Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.
kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan
Segar (TBS) per ha, sementara potensi produksi bila menggunakan bibit
Palm Oil) perkebunan rakyat hanya mencapai rata-rata 2,5 ton CPO per ha/th
dan 0,33 ton minyak inti sawit (PKO) per ha/th, sementara di perkebunan
negara rata-rata menghasilkan 4,82 ton CPO/ha/th dan 0,91 ton PKO/ha/th,
dan perkebunan swasta rata-rata menghasilkan 3,48 ton CPO/ha/th dan 0,57
knapsack sprayer. Hal ini disebabkan karena mikron herbi memiliki volume
semprot yang lebih kecil daripada knapsack sprayer sehingga biaya material
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah budidaya tanaman kelapa sawit ini antara
lain :
1. Mengetahui cara budidaya tanaman kelapa sawit dengan baik dan benar.
4. Mengetahui cara budidaya tanaman kelapa sawit dan teknik pengendalian hama
dan penyakit pada kelapa sawit.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman kelapa sawit adalah sumber utama minyak nabati sesudah kelapa
di Indonesia. Tanaman ini dikenal di dunia barat setelah orang Portugis berlayar
ke Afrika tahun 1466. Dalam perjalanan ke Pantai Gading (Ghana), penduduk
setempat terlihat menggunakan kelapa sawit untuk memasak maupun untuk
bahan kecantikan. Pada tahun 1970 untuk yang pertama kali dikapalkan sejumlah
biji kelapa sawit ke Inggris dan memasuki daratan benua Eropa tahun 1844.
Beberapa tahun kemudian Eropa mengimport inti sawit. Tahun 1848 tanaman
kelapa sawit masuk ke Indonesia dan daerah-daerah lain di Asia sebagai tanaman
hias. Ada 4 tanaman yang ditanam di Kebun Raya bogor (Botanical Garden)
Bogor, dahulu bernama Buitenzorg, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan
dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda). Pada tahun 1853
keempat tanaman tersebut telah berbuah dan bijinya disebarkan secara gratis.
Pada pengamatan tahun 1858, ternyata keempat tanaman tersebut tumbuh subur
dan berbuah lebat. Walaupun berbeda waktu penanaman (asal Bourbon lebih
dulu dua bulan), tanaman tersebut berbuah dalam waktu yang sama, mempunyai
tipe yang sangat beragam, kemungkinan diperoleh dari sumber geneik yang sama
(Rutgers, 1922).
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting
disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan
karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa
sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai
Informasi Pertanian, 1990). Melihat pentingnya tanaman kelapa sawit dewasa ini
dan masa yang akan datang, seiring dengan meningkatnya kebutuhan penduduk
dunia akan minyak sawit, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi kelapasawit secara tepat agar sasaran yang diinginkan dapat
tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit.
(Sastrosayono 2003). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak
nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya
bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan
nasional Indonesia. Selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumberdevisa negara. Penyebaran
perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah
propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 hadengan
produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha
dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO (Sastrosayono 2003). Tanaman kelapa
sawit merupakan komoditas perkebunan primadona Indonesia. Di tengah krisis
global yang melanda dunia saat ini, industri sawit tetap bertahan dan memberi
sumbangan besar terhadap perekonomian negara. Selain mampu menciptakan
kesempatan kerja yang luas, industri sawit menjadi salah satu sumber devisa
terbesar bagi Indonesia. Data dari Direktorat Jendral Perkebunan (2008)
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit di
Indonesia, dari 4 713 435 ha pada tahun 2001 menjadi 7.363.847 ha pada tahun
2008 dan luas areal perkebunan kelapa sawit ini terus mengalami peningkatan.
Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2000), taksonomi tanaman
kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah :
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
Family : Palmae
Subfamily : Cocoideae
Genus : Elaeis
1) Tipe Dura
2) Tipe Pisifera
Memiliki tempurung (cangkang) yang sangat tipis bahkan hanya
3) Tipe Tenera
Pisifera sebagai pohon bapak. Tenera memiliki tempurung yang tipis dan
1) Nigrescens
Warna buahnya lembayung (violet) sampai hitam pada waktu
sesudah matang.
