BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa Sawit
Tanaman kelapa sawit (elaeis guineensis) merupakan tumbuhan yang
digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi CPO dan inti sawit. Kelapa
sawit termasuk tanaman tahunan golongan palmae yang tumbuh didaerah tropis
(Naibaho, 1998). Tanaman ini berkembang biak dengan biji, tumbuh pada
ketinggian 0- 500 m di atas permukaan laut dan daerah yang memiliki
kelembaban yang tinggi dengan curah hujan yang tinggi yaitu sekitar 2000- 2500
mm setahun (Baharan, 2005).
Kelapa sawit mulai berbuah pada umur 3- 4 tahun dan buahnya menjadi
masak 5- 6 bulan setelah penyerbukan. Masaknya buah kelapa sawit dapat dilihat
dari perubahan warna kulit buahnya, dari warna hijau menjadi merah jingga. Pada
saat buah berwarna merah jingga buah disebut telah matang dan kandungan
minyaknya telah maksimal. Jika buah terlalu matang maka buah akan terlepas dari
tandannya dan hal ini dikenal dengan istilah membrondol.
Secara anatomi, bagian-bagian buah kelapa sawit dari luar ke dalam adalah
sebagai berikut :
1. Perikarpium, terdiri dari:
a. Epikarpium, yaitu kulit buah yang keras dan licin
b. Mesokarpium, yaitu daging buah yang berserabut dan mengandung
minyak dengan rendemen paling tinggi
2. Biji, mempunyai bagian:
a. Endokarpium (kulit biji/cangkang), berwarna hitam dan keras
b. Endosperma (kernel/daging biji), berwarna putih dan dari bagian ini akan
dihasilkan minyak inti sawit setelah melalui ekstraksi.
4
Bagian-bagian buah kelapa sawit dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
Endokarpium/Cangkang Mesokarpium
Epikarpium Endosperma/Kernell
1. Dura
- Tempurung tebal (2-8 mm)
- Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung.
- Daging buah relative tipis, yaitu 35-50 % terhadap buah
- Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah
- Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina
2. Pisifera
- Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada
- Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah dura
- Daging biji sangat tipis
- Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan jenis lain dan dipakai sebagai
pohon induk jantan
3. Tenera
- Hasil dari persilangan Dura dengan Pisifera
- Tempurung tipis (0,5- 4 mm)
5
Dalam satu tanaman kelapa sawit dijumpai bunga betina dan bunga jantan,
sehingga terjadinya penyerbukan silang. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan
panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar ( Darnoko,2003).
Sifat tanaman dan pengaruh lingkungan seperti penyinaran matahari, pemupukan
dan perlakuan lainnya merupakan faktor yang mempengaruhi jumlah bunga betina
dan jantan. Umumnya buah dapat dipanen setelah berumur 6 bulan terhitung
setelah terjadinya penyerbukan.
Minyak sawit dan minyak inti sawit mulai terbentuk sesudah 100 hari
setelah penyerbukan dan berhenti setelah 180 hari. Minyak yang pada awalnya
terbentuk adalah trigliserida yang mengandung asam lemak bebas jenuh.
Sedangkan trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh baru terbentuk
setelah buah mendekati pematangan buah. Jika pembentukan minyak tidak terjadi
lagi dalam buah, maka yang terjadi adalah pemecahan trigliserida menjadi asam
6
lemak bebas dan gliserol. Minyak akan berakhir pembentukannya jika dalam buah
telah memberondol secara normal (Naibaho, 1998).
2.2. Komposisi Minyak Sawit
Bagian terbesar dari minyak sawit adalah trigliserida, dengan komposisi
asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Selain itu minyak sawit juga
mengandung asam lemak bebas. Hasil ekstraksi TBS terdiri dari campuran
trigliserida dan komponen minor. Komponen minor ini memiliki jumlah yang
relatif kecil tetapi memegang peranan dalam menentukan mutu minyak sawit
(Ketaren, 1986).
2.2.1. Komponen Gliserida
Gliserida merupakan campuran dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak
akan terikat pada gliserol, jika jumlah asam lemak yang terikat satu disebut
monogliserida, jika asam lemak yang terikat dua disebut digliserida sedangkan
jika asam lemak yang terikat tiga disebut trigliserida.
