004 konsumsi sudah
mencapai 10,15 kg/kapita/tahun (BPS Provinsi Jambi, 2005), artinya konsumsi
daging mengalami peningkatan sebesar 1,05 kg/kapita, dan diperkirakan
konsumsi daging sapi/kerbau akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Dengan demikian usaha peternakan sapi potong di Provinsi SUMSEL sangat
potensi dan sangat layak (feasible) untuk diusahakan.

d. Tujuan dan Manfaat Usaha

Tujuan Usaha : membantu pemerintah dalam usaha memenuhi kebutuhan daging


dan bibit tenak untuk Provinsi SUMSEL.

Manfaat dari usaha ini adalah memberikan keuntungan secara finasial kepada
gapoktan dan semua yang telibat dalam usha petenakan ini.

e. Masalah yang mungkin dihadapi dan pemecahannya

Adapun masalah yang mungkin dihadapi adalah hasil buangan sapi yang berupa
kotoran akan menjadi hal yang menganggu karena memberikan aroma yang bau
sehingga akan mengganggu masyarakat sekitarnya. Masalah ini dapat diatasi
dengan perlakuan khusus dan menjadikan kotoran tersebut sebagai pupuk organik.

6
BAB II

ANALISIS ASPEK PASAR

4. Potensi Budidaya Sapi


Daging khususnya daging sapi merupakan sumber protein hewani yang banyak
dibutuhkan oleh konsumsi. Indonesia dan Provinsi SUMSEL khususnya sampai saat ini
belum mampu memenuhi kebutuhan daging tersebut, sehingga untuk memenuhi kebuthan
tersebut, provinsi ini masih mendatangkan daging sapi dan bibitnya dari luar. Kondisi
tersebut mengisyaratkan peluang untuk pengembangan usaha tersebut. Kondisi alam
provinsi SUMSsama dengan daerah lain Indonesia yaitu bersuhu tropis dengan geografis
yang mendukung membuat usaha budidaya sapi sangat cocok dikembangkan didaerah ini.
Tabel 2. Konsumsi Daging Sapi Di Provinsi Sumatera Selatan Pada Tahun 1992-2012
Tahun Jumlah Konsumsi ( ton ) % Pertumbuhan
1992 26.571 -
1993 26.750 0,66
1994 34.833 23,20
1995 28.142 23,77
1996 25.111 -12,07
1997 19.750 -27,14
1998 18.083 -9,21
1999 22.111 18,21
2000 35.250 37,27
2001 38.275 7,90
2002 41.760 8,34
2003 45.840 8,90
2004 47.617 3,73
2006 33.103 -39,15
2007 32.669 -1,32
2008 48.103 32,08
2009 52.425 8,24

7
2010 54.038 2,98
2011 61.070 11,51
2012 65.983 7,44
Sumber : Dinas Peternakan Sumatera Selatan, 2012

5. Analisi SWOT
Untuk mendirikan suatu usaha penting untuk mengetahui aspek –aspek yang
mempengaruhi usaha tersebut. Aspek-aspek tersebut adalah aspek strength (kekuatan),
aspek weakness (kelemahan), aspek opportunities (peluang pasar), dan aspek threath
(ancaman).
a. Aspek strength (kekuatan)
- usaha budidaya sapi secara garis besar tidak lah sulit
- Kelurahan Eka Jaya memeiliki sarana yang mendukung untuk mendirikan usaha
tersebut, sarana akses transportasi, listrik, telekomunikasi sumber daya manusia
(dengan mengikutsertakan santri sebagai tenaga pengelolanya), akses keuangan
perbankan karena berada daerah perkotaan kota jambi.
- Dukungan kebijakan Pemerintah Daerah Jambi yang besar terhadap
pengembangan budidaya sapi didaerahnya.
- Harga jualnya yang stabil daripada ternak lain dan cendrung terus meningkat.
b. Aspek weaknes (kelemahan)
- Terbatasnya ketersediaan bibit ternak dan atau bakalan ternak
- Belum adanya pabrik makanan ternak.
c. Aspek opportunities (peluang)
- Cultur atau budaya masyarakat Jambi yang terus berkembang mengolah daging
menjadi beraneka makanan seperti rendang dalam pola makan kesehariannya.
- Untuk mencukupi permintaan pasar daging konsumsi masyarakat Jambi sebagian
besar masih didatangkan dari luar Provinsi Jambi khususnya daging ternak besar
(60%)
- Konsumsi perkapita perhari baru mencapai 8,74 Kg (84,85%) untuk daging
(sumber: Dinas Peternakan Provinsi Jambi)

8
d. Aspek threath (ancaman)
Ancaman yang akan selalu ada pada usaha peternakan adalah serangan wabah
penyakit dan harga pakan kosentrat yang kurang stabil.

