Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tumbuhan
tropis yang tergolong dalam famili palmae. Tanaman ini berasal dari dataran
Afrika dan mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1848. Tanaman kelapa
sawit sebagai tanaman industri mulai diusahakan secara komersil di
Indonesia sejak 1991. Kelapa sawit adalah tanaman komoditas utama
perkebunan Indonesia, di karenakan nilai ekonomi yang tinggi dan kelapa
sawit merupakan tanaman penghasil minyak nabati terbanyak diantara
tanaman penghasil minyak nabati yang lainnya (kedelai, zaitun, kelapa, dan
bunga matahari). Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak nabati sebanyak
6 ton/ha, sedangkan tanaman yang lainnya hanya menghasilkan minyak
nabati sebanyak 4-4,5 ton/ha (Sunarko,2007).
Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah
daging buah yang banyak menghasilkan minyak sawit mentah yang diolah
menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai keturunannya. Kelebihan
minyak sawit adalah harga yang murah, rendah kolestrol dan memiliki
kandungan karoten tinggi (Sunarko, 2007).
PT. ANUGERAH ENERGITAMA yang terletak di Kutai Timur adalah
salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit yang
sedang berkembang dan bergabung dengan perusahaan yang bergerak
dibidang pertambangan batubara. PT. ANUGERAH ENERGITAMA
mempunyai potensi perkebunan lebih dari 35.000 ha dan mulai dibangun
pada tahun 2008.
Praktik

Kerja

Lapangan

(PKL)

penting

dilaksanakan

sebagai

pengembang potensi dan keterampilan mahasiswa, melatih mental ketika


memasuki dunia kerja, serta untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana S1. Selain itu, melalui kerja praktik diperusahaan,
mahasiswa diharapkan mampu memahami proses-proses yang terjadi dalam

industri di PT. Anugerah Energitama serta menemukan permasalahan untuk


kemudian dianalisis dan diselesaikan dengan tepat,dengan terjun langsung
dan menemukan realita dan permasalahan yang ada dilapangan/ industri.
Dengan pertimbangan diatas, PT. Anugerah Energitama dipilih sebagai
tempat Praktik Kerja Lapangan, karena telah berpengalaman selama
bertahun-tahun dalam mengelola minyak mentah dari kelapa sawit.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
ini adalah sebagai berikut :
1.

Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat serta dapat


memberikan solusi secara langsung masalah yang dihadapi di lapangan
serta nantinya dapat membandingkan dengan ilmu yang telah di dapat
dibangku kuliah.

2.

Melatih mahasiswa untuk dapat belajar mengambil keputusan terhadap


masalah-masalah yang dihadapi di lapangan tersebut.

3.

Dapat menjadikan pengalaman di lapangan sebagai tolak ukur untuk


mengetahui sejauh mana teori-teori yang dapat diterapkan dilapangan.

4.

Mahasiswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah


didapatkan.

C. Manfaat
1.

Bagi Mahasiswa
a.

Membekali mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja.

b.

Kesempatan mendapat pengalaman, khususnya dalam bidang


pertanian dan memahami profesi dalam model yang nyata bagi
calon sarjana.

2.

Bagi Perusahaan
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran
dalam upaya produktifitas perusahaan atau hal-hal lain yang bermanfaat
bagi perusahaan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacg.) merupakan salah satu tanaman
perkebunan di Indonesia yang mempunyai masa depan cukup cerah. Tanaman
kelapa sawit berasal dari Nigeria, Afrika Barat, tetapi adapula yng mengatakan
tanaman ini berasal dari Brazil, Amerika Selatan (Setyamidjaja, 2006).
Sedangkan menurut Sunarko (2007) Tanaman kelapa sawit pertama kali
diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1848 di Sumatra Utara dan dan Nanggroe
Aceh Darussalam oleh pemerintah kolonia Belanda dan mulai diusahakan pada
tahun 1911, perintis kebun kelapa sawit di indonesia adalah Adrian Hallet
seorang warga Negara Belgia.
Pada waktu Belanda meninggalkan Indonesia, Jepang mengambil alih
perkebunan kelapa sawit, tetapi pada saat Jepang mengambil ahli, perkebunan
kelapa sawit mengalami kemunduran Secara keseluruhan produksi kelapa sawit
terhenti total, lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total
luas lahan yang ada, sehingga produksi minyak sawit indonesia hanya mencapai
56.000 ton pada tahun 1948, sedangkan pada tahun 1940, produksi minyak kelapa
sawit sebanyak 250.000 ton. Setelah jepang meninggalkan indonesia, pemerintah
mengambil ahli perkebunan kelapa sawit. Pemerintah terus mendorong
pembukaan lahan baru untuk tanaman kelapa sawit. Sampai tahun 1980 luas
lahan mencapai 294.560 ha, dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) mencapai
721.127 Ton (Fauzi, 2002).
B. Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Menurut Pahan (2012), Kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut :
Regnum: Plantae, Diviso : Embryophyta Siphonagama, Classis : Angiospermae,
Ordo : Monocotyledonae, Familia : Areacaceae, Subfamilia : Cocoideae, Genus :
Elaeis, Spesies : 1. Elaeis guineensis jacq.,2. Elaeis oleifera, 3. Elaeis odora.

