Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................iv
I . PENDAHULUAN..................................................................................................15
1 .2 . Latar Belakang..............................................................................................15
1 .2. Tujuan Praktikum..........................................................................................18
II . TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................19
III . BAHAN DAN METODE...................................................................................22
3. 1. Tempat dan Waktu Pratikum.......................................................................22
3. 2. Alat Dan Bahan..............................................................................................22
3 .3. Pelaksanaan Pratikum...................................................................................22
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................23
V . PENUTUP............................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................25
LAMPIRAN...............................................................................................................26

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. jadwal kegiatan pembibitan kelapa sawit................................................26


Lampiran 2. dokumentasi............................................................................................27
Lampiran 3. Biodata Penulis.......................................................................................29

v
I . PENDAHULUAN

1 .2 . Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) sebagai tanaman penghasil minyak

sawit dan inti sawit merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang

menjadi sumber penghasil devisa nonmigas bagi Indonesia. Cerahnya prospek

komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah

mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan

kelapa sawit. Pada tahun 2005 luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia

mencapai 5.597.158 ha dan mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi seluas

8.430.206 ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2010). Kelapa sawit di Indonesia ini

merupakan komoditas primadona, luasnya terus berkembang dan tidak hanya

merupakan monopoli perkebunan besar negara atau perkebunan swasta. Saat ini

perkebunan rakyat sudah berkembang pesat. Perkebunan kelapa sawit yang semula

hanya di Sumatera Utara dan di Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di

beberapa provinsi, antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu,

Riau, Irian Jaya, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jawa Barat,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan khususnya

Kalimantan Timur yang sedang dalam tahap perluasan daerah budidaya tanaman

kelapa sawit (Sastrosayono, 2006).

Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai

penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (Lina Arliana Nur

Kadim, 2014: 49). Perkebunan kelapa sawit dapat menghasilkan keuntungan besar

15
sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversikan menjadi perkebunan

kelapa sawit. Penyebaran kelapa sawit di Indonesia berada pada pulau Sumatra,

Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Papua, dan beberapa pulau tertentu di Indonesia. Buah

kelapa sawit digunakan sebagai bahan mentah minyak goreng, margarine, sabun ,

kosmetika, industri farmasi. Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa

sawit adalah buah. Bagian daging dari buah kelapa sawit menghasilkan minyak

mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Sisa pengolahannya

digunakan sebagai bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi

kompos.

Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting peranannya di dalam

perekonomian diberbagai negara berkembang termasuk Indonesia. Produksi pertanian

hanya dapat diperoleh jika persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, yaitu tanah,

tenaga kerja, modal dan skill. Indonesia sebagai negara yang banyak mempunyai

perkebunan kelapa sawit sehingga banyak persaingan investor di dunia pasar, yang

dapat dilihat tidak konstanya harga kelapa sawit/ harga kelapa sawit berubahubah

sesuai dengan standar dan hukum Indonesia (Asni, 2005:2). Mengingat besarnya

dampak harga kelapa sawit terhadap perekonomian Indonesia, dibutuhkan suatu

metode yang baik untuk dapat mengetahui/ memprediksikan harga kelapa sawit.

Alasan dipilihnya harga kelapa sawit dalam penuliasan ini, yaitu harga kelapa sawit

merupakan harga yang sedang berkembang dengan pesat serta tidak konstan terutama

di Indonesia. Harga kelapa sawit juga mempengaruhi para investor, tenaga kerja, dan

devisa negara Indonesia.

16
Pada dasarnya dikenal dua sistem pembibitan satu tahap (single stage) dan

sistem pembibitan dua tahap (double stage). Sistem pembibitan tahap tunggal pada

dasarnya sama saja seperti pembibitan tahap ganda hanya tidak melalui pembibitan

pendahuluan tetapi kecambah langsung ditanam ke plastik besar (Ginting, 2009).

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman

penghasil minyak nabatiyang paling tinggi produktivitasnya. Perkebunan kelapa sawit

sangat menarik bagi para investor, karena Indonesia mempunyai keunggulan

komparatif ketimbang Negara-negara penghasil lain. Lahan dengan iklim yang sesuai

cukup tersedia. Demikian juga halnya dengan tenaga kerja (Mangoensoekarjo, dkk.,

2008).

