Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman sawit merupakan sumber devisa negara, karena Indonesia


merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia. Kualitas minyak
sawit dihasilkan berdasarkan tingkat kematangannya. Kematangan buah sawit
diklasifikasikan kedalam dua tingkatan yaitu mentah dan matang. Secara umum
penentuan kematangan dilakukan dengan penglihatan orang yang
berpengalaman berdasarkan jumlah buah yang terlepas dari tandan dan warna
buah. (Roni Salambue,2019)
Proses produksi pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit
menjadi minyak crude palm oil (CPO) melewati beberapa tahap pengolahan.
Tahapan pengolahan tersebut dilakukan di beberapa stasiun utama, stasiun utama
yang ada didalam pabrik kelapa sawit dimulai dari stasiun penerimaan, stasiun
perebusan, stasiun trhesher, stasiun press, stasiun klarifikasi minyak dan stasiun
pengolahan biji (Mardesci Harmiza,2021). Terdapat juga beberapa stasiun
pendukung pengolah dalam pabrik kelapa sawit seperti stasiun pembangkit
tenaga, stasiun Laboratorium, stasiun Pengolahan air limbah, stasiun bengkel,
stasiun pengolahan air.
Produktivitas yang tinggi menjadikan kelapa sawit kompetitif sebagai
alternatif minyak yang dapat digunakan oleh industri makanan, kosmetik,
produk kesehatan, biofuel dan biodiesel. Namun dalam peroses produksi terjadi
kehilangan minyak maka pabrik kelapa sawit berupaya meminimalkan
kehilangan minyak dengan mengoptimalkan proses produksi serta perbaikan
mutu produk. Dalam hal tersebut dilakukan analisis pengolahan buah sawit pada
Untuk mengetahui terjadinya sebab kehilangan minyak (oil losses) pada
mesin screw press Dengan melakuan penelitan pengaruh pengepresan pada

1
ampas hasil press buah kelapa sawit. Tujuannya adalah agar kadar oil losse pada
mesin screw press tidak melewati batas ketentuan pabrik, sehingga tidak
menyebabkan penurunan hasil produksi.

1.2. Rumusan Masalah


Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini dapat di
identifikasikan sebagai berikut:
1. Apa saja yang menyebabkan terjadinya oil losse pada mesin screw press
2. Seberapa besar efek oil losse pada hasil pengolahan minya pada perusahaan
3. Hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah oil losse

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi penyebab terjadinya oil losse
2. Mengidentifikasi dan meminimalisir oil losse yang menyebabkan kerugian
produksi perusahaan
3. Melakukan prose pencegahan agar oil losse tidak terus terjadi
4. Melatih dan meningkatkan kemampuan penulis/mahasiswa teknik mesin dalam
berinovasi baik menciptakan maupun mengembangkan teknologi.

1.4. Manfaat Penelitian


Maaf penelitian ini yaitu diharapkan dapat menentukan, menemukan
dan memberikan solusi penanganan oil losse yang terjadi pada mesin screw
press di stasiun pressing PT Fajar Baizury & Brathers. Penelitian ini juga dapat
dijadikan sebuah bahan acuan bagi mahasiswa atau umum untuk melakukan
pengembangan dan penelitian yang di siplin sesuai dengan bidang.

2
1.5. Sistematika Penulisan Proposal
Untuk mendapatkan ilustrasi secara umum bagian – bagian yang akan
dibahas pada penelitian ini, maka penulis menguraikan secara ringkas isi masing
– masing bab menggunakan sistematika berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan pengertian secara umum tentang topik persoalan,
dan menguraikan konsep teori secara mendalam yang berhubungan terhadap
masalah yang diteliti, review penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan
hipotesis, dan diakhiri dengan model penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang dilakukan
meliputi lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber
data, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel,
serta metode analisis yang dilakukan dalam menarik kesimpulan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan sesuai
dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hipotesis yang diajukan, yang
meliputi gambaran hasil penelitian, pengujian terhadap hipotesis, dan analisis.
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan atas hasil penelitian yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, keterbatasan penelitian, dan saran – saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


2.1.1 Kelapa Sawit
Kelapa Sawit Minyak sawit berasal dari buah pohon kelapa sawit
(Elaeis guineensis) suatu spesies tropis yang berasal dari Afrika Barat. Saat ini
kelapa sawit tumbuh sebagai hibrida di banyak belahan dunia termasuk Asia
Tenggara dan Amerika Tengah. Kelapa sawit pertama sekali diperkenalkan di
Asia Tenggara sebagai tanaman hias. Ditanam pertama kali pada tahun 1884 di
kebun raya Bogor, Indonesia (Mangoen soekarjo.S ,2003)
Varietas dari kelapa sawit cukup banyak dan diklasifikasikan dalam
berbagai hal yaitu berdasarkan tipe buah, tebal cangkang, warna buah dan lain-
lain. Berikut varietas berdasarkan tipe buah : Secara botani buah kelapa sawit
digolongkan sebagai drupe, terdiri dari.

