Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pelaksanaan PKL


Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak sawit dan inti sawit
merupakan salah satu komoditi yang sangat penting dalam mendorong perekonomian
Indonesia umumnya dan provinsi jambi khususnya. Sebagai penghasil devisa negara
kelapa sawit merupakan salah satu komoditi yang memberikan sumbangan yang sangat
berarti dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, sehingga telah mendorong
pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan ekspor minyak kelapa sawit (jefry
sihombing 2016)
Kelapa sawit yang diproduksi kemudian diolah menjadi CPO (Crude Palm
Oil) dan PKO (Palm Kernel Oil). CPO dan PKO ini kemudian dijual baik di dalam
negeri (domestik) maupun di luar negeri (ekspor). Di pasar ekspor, minyak kelapa sawit
merupakan salah satu dari minyak nabati. Volume ekspor minyak sawit mentah
(CPO/Crude Palm Oil) asal Indonesia terus meningkat signifikan selama enam tahun
terakhir (2010-2015), mencapai 94,27%, yakni dari 8,66 juta ton pada tahun 2010,
meningkat drastis menjadi 16,83 juta ton pada tahun 2016. India dan China adalah pasar
ekspor utama Indonesia untuk CPO, rata-rata mencapai 41,90% per tahun dari total
volume ekspor produk sawit tersebut selama 2004-2009. Bahkan, pada tahun 2009,
pasar ekspor dua negara itu menyerap 48,38% volume ekspor CPO. Kinerja ekspor
produk CPO semakin meningkat ke negara-negara Uni Eropa, dengan peningkatan
mencapai 113,26% selama enam tahun terakhir, yakni dari 1,47 juta ton tahun 2010
menjadi 3,14 juta ton tahun 2016 (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, 2016).
1.2. Tujuan PKL
Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus mempunyai tujuan yang jelas agar
dalam mencapai apa yang diinginkan dari pelaksaanan kegiatan itu. Seperti halnya PKL
dapat membawa manfaat bagi beberapa pihak yaitu mahasiswa/i, universitas, dan bagi
instansi tempat mahasiswa/i itu melakukan Praktek Kerja Lapangan.
Adapun tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini
adalah :
1

1. Untuk membandingkan/mengaplikasikan teori-teori yang diperoleh di bangku


perkuliahan dengan praktek kerja yang nyata dilapangan.
2. Dapat mengoperasikan dan menganalisis kerusakan perawatan maintanance,over
houl dengan baik dan benar.
3. Untuk

menambah

wawasan,

pandangan,

pengetahuan

serta

pengalaman

mahasiswa/i terhadap aktivitas harian perusahaan atau instansi secara nyata.


4. Mempersiapkan mental mahasiswa/i yang mantap dalam menghadapi lingkungan
kerja di tengah-tengah masyarakat.
5. Melatih mahasiswa/i meningkatkan ketrampilan diri dalam melakukan pekerjaan di
perusahaan atau instansi, juga dapat bekerja sama.
6. Mengetahui sistem organisasi/manajeman perusahaan di tempat

Pengenalan

Lapangan.
7. Untuk memperkenalkan pada situasi kerja yang sebenarnya yaitu dalam
mengerjakan tugas-tugas rutin suatu instansi, menjalin hubungan kerja dengan para
karyawan yang memiliki perbedaan dari segi tingkat umur dan pengalaman.
1.3. Manfaat PKL
1.3.1. Untuk Mahasiswa
a. Mengetahui lebih banyak tentang tempat Kuliah Kerja Praktek terkait berdasarkan
sejarahnya, tujuannya, proses produksi, produk dan permasalahan yang ada
didalamnya.
b. Memperoleh pengalaman kerja terutama yang berkaitan dengan analisis dan
penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.
c. Sebagai wadah untuk melatih diri dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah di lapangan kerja.
d. Sebagai bahan penulisan laporan Kuliah Kerja Praktek yang nantinya akan
dijadikan sebagai acuan untuk penulisan Tugas Akhir/Karya Akhir.
1.3.2. Untuk Perguruan Tinggi
a. Menjalin dan meningkatkan kerjasama Perguruan Tinggi denganPerusahaan.
b. Mendapatkan informasi mengenai penerapan ilmu manajemen, produksi dan
hal-hal lainnya yang dapat digunakan sebagai acuan perbaikan kurikulum
pendidikan di perguruan tinggi agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan di
lapangan kerja.
c. Sebagai sarana promosi untuk mengenalkan Program S1 di STITEKNAS
JAMBI jurusan TEHNIK MESIN kepada masyarakat khususnya Perusahaan.
2

1.3.3. Untuk PT. BBB CPO MILL.


a. Sebagai bentuk dukungan Perusahaan terhadap pendidikan nasional dan
pengembangan sumber daya manusia Indonesia.
b. Sebagai tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pendidikan.
c. Sebagai bahan rujukan untuk mengetahui eksistensi perusahaan dilihat dari
sudut pandang masyarakat khususnya mahasiswa yang melakukan Kuliah
Kerja Praktek.
d. Ruang Lingkup Kuliah Kerja Praktek di PT. BRAHMA BHINA BHAKTI
CPO MILL meliputi ruang lingkup sebagai berikut :
1) Manajemen Perusahaan
Mencakup segala sesuatu tentang struktur organisasi perusahaan, tata
letak pabrik, tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, standar produksi.
2) Produksi
Meliputi tentang berbagai proses produksi yang dilakukan di pabrik
untuk melakukan pengolahan bahan baku(TBS) menjadi produk setengah
jadi (CPO dan Kernel)
1.4. Batasan Permasalahan
1. Setiap mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan harus melakukan kerja praktek
pada perusahaan atau lembaga/instansi pemerintah atau swasta.
2. Kerja praktek dilakukan di PT. BRAHMA BHINA BHAKTI CPO MILL JAMBI ,
yaitu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO
(Crude Palm Oil) dan Kernel. Secara khusus, kerja praktek dilakukan pada analisa
terhadap kadar Asam Lemak Bebas ( FFA), moist (kadar air), kadar kotoran (Dirt),
Oil Loses serta Total Loses untuk kernel.
3. Kerja praktek ini harus bersifat latihan kerja yang berdisiplin dan bertanggung
jawab sesuai dengan aturan pada perusahaan bersangkutan.

1.5. Waktu dan Tempat


Waktu kegiatan pelaksanan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan pada
tanggal 15 juli 2016 s.d. 30agustus 2016 di WORKSHOP MAINTANANCE
PT.BRAHMA BHINA BHAKTI.
Materi-materi yang dipelajari :
3

Latar belakang perusahaan : sejarah, pengolahan, aspek-aspek sosial-ekonomi,


tenaga kerja.

Proses pengolahan dari bahan baku, tahap-tahap produksi serta satuan operasi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(ASPEK UMUM)
2.1. Tanaman Kelapa Sawit

Asal tanaman kelapa sawit secara pasti belum bisa diketahui.Namun, ada dugaan kuat
tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu Amerika Selatan dan Afrika (Guenia).Spesies
Elaeis melanococca atau Elaeis oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan spesies
Elaeis guineensis berasal dari Afrika (Guenia).
Klasifikasi tanaman kelapa sawit:
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Keluarga

: Palmaceae

Sub keluarga : Cocoideae


Genus

: Elaeis

Spesies

: Elaeis guineensis Jack

Gambar 3.1. Buah Sawit

(Sastrosayono, 2003)
Tanaman Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan salah satu tanaman
perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit
telah berkembang hampir di seluruh Indonesia. Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit
yang telah dikenal. Varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging
buah atau berdasarkan warna kulit buahnya. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging
buah, dikenal beberapa varietas antara lain :
1. Dura
Tempurung dura cukup tebal antara 2 8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada
bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap
buah variasi antara 35 50%. Kernel (daging biji) biasanya besar dengan kandungan minyak
yang rendah. Dalam persilangan varietas dura dipakai sebagai pohon induk betina.
2. Pesifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya
tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis.
Jenis pesifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas
ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh
sebab itu dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara
pesifera dengan dura akan menghasilkan varietas tenera.
3. Tenera
Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu dura dan
pesifera. Varietas inilah yang banyak ditanam diperkebunan pada saat ini. Tempurung sudah
5

menipis, ketebalannya berkisar antara 0,54mm, dan terdapat lingkaran sabut disekelilingnya.
Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 6096%. Tandan buah yang dihasilkan
oleh tenera lebih banyak dari pada dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil
(Marunduri, 2009).

Gambar 3.2. Jenis-Jenis dari Biji Sawit


Didalam Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang disebut bahan mentah adalah kelapa sawit
atau biasa disebut Tandan Buah Segar (TBS). Setelah diolah TBS akan menghasilkan minyak,
yang mana minyak kelapa sawit tersebut terdiri dari dua macam, yang pertama minyak yang
berasal dari daging buah yang dihasilkan dari perebusan dan pemerasan. Minyak sawit ini
dikenal sebagai minyak sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO). Dan yang kedua minyak
yang berasal dari inti sawit, dikenal sebagai minyak inti sawit atau Palm kernel Oil (PKO)

2.2. Minyak dan Lemak


Minyak atau lemak adalah substansi yang bersifat non soluble di air (hidrofobik)
terbuat dari satu mol gliserol dan tiga mol asam lemak. Minyak dan lemak adalah senyawa
ester yang terbentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat. Sebagian besar
lemak dan minyak dalam alam terdiri atas 98-99% trigliserida. Trigliserida adalah ester
gliserol, suatu alkohol terhidrat dan asam lemak yang tepat disebut triasilgliserol (Almatsier,
2004).
Lemak dan minyak meskipun struktur kimianya sama, namun menunjukkan
keragaman yang besar dalam sifat-sifat fisiknya, yakni :
1. Sifat fisik yang paling jelas adalah tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh
adanya asam lemak berantai karbon panjang dan tidak adanya gugus-gugus polar.