C. Syarat Tumbuh Kelapa Sawit


Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada daerah tropikal basah di
sekitar lintang utara-selatan 12o pada ketinggian 0-500 m diatas permukaan laut.
Jumlah curah hujan yang baik adalah 2000-5000 mm/tahun, tidak memiliki
defisit air, suhu optimal adalah 24-28o C dengan suhu minimum 18o C dan
maksimal 32o C, kelembaban udara 80%, penyinaran matahari 5-7 jam/hari dan
kecepatan angin 5-6 km/jam. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada berbagai
jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromorfik kelabu (HK), regosol, andosol,
organosol dan aluvial. Sifat fisik tanah yang baik untuk kelapa sawit yaitu
memiliki solum setebal 80 cm, tekstur ringan, memiliki pasir 20-60%, debu 1040%, dan liat 20-50%, kemudian memiliki perkembangan struktur baik,
konsistensi gembur sampai agak teguh dan permeabilitas sedang, pH tanah
sekitar 5-5,5, dan memiliki kandungan unsur hara dalam tanah yang tinggi
(Lubis, 1992).
D. Botani Kelapa Sawit
Menurut Setyamidjaja (2006) tanaman kelapa sawit termasuk tanaman
monokotil sehingga kelapa sawit tidak memiliki akar tunggang dan akar cabang.
Sistem perakaran kelapa sawit terdiri atas akar primer yang keluar dari bagian
bawah batang (bulb) tumbuh secara vertikal atau mendatar. Akar sekunder yang
tumbuh dari akar primer secara mendatar ataupun ke bawah dan akar tersier serta
kuarter tumbuh di permukaan sehingga paling aktif mengambil hara dan air
dalam tanah.
E. Daun
Kelapa sawit memiliki daun yang menyerupai bulu burung atau ayam.
Dibagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan
keras kedua sisinya. Anak-anak daun tersusun berbaris dua hingga ujung daun.
Ujung pelepah daun sering tumbuh menyerupai buntut benang yang mencirikan
kekurangan unsur boron. Ciri lainnya, ujung daun membentuk seperti ujung

tombak. Boron merupakan unsur hara yang ada di dalam tanah, tetapi kadang
jumlahnya tidak cukup untuk kebutuhan tanaman sehingga perlu ditambah
melalui pemupukan (Sunarko, 2007).
F.

Batang
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20-75 cm.

Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan


yang sesuai pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun. Batang
tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun
pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip
dengan kelapa. Kelapa sawit memiliki batang yang tidak bercabang. Pada
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling), terjadi pembentukan batang yang
melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Titik tumbuh terletak dipucuk
batang dan terbenam didalam tajuk daun. Bentuknya seperti kubis dan enak
dimakan. Di batang terdapat pangkal-pangkal pelepah yang masih tertinggal di
batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna hitam
beruas (Setyamidjaja, 2006).
G. Akar
Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar
tungang. Radikula (bakal akar) pada bibit terus tumbuh memanjang kearah bawah
selama enam bulan terus menerus dan panjang akarnya mencapai 15 cm. Akar
primer kelapa sawit terus berkembang. Susunan akar kelapa sawit terdiri dari
serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping
(Dodik, 2012).
Perakaran tanaman kelapa sawit dapat mencapai kedalaman 8 m dan 16 m
secara horizontal. Pemeliharaan akar akan meningkatkan absorpsi tanaman dalam
mengambil unsur hara oleh tanaman melalui akar (Maksi, 2008).
Akar serabut kelapa sawit tumbuh diseluruh pangkal batang hingga 50 cm
dibawah permukaan tanah. Akar ini terdiri dari atas akar primer, sekunder, tersier,
hingga quarter yang biasa disebut akan feeder roots (Sunarko, 2009).

