Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PERKEBUNAN

PT PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA


KEBUN KWALA SAWIT
AFDELLING III
Dosen Pengampu : Ir. Kenal P Hutapea, SE, MM.

DISUSUN

OLEH :

Kelompok 3 :

1. Benni Saputra Lumbantobing (220320014)


2. Vibro Dingaton Sinaga (220320016)
3. Tri Julita Sitompul (220320017)
4. Laxcana Theo Kristian S (220320018)

PRODI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA

MEDAN

2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai penghasil
minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (Lina Arliana Nur Kadim, 2014:
49). Perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak
hutan dan perkebunan lama dikonversikan menjadi perkebunan kelapa sawit. Penyebaran
kelapa sawit di Indonesia berada pada pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi,
Papua, dan beberapa pulau tertentu di Indonesia. Buah kelapa sawit digunakan sebagai
bahan mentah minyak goreng, margarine, sabun , kosmetika, industri farmasi. Bagian
yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging dari buah
kelapa sawit menghasilkan minyak mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak
goreng. Sisa pengolahannya digunakan sebagai bahan campuran makanan ternak dan
difermentasikan menjadi kompos. Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil
minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya
bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional
Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan
masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Penyebaran perkebunan kelapa sawit di
Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah provinsi. Luas perkebunan kelapa
sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 ha dengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007
telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO
(Sastrosayono 2003). Produktivitas kelapa sawit dipengaruhi oleh teknik budidaya yang
diterapkan.
Pemeliharaan tanaman merupakan salah satu kegiatan budidaya yang sangat penting
dan menentukan masa produktif tanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang baik
dapat meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan
akan kelapa sawit, maka dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan produksi minyak
sawit yaitu dengan meningkatkan pengolahan di pabrik, memperluas areal pertanaman
dan memperbaiki sistem budidaya yang biasa dilakukan. Tanaman kelapa sawit berbuah
sepanjang tahun namun terdapat bulan-bulan dimana terjadi panen puncak dan panen
rendah. Variasi produksi tanaman kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh faktor iklim.
Faktor-faktor lainnya juga turut mempengaruhi seperti tanah, komposisi umur tanaman,
bahan tanaman dan manajemen (Lubis, 1992). Faktor air juga merupakan salah satu
faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Ketersediaan air sangat dipengaruhi oleh besarnya curah hujan, jumlah air irigasi yang
diberikan, dan kapasitas tanah dalam menahan air. Air yang sedikit maupun berlebihan
dapat berakibat buruk bagi tanaman (Ismantika, 1998). Air merupakan benda yang amat
dibutuhkan mahluk hidup dimuka bumi ini. oleh sebab itu hal-hal yang berkaitan dengan
masalah air patut dicermati lebih lanjut khusus untuk air tanah yang merupakan sumber
air bersih bagi sebagian besar penduduk Indonesia masalah pemanfaatan dan konservasi
air tanah harus mendapat penanganan yang layak dari yang berwenang. Salah satu
parameter penting air tanah dalam pemanfaatan maupun konservasinya adalah kualitas
air tanah.
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, untuk bahan baku air
umum diisyaratkan sebanyak 45 unsur atau parameter kimia yang harus diuji. Hal ini
tentu memberatkan bagi para pengguna air tanah, disamping biaya yang cukup mahal
untuk uji laboratorium, anggapan bahwa air tanah selalu mempunyai kualitas baik
merupakan alasan bagi umumnya para pengguna air untuk tidak melakukan uji
laboratorium. Untuk itu dalam tulisan ini akan mengenalkan cara yang cukup murah dan
sederhana untuk mengetahui keadaan kualitas air tanah dengan hanya mengevaluasi
beberapa parameter kimia yang terkandung dalam air tanah, antara lain nilai daya hantar
listrik (DHL), hasil sisa pengeringan atau total zat padat terlarut (TDS), derajat keasaman
(pH), kandungan besi (Fe3*), mangan (Mn2*), nitrogen dalam bentuk nitrat (NO,") dan
sertanitrit (NO2).

