PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan
tropis yang tergolong dalam famili palmae. Tanaman ini berasal dari dataran
Afrika dan mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1848. Tanaman kelapa
sawit sebagai tanaman industri mulai diusahakan secara komersil di
Indonesia sejak 1991. Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama
perkebunan Indonesia, di karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa
sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara
tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan
bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak
6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak
nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko,2007).
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah
daging buah yang banyak menghasilkan minyak sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai keturunannya. Kelebihan
minyak sawit adalah harga yang murah, rendah kolestrol dan memiliki
kandungan karoten tinggi (Sunarko, 2007).
PT. ANUGERAH ENERGITAMA yang terletak di Kutai Timur adalah
salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang
sedang berkembang dan bergabung dengan perusahaan yang bergerak
dibidang pertambangan batubara. PT. ANUGERAH ENERGITAMA
mempunyai potensi perkebunan lebih dari 35.000 ha dan mulai dibangun
pada tahun 2008.
Praktik
Kerja
Lapangan
(PKL)
penting
dilaksanakan
sebagai
2.
3.
4.
C. Manfaat
1.
Bagi Mahasiswa
a.
b.
2.
Bagi Perusahaan
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran
dalam upaya produktifitas perusahaan atau hal-hal lain yang bermanfaat
bagi perusahaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacg.) merupakan salah satu tanaman
perkebunan di Indonesia yang mempunyai masa depan cukup cerah. Tanaman
kelapa sawit berasal dari Nigeria, Afrika Barat, tetapi adapula yng mengatakan
tanaman ini berasal dari Brazil, Amerika Selatan (Setyamidjaja, 2006).
Sedangkan menurut Sunarko (2007) Tanaman kelapa sawit pertama kali
diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1848 di Sumatra Utara dan dan Nanggroe
Aceh Darussalam oleh pemerintah kolonia Belanda dan mulai diusahakan pada
tahun 1911, perintis kebun kelapa sawit di indonesia adalah Adrian Hallet
seorang warga Negara Belgia.
Pada waktu Belanda meninggalkan Indonesia, Jepang mengambil alih
perkebunan kelapa sawit, tetapi pada saat Jepang mengambil ahli, perkebunan
kelapa sawit mengalami kemunduran Secara keseluruhan produksi kelapa sawit
terhenti total, lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total
luas lahan yang ada, sehingga produksi minyak sawit indonesia hanya mencapai
56.000 ton pada tahun 1948, sedangkan pada tahun 1940, produksi minyak kelapa
sawit sebanyak 250.000 ton. Setelah jepang meninggalkan indonesia, pemerintah
mengambil ahli perkebunan kelapa sawit. Pemerintah terus mendorong
pembukaan lahan baru untuk tanaman kelapa sawit. Sampai tahun 1980 luas
lahan mencapai 294.560 ha, dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) mencapai
721.127 Ton (Fauzi, 2002).
B. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Menurut Pahan (2012), Kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut :
Regnum: Plantae, Diviso : Embryophyta Siphonagama, Classis : Angiospermae,
Ordo : Monocotyledonae, Familia : Areacaceae, Subfamilia : Cocoideae, Genus :
Elaeis, Spesies : 1. Elaeis guineensis jacq.,2. Elaeis oleifera, 3. Elaeis odora.
tombak. Boron merupakan unsur hara yang ada di dalam tanah, tetapi kadang
jumlahnya tidak cukup untuk kebutuhan tanaman sehingga perlu ditambah
melalui pemupukan (Sunarko, 2007).
F.
Batang
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20-75 cm.
H. Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan dan
betina terpisah namun berada pada satu pohon (Monoecious) dan memiliki waktu
pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri sehingga
pada umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang. Kelapa
sawit mengadakan penyerbukan bersilang (Cross pollination). Artinya, bunga
betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon lainnya dengan
perantara angin dan serangga penyerbuk.
Kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan
mengeluarkan bunga jantan dan betina. Bunga tersebut keluar dari ketiak atau
pangkal pelepah daun bagian dalam. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar
(Abidin, 2008).