BAB III
ASPEK PRODUKSI
9
1. Pakan Ternak.
Pakan ternak yang akan diberikan adalah hijauan ternak berupa rumput gajah dan
rumput liar disekitar perkebukan kelapa sawit. Selain itu sapi juga diberi kosentrat,
limbah sayur (kol), daun dan batang tebu, ampas tebu, kulit ubi kayu dan jerami padi,
dan pelepah sawit.
2. Penggemukan Sapi Potong
Sapi-sapi lokal yang terdapat di Indonesia, kesemuanya dapat digunakan untuk
penggemukan, akan tetapi tidaklah semua jenis sapi itu mempunyai prospek yang
sama untuk digemukkan. Pada bagian berikut akan di deskripsikan hal-hal yang
berkenaan dengan usaha penggemukkan sapi dalam usaha peternakan sapi potong.
Ada beberapa sistem penggemukan yang digunakan untuk sapi, diantaranya adalah :
- Pasture Fettening
Merupakan suatu sistem penggemukan sapi yang dilakukan dengan cara
menggembalakan sapi di padang pengembalaan. Teknik pemberian pakan dalam
sistem ini adalah dengan pengembalan.
- Dry Lot Fattening
Merupakan suatu sistem penggemukkan sapi dengan pemberian ransum atau pakan
yang mengutamakan biji-bijian, seperti jagung, sorgum atau kacang-kacangan.
Namun belakangan ini penggemukan sapi dengan sistem ini bukan hanya
memberikan satujenis biji-bijian saja, tetapi sudah merupakan suatu bentuk yang
diformulasi dari berbagai jenis bahan pakan konsentrat.
- Kombinasi Pasture dan Dry Lot Fattening
Di daerah tropis, pada musim banyak produksi hijauan ataupun rumput,
penggemukan sapi dilakukan dengan pasture, pada musim tertentu sepeti pada
musim kemarau, sewaktu produksi hjauan sudah sangat menurun, penggemukan
sapi diteruskan dengan sistem Dry Lot. Usaha budidaya sapi yang akan
dilaksanakan di pada PKP Al-Hidayah memakai sistim pengemukan sapi cara ini,
dikarenakan suhu kota jambi adalah suhu tropis

10
Usaha penggemukan sapi potong membutuhkan pemeliharaan yang relatif tidak sulit.
Berbeda dengan usaha sapi perah, yang pemeliharaannya harus sangat intensif.
Modalnya pun tidak terlalu besar, karena besarnya modal tergantung banyaknya sapi
bakalan yang akan digemukkan. Disamping itu singkatnya pemeliharaan yaitu 3 – 4
bulan juga menjadi faktor penunjang keberhasilan usaha ini. Dengan sistem
penggemukan yang dipadukan dengan usaha pertanian, misalnya penanaman jagung
dan sayur-sayuran. Maka usaha ini menjadi usaha tani terpadu tanpa limbah.

3. Sapi Bakalan
Sapi yang akan digemukkan biasanya disebut sebagai sapi bakalan. Sapi ini biasanya
berusia 15 – 20 bulan dan memiliki bobot hidup sekitar 200 – 300 kg. Kondisi nya
agak kurus tetapi sehat bertulang rangka agak besar.
Biasanya yang digunakan sebagai sapi bakalan adalah ternak yang berkelamin jantan.
Jenisnya bermacam-macam, ada jenis bakalan import dan lokal. Sapi bakalan yang
berasal dari galur impor ini biasanya pertumbuhannya lebih baik di banding sapi local.
Pertumbuhan bobot badan perharinya berkisar 1 – 1,5 kg/ekor/hari. Karena
kemampuan mengkonsumsi konsentratnya lebih baik, demikian pula dengan
metabolisme tubuhnya. Sehingga dalam waktu singkat mampu mencapai bobot badan
yang ideal 400 – 500 kg.