1.2 Sejarah PT Perkebunan Nusantara II


PT Perkebunan Nusantara II atau biasa disingkat menjadi PTPN II, adalah anak usaha
PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit, tebu, dan tembakau.
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan antara
PT.Perkebunan II dan PT.Perkebunan.
PTPN II dibentuk berdasarkan PP No. 7 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 tentang
Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan II dan Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perkebunan IX Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan
Nusantara II. Selain di Sumatera Utara, perusahaan ini juga mengembangkan penanaman
kelapa sawit di Papua, yaitu di Kabupaten Manokwari, Arso, dan Jayapura. Pada tahun
2014, Pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke
PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang
perkebunan. Pada bulan Oktober 2022, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk
subholding pabrik gula di internal PTPN III, perusahaan ini resmi menyerahkan semua
asetnya yang berupa pabrik gula ke anak usaha PTPN III yang lain, yakni PT Sinergi
Gula Nusantara. Walaupun begitu, perusahaan ini tetap mengelola aset yang berupa
kebun tebu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Luas Lahan


PT perkebunan yang kami wawancarai adalah milik Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang berada di Desa Namo Sialang tepatnya di kebun Kwala Sawit
Afdeling 1. Luas lahan perkebunan Afdeling III adalah seluas 883,71 hektar. Kondisi
lingkungan tanaman sawit cukup bersih walaupun jalan menuju perkebunan cukup
curam. Para pekerja yang berada di perkebunan tersebut di tugaskan untuk memantau,
memelihara, memupuk, sessus buah dan melakukan pemanenan.
2.2 Budidaya Tanaman Kelapa Sawit
Budidaya kelapa sawit bisa dimulai dengan memenuhi syarat tumbuh kelapa sawit.
1. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit. Cara budidaya kelapa sawit yang utama yaitu
dengan memenuhi syarat tumbuh kelapa sawit. Dengan memenuhi syarat tumbuh
kelapa sawit, maka dapat dipastikan pertumbuhan dan produksi kelapa sawit
menjadi lebih optimal Syarat tumbuh kelapa sawit yaitu lahan yang memiliki
iklim dan jenis tanah yang sesuai. Yaitu lahan budidaya kelapa sawit yang seperti
berikut:
- Memiliki pH tanah 4,0-6,5
- Subur
- Gembur
- Memiliki curah hujan 2500 – 3000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun
- Suhu 25°-27°C dengan lama penyinaran 5 – 7 jam/hari.
Jika dulur-dulur dapat memenuhi syarat tumbuh kelapa sawit, maka dapat
dipastikan hasil yang diraih akan menjadi lebih optimal.
2. Gunakan Bibit Sawit Unggul. Setelah memenuhi syarat tumbuh kelapa sawit,
maka langkah selanjutnya yaitu dengan menggunakan bibit sawit unggul. Dulur-
dulur bisa memperoleh bibit sawit melalui lembaga pemerintah ataupun dengan
membeli langsung melalui toko bibit pertanian terdekat. Namun pastikan bibit
yang dulur-dulur pilih yaitu bibit sawit unggul. Berikut adalah ciri-ciri bibit sawit
unggul:
a) Tunas Berwarna Putih. Hal pertama yang perlu dulur-dulur perhatikan yaitu
mata tunas sawit. Bibit sawit unggul memiliki mata tunas yang normal dan
berwarna putih bersih.
b) Daun Melebar. Bibit sawit unggul memiliki anak daun yang melebar dan tidak
kusut. Bibit sawit yang unggul tidak memiliki anak daun yang menggulung.
c) Tempurung Berwarna Hitam. Bibit sawit unggul memiliki tempurung yang
berwarna hitam gelap. Selain itu, tempurung pada bibit sawit unggul tidak
mengalami keretakan atau kerusakan.
d) Kondisi Akar. Akar pada bibit sawit unggul justru tidak terlalu panjang. Akar
pada bibit sawit unggul yaitu memiliki panjang 2 sampai 3cm. Selain panjang
akar, keadaan akar bibit sawit unggul masih terlihat segar, tidak kering.
Memiliki warna calon akar yang kekuning-kuningan mendekati hijau.
e) Kondisi Batang Bibit Sawit. Kondisi batang bibit sawit unggul yaitu memiliki