H. Bunga
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan dan
betina terpisah namun berada pada satu pohon (Monoecious) dan memiliki waktu
pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri sehingga
pada umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang. Kelapa
sawit mengadakan penyerbukan bersilang (Cross pollination). Artinya, bunga
betina dari pohon yang satu dibuahi oleh bunga jantan dari pohon lainnya dengan
perantara angin dan serangga penyerbuk.
Kelapa sawit yang berumur tiga tahun sudah mulai dewasa dan
mengeluarkan bunga jantan dan betina. Bunga tersebut keluar dari ketiak atau
pangkal pelepah daun bagian dalam. Bunga jantan berbentuk lonjong
memanjang, sedangkan bunga betina agak bulat. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar
(Abidin, 2008).
Perbandingan bunga betina dan bungan jantan sangat dipengaruhi pupuk dan
air. Jika tanaman kekurangan pupuk dan kekurangan air, bunga jantan akan lebih
banyak keluar. Produktivitas tanaman menjadi baik jika unsur hara dan air
tersedia dalam jumlah yang cukup seimbang. Kecukupan unsur hara dan air
didasarkan pada analisis tanah, air, dan daun sesuai dengan umur tanaman. Sex
ratio mulai terbentuk 24 bulan sebelum panen. Artinya, calon bunga (Primordial)
telah terbentuk dua tahun sebelum panen. Karena itu, perencanaan produksi
dihitung minimal tiga tahun sebelumnya, sehingga perencanaan pemupukan dapat
dijadwalkan (Sunarko, 2007).
I.

Buah
Buah sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga

sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul
digunakan sebagai tetua jantan. Buah sawit mempunyai warna bervareasi dari
hitam,unggu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol
dalam tandan yang muncul dari setiap pelepah. Minyak dihasilkan oleh buah.

Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase


matang , kandungan asam lemak bebas FFA (Free Faty Acid) akan meningkat dan
buah akan rontok dengan sendirinya (Pahan, 2007).
Buah terkumpul didalam tandan dalam satu tandan terdapat sekitar 1600
buah. Tanaman normal akan menghasilkan 20 22 tandan pertahun. Jumlah
tandan buah pada tanaman tua sekitar 12 14 tandan pertahun. Berat setiap
tandan

sekitar 25 -35 kg. Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki

cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun


biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak pertandannya
berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya
steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Jenis tenera adalah persilangan
antara induk dura dan pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi
kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga
betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul presentase daging perbuahnya
dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28%
(Pahan, 2007).
J.

Hama Oryctes rhinoceros


Pengendaian hama kumbang tanduk secara tuntas di areal peremajaan kelapa

sawit sulit dilakukan dengan cepat dan membutuhkan biaya besar, walaupun
sudah dilakukan pengendalian dengan memadukan teknik pengendalian secara
manual dan khemis. Hal ini disebabkan breeding site hama tersebut tersedia
secara melimpah di areal tersebut. Pada areal peremajaan yang dikelilingi
tanaman kelapa rakyat atau palm lain, kondisi serangan akan lebih parah, karena
sumber populasi hama berasal dari dalam dan luar areal kelapa sawit.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diupayakan metode pengendalian terpadu.
Pengendalian hama penyakit serta tindakan tindakan pengelolaan sumber
daya lainnya merupakan rancangan manipulasi ekosistem untuk melestarikan
kualitas sumber daya, meningkatkan kesehatan dan kenyamanan manusia, atau
mempertinggi produsi makanan dan serat (Pahan, 2012 ).

BAB III
METODE PELAKSANAAN

Kegiatan magang yang dilakukan meliputi kegiatan praktek di lapangan dan


kegiatan manajerial baik di kebun maupun di kantor. Kegiatan-kegiatan tersebut
disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh pihak kebun tempat
melaksanakan kegiatan magang.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain adalah pengumpulan
data primer dan pengumpulan data sekunder.
Pengumpulan data primer meliputi kegiatan sebagai berikut :
1.

Observasi
Merupakan pelaksanaan kegiatan melihat dan ikut serta dalam kegiatan

teknik budidaya, perawatan TM dan pemanenan yang ada pada PT. Anugerah
Energitama
2. Diskusi
Dalam pengumpulan data perlu dilakukan diskusi atau Tanya jawab dengan
Manager, Asisten Kepala, Asisten Divisi, Mandor, dan para pekerja yang ada
dilapangan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan teknik
budidaya, perawatan TM dan pemanenan.
Pengumpulan data sekunder meliputi kegiatan pengambilan data kebun yang
diberikan oleh kepala kantor estate dan kepala divisi mengenai kegiatan budidaya
dari hulu hinggak ke hilir. Data yang diperoleh baik dari data primer maupun
sekunder akan dijadikan bahan perbandingan dengan studi pustaka baik berupa
buku teks, jurnal, dan sumber pustaka lainnya.
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Praktik kerja lapangan ini dilaksanakan selama 4 minggu
(1 bulan) yang dimulai pada tanggal 11 Januari hingga 11
Februari 2016 dan waktu disesuaikan dengan jam kerja kantor
terkait di PT. Anugerah Energitama Kabupaten Kutai Timur
Provinsi Kalimantan Timur.
2. Tempat Pelaksanaa Kegiatan
Kegiatan Praktik Lapangan ini akan dilaksanakan di
PT.Anugerah Energitama yang beralamat di Desa Tepian