1. Pericarp terbungkus oleh exocarp (atau kulit).


2. Mesocarp yang secara kaprah disebut (pericarp).
3. Endocarp (cangkang) yang membungkus 1-4 inti atau kernel

Menurut Sunarko (2006) Berdasarkan tebal tipisnya cangkang


(tempurung) dan daging buah (mesocarp), sepesies Elaeisguineensis dapat
menjadi 3 Varietas, yaitu :
A. Jenis Dura
Kelapa sawit dari jenis dura mempunyai cangkang yang cukup tebal
sekitar 2-8 mm. Pada bagian luar cangkang hampir tidak ada serabut yang
menyelimutinya. Daging buah kelapa sawit dura tidak begitu tebal dengan
daging biji yang cukup besar. Jenis dura dikenal memiliki kadar kandungan

4
minyak yang rendah dan sering dipakai sebagai induk betina ketika melakukan
program pemuliaan bibit kelapa sawit.
Kelapa sawit dura bercangkang cukup tebal karena mengandung zat
alela homozigot yang dominan. Kebanyakan perusahaan pengolahan kelapa
sawit kurang menyukai jenis ini sebab cangkang yang tebal dapat
memperpendek usia pakai mesin dan kandungan minyaknya yang rendah.
Kelebihan dari kelapa sawit dura adalah ukuran buahnya relatif besar dengan
kandungan minyak mencapai 18 persen setiap tandannya, ciri-ciri dari kelapa
sawit jenis ini adalah : (Fauzi.Y,2004)

Gambar 2.1 : Jenis Dura


Sumber : Fauzi.y, 2004

1. Tempurung tebal (2-5 mm)


2. Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung
3. Daging buah relatif tipis, yaitu 20-65% terhadap buah
4. Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak lebih rendah dari
kandungan airnya
5. Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina

B. Jenis Pasifera
Pasifera mempunyai cangkang yang sangat tipis hingga tidak
bercangkang. Hal ini dikarenakan kandungan zat alela homozigot pada jenis ini
bersifat resesif. Buah kelapa sawit pisifera memiliki daging yang lebih tebal
daripada dura dengan daging biji yang tipis sekali. Sayangnya, bunga betina

5
kelapa sawit dari jenis pisifera ini bersifat steril sehingga sulit berkembang
menjadi buah. Oleh sebab itu, perbanyakan jenis kelapa sawit ini hanya bisa
dilakukan melalui persilangan dengan kelapa sawit dari jenis yang lainnya.
Namun beberapa kelapa sawit pisifera memiliki kemampuan fertile sehingga
bisa berkembang biak secara mandiri, ciri-ciri jenis buah ini yaitu :
(Fauzi.Y,2004).

Gambar 2.2: Jenis Pasifera


Sumber : : Fauzi.y, 2004

1. Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada


2. Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah Dura
3. Daging biji sangat tipis
4. Kandungan minyak tinngi dan kandungan airnya cukup rendah
5. Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai
sebagai pohon jantan induk

C. Jenis Tenera
Kelapa sawit tenera merupakan kelapa sawit dari hasil persilangan
antara kelapa sawit dura dan kelapa sawit pisifera. Oleh karena itu, kelapa sawit
ini memiliki karakteristik yang paling bagus untuk dibudidayakan. Di antaranya
tingkat ketebalan cangkang sekitar 0,5-4 mm dan mempunyai. serabut yang
menyelubunginya. Daging buah kelapa sawit ini juga tebal sehingga mampu
menghasilkan minyak dalam jumlah yang lebih banyak, ciri-ciri dari jenis buah
ini yaitu : (Fauzi.Y,2004)

6
Gambar 2.3: Jenis Tenera
Sumber : : Fauzi.y, 2004

1. Hasil dari persilangan Dura dan Pasifera


2. Tempurung tipis (1-2,5 mm)
3. Terdapat lingkaran serabut di sekeliling tempurung
4. Kandungan minyak tinggi
5. Daging buah sangat tebal (60-90 % dari buah).

Buah yang dihasilkan dari tanaman kelapa sawit disebut tandan


buah segar (TBS) atau fresh fruit bunch (FFB). Apabila pemanenan buah
dilakukan dalam keadaan lewat matang maka minyak yang dihasilkan
mengandung ALB dalam persentase tinggi (lebih dari 5%). Sebaiknya
pemanenan dilakukan dalam keadaan buah belum terlalu matang karena kadar
ALB nya rendah walaupun rendemen minyak yang diperoleh juga rendah
(Ketaren,S. 1986)
Ada beberapa klasifikasi tandan buah segar berdasarkan jumlah
berondolan dan tingkat kematangannya, adapun klasifikasi buah kelapa sawit
berdasarkan berondolan dan tingkat kematangan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