2) Virescens
3) Albescens
Warna buahnya kuning pada waktu muda dan pucat serta tembus
a) Akar
penting pada setiap tanaman yaitu sebagai penyerap unsur hara didalam
tanah dan sebagai alat respirasi bagi tanaman (Fauzi, dkk, 2005). Macam-
- Akar sekunder yaitu akar yang tumbuh dari akar primer, arah
- Akar tertier yaitu akar yang tumbuh dari akar sekunder, arah
0,5-1,5 mm.
(Setyamidjaja, 2000).
Calon akar yang muncul dari biji kelapa sawit yang dikecambahkan disebut
b) Batang
kelapa sawit tumbuh lurus ke atas dengan diameter batang normalnya 40-
makanan.
c) Daun
mencapai lebih dari 7,5-9 m dengan jumlah daun pada setiap pelepah
dapat mencapai 300 helai. Daun muda yang masih berupa kuncup
dan jumlah anak daun tergantung pada umur tanaman. Semakin tua umur
d) Bunga
artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman dan
seludang, maka bunga dapat dibedakan antara bunga jantan dan bunga
tengah bunga lebih kecil, sedangkan bunga betina bentuknya agak bulat
dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar (Fauzi, dkk,
2005).
e) Buah
juga terjadi lebih lambat atau lebih cepat tergantung pada keadaan iklim
setempat (Risza, 1994). Selama buah kelapa sawit masih muda, yaitu
sampai umur 4,5-5 bulan, buah kelapa sawit akan berwarna ungu. Setelah
a) Iklim
tumbuh didaerah yang terletak pada 12º LU dan 12 º LS, dengan curah hujan
2.000-2.500 mm/thn, lama penyinaran matahari 5-7 jam/hari dengan suhu
optimum 24º - 38º c dan berada pada ketinggian 0-500 m diatas permukaan
laut.
b) Tanah
Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti
hara yang terkandung dalam tiap tanah juga berbeda sehingga jumlah
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5
bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,
sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.
Disamping itu ada kriteria lain tandan buah yang dapat dipanen apabila tanaman
berumur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh kurang lebih 10
butir, jika tanaman berumur lebih dari 10 tahun, jumlah brondolan yang jatuh
Waktu panen buah kelapa sawit sangat mempengaruhi jumlah dan mutu
minyak yang dihasilkan. Waktu panen yang tepat akan diperoleh kandungan
menyangga buah dipotong terlebih dahulu. Pelepah daun yang telah dipotong
bagian. Cara pemanenan tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin
Kemudian tandan buah atau TBS (tandan buah segar) dan brondolan tersebut
segera diangkut ke pabrik untuk diolah lebih lanjut. Pada buah yang tidak
menghindari hal tersebut, maksimal 8 jam TBS setelah dipanen harus segera
diolah.
faktor, di antaranya jenis tanah, jenis bibit, iklim dan teknologi yang diterapkan.
Dalam keadaan yang optimal, produktivitas kelapa sawit dapat mencapai 20-25
ton TBS/ha/tahun atau sekitar 4-5 ton minyak sawit. Sebagai gambaran
produksi TBS, minyak sawit dan inti sawit berbagai umur tanaman per hektar,
budidaya kelapa sawit. Karena, bibit yang baik akan menghasilkan tanaman
kelapa sawit yang baik sehingga kualitas CPO yang dihasilkan juga bagus. Hal-
A. Pemilihan Tempat
air, dekat dengan lahan tanaman, tanahnya rata (tidak mereng), mudah
tanaman tinggi dan areal pembibitan harus bebas dari bahaya banjir.