ukuran yang pendek dan gemuk. Karena batang yang pendek dan gemuk akan
jauh lebih kuat jika dibandingkan dengan batang yang tinggi dan kurus. Pada
umumnya, batang bibit sawit yang tinggi dan kurus akan mudah sekali patah
sebelum masuk masa pertumbuhan. Selain itu ukuran batang pada bibit sawit
unggul yaitu antara 2 sampai 3 meter.
3. Pola Tanam & Jarak Tanam Kelapa Sawit Yang Tepat. Pola tanam kelapa sawit
perlu diperhatikan karena berkaitan dengan efektifitas penggunaan lahan. Pola
tanam segitiga sama sisi merupakan pola tanam yang paling efektif di areal datar,
sehingga untuk areal bergelombang/berbukit perlu dilakukan “viol linning” untuk
mempertahankan jumlah populasi per hektarnya dengan tetap memperhatikan
tingkat kesuburan tanahnya.
4. Waktu Tanam yang Tepat. Tidak ada waktu tanam yang baku untuk dijadikan
patokan dalam budidaya kelapa sawit. Jadi waktu tanam yang tepat dalam
budidaya kelapa sawit adalah jika umur bibit sawit siap tanam dan lahan budidaya
telah tersedia.
5. Pemeliharaan Dalam Budidaya Kelapa Sawit. Setelah ditanam, pohon kelapa
sawit juga harus dirawat agar produksi budidaya kelapa sawit menjadi optimal.
Ada 3 proses pemeliharaan pada budidaya kelapa sawit, yaitu :
a) Penyulaman dan penjarangan. Jika terdapat bibit yang memiliki pertumbuhan
tidak normal, terkena penyakit atau bahkan mati, maka bibit sawit tersebut
harus disulam. Penyulaman dilakukan ketika bibit berumur 10 hingga 14
bulan.
b) Penyiangan. Penyiangan yaitu membersihkan gulma yang tumbuh disekitar
tanaman kelapa sawit. Gulma merupakan tanaman pengganggu yang dapat
mengambil nutrisi dan makanan pokok tanaman sawit, sehingga tanaman
sawit akan tumbuh tidak maksimal.
c) Pemupukan Kelapa Sawit. Pemupukan kelapa sawit merupakan kegiatan
perawatan budidaya kelapa sawit yang bertujuan untuk memberikan makanan
pada tanaman sawit. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang harus dilakukan
dengan cara yang baik agar budidaya kelapa sawit dapat maksimal.
Pemupukan kelapa sawit juga dilakukan sesuai umur, dengan menggunakan
setengah dari dosis pupuk kimia ditambah pupuk organic cair GDM spesialis
tanaman perkebunan. Budidaya kelapa sawit meliputi beberapa tahapan
kegiatan yaitu persiapan areal, pembibitan, penanaman, sensus, pokok,
penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT),
pengendalian gulma, kastrasi, penunasan, pemanenan, dan pemanfaatan
limbah. Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian
intensif yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong
tinggi, kurang lebih 30% dari total biaya produksi atau 40–60 % dari biaya
pemeliharaan sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat
menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya
mulai dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis
(Sutarta, Winarna, Darmosarkoro, 2003). Praktik pemupukan memberikan
kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas
produk yang dihasilkan. Salah satu efek pupuk yang bermanfaat yaitu
meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas
tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.
Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur hara di dalam
tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya
hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara
yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS) serta
memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan
kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.
Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk, organisasi
penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus
pupuk) dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan.
Selanjutnya, karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan
jumlah untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh
pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang
6. Pengendalian Hama Penyakit Kelapa Sawit
Hama dan penyakit merupakan kendala yang dihadapi oleh pelaku budidaya
kelapa sawit. Serangan hama dan penyakit dapat membuat kelapa sawit tidak
berproduksi secara maksimal, bahkan akan membuat kelapa sawit gagal panen.
Agar hasil budidaya kelapa sawit menjadi maksimal, dulur-dulur harus segera
membasmi dan mengendalikan hama penyakit. Berikut adalah hama dan peyankit
yang menyerang tanaman kelapa sawit.
a) Hama Ulat. Banyak sekali jenis hama ulat, namun pada umumnya hama ulat
yang menyerang tanaman kelapa sawit yaitu hama ulat kantung dan ulat api.
Ulat kantung dan ulat api menyerang bagian daun kelapa sawit. Serangan ulat
ini dapat membuat daun berlubang hingga daun habis yang tersisa hanya tulang
daun. Tentu saja hal ini dapat menurunkan produktivitas budidaya kelapa sawit
hingga 60%. Jika jumlat ulat ini mencapai 5 hingga 10 /pelepah, maka sudah
harus dikendalikan karena sudah memasuki populasi yang kritis.
b) Hama Kumbang. Pada umumnya hama kumbang yang menyerang tanaman
kelapa sawit yaitu Oryctec Rhinoceros. Kumbang ini menjadi hama kelapa saat
saat fase larva. Pada saat fase larva, kumbang ini akan memakan daun muda
yang mengakibatkan daun berbentuk seperti segitiga pada saat dewasa. Hama
kumbang ini dapat menurunkan produksi tandan buah segar (TBS) hingga 69%
ditahun pertama. Pengendalian hama kumbang dapat dilakukan dengan
menggunakan feromon sebagai penarik serangga. Kemudian kumbang yang
terkumpul dapat dibunih secara langsung.
c) Hama Tikus. Hama tikus yang menyerang budidaya kelapa sawit yaitu tikus
pohon (Rattus tiomanicus). Tikus akan membuat lubang pada buah yang telah
masak. Pengendalian hama tikus dapat menggunakan musuh alami dari tikus
itu sendiri yaitu burung hantu (Tyto alba). Pengendalian musuh alami hama
tikus ini merupakan cara yang efektif dan ekonomis dalam mengendalikan
hama tikus.
d) Penyakit Akar / Busuk Akar. Penyakit akar atau Blast disease disebabkan oleh
cendawan / jamur Rizoctonia lamellifera dan Phytium sp. Penyakit ini
menyerang sistem perakaran tanaman kelapa sawit yang dapat menyebabkan
akar tanaman membusuk. Jika akar tanaman membusuk, maka fungsi akar
tidak akan optimal. Hal ini dapat mengakibatkan tanaman kelapa sawit
mengalami pertumbuhan yang tidak normal bahkan lama kelamaan akan mati.
Upaya pencegahan penyakit busuk akar yaitu dengan melakukan budidaya
kelapa baik yang benar. Ikuti cara budidaya kelapa sawit pada artikel yang
kami berikan.
e) Penyakit Busuk Pangkal Batang. Penyakit Busuk pangkal batang atau
Ganoderma disebakan oleh jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidu,
dan Ganoderma pseudofferum. Penyakit ini menyerang pangkal batang
tanaman kelapa sawit yang dapat membuat membusuk dan lunak. Penyakit
busuk batang dapat menular ketanaman lainnya jika akarnya bersentuhan
dengan tanaman yang terinfeksi. Upaya pencegahan penyakit ini adalah dengan
membersihkan lahan dari sisa-sia pelapukan kayu. Itulah cara pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman sawit, jika tanaman sawit terbebas dari
serangan hama dan penyakit, maka dapat dipastikan hasil produksi kelapa sawit
akan melimpah.
7. Panen Buah Sawit. Tahap terakhir dari budidaya kelapa sawit yaitu pemanenan
kelapa sawit. Pada umumnya kelapa sawit mulai berbuah setelah umur 2,5 tahun
dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Buah sawit dapat dipanen ketika
berumur 31 bulan. Namun tidak semua buah kelapa sawit bisa dipanen secara
bersamaan. Jika dulur-dulur memetik buah sawit sebelum waktu panen, maka
kelapa sawit tidak akan menghasilkan kualitas produk yang baik kedepannya.
Buah sawit yang baik untuk dipanen yaitu buah sawit pada tingkat fraksi dua,
dengan ciri-ciri :
- Terdapat 5 hingga 10 brondolan di piringan
- Buah sawit berubah warna dari kuning menjadi oranye
- Sebanyak 25% hingga 75% buah luar membrondol