4. Pembibitan sapi
Pembibitan sapi adalah kegiatan budidaya menghasilkan bibit sapi. Persyaratan sapi
untuk dijadikan sapi bibit adalah sapi bibit harus sehat dan bebas dari cacat fisik
seperti cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal
serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya. Semua sapi
betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing serta tidak
menunjukan gejala mandul. Sapi jantan harus siap sebagai pejatan serta tidak memiliki
cacat pada alat kelaminnya. Dalam upaya memeproleh bibit yang berkualitas melalui
teknik perkawinan dapat dilakukan dengan cara kawin dan inseminasi buatan (IB).
Pada kawin alam rasio jantan banding betina diusahakan 1:8-10, sedangkan
inseminasi buatan memakai semen buatan SNI 01.4869.1-205 atau semen dari

11
pejantan yang sudah teruji kualitasnya dan dinyatakan bebas dari penyakit hewan
menular. Pelaksanaan kawin alam dan IB harus dilakukan pengaturan penggunaan
pejantan atau semen untuk menghindari perkawinan sedarah (inbreeding)
5. Pembuatan Kandang
Beberapa syarat pembuatan kandang sapi untuk penggemukan :
- Memberi kenyamanan bagi sapi-sapi yang digemukkan dan bagi si pemelihara
ataupun pekerja kandang.
- Memenuhi persyaratan bagi kesehatan sapi
- Ventilasi atau pertukaran udara yang sempurna
- Mudah dibersihkan
- Bahan-bahan yang digunakan dapat bertahan lama, tidak mudah lapuk, dan
biayanya relatif murah dan terjangkau oleh peternak pada umumnya.
- Tidak ada genangan air di dalam maupun luar kandang
Kontruksi Kandang
Sebaiknya dipilih bahan-bahan yang bersifat tahan lama, tidak menimbulkan refleksi
panas terhadap sapi yang ada dalam kandang. Lantai kandang dapat dibuat dari semen,
papan/kayu, atau tanah yang dipadatkan. Untuk dinding kandang disarankan dibuat
hanya pada daerah-daerah yang banyak angin dan angin tertiup keras. Atap kandang,
dapat berupa genting, daun tebu, daun kelapa, daun umbia, alang-alang atau ijuk.
Tempat ransum dan air minum, dapat dibuat dari tembok beton dengan lubang
permukaan air pada bagian bawah dan sebaiknya dibuat cekung.
Ukuran Kandang
Ukuran kandang untuk satu ekor sapi dewasa adalah sebagai berikut :
Panjang dan lebar lantai 2,10x1,45 m untuk sapi-sapi eks impor. Untuk sapi perah
jantan panjang tempat ransum beserta aiir minum adalah selebar tempat sapi yaitu
sekitar 1,45-1,50 m, tempat ransum panjangnya 25-100 cm, lebar 50 cm dan
kedalamannya 40 cm. Panjang tempat air minum adalah 45-55 cm, lebar 50 cm dan
kedalamannya 40 cm. Pada bagian belakang sapi dibuat selokan dengan lebar sekitar
25-30 cm dan kedalaman 15-20 cm. Jalan samping antara jalan kedua baris sapi pada
kandang tipe ganda harus dibuat dengan lebar 1 m.
6. Sistem Pemeliharaan dan Jangka Waktu

12
Sapi-sapi bakalan dipelihara selama 4 - 5 bulan. Sistem pemeliharaan yang intensif,
dengan pemberian pakan konsentrat 5 – 7 kg/ekor/sapi dikombinasikan dengan
hijauan 20 – 25 kg/ekor/hari.

7. Teknologi Mikroba Ramah Lingkungan

Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor mengembangkan sejenis mikroba yang harus
diberikan kepada sapi sebelum dilakukan program penggemukan. Tujuan dari
pemberian mikroba tambahan ini adalah untuk memperbaiki kondisi pencernaan sapi,
khususnya pada perut rumennya. Agar daya cerna sapi terhadap hijauan/ serat kasar
menjadi lebih baik.

8. Usaha Pengolahan Limbah Peternakan


Kotoran ternak sapi pedaging jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan
pencemaran lingkungan. Bahkan kegiatan penanganannya bisa dijadikan sebagai
sebuah bentuk usaha pengolahan limbah peternakan seperti biogas dan produksi
pupuk organik.

13
BAB IV
PROGRAM PELAKSANAAN USAHA

1. Kegiatan Pra Operasional


Jadwal Pelaksanaan Maret 2010 (hari) Biaya
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (Rp.)

1. Suvei Pasar -

2. Pembuatan Proposal -

Pengajuan dan presentasi


3. -
proposal

2. Kegiatan Operasional
Waktu Pelaksanaan (bulan)
No Rincian kegiatan I II III III IV
seterusnya
1 Pembuatan kandang
2 Penanaman Rumput
4 Pengadaan Sapi
5 Obat2an ternak dan
peralatan
6 Pelayaanan IB

14
BAB V

ASPEK FINANSIAL

Kebutuhan biaya dalam mendirikan usaha budidaya sapi ini meliputi


1. Biaya Investasi (Rp. 47.600.000)

Investasi Awal Jumlah Satuan Harga satuan Biaya (Rp)