Indonesia mengalami perkembangan industri perkelapa sawitan yang cukup

pesat membuat kebutuhan akan ketersediaan bibit kelapa sawit berkualitas yang baik

terus meningkat. Menurut lubis (2008), bahan tanam yang digunakan di Indonesia

pada saat ini adalah tenera yang merupakan hasil perkawinan antara dura Deli terpilih

dengan Pisifera hasil pengujian. Pada masa sebelum berang Dunia II bahan tanaman

yang dipakai adalah DxD, dan pada 1948-1970, perkebunan banyak menggunakan

bahan tanam DxD, DXT/TXD dan DXP. Pembibitan merupakan langkah awal yang

sangat menentukan bagi keberhasilan pertanaman.

Hal ini juga berlaku dalam budidaya tanaman kelapa sawit, dimana

pertanaman kelapa sawit yang produktivitasnya tinggi selalu berasal dari bibit yang

baik Pembibitan bertujuan untuk menyediakan bibit yang baik dan sehat dalam

jumlah yang cukup. Hal ini hanya akan berhasil jika kita menggunakan bahan

17
tanaman (kecambah) yang berasal dari produsen benih resmi, memilih lokasi

pembibitan yang strategis, dan menerapkan kaidah kultur teknis pembibitan

(Darmosarkoro, dkk., 2008).

1 .2. Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi mengenai Penyemaian Biji

sawit.

18
II . TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Nigeria, Afrika

Barat. Meskipun demikian, ada yang menyatakan bahwa kelapa sawit berasal dari

Amerika Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di

hutan Brazil dibandingkan Afrika. Pada kenyataannya, tanaman kelapa sawit hidup

subur di luar daerah asalnya, seperti Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Papua

Nugini. Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan

nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja dan mengarah kepada

kesejahteraan masyarakat, kelapa sawit juga sumber devisa negara dan Indonesia

merupakan salah satu produsen utama minyak kelapa sawit (Fauzi et al., 2008).

Tanaman kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah

untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan

luar sebagai berikut : 1) Kulit buah yang licin dan keras (epicarp). 2) Daging buah

(mesocarp) terdiri atas susunan serabut (fibre) dan mengandung minyak. 3) Kulit biji

(cangkang/tempurung), berwarna hitam dan keras (endocarp). 4) Daging biji

(mesoperm), berwarna putih dan mengandung minyak. 5) Lembaga (embrio).

Lembaga yang keluar dari kulit biji akan berkembang ke dua arah : 1) Arah tegak

lurus ke atas (fototrophy), disebut plumula yang selanjutnya akan menjadi batang dan

daun kelapa sawit. 2) Arah tegak lurus ke bawah (geotrophy), disebut radikula yang

selanjutnya akan menjadi akar (Sunarko, 2009). Menurut Pahan (2008), kelapa sawit

diklasifikasikan sebagai berikut, Divisi : Embryophita Siphonagama, Kelas :

19
Angiospermae, Ordo : Monocotyledonae, Famili : Arecaceae, Subfamily : Cocoideae,

Genus : Elaesis, Species : 1) E.guineensis Jacq, 2) E. oleifera, 3) E. odora. Tanaman

kelapa sawit yang dibudidayakan saat ini terdiri dari dua jenis yang umum ditanam

yaitu E. guineensis dan E. oleifera. Antara dua jenis tersebut mempunyai fungsi dan

keunggulan di dalamnya. Jenis E. guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi

sedangkan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah. Banyak orang sedang

menyilangkan kedua spesies ini untuk mendapatkan spesies yang tinggi produksi dan

gampang dipanen. Jenis E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk

menambah keanekaragaman sumber daya genetik yang ada. Kelapa sawit Elaeis

guinensis Jacq merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Afrika Barat. Tanaman

ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk Indonesia. Tanaman kelapa sawit

memiliki arti penting bagi pembangunan nasional (Syahputra, 2011). Faktor yang

berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit yang tinggi adalah faktor pembibitan.