7
Tabel 2.1 Klasifikasi tandan buah segar (TBS) berdasarka pada berondolan
No Uraian Fraksi Kriteria
1 Sangat mentah 0.0 Tidak ada berondolan, warna buah hitam
2 Mentah 0 1 s/d 12,5% buah luar memberondol
3 Kurang Matang 1 12,5% s/d 25% buah luar memberondol
4 Matang 1 2 25% s/d 50% buah luar memberondol
5 Matang 2 3 50% s/d 75% buah luar memberondol
6 Lewat matang 1 4 75% s/d 100% buah luar memberondol

7 Lewat matang 2 5 Buah ikut dalam memberondol


8 Tandan kosong/busuk 6 Semuanya memberondol
Sumber : Fauzi, y. 2004

2.1.2 Minyak Kelapa Sawit (CPO) Crude Palm Oil


Bahan untuk mendapatkan minyak sawit dan minyak inti sawit adalah
buah. Buah yang baik berasal dari tandan buah yang sudah matang. Tandan buah
kelapa yang telah dipanen sebaiknya tidak mengalami masa penyimpanan.
Dengan kata lain bahwa tandan buah setelah dipanen sebaiknya segera diolah.
Lama masa penyimpanan yang baik yaitu tidak lebih dari dua hari sebab
penyimpanan yang lebih lama akan merusak minyak. Penyimpanan dilakukan
di lokasi penumpukan buah dan harus diperhatikan letak penumpukan tandan
sehinga tandan yang pertama harus yang pertama kali diolah.Pada proses
pengolahan, warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa
setelah proses pemucatan karena asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna.
Standar mutu merupakan hal yang terpenting untuk menentukan minyak kelapa
sawit yang bermutu baik. Mutu kelapa sawit yang baik harus mempunyai
beberapa faktor yang menentukan standar mutunya seperti kandungan air,
kandungan kotoran, maupun kandungan asam lemak bebasnya (Ketaren, 2008).

8
Tabel 2.2 Standar kualitas minyak kelapa sawit
No Karateristik Batasan (%)
1 Kadar asam lemak bebas < 3%
2 Kadar air < 0,18 %
3 Kadar kotoran < 0,018 %
Sumber : Sumber : Fauzi, y. 2004

2.1.3 Proses Pengolahan Kelapa Sawit


Stasiun press pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi minyak
mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Kelapa Sawit (IKS) umumnya
terdiri dari Stasiun utama yang berfungsi sebagai berikut:

A. Penerimaan Buah ( fruit reception )


Sebelum diolah di PKS ,tandan buah segar (TBS) yang diterima dari
kebun pertama sekali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di
jembatan timbang dan ditampung sementara di penampungan buah (loading
ramp).
1. Jembatan timbang
Setiap truk yang masuk ke pabrik harus ditimbang pada saat berisi
(bruto) dan sesudah dibongkar (tarra). Selisih timbangan yang berisi dan
kosong merupakan berat TBS yang akan diolah.

Gambar 2.4 : Jembatan Timbangan 2023


Sumber : Penelitian
2. Penampungan buah (loading ramp)

9
TBS yang ditimbang di jembatan timbang selanjutnya dibongkar di
loading ramp dengan menuang langsung dari truk. Untuk perhitungan
rendemen dan penilaian mutu perlu diketahui keadan TBS yang masuk ke
dalam pabrik. Karena itu perlu diadakan sortasi. (Karim,A. 2001)

Gambar 2.5: Loading Ramp 2023


Sumber : Penelitian

B. Rebusan ( sterilizer )
Lori-lori yang berisi TBS dikirim ke stasiun perebusan dengan cara
ditarik menggunakan capstand yang digerakkan menggunakan motor listrik
menuju sterilizer. Setiap ketel dapat diisi dengan 7 lori, dengan kapasitas 5 ton
per lori. Pada proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur
sekitar 135oC dan tekanan 20-28 kg/cm² selama 90-120 menit.

Gambar 2.6 : Sterilizer 2023


Sumber : Penelitian

Perebusan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar minyak dan


pemucatan kernel. Sebaliknya perebusan dalam waktuyang terlalu pendek

10
menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok dari tandannya. Proses
perebusan mampunyai tujuan sebagai berikut:
1. Memudahkan buah lepas dari tandan pada penebahan
2. Menurunkan kadar air daging buah
3. Memperbaiki proses penjernihan minyak
4. Merenggangkan buah inti dengan cangkang untuk memudahkan pemecahan
biji pada mesin pemecah
5. Melunakkan daging buah untuk mempermudah pengadukan di ketel
pengadukan