2. Viskositas minyak dan lemak cair biasanya bertambah dengan bertambah panjangnya
rantai karbon, berkurang dengan naiknya suhu dan berkurang ketidakjenuhan
rangkaian karbonnya.
3. Lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Berat jenis lemak (jenuh) lebih
tinggi daripada trigliserida yang tidak jenuh. Berat jenisnya menurun dengan
bertambahnya suhu.
4. Lemak adalah campuran trigliserida dalam bentuk padat dan terdiri dari suatu fase
padat dan fase cair. Kristal dari fase padat terpisah dan dengan tekanan
menggunting/memisah yang cocok, dapat bergerak sendiri lepas dari kristal lain. Jadi,
lemak mempunyai struktur seperti benda padat plastik.
2.3. Sifat dan Karakteristik Minyak
Minyak sawit adalah suatu trigliserida yaitu senyawa gliserol dan asam lemak. Sesuai
dengan rantai asam lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat dan
linoleat. Minyak sawit bewarna merah jingga karena kandungan karotenoida (terutama karotena), beronsistensi setengah pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur banyak
ditentukan oleh kadar ALB-nya), dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang
rendah, bau dan rasanya cukup enak.
Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang
berbeda-beda. Panjang rantai antara 14-20 atom karbon. Dengan demikian sifat minyak sawit
ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut. Sesuai dengan panjang
rantai dan sifat-sifat asam lemak yang ada dalam minyak sawit, kandungan asam lemak yang
terbanyak adalah asam lemak tak jenuh oleat dan linoleat,dan minyak sawit termasuk
golongan minyak asam oleat-linoleat (Mangoensoekarjo,2004).
2.3.1 Sifat Fisik Minyak Dan Lemak
Sifat fisika-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor, kelarutan, titik
cair dan polymorphism, titik didih (boiling point), titik pelunakan, slipping poin, bobot jenis,
indeks bias, titik kekeruhan (turbidity point). Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen
yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserin tidak
berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan oleh adanya pigmen karoten yang larut
dalam minyak. Bau dan flavour dalam minyak terdapat secara alami juga terjadi akibat
kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan
betaionine. Titik cair bergantung pada asam lemak yang terkandung dalam minyak tersebut.
2.3.2 Sifat Kimia Minyak Dan Lemak

Pada umumnya asam lemak jenuh dari minyak mempunyai rantai lurus
monokarboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap. Reaksi penting pada minyak dan
lemak adalah reaksi hidrolisis, oksidasi dan hidrogenasi.
a. Hidrolisis
Dalam reaksi hidrolisis, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam lemak bebas
dan gliserol. Reaksi hidrolisis yang dapat megakibatkan kerusakan minyak atau lemak karena
tercapainya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut. Minyak atau lemak dapat
dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak karena adanya air. Reaksi ini dipercepat oleh
basa, asam dan enzim-enzim. Hidrolisis oleh enzim lipase akan menyebabkan kadar asam
lemak bebas menjadi tinggi (Ketaren,1986).
b. Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan
minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak, Oksidasi
biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta
asam-asam lemak bebas (Ketaren,1986).
c. Hidrogenasi
Hidrogenasi disebut pengerasan, menyebutkan penjenuhan/ikatan rangkap dalam
rangkaian asam lemak dari trigliserida. Dua akibat yang ditimbulkan yaitu titik cair lemak
atau minyak akan naik,dan lemak atau minyak menjadi lebih stabil (Andry, 2008).
2.4. Minyak Kelapa Sawit Mentah (CPO)
CPO diperoleh dari daging buah kelapa sawit.CPO mengandung sekitar 500 700 ppm
karoten dan merupakan bahan pangan sumber karoten alami terbesar.Oleh karena itu CPO
berwarna merah jingga.Disamping itu jumlahnya juga cukup tinggi.Minyak kelapa sawit ini
diperoleh dari mesokarp buah kelapa sawit melalui ekstraksi dan mengandung sedikit air serta
serat halus, yang berwarna kuning sampai merah dan berbentuk setengah padat pada suhu
ruang.Dengan adanya air dan serat halus tersebut menyebabkan CPO tidak dapat langsung
digunakan sebagai bahan pangan maupun non pangan (Naibaho, 1996).

Gambar. 3.5. CPO Standar Berwarna Jingga Kemerah-merahan


Bentuk setengah padat CPO disebabkan oleh kandungan asam lemak jenuh yang tinggi,
sekitar 50% asam lemak yang ada merupakan asam lemak jenuh dengan
komponen utama asam palmitat, sekitar 40% asam lemak tidak jenuh tunggal (asam oleat) dan
sekitar 10% asam lemak tidak jenuh jamak (asam linoleat). Asam palmitat bentuk bebas dan
bentuk terikat sebagai monopalmitin, dipalmitin dan tripalmitin memiliki titik leleh yang relatif
tinggi (di atas 600C), sehingga pada suhu ruang senyawa tersebut berbentuk padat (Belitz dan
Grosh, 1987).

2.4.1. Parameter Mutu CPO


a) Kadar Kotoran
Kadar pengotor dan zat terlarut adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang tidak
larut dalam minyak, pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen zat pengotor
terhadap minyak atau lemak. Pada umumnya, penyaringan hasil minyak sawit dilakukan
dalam rangkaian proses pengendapan yaitu minyak sawit jernih dimurnikan dengan
sentrifugasi. Dengan proses tersebut kotoran-kotoran yang berukuran besar memang dapat
disaring. Akan tetapi, kotoran-kotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak bisa disaring,
hanya melayang-layang didalam minyak sawit sebab berat jenisnya sama dengan minyak
sawit. Padahal alat sentrifugasi tersebut dapat berfungsi dengan prinsip kerja yang
berdasarkan pada perbedaaan berat jenis (Marunduri, 2009).
Kotoran yang terdapat pada minyak terdiri dari tiga golongan, yaitu :
1. Kotoran yang tidak terlarut dalam minyak (fat insolube) dan terdispersi dalam minyak.
Kotoran yang terdiri dari biji atau partikel jaringan, lendir dan getah serat-serat yang
berasal dari kulit abu atau material yang terdiri dari Fe, Cu, Mg, dan Ca, serta air dalam
jumlah kecil. Kotoran seperti ini dapat diatasi dengan cara mekanis yaitu dengan cara
pengendapan dan sentrifugasi. Kadar pengotor dalam minyak sawit berupa logam seperti
besi, tembaga, dan kuningan biasanya berasal dari alat-alat pengolahan yang digunakan.
2. Kotoran yang berbentuk suspensi koloid dalam minyak
Kotoran ini terdiri dari pospolipid, senyawa yang mengandung nitrogen dan senyawa
kompleks lainnya. Kotoran dapat dihilangkan dengan menggunakan uap panas, sentrifugasi,
atau penyaringan dengan menggunakan adsorben.
3. Kotoran yang terlarut dalam minyak (fat soluble compound)
Kotoran yang termasuk dalam golongan ini terdiri dari asam lemak bebas, sterol,
hidrokabon, monogliserida dn digliserida yang dihasilkan dari hidrolisis trigliserida, zat
warna yang terdiri dari karatenoid, klorofil. Zat warna lainnya yang dihasilkan dari proses
oksidasi dan dekomposisi minyak yang terdiri dari keton, aldehida dan resin serta zat lannya
yang belum teridentifikasi (Ketaren, 1986).
9

b) Kadar Asam Lemak Bebas


Bilangan asam/kadar asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta
dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak atau dengan kata lain kadar asam lemak
bebas dihitung sebagai persentase berat (b/b) dari asam lemak bebas yang terkandung dalam
minyak sawit mentah (CPO) dimana berat molekul asam lemak bebas tersebut dianggap
sebesar 256 (sebagai asam palmitat). Bilangan asam dinyatakan sebagai jumlah miligram
KOH 0,1 M maupun NaOH 0,1 M yang digunakan untuk menetralkan asam lemak bebas
yang terdapat dalam 1 gram minyak atau lemak. Kadar asam lemak bebas pada minyak atau
lemak hasil ekstraksi dapat ditentukan dengan cara titrasi. Angka asam lemak bebas
dinyatakan dalam % asam lemak yang dianggap dominan pada sampel produk yang sedang
dianalisis. Kadar asam lemak bebas merupakan banyaknya asam lemak bebas yang dihasilkan
dari proses hidrolisis minyak. Banyaknya asam lemak bebas dalam minyak menunjukkan
penurunan kualitas minyak. Penentuan asam lemak bebas atau biasa disebut dengan FFA
yang merupakan singkatan dari Free Fatty Acid sangat penting kaitannya dengan kualitas
lemak. Karena bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang
terdapat dalam lemak. Semakin besar angka ini berarti kandungan asam lemak bebas semakin
tinggi, sementara asam lemak bebas yang terkandung dalam sampel dapat berasal dari proses
hidrolisis ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Karena proses hidrolisis dapat
berlangsung dengan penambahan asam dan dibantu oleh panas. Menurut Sudarmadji (1984)
angka asam dapat menunjukan asam lemak bebas yang berasal dari hidrolisa minyak ataupun
karena proses pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi angka asam maka makin rendah
kualitasnya
.
c) Kadar Air
Penentuan kadar air bertujuan untuk mengetahui jumlah air yang terkandung dalam
sampel. Kadar air merupakan jumlah air yang terkandung di dalam minyak sawit atau crude
palm oil. Kadar air ini menentukan kualitas CPO karena pada saat pengolahan CPO menjadi
produk turunan, kadar air dapat menghambat proses pengolahan CPO menjadi produk
turunan karena perbedaan massa jenis dari air tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa
semakin sedikit kadar air yang terkandung dalam CPO semakin tinggi kualitas CPO yang
dihasilkan dan sebaliknya. Kadar air berperan dalam proses oksidasi maupun hidrolisis
minyak yang akhirnya dapat menyebabkan ketengikan. Semakin tinggi kadar air, minyak
semakin cepat tengik. Kadar air pada minyak menurut hasil praktikum diperoleh dari metode
hot plate yaitu 0,3 %. Hal ini dapat terjadi mungkin karena minyak belum terpisah secara
10

sempurna dan cara pemisahan minyak dari blondo dan air yang kurang baik. Tingginya kadar
air akan menurunkan kualitas minyak yang dihasilkan yaitu minyak akan menjadi cepat
tengik selama penyimpanan. Kadar air dalam CPO dapat diketahui dengan cara yang mudah
yaitu dengan mendiamkannya pada suhu rendah. Jika CPO mudah membeku maka
kemurniannya lebih bagus sebab dibawah suhu 25 0C CPO mulai membeku. Namun, bila
kadar air tinggi proses pembekuan lebih lama. Air membeku pada suhu 0 oC. CPO membeku
seperti mentega dan jika dikembalikan ke suhu panas, mencair seperti semula.
2.5. Minyak Inti Kelapa Sawit Mentah (CPKO)
CPKO dihasilkan dari inti buah kelapa sawit.CPKO memiliki rasa dan bau yang
khas.CPKO mudah sekali menjadi tengik bila dibandingkan minyak yang telah dimurnikan.Titik
lebur dari CPKO adalah berkisar antara 25 0C - 300C.CPKO merupakan trigliserida campuran,
yang berarti bahwa gugus asam lemak yang terikat dari trigliserida-trigliserida yang dikandung
lemak ini jenisnya lebih dari satu. Jenis asam lemaknya meliputi C 8 (asam kaprilat) sampai C18
tak jenuh
(asam oleat dan asam linoleat) (Winarno, 1991).

BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Identitas perusahaan.
1.
2.
3.
4.
5.

Sebagai informasi dan data perusahaan dapat dilihat sebagai berikut :


Nama Perusahaan/Pemrakarsa
: PT. Brahma Binabakti
(d/h PT. Kirana Sekernan)
Jenis Badan Hukum
: Perseroan Terbatas (PT)
Alamat Perusahaan/Pemrakarsa
: Desa Suko Awin Jaya Kec
Sekernan Kab. Muaro Jambi
Provinsi Jambi
6. Nomor Telepon
: 0741 - 7552865
7. Status Permodalan
: PMDN
8. Bidang Usaha dan atau Kegiatan
: Perkebunan Kelapa Sawit dan Pabrik
9. Pengolahan Kelapa Sawit
10. SK AMDAL yang Disetujui
: Surat Keputusan Gubernur
Jambi.
11. Nomor 11 Tahun 2010
12. Tanggal 27 Desember 2010
13. Penanggung Jawab
: Tjandra Karya Hermanto
14. Jabatan
: Direktur Utama
15. Izin yang terkait dengan AMDAL:
11

16. HGU Perkebunan Kelapa Sawit


17. Nomor 058/BPN/VII/1995
18. Izin Pemanfaatan Air Limbah Pabrik
19. Kelapa Sawit Pada Tanah
20. Perkebunan Kelapa Sawit
21. Izin Tempat Penyimpanan

: Badan Pertanahan Nasional


: Keputusan Bupati Muaro Jambi
Nomor 299 Tahun 2011
Tanggal 12 Juli 2011
: Keputusan Kepala Badan Pelayanan Terpadu
Sementara Limbah B3

Satu Pintu

Kabupaten Muari Jambi


22. Nomor 04/Kep.Ka.BPTSP/III/2015

A. LOKASI USAHA DAN ATAU KEGIATAN


Dalam Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) yang disebutkan, bahwa kegiatan usaha Perkebunan
Kelapa Sawit dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit PT. Brahma BinaBakti berlokasi di Desa
Suko Awin Jaya, Desa Bukit Baling, Desa Suak Putat dan Desa Tanjung Lanjut Kecamatan
Sekernan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, dengan luas lahan 10.500 Ha. Lahan ini
terdiri dari Kebun Inti 4.359,59 Ha, Kebun Plasma I 4.278 Ha dan Kebun Plasma II
2.568 Ha serta Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit dengan kapasitas produksi 60 Ton/Jam.
Secara geografis berada pada Titik koordinat sebagai berikut :
Tabel 1 . Titik Koordinat Lokasi PT. Brahma Binabakti
No

Lokasi

Titik Koordinat

Dpl

BBB Sawit

S 10 21 32.6

E 1030 21 37.6

46 m

BBB PKS

S 10 20 45.4

E 1030 19 35.3

43 m

B. Struktur Organisasi Perusahaan


PT.BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Seluruh kegiatan yang
dilakukan didalamnya menjadi tanggung jawab manager. PT. BRAHMA BINA BAKTI CPO
MILL memiliki 2 orang manajer, yaitu Manajer Kebun (Estate Manager) yang bertanggung
jawab terhadap seluruh kegiatan di kebun, administrasi, lapangan/teknis kebun, dan upaya
pencapaian produksi TBS semaksimal mungkin, dan Manajer Pabrik (Mill Manager) yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan, administrasi maupun lapangan/teknis pabrik, serta
12

berusaha mencapai produksi CPO dan inti yang maksimal dengan losses yang sekecil
mungkin.PT.BRAHMA BINA BAKTI CPO MILLtidak hanya bergerak di bidang Pabrik
kelapa sawit saja, tetapi perusahaan ini bergerak di bidang di perkebunan karet , ia juga tidak
bergerak sendiri tetapi berupa sebuah grup yang di tangani oleh sebuah organisasi yaitu TAP.
TAP(Triputra Agro Persada)yang menaungi perusaan tersebut dan tidak hanya ada di
provinsi jambi saja namun ia berada di provinsi lain yaitu Palembang ,Kalimantan barat
,Kalimantan tengah ,Kalimantan timur , Kalimantan utara.

C. Sumber Daya Manusia


Tenaga kerja di PT BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL terdiri dari 4 jenis, yaitu
meliputi Staf,Karyawan Bulanan Tetap (KBT), Karyawan Harian Tetap (KHT/SKU) dan
Karyawan Harian Lepas (KHL) dengan ketentuan sebagai berikut :
1.

Staf, merupakan karyawan tetap perusahaan.


2. Karyawan Bulanan Tetap (KBT), merupakan karyawan dengan gaji perbulan.
3. Karyawan Harian Tetap (KHT), merupakan karyawan dengan gaji per hari.
4. Karyawan Harian Lepas (KHL) merupakan karyawan yang belum diangkat menjadi
5. karyawan perusahaan. Pembayaran gaji karyawan harian berdasarkan jumlah hari kerja.
Tenaga kerja sebagai salah satu aset dalam perusahaan, karena merupakan sumber daya yang
dapat membantu kegiatan yang penting dan strategis peranannya dalam mencapai
tujuan perusahaan. Maka dari itu, bagaimanapun canggihnya teknologi dan tingginya
kuantitas modal, tanpa adanya sumber daya manusia yang berkualitas atau yang
mendukung, maka tujuan dasar dari perusahaan itu akan sulit dicapai.
3.2. Fasilitas Penunjang
PT. Brahma Bina Bakti cpo mill memberikan fasilitas penunjang seperti :
A. Perumahan dan Penerangan
PT. BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL memiliki perumahan untuk karyawannya
baik itu karyawan pimpinan maupun untuk karyawan pelaksanaan. Perumahan karyawan
pelaksanaan kebun berada di setiap afdeling serta di sekitar kantor induk kebun
(emplacement). Sedangkan perumahan pimpinan berada di satu lokasi 1 Km dari kantor
induk kebun (emplacement).
B. Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada yang diberikan oleh PT.BRAHMA BINA BAKTI CPO
MILLi adalah obat-obatan (P3K), menyediakan biaya perawatan (Puskesmas) dan BPJS yaitu
13

jaminan pemeliharaan kesehatan yang dapat membantu tenaga kerja dan keluarganya
mengatasai masalah kesehatan.Perusahaan ini juga memiliki bidang kesehatan (poliklinik
sendiri) yaitu POLIBUN yang berada di dekat kantor mess kebun .
C. Sarana Olah Raga
Guna meningkatkan kesehatan jasmani para karyawan dan tenaga kerja PT.BRAHMA
BINA BAKTI CPO MILL memberikan sarana olah raga yang dapat digunakan oleh para
karyawan tersebut. Fasilitas olah raga yang ada tersebut berupa: lapangan sepak bola dan satu
lapangan yang memiliki dua fungsi untuk lapangan volly dan lapangan batminton
.
D.Sarana Ibadah
PT. BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL memiliki sarana ibadah berupa masjid yang
terletah di perumahan karyawan pelaksanaan di setiap afdeling.Dan memiliki satu Greja yang
di naungi di bawah lingkungan perusahaan itu sendiri.Setiap ada kegiatan baik acara di
mesjid maupun di greja perusahaan selalu memberi sport dan dukungan dana untuk berjalan
nya sebuah acara proses tersebut.
E. Transportasi
Untuk transportasi, sarana yang diberikan oleh PT.BRAHMA BINA BAKTI CPO
MILL berupa kendaraan roda dua yang hak kepemilikannya telah menjadi hak karyawan
yang diberikan secara kredit kepada karyawan. Selain itu untuk para manajer dan asisten
kepala diberikan mobil untuk memudahkan tugasnya. Adapun truk, digunakan untuk
penjemputan karyawan baik karyawan pabrik maupun karyawan kebun yang sistemnya diatur
oleh masing-masing bagian.
F. Pendidikan
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang profesional, maka PT.BRAHMA
BINA BAKTI CPO MILL memberikan fasilitas pendidikan berupa sekolah TK yang terletak
di DS SUKO AWIN JAYA . Selain itu, PT.BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL memberikan
kemudahan bagi keluarga karyawan yang sekolah dengan menyediakan transportasi bagi
mereka.

14

BAB IV
Pengumpulan data setiap proses pengelolahan tbs di setiap stasiun proses

4.1. Pabrik kelapa sawit


Pabrik kelapa sawit (PKS) dioperasikan dalam suatu rangkaian proses yang kontinu,
dimana hasil proses dari suatu instalasi akan dilanjutkan oleh instalasi berikutnya dengan
mempertahankan mutu. Kesalahan yang terjadi pada tahapan proses tertentu tidak dapat
diperbaiki pada proses berikutnya.
Atas dasar tersebut maka dibutuhkan tindakan/ perlakuan yang benar untuk setiap tahapan
proses sehingga hasil akhir yang diperoleh akan maksimal. Mengolah bahan baku tandan
buah segar (TBS) menjadi minyak sawit (CPO) dan inti sawit (kernel) dilakukan dengan
perinsip proses pemisahan dari bahan yang sudah tersedia atau tanpa merubahnya.
Salah satu faktor yang menentukan untuk mendapatkan rendemen yang optimal, maka
hasil produksi yang baik dan efisiensi yang tinggi dari suatu pabrik adalah mutu bahan baku
atau (TBS) yang akan diolah. TBS yang mentah atau kurang memenuhi standar matang tidak
dapat menghasilkan rendemen minyak sawit yang optimal. Yang termasuk TBS mentah
adalah TBS yang jumlah brondolannya belum mencapai standar.
Faktor lain yang menentukan pencapaian rendemen dan efisiensi pabrik adalah peralatan
yang harus dalam kondisi standar, baik kualitas maupun kuantitasnya dari setiap stasiun.
Kapasitas dari stasiun yang satu harus sinkron dengan kapasitas stasiun lainnya. Selanjutnya
cara pengoperasian dari setiap stasiun juga merupakan faktor yang menentukan dari kinerja
suatu Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
15

Diagram alir proses di PT BRAHMA BINABAKTI CPO MILL.


