Anda di halaman 1dari 14

RENCANA RINTISAN USAHA

PESERTA DIDIK

PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN WIRAUSAHA (PKW)

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT


PKBM
TUNAS HARAPAN
Alamat : Dusun Cipinangpait, Desa Cibuluh, Kec. Ujungjaya, Kab. Sumedang 45383
e-mail : pkbm.tunasharapan19@gmail.com, Telp. 081320231515
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………………………


B. Tujuan ………………………………………………………………………………………
C. Perumusan Visi Usaha ………………………………………………………………………………………
D. Perumusan Misi Usaha ………………………………………………………………………………………
E. Tujuan ………………………………………………………………………………………

II. Deskripsi Produk

A. Deskripsi Produk ………………………………………………………………………………………


B. Keunggulan Produk ………………………………………………………………………………………
C. Prospek Pasar ………………………………………………………………………………………
D. Target Pasar ………………………………………………………………………………………
E. Proyeksi Pengembangan Usaha ………………………………………………………………………………………

III. Pedoman Teknis dan Budidaya

A. Penyiapan Sarana dan ………………………………………………………………………………………


Peralatan
B. Kebutuhan Modal dan ………………………………………………………………………………………
Sumbernya

IV. PENUTUP
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang
Melihat kemajuan teknologi saat ini, masyarakat pada umumnya dan masyarakat kota padang
khususnya lebih banyak membuka usaha di bidang teknologi informasi seperti warnet yang
menjamur dimana mana, digital printing dan lain lain sehingga penulis menganalisa bahwa usaha di
bidang peternakan masih tergolong minim. Melihat kondisi tersebut penulis menyadari bahwa
persaingan bisnis makin hari semakin ketat, oleh karena itu maka penulis mencoba membuat sebuah
gebrakan baru berupa rencana usaha yang bergerak di bidang peternakan khususnya ternak ayam ras
petelur.

B. Perumusan Visi Usaha


Menjadi peternak ayam petelur kualitas terbaik dan dapat membantu kemajuan ekonomi
keluarga, masyarakat bangsa bahkan negara.

C. Perumusan Misi Usaha


a. Memproduksi telur ayam dengan kualitas terbaik.
b. Melakukan promosi untuk menarik pelanggan.
c. Memberikan promo pada saat-saat tertentu.
d. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

D. Tujuan
a. Dapat melakukan usaha pemeliharaan ayam petelur dengan baik dan memberikan manfaat yang
besar.
b. Dapat memasarkan Telur ayam dengan baik.
c. Dapat menjaga kelangsungan usaha dan mengembangkannya.
d. Dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain.
e. Dengan usaha ini pengalaman dan penghasilan penulis dapat bertambah
Masyarakat akan telur ayam cukup tinggi. Hal ini penulis bisa melihat dari kondisi lingkungan
masyarakat seperti rumah makan sehingga produksi telur ayam memiliki prospek ekonomi yang
bagus untuk dikembangkan. Selain manfaat yang didapatkan dari lahan usaha ini yaitu berupa
produksi telur ayam ras, juga bisa menikmati suasana alam yang sejuk dan asri, karena lokasi dari
lahan usaha ternak ayam ras petelur ini jauh dari pusat kota tapi transportasi terjangkau dengan baik
yaitu daerah Pemalang Jawa Tengah. Oleh karena itu, penulis akan mencoba untuk memaksimalkan
usaha ternak ayam ras petelur ini untuk dijadikan sarana bisnis dan sarana untuk memenuhi
kebutuhan pangan manusia.
BAB II
DESKRIPSI PRODUK

A. Deskripsi Produk
Hasil ternak ayam ras yang akan dilakukan akan menghasilkan telur ayam ras mentah yang
akan diproduksi ke berbagai tempat yang membutuhkan telur ayam ras seperti pasar tradisional,
hotel, rumah makan, restoran, dan lain lain.

B. Keungulan Prouduk
Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam
amino paling lengkap dibandingkan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dll.
Telur mempunyai citarasa yang enak sehingga digemari oleh banyak orang. Telur juga berfungsi
dalam aneka ragam pengolahan bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber
protein yang relatif murah dan mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur.
Kandungan gizi yang terdapat dalam 100 gram telur ayam atau lebih kurang 2 butir telur ayam
adalah sebagai berikut :
• 162 kcal Kalori
• 12,8 gram protein
• 11,5 gram lemak
• 0,7 gram karbohidrat
• 900 SI vitamin A
• 0,10 mg tiamin
Lahan usaha ternak ayam ras petelur memiliki prospek ekonomi yang baik. Telur ayam
merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana.
Selain itu, konsumsi.