1. Kandang 1 Paket 30.000.000


2. peralatan 4.000.000
2. Instalasi sumber air dan
listrik, meliputi:
- pembuatan sumur 1
bor 7.000.000
- pemyediaan pompa 1
Paket
air dan tanki air 2.000.000
- pemasangan 1
jaringan dan 1.100.000
pengadaan alat-alat
listrik

3. Instalasi bagunan
1 Paket 3.500.000
pegolahan pupuk

Total Investasi Awal 47.600.000

2. Biaya Produksi (Rp. 420.250.000) / perioede (4-5 bulan)


No Uraian Jml Satuan Harga Satuan (Rp.) Total Rp
Bakalan Sapi
- sapi betina 10 20.000.000 200.000.00
1 - sapi jantan 10 Ekor 20.000.000 0
200.000.00
0
Pembuatan Ransum dan
2 1 Paket 3.000.000
mikroba probiotik bio plus
3 Penghijauan 1 Paket 3.500.000
4 Obat-obatan & IB 1 Paket 1.000.000
Pengolahan pupuk kandang
: Kantong 1.000 3.000.000
5 3.000
- Kantong Pupuk Kg 500 1.500.000
- Bakteri pengaya
6 Biaya litrik & telepon 5 Bulan 150.000 750.000
10 Pekerja Kandang 3 Orang/bln 2.500.000 7.500.000
Total Biaya Produksi 420.250.00
0

3. Proyeksi Pendapatan (per periode)


15
Penjualan sapi hasil pengemukan (@ Rp. 22.500.000) = 15 x Rp. 22.500.000,-
= Rp. 450.000.000,-
Penjualan pupuk kandang (@ Rp. 10.000) = 3.000 x Rp. 10.000,-
= Rp. 30.000.000,-
Pendapatan = Rp. 450.000.000,- + Rp. 30.000.000,-
= Rp. 480.000.000,-
4. Proyeksi Keuntungan
a. Keuntungan = Pendapatan – Biaya Produksi
= Rp. 480.000.000,- - Rp. 420.250.000,-
= Rp. 59.750.000

b. anak sapi (pedet) hasil pembibitan dijadikan sapi bakalan dan sapi pembibitan..

16
BAB VI
STAKE HOLDER

1. Yang menerima Manfaat


Manfaat akan diterima adalah dalam bentuk keuntungan materi dan moril. Keuntungan
materi didapat pengelola usaha berupa uang keuntungan hasil usaha dan kemudahan
penyediaan daging bagi konsumsi masyarakat serta hasil sampingan produksi ternak
seperti kototan bisa dijadikan pupuk kandang bagi usaha pertanian dan makanan bagi
usaha perikanan.

2. Stake Holder
Stake holdernya adalah
a). Pemerintahan Daerah (Pemda) provinsi SUMSEL
b). Pemerintah Kota SUMSEL
c). Dinas Peternakan Provinsi SUMSEL dan Kota SUMSEL

3. Kepemilikan
Usaha Budidaya Sapi ini kepemilikannya berupa individu PT. PUTRA KEMBAR
MAKMUR

4. Pertanggung Jawaban
Semua kegiatan dan hasil usaha peternakan akan dipertanggung jawabkan pada:
a. Departemen Pertanian RI
b. Pemerintah Daerah Provinsi SUMSEL
c. Dinas Peternakan Provinsi SUMSEL
d. Pemeintah Kota SUMSEL
e. Dinas Peternakan Kota SUMSEL

17
BAB VII
Lay Out Kandang

10

9 7

1
8

9 6

2 3 4 4 5

11

Keterangan
1. Kandang pengemukan
2. Kandang pembibitan
3. Gudang Persiapan pakan dan ransum
4. gudang penyimpanan obat-obatan
5. Gudang Peralatan Kandang
6. Tempat Tinggal Teknisi & Karyawan
7. Tempat pengolahan kotoran menjadi pupuk
8. Sumur Bor sebagai sumber air bersih
9. Tanki penampung air
10. Akses Jalan
11. Pagar Kandang

18
Bab VIII
Struktur Organisasi

19
BAB IX
PENUTUP

Pengembangan budidaya sapi di Provinsi SUMSEL memiliki peluang usaha yang


sangat besar dan secara teknis, ekonomi dan finansial layak untuk dikembangkan. Dengan
sumber daya yang kami miliki dan sarana prasarana yang telah tersedia serta kebijakan
pemerintah pusat dan daerah yang turut mendukung, diharapkan usaha budidaya sapi
potong ini dapat mendatangkan manfaat bagi pengelola usaha dan membantu
mewujudkan tercapainya swasembada daging di Indonesia dan Provinsi SUMSEL.

20

Anda mungkin juga menyukai