Perbandingan bunga betina dan bungan jantan sangat dipengaruhi pupuk dan
air. Jika tanaman kekurangan pupuk dan kekurangan air, bunga jantan akan lebih
banyak keluar. Produktivitas tanaman menjadi baik jika unsur hara dan air
tersedia dalam jumlah yang cukup seimbang. Kecukupan unsur hara dan air
didasarkan pada analisis tanah, air, dan daun sesuai dengan umur tanaman. Sex
ratio mulai terbentuk 24 bulan sebelum panen. Artinya, calon bunga (Primordial)
telah terbentuk dua tahun sebelum panen. Karena itu, perencanaan produksi
dihitung minimal tiga tahun sebelumnya, sehingga perencanaan pemupukan dapat
dijadwalkan (Sunarko, 2007).
I.
Buah
Buah sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga
sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul
digunakan sebagai tetua jantan. Buah sawit mempunyai warna bervareasi dari
hitam,unggu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol
dalam tandan yang muncul dari setiap pelepah. Minyak dihasilkan oleh buah.
sawit sulit dilakukan dengan cepat dan membutuhkan biaya besar, walaupun
sudah dilakukan pengendalian dengan memadukan teknik pengendalian secara
manual dan khemis. Hal ini disebabkan breeding site hama tersebut tersedia
secara melimpah di areal tersebut. Pada areal peremajaan yang dikelilingi
tanaman kelapa rakyat atau palm lain, kondisi serangan akan lebih parah, karena
sumber populasi hama berasal dari dalam dan luar areal kelapa sawit.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diupayakan metode pengendalian terpadu.
Pengendalian hama penyakit serta tindakan tindakan pengelolaan sumber
daya lainnya merupakan rancangan manipulasi ekosistem untuk melestarikan
kualitas sumber daya, meningkatkan kesehatan dan kenyamanan manusia, atau
mempertinggi produsi makanan dan serat (Pahan, 2012 ).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Observasi
Merupakan pelaksanaan kegiatan melihat dan ikut serta dalam kegiatan
teknik budidaya, perawatan TM dan pemanenan yang ada pada PT. Anugerah
Energitama
2. Diskusi
Dalam pengumpulan data perlu dilakukan diskusi atau Tanya jawab dengan
Manager, Asisten Kepala, Asisten Divisi, Mandor, dan para pekerja yang ada
dilapangan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan teknik
budidaya, perawatan TM dan pemanenan.
Pengumpulan data sekunder meliputi kegiatan pengambilan data kebun yang
diberikan oleh kepala kantor estate dan kepala divisi mengenai kegiatan budidaya
dari hulu hinggak ke hilir. Data yang diperoleh baik dari data primer maupun
sekunder akan dijadikan bahan perbandingan dengan studi pustaka baik berupa
buku teks, jurnal, dan sumber pustaka lainnya.
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan selama 4 minggu
(1 bulan) yang dimulai pada tanggal 11 Januari hingga 11
Februari 2016 dan waktu disesuaikan dengan jam kerja kantor
terkait di PT. Anugerah Energitama Kabupaten Kutai Timur
Provinsi Kalimantan Timur.
2. Tempat Pelaksanaa Kegiatan
Kegiatan Praktik Lapangan ini akan dilaksanakan di
PT.Anugerah Energitama yang beralamat di Desa Tepian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan
group
perusahaan
yang
bergerak
dibidang
(hulu-hilir),
berwawasan
lingkungan,
bermitra
dengan
Pembibitan
Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga
menjadi bibit dan memeliharanya sampai bibit siap ditanam ke
mandor.
kelapangan
berbagai
Diareal
untuk
hal
Pembibitan
melihat,
yang
penulis
mempelajari
berkaitan
dengan
terjun
dan
tekhik
water
pam yang
dipancarkan
dengan
tetap
optimal
sehingga
ketika
penanaman
kecambah
berlangsung dipastikan tidak ada lagi poly bag yang kosong dan
berongga di bagian dalam.
3.
Penanaman Kecambah
Jenis
ini
telah
lama
kemarau maupun ketika curah hujan tinggi dimana pada saat itu
intensitas genangan pada tanaman sawit yang masih muda dan berada
dilahan dengan topografi rendah kerap kali terjadi dengan waktu yang
cukup lama.
Penanaman kecambah harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan, baik dari waktu maupun metode penanaman. Kecambah
harus segera ditanam 224 jam dari mulai pengiriman sampai tiba di
areal prenursary dengan perlakuan yang baik seperti pengiriman
melalui pesawat, disimpan diruangan ber AC dan dijemput dengan
mobil bak tertutup. Kecambah kelapa sawit memiliki volume
pertumbuhan radikula dan plumula yang sangat cepat, sehingga akan
berdampak kerusakan jika jadwal penanaman tidak sesuai dengan
jadwal pengiriman.