C. Persiapan Kecambah
kegiatan tes terhadap suau pohon seperti kadar minyak, dan melakukan
transparan. Tujuan pemberian jendela ini adalah agar sinar matahari dapat
receptif. Bunga receptif adalah bunga yang telah siap dibuahi atau
berbentuk seperti cengkeh atau pada bagian ujung tandan telah pecah-
b) Polynasi
Kegiatan ini dilakukan setelah bunga betina diisolasi selama 9 hari. Polynasi
tidak boleh dilakukan dibawah 9 hari, hal ini disebabkan karena
kekhawatiran bahwa masih ada serbuk lain yang masih hidup yang nantinya
dapat mengakibatkan penyerbukan yang dilakukan gagal atau tidak berhasil.
Setelah 9 hari maka dapat dipastikan serbuk lain yang tidak diharapkan telah
mati. Polynasi ini dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama
pooper. Polen (bunga jantan) yang digunakan dalam kegiatan ini tergantung
dari jenis apa yang ingin diperoleh dikemudian hari.
D. Persiapan Tanah
Syarat tanah untuk mengisi polybag adalah top soil yang subur, bebas
dari hama dan penyakit, remah dan cukup mengandung pasir, jangan
menggunakan tanah bekas bakaran karena akan merusak keseimbangan hara
dalam tanah, tanah harus diayak agar bebas dari kayu dan sampah lain, tanah
yang digunakan tidak berasal dari daerah gawangan mati, hal ini bertujuan
untuk mencegah terserangnya ganodherma, jika tanah yang tersedia hanya
tanah liat, tanah ini harus ditambah dengan pasir sebanyak 20 %, dengan
tujuan agar akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan juga memperbaiki
aerase tanah tersebut.
E. Proses pengisian tanah ke dalam polybag
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah tanah harus diisi sedikit demi
sedikit sementara polybag diguncang agar tanah merata, pengisian tanah
harus penuh karena akan mengalami penyusutan ketika dipindah dan
disusun, 2/3 bagian tanah pada polybag dicampur pupuk Rock fosfat (60
gr/polybag dengan ukuran polybag 38 x 51 cm), setelah penyusunan dan
tanah susut, sisa bibir polybag 3-5 cm dibiarkan untuk menahan pupuk atau
mulsa. Produktivitas; 1 wd (working days) = 300 polybag (ukuran kecil), 1
wd = 150-200 polybag (ukuran besar).
F. Penyusunan Polybag
G. Penanaman Kecambah
H. Penyiraman
tanaman.
J. Seleksi
K. Pemupukan (manuring)
Pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit dibedakan pada dua fase yaitu
menghasilkan (TM/mature).
a. Penyisipan (Suplying)
kegiatan ini bibit yang digunakan harus sejenis dengan pohon yang sudah
ditanam sebelumnya. Pohon yang disisip yaitu pohon yang mati karena
terserang hama Oryctes, tikus ataupun hama yang lainnya dan pohon yang
b. Konsolidasi
sempurna seperti adanya tanaman yang miring karena tanah yang kurang
c. Pemupukan (manuring)
dilakukan pada bulan Juni, tujuan sensus pohon ini adalah untuk
berdasarkan LSU (leaf sample unit) yaitu pengambilan contoh daun yang
pupuk yang harus diberikan untuk tanaman pada areal yang telah
ditentukan.
d. Pengendalian gulma
pada areal perkebunan seperti anak kayu, pohon pisang liar, keladi, dll.
dan amin.
e. Kastrasi (Castration)
yang terdapat pada tanaman kelapa sawit. Kegiatan ini dilakukan dengan
seluruh pelepah busuk yang ada, ini dilakukan pada areal yang berdekatan
pohon yang didekatnya sudah ada pohon yang menghasilkan, berbeda
jantan untuk proses penyerbukan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
f. Pemangkasan (pruning)
1) Manual
2) Mekanis
Konsentrasi smart yang digunakan adalah 3,75 cc/L dan diamin 2,5
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah pada umur 2,5 tahun dan
buahnya masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Saat umur 18 bulan setelah
tanam kelapa sawit menghasilkan buah yang dikenal dengan buah pasir, tetapi
buah yang dihasilkan memiliki ukuran yang sangat kecil dan memiliki kadar
minyak yang sangat sedikit. Untuk itulah pihak perkebunan melakukan
kegiatan kastrasi untuk membuang buah yang belum diharapkan. Kegiatan
panen kelapa sawit dimulai jika tanaman telah berumur 30 bulan.