2.3 Jenis Penggunaan Tenaga Kerja


Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan
sanggup bekerja jika ada permintaan kerja. Tenaga kerja di perkebunan Nusantara II
ini menggunakan karyawan tetap dan ada juga BHL (Buru Harian Lepas) serta
Outsorcing.
2.4 Jenis Penggunaan Saprodi
Faktor -faktor pdoduksi yang digunakan di dalam kebun sawit ini yaitu:
1. Bibit. Bibit atau benih merupakan salah satu faktor produksi yang habis dalam
satu kali pakai proses produksi sehingga petani harus berhati-hati dalam setiap
memilih benih sehingga diperoleh benih yang baik dan bermutu yang dapat
menunjang produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bibit yang bermutu
adalah bibit yang telah dinyatakan sebagai bibit yang berkualitas tinggi dengan
jenis tanaman unggul. Bibit yang berkualitas tinggi memiliki daya tumbuh lebih
dari 90% dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a. Memilki viabilitas atau
dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhannya menjadi tanaman yang
baik atau sering disebut sebagai bibit unggul. b. Memilki kemurnian, artinya
terbebas dari kotoran bibit jenis lain, bebas dari hama dan penyakit.
2. Pupuk. Salah satu usaha petani untuk meningkatkan hasil produksi pertanian
adalah melalui pemupukan. Pupuk adalah zat atau bahan makanan yang diberikan
kepada tanaman dengan maksud agar zat makan tersebut dapat diserap oleh
tanaman. Pupuk merupakan zat yang berisi satu atau lebih nutrisi yang digunakan
untuk mengembalikan unsur-unsur yang habis terhisap tanaman dari tanah.
Dalam pemberian pupuk harus dengan dosis yang tepat serta waktu yang tepat
pula sehingga keseimbangan unsur hara atau zat mineral dapat dipertahankan.
3. Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Dalam pemakaian pestisida harus memperhatikan
dosis maupun ukurannya. Karena pestisida pada hakikatnya merupakan racun
apabila pemakaiannya terlalu banyak akan bersifat merugikan. Petani di
Indonesia menggunakan pestisida untuk membantu program intensifikasi dalam
rangka mengatasi masalah hama dan penyakit menyerang tanaman pertanian.
Pestisida dapat secara cepat menurunkan populasi hama yang menyerang
tanaman sehingga penurunan pertanian dapat dikurangi.

2.5 Jenis Penggunaan Alat


Alat-alat yang di gunakan dalam perkebunan ini yaitu Dodos dg lebar 10-12,5 cm;
Karung wadah brondolan; Kapak/golokk untuk memotong tangkai TBS yang masih
panjang; Tombak untuk mengangkat TBS ke lori; Kereta dorong (lori)/alat pikul. Dan alat
untuk pemeliharaan yaitu semprot, babat, dan sabit.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Struktur Organisasi Kebun Kantor Besar

Manager (Punantaras
Tarigan

Asisten Askep Askep Papam


KTU (Sahat
Tehnik Rayon A Rayon B (Bintara
Boang
(Ahmad (Rusnarto (M.Saiful Pengaman/Pel
Manalu)
Basir) SP) Ridwan da Rasino)
SP)

Mandor Asisten Kerani Asisten Danton


Tehnik 1(Rafizal) (Jusmansilo
• Afdeling I • Afdeling V
(Nurman) Tarigan)
(Christian (Hamdan A
Hasibuan) Hasibuan)
• Afdeling II • Afdeling
(Riko VI (Sahat
Agustriono) Sinurat)
• Afdeling III • Afdeling
(Niko D VII (Rudi
Manurung) Sitompul)
• Afdeling • Afdeling
IV (Aidul VIII (Bryan
Putra) H
Manurung)
• Afdeling
IX (Dedi C
Damanik)
0
3.1.2. Struktur Organisasi Afdeling III

Asisiten Afdeling III (Riko David Manurung )

Mandor 1 (Pangihutan Krani Afdeling/


Simanjuntak ) administrasi (P. Sitorus)

Mandor Mandor
Mantri Pemel ( Panen
Hama Hariadi Kav
(Darsim
Ratna Br Tamsil Kontrol
(Suraiman)
Sembiring ) Bangun Daut
Purba

Krani Cek
Panen
Sawit
(Andriawan (Doni
Syahrahmat Hutasoit)
Berkat
Manalu )
3.2. Pembahasan

3.2.1. Uraian Tugas Kebun Kantor Besar

Berikut ini adalah uaraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap anggota
organisasi yaitu sebagai berikut :

1.Manager Kebun

Manager Kebun adalah jabatan tertinggi di perkebunan dengan fungsi sebagai pemimpin
dan pengelola perkebunan. Dalam menjalankan tugasnya Manager Kebun bertanggung jawab
kepada para Direksi dan dibantu oleh para Assisten. Uraian tugas Manager Kebun meliputi:

a. Mengelola, memimpin, membimbing, mengawasi serta mengontrol dan mengamankan


unit kerja/perkebunan.
b. Melaksanakan kebijakan dan intruksi Direksi.
c. Mengelola keuangan unit kerja/perkebunan.
d. Memimpin dan mengkoordinir tata usaha, ketenagakerjaan, serta bagian umum.
e. Mempertanggung jawabkan seluruh tugas pokok dan tugas tambahan dalam rangka
pengelolaan.
f. Menyelenggarakan seluruh proses produksi sesuai dengan standar dan program mutu
untuk mencapai hasil yang optimal.
g. Mengusulkan pengangkatan, pemindahan, kenaikan pangkat/jabatan, pemberhentian
bawahannya sesuai peraturan yang berlaku.