A. Monogliserida dan Digliserida
Komponen gliserida yang terkandung dalam minyak sawit adalah
monogliserida dan digliserida dan Trigliserida. Trigliserida merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak rantai panjang. Komposisi penyusun trigliserida terdiri
dari asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Trigliserida dapat berwujud
padat atau cair pada suhu kamar, hal ini dipengaruhi oleh asam lemak
penyusunnya. Minyak kelapa sawit merupakan lemak semi padat yang disebabkan
komposisi asam lemak yang bervariasi sehingga titik lelehnya juga bervariasi
(Ketaren, 1986). Struktur monogliserida, digliserida dan trigliserida dapat dilihat
pada gambar 2.2 sebagai berikut:
Komposisi asam lemak penyusun minyak sawit dapat dilihat pada Tabel
2.2 berikut:
H H H
R C C C OOH
H H H
Gambar 2.3 Asam lemak jenuh
8
Tingkat jenuh atau tidak suatu asam lemak ditentukan oleh bilangan
iodine. Bilangan iodine adalah angka yang menunjukkan jumlah asam lemak tak
jenuh dalam minyak atau lemak. Semakin tinggi bilangan iodine menunjukkan
asam lemak tak jenuh semakin banyak.
B. Trace Logam
Logam yang terdapat dalam minyak sawit adalah Cu dan Fe, terdapat
dalam jumlah sedikit dan dapat mempercepat proses oksidasi sehingga perlu
dihilangkan dengan absorbsi.
C. Karoten
Senyawa yang menimbulkan warna merah pada minyak sawit (CPO)
adalah karoten. Fraksi karoten yang paling banyak terdapat pada minyak sawit
adalah -karoten, dimana pada proses absorbsi senyawa ini dapat dihilangkan
dengan bantuan pemucat bleaching earth (tanah pemucat).
D. Tokoferol
Tokoferol atau vitamin E dalam minyak dikenal sebagai antioksidan alami
sehingga senyawa ini dijaga tetap ada dalam minyak.
B. Oksidasi
Kecepatan reaksi oksidasi dipengaruhi oleh aerasi, metal, peroksida lain
dan suhu. Proses oksidasi akan terjadi bila minyak atau lemak dikontakkan
dengan oksigen. Terjadinya reaksi ini dapat menyebabkan minyak menjadi tengik.
C. Safonifikasi
Minyak sawit dapat bereaksi dengan larutan basa seperti NaOH dan KOH
menghasilkan sabun dan gliserol. Reaksi safonifikasi minyak sawit adalah sebagai
berikut:
H2C O CO2R H2C OH
BAB III
DESKRIPSI PROSES
3.1. Deskripsi Proses
Perlakuan terhadap tandan buah segar (TBS), mulai di lapangan,
transportasi dan proses pengolahan di pabrik sangat menentukan kualitas minyak
yang dihasilkan. Target yang harus dicapai pada proses pengolahan adalah
mengolah bahan baku TBS dengan kriteria matang panen yang baik, sehingga
memperoleh hasil produksi CPO dan inti sawit yang memenuhi persyaratan mutu
sesuai keinginan pasar dengan harga jual yang tinggi dan biaya pengolahan
seminimal mungkin serta mengendalikan limbah sebagai produk samping.
Pengolahan TBS menjadi CPO dan kernel melalui beberapa stasiun
pengolahan (Aliran proses pengolahan TBS menjadi CPO dan kernel terdapat
pada lampiran A), meliputi:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
2. Stasiun Penimbunan Sementara (Loading Ramp)
3. Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)
4. Stasiun Penebahan (Threshing Station)
5. Stasiun Pengempaan (Press Station)
6. Stasiun Pemurnian (Clarification Station)
7. Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Plant Station)
8. Stasiun Penyimpanan (Storage Station)
9. Stasiun Perlakuan Air (Water Treatment)
10. Stasiun Pembangkit Listrik (Power Plant)
15
Blok diagram pengolahan tandan buah segar menjadi kernel dapat dilihat
pada Gambar 3.1.