C. Prospek Pasar
Produksi telur ayam ras di kota Sumedang telah memiliki pasar yang jelas. Hampir semua
peternak telur ayam ras memiliki hubungan dengan pedagang yang siap menerima hasil produksi
telur ayam ras seperti rumah makan, restaurant, cafe dan lain lain serta hubungan itu tak akan pernah
putus selagi manusia berkeinginan hidup sehat.
Target pasar usaha ini adalah pasar tradisional, toko-toko grosiran, rumah makan, restaurant,
dan warung nasi sehingga kebutuhan akan telur ayam masih tergolong tinggi dan pemenuhannya
masih terbatas pada pasar tradisional pada umumnya. Sementara itu kecenderungan pasar akan telur
ayam masih tergolongkan pada secondary goods, namun permintaan pasar masih tinggi. Sebaliknya
pada segmen hotel dan restoran yang kebutuhan akan telur ayam cukup tinggi distributor telur ayam
masih minim dan masih sangat dibutuhkan. Kecenderungan dari hotel dan restoran yang paling
penting untuk disikapi adalah pelayanan akan faktor penyediaan barang, mulai dari ketepatan waktu,
jenis pambayaran, layanan purna jual, dan yang paling utama penurunan harga jual.

D. Target Pasar
Pada awal pengembangan usaha ini, pemasaran produk difokuskan pada rumah makan-makan,
lestouran, dan pasar tradisional seperti pasar Ujungjaya, pasar Kadipaten dan lain lain. Produk telur
ayam ras yang dihasilkan akan dipasarkan ke / melalui :
1. Agen baik dalam skala besar maupun kecil, yang selanjutnya akan dikirim ke berbagai wilayah
Kota Sumedang dan sekitarnya seperti Majalengka, Indramayu, Subang, dll.
2. Sebagai gambaran, permintaan pasar induk seperti pasar Cibuluh, Cikamurang, Ujungjaya,
Kadipaten, atas produk telur ayam ras ini sangat tinggi sehingga untuk skala produksi yang
direncanakan dalam perencanaan usaha ini pemasarannya sudah cukup melalui pasar induk.
3. Hotel, restoran dan rumah makan. Pemasaran direncanakan akan dilaksanakan melalui sektor
tersebut apabila produksi telah stabil serta sarana dan prasarana telah memadai.

E. Proyeksi pengembangan usaha


Usaha ini dikategorikan sebagai usaha kecil menurut banyak pakar ekonomi, namun usaha
tersebut dipandang sebagai tulang punggung dalam salah satu pemulihan ekonomi Indonesia. Untuk
itu pengembangan budidaya telur ayam ras ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu: tahap industri
kecil awal, tahap industri kecil lanjut, dan tahap industri menengah :
1. Tahap Industri Kecil Awal
 Tahap ini merupakan langkah awal menuju terbentuknya industri padat karya yang kuat dan
kokoh
 Menerapkan standar produksi yang tepat untuk mengoptimalkan hasil budidaya ayam petelur.
 Penyempurnaan sistem produksi, keuangan dan distribusi.
Tahap industri kecil awal ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri kecil yang
kokoh.
2. Tahap Industri Kecil Lanjut
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap industri kecil awal. Setelah kebutuhan dana
mencukupi, dan seluruh kekurangan telah dapat diatasi, maka dimulailah industri kecil lanjut
yang ditargetkan untuk memiliki perijinan dan pembentukan badan usaha. Industri ini diharapkan
mampu menyerap banyak tenaga kerja, mulai dari pekerja kasar di bagian produksi hingga
profesional di bidang pemasaran dan administrasi.
Tahap industri kecil lanjut ini merupakan jembatan menuju berdirinya industri menengah
nasional. Tahap industri kecil lanjut itu sendiri diharapkan dari 1000 ekor mampu memproduksi
930 butir telur (80 %) per bulan. Investasi yang dibutuhkan untuk tahap industri kecil lanjut ini
diperkirakan berkisar antara 50 hingga 60 juta rupiah.
3. Tahap Industri Menengah Nasional
Secara umum, tahap industri menengah adalah perluasan dari industri kecil, mulai dari sistem,
kapasitas produksi hingga ekspansi distribusinya. Tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan
ekspor. Tahap ini diharapkan mampu menyerap sedikitnya 50 tenaga kerja. Investasi yang
diperlukan masih dalam analisis.
BAB III
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