Timbangan
Loading ram
Sterilizer
Tresher
Digester
Emty Bunch Press

Press

Sand trap tank

CBC

Vibrating scereen

Deperycarper

VCT

Polishing drum

Oil tank

Nut silo

Vacum drier

Ripple mill

Bulk storage tank

Hidro cyclone
Kernel silo
16

Kernel store

Diagram alir proses pengolahan TBS di PT BBB CPO MILL

4.1.2. proses pengelolahan kelapa sawit(TBS)


Adapun proses pengelolahan kelapa sawit(TBS)di pabrik PT.BRAHMA
BINABAKTI CPO MILL adalahsebagai brikut;

4.2.1. stasiun keamanan (pos securty)


Pos security berfungsi sebagai pengatur penerimaan TBS masuk kedalam pabrik yang nanti
nya berenti di stasiun timbangan

4.2.2. Stasiun timbangan dan sortasi


Jembatan timbang (weight bridge).
Stasiun timbangan ini bertujuan untuk mengetahui produktifitas tbs yang masuk sehingga
mengetahui jumlah berat tbs yang masuk dari setiap kendaraan truk .Setiap truk yang
mengangkut tbs ke dalam pabrik terlebih dahulu di timbang di jembatan timbang (bridge
weighing) untuk memperoleh berat sewaktu berisi muatan (netto) dan sesudah di bongkar
(tarra). Selisih antara tarra dengan bruto dalah jumlah tbs yang di terima di pks (netto). Selain
tbs

pada jembatan timbang dilakukan juga penimbangan terhadap cpo dan kernel (inti

sawit)janjangan kosong,dan aktifitas lainya. .


PT.BRAHMA BINABAKTI CPO MILL,memiliki 2 buah stasiun timbangan

dengan

spesifikasi:
Merk timbangan 1

: AVERY WEIGHT THONIK(E1205)

Kapasitas timbangan

: 40.000 kg

No seri

: 141450100 (timbangan A)
17

Skala terkecil

: 10 kg

Merk timbangan 2

: AVERY WEIGHT THONIK(E1205)

Kapasitas timbangan

: 50.000 kg

No seri
Skala terkecil

: 141450107 (timbangan B)
: 10 kg

4.2.3. grading
Stasiun grading berfungsi untuk melihat dan mengecek kelayakan TBS yang akan di bongkar
dari kendaraan (truck) yang akan di letakan ke loading ram. Berikut adalah gambar dari foto
stasiun grading.

Gambar 1.1. Greeding

4.2.4. Loading Ramp


Fungsi loading ram antara lain ialah:

18

Tempat penampungan TBS sementara


Mempermudah TBS untuk di muat ke dalam lori penampung
Mengurangi kadar kororan

Jenis loading ram di PT.BRAHMA BINABAKTI CPO MILL berbentuk U dengan


kapasitas penampungan normal 700 ton .Dengan memiliki sedut kemiringan 45 drajat
dengan 2 baris pintu penuang TBS ke dalam lori yang masing masing meliki 24 buah
pintu .Satu baris pintu memiliki 2 buah pompa hidroulik jack yang memiliki daya tekan
dorong pompa hidroulik jack 3 bar. Brikut keteranagan pompa hidroulik jack:
Merk pompa

: VICKERS

Product

: 75 lt pp

Reeff No

: SVM 75 K

Date

: 11 97

Brikut adalah spesifikasi gambar dari stasiun loading ram.

Gambar 1.2. dari stasiun loading ramp.


Lori berfungsi untuk menampung TBS dan mengantarkan TBS ke dalam sterililizer
(rebusan) . Lori berjalan pada rel yang akan di gerakan dengan menggunakan winch.

19

Brikut adalah gambar dari lori di PT.BRAHMA BINABAKTI CPO MILL

Gambar 1.3 Lori


Winch adalah media yang dapat membantu menarik lori dari loading ram yang telah
terisi TBS dan mengantar kan ke stasiun sterillizer,kemudian setelah sterililizer di
tarik kembali menuju capstan yang akan di angkat kembali oleh hoistcrane.Kemudian
winch mengantarkan kembali lori yang telah kosong

yang telah terangkat oleh

hostcrane, TBS telah tertuang di autovider turun kemudian di tarik kembali melalui
winch dan di antar kan kembali ke loading ram PT. BRAHMA BINABAKTI CPO
MILL memiliki 8 unit winch . Brikut adalah keterangan dan spesifikasi winch:
Merk winch
: PT NORD indonesia
Type
: SK 9072.1A x 160 M x A
No
: 9110316548/0003
I
: 58 x 44
N2 / N1
: 25
Oli type
: 12 litre

20

4.2.4. Sterililizer(rebusan).
Stasiun stelilizer(rebusan) berfungsi untuk merebus TBS yang diangkat melalui
media yaitu lori .Rebusan adalah bejana uap bertekanan yang di gunakan untuk merebus
TBS dengan uap steam .PT.BRAHMA BINABAKTI CPO MILL memiliki 4 unit
sterillizer ,dengan type model horizontal .Tujuan stasiun sterilizer(rebusan)adalah sebagai
brikut:
1. Mematikan enzim
2. Memudahkan terjadi nya pemisahan antara brondolan dan tankos(tandan kosong)
3. Mengurangi kadar air dalam TBS
4. Melunakkan meroscap agar memudahkan proses pelumatan dan pengepresan
5. Membantu mempermudah pelepasan kernel dari cangkang
Proses Perebusan ini (mulai pengisian sampai dengan perebusan) melalui Tilting
Sterilizer ini dilakukan selama 50 menit. Steam untuk media perebusan menggunakan
steam dari Back Pressure Vessel (BPV) yang bertekanan 2,8 3 bar.
Perebusan dilakukan dengan sistem 1 peak (1 puncak tekanan). Pada puncak ini
tekanan dalam Tilting mencapai 2,8 Kg/cm2. Selanjutnya air kondensat akan ditampung pada
bak kondensat dan kemudian dipompakan ke Oil Recovery, sedangkan minyak ditampung
pada bak sementara untuk dipompakan ke Continuous Settling Tank (CST) dan kotoran akan
dialirkan ke Sludge Drain Tank. Brikut adalah keterangan spesifikasi sterililizer:
Panjang sterililizer

: 33860 m

Diameter

: 2100

Temprature

: 145 drajat

Kapasitas

: 11 lori ( 1 lori = 2,5 ton x 11 = 275 ton)

Lama perebusan

: 50 menit

21

Brikut adalah gambar dari sterililizer yang di gunakan di PT BRAHMA BINABAKTI CPO
MLL,

Gambar 1.4. stasiun sterilizer di PT BRAHMA BINA BAKTI

22

4.2.4. Tresher (bantingan /penggempaan)


Tresher (bantingan/penggempaan) adalah suatu stasiun yang sangat di perlukan
yang memiliki peranan dan fungsi yang signifikan yaitu untuk memipil dan memisah
kan antara brondolan dan tankos (tandanan kosong).Bagian dari alat tresher adalah
autovider, tresher dan udertresher. Treser bergerak

dengan di gerakkan secara

horizontal dengan tujuan agar TBS terpisahkan antara tankos dan brondolan
,berondolan akan jatuh ke Under Tresher Conveyor kemudian di timba kembali
menuju fruit elevator sementara tankos jatuh ke HEBC (Horizontal Emply Bunch
Conveyor) kemudian di bawa kembali ke emply bunch press. Tresher di gerakkan/di
putar dengan motoran berjenis 3 phase induction motor dengan spesifikasi:
Merk : TATUNG CO.made in taiwan
15 hp 11 kw
pole 4
Volt 630/660
AMB 40 drajat celcius
RPM 1455

Brikut adalah gambar dari treser di PT BRAHMA BINABAKTI CPO MILL :

23

Gambar.1.5.Tresher
Kemudian di sambung kembali daya dari motoran di ubah dengan media alat
yaitu gear box ,rpm menjadi 22-25 rpm.Alat-alat dan bagian dari perangkat selain
tresher adalah autovider dan hoist crane .Brikut adalah keterangan dari autovider dan
hoist crane:
Auto vider berfungsi untuk menampung TBS sementara yang bergerak di
tarik oleh motoran rel yang akan mengantarkan TBS dalam ruangan tresher .

24

Gambar 1.6.Autovider
Hoist crane berfungsi untuk mengangkat lori yang telah terisi TBS setelah di
rebus di sterilizer dari capstand menuju auto vider secara bergantian.
Brikut adalah gambar hoist crane di PT BRAHMA BINABAKTI CPO MILL:

Gambar 1.7.Hoistcrane
4.2.5.Friut elevator

25

Fruit elevator berfungsi untuk mengangkat brondolan yang telah terpipil dari tresher
menuju top cros conveyor . Brikut adalah spesifikasi dari fruit elevator:
Terbuat dari hallow pipe dan solid shaft serta daun conveyor yang berbentuk ulir.
Kapasitas tergantung dari diameter daun dan kecepatan angular (rpm) dari conveyor
itu sendiri.
Biasanya conveyor yang digunakan berukuran 18 - 22 inch
Putaran 45 - 55 rpm menggunakan gear box dan electro motor 3 HP
Poros conveyor terbuat dari pipa steam 3 inch.
Body conveyor dilengkapi dengan liner plate setebal 1/4 inch
Spesifikasi :
Roller chain hollow pin 15000/24000/30000 lbs breaking point, pitch 4atau 6
Ketinggian fruit elevator berkisar 40 - 50 feet
Jumlah bucket 50 - 55 buah dengan pengisian 85 % dari volume bucket.
Gearmotor 7,5 HP, putaran angular 12 - 15 rpm
Sprocket 10 - 12 teeth dipasangkan pada as diameter 3

26

Brikut adalah gambar dari fruit elevator:

Gambar 1.8.Fruit elevator

4.2.6.Digester

27

Stasiun digester sering juga di sebut dengan stasiun pelumatan ,yang terdiri dari
bejana yang di lengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan
agar lebih mudah di kempa dalam scerew press,
Digester di lengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk perajang buah
sehingga terjadi pelepasan perikarp dan biji sambil mencacah kantong kantong minyak
Digester yang penuh akan memperlambat pemutaran proses pengadukan dengan tekanan
lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna kaerena ketinggian buah dalam digester
akan menimbulkan tekanan di dasar digester semakin tinggi ,dan pemevahan kantong
minyak dan pemisahan serat dengan serat lainya semakin sempurna.