TBS
Weight Bridge
LoadingRamp
Lori
Sterilizer
Tankos
Thresser Incenerator
Digester
Screw Press
CST
Nut Hopper Fiber Cyclone
Oil Sludge
Conveyor
Kernel Storage
Sludge Drain Tank
(Reclaimed Oil Tank)
Bak Penampungan
Kotoran
Fat Fit
Unit Pengolahan
Limbah
Gambar 3.1 Diagram Blok Pengolahan TBS Menjadi CPO dan Kernel
16
Pada Gambar 3.4 unit sterilizer yang digunakan berupa sterilizer horizontal
dengan keuntungan sebagai berikut :
1. Kapasitas rebusan untuk 1 sterilizer adalah 10 lori dengan total berat 2,5 ton
2. Pengoperasian alat mudah dan praktis.
3. Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding sterilizer.
4. Pengisian uap masuk dan pembuangan kondensat lebih mudah dilakukan,
karena letak atau susunan pipa dan kran relatif lebih sederhana.
D. Conveyor
Buah yang telah membrondol jatuh diantara batangan-batangan ke
conveyor under thressing, kemudian brondolan dikirim ke digester menggunakan
fruit elevator dan distributing conveyor. Untuk brondolan yang tidak tertampung
di digester, brondolan dikirim kembali ke fruit elevator menggunakan recycling
conveyor yang berbentuk ulir. Sedangkan tandan kosong yang keluar/jatuh dari
stripper drum terdiri dari dua arah yaitu ada 50% dikirim ke incenerator untuk
proses pembakaran melalui inclined empty bunch conveyor dan dikirim ke
afdelling yang digunakan sebagai pupuk dan yang 50% tandan kosong sawit
langsung digunakan untuk pupuk.
A. Digester
Digester merupakan alat berbentuk bejana vertikal yang dilengkapi dengan
pisau-pisau pengaduk yang berputar untuk melumatkan buah sehingga terpisah
dari biji. Di dalam digester buah akan dirajang dan diaduk sehingga lumat,
bertujuan untuk mempermudah proses pengempaan dalam screw press. Untuk
mempermudah pelumatan, diinjeksikan steam agar suhu berkisar 90-95oC dan
o
tidak boleh > 100 C untuk menghindari terjadinya emulsi yang dapat
menyulitkan pemisahan pada klarifikasi.
B. Screw Press
Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
fibre dan nut (biji). Screw press terdiri dari silinder yang berlubang-lubang dan
didalamnya terdapat dua buah ulir (screw) yang bergerak berlawanan arah.
Tekanan pengempaan diatur oleh dua buah cone yang berada di ujung
pengempaan yang dapat digerakkan maju mundur. Untuk mencegah banyaknya
nut yang pecah, tekanan diset sekitar 38 kg/cm2. Apabila tekanan tidak cukup
akan menyebabkan proses ekstraksi kurang sempurna sehingga losses pada ampas
press tinggi. Untuk membantu proses ekstraksi, ditambahkan air panas dengan
suhu 90-95oC sebanyak 7% (maksimal) dari banyaknya TBS olah.
Minyak kasar (crude oil) hasil pengempaan akan jatuh melalui lubang-
lubang silinder screw dan ditampung ke dalam crude oil pipe. Dan secara gravitasi
minyak dialirkan kedalam sand trap tank (STT), sedangkan ampas dan biji akan
keluar melalui depan press cake dan jatuh di cake breaker conveyor. Screw press
dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut.
Pada bagian atas dari vertical continious tank terdapat minyak yang jika
overflow melalui skimmer akan mengalir ke oil tank, sedangkan bagian bawahnya
yang merupakan sludge dialirkan menuju sludge separator.
E. Oil Tank
Oil tank adalah tempat penampungan minyak yang berasal dari vertical
continious tank. Pada tangki ini dilakukan pemanasan dengan dialirkan steam
untuk mempertahankan suhu 90-95 oC.
25
F. Float Thank
Minyak yang dihasilkan dari oil thank masuk ke float tank secara kontinu.