B. Kriteria Panen
3. Pelumatan buah
Proses pelumatan buah adalah dengan memotong dan mencacah buah di
dalamsteam jacket yang dilengkapi dengan pisau berputar. Suhu didalam steam
jacket sekitar 85-90oC.
Tujuan dari pelumatan buah adalah:
Menurunkan kekentalan minyak, membebaskan sel-sel yang mengandung
minyak dari serat buah, menghancurkan dinding sel buah sampai terbentuk pulp
4. Pengempaan (ekstraksi minyak sawit).
Proses pengempaanb bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak
dan melarutkan sisa-sisa minyak yang terdapat didalam ampas. Proses
pengempaan dilakukan dengan melakukan penekanan dan pemerasan pulp
yang dicampur dengan air yang bersuhu 95oC. Selain itu proses ekstraksi
minyak kelapa sawit dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi, bahan pelarut
dan tekanan hidrolis.
5. Pemurnian (klarifikasi minyak )
Minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari mesin ekstraksi minyak sawit
umumnya masih mengandung kotoran berupa tempurung, serabut dan air ekitar
40-45% air. Untuk itu perlu dilakukan pemurnian minyak kelapa sawit.
Presentase minyak sawit yang dihasilkan dalam oproses pemurnian sekitar
21%. Proses pemurnian minyak kelap sawit terdiri dari beberapa tahapan yaitu
a. pemurnian minyak di dalam tangki pemisah (clarification tank)
prinsip dari proses pemurnian minyak di dalam tangki pemisah
adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan
sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air.
b. Sentrifugasi minyak
dalam tahap ini minyak dimurnikan dari berbagai macam
kotoran yang lebih halus lagi. Hasil akhir dari proses sentrifugasi ini
adalah minyak dengan kadar kotoran kurang dari 0,01%.
c. Pengeringan hampa
Dalam tahap ini kadar air diturunkan sampai 0,1%. Proses
penngeringan hampa dilakukan dalam kondisi suhu 95oC dan tekanan-
75cmHg.
d. Pemurnian minyak dengan tangki lumpur
Proses pemurnian didalam tangki lumpur bertujuan untuk
memisahkan minyak dari lumpur.
e. Strainer
Dalam tahap ini minyak dimurnikan dari sampah halus
f. precleaner
proses precleaner bertujuan untuk memisahkan pasir pasir harus
dari sludge.
g. Sentrifugasi lumpur
Dalam tahap ini minyak dimurnikan kembali dari air dan
kotoran. Prinsip yang digunakan adalah dengan memisahkan bahan
berdasarkan berat jenis masing-masing bahan.
h. Setrifugasi pemurnian minyak
Tahap ini hampir sama dengan sentrifugasi lumpur, hanya
putaran sentrifugasi lebih cepat.
6. Pemberian merek
Nama barang jenis mutu, identitas penjual, produce of
Indonesia, berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/negara
tujuan.
KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat saya simpulkan bahwa kelapa sawit adalah
tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan dimasa depan
karena berbagai kegunaannya bagi kebutuhan manusia. Kelapa sawit termasuk
tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120º Lintang
Utara 120º Lintang Selatan. Curah hujan optimal yang dikehendaki antara 2.000-
2.500 mm per tahun dengan pembagian yang merata sepanjang tahun. Lama
penyinaran matahari yang optimum antara 5-7 jam per hari dan suhu optimum
berkisar 240-380C.
Tanaman kelapa sawit mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5
bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan,
sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah
matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang
lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10
buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tanaman dengan
umur kurang dari 10 tahun, jumlah brondolan kuran lebih 10 butir dan tanaman
dengan umur lebih 10 tahun, jumlah brondolan sekitar 15-20 butir. Tanaman
kelapa sawit akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang dapat dipanen
pada saat tanaman berumur 3 atau 4 tahun.