2. Askep/Assisten Kepala

Assisten Kepala adalah unsur staf yang membantu tugas-tugas Manajer Kebun dalam
koordinasi, pembinaan, dan pengawasan pekerjaan di Kebun. Assisten Kepala dalam
tugasnya bertanggung jawab kepada Manager Kebun dan dalam tugasnya Assisten Kepala
mengkoordinir dan membawahi Assisten Afdeling. Uraian tugas Assisten Kepala meliputi:

a. Membantu Manager Kebun dalam penyusunan rencana kerja dan biaya kebun (bidang
tanaman).
b. Menyusun jaringan kerja dari afdeling-afdeling.
c. Mengawasi realisasi rencana kerja dan rencana anggaran/biaya.
d. Mengkoordir pengadaan dan penempatan tenaga kerja di afdeling.
e. Mengatur penyebaran kebutuhan bahan di afdeling.
f. Memeriksa secara administrasi dan fisik terhadap pekerjaan di lapangan.
g. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas Assisten di afdeling.

3. KTU (Kepala Tata Usaha)


Tugas dan tanggung jawab :
a. Melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan oleh pengurus kebun
b. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan laporan keuangan kebun terdiri dari Neraca,
tata buku, perkiraan transitoris, Compte capital, Cost Analysis, Cost center.
c. Membuat laporan permintaan uang bulanan
d. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran uang cash flow kebun
e. Bertanggung jawab terhadap buku kas kebun beserta bukti-bukti pendukung kas
f. Membuat journal voucher untuk tata buku
g. Mensupervisi bawahan dalam rangka pelaksanaan ataupun pembuatan laporan
keuangan.
h. Melayani menerima tamupihak-III sesuai instruksi pengurus kebun
i. Mewakili pengurus kebun kordinasi dengan pemerintah daerah maupun swasta
j. Mengumpulkan data-data untuk penyusunan anggaran biaya kebun

4. Assisten Teknik

Assisten Teknik merupakan penanggung jawab pabrik dibidang pemeliharaan, bengkel


dan bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan dan tindakan dalam bidang produksi.
Uraian tugas Assisten Teknik meliputi:

a. Mempertanggung jawabkan seluruh tugas pokok dan tugas tambahan dalam rangka
pengelolaan Bengkel Teknik/Bengkel Reperasi dan kebersihan lingkungan.
b. Mengawasi pelaksanaan tugas pekerjaan Teknik Pabrik.
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
d. Memberikan bimbingan, dorongan untuk menciptakan iklim kerja yang harmonis.
e. Mengendalikan tercapainya jasa-jasa kerja karyawan Teknik Pabrik Bengkel seoptimal
mungkin.
5. Perwira Pengamanan (Pa-Pam)

Perwira Pengamanan (Pa Pam) bertugas membantu Manajer Kebun dalam memimpin
bidang keamanan. Uraian tugas Perwira Pengamanan:

a. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keamanan dan ketertiban di Kebun Sei Kencana


kepada Manajer Kebun.
b. Koordinasi dengan pihak keamanan setempat seperti kepolisian, pemerintah desa dan
koramil
c. Mangamankan Asset perusahaan dari semua bentuk gangguan yang datang dari luar
maupun dari dalam
d. Mewakili Perusahaan jika berurusan dengan pihak kepolisian atau pihak keamanan
lainnya
e. Melakukan pengawasan pengamanan informasi dan inventaris perusahaan.

6. Assisten Afdeling

Assisten Afdeling (Kepala Afdeling) merupakan pemimpin tertinggi di afdeling dan


bertugas memimpin, menggerakkan serta mengawasi semua kegiatan di afdeling. Uraian
tugas Assisten Afdeling meliputi:

a. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan/kegiatan sesuai dengan ketentuan


perusahaan
b. Memberi petunjuk, bimbingan, dan pengawasan teknis mengenai semua pelaksanaan
kegiatan di afdeling.
c. Melaksanakan pengamatan dan pemeriksaan lapangan secara terus menerus..
d. Melaksanakan pemeliharaan secara efektif dan efisien sesuai dengan standar yang
ditentukan.