Plumula kecambah berwarna putih sedangkan radikulanya
berwarna coklat dan tumpul. Oleh karena itu, kegiatan penanaman
harus diawasi agar tidak terjadi kesalahan dalam cara penanaman.
Kedalaman lubang pada media poly bag 2 cm, posisi plumula yang
berwarna putih berada diatas sedangkan radikula yang berwarna
coklat berada dibawah. Lubang yang telah ditanam ditutup dengan
tanah yang gembur agar plumula tumbuh tanpa hambatan. Jika tanah
penutup keras dan berbatu maka proses pertumbuhan akan terhambat
dan biasanya tanaman akan tumbuh membengkok.
5.
Pemasangan Klerat
prenursery.
Klerat
yang
Penyiraman
Penyiraman
tertanam
oleh
dilakukan
kecambah.
setelah
semua
Penyiraman
media
dilakukan
telah
dengan
intensitas
meningkat
tergantung
pada
tingkat
Toping
Pengendalian Gulma
Pegendalian gulma pada areal prenursery dilakukan secara
bag adalah
mencabut
dan
bedengan. Weeding
bag dilakukan
dengan
cara
Pemupukan
konsentrasi
dan
dosis
yang
berbeda
yaitu
air untuk
kg
kemudian
hama
serangga.
hanya
jika
terjadi
tanaman.
Insektisida
yang
digunakan
jika
terjadi
kayu-kayuan
pemancangan,
dan
tunggul-tunggul
pembuatan
jalan
yang
pemeliharaan
tersisa,
dan
6. Pengendalian Gulma
gulma
dengan
cara
mencabut
dan
memakai linuron.
Penyemprotan
dilakukan
berada
diareal
pembibitan
mainursary
tetap
terjaga
penyakit yang bisa menular pada tanaman yang masih muda. Selain
itu untuk mempermudah kegiatan perawatan seperti pemupukan dan
pengendalian gulma serta menghindari robohnya tanaman dari
hembusan angin dan terpaan hujan. Pemangkaan dilakukan dengan
cara memotong setiap ujung pelepah berbentuk piramida, hal ini untuk
menjaga agar pertumbuhan pelepah bisa normal kembali. Alat yang
digunakan adalah pisau stainless dan hanya dilakukan apabila
pertumbuhan pelepah melampaui batas yang ditentukan
9. Pengikatan Pelepah
adalah,
agar
mempermudah
pengangkutan,
perubahan warna, adapun perubahan warnanya adalah: mulamula hijau oleh karena zat klorofil kemudian berubah menjadi
merah
atau
orange
oleh
karena
pengaruh
zat
dan
disebut
membrondol.
Sudah
merupakan
kematangan
buah.
Semakin
buah
yang
banyak
Tanaman
Tinggi
Alat
(Tahun)
Menghasilkan
Batang
Panen
3-4
(m)
0-2
Dodos
5-8
2-4
Dodos
>8
3
5-12
Egrek
Sebelum kegiatan pemanenan di lakukan pihak perusahaan PT
Anugerah Energitama mengutuskan pengawas dan kerani untuk
mengadakan sensus buah dengan tujuan, untuk mengetahui jumlah
buah yang layak atau tidak layaknya yang di panen. Selain itu juga,
sensus buah bertujuan untuk mempermudah perhitungan dalam satu
blok/jaringan.
Kegiatan pemanenan buah sawit, harus selalu sesuai dengan
rotasi (pusingan). Rotasi (pusingan) yang di maksud, adalah pergiliran
waktu panen. Waktu yang di perlukan di antaranya panen terakhir
2)
3)
4)
Penimbangan kernel
Penimbangan di lakukan dua tahap,untuk tandan buah
segar di timbang bersamaan dengan kendaraan yang
mengangkutnya, setelah itu buah di masukan ke loding ramp
dan kendaraan ditimbang kembali.
b.
Perebusan
lori
melewati
stadium Loading
Ramp sebelum
minyak
kasar.