Untuk memperoleh bibit yang unggul maka harus dilakukan dari tetuanya yang

unggul pula. Selain dari tetua yang unggul hal yang harus diperhatikan dalam proses

pembibitan yaitu pemeliharaan yang meliputi penyiraman, pemupukan (pupuk dasar)

dan pengendalian OPT yang mengganggu selama pembibitan kelapa sawit. Didalam

teknik dan pengelolaan pembibitan kelapa sawit untuk mendapatkan kualitas bibit

yang baik, ada 3 (tiga) faktor utama yang menjadi perhatian: 1) Pemilihan jenis

kecambah/bibit, 2) Pemeliharaan, 3) Seleksi bibit (Agustina, 1990).

Pembibitan awal merupakan kegiatan lapangan yang bertujuan untuk

mempersiapkan bibit siap tanam. Pembibitan harus sudah disiapkan sekitar satu tahun

sebelum tanam. Persiapan pembibitan utama membutuhkan waktu yang cukup lama

20
sehingga persiapannya harus dimulai bersamaan dengan persiapan persemaian.

Tahapan pekerjaan yang harus dilakukan dalam persiapan areal pembibitan yaitu

memilih lokasi pembibitan, pembukaan lahan, persiapan persemaian, perawatan

persemaian, dan penanaman (Lubis dan Agus, 2011). Pembibitan awal dilakukan

selama kurang lebih 3 bulan, pada pembibitan awal kecambah ditanam pada polybag

berukuran 14 x 22 cm dengan tebal 0,10 mm, polybag dilubangi untuk perembesan

kelebihan air pada waktu penyiraman bibit. Tanah untuk mengisi polybag harus

digemburkan terlebih dahulu, setelah polybag diisi lalu disusun di bedengan dengan

ukuran 160 cm dan panjang disesuaikan dengan keadaan tanah. Jarak antar bedengan

80 cm berfungsi untuk pemeliharaan, pengawasan, dan pembuangan air yang

berlebihan saat penyiraman atau waktu hujan. Pada tahap pembibitan awal, naungan

atas pelindung bisa berupa pohon hidup atau naungan yang terbuat dari daun kelapa

sawit. Naungan ini dipertahankan sampai kecambah berdaun 2-3 helai (Setyamidjaja,

2006).

21
III . BAHAN DAN METODE

3. 1. Tempat dan Waktu Pratikum

Praktikum ini telah dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Riau, Pekanbaru. Praktikum Penanaman Pohon Sawit pada tanggal

28 Mei 2023, Praktikum Penanaman Bibit Sawit dilakukan pada media tanah dalam

polybag.

3. 2. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembibitan sawit yaitu Biji sawit,

Gemborr, Polybag, Cangkul, Tanah, Insektisida, NPK, Npk Organik,

3 .3. Pelaksanaan Pratikum

Pratikum ini dilaksanakan diawali dengan pengisian polybag, bibit yang telah

disiapkan direndam pada air kemudian biji ditanam dalam polybag yang sudah diisi

dengan tanah. Kemudian penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari karena sawit

merupakan salah satu tanaman yang sangat memerlukan air dalam pertumbuhannya.

22
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari biji sawit yang dibibitkan hanya sekitar 150 biji yang tumbuh, secara

normal biji sawit sulit berkecambah karena memiliki kulit benih yang keras sehingga

memiliki sifat dormansi yang mana jika ditanam langsung dalam tanah tanpa adanya

perlakuan apapun, maka daya kecambah hanya 50% setelah 3 hingga 6 bulan. Pada

pembibitan ini menggunakan biji kelapa sawit jenis dura.

Ada 3 jenis kelapa sawit yaitu dura, tenera, pisifera. Ketiga jenis kelapa sawit

tersebut mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Dura: tempurung tebal (2-8 mm),

tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung, Daging buah relatif

tipis, yaitu 35-50% terhadap buah, kernel (daging biji) besar dengan kandungan

minyak rendah, dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina; 2) Tenera:

hasil dari persilangan dura dengan pisifera, tempurung tipis (0,5-4 mm), terdapat

lingkaran serabut disekeliling tempurung, daging buah sangat tebal (60-96 dari buah),

tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relatif lebih kecil; 3) Pisifera: ketebalan

tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, daging buah tebal, lebih tebal dari

daging buah dura, daging biji sangat tipis, tidak dapat diperbanyak tanpa

menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan.