7. Mandor Teknik

Mandor adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di lapangan. Para mandor
berkewajiban untuk hal-hal berikut ini:

a. Membantu tugas-tugas asisten dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan


karyawan penderes dan pemanen sawit dengan mengarahkan mandor-mandor
lapangan.
b. Mengatur tenga kerja deresan dan pemanen sawit.
c. Membantu asisten mengatur pengoperasian alat-alat transport di lapangan
d. Mencatat kehadiran karyawan pada buku mandor
e. Membuat laporan atau hasil pekerjaan kepada assisten setiap hari.
f. Bertanggung jawab kepada assisten.

8. Kerani

Para kerani berkewajiban untuk melaksanakan:

a. Membuat atau menyusun rencana anggaran belanja bulanan


b. Membuat atau menyusun rencana kerja harian, serta membuat daftar kumpulan
laporan kerja harian dan membuat daftar upah karyawan
c. Meneliti buku mandor dan memindahkan hari kerja karyawan ke buku assisten
d. Membuat laporan mingguan dan membuat laporan bulanan
e. Bertanggung jawab kepada assisten.

3.2.2 Uraian Tugas Afdeling III

Berikut ini adalah uaraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap
anggota organisasi yaitu sebagai berikut :

1. Assisten Afdeling

Assisten Afdeling (Kepala Afdeling) merupakan pemimpin tertinggi di afdeling


dan bertugas memimpin, menggerakkan serta mengawasi semua kegiatan di afdeling.
Uraian tugas Assisten Afdeling meliputi:

a. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan/kegiatan sesuai dengan ketentuan


perusahaan
b. Memberi petunjuk, bimbingan, dan pengawasan teknis mengenai semua pelaksanaan
kegiatan di afdeling.
c. Melaksanakan pengamatan dan pemeriksaan lapangan secara terus menerus..
d. Melaksanakan pemeliharaan secara efektif dan efisien sesuai dengan standar yang
ditentukan.
2. Mandor 1 (satu)
Mandor I, Mandor Besar, atau Mandor Kepala adalah jabatan seseorang yang
memiliki tugas yaitu :
a. mengendalikan pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaan budidaya kelapa sawit
dengan benar
b. Melaporkan hasil kerja di perkebunan kelapa sawit.
c. Mandor I dapat menegur mandor lain jika terdapat kesalahan dalam melakukan
pekerjaan.
d. Mandor I berwenang untuk mengecek semua jenis kegiatan dan melaporkan masalah-
masalah yang dihadapi kepada Asisten Afdeling.

3. Krani Afdeling
Krani Afdeling memiliki tugas yaitu:
Menjelankan peran dan tugasnya seorang kepala afdeling mempunyai tugas
yang diturunkan dalam tugas harian, tugas mingguan, tugas bulanan dan tugas
tahunan.

4. Mantri Hama
Mantri hama adalah karyawan yang bertugas untuk mengontrol hama dengan
melakukan penyemprotan.

5. Mandor Pemeliharaan
Mandor pemeliharaan disingkat menjadi pemel, mereka adalah karyawan
pemeliharaan yang bertugas untuk :
melakukan perawatan seperti garuk piringan sawit, babat gawangan, spray
(nyemprot), pemupukan, mencari hama, penyisipan, membuat titi panen, sensus
pokok, pemeliharaan TPH dan masih banyak lagi. Mereka bekerja setiap hari
berdasarkan arahan dari mandor pemeliharaan atau asisten afdeling.

6. Mandor Panen
Mandor Penen adalah karyawan yang bertanggung jawab terhadap anggota
pemanennya, biasanya berkaitan dengan ancak panen dan jumlah pemanen yang
di bawahinya, mandor panen akan mendapatkan premi apabila pemanen
dibawahnya mencapai target basis yang telah di tentukan.
7. Kav Kontrol
Kav Kontro adalah karyawan yang bertugas untuk mengontrol apa saja
kegiatan yang ada di afdeling tersebut.