C. Penebahan (thresher)
Penebahan adalah poros melepaskan buah dari kelopak dari tandan
yang sudah direbus. Penebah adalah suatu alat yang berbentuk terombol
mendatar yang sedikit miring dengan kisi- kisi yang bercelah sedikit lebih besar
daripada ukuran berondolan. Terompol berputar dengan putaran sedemikian
sehingga tandan akan mengalami gaya dengan putaran sentrifugal yang cukup
untuk mengangkatnya sampai titik tertinggi pada terombol, biasanya kecepatan
putaran 22 rpm. Tandan setelah terjatuh kembali (terbanting) akan melepaskan
buahnya, demikian terjadi berkali- kali sampai tandan kosong akhirnya terlempar
dari ujung terombol

Gambar 2.7: Thresher 2023


Sumber : Penelitian

Pada penebahan yang sempurna tidak ada buah yang masih melekat

11
pada tandan kosong. Penebah sekaligus bertindak sebagai pengumpan ke dalam
bejana peremas. Muatan bejana peremas harus dijaga konstan dan tetap penuh.
Oleh karena itu kapasitas dan jam kerja penebahan diatur seimbang dengan
kapasitas pengempan (Naibaho,P.M.,1998)

2.2 Definisi Konsep dan Operasional


2.2.1 Mesin Screw Press
Alat yang digunakan dalam sistem pengepresan adalah Screw Press
yang berguna untuk memisahkan minyak dan daging buah kelapa sawit. Dalam
proses ini daging buah digiling dan diperas dengan poros berulir atau penekan
secrup cacing yang membawa dan menekan massa buah yang dimasukan dalam
mesin Screw Press kurungan, (Mawardi, 2022).

Gambar 2.8: Mesin Screw Press 2023


Sumber : Penelitian

2.2.2 Cara Kerja Mesin Screw Press


Pada pabrik kelapa sawit , umumnya digunakan screw press sebagai
alat pengempaan untuk memisahkan minyak dari daging buah. Proses pemisahan
minyak terjadi akibat putaran screw mendesak bubur buah, sedangkan dari arah
yang berlawanan tertahan oleh sliding cone. Screw dan sliding cone ini berada di
dalam sebuah selubung baja yang disebut press cage, dimana dindingnya
berlubang-lubang diseluruh permukaanya. Dengan demikian, maka minyak dari
bubur buah yang terdesak ini akan keluar melalui lubang-lubang press cage,
sedangkan ampasnya keluar melalui celah antara sliding cone dan press cone.

12
Dan adapun fungsi screw press adalah: (Sunarko, 2006)
1. Memeras cairan yang terdapat dari bahan buah dan memisahkannya dari inti
serta serabut buah
2. Menggiling kembali buah di dalam digester (alat penggiling), agar
pengambilan minyak berjalan sempurna pada adonan diberi air panas dengan
jumlah tertentu.
3. Cairan yang keluar alat press mengandung bahan-bahan : minyak, air, serabut
halus, bubur daging buah, lumpur tanah, pasir halus dan pasir kasar

Dengan demikian masih banyak bahan yang bukan minyak yang


terkandung dalam bahan-bahan yang keluar dari alat kempaan sehingga perlu
dimurnikan lebih lanjut dalam proses klarifikasi. Pengambilan cairan minyak
menjadi kurang efektif apabila di Screw Press terjadi: (Abdul Karim. 2001)

1. Silinder Press tersumbat akibat jarang dikosongkan


2. Air panas yang diberikan pada adonan tidak cukup
3. Tekanan screw press dibawah ketentuan
4. Buah yang tidak matang direbus
5. Screw press telah aus).

2.2.3 Bagian-Bagian Mesin Screw press


Setiap permesinan memiliki komponen-komponen penyusun yang
menjadi satu kesatuan sehingga terbentuk sebuah mesin. Begitu juga dengan
mesin screw press, adapun komponen-komponen penyusun utama mesin screw
press adalah :

A. Double Screw
Bagian yang pertama adalah double screw. Komponen double screw

13
sendiri dibuat dari bahan baja tuang dan memiliki ukuran berbeda-beda antara
satu mesin dengan mesin yang lain. Umumnya, perbedaan ukuran ini disebabkan
karena besarnya kapasitas yang diminta pelanggan juga berbeda. Satuan
kapasitas dari mesin ini adalah Ton TBS per jam.

Gambar 2.9: Double Screw 2023


Sumber : Penelitian

B. Press Silinder
Press silinder juga sering disebut dengan press cage. Press silinder
merupakan komponen yang dibuat dari plat baja serta diperkuat dengan tulang
plat yang memiliki ketebalan kurang lebih 8 mm. Komponen ini memiliki
bentuk kaca mata dengan bagian tengah yang terhubung. Selain disebut dengan
press cage, komponen ini juga sering disebut dengan saringan. Karena,
komponen ini membuat serabut dari daging buah kelapa sawit tidak ikut dalam
cairan minyak yang telah di press.