Langsat Kecamatan Bengalon Kabupaten Kutai Timur Provinsi


Kalimantan Timur.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan


PT. Anugerah Energitama merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit yang sedang berkembang dan
tergabung

dengan

group

perusahaan

yang

bergerak

dibidang

pertambangan batubara dan properti dengan potensi perkebunan lebih


dari 35.000 ha berlokasi di Kalimantan Timur. Areal lokasi perkebunan
berdasarkan izin yang dipegang perusahaannya seluas 20.000 Ha kebun
inti dan 900 Ha kebun kemitraan atau plasma dan mulai dibangun pada
tahun 2008.
B. Visi dan Misi
Visi :
Perusahaan perkebunan kelapa sawit yang efektif dan efisien,
terpadu

(hulu-hilir),

berwawasan

lingkungan,

bermitra

dengan

masyarakat dan menghasilkan produksi CPO beserta turunannya dengan


kualitas terbaik dalam industri agribusiness and food
Misi :
Membangun kebun dan industri kelapa sawit beserta turunannya
yang efektif dan efisien, terpadu, ramah lingkungan melalui penelitian
dan pengembangan yang berkelanjutan.
Menciptakan lapangan kerja dan pembangunan SDM di daerah
dalam konsep link match
Menciptakan pola kemitraan menuju masyarakat mandiri, maju dan
sejahtera sesuai program GERDABANGAGRI Kab. Kutai Timur.
Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui perkebunan serta
industri kelapa sawit menuju kota mandiri terpadu
Meningkatkan ekspor nonmigass.
C. Kegiatan Selama Magang
1.

Pembibitan
Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga
menjadi bibit dan memeliharanya sampai bibit siap ditanam ke

lapangan. Sebelum melakukan kegiatan pembibitan seluruh karyawan


yang ada di areal pembibitan harus mengikuti kegiatan apel pagi terlebih
dahulu bersama kepala kebun dan mandor pembibitan. Apel pagi
dimulai pada pukul 06.00 WIB dan kepala kebun memberikan
pengarahan terhadap seluruh karyawan baik untuk keamanan dalam
bekerja maupun ke efektifan pekerjaan. Setelah kepala kebun
memberikan pengarahan selanjutnya mandor bibitan melaksanakan
tugas untuk mencatat kehadiran karyawan (absensi) dan dilanjutkan
dengan pembagian tugas masing masing karyawan sesuai yang
diinstruksikan
langsung
menguasai

mandor.

kelapangan
berbagai

Diareal
untuk
hal

Pembibitan
melihat,

yang

penulis

mempelajari

berkaitan

dengan

terjun
dan
tekhik

pembibitan dan pemeliharaan serta perawatannya.


Magang di Pembibitan dibagi menjadi 2 lokasi kegiatan
yaitu di areal Prenursery dan Mainursery. Kegiatan di Areal
Prenursery meliputi :
1.

Penyiapan Lahan Pembibitan

Persiapan lahan pembibitan dilakukan dengan Buldozer untuk


meratakan area agar mempermudah pembuatan bedengan. Tanah
permukaan didorong kepinggir dan akar-akar serta kayu tunggul
dicabut dan dibuang agar lahan bersih serta terhindar dari berbagai
bahan yang menyebabkan sumber penyakit.
2.

Persiapan Media Tanam

Langkah awal persiapan media tanam adalah dengan membuat


bedengan. Bedengan terbuat dari kayu papan yang berukuran lebar 10
cm dan panjang 10 m dengan ketebalan papan 2 cm. bedengan dibuat
dengan bentu kotak persegi panjang dengan lebar bedengan 1 m dan
panjang 10 serta jarak antar bedengan 60 cm. Pembuatan bedengan
bertujuan agar poly bag tersusun rapi, tidak roboh dan yang terpenting
adalah untuk mempermudah pemeliharaan dan penyensusan. Dari
kegiatan penyensusan bedengan, akan diketahui berapa jumlah

kebutuhan kecambah yang akan didatangkan dari Balai Penelitian


Kelapa Sawit berdasarkan jumlah bedengan dan jumlah rata-rata poly
bag dalam bedengan. Sehingga, tidak akan terjadi kekurangan
kecambah ketika kegiatan penanaman dimulai. Contoh, jika jumlah
bedengan keseluruhan adalah 60 bedengan dan rata-rata jumlah poly
bag per bedengan 1200 poly bag, maka dapat kita ketahui bahwa
jumlah kecambah yang diperlukan adalah sebanyak 72000 kecambah.
Selain itu, penyensusan bedengan dilakukan untuk menentukan jenis
perawatan dan anggaran pemeliharaannya.
Langkah selanjutnya dari kegiatan persiapan media tanam adalah
pengisian poly bag. Poly bag untuk untuk media kecambah di areal
prenursery berukuran 69 cm. Tanah yang digunakan adalah tanah top
soil, yaitu tanah permukaan yang memiliki banyak kandungan unsur
hara. Pada saat pengisian tanah kedalam poly bag, tanah harus
diguncang dan ditekan agar mempunyai kepadatan yang optimal. Poly
bag disusun rapi dalam bedengan, kemudian disiram dengan air. Jenis
instalasi penyiraman yang digunakan di areal prenursery adalah
jaringan vipa

water

pam yang

dipancarkan

dengan

selang sumi diantara jalur bedengan dengan kekuatan mesin robin.