Fungsi tangki ini adalah mengatur jumlah minyak yang dialirkan ke tahap proses
berikutnya yaitu vacuum dryer agar merata dan konstan
G. Vacuum Dryer
Minyak yang keluar dari float tank masih mengandung air, maka perlu
dikurangi hingga batas maksimum yang didasarkan pada mutu standard hingga
0,15%. Alat ini terdiri dari tabung yang berdiri tegak yang dihubungkan dengan
steam injector atau vacuum pump untuk menurunkan tekanan dalam minyak
hingga 600-700 mmHg. Pengisian minyak kedalam alat ini tidak dapat dilakukan
dengan bantuan pompa, akan tetapi masuknya minyak didasarkan pada
kevacuuman alat pengering. Oleh sebab itu pengaturan pemasukan minyak dan
tekanan uap memerlukan perhatian yang serius dalam pengaturan kapasitas dan
mutu minyak produksi.
H. Storage Tank
Storage tank adalah tempat penimbunan sementara sebelum dikirim ke
konsumen. Temperatur storage tank dijaga sekitar 45- 55 oC dengan pemanasan
system coil supaya minyak tidak membeku.
I. Vibro Single Deck
Sludge dari vertical continous tank yang masih mengandung 8- 14%
minyak dialirkan ke vibro single deck dengan ukuran saringan 30 mesh. Minyak
hasil saringan dialirkan kebuffer tank, kemudian dipompakan ke sludge separator.
26
J. Buffer Tank
Buffer tank merupakan tempat penampungan sementara minyak dari vibro
single deck sebelum dialirkan ke sludge separator. Pada alat ini diberikan
pemanasan dengan sistem injeksi steam langsung, dengan suhu sekitar 90-95 oC
dan tekanan 3 kg/cm2.
K. Sludge Separator
Sludge separator berfungsi untuk memisahkan minyak yang masih
terkandung dalam sludge secara sentrifugasi. Sludge separator terdiri dari bowl
disc yang berputar dengan kecepatan sekitar 5000-6000 rpm, maka terpisahlah
minyak dengan lumpur, dimana minyak akan mendekati titik pusat dan keluar
melalui sudut-sudut kemudian dialirkan ke crude oil tank. Selanjutnya minyak
diproses kembali kedalam VCT. Lumpur dan kotoran lainnya yang memiliki berat
jenis yang lebih besar dari minyak terdorong ke dinding bowl dan keluar melalui
nozzle dibuang.
L. Recovery Tank
Alat ini berfungsi untuk menampung sisa-sisa kondensat perebusan. Disini
terjadi pemisahan secara gravitasi. Untuk mempermudah pemisahan diinjeksikan
steam agar suhu tetap 90-95oC kemudian Minyak dikembalikan ke fat fit.
fat pit dilakukan berdasarkan system over flow (aliran limpah) yang mengalir pada
suatu tempat kemudian dipompakan kembali ke VCT. Kotoran dialirkan ke bak
kondensat yang kemudian dipompakan ke unit pengolahan limbah.
3.1.7. Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)
Unit ini bertujuan untuk memisahkan campuran antara cangkang, fiber dan
inti sawit yang keluar dari screw press. Selain itu tujuan stasiun kernel adalah:
1. Tujuan utamanya adalah mengekstrasikan inti (kernel) dari nut.
2. Sasaran yang harus dicapai adalah sebagai berikut :
a. Kehilangan/losses yang minimum pada semua tingkatan pemisahan.
b. Kualitas kernel yang dapat diterima di pasar.
c. Kapasitas stasiun yang dapat dicapai.
d. Minimum biaya pengolahan.
e. Pengoperasian yang fleksibel dan perawatan, serta kontrol yang mudah
dilakukan.
f. Kebutuhan daya yang lebih rendah.
g. Pemakaian air dan produksi limbah yang minimal.
h. Kebersihan lingkungan kerja.
Campuran ampas (fibre) dan biji (nut) yang keluar dari screw press
diproses kembali di stasiun kernel. Adapun mesin/alat yang digunakan di stasiun
pengolahan biji adalah:
1. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Ampas kempa (cake) dari stasiun press akan langsung jatuh ke cake breaker
conveyor yang berfungsi untuk memecahkan gumpalan cake dari pressan agar
mudah dalam pemisahan fibre dan nut. Fibre akan terhisap oleh depericarper
untuk selanjutnya di bawa ke fibre hopper sebagai bahan bakar boiler. Sedangkan
nut akan jatuh menuju nut polishing drum. PKS Sei Galuh memiliki 2 unit cake
breaker conveyor.