Minyak
kasar
kemudian
Minyak
Purifer untuk
dari Oil
memisahkan
Tank dialirkan
kotoran
atau
kedalam Oil
solid
yang
memisahkan biji dan serat dengan system hisapan Blower. Fiber yang
terhisap akan masuk ke Fibrecycone melalui air lock dan jatuh
kedalam Conveyor untuk didistribusikan ke stasiun Boilersebagai
bahan bakar.
Biji yang tidak terhisap oleh Blower masuk dan di polis
di Depericaper ( polising drum ) untuk memisahkan kotoran dan sisa
fibre yang masih melekat dan tercampur pada biji. Pada Depericarver
ini terdapat lubang untuk meloloskan biji yang akan diolah lebih
lanjut, sedangkan yang tidak terpolis akan keluar melalui kisi-kisi
pada ujung drum. Selanjutnya biji akan lolos di Depericarver melalui
We Nut Elevator dimasukan ke dalam Nut Grading Drum untuk
disortirr berdasarkan ukurannya (kecilo, sedang dan besar). Sebelum
bijindi pecahkan dengan Ripple mill, sebelumnya biji di tampung di 3
(tiga) buah Nut silo dengan masing- masing ukuranya.Agar biji tidak
sekaligus masuk ke Rippler Mill, maka kecepatan tumpahnya biji
kedalam Rippler Mill harus di atur, dan apa bila tidak di atur maka
Rippler Mill akan mengalami trip (ketidak mampuan satunalat untuk
menjalankan fungsinya).
Persortiran berdasarkan ukuran ini dimaksudkan agar ukuran biji
disesuaikan dengan spesifikasi Rippler Mill agar dapat dipecahkan.
Setelah biji dipecahkan, maka kernel dengan cangkang melalui
Crakced Mixture Conveyor dan elevator di distribusikan ke Fractional
Sunction Blower 1 (fractional colum 1) untuk di pisahkan antara
kernel dan shell dengan menggunakan system hisapan blower, menuju
air lock untuk ditanpung didalam shell hopper dan selanjutnya dengan
Conveyor di distribusikan ke stasiun boiler sebagai bahan bakar.
Proses pemisahan Kernel dan cangkang di lakukan 2 kali dengan
menggunakan Fraktional Sunction Blower II (fractional colum II) dan
selanjutnya dilakukan proses yang sama dengan fractional coloum I,
dan pada pemisahan dengan fractional coloum ini tidak semua
cangkang yang terpisah maka di lakukan proses selanjutnya yaitu
Clay Bath. Pada Clay Bath ini kernel dan cangkang dipisahkan
berdasarkan perbedaan berat jenis dengan menggunakan media berupa
larutan kaolin (calium carbonat), untuk mempermudah pemisahan
cangkang dan kernel (berdasarkan berat jenis), dengan larutan ini
maka kernel akan mengapung sedangkan cangkang (shell) mengendap
ke bawah, selanjutnya dipisahkan. Kernel langsung di distribusikan ke
dalam kernel silo dengan temperatur yang berperiasi (tiga tingkat an
suhu), atas 60-C, tengah 70-80%C dan bawah 50-60%C.
Setelah ditampung dalam Kernel silo maka Kernel di
distribusikan dengan dorongan angin (fam) menuju ball Silo atau
penimbunan akhir. Sedangkan shello yang berasal dari Fraktion
Coloum I,Fraktion coloum II dan Claybath yang ditanpung dalam
shell hopper selanjutnya juga akan di distribusikan ke stasiun boyler
dengan menggunakan conveyor.
4.
Kegiatan di Kantor
Selain
memahami
dan
menguasai
kegiatan
dilapangan,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman komoditi yang
mempunyai priorotas utama untuk dikembangkan di kalimantan
timur, karena memiliki potensi yang sangat besar mengingat
ketersediaan lahan masih cukup luas dan kondisi lingkungan di
Kalimantan
Barat
yang
sesuai
untuk
pertumbuhan
dan
tidak
berjalan
secara
seimbang
sehingga
terjadi
PT.
Anugerah
hambatan-hambatan
atau
Energitama
masalah
tidak
yang
terlepas
harus
dari
dihadapi,
tanaman
yang
terserang
hama
penyakit
dan
B. Saran
1. Kegiatan
penjarangan
sebaiknya
cepat
dilakukan
sedini
akan
perusahaan.
berdampak
baik
terhadap
perkembangan