Media yang telah terisi tanah disiram selama beberapa hari dengan
tujuan untuk mengetahui kekuatan debit tanah yang telah dimasukkan
kedalam poly bag, jika debit tanah menurun maka akan segera
dilakukan toping atau pembumbunan. Toping adalah pengisian kembali
poly bag dengan tanah setelah diketahui debit tanah dalam poly bag
menurun akibat curahan air hujan ataupun penyiraman. Toping
bertujuan untuk menjaga tingkat kepadatan tanah dalam poly bag
agar

tetap

optimal

sehingga

ketika

penanaman

kecambah

berlangsung dipastikan tidak ada lagi poly bag yang kosong dan
berongga di bagian dalam.
3.

Pembuatan Naungan dan Pagar

Pembuatan naungan dilakukan setelah semua kegiatan di media


tanam terselesaikan, baik itu pembuatan bedengan, pengisian serta

penyusunan poly bag dan pemasangan instalasi penyiraman. Tujuan


pembuatan naungan pada areal prenursary adalah untuk menjaga
tingkat kelembaban media tanam, menekan pertumbuhan gulma,
mengurangi tingkat penurunan kualitas unsur hara pada media akibat
terik sinar matahari langsung dan melindungi media dari curah hujan
secara langsung dan berlebih yang bisa menyebabkan tanah dalam
poly bag terlalu mengeras dan padat. Naungan terbuat dari pelepah
tanaman kelapa sawit yang disusun rapi diatas para-para bambu bulat
dengan tiang kayu yang kokoh sebagai penyangga. Tinggi naungan 2
m dari permukaan tanah, hal ini bertujuan untuk menjaga suhu,
kelembaban dan udara yang bergerak dalam area prenursery tetap
stabil.
Pelepah yang digunakan sebagai bahan naungan harus berasal
dari tanaman yang sehat dan terhindar dari penyakit seperti jamur
ataupun virus yang bisa menular pada bibit. Adapun tujuan pembuatan
pagar adalah agar lahan, media dan tanaman terjaga dari gangguan
atau serangan hama seperti tikus, landak, babi hutan dan lain-lain.
Pagar terbuat dari kawat ram yang dipasang mengelilingi seluruh
lahan pembibitan di areal prenursary.
Penan
4.

Penanaman Kecambah

Penanaman kecambah dilakukan setelah media tanam dipastikan


selesai dan siap tanam serta naungan dan instalasi penyiraman telah
terpasang. Kecambah yang ditanam berasal dari Marihat yang
merupakan Pusat Pengembangan Kelapa Sawit (PPKS) di Medan
Sumatera Utara. Kecambah berasal dari varietas Tenera, yaitu
persilangan

antara Dura dan Fisifera.

Jenis

ini

telah

lama

dibudidayakan di PT Prakasa Tani Sejati base camp Sungai Laur


karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain memiliki daya
tumbuh yang baik, memiliki buah dan kandungan minyak yang
berkualitas, serta tahan terhadap kondisi yang ekstrim baik saat

kemarau maupun ketika curah hujan tinggi dimana pada saat itu
intensitas genangan pada tanaman sawit yang masih muda dan berada
dilahan dengan topografi rendah kerap kali terjadi dengan waktu yang
cukup lama.
Penanaman kecambah harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan, baik dari waktu maupun metode penanaman. Kecambah
harus segera ditanam 224 jam dari mulai pengiriman sampai tiba di
areal prenursary dengan perlakuan yang baik seperti pengiriman
melalui pesawat, disimpan diruangan ber AC dan dijemput dengan
mobil bak tertutup. Kecambah kelapa sawit memiliki volume
pertumbuhan radikula dan plumula yang sangat cepat, sehingga akan
berdampak kerusakan jika jadwal penanaman tidak sesuai dengan
jadwal pengiriman.
Plumula kecambah berwarna putih sedangkan radikulanya
berwarna coklat dan tumpul. Oleh karena itu, kegiatan penanaman
harus diawasi agar tidak terjadi kesalahan dalam cara penanaman.
Kedalaman lubang pada media poly bag 2 cm, posisi plumula yang
berwarna putih berada diatas sedangkan radikula yang berwarna
coklat berada dibawah. Lubang yang telah ditanam ditutup dengan
tanah yang gembur agar plumula tumbuh tanpa hambatan. Jika tanah
penutup keras dan berbatu maka proses pertumbuhan akan terhambat
dan biasanya tanaman akan tumbuh membengkok.
5.