Cake Breaker Conveyor yang digunakan di Pabrik Kelapa Sawit Sei Galuh
dapat dilihat pada Gambar 3.12 dibawah ini:
28
c. Fibre Cyclone
Fibre cyclone adalah alat berbentuk cyclone sebagai tempat
menghisap/menampung fibre yang terpisah dari biji akibat hisapan blower/fan di
separating coulum. Dilengkapi dengan air lock. Di PKS Sei Galuh memiliki 2
unit fibre cyclone seperti terlihat pada Gambar 3.15 dibawah ini:
4. Nut Hopper
Nut hasil polishing drum dibawa melalui nut transport menuju nut hopper
yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara dan sebagai tempat
pengaturan nut umpan menuju ke ripple mill agar nut yang terolah sesuai dengan
aturan FIFO. Di PKS Sei Galuh memiliki 1 unit nut hopper seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.17 dibawah ini:
5. Ripple Mill
Ripple mill berfungsi untuk memecah nut. Nut dari hopper akan masuk ke
ripplemill dengan cara rotor yang berputar sehingga nut akan terpecah menjadi
cangkang, inti bulat, inti pecah, dan cangkang halus. Pengukuran jarak rotorbar
dalam ripple mill dilakukan berdasarkan bahan baku yang akan diolah dengan
tujuan nut dapat dipecah dengan sempurna (secara keseluruhan) dan akan diputar
oleh rotorbar terhadap ripple plate. PKS Sei Galuh memiliki 2 unit ripple mill.
Ripple Mill yang digunakan di Pabrik Kelapa Sawit Sei Galuh ditunjukkan
pada Gambar 3.18 dibawah ini:
32
berfungsi supaya panas dapat merata di kernel silo. Retentiontime kernel silo
sekitar 5-8 jam. Kernel akan masuk ke kernel silo dan dibawa ke bulk silo
menggunakan wet kernel elevator. Temperatur dalam kernel silo terbagi 3
tingkatan yaitu bagian atas 60OC, tengah 70OC, dan bawah 50OC. PKS Sei Galuh
menggunakan 4 unit kernel silo.
BAB IV
SISTEM UTILITAS
Untuk membantu pelaksanaan dan operasi pabrik kelapa sawit maka harus
dilengkapi dengan unit pendukung yaitu unit utilitas. Unit utilitas pabrik kelapa
sawit meliputi:
1. Unit Pengolahan Air (Water Treatment)
2. Unit Pengolahan Air Umpan Boiler
3. Unit Penghasil Uap (steam) dan Tenaga Listrik
4. Unit Pengolahan Limbah
a. Anion Exchange
Alat ini berfungsi untuk menukar anion yang terdapat didalam air. Bahan
dasarnya adalah resin sebagai tempat pertukaran ion seperti R-NH3+, R-NH2-R+
dan R-H+ dengan reaksi sebagai berikut :
Komposisi air umpan pada boiler yang ditunjukkan pada tabel 5.1.
merupakan syarat-syarat air yang akan masuk pada boiler. Jika keadaan air yang
akan masuk memiliki nilai yang berada dibawah atau diatas nilai yang telah
ditentukan maka steam yang dihasilkan dari boiler tidak optimal dan efektif. Jika
hal ini terjadi akan menyebabkan injeksi steam untuk setiap stasiun tidak
maksimum dan akan mempengaruhi mutu dari CPO yang akan dihasilkan.
1. pH 10,5-11,5
suhu 290-295 oC. Bahan bakar boiler adalah cangkang dan fiber berasal dari
shellcyclone dan fibrecyclone.
B. Turbin Uap (Steam Turbine)
Pada Gambar 4.1, dapat dilihat salah satu alat penghasil tenaga listrik yang
utama di pabrik yaitu turbin. Turbin uap adalah suatu alat yang berfungsi merubah
energi uap menjadi energi listrik dan kemudian menjadi energi mekanik (energi
gerak) dimana turbin memanfaatkan uap sebagai fluida kerja. Energi mekanik
yang digunakan menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik.