Tujuan alat pengaduk


1. Mencegah terjadinya penumpukan dalam digester sehingga lebih mudah bergerak
terutama ke dalam alat kempa
2. Memindahkan panas dan mentel ,yaitu mengatur agar adonan bergantian dalam
mengabsorsikan panas
3. Untuk melumatkan buah sehingga lebih mudah di kempa di screw,dan kehilangan
minyak yang terjadi semakin kecil
4. Mengeluarkan minyak yang di permukaan sel yang pecah
Dalam pengadukan perlu hal hal yang di perhatikan ,beberapa faktor yaitu:
1. Jumlah pisau pengaduk yang lebih banyak akan menyebabkan pemuatan yang
berlebihan sehingga terjadinya penggenangan minyak di dasar screw press tentu ini
akan memperkecil gaya gesekan buah pisau dengan pisau di penambahan jumlah
pasangan pisau akan menambah jumlah baringdan kurang ekonomis.jumlah pissau
sesuai ialah 4 pasang dengan kedudukan berselang anatara 1 pasang dengan pasangan
yang lainya.
2. Bentuk pisau di buat dengan sedemikian rupa yaitu dapat mengangkat dan menekan
buah dengan cara menyapu . pisau pengaduk mudah mengalami korosi oleh asam
,maka pisau di buat dari mangan silikon.
3. Berdasarkan hasil pencobaan bahwa putaran yang lebih tinggi akan menyebabkan
genangan minyak dalam alat yang akan mempersulit pengadukan dan juga sama hal
nya dengan jumlah pisau yang di perbanyak,oleh karena itu di anjurkan agar putaran
ditetapkan yaitu 26 rpm.
28

Kapasitas digester dilihat dari olahan yang di pilih dapat melayani kapasitas olahan alat
di depanya dengan kualitas adonan sesuai dengan kebutuhan alat kempa.Masa aduk untuk
kebutuhan hidraulik pressmencapai 60 menit oleh sebab itu di perlukan digester yang masa
aduk nya 60 menit , sedangkan untuk kebutuhan untuk scerew pressadalah 30 menit. Pada
hidraulik press di butuhkan ukuran bejana digester tinggi 2,68 M dengan diameter 1,14 M
dengan isi 2520 litre .PT.BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL,memiliki 8 buah digester dan
hidroulik press .Yang masing masing alat tersebut memiliki kapasitas olahan yang berbeda
beda yaitu 4 di antarannya memiliki kapasitas 15 ton per/jam dan 4 lagi memiliki kapasitas 5
ton per/jam . pada umumnya PT.BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL memekai kapasitas
olahan 60 ton per/jam,sehingga digester dan hidroulik press tidak semua yang beroprasi , alat
tersebut di standby kan apabila terjadi kerusakan maka bisa di gunakan sehingga kapasitas
olahan di PT.BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL bisa stabil 60 ton per/jam.
Pemanasan sangat di perlukan yaitu untuk menaikan suhu adonan dalam digester perlu di
beri pemanasan mantel uap .suhu adonan yang di kehendaki yaitu 90 ocelcius dengan alasan
bahwa suhu tersebut minyak sudah mencair dan medah keluar dari kantong kantong
minyak ,sedangkan yang masih berbentuk emulusi akan pecah menjadi minyak dan cairan
lainya .
Adonan akan menurunkan efesiensi pengadukan ,maka minyak tersebut perlu di pisahkan
dengan cara mengalirkanya .Jika minyak tersebut tidak di pisahkan maka akan masuk
kedalam screw press dan akan menurunkan kapasitas olah kempa.Brikut adalah kapasitas dari
digester:
Merk

: wang yuen product by malaysia

Type

: D 1270 / Y 60 /1340

Capacity

: 3500 litre

Speed

: 23 rpm

29

Brikut adalah gambar dari digester

Motor 30 Hp

Steam In
Main Shaft
Cylindric
Container

Wear Jacket

Cover &
Insulation

Stiring arm

Hot Water
Expeller Arm
Base Plate
With Seal
Bottom
wearing
plate

Window

Bearing
Chute

30

Gambar 1.9. Digester

4.2.7. Press

31

Press yang di gunakan di PT BRAHMA BINABAKTI CPO MILL adalah type doble
shaft screw press dengan kapasitas daya olahan yang tinggi dan efesien yang sangat berperan
membantu dalam proses pengolahan TBS. Fungsi dari screw press adalah untuk memeras
kandungan minyak yang ada di nut dan fiber secara kontinue dengan daya putaran worm
yang berputar secara berlawanan arah yang nanti nya di bantu oleh sebuah hidroulik jack .
Pergerakan as screw press di lakukan dengan elektro motor yang di hantarkan dengan v
belt,gigi dan hydroulik . Power yang di perlukan menggerakkan alat screw press adalah 19
sampai 21 KWH dengan putaran shaft 12 14 rpm. Efektifitas tekanan ini tergantung pada
tekanan lawan pad adjusting cone. Tekanan pada hydroulik cone yang sesuai untuk sunggle
stage pressing di berikan tekanan pada tahap awal 40 sampai denagan 50 bar
Untuk menurunkan kadar minyak dalam ampas tekanan di naikan dengan mengatur
cone hal ini akan menyebabkan efek samping yaitu di temukan presentase biji pecah yang
tinggi dan dapat mengakibatkan kerusakan pada screw press dan dapat menyebabkan
kerusakan pada elektro motor screw press dan apabila tekanan cone screw press rendah
sedikit mengurangi kepecahan pada nut (sedikit loses). Stabilitas tekanan yang terlalu
bervariasi akan mengakibatkan pengaruh negatif terhadap proses penggempaan dan terhadap
alat kempa. Adjust yang dilakukan pada eluktro motor dan cone yang secara terpisah tidak
dapat mempertahankan tekanan yang stabil. Mekanisme penggempaan ialah masuknya
adonan kedalam silinder worm , volume setiap spece worm berbeda , semakin kecil ,
sehingga perpindahan massa akan menyebabkan minyak terperas. Setelah diolah di press
maka terbagi 2 yaitu oil to oil gutter dan fiber(nut) to CBC.

4.3.1. KLARIFIKASI MINYAK


32

Klarifikasi adalah sebuah stasiun di mana sistem kerja tersebut yaitu mengolah
minyak(cpo)dan sludge menjadi minyak(cpo)yang di olah di stasiun clarifikasi. Brikut
adalah gambar diagram dari poses pengerjaan minyak di PT BRAHMA BINABAKTI
CPO MILL :
Press

Sand trap tank

Vibrating screen
Crude Oil Tank
Buffer Tank

Sludge to

VCT

Oil to

Sludge tank

Oil tank

Sand cyclone

Vacum drier

Holding Tank

Bulk Storage Tank

Dacanter / Saparator

Reclaim Tank

Gambar 1.1. stasiun Klarifikasi.

4.3.2. Sand Trap Tank


33

Fungsi dari sand trap tank adalah untuk penampungan oil pertama setelah tahap
pelumatan (press),serta mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan di alirkan ke
ayakan getar (vibrating scren) dengan maksud agar ayakan getar terhindar dari gesekan
pasir kasar yang dapat menyebabkan keausan ayakan . Alat ini berkerja berdasarkan
gaya grafitasi bumi yaitu memanfaatkan ketinggian dan mengendapkan kepadatan.
Keberhasilan proses pengendapan tergantung pada retention time yang di proyeksikan
dengan kapasitas tanki tersebut . Bentuk sand trap tank di PT BRAHMA BINA BAKTI
CPO MILL adalah berbentuk silindar memberikan aliran sirkuler yang dapat
mempercepat proses pengendapan pasir atau padatan yang berat jenis nya lebih besar
dari minyak.
Pengendapan padatan lebih baik jika pembersihan dasar tanki di lakukan secara
terjadwal , hal itu harus sering di lakukan karena dapat mengakibatkan keausaan pada
ayakan getar apabila sering telat.

4.3.3. Ayakan getar(vibrating screen)


Pemakaian ayakan getar bertujuan untuk memisahkan non oil solid yang berukuran
besar , sehingga pada proses selanjutnya di dapatkan minyak yang memenuhi standar .
Ayakan getar yang di gunakan di PT BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL adalah type vibro
double mesh yang berkerja dengan cara getaran melingkar atas bawah dengan ukuran 30 dan
40 mesh ,yang sering di sebut juga double dect. Pada ayakan getar ini di tambah kan air
panas dengan tujuan agar partikel partikel pasir dapat memisah dengan baik ,suhu air pencuci
di usahakan tetap panas yaitu ( 80-90 0c).
Fraksi yang di pisahkan dalam alat ini ada dua kelompok :
a. Pasir dan tanah berasal dari panenan yang terikut bersama buah umumnya pabrik
telah memiliki sand trap tank untuk mengendapkan partikel partikel yang mempunyai
berat jenis yang lebih besar dari 1. Karena waktu pengendapan sangat singkat maka
tidak seluruhnya pasir atau gumpalan tanah terpisahkan , maka di lanjutkan
pemisahan pada ayakan getar.
b. Serat atau ampas yang terikut dalam minyak dipisahkan dengan maksud agar kotoran
minyak sesuai dengan stadard kualitas.
Brikut adalah data dari spesifikasi mesin ayakan getar (vibrating screen)yang di
gunakan di PT BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL:
34