Pemasangan Klerat

Pemasangan klerat dilakukan satu hari sebelum penanaman


kecambah dan dipasang satu pada setiap bedengan serta setiap sudut
areal

prenursery.

Klerat

adalah Rodentisida kontak

yang

diperuntukkan bagi hama pengerat, seperti tikus dan landak.


6.

Penyiraman
Penyiraman

tertanam

oleh

dilakukan
kecambah.

setelah

semua

Penyiraman

media

dilakukan

telah
dengan

intensitas rendah, hal ini dilakukan agar air bisa menyerap

sempurna kedalam poly bag tanpa merusak permukaan media


sehingga kecambah tetap pada keadaan semula. Instalasi
penyiraman menggunakan tenaga mesin robin dengan vipa
water pam dan dipancarkan melalui selang sumiyang berada
pada setiap jalur bedengan. Penyiraman berikutnya dilakukan
dengan

intensitas

meningkat

tergantung

pada

tingkat

pertumbuhan kecambah dan keadaan cuaca.


7.

Toping

Seperti dijelaskan sebelumnya, toping adalah pengisian kembali


tanah kedalam poly bag setelah debit tanah dalam poly bag menurun
akibat penyiraman ataupun curahan air hujan. Toping seringkali
dilakukan pada setiap kegiatan di areal prenursery dengan tujuan yang
berbeda. Toping kali ini bertujuan agar akar pada tanaman yang baru
tumbuh di areal prenursery tidak terganggu baik oleh sinar matahari
ataupun mahluk hidup lainnya. Karena akar tanaman yang baru
tumbuh sangat rentan terhadap kerusakan. Akar yang terbuka juga
dapat mengundang perhatian hama tanaman seperti tikus, landak dan
babi. Oleh karena itu perlu dilakukan topingulang agar tanaman tetap
tumbuh dengan baik. Kegiatan toping pada tanaman yang baru
tumbuh juga sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan vegetatif akar.
8.

Pengendalian Gulma
Pegendalian gulma pada areal prenursery dilakukan secara

manual, yaitu Weeding bag dan Weeding antar bag. Weeding


bag adalah mencabut atau membersihkan gulma yang tumbuh
didalam poly bag. Kegiatan ini dilakukan secara teliti dan hatihati karena gulma tumbuh disekitar media dan tanaman yang
masih sangat rentan sehingga dikhawatirkan media rusak dan
akar tanaman terganggu atau bahkan tercabut. Weeding bag
dilakukan secara bertahap tergantung dari intensitas dan
volume pertumbuhan gulma. Weedingbag harus dilakukan
sebelum pertumbuhan gulma mencapai ambang batas, yaitu

volume pertumbuhan gulma melebihi atau hampir sama


dengan volume pertumbuhan tanaman. Karena, gulma dewasa
bisa mempengaruhi aktivitas penyerapan unsur hara pada
tanaman sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat.
Adapun Weeding antar

bag adalah

mencabut

dan

membersihkan gulma yang tumbuh diantara sela-sela poly bag


dan

bedengan. Weeding

bag dilakukan

dengan

cara

mengangkat poly bag Satu-persatu dan membersihkan gulma


yang tumbuh pada areal bedengan kemudian meletakkan
kembali poly bag pada tempat semula. Pengendalian gulma
dengan menggunakan Herbisida tidak dilakukan pada areal
prenursery, karena dikhawatirkan dampak buruk yang akan
terjadi pada tanaman yang masih sangat rentan terhadap
bahan aktif herbisida yang bisa menyebabkan kerusakan atau
kamatian. Weeding bag dan weeding antar bag dilakukan oleh
pekerja harian khusus pemeliharaan.
9.

Pemupukan

Pemupukan pada tanaman diareal prenursery dilakukan setelah


satu minggu tanaman tumbuh. Pupuk yang digunakan adalah jenis
NPK yellow yang diaplikasikan dengan dua cara berbeda, yaitu
disemprot dan disiramkan (Ekstra Polya). Dosis dan konsentrasi yang
dianjurkan untuk penyemprotan adalah 5 kg NPK yellow diekstraksi
kedalam 10 liter air yang merupakan bahan campuran untuk 10 tanki
pom. Setiap satu tanki pom yang memiliki kapasitas 20 liter air
dicampur dengan 1 liter ekstrak NPK yellow untuk setiap 200 batang
tanaman. Untuk penyiraman dilakukan dengan cara yang sama tetapi
dengan

konsentrasi

dan

dosis

yang

NPK yellow diekstraksi kedalam 5 liter

berbeda

yaitu

air untuk

kg

kemudian

dicampurkan dengan 100 liter air dan diaplikaskan dengan cara


disiram untuk setiap 100 batang tanaman. Pemupukan ekstra
polya sangat efektif untuk diaplikasikan diareal prenursery karena
dianggap mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya :

a. Pupuk dapat langsung diserap tanaman melalui pori-pori daun


(stomata) dan akar.
b. Tanaman selalu dalam keadaan segar karena pemupukan dilakukan
dengan penyemprotan dan penyiraman.
c. Menghindari kemungkinan terjadinya kematian pada tanaman
akibat percikan pupuk jika pupuk diaplikasikan dengan cara ditabur.
10. Pembukaan Naungan