Tekanan dijaga 3,2 kg/cm3
C. Diesel Genset
Diesel genset merupakan alat yang digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik selain turbin. Alat ini menggunakan solar atau biodiesel sebagai bahan
bakar sehingga diesel hanya digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik
alternatif jika turbin tidak beroperasi.
D. BPV (Back Pressure Vessel)
Alat ini berfungsi pengumpulan uap dari turbin dan juga untuk membagikan
uap pada setiap peralatan proses yang sesuai kebutuhan seperti pada stasiun
perebusan. Alat ini dilengkapi dengan katup pengaman (safety valve) dan katup
pembagi steam. Tekanan di BPV dijaga 3,2 kg/cm2 dan temperatur 145oC.
42
Pengolahan limbah cair pada PKS Sei Galuh dilakukan dengan cara:
A. Primary Anaerobic Pond
Pada kolam ini terjadi reaksi mikrobiologis yang bertujuan untuk
merombak senyawa bahan organik yang komplek menjadi senyawa asam organik
yang lebih sederhana yang mudah menguap. Proses ini ditandai dengan adanya
gelembug gas metana dan CO2 sebagai hasil dari proses fermentasi secara
anaerob. BOD air limbah yang diharapkan setelah proses ini adalah < 5000 ppm.
Pada PKS Sei. Galuh terdapat 2 kolam anaerobic primer.
C. Aeration Pond
Proses aerasi yaitu penambahan oksigen terlarut kedalam air limbah,
sehingga BOD diharapkan turun menjadi <100 ppm. Kolam aerasi dilengkapi
dengan aerator yang dapat meningkatkan jumlah oksigen terlarut dalam air,
dengan tujuan agar dapat berlangsung reaksi oksidasi dengan baik. Pada PKS
Sei.Galuh juga terdapat 2 kolam aerasi.
D. Sedimentation Pond
Sedimentationpond berfungsi sebagai pembersih limbah secara
keseluruhan dengan cara mengendapkan lumpur. Kolam ini adalah kolam yang
terakhir dan air limbah telah dapat dialirkan ke land application ke Afdeling II.
Tandan kosong
44
Tandan kosong yang dihasilkan sekitar 23-25% dari TBS yang diolah,
sehingga jumlahnya sangat besar. Ada tiga cara dalam memanfaatkan tandan
kosong:
BAB V
ORGANISASI PERUSAHAAN
5.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang baik pada suatu perusahaan diperlukan untuk
mencapai efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Struktur ini dapat menentukan
kelancaran aktivitas perusahaan sehari-hari dalam mencapai keuntungan yang
maksimal, dapat berproduksi secara kontinu dan berkembang pesat. Struktur
organisasi perusahaan menggambarkan hubungan antar unit dalam perusahaan
tersebut, pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit.
Struktur organisasi yang dipakai pada PKS Sei Galuh PT. Perkebunan
Nusantara V adalah struktur organisasi garis dan staf. Pimpinan tertinggi dipegang
oleh seorang Manager yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Dalam
tugasnya manager dibantu oleh staf-stafnya yaitu Asisten Teknik, Asisten
Pengolahan, Asisten Administrasi Pabrik, Asisten Pengendalian Mutu dan Perwira
Pengaman yang masing-masing dibantu oleh Karyawan Pelaksana dibawahnya.