Merk

: SWECO VIBRO_ENERGY SAPARATOR

www.sweco.com

Model : MA 609888
Hp

: 2.5

PH : 3

Frame : 213 T

Volt : 460

RPM : 1450

4.3.4. Crude Oil Tank


Crude Oil Tank berfungsi untuk mengendapkan partikel partikel yang tidak
larurt dan lolos dari ayakan getar , karena tanki ini ukuran nya 10 m3 dengan massa tunggu 30
40 menit untuk pks 30 ton/jam , dapat di katakan bahwa retention time minyak relatif
singkat sehingga lebih berfungsi untuk mengendpkan pasir atau lumpur partikel besar ,
sedangkan partikel kecil masih lolos. Fungsi dari Crude Oil Tank ialah menampung minyak
dan ayakan sebelum di pompakan pada VCT . Pemisahan minyak lebih sempurna apabila
panas minyak di pertahankan 80 90 0 c , oleh sebab itu COT dipasang coil pemanas .
Pemanasan dengan pipa terbuka sering di lakukan untuk maksud mempercepat pemanasan
minyak , karena suhu minyak yang keluar dari OIL GUTTER sangat rendah , yang mungkin
akibat pemberian air pengenceran bersuhu rendah dalam screw press.
Untuk mempertahankan retention time dari cairan yang ada dalam COT , perlu
dilakukan pembuangan lumpur dan air dari lapisan bawah tanki secara terjadwal dengan
memompakanya ke solution tank dan jika di buang ke dalam parit maka akan terjadi
kehilangan minyak karena minyak yang melekat dalam lumpur masih sangat tinggi. PT
BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL menggunakan 3 tanki COT dengan ukuran kapasitas
yaitu 10 ton , dan di pompa kan kembali oil ke VCT brikut adalah keterangan dari spesifikasi
pompa : Merk : TECO
Code : AEEBKB
Rpm : 1450

3 phase www.teco.com

pole : 4

Hp : 10

kw : 7.5

hz : 50

Berat : 80 kg

4.3.5. Vertical Continouse tank

35

Sebelum masuk nya minyak ke dalam VCT terlebih dahulu minyak di bagi di dalam
sebuah wadah yaitu buffer tank yang nanti nya akan membagikanke VCT karna di PT
BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL memiliki 2 buah VCT .Tugas dari VCT adalah
memisahkan lumpur sambil mengalirkan dari satu bak ke bak lain , pemisahan dapat
berlangsung dengan baik jika kecepatan alir lebih lambat dari kecepatan yang beda berat
jenis nya. Pemisahan sludge berjalan dengan baik yaitu pada bak pertama cairan memisah
menjadi dua fase yaitu fase ringan dan fase berat . Fase berat akan mengalir dari satu bak ke
bak lainnya melalui dasar tanki sementara fase ringan mengalir dari bagian atas .
Suhu di VCT hendaknya berkisar antara 80 90 oc . Pemanasan di lakukan dengan
menggunakan steam pada pipa tertutup minyak yang terdapat di bagian atas di kutip dengan
menggunakan talang pengutip atau skimmer dan kemudian di kumpulkan dan di alirkan ke
oil tank. Massa tunggu dari cairan dalam VCT di pengaruhi oleh ukuan VCT dan jumlah
cairan minyak yang di tampung dalam COT di pengaruhi oleh VCT. Pada VCT terdapat
sebuah mixer pengaduk yang bertujuan untuk mengaduk oil dan sludge yang bila tidak
teraduk maka , slude dan oil akan mengental / menyatu. Kapasitas dari daya tampung di
Bikut adalah keterangan dari motoran dan gear books yang di gunakan untuk mengaduk oil di
VCT yang di gunakan di PT BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL:
Motoran : 3 phase motoran
Type

: M : 90 L : 14

N2

: 2.5

Oil type

: 18 Litre

Type

: DF 148 Z 48

Serial Number : 409 / 07 07


VOLT

Gear books : Flender tubingens

CLF

: 15

IP 55
RPM

50

: 220 / 380 v

36

Brikut adalah gambar dari VCT di PT BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL:

Gambar 2.1. VCT di PT . BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL


Setelah minyak yang di endapkan di VCT , minyak dan sludge kemudian di olah kembali ke
stasiun pengolahan minyak dan sludge . Brikut adalah diagram pengolahan minyak dan
sludge di PT BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL:

Vertical Clarifier Tank


37

Oil to

Sludge to

Oil Tank

Sludge Tank

Vacum drier

Sand Cyclone

Bulk Storage Tank

Holding Tank

Decanter

Reclaim Tank

Back to sand trap tank

4.3.6. Pengolahan minyak murni


a) Oil tank
Oil tank adalah tempat penampungan sementara dan tempat untuk
continue. Minyak yang berada dalam oil tank masih mengandung sedikit kotoran kotoran
yang perlu untuk di hilangkan , oleh karena itu minyak di dalam oil tank di panas kan dengan
steam di injeksikan ke dalam tank tersebut secara kontinue dan suhu di pertahankan harus 80
90 0 c
b) Vacum drier
Pada vacuum drier dilakukan pemisahan air dari crude oil yang masih
mengandung kadar air setelah dari oil tank yang dihisap dengan bantuan vacuum pump
sehingga air terhisap dan keluar menuju hot water tank. Sedangkan minyak murni keluar
dari bottom vacuum drier yang kemudian dipompakan ke storage tank melalui extraction
pump
c) Bulk Storage Tank

38

Minyak yang dipompakan dengan transfer pump ditampung didalam bulk storage
tank yang berupa CPO produksi dari pabrik sebelum dikirimkan kepada customer.Pada
tangki ini, CPO dijaga pada suhu 55 C dengan tujuan agar tidak cepat beku.Di PT
BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL memiliki 4 buag Bulk Storage Tank yang masing
masing berbeda daya tamoung kapasitas nya yaitu:
BST 1 : T : 1130 cm dengan isi volume : 584 ton
BST 2 : T : 1130 cm dengan isi volume :
BST 3 : T : 1122 cm dengan isi volume :
BST 4 : T : 12397 cm dengan isi volume :

4.3.7. Pengolahan sludge


a. Sludge Tank
Sludge yang telah tersaring dari vibrating screen sludge dan masih mengandung minyak
ditampung dalam sludge tank untuk sementara sebelum dipompakan ke sand cyclone.
Sludge dipanaskan pada suhu 95 C dengan menggunakan steam coil. Sludge tank di PT
BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL berjumlah 3 unit dengan daya tampung :
b. Sand cyclone
Fungsi dari Sand cyclone adalah menyaring pasir,Pada sand cyclone, pasir yang
terikut pada sludge dari sludge tank dipisahkan dengan rutin setiap 15 menit. Pasir yang
terpisahkan jatuh ke bawah dan ditampung dengan sand booksSludge yang bersih keluar
dari bagian atas dan dialirkan ke precleneruntuk didistribusikan ke Decanters. PT
BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL memiliki 3 unit sand cyclone dengan spesifikasi:
Merk

: ALVA LEVAL

Model : SFC 602 100


c. Holding Tank
Funsi dari Holding Tank adalah tempat penampungan sementara agar dapat di kirim
ke Decanter secara continue dengan media pengantar yaitu pompa .
d. Decanter
Fungsi dari decanter adalah memisahkan fraksi minyak dengan fraksi air dan
fraksi padat yaitu solid dengan gaya sentrifugal . PT BRAHMA BINA BAKTI CPO
MILL menggunakan Decanter dengan spesifikasi :
Merk : ALVA LEVAL copenhangen
Made in INDIA
39

Maksimal feed temprature 0c : 100

Type : PANX 600


Maksimal bellow speed (rpm)

: 2900

Maksimal solid destinity (kg/dm3) : 1.2


Minimal feed temprature

:0

Setalah di olah di decanter , ada tiga bagian yang keluar yaitu :


I.

Air .
Air yang keluar tersebut di distribusikan dan di alirkan kembali menuju parit
yang nantinya akan di olah kembali di hot well tank

II.

Solid.
Solid yang keluar dari hasil olahan decanter kemudian di bawa oleh conveyor
return scraper ke tanki solid. Kemudian dari tanki solid di angkat kembali
oleh mobil angkut (truk) dan di bawa ke lahan perkebunan sawit untuk di
jadikan pupuk , yang nantinya itu akan di tebar di sekeliling pokok sawit.

III.

Oil.
Oil kemudian di olah kembali di kirim ke reclaim tank untuk pengendapan dan
penampungan sementara . Kemudian di pompa kembali ke sand trap tank
yang kemudian di olah kembali secara continue . Kandungan minyak yang di
olah oleh decanter sangat tinggi yaitu sekitar 8 9 %

4.3.8.Kernel station
Stasiun kernel adalah stasiun akhir untuk memperoleh inti sawit atau tempat
proses pemisahan serabut dan biji. Pengolahan inti

pada dasarnya adalah sebagai

berikut:
1. Pemisahan serabut dan biji
2. Pemisahan cangkang
3. Pemisahan inti dari cangkangnya
4. Pengeringan.

40

Berikut adalah diagram alir dari proses pengolahan kernel di PT.BRAHMA BINA BAKTI
CPO MILL:
Press

CBC

Depericarper

Sel Banker

Polishing Drum

To Boiler

Kernel Silo
Ripple Mill
Hidro Cyclone
Nut Silo
Kernel Store

Gambar 1.1. diagram alir kernel station proses.