Pembukaan naungan dilakukan setelah tanaman berumur


2 minggu dan dilakukan secara bertahap agar tanaman bisa
beradaptasi dengan cahaya matahari. Tahapan pertama adalah
50% dan tahapan kedua adalah pembukaan total, yaitu 100%.
Adapun tujuan dari pembukaan naungan adalah :
a. Agar tanaman mampu beradaptasi dengan lingkungan
b. Mencegah terjadinya etiolasi atau pertumbuhan memanjang akibat
kurangnya penyinaran matahari
c. Mencegah terjadinya serangan penyakit seperti virus dan jamur.
11. Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan insektisida dilakukan
serangan

hama

serangga.

hanya

jika

terjadi

Penyemprotan fungisida biasa

dilakukan setiap 2 minggu untuk mencegah timbulnya jamur


pada

tanaman.

Insektisida

yang

digunakan

jika

terjadi

serangan hama serangga adalah jenis Bassa, dan fungisida


yang digunakan untuk mencegah timbulnya jamur adalah
jenis Dithane yang memiliki kandungan tiram dan sangat
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
12. Sensus atau Sortir Bibit

Penyortiran dilakukan untuk mencegah adanya bibit abnormal


yang ikut tertanam diarea mainnursery. ciri-ciri bibit yang abnormal
adalah, tunas yang memuntir, daun lalang (tegak dan kecil), daun
menggulung, collante (daun seperti pita), daun keriting dan daun yang
berbentuk mangkuk.

Sedangkan Kegiatan di areal Mainnursery terdiri dari beberapa


jenis kegiatan sebagai berikut :
1. Persiapan lahan

Persiapan lahan terdiri dari beberapa kegiatan, seperti


membersihkan lahan dengan buldozer untuk meratakan areal
dari

kayu-kayuan

pemancangan,

dan

tunggul-tunggul

pembuatan

jalan

yang

pemeliharaan

tersisa,
dan

pemasangan instalasi penyiraman .


2. Pengisian Polybag
Poly bag untuk tanaman di mainnursery berukuran 4050
cm lebih besar dari ukuran tanaman di prenursary dengan
ketebalan 0,12 mm, karenanya pengisian memakan waktu
yang cukup lama dan dipersiapkan jauh-jauh hari agar
penyelesaiannya bersamaan dengan berakhirnya masa usia
tanaman di areal prenursery. Tanah yang digunakan adalah
tanah top soil yang memiliki banyak kandungan hara. Poly bag
yang telah diisi kemudian diletakkan dan disusun berdasarkan
pancang yang telah tersedia
3. Penanaman

Kegiatan penanaman di mainnursery dilakukan setelah


tanaman mencapai usia maksimal. Dilakukan pengawasan ketat
agar proses penanaman berjalan dengan baik, penanaman
dilakukan dengan cara merobek poly bag dengan silet setelah
membuat lubang tanam pada poly bag mainursary tanpa harus
memotong bagian akar sedikitpun.
4. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore selama dua jam.


Penyiraman dihentikan jika terjadi curah hujan dengan intensitas yang
tinggi.
5. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan rotasi 2x selama 1 bulan


dengan dosis dan jenis pupuk yang telah direkomendasikan.

6. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma pada tanaman diareal pembibitan


mainursary dilakukan dengan cara manual dan kimia.
Pengendalian gulma dengan cara manual terdiri dari weeding
bag dan weeding antar bag. Weeding antar bag adalah
memberantas

gulma

dengan

cara

mencabut

dan

membersihkan gulma diantara jalur-jalur poly bag ( luar),


sedangkan weeding bag adalah membersihkan gulma yang
berada pada poly bag tanaman. Rotasi pengendalian 2-3
kali/bulan.
Pengendalian gulma cara kimia dilakukan dengan
aplikasi herbisida pratumbuh 1 kali dan purna tumbuh 2 kali
dengan rotasi 3 bulan. Penyemprotan herbida purna tumbuh
memakai parakuat sedangkan untuk herbisida pratumbuh
dianjurkan

memakai linuron.