Gambar 2.10: Double Screw 2023


Sumber : Penelitian
C. Casing
Casing atau body screw press. Body komponen ini biasanya dibuat dari

14
plat mild steel yang memiliki ketebalan 10 mm. Komponen ini umumnya
memiliki bentuk kotak serta dilengkapi pintu sebelah kanan, kiri serta atas.

Gambar 2.11: Casing 2023


Sumber : Penelitian

D. Gear Box
Gear box berada di belakang mesin ini dan di dalamnya terdapat
secondary screw dan primary screw serta digabungkan dengan gear sehingga
putarannya saling berlawanan arah. Biasanya, salah satu masalah yang terjadi
pada gear box adalah bearing as sering patah karena over pressure, kualitas
bearing kurang sesuai dan minyak pelumas yang kurang. Pada bagian gear box,
biasanya sudah dilengkapi dengan selang sight glass yang dapat digunakan
untuk melihat level pelumas dari luar, serta dilengkapi dengan lubang intip yang
ada di bagian atas agar dapat melihat seperti apa kondisi bearing.

Gambar 2.12 : Gear Box 2023


Sumber : Penelitian

E. Bantalan/Bearing
Bantalan merupakan elemen mesin yang akan menampung poros

15
sehingga gesekannya bisa berlangsung dengan halus, aman serta memiliki usia
pemakaian yang panjang. Agar poros mesin bekerja dengan baik, bantalan ini
harus kokoh. Ada berbagai macam komponen dari bantalan, mulai dari cincin
dalam, elemen gelinding, cincin luar dan lainnya.

Gambar 2.13 : Bantalan/Bearing 2023


Sumber : Penelitian

2.3 Metode dan Operasional Metode


2.3.1 Oil Losses
Pada saat pengolahan kelapa sawit menjadi CPO, tidak semua kelapa
sawit diolah menjadi CPO melainkan ada sebagian kecil yang terbuang atau
yang disebut oil losses. Sebelum ditentukan kadar minyak terbuang, terlebih
dahulu sampel tersebutdi keringkan. Tujuanya agar tidak mempengaruhi hasil
dari ekstraksi.
Oil losses yang terjadi diantaranya di kondensat sterilizer, tandan
kosong, ampas dan di stasiun klarifikasi. Bagi perusahaan, kehilangan minyak
yang melebihi norma yang telah ditetapkan akan memberikan dampak kerugian,
oleh sebab itu sangat penting bagi suatu perusahaan mengetahui estimasi potensi
kerugian dari kehilangan minyak tersebut, ini dikarenakan dengan mengetahui
estimasi potensi kerugian maka perusahaan dapat mengetahui angka potensi
kerugian dengan jelas sehingga diharapkan dapat mengontrol angka potensi
kerugian, yang disebabkan oleh oil losses (Fauzi,Y. 2004). Adapun tahapan
dalam menentukan oil losse yaitu :

16
2.3.2 Alat Yang Digunakan
1. Seperangkat alat ekstraksi (Buchi Sokletasi 810)
2. Ekstraks Thimbel
3. Kapas

2.3.3 Bahan
1. N- Heksana
2. Sampel Yang Digunakan
 Empty Bunch
 Fiber Setelah Screw Press
 Nut
 Cake Decanter
 Final Effuent

2.3.4 Cara Kerja

1. penentuan kadar air


 Timbang cawan kosong
 Masukkan sempel
 Keringkan dalam oven selama 3 jam dengan suhu 1050 c
 Setelan 3 jam dinginkan sempel dalam kondensor
 Lalu timbang berat sempel kering
 Setelah ditimbang tentukan kadar airnya.

2. Penentuan Kadar Oil Losse


 Setelah kadar air ditentukan masukan sampel kedalam ekstrakthimbel
sampai sampel bersih terpindahkan ke dalam thimbel.
 Setelah itu tutup dengan kapas.
 Masukan thimbel ke dalam soklet

17
 Masukan kaca pemanas kedalam gelas piala buchi agar membantu
mempercepat reaksi.
 Lalu isi gelas piala buchi dengan n-heksana.
 Lakukan ekstraksi,sampai sampel benar-benar tidak berwarna kuning atau
selama 4 jam proses ekstraksi.
 Setelah sampel tidak berwarna kuning, tarik n-heksana dengan cara
penyulingan.
 Lalu di dinginkan dan timbang berat sampel,sampel hasil ekstraksi inilah
kadar minyak terbuang

2.3.5 Perhitungan:
1. kadar air di dalam fiber
Berat Air
× 100%
Berat Sampel

2. kadar air di dalam Nut


Berat Air
× 100%
Berat Sampel

3. kadar air di dalam Empthy Bunch


Berat Air
× 100%
Berat Sampel

4. kadar air di dalam Cake Dekanter


Berat Air
× 100%
Berat Sampel

2.4 Teori Dan Konsep

18
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dimas Wirayudha Ribawa
(2020), yang berjudul Pengaruh Tekanan Terhadap Oil Losses Pada Ampas
Screw Press Di Pt. Wahana Karya Sejahtera Mandiri, dari penelitian yang
dilakukan didapatkan data :