A. Penyiapan Sarana dan Peralatan


Kandang
Iklim kandang yang cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur
berkisar antara 32,2–35 °C, kelembaban berkisar antara 60–70%, penerangan dan atau pemanasan
kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan
tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yang baik, jangan membuat kandang
dengan permukaan lahan yang berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan
aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dengan sistem terbuka agar
hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang. Untuk kontruksi kandang tidak
harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
Selanjutnya perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat
pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan dan sistem alat penerangan.
Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya dibagi menjadi dua:
1. Sistem kandang koloni, satu kandang untuk banyak ayam yang terdiri dari ribuan ekor ayam
petelur;
2. Sistem kandang individual, kandang ini lebih dikenal dengan sebutan batreai.
Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan
karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam
peternakan ayam petelur komersial.
Jenis kandang berdasarkan lantainya dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Kandang dengan lantai liter, kandang ini dibuat dengan lantai yang dilapisi kulit padi,
pesak/sekam padi dan kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;
2. Kandang dengan lantai kolong berlubang, lantai untuk sistem ini terdiri dari bantu atau kayu kaso
dengan lubang-lubang diantaranya, yang nantinya untuk membuang tinja ayam dan langsung ke
tempat penampungan;
3. Kandang dengan lantai campuran liter dengan kolong berlubang, dengan perbandingan 40% luas
lantai kandang untuk alas liter dan 60% luas lantai dengan kolong berlubang (terdiri dari 30% di
kanan dan 30% di kiri).

Peralatan
Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak
ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari
kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang
antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat
dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yang cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan
dididing kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah
pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar
tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setelah bertelur dan
dibuat lubah yang lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.
Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran
jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan
letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu atau apa saja yang kuat
dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus

Persiapan Bibit
Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
1) Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya.
2) Pertumbuhan dan perkembangan normal.
3) Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.
Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken) /ayam umur sehari:
1) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
2) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
3) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya
4) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
5) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
6) Tidak ada letakan tinja diduburnya.

Pemilihan Bibit dan Calon Induk


Penyiapan bibit ayam petelur yang berkreteria baik dalam hal ini tergantung sebagai berikut:
Konversi Ransum
Konversi ransum merupakan perabandingan antara ransum yang dihabiskan ayam dalam
menghasilkan sejumlah telur. Keadaan ini sering disebut dengan ransum per kilogram telur. Ayam
yang baik akan makan sejumlah ransum dan menghasilkan telur yang lebih banyak/lebih besar
daripada sejumlah ransum yang dimakannya. Bila ayam itu makan terlalu banyak dan bertelur
sedikit maka hal ini merupakan cermin buruk bagi ayam itu. Bila bibit ayam mempunyai konversi
yang kecil maka bibit itu dapat dipilih, nilai konversi ini dikemukakan berikut ini pada berbagai bibit
ayam dan juga dapat diketahui dari lembaran daging yang sering dibagikan pembibit kepada
peternak dalam setiap promosi penjualan bibit ayamnya.
Produksi Telur
Produksi telur sudah tentu menjadi perhatian. Dipilih bibit yang dapat memproduksi telur
banyak. Tetapi konversi ransum tetap utama sebab ayam yang produksi telurnya tinggi tetapi
makannya banyak juga tidak menguntungkan.

Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha
pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan
preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label
yang dari poultry shoup. Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter
(umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
1. Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar
4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
2. Kwantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur
1-7 hari) 17 gram/hari/ekor; minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor; minggu ke-3
(umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.
Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.
Kualitas dan kwantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
1. Kwalitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%; serat kasar
4,5%; kalsium (Ca) 1%; Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
2. Kwantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur
30-36 hari) 111 gram/hari/ekor; minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor; minggu ke-
7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51 - 57 hari) 161
gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur
3. Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam, dalam hal ini dikelompokkan dalam 2 (dua)
fase yaitu:
 Fase starter (umur 1-29 hari) kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu,
yaitu:
 Minggu Ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor;
 Minggu Ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor;
 Minggu Ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan
 Minggu Ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.
Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur h sebanyak 122,6 liter/100 ekor.
Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress
kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
 Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing - masing minggu yaitu:
 Minggu Ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor;
 Minggu Ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor;
 Minggu Ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan
 Minggu Ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

Pemberian Vaksinasi dan Obat


Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalian penyakit virus yang menulardengan cara
menciptakan kekebalan tubuh. Pemberiannya secara teratur sangat penting untuk mencegah
penyakit. Vaksin dibagi menjadi 2 macam yaitu:
Vaksin aktif adalah vaksin mengandung virus hidup. Kekebalan yang ditimbulkan lebih lama
daripada dengan vaksin inaktif/pasif. Vaksin inaktif, adalah vaksin yang mengandung virus yang
telah dilemahkan/dimatikan tanpa merubah struktur antigenic, hingga mampu membentuk zat kebal.
Kekebalan yang ditimbulkan lebih pendek, keuntungannya disuntikan pada ayam yang diduga sakit.
Macam-macam vaksin:
 Vaksin NCD vrus Lasota buatan Drh Kuryna
 Vaksin NCD virus Komarov buatan Drh Kuryna (vaksin inaktif)
 Vaksin NCD HB-1/Pestos.
 Vaksin Cacar/pox, virus Diftose.
 Vaksin anti RCD Vaksin Lyomarex untuk Marek.
Persyaratan dalam vaksinasi adalah:
 Ayam yang divaksinasi harus sehat
 Dosis dan kemasan vaksin harus tepat.
 Sterilisasi alat-alat.

Pemeliharaan Kandang
Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara
secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya
segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa
mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
Panen
Hasil utama dari budidaya ayam petelur adalah berupa telur yang diahsilkan oelh ayam.
Sebaiknya telur dipanen 3 kali dalam sehari. Hal ini bertujuan agar kerusakan isi tlur yang
disebabkan oleh virus dapat terhindar/terkurangi. Pengambilan pertama pada pagi hari antara pukul
10.00-11.00; pengambilan kedua pukul 13.00-14.00; pengambilan ketiga (terakhir)sambil mengecek
seluruh kandang dilakukan pada pukul 15.00-16.00.
Hasil tambahan yang dapat dinukmati dari hasil budidaya ayam petelur adalah daging dari
ayam yang telah tua (afkir) dan kotoran yang dapat dijual untuk dijadikan pupuk kandang.
Pengumpulan Telur yang telah dihasilkan diambil dan diletakkan di atas egg tray (nampan
telur). Dalam pengambilan dan pengumpulan telur, petugas pengambil harus langsung memisahkan
antara telur yang normal dengan yang abnormal. Telur normal adalah telur yang oval, bersih dan
kulitnya mulus serta beratnya 57,6 gram dengan volume sebesar 63 cc. Telur yang abnormal
misalnya telurnya kecil atau terlalu besar, kulitnya retak atau keriting, bentuknya lonjong.
Setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau tinja ayam
dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus, dicuci secara
khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur tetas.
Pembersihan, setelah telur dikumpulkan, selanjutnya telur yang kotor karena terkena litter atau
tinja ayam dibershkan. Telur yang terkena litter dapat dibersihkan dengan amplas besi yang halus,
dicuci secara khusus atau dengan cairan pembersih. Biasanya pembersihan dilakukan untuk telur
tetas.

B. Kebutuhan Modal dan Sumbernya


Dana yang akan akan dibutuhkan untuk membangun usaha ini adalah dari dana pribadi, swadaya
serta donatur-donatur yang siap untuk bekerjasama. Untuk awalnya para peserta program kecakapan
wirausaha (PKW) akan mencoba berbisnis dengan para peternak yang sudah berpengalaman dalam
bidang telur ayam ras. Apabila bisnis ini berjalan dengan baik dan memberikan keuntungan yang
berkelanjutan kedepannya peserta akan berusaha untuk memproduksi telur ayam ras sendiri dalam skala
usaha yang kecil mapupun skala usaha yang lebih besar di kemudian hari. Adapun estimasi anggaran
yang penulis gunakan sebagai langkah awal usaha ini adalah sebagai berikut :
 Analisis Ekonomi Budidaya Ayam Petelur
Investasi
Peralatan Harga
pembuatan kandang Rp. 3.525.500
pengadaan bibit ayam petelur Rp. 2.132.500
rak ayam Rp. 1.832.400
ayakan Rp. 132.500
sewa lahan Rp. 2.220.500
mesin giling pakan Rp. 1.624.000
terpal dan timba Rp. 68.500
timbangan Rp. 2.522.200
selang Rp. 62.900
tempat makan dan minum ayam petelur Rp. 272.500
Peralatan tambahan yang lainnya Rp. 62.400
Jumlah Investasi Rp. 14.455.900

Biaya Operasional per Bulan


Biaya Tetap Nilai
Penyusutan pembuatan kandang 1/62 x Rp 3.525.500 Rp. 56.863
Penyusutan pengadaan bibit ayam 1/62 x Rp. 2.132.500 Rp. 34.395
Penyusutan rak ayam 1/62 x Rp 1.832.400 Rp. 29.555
Penyusutan ayakan 1/44 x Rp 187.500 Rp. 4.261
Penyusutan sewa lahan 1/62 x Rp. 2.220.500 Rp. 35.815
Penyusutan mesin giling pakan 1/62 x Rp 1.624.000 Rp. 26.194
Penyusutan terpal dan timba 1/44 x Rp. 68.500 Rp. 1.557
Penyusutan timbangan 1/62 x Rp. 2.522.200 Rp. 40.681
Penyusutan selang 1/44 x Rp. 62.900 Rp. 1.430
Penyusutan tempat makan dan minum ayam petelur 1/44 x Rp. 272.500 Rp. 6.193
Penyusutan peralatan tambahan 1/44 x Rp. 62.400 Rp. 1.418
gaji karyawan Rp. 1.600.000
Total Biaya Tetap Rp. 1.838.361

Biaya Variabel
pakan ayam Rp. 128.000 x 30 = Rp. 3.840.000
minuman Rp. 36.000 x 30 = Rp. 1.080.000
karung Rp. 23.500 x 30 = Rp. 705.000
alat habis pakai Rp. 25.500 x 30 = Rp. 765.000
vitamin Rp. 17.500 x 30 = Rp. 525.000
pakan tambahan Rp. 9.500 x 30 = Rp. 285.000
vaksin atau obat Rp. 24.000 x 30 = Rp. 720.000
BBM Rp. 25.000 x 30 = Rp. 750.000
alat lainnya Rp. 12.500 x 30 = Rp. 375.000
air dan listrik Rp. 31.500 x 30 = Rp. 945.000
Total Biaya Variabel Rp. 9.990.000

Total Biaya Operasional


Biaya tetap + biaya variabel = Rp. 11.828.361

Pendapatan per Bulan


23 kg x Rp. 22.000 = Rp. 506.000
Rp. 506.000 x 30 hr = Rp. 15.180.000

Keuntungan per Bulan


Laba = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional
Rp. 15.180.000 – 11.828.361 = Rp. 3.351.639
BAB IV
PENUTUP

Membuat perencanaan usaha adalah hal yang paling mendasar jika kita ingin terjun kedalam dunia
usaha, terlebih di dalam perencanaan tersebut kita akan mengetahui perhitungan apa saja yang
dibutuhkan agar ketika kita berniat untuk mengawali suatu usaha kita telah memiliki gambaran mengenai
modal, keuntungan, dan kerugian apa yang akan kita temui.

Dewasa ini kebutuhan telur dalam negeri terus meningkat sejalan dengan peningkatan pola hidup
manusia dalam meningkatkan kebutuhan akan protein hewani yang berasal dari telur. Selain itu juga
adanya program pemerintah dalam meningkatkan gizi masyarakat terutama anak-anak. Kebutuhan akan
telur yang terus meningkat tidak diimbangi dengan produksi telur yang besar sehingga terjadilah
kekurangan persediaan telur yang mengakibatkan harga telur mahal.

Dengan melihat kondisi tersebut budidaya ayam petelur dapat memberikan keuntungan yang
menjanjikan bila di kelola secara intensif dan terpadu.

Anda mungkin juga menyukai