Untuk menjalankan semua kegiatan baik itu di kantor maupun di bagian
pengolahan secara optimal maka PT. Perkebunan Nusantara V Sei Galuh
menetapkan beberapa karyawan sebagai berikut :
a. Karyawan Pimpinan
Manager : 1 orang
Asisten Pengendalian Mutu : 1 orang
Asisten Pengolahan : 2 orang
Asisten Teknik : 1 orang
Asisten Administrasi : 1 orang
b. Karyawan Pelaksana
Karyawan Pelaksana meliputi bagian administrasi, laboratorium, bengkel,
dan pengolahan
46
Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit dapat dilihat pada Gambar 5.1 :
MANAGER PKS
Eisyen Firdausman . ST
SINAGA
Gambar 5.1. Struktur Organisasi Pabrik Kelapa Sawit Sei Galuh
KHAIRUL AZMI
BAB VI
TUGAS KHUSUS
ANALISA OIL LOSSES PADA UNIT STERILIZER DI PABRIK KELAPA
SAWIT PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PKS SEI GALUH
I 0,65
1. Senin/15 mei 2017
II 0,79
I 0,67
2. Selasa/16 mei 2017
II 0,54
I 0,54
3. Kamis/18 mei 2017
II 0,52
I 0.53
4. Sabtu/20 mei 2017
II -
I 0,72
5. Senin/22 mei 2017
II 0,70
I 0,79
6. Rabu/24 mei 2017
II -
I 0,78
7. Jumat/26 mei 2017
II 0,72
Berdasarkan data pada tabel 6.2 diatas dapat dilihat bahwa kehilangan
minyak pada unit sterilizer masih berada dibawah batas maksimal pada setiap
harinya. PKS Sei Galuh memberi batas maksimal oil losses pada air rebusan
adalah sebesar 0,8%. Berdasakan data pada tabel 6.2 tersebut dapat dilhat bahwa
oil losses tertingi terjadi pada tanggal 10 Maret 2017 yaitu sebesar 0,68%.
Tingginya oil losses dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tekanan
dan waktu perebusan.
Jika saat perebusan tekanan yang digunakan terlalu tinggi mengakibatkan
tandan buah segar terlalu lunak dan akan banyak minyak yang terbawa pada air
rebusan. Waktu perebusan yang terlalu lama menyebabkan peningkatan oil losses
54
pada air rebusan unit sterilizer. Apabila waktu perebusan terlalu singkat maka
akan menyulitkan kerja pada unit theresing sehingga rendemen minyak yang
didapat akan berkurang.
Selain itu tingkat kematangan buah juga menyebabkan oil losses menjadi
tinggi serta perlakuan saat sortasi buah. Saat melakukan penurunan buah dari truk
ke loading ramp buah mengalami kerusakan. Hal ini juga menjadi penyebab
kenaikan oil losses pada air rebusan.
55
Analisa
No Tgl shift Berat Berat Kadar Oil losses Kadar
sampel (gr) minyak (gr) NOS (%) (%) air (%)
I 0,56
1. Jumat/10 maret 2017
II 0,68
I 0,57
2. Senin/13 maret 2017
II 0,60
I 0,54
3. Selasa/14 maret 2017
II 0,62
I -
4. Rabu/15 maret 2017
II 0,65
56
I 0,56
5. Kamis/16 maret 2017
II 0,60
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa :
1. PKS Sei Galuh mengolah Tandan Buah Segar (TBS) menjadi CPO
menggunakan 3 unit sterilizer dalam 1 unit sterilizer dapat menampung 10
lori dan setiap lori menampung sekitar 2,5 ton TBS sehingga pabrik
memiliki kapasitas produksi 45 ton TBS/jam.
2. Oil losses pada unit sterilizer terbesar adalah 0,68% tidak melebihi norma
yang ditetapkan yaitu sebesar 0,8%..
3. Tingginya oil losses disebabkan karena tekanan yang tinggi, waktu
perebusan yang lama, tingkat kematangan buah dan kerusakan buah pada
proses sortasi.
7.2. Saran
1. Untuk mengurangi oil losses pada unit sterilizer lakukan sistem FIFO (firts
in first out), minimalkan penggunaan loader untuk memindahakan buah
dan penurunan buah secara lanngsung menuju ram.
2. Operator yang menangani unit sterilizer harus lebih memperhatikan
kondisi proses seperti kenaikan tekanan yang berlebih dan waktu
perebusan sesuai dengan kondisi buah yang akan di proses.
3. Lakukan pengecekan dan pembersihan alat secara berkala.
57
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Yan., 2008, Kelapa Sawit : Budidaya Pemanfaatan Hasil Dan Limbah
Analisa Usaha Dan Pemasaran, Penebar Swadaya, Jakarta.
Ketaren, S., 1986, Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Lukman, 2005, Tempurung Kelapa Sawit, Jurnal Info Ristek, Vol. 3, No. 1, Hal 1.
Naibaho, P., 1998, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa
Sawit, Medan.
Penebar Swadaya, 1996, Kelapa Sawit, Usaha Budidaya Pemanfaatan Hasil dan
Aspek Pemasaran , Penebar Swadaya , Jakarta.