23
V . PENUTUP

Pembibitan biji kelapa sawit jenis dura pada pratikum ini hanya sebagian kecil

berhasil dikarenakan biji kelapa sawit memiliki dormansi yang mana sekitar tiga

hingga enam bulan. Jenis biji kelapa sawit awal mulanya ada dua jenis yaitu yang

pertama dura dan tenera. Kemudian jenis pisifera biji kelapa sawit itu merupakan

hasil dari persilangan antar biji kelpa sawit jenis dura dengan tenera.

24
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, D. 2010. Pengelolaan Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis

guineensis Jacq.) di PT. Jambi Agro Wijaya, Sarolangun-Jambi. [skripsi]. Program

Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 70 hal.

Fauzi, Y., Yustina, E. W., Satyawibawa, Rudi H., 1997. Kelapa Sawit. Penebar

Swadaya, Jakarta.

Ginting, E. N., 2009. Pembibitan Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Hidayat, T. 2010. Penyiapan Benih Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jaqc.)

dalam Pengadaan Bahan Tanaman di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Marihat,

Sumatera Utara. [skripsi]. Program Sarjan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 84

lembar.

Hutagalung, R. Dan Jalaluddin. 1982. Feeds for Farm Animal from The Oil

Palm. Dept. of Animal Science University. Serdang.

PTPN IV. 1996. Vademecum Kelapa Sawit. Medan, Sumut.

Redaksi Agromedia. 2007. Membuat Tanaman Buah Dalam Pot Berbuah

Lebat. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Risza, S. 1995. Kelapa sawit Upaya Peningkatan Produktivitas. Kanisius,

Yogyakarta.

25
Sutarta, E. S., Winarna, dan N. H. Darlan. 2005. Penigkatan Efektivitas

Pemupukan Melalui Aplikasi Kompos TKS pada Pembibitan Kelapa Sawit.

Pertemuan Teknis Kelapa Sawit 2005. PPKS. Medan. 119-132.

LAMPIRAN

Lampiran 1. jadwal kegiatan pembibitan kelapa sawit

Bulan/Tahun (2022/2023)
No Jadwal Kegiatan Maret April Mei juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengisian
1
polybag
Penanaman bibit
2
sawit
Penyiraman
3
bibit
Pemberian
4
pupuk NPK
Pengamatan
5
bibit sawi
6 Sanitasi
Pengamatan
7
bibit sawit
Pengamatan
8
bibit sawit
9 Sanitasi
Pengamatan
10
bibit sawit
11 Sanitasi
Pemberian
12
pupuk NPK
Organik
Pemberian
13
Insektisida

26
Lampiran 2. dokumentasi

Pengisian polybag dan


penyusunan polybag

Pemberian pupuk NPK

Penanaman bibit sawit

Pembersihan gulma atau Sanitasi

27
Pengamatan

Penyiraman

Pemberian pupuk NPK Organik

Pemberian insektisida

28
Lampiran 3. Biodata Penulis
Nama Riki Apriandi, dilahirkan Galang, pada tanggal 30

maret 2003, merupakan anak pertama dari tiga bersudara

dari pasangan Bapak Rudi dan Ibu Rani Handayani.

Alamat jalan Pepaya 2, RT 04 RW 04, Bagan Tujuh,

Kota Lama, Kunto Darussalam, Rokan Hulu, beragama

islam. Telah berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah

Dasar Negeri (SDN) 019 kunto darussalam pada tahun 2015, kemudian

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) MTS Darul

Hikmah Pekanbaru pada tahun 2018, kemudian pada tahun 2021 penulis berhasil

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMK) Farmasi ikasari

pekanbaru. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada tahun 2021 disalah

satu perguruan tinggi di Riau yaitu Universitas Islam Riau pada Fakultas

Pertanian Program Studi Agroteknologi (S1). Sebagai langkah awal mencapai

gelar sarjana Pertanian pada tahun 2021-sekarang. Suatu kebanggaan bagi penulis

dapat menempuh pendidikan di Universitas Islam Riau, kedepannya penulis

berharap dapat prestasi dan meraih cita-cita sebagai Sarjana Pertanian.

29

Anda mungkin juga menyukai