Tabel 2.3 Kadar Minyak/Oil losses dan Kadar Air


Besar Tekanan screw press Oil Losses (%) Kadar Air (%)
80 kg/cm² 2,37 32,87
60 kg/cm² 4,68 32,94
40 kg/cm² 5,99 36,62
Sumber : Dimas Wirayudha Ribawa, 2020

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil oil losses yang


berbeda dari setiap mesin screw press yaitu pada mesin screw pres pertama
dengan tekanan 40 kg/cm² diperoleh oil losses sebanyak 5,99%. Pada mesin
screw press kedua dengan tekanan 60 kg/cm² di peroleh oill losses sebanyak
4,68% dan pada mesin screw pres ketiga dengan tekanan sebesar 80 kg/cm² di
peroleh oil losses sebanyak 2,37%.
Pada Tabel 2.3 Kadar air terdapat selisih perbedaan yang signifikan
dengan kadar minyak. Hal ini terjadi karena jenis buah yang diolah pada saat
sampel diambil dominan jenis dura dibandingkan jenis pasifera dan tenera, hal
ini disebabkan karena buah yang masuk untuk diolah lebih banyak berasal dari
petani luar bukan dari kebun PT. WKSM dan buah mulai diolah setelah
tersimpan selama kurang lebih 24 jam pada unit sortasi karena banyaknya buah
yang masuk. Semakin lama waktu penyimpanan buah, semakin meningkat kadar
air dan Asam lemak bebas minyak sawit yang dihasilkan, dan semakin menurun
kadar dobi dan β- karotennya.

2.1. Kerangka Pemikiran

19
Pada kesempatan kali ini penulis akan menganalisis kerusakan
pengaruh tekanan terhadap oil losses pada ampas screw press. yaitu merupakan
kegiatan penelitan yang dianggap paling penting dalam kegiatan operasional
perusahaan dalam mencapai target hasil produksi. Sehingga dengan melakukan
penelitian ini, dapat mengetahui seberapa besar oil losse yang terjadi pada mesin
screw press di PT Fajar Baizury & Brothers. Adapun Jenis mesin Screw Press
yang digunakan di PT Fajar Baizury & Brothers yaitu Mesin dengan type AP-17,
kapasitas 15-18 ton/jam yang diproduksi oleh PT Apindo.
Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa kerangka pikir secara
bagan alur analisis oil losse pada mesin screw press di PT Fajar Baizury &
Brothers. Di bawah ini adalah bagan kerangka pikir penulis.

Bagan Kerangka Pemikiran


Buah Sawit

Perebusan

Degister

Screw Press

Ampas Screw Press

Ekstrasi Sokletasi

Gambar 2. 14 : Bagan Kerangka Pemikiran 2023


Sumber : Penelitian

2.2. Rumusan Hipotesis

20
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hupo dan thesis. Hupo
artinya sementara, sedangkan thesis artinya suatu pernyataan atau teori.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan sementara yang
merupakan praduga dari para peneliti terhadap masalah penelitian.
Dalampenelitian ini digunakan 2 jenis hipotesis yaitu :

1. Hipotesis komparatif
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang yang
menjadi penyebab kerusakan pada pompa sentrifugal

2. Hipotesis asosiatif
merupakan jawaban atas rumusan masalah yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini.

21
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Metode dan Pendekatan Penelitian


Pada penelitan tugas akhir ini, terdapat 2 (dua) metode penelitian
yang peneliti gunakan adapun penelitian tersebut yaitu studi Literatur dan
Eksperimen :

3.1.1 Studi Literatur


Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang
mampu menunjang untuk melakukan penelitian. Referensi yang digunakan
antara lain bersumber dari buku-buku, artikel, sumber dari internet, serta
sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3.1.2 Metode Eksperimen


Metode eksperimen, yaitu melakukan penelitian terhadap mesin
Screw press dalam melakukan pengepresan terhadap ampas buah sawit,
melakukan pengujian kadar oil losse di laboratorim untuk mengetahui
seberapa baik kinerja mesin screw press menggunakan data yang didapatkan
dilapangan. serta data-data pendukung lainnya.

3.1.3 Diagram Alir Penelitian


Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini :

22
23

Diagram Alir Jadwal Penelitian

Kunjungan ke lokasi penelitian

Pengambilan data dan


informasi Screw Press

Pengambilan Sampel
Ampas Sawit Hasil
Pengepresan Mesin Press

Uji Laboratorium

Hasil dan pembahasan

Kesimpulan Dan Saran

Gambar 3.1 : Diagram Alir Prenelitian


Sumber : penelitian

3.2. Lokasi dan Objek Penelitian


3.2.1 Waktu Penelitian
Analisa penelitan ini dimulai sejak 2 November – 30 Desember 2023,
dimana penelitian ini dilaksanakan di stasiun pressing dan laboratorium PT
Fajar Baizury & Brothers.