8. Krani Catat Sawit


KCS (Krani Catat Sawit) merupakan karyawan yang bertugas mencatat buah
pemanen dari setiap masing masing pemanen yang nantinya di laporakan kepada
mandor panen, KCS biasanya ikut dalam pengangkutan / langsir TBS dalam
kebun, dimana setiap truk sawit akan di timbang.
Krani Bertanggung jawab atas semua kegiatan administrasi divisi seperti
mengisi daftar upah harian BHL, presensi Satuan Kerja Unit (SKU), daftar
lembur, premi, Laporan Pemeliharaan Tanaman (LPT), Laporan Harian Kerja
(LHK), Laporan Harian Afdeling (LHA) dan lain-lain yang berhubungan dengan
teknis administrasi laporan pekerjaan di afdeling kebun.

9. Panen
Di perkebunan sawit yang melakukan panen yaitu seorang pemanen, mereka
bekerja setiap harinya sesuai dengan areal yang telah di tentukan oleh asisten yang
dibawahi oleh mandor, pemanen memiliki peran penting karena mereka adalah
pejuang pejuang untuk menghasilkan jumlah produksi panen harian. Pemanen
memiliki target basis borong, dimana setiap pemanen yang melebihi basis borong
yang di tentukan akan mendapatkan premi tambahan yaitu premi lebih basis.
Pemanen biasanya di lakukan oleh seorang laki laki karena tugas pemanen sangat
berat harus bisa menurunkan buah dari ketinggian menggunakan alat egrek
maupun dodos.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Afdeling adalah satuan terkecil dari sebuah organisasi besar perusahaan kelapa sawit.
Afdeling atau divisi atau apa namanya adalah satuan yang menjadi ujung tombak dalam
pengelolaan perusahaan perkebunan. Sehingga peran pimpinan dalam hal ini disebut sebagai
kepala afdeling, asisten afdeling sangat diperlukan.

Kemampuan mengelola, menganalisa serta kemampuan management afdeling inilah


yang akan menjadi kunci sukses sebuah roda organisasi perusahaan. Dari afdeling ini akan
dihasilkan output berupa pengelolaan cost, target tanam bagi perkebunan pengembangan
ataupun target produksi bagi tanaman yang sudah menghasilkan.

Untuk mengelola afdeling dibutuhkan keahlian dan ketrampilan tertentu untuk


menjamin terselenggaranya roda organisasi dengan sebaik-baiknya. Untuk itu sebelum
memulai tahapan pengelolaan sebuah afdeling harus dipahami benar kultur dan karakteristik
yang sudah terbangun diafdeling tersebut.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan penyemprotan, pembabatan,
pemupukan, pemanenan dan pengangkutan buah ke TPH (tempat pengumpulan hasil) di
afdeling yang kami kunjungi sudah berjalan dengan baik serta sesuai dengan prosedur yang
telah ditentukan.

4.2 Saran
Pada kegiatan kami yang mengunjungi afdeling untuk melihat kegiatan apa saja yang
dilakukan di afdeling, kami melihat bahwa beberapa dari para pekerja yang sedang
melakukan pekerjaan nya tidak memakai alat pelindung dengan lengkap sesuai dengan
anjuran SOP, seperti helm, sarung tangan, sarung egrek/dodos, kacamata. Mereka hanya
menggunakan topi dan sepatu AV saja. Untuk itu untuk setiap pekerja afdeling pada
perkebunan kelapa sawit diharapkan menggunakan alat alat pelindung dengan lengkap
untuk kenyamanan dan perlindungan dari setiap pekerja.
DAFTAR PUSTAKA

Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Perangin-angin, S.A. 2006. Pengendalian Gulma di Kebun Kelapa Sawit (Elaeis


guinensis Jacq.) Kawan Batu Estate, PT. Teguh Sempurna, Minamas
Plantation, Kalimantan Tengah

Riniarti, Dewi dan Bambang Utoyo. (2012). Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Malang:
Wineka media

Repository.uin-suska.ac.id. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Diakses pada 7 Juli


2023, dari https://repository.uin-suska.ac.id/4018/6/BAB%20IV.pdf

Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja dan Djoehana. 1991. Budidaya Kelapa sawit. Kanisius. Yogyakarta

Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.

Sunarko, 2008. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.


Agromediapustaka,Jakarta.

https://eprints.uny.ac.id/30170/1/BAB%20I.pdf

https://www.wirneet.com/detail/369/247/11/daftar-istilah-dalam-perkebunan-kelapa-
sawit-di-indonesia
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai