PENDAHULUAN
1
ampas hasil press buah kelapa sawit. Tujuannya adalah agar kadar oil losse pada
mesin screw press tidak melewati batas ketentuan pabrik, sehingga tidak
menyebabkan penurunan hasil produksi.
2
1.5. Sistematika Penulisan Proposal
Untuk mendapatkan ilustrasi secara umum bagian – bagian yang akan
dibahas pada penelitian ini, maka penulis menguraikan secara ringkas isi masing
– masing bab menggunakan sistematika berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan pengertian secara umum tentang topik persoalan,
dan menguraikan konsep teori secara mendalam yang berhubungan terhadap
masalah yang diteliti, review penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan
hipotesis, dan diakhiri dengan model penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang dilakukan
meliputi lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber
data, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel,
serta metode analisis yang dilakukan dalam menarik kesimpulan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan sesuai
dengan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hipotesis yang diajukan, yang
meliputi gambaran hasil penelitian, pengujian terhadap hipotesis, dan analisis.
BAB V PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan atas hasil penelitian yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya, keterbatasan penelitian, dan saran – saran yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
minyak yang rendah dan sering dipakai sebagai induk betina ketika melakukan
program pemuliaan bibit kelapa sawit.
Kelapa sawit dura bercangkang cukup tebal karena mengandung zat
alela homozigot yang dominan. Kebanyakan perusahaan pengolahan kelapa
sawit kurang menyukai jenis ini sebab cangkang yang tebal dapat
memperpendek usia pakai mesin dan kandungan minyaknya yang rendah.
Kelebihan dari kelapa sawit dura adalah ukuran buahnya relatif besar dengan
kandungan minyak mencapai 18 persen setiap tandannya, ciri-ciri dari kelapa
sawit jenis ini adalah : (Fauzi.Y,2004)
B. Jenis Pasifera
Pasifera mempunyai cangkang yang sangat tipis hingga tidak
bercangkang. Hal ini dikarenakan kandungan zat alela homozigot pada jenis ini
bersifat resesif. Buah kelapa sawit pisifera memiliki daging yang lebih tebal
daripada dura dengan daging biji yang tipis sekali. Sayangnya, bunga betina
5
kelapa sawit dari jenis pisifera ini bersifat steril sehingga sulit berkembang
menjadi buah. Oleh sebab itu, perbanyakan jenis kelapa sawit ini hanya bisa
dilakukan melalui persilangan dengan kelapa sawit dari jenis yang lainnya.
Namun beberapa kelapa sawit pisifera memiliki kemampuan fertile sehingga
bisa berkembang biak secara mandiri, ciri-ciri jenis buah ini yaitu :
(Fauzi.Y,2004).
C. Jenis Tenera
Kelapa sawit tenera merupakan kelapa sawit dari hasil persilangan
antara kelapa sawit dura dan kelapa sawit pisifera. Oleh karena itu, kelapa sawit
ini memiliki karakteristik yang paling bagus untuk dibudidayakan. Di antaranya
tingkat ketebalan cangkang sekitar 0,5-4 mm dan mempunyai. serabut yang
menyelubunginya. Daging buah kelapa sawit ini juga tebal sehingga mampu
menghasilkan minyak dalam jumlah yang lebih banyak, ciri-ciri dari jenis buah
ini yaitu : (Fauzi.Y,2004)
6
Gambar 2.3: Jenis Tenera
Sumber : : Fauzi.y, 2004
7
Tabel 2.1 Klasifikasi tandan buah segar (TBS) berdasarka pada berondolan
No Uraian Fraksi Kriteria
1 Sangat mentah 0.0 Tidak ada berondolan, warna buah hitam
2 Mentah 0 1 s/d 12,5% buah luar memberondol
3 Kurang Matang 1 12,5% s/d 25% buah luar memberondol
4 Matang 1 2 25% s/d 50% buah luar memberondol
5 Matang 2 3 50% s/d 75% buah luar memberondol
6 Lewat matang 1 4 75% s/d 100% buah luar memberondol
8
Tabel 2.2 Standar kualitas minyak kelapa sawit
No Karateristik Batasan (%)
1 Kadar asam lemak bebas < 3%
2 Kadar air < 0,18 %
3 Kadar kotoran < 0,018 %
Sumber : Sumber : Fauzi, y. 2004
9
TBS yang ditimbang di jembatan timbang selanjutnya dibongkar di
loading ramp dengan menuang langsung dari truk. Untuk perhitungan
rendemen dan penilaian mutu perlu diketahui keadan TBS yang masuk ke
dalam pabrik. Karena itu perlu diadakan sortasi. (Karim,A. 2001)
B. Rebusan ( sterilizer )
Lori-lori yang berisi TBS dikirim ke stasiun perebusan dengan cara
ditarik menggunakan capstand yang digerakkan menggunakan motor listrik
menuju sterilizer. Setiap ketel dapat diisi dengan 7 lori, dengan kapasitas 5 ton
per lori. Pada proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap pada temperatur
sekitar 135oC dan tekanan 20-28 kg/cm² selama 90-120 menit.
10
menyebabkan semakin banyak buah yang tidak rontok dari tandannya. Proses
perebusan mampunyai tujuan sebagai berikut:
1. Memudahkan buah lepas dari tandan pada penebahan
2. Menurunkan kadar air daging buah
3. Memperbaiki proses penjernihan minyak
4. Merenggangkan buah inti dengan cangkang untuk memudahkan pemecahan
biji pada mesin pemecah
5. Melunakkan daging buah untuk mempermudah pengadukan di ketel
pengadukan
C. Penebahan (thresher)
Penebahan adalah poros melepaskan buah dari kelopak dari tandan
yang sudah direbus. Penebah adalah suatu alat yang berbentuk terombol
mendatar yang sedikit miring dengan kisi- kisi yang bercelah sedikit lebih besar
daripada ukuran berondolan. Terompol berputar dengan putaran sedemikian
sehingga tandan akan mengalami gaya dengan putaran sentrifugal yang cukup
untuk mengangkatnya sampai titik tertinggi pada terombol, biasanya kecepatan
putaran 22 rpm. Tandan setelah terjatuh kembali (terbanting) akan melepaskan
buahnya, demikian terjadi berkali- kali sampai tandan kosong akhirnya terlempar
dari ujung terombol
Pada penebahan yang sempurna tidak ada buah yang masih melekat
11
pada tandan kosong. Penebah sekaligus bertindak sebagai pengumpan ke dalam
bejana peremas. Muatan bejana peremas harus dijaga konstan dan tetap penuh.
Oleh karena itu kapasitas dan jam kerja penebahan diatur seimbang dengan
kapasitas pengempan (Naibaho,P.M.,1998)
12
Dan adapun fungsi screw press adalah: (Sunarko, 2006)
1. Memeras cairan yang terdapat dari bahan buah dan memisahkannya dari inti
serta serabut buah
2. Menggiling kembali buah di dalam digester (alat penggiling), agar
pengambilan minyak berjalan sempurna pada adonan diberi air panas dengan
jumlah tertentu.
3. Cairan yang keluar alat press mengandung bahan-bahan : minyak, air, serabut
halus, bubur daging buah, lumpur tanah, pasir halus dan pasir kasar
A. Double Screw
Bagian yang pertama adalah double screw. Komponen double screw
13
sendiri dibuat dari bahan baja tuang dan memiliki ukuran berbeda-beda antara
satu mesin dengan mesin yang lain. Umumnya, perbedaan ukuran ini disebabkan
karena besarnya kapasitas yang diminta pelanggan juga berbeda. Satuan
kapasitas dari mesin ini adalah Ton TBS per jam.
B. Press Silinder
Press silinder juga sering disebut dengan press cage. Press silinder
merupakan komponen yang dibuat dari plat baja serta diperkuat dengan tulang
plat yang memiliki ketebalan kurang lebih 8 mm. Komponen ini memiliki
bentuk kaca mata dengan bagian tengah yang terhubung. Selain disebut dengan
press cage, komponen ini juga sering disebut dengan saringan. Karena,
komponen ini membuat serabut dari daging buah kelapa sawit tidak ikut dalam
cairan minyak yang telah di press.
14
plat mild steel yang memiliki ketebalan 10 mm. Komponen ini umumnya
memiliki bentuk kotak serta dilengkapi pintu sebelah kanan, kiri serta atas.
D. Gear Box
Gear box berada di belakang mesin ini dan di dalamnya terdapat
secondary screw dan primary screw serta digabungkan dengan gear sehingga
putarannya saling berlawanan arah. Biasanya, salah satu masalah yang terjadi
pada gear box adalah bearing as sering patah karena over pressure, kualitas
bearing kurang sesuai dan minyak pelumas yang kurang. Pada bagian gear box,
biasanya sudah dilengkapi dengan selang sight glass yang dapat digunakan
untuk melihat level pelumas dari luar, serta dilengkapi dengan lubang intip yang
ada di bagian atas agar dapat melihat seperti apa kondisi bearing.
E. Bantalan/Bearing
Bantalan merupakan elemen mesin yang akan menampung poros
15
sehingga gesekannya bisa berlangsung dengan halus, aman serta memiliki usia
pemakaian yang panjang. Agar poros mesin bekerja dengan baik, bantalan ini
harus kokoh. Ada berbagai macam komponen dari bantalan, mulai dari cincin
dalam, elemen gelinding, cincin luar dan lainnya.
16
2.3.2 Alat Yang Digunakan
1. Seperangkat alat ekstraksi (Buchi Sokletasi 810)
2. Ekstraks Thimbel
3. Kapas
2.3.3 Bahan
1. N- Heksana
2. Sampel Yang Digunakan
Empty Bunch
Fiber Setelah Screw Press
Nut
Cake Decanter
Final Effuent
17
Masukan kaca pemanas kedalam gelas piala buchi agar membantu
mempercepat reaksi.
Lalu isi gelas piala buchi dengan n-heksana.
Lakukan ekstraksi,sampai sampel benar-benar tidak berwarna kuning atau
selama 4 jam proses ekstraksi.
Setelah sampel tidak berwarna kuning, tarik n-heksana dengan cara
penyulingan.
Lalu di dinginkan dan timbang berat sampel,sampel hasil ekstraksi inilah
kadar minyak terbuang
2.3.5 Perhitungan:
1. kadar air di dalam fiber
Berat Air
× 100%
Berat Sampel
18
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dimas Wirayudha Ribawa
(2020), yang berjudul Pengaruh Tekanan Terhadap Oil Losses Pada Ampas
Screw Press Di Pt. Wahana Karya Sejahtera Mandiri, dari penelitian yang
dilakukan didapatkan data :
19
Pada kesempatan kali ini penulis akan menganalisis kerusakan
pengaruh tekanan terhadap oil losses pada ampas screw press. yaitu merupakan
kegiatan penelitan yang dianggap paling penting dalam kegiatan operasional
perusahaan dalam mencapai target hasil produksi. Sehingga dengan melakukan
penelitian ini, dapat mengetahui seberapa besar oil losse yang terjadi pada mesin
screw press di PT Fajar Baizury & Brothers. Adapun Jenis mesin Screw Press
yang digunakan di PT Fajar Baizury & Brothers yaitu Mesin dengan type AP-17,
kapasitas 15-18 ton/jam yang diproduksi oleh PT Apindo.
Dalam hal ini penulis akan memaparkan beberapa kerangka pikir secara
bagan alur analisis oil losse pada mesin screw press di PT Fajar Baizury &
Brothers. Di bawah ini adalah bagan kerangka pikir penulis.
Perebusan
Degister
Screw Press
Ekstrasi Sokletasi
20
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hupo dan thesis. Hupo
artinya sementara, sedangkan thesis artinya suatu pernyataan atau teori.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah pernyataan sementara yang
merupakan praduga dari para peneliti terhadap masalah penelitian.
Dalampenelitian ini digunakan 2 jenis hipotesis yaitu :
1. Hipotesis komparatif
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang yang
menjadi penyebab kerusakan pada pompa sentrifugal
2. Hipotesis asosiatif
merupakan jawaban atas rumusan masalah yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
23
Pengambilan Sampel
Ampas Sawit Hasil
Pengepresan Mesin Press
Uji Laboratorium
ampas kelapa sawit hasil pengepresan mesin screw press sebagai objek
penelitian dan pengambilan data untuk penyusunan artikel ini.
H. Kondensor
Alat ini digunakan untuk kegiatan pendinginan sampel ketika selesai
dipanaskan.
I. Ampas Sawit
Dalam penelitian ini menjadikan ampas sawit sebagai bahan penelitian
utama untuk menentukan kadar oil losse pada mesin screw press.
Tabel 3.2 Waktu Operasional Kerja Mesin Press PT Fajar Baizury & Brothers
Waktu dibutuhkan
Waktu (WIB) Keterangan
(Jam)
07.00-08.00 Pengecekan peralatan 1
08.00-14.00 Operasional produksi 6
14.00-07.00 Operasional produksi 17
Total 24
Sumber: PT Fajar Baizury & Brothers
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
Gambar 3.10 : Tabel Log Sheef Degister Dan Screw Press 2023
Sumber : Penelitan PT Fajar Baizury & Brothers
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan tahap berikut :
1).Meminta dan mendapatkan izin dari pihak PT Fajar Baizury & Brothers,
setelah itu peneliti menjelaskan tujuan penilitian serta konfirmasi mengenai
alat yang akan digunakan dalam penelitian
2).Observasi dan wawancara, dilakukan oleh peneliti langsung untuk
30
c. Tahap Penyelesaian
1). Pengumpulan semua data
2). Mengolah dan menganalisi data yang di dapat
3). Analisis data ulang
4). Penyusunan laporan skripsi
d. Data Output
Data output atau penyajian data merupakan tahap menyajikan hasil
pengolahan data dengan bentuk yang mudah dibaca dan lebih menarik.
Penyajian data ini dapat disajikan dalam bentuk : tabel, grafik atau dalam bentuk
gambar.
e. Data Analyzing
Data analyzing atau analisis data merupakan tahap akhir dalam penelitian.
Tahap ini mengharuskan peneliti untuk menginter prestasikan data yang sudah
diperoleh selama pengumpulan data di lapangan.