3.2.2 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada stasiun Pressing Pabrik Pengolahan Buah
Kelapa Sawit PT Fajar Baizury & Brothers yang beralamat di Desa Babah Rot,
Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya. Penelitian dilakukan pada
24

ampas kelapa sawit hasil pengepresan mesin screw press sebagai objek
penelitian dan pengambilan data untuk penyusunan artikel ini.

3.3.3 Alat Penelitian


Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat penunjang penelitan yang
digunakan sesuai kebutuhan penelitian di antaranya :
A. Mesin Screw Press
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti di stasiun pressing PT Fajar
Baizury & Brothers digunakan Mesin Screw Press tipe AP-17, kapasitas 15-18
ton/jam, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data di bawah ini.

Gambar 3.2 : Mesin Screw Press 2023


Sumber : Penelitian

Tabel 3.1 : Spesifikasi Mesin Screw Press


NO ITEM Spesifikasi
1 Serial NO S-1308/FFB/0312
2 Type AP-17
3 Tahun Produksi 2012
4 Material Cats Iron
5 Drive Motor Listrik
6 Diproduksi PT Apindo
7 Jumlah 6 Unit
Sumber : PT Fajar Bizury & Brothers
B. Hexane
Dalam penelitian ini hexane digunakan sebagai larutan untuk
memisahkan minyak sawit dari sludge heavy phase
25

Gambar 3.3 : Hexane 2023


Sumber : Penelitian
C. Kapas
Kapas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapas serat halus
alami, digunakan uituk menutup ekstra thimble ketika sampel telah dimasukkan
kedalamnya.

Gambar 3.4 : Kapas 2023


Sumber : Penelitian
D. Timbangan
Adalah suatu alat yang digunakan untuk menentukan berat, dalam
penelitian ini timbangan digunakan untuk menentukan berat ampas sawit yang
diteliti.

Gambar 3.4 : Timbangan 2023


Sumber : Penelitian
26

E. Gelas Piala Buchi


Adalah gelas yang digunakan untuk mencampurkan dan mengaduk
minyak yang akan diteliti.

Gambar 3.5 : Gelas Piala Buchi 2023


Sumber : Penelitian
F. Cawan ukur
Cawan ini adalah cawan yang digunakan sebagai wadah penampungan
ampas sawit sebelum dilakukannya penimbang.

Gambar 3.6 : Cawan ukur 2023


Sumber : Penelitian
G. Ekstra Thimbel
Ekstra thimble adalah alat yang digunakan untuk memisahkan minyak
dari campuran cairan lainnya mengunakan larutan.

Gambar 3.7 : Ekstra thimble 2023


Sumber : Penelitian
27

H. Kondensor
Alat ini digunakan untuk kegiatan pendinginan sampel ketika selesai
dipanaskan.

Gambar 3.8 : Kondensor 2023


Sumber : Penelitian

I. Ampas Sawit
Dalam penelitian ini menjadikan ampas sawit sebagai bahan penelitian
utama untuk menentukan kadar oil losse pada mesin screw press.

Gambar 3.9 : Ampas Sawit/Fiber


(Sumber : Penelitian)

3.3. Penentuan Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau objek yang diteliti.
Dalam penelitian yang dilakukan di Stasium pressing PT Fajar baizury &
Brother, terdapat 6 (enam) mesin screw press yang bekerja dalam waktu
bersamaan. Adaapun waktu operasional mesin dapat dilihat pada tabel di bawah.
28

Tabel 3.2 Waktu Operasional Kerja Mesin Press PT Fajar Baizury & Brothers
Waktu dibutuhkan
Waktu (WIB) Keterangan
(Jam)
07.00-08.00 Pengecekan peralatan 1
08.00-14.00 Operasional produksi 6
14.00-07.00 Operasional produksi 17
Total 24
Sumber: PT Fajar Baizury & Brothers

3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.

Gambar 3.10 : Tabel Log Sheef Degister Dan Screw Press 2023
Sumber : Penelitan PT Fajar Baizury & Brothers

Gambar diatas menunjukkan catatan sheeft operasional mesin degister


dan screw press di PT Fajar Baizury & Brothers yaitu data mesin screw press
dan degister no 5 dan no 6 selama 1 (satu) hari.
29

3.4. Variabel dan Pengukuran


Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menentukan seberapa
besar oil losse yang terjadi pada mesin screw press di PT Fajar Baizury &
Brothers. Sehingga dengan dilakukan penelitian ini maka akan memudahkan
proses penentuan komponen perbaikan agar ke berlangsungan oil losse dapat di
cegah. Adapun variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah:
1. kadar air di dalam fiber (%)
2. kadar air di dalam Nut (%)
3. kadar air di dalam Empthy Bunch (%)
4. kadar air di dalam Cake Dekanter (%)