4.4.1.Cake Breaker Conveyor


Cake Breaker Conveyor adalah alat yang digunakan untuk mengirimkan nut dan fiber
kepada proses selanjutnya yaitu proses pengolahan kernel. Selain untuk mengirim nut dan
fiber alat ini juga berfungsi untuk mengikis fiber-fiber yang masih melekat pada nut dan
untuk memecahkan bongkahan Press Cake serta mengangkutnya ke Deperycarper. Alat ini
dilengkapi dengan conveyor dengan kecepatan putar 23 rpm dengan kemiringan 600.
Kemiringan ini berfungsi untuk memperlambat gerakan dari cake breaker conveyor,
perlambatan ini mengakibatkan semakin banyaknya perputaran conveyor sehingga nut yang
dihasilkan lebih besir.Cara kerja alat ini adalah bergerak secara sentrifugal, selain berfungsi
untuk mengirimkan nut juga mengikis fiber yang masih melekat pada nut. Pemberian steam

41

pada proses press akan mempermudah kerja CBC, memudahkan pemecahan gumpalan saat
presshing.Brikut adalah gambar dari CBC:
4.4.2.Deperycarper
Deperycarper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan fibre dan nut,fibre
yang memiliki densitas yang lebih ringan akan dihisap ke atas oleh fiber cyclone
sedangkan nut yang mempunyai densitas yang lebih berat akan jatuh kebawah dan
masuk ke polisshing drum untukmemisahkan benda-benda lain ataupun memisahkan
serabut yang masih menempel pada nut. Fiber yang dihisap oleh fiber cyclone akan
ditampung dihoper sebagai bahan bakar boiler. Pada saat pengepresan adanya loses yaitu
pecahnya nut yang mengakibatkan kernel menjadi pecah. Pecahan kecil yang dibawa oleh
cake breaker conveyor akan terhisap oleh fiber syclon, hal ini dianggap sebagai loses, loses
yang terhisap oleh depericarter adalah maksimal 2%.
4.4.3.Polishing Drum
Nut polising drum berupa drum berlubang-lubang yang berputar, fungsi dari
polising drum adalah sebagai penyaringan nut dan bahan-bahan lain. Lubang dari
polisshing drum memiliki ukuran sehingga nut besar dan batu akan terlempar pada ujung dan
nut kecil akan jatuh ke bawah dan masuk ke nut convenyor.
Kapasitas alat ini yaitu 30 ton/jam dengan kecepatan putaran polishing drum ini
berkisar 28 rpm.Fungsi dari polishing drum juga sebagai pembersih pada nut dimana nut
akan saling bergesekan satu sama lain dan juga bergesekan dengan dinding polising
drum. Karena adanya perputaran polising drum tersebut dangesekan maka sisa-sisa
serabut yang masih melekat pada biji akan terlepas dan terhisap ke deperycarper dan nut
akan di bawa oleh nut elevator menuju nut silo.Brikut adalah gambar dari polishing drum:

42

Gambar 2.2.polishing drum


4.4.3.Nut Silo
Fungsi dari alat ini adalah untuk tempat penampungan nut sementara sebelum
masuk ke tahap pengolahan nut pada unit ripple mill yang dibawa oleh nut conveyor. PT.
Brahma BinaBakti memiliki dua nut silo dengan kapasitas alat masing-masing yaitu 45
ton.Nut silo pada PT Brahma BinaBakti dilengkapi oleh inject steam yang berfungsi untuk
pengeringan nut sehingga proses pemecahan oleh ripple mill mudah dilakukan, namun steam
tersebut tidak lagi dioperasikan karena memiliki resiko yang tinggi yaitu kebakaran.

4.4.5.Ripple Mill
Nut yang masuk dari nut silo ke riple mill akan dipecah sehingga terpisah
antara inti dan cangkangnya, jadi dari ripple mill adalah untuk memecahkan nut dengan
sistem rotary dimana nut yang masuk ke riple mill akan digerakkan oleh rotor bar
yang berputar, akibat dari perputaran maka nut akan saling bergesekan dengan rotor
plate pada dinding ripple mill.
Cara kerja alat ini yaitu dengan gaya jepit yang dilakukan oleh 2 silinder agar dapat
memecahkan biji tersebut. Silinder tersebut dilengkapi oleh pipa-pipa yang akan menjepit nut
sehingga nut menjadi pecah. Pengaturan cone saat operasional harus disesuaikan dengan
ukuran nut yang ada, artinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka cone dari ripple

43

mill harus selalu dalam kontrol operator. Hasil pemecahan biji disebut dengan cracked
mixture yang terdiri dari cangkang dan kernel.
PT. Brahma BinaBakti memiliki 5 ripple mill, namun tidak semua dioperasikan ada
mesin yang stand by bila mesin ripple mill ada yang rusak. Ripple mill yang digunakan yaitu
dengan pipa dan aus. Pipa berfungsi untuk menjepit nut sehingga nut akan pecah, tekanan
yang diberikan oleh ripple mill adalah 96-97bar. Tekanan yang diberikan oleh ripple mill di
sama untuk semua ukuran nut, sehingga nut yang kecil akan terlebih dahulu pecah. Ini
mengakibatkan banyaknya kernel yang pecah.Semakin rendahnya kadar air dari nut maka
pemecahan biji akan lebih cepat.Brikut adalah gambar dari ripple mill:

Gambar 2.3.Riple mill

4.4.6.Hydrocyclone.
Hydrocyclone yang sering dioperasikan adalah untuk proses pemisahan kernel dengan
cangkang. Adapun cara kerja alat tersebut adalah sebagai berikut : cracked mixture hasil dari
LTDS disalurkan ke dalam compartment A yang berisi penuh air, untuk kemudian
dipompakan menggunakan pompa Hydrocyclone-1 kedalam Hydrocyclone kernel. Sebagian
besar fraksi kernel dari cracked mixture yang terbawa oleh air keluar meninggalkan
Hydrocyclone kernel melalui vortex, ditampung didalam rotary drum atau diatas vibrating
screen yang dipasangi dengan flat ferforasi yang akan meloloskan air. Fraksi kernel tersebut
cukup ditiriskan, dikirim kedalam unit pengering kernel (kernel silo).
Dengan membawa fraksi inti yang tersisa didalam cracked mixture fraksi cangkang yang
turun keluar meninggalkan Hydrocyclone kernel melalui lubang pengeluaran didasar cone,
ditampung didalam compartment B. Compartment B bersama air menjadi media, dipompakan
menggunakan pompa Hydrocyclone-2 kedalam Hydrocyclone cangkang dan hasil pemisahan
44

itu diusahakan agar selalu optimal yaitu cangkang yang melalui lubang pengeluaran didasar
cone meninggalkan Hydrocyclone cangkang dengan membawa kernel dalam jumlah (harus
selalu) minim. Setelah ditiriskan kemudian dikirim ke shell hopper. Sisa fraksi kernel
tercampur dengan sejumlah fragment cangkang yang keluar meninggalkan Hydrocyclone
shell melalui vortex dan dikembalikan kedalam compartment A (recovery cracked mixture),
untuk selanjutnya mengalami pemisahan ulang didalam Hydrocyclone kernel. Selanjutnya
kernel dimasukkan kedalam kernel silo untuk pengeringan dan cangkang dipompakan ke
lokasi diluar bangunan pabrik.
4.4.7.Kernel store
Kernel

Storage

adalah

untuk

tempat

penyimpanan

inti

produksi sebelum dikirim keluar untuk dijual. Kernel Storage pada


umumnya berupa bulk silo yang seharusnya dilengkapi dengan fan agar
uap

yang

masih

menyebabkan

terkandung dalam

kondisi

dalam

Storage

inti

dapat

keluar

lembab yang

dan

pada

tidak

akhirnya

menimbulkan jamur kelapa sawit.


4.5.1.Boiler.
Boiler adalah merupakan jantung pada pabrik pengolahan kelapa sawit dan juga merupakan
dapur untuk menghasilkan panas dengan membakar bahan bakar didalamnya yang digunakan
untuk mengubah fase air menjadi uap dan tekanan yang memiliki kalor yang tinggi untuk
memutar turbin, kebutuhan air heater dan kebutuhan pada proses POM dan manufaktur lain.
Pengoperasian boiler harus dilakukan dengan secermat dan seteliti mungkin agar proses
pengolahan kelapa sawit tidak mendapat gangguan yang dapat menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
Boiler yang digunakan di PKS PT.BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL ini adalah boiler
dengan merk Takuma Made in germany dan Indomarine Made in japan dengan Kapasitas
30.000 Kg/hr, tekanan 2900 Kpa. Boiler ini berbahan bakar fiber dan cangkang kelapa sawit.
Boiler ini juga mampu menghasilkan uap dengan tekanan yang dijaga sebesar 27,0 bar dan
uap yang mengalir sebanyak 3,8 ton/jam. Pada proses perebusan boiler dapat mengalirkan
uap sampai lebih dari 6,0 ton/jam.

45

BAB V
POKOK PEMBAHASAN.
ANALISA SISTEM KINERJA PRESSER TERHADAP KUALITAS PRODUKSI DI PT
BRAHMA BINA BAKTI CPO MILL
Operasional stasiun pressan merupakan kelanjutan dari proses stasiun threshing dan
merupakan unit proses yang sangat penting dalam menentukan tingkat rendemen atau banyak
atau tidak nya minyak yang di peroleh,serta menentukan kualitas inti sawit.
5.1.Komponen Screw Press
Pada proses perancangan Screw Press terdapat komponen yang mendukung dalam
proses perancangan.
5.1.1.Double screw
Double screw terbuat dari bahan baja tuang dengan ukuran yang berbeda tergantung
kapasitas olah yang dilayani. Satuan kapasitas screw press adalah Ton TBS/Jam. Umumnya
dalam membeli spare part screw dipasaran ditentukan jam kerja yang mampu dicapai alat
tersebut hingga penggantian berikutnya (kecuali jika screw patah). Umumnya screw yang
dijual dapat bekerja dengan baik hingga 2000 jam kerja, Bentuk screw persis seperti ulir
yang kita kenal namun dengan bentuk penampang ulir persegi dengan ketebalan lebih dari 1,5
inchi (terutama bagian ujung) dengan jarak pitch lebih kurang 10 cm atau dapat digambarkan
seperti conveyor yang dibuat dari baja tuang dengan ketebalan yang mampu menerima
tekanan nominal 60 bar secara kontiniu. Bagian tengah screw dibuat lubang tempat as pikul
menopang seluruh berat sendiri screw. ujung as pikul dihubungkan ke primary shaft dan
secondory shaft. Screw dapat berputar karena bagian pangkal screw dilengkapi aur pasak
yang bersesuaian dengan alur pasak di primary dan secondary shaft. Primary dan secondary
saft dihubungkan dengan gear conection yang langsung menyatu dengan shaft.
46

5.1.2.Press silinder
Press Silinder atau disebut juga press cage yang terbuat dari plat baja yang
diperkuat dengan tulangan plat mild steel setebal 8 mm. Press silinder berbentuk kaca mata
yang bagian tengahnya terhubung. Press silinder dapat juga disebut saringan, dimana
fibre/serabut daging buah sawit tidak terikut ke cairan minyak yang telah dipress. Press
silinder memiliki lubang yang sangat banyak, diameter lubang bervariasi umumnya
berdiameter antara 4-6 mm, Penahan press silinder sering disebut (kacamata, karena memang
seperti kaca mata) yang terbuat dari plat baja dengan ketebalan 15 mm ditopang dengan
sejumlah baut yang mampu menopang tekanan 50-60 bar. jam kerja press silinder pada
umumnya 4.000 jam
5.1.3.Casing/Body
Casing/Body screw press terbuat dari plat mild steel dengan tebal 10 mm berbentuk kotak
dengan dilengkapi pintu sebelah kanan, kiri dan atas. Dibagian atas ada 2 pintu yaitu 1 pintu
untuk melihat kondisi press silinder & satu pintu/lubang untuk menghubungkan screw press
dengan corong umpan dari digester. Bagian belakang digunakan sebagai tempat bearing
untuk menumpu shaft yang harus ter seal dengan baik sehingga minyak pelumas dari gearbox
tidak bercampur dengan CPO. Body screw press harus ditumpu diatas pondasi yang
umumnya terbuat dari U profil 100 mm. ada yang melapisi bagian lantai body screw press
yang berfungsi untuk menampung minyak sawit dengan plat stain less steel. Bagian depan
screw press dilengkapi body untuk menopang hydraulic double cone dan dihubungkan
dengan sisten engsel sehingga memudahkan saat perbaikan screw press.