3.5. Teknik Pengumpulan Data


3.5.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahap berikut:
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai pada tanggal 02 Noverber-30 Desember 2023.
Adapun Tahap yang dilakukan meliputi : Ijin penelitian, survey awal,
pengumpulan data, analisis data, pembuatan laporan. Survey awal dilakukan
untuk melihat kondisi tempat, cara, serta kondisi screw Press itu sendiri. Setelah
itu mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan tahap berikut :
1).Meminta dan mendapatkan izin dari pihak PT Fajar Baizury & Brothers,
setelah itu peneliti menjelaskan tujuan penilitian serta konfirmasi mengenai
alat yang akan digunakan dalam penelitian
2).Observasi dan wawancara, dilakukan oleh peneliti langsung untuk
30

mendapatkan informasi mengenai mesin screw press dan menentukan objek


inti penelitan
3).Melakukan penelian seberapa besar oil losse yang terjadi di laboratorium
perusahaan pada jam kerja yaitu antara pukul 08.00 sampai 16.00. peneliti
melakukan pengecekan dan mencatat hasil pengamatan.
4).Merekap data perolehan hasil penelitian.

c. Tahap Penyelesaian
1). Pengumpulan semua data
2). Mengolah dan menganalisi data yang di dapat
3). Analisis data ulang
4). Penyusunan laporan skripsi

3.5.2 Pengolahan Data


a. Data Coding
Koding data merupakan suatu proses penyusunan data mentah secara
sistematis ke dalam yang bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data
komputer.
b. Data Entering
Data entering merupakan proses pemindahan data yang telah diubah ke
dalam kode angka ke dalam komputer.
c. Data Cleaning
Data cleaning atau pembersih data merupakan proses pengecekan untuk
memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke computer sudah
sesuai dengan informasi yang sebenarnya. Pastikan semua data yang dimasukkan
tidak ada yang salah dan harus konsisten sesuai dengan data dilapangan.
31

d. Data Output
Data output atau penyajian data merupakan tahap menyajikan hasil
pengolahan data dengan bentuk yang mudah dibaca dan lebih menarik.
Penyajian data ini dapat disajikan dalam bentuk : tabel, grafik atau dalam bentuk
gambar.
e. Data Analyzing
Data analyzing atau analisis data merupakan tahap akhir dalam penelitian.
Tahap ini mengharuskan peneliti untuk menginter prestasikan data yang sudah
diperoleh selama pengumpulan data di lapangan.

3.6. Teknik Analisis Data


3.6.1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran atau
mendeskripsikan dari masing – masing variable yang diamati.
3.6.2 Analisa Bivariat
Analisa bivariat untuk mengetahui dan menguji makna dan besarnya
hubungan masing – masing variabel yang diteliti.

3.7. Uji Kredibilitas Data


Uji kredibilitas merupakan uji dimana peneliti mencari dan mengetahui
tingkat kepercayaan terhadap data yang diteliti. Terdapat 6 macam cara dalam
pengujian, yaitu:
A. Perpanjangan Waktu Penelitian
Peneliti harus yakin atas data yang dikumpulkan, selagi penelitian
belum cukup meyakin, maka peneliti perlu melakukan perpanjangan waktu
penelitiannya sambil mengkaji kembali,
B. Meningkatkan Ketekunan Pengamatan
32

Peneliti perlu melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah


terkumpul telah benar atau salah. Hal ini dilakukan untuk menjaga keakuratan
dan keabsahan data.
C. Triangulasi
Merupakan pengecekan data atau sumber dari berbagai cara dan waktu
D. Member Checks
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, melakukan
pengkategorian, dan penarikan kesimpulan dapat diuji kembali dengan
menggunakan anggota lain dalam kelompok.
E. Analisis Kasus Negatif
Adalah menemukan terlebih dahulu data yang bertentangan dengan
data yang telah ditemukan sebelumnya. Apabila data yang bertentangan sangat
kurang, maka data yang ditemukan dapat dipercaya
F. Menggunakan Referensi yang Tepat
Data dan informasi yang dikumpulkan dapat lebih dipercaya jika
dilengkapi dengan bahan-bahan referensi yang tepat.

3.8. Jadwal Penelitian


Adapun jadwal penelitan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini
dapa dilihat pada gambar dibawah ini.
33

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian


Minggu / Bulan / Tahun
No Kegiatan November 2023 Desember 2023
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Kunjungan Ke Lokasi Penelitian
2 Pengambilan Data Ampas Sawit
3 Penyusunan Proposal TGA
4 Seminar Proposal TGA
5 Pengmbilan Data Tambahan
6 Analisa Data Ulang
7 Hasil Dan Pembahaasan
8 Penulisan Tugas Akhir
9 Sidang
10 Skripsi
11 Publis Karya Tulis Ilmiah
Sumber : Penelitian
34
1
2

Anda mungkin juga menyukai