47

5.1.4.Gear Box
Gear box terdapat dibagian belakang body screw press yang didalam nya terdapat primary
dan secondary screw yang dihubungkan dengan gear agar putaran double screw saling
berlawanan arah. permasalahan yang sering terjadi di gear box yaitu sering patahnya bearing
as akibat over pressure/kelebihan tekanan, minyak pelumas kurang bahkan mungkin juga
akibat kualitas bearing yang tidak sesuai. Di sisi gearbox umumnya dilengkapi dengan selang
sight glass untuk melihat level pelumas dari luar dan dilengkapi dengan lubang intip dibagian
atas untuk melihat kondisi bearing.

5.1.5.Hidrolik Double Cone


Hydraulic Double Cone merupakan alat yang ditambahkan ke sistem screw press untuk
memberikan tekanan lawan terhadap daya dorong double screw di fibre kempa,dengan
ditekannya ampas kempa oleh hydraulic double cone maka minyak akan keluar dari massa
pressed melalui press silinder. Hydraulic double cone perangkat penting untuk
mengendalikan losis minyak namun disisi lain bisa membahayakan peralatan jika tekanannya
berlebihan. sistem pengaturan tekanan sudah otomatis berdasarkan amper meter elektromotor
screw press yang diset antara 30-35 amper atau berdasarkan tekanan hydraulic di barometer
antara 50-60 bar.

48

Permasalahan yang sering muncul dihydraulic double cone yaitu :


1.
2.
3.
4.

sering bocornya sambungan selang


tidak disiplinnya pelumasan bantalan luncur batang cone
kebersihan panel dari debu
sulitnya tenaga mekanik yang handal untuk memperbaiki sistem otomatis jika
rusak.

5.2.Tekanan kerja Screw Press

5.2.1.Tekanan Berlawanan
Pengerak poros screw press dilakukan dengan electromotoryang dipindahkan dengan belt,
gigi dan hydroulic. Power dengan putaran sebesar 19-12 rpm untuk menggerakkan alat screw.
Efektifitas tekanan ini tergantung pada tekanan tahanan lawan pada adjusting cone. Tekanan
padaHydraulic Cone yang sesuai untuk Single Stage Pressing diberikan tekanan pada tahap
awal 40-50 bar dan pada Double Pressing menggunakan tekanan pertama 30-35 bar dan pada
pengepressan kedua diberi tekanan 40-50 bar
Untuk menurunkan kadar minyak dalam ampas, tekanan lawan dinaikkan dengan
mengatur Cone, hal ini akan menyebabkan efek samping yaitu ditemukan persentase biji
pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan Screw Press, bahkan dapat
menyebabkan terbakarnya Electromotor .
Tekanan kerja Cone yang rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar minyak
yang tinggi dengan sedikit jumlah biji pecah sudah berkurang. Oleh sebab itu pengoperasian
screw press hendaknya dipertimbangkan keuntungan dan kerugian yang diakibatkannya.
Tujuan menstabilkan tekanan pressan adalah :
a. Memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, dengan meratanya adonan masuk kedalam
screw press yang diimbangi dengan tekanan stabil maka ekstraksi minyak akan lebih
sempurna, dengan demikian kehilangan minyak akan lebih rendah.
b. Menurunkan jumlah biji pecah, semakin tinggi variasi tekanan dalam screw press maka
jumlah biji pecah semakin tinggi.
c. Memperpanjang umur teknis. Umur teknis alat seperti crew, cylinder press dan
electromotor lebih tahan lama karena kurangnya goncangan elektrik dan mekanis.
49

5.2.2.Cara Kerja Mesin Screw Press


Motor listrik sebagai sumber gerakan yang berfungsi untuk menggerakkan mesin
double screw press. Screw press dihidupkan melalui panel kendali sekaligus system
hidroliknya, lalu dimasukkan air panas dengan suhu 9000C melalui pipa masuk (pipe
inlet). Motor listrik hidup memutar pulli melalui poros motor dengan daya 30 KW dengan
putaran 1475 rpm. Pulli menggerakkan sabuk menghantarkan putaran ke pulli yang
terpasang pada poros yang menghubungkan ke gear reduser,dan gear reduser digerakkan
poros utama yang dihubungkan dengan kopling. Poros utama menggerakkan roda gigi
perantara yang mengakibatkan kedua poros berulir akan bergerak berlawanan arah
dengan putaran yang sama.
Pada bagian akhir ulir terdapat dua buah konus yang digerakkan dengan bantuan
sistem hidrolik dengan gerakan maju mundur sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan
yang bertujuan untuk meningkatkan hasil pengepresan dan tekanannya sebesar 30-50 bar.
Minyak yang dihasilkan oleh mesin press dialirkan ke oil vibrating screnn dan
kemudian dialirkan ke crude oil tank untuk diproses lebih lanjut, sedangkan serabut dan
biji buah sawit yang masih mengandung 4% minyak dialirkan ke cake breaker
conveyor untuk proses selanjutnya. Motor listrik memutar poros screw press yang
direduksi (dikurangkan) putarannya dari 1475 menjadi 12 rpm melalui speed reduser.
Pada mesin ini worm screw press memiliki peranan utama yang mendorong dan
menekan kelapa sawit supaya terjadi pemerasan. Buah sawit yang telah dihancurkan
pada digester diperas akibat gaya tekan yang ditimbulkan antara screw, casing (press
cage), dan cone. Screw press mendapatkan tenaga putaran dari motor listrik berdaya 22
KW, putaran 1450 rpm yang direduksikan melalui Gear Box hingga mencapai 9 -11 rpm
dan disalurkan melalui 2 buah worm screw press. Press cage atau casing memiliki lubang
penyaringan sebanyak 32.000 buah diseluruh sisinya. Cone mendapatkan daya tekan dari
pompa hidrolik sebesar 30-40 bar.

50

Klasifikasi mesin Screw press:

Kapasitas
: 10 ton
Tekanan Konus : 30 40 Bar
Putaran Poros : 9 -11 rpm
Jumlah ulir : 4
Berat worm screw : 100 kg

Dalam Menentukan kapasitas Screw Press Ada Beberapa hal yang perlu di perhatikan yaitu:

Massa buah yang masuk kedalam digester dan screw press.


Screw press harus terisi penuh untuk memperoleh efisiensi penekanan sehingga
minyak yang dihasilkan akan banyak.

Dari kondisi di atas maka kapasitas screw press dapat di hitung dengan menggunakan rumus:
Q = % berondolan X kapasitas olah Mesin Screw press
Misalkan % berondolan = 60 %
Massa screw press = 10 ton/ jam
Maka,Q=

60
100 X 10 ton/ jam

Q = 6 ton / jam
= 6000 kg/ jam
Selain itu kita juga harus mengetahui volume aliran, untuk mengetahui volume aliaran Kita
harus mengetahui berapa harga massa jenis buah kelapa sawit, dari data yg di dapat harga
massa jenis buah kelapa sawit = 641 kg/m 3. Oleh karena itu volume aliran pada screw press
adalah:
Valiran = Q /
= 6000 kg/jam : 641 kg/ m3
=9.36 m3/jam

51

5.2.3.Analisa Gaya pada Screw Press


Gaya Torsi
Screw Press berguna untuk memindahkan buah hasilke arah keluar (outlet),
dengan adanya penyempitan di daerah konus akan menyebabkan pemerasan pada
buah tersebut sehingga minyak keluar dari daging buah

Ukuran Screw
Daerah paling kritis yang sering menjadi area keausan terjadi pada ujung screw (dari
survei),Diasumsikan titk kritis tersebut terjadi pada jarak maksimal 10 mm dari sisi
terluar screw.

Daerah paling kritis yang sering menjadi area keausan

52

Pembebanan Pada Screw Press

Gambar di atas menunjukkan kondisi pembebanan rata-rata pada jarak r dari sumbu
poros. Gaya F merupakan penjumlahan gaya aksial berupa gaya tekan yang terjadi
pada screw. P adalah gaya yang bekerja untuk memindahkan beban (material kelapa sawit).
Gaya N adalah gaya normal, sebagai akibat dari gaya tekan material terhadap screw. Gaya
N adalah gaya gesek yang terjadi pada permukaan kontak material kelapa sawit dan
permukaan screw. Gaya normal dihitung dengan mempertimbangkan faktor pembebanan
yang mengindikasikan jumlah total permukaan kontak screw dengan material.

53

A. Tegangan Pada Screw Press


Ada dua bentuk tegangan yang terjadi pada screw press yaitu tegangan lentur dan
tegangan geser.

Rumus mencari Tegangan Geser :


DxS
= bIx
Dengan :

: tegangan geser
D
: gaya geser (gaya lintang)
S
: statis momen
b
: lebar bidang geser
Ix
: momen inersia
Rumus mencari Tegangan Lentur

54

Dengan :

MxY
Ix

Y
Ix
M

: tegangan Lentur
: jarak tegangan yang ditinjau ke garis netral
: momen inersia terhadap sumbu x
: momen luar

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari hasil perancangan di atas maka, dapat disimpulkan screw press banyak
digunakan dalam industri terutama industri pengolahan kelapa sawit.
2. Selain itu dengan adanya perancangan screw press kita dapat mengetahui seberapa
besar kapasitas suatu bahan yang bisa diproses pada screw press
3. mengetahui kegunaan screw press yg sebenarnya.
B. Saran
Sebaiknya lebih banyak menyediakan situs situs yang berhubungan dengan
perancangan screw press

55

56

Anda mungkin juga menyukai