Penyemprotan

dilakukan

dengan sprayer gendong (knapsack sprayer) dengan posisi


semprotan vertical (kebawah) dengan posisi lebih rendah dari
permukaan tanah poly bag untuk menghindari percikan
larutan herbisida.
7. Toping

Sama halnya dengan tanaman yang berada diareal


prenursery, tanaman yang berada di areal mainnursery juga
dilakukan topinguntuk menjaga debit tanah dalam poly bag
agar tetap stabil dan pertumbuhan akar bisa terjaga. Toping
dilakukan dengan tanah yang gembur dan banyak mengandung
unsur hara.
8. Pemangkasan

Kegiatan pemangkasan hanya dilakukan pada bibit yang berumur


diatas 10 bulan. Pemangkasan befungsi untuk menjaga agar tanaman
yang

berada

diareal

pembibitan

mainursary

tetap

terjaga

kelembabannya dan tidak menjadi sumber atau sarang hama dan

penyakit yang bisa menular pada tanaman yang masih muda. Selain
itu untuk mempermudah kegiatan perawatan seperti pemupukan dan
pengendalian gulma serta menghindari robohnya tanaman dari
hembusan angin dan terpaan hujan. Pemangkaan dilakukan dengan
cara memotong setiap ujung pelepah berbentuk piramida, hal ini untuk
menjaga agar pertumbuhan pelepah bisa normal kembali. Alat yang
digunakan adalah pisau stainless dan hanya dilakukan apabila
pertumbuhan pelepah melampaui batas yang ditentukan
9. Pengikatan Pelepah

Pengikatan bibit dilakukan oleh tenaga kerja borongan


sebelum bibit diangkut kelapangan. Manfaat dari pengikatan
bibit

adalah,

agar

mempermudah

pengangkutan,

mempermudah penanaman, agar tajuk terpelihara dengan


baik dan menghindari kerusakan tanaman akibat terjadi
gesekan ataupun penumpukan bibit dalam angkutan.
10. Sortir Bibit

Penyortiran bibit dilakukan pada saat akan diangkut


kelapangan, adapun cirri-ciri bibit yang abnormal adalah,
permukaan daun yang kasar (bibit banci), anak daun tersusun
jarang, tidak memiliki anak daun (juvenile), permukaan tajuk
yang rata dan bibit yang kerdil.
2. Panen Kelapa Sawit
Panen adalah merupakan suatu kegiatan memotong tandan
buah yang matang dan mengutip brondolan kemudian
selanjutnya di kumpul ke tempat pengumpulan jasil (TPH).
Syarat-syarat buah sawit siap dipanen harus sesuai dengan
kriteria matang panen. Tanaman kelapa sawit dianggap telah
dapat menghasilkan pada kira-kira tahun ke-3 sampai ke-8
setelah di tanam, sedangkan buah kelapa sawit biasanya sudah
dianggap matang kira-kira 6 bulan setelah penyerbukan. Proses
pemasakan tandan sawit mula-mula dapat dilihat dari

perubahan warna, adapun perubahan warnanya adalah: mulamula hijau oleh karena zat klorofil kemudian berubah menjadi
merah

atau

orange

oleh

karena

pengaruh

zat

warna betacaroten setelah warna ini terakhir tercapai, maka


minyak sawit yang terkandung dalam daging buah telah
mencapai maksimalnya dan buah sawit akan lepas dari tangkai
tandanya

dan

disebut

membrondol.

Sudah

merupakan

kelaziman bahwa kriteria kematangan buah dinyatakan jumlah


brondolan yang sudah jatuh. Buah yang telah matang akan
terlepas dari tandannya (membrondol) kondisi ini merupakan
tanda

kematangan

buah.

Semakin

buah

yang

banyak

membrondol berati buah semakin matang.


Sebelum kegiatan pemanen dilakukan terlebih dahulu
mempersiapkan semua peralatan yang di gunakan. Alat yang di
gunakan dalam pemanenan buah sawit adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat-alat Panen
Umur

Tanaman

Tinggi

Alat

(Tahun)

Menghasilkan

Batang

Panen

3-4

(m)
0-2

Dodos

5-8

2-4

Dodos

>8
3
5-12
Egrek
Sebelum kegiatan pemanenan di lakukan pihak perusahaan PT
Anugerah Energitama mengutuskan pengawas dan kerani untuk
mengadakan sensus buah dengan tujuan, untuk mengetahui jumlah
buah yang layak atau tidak layaknya yang di panen. Selain itu juga,
sensus buah bertujuan untuk mempermudah perhitungan dalam satu
blok/jaringan.
Kegiatan pemanenan buah sawit, harus selalu sesuai dengan
rotasi (pusingan). Rotasi (pusingan) yang di maksud, adalah pergiliran
waktu panen. Waktu yang di perlukan di antaranya panen terakhir

sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi (pusingan)


tergantung pada cepatnya matang buah. Pada panen permulaan
biasanya 15 hari, kemudian 10 hari dan terakhir 7 hari. Dalam hal
pusingan, digunakan simbol panen 57 yang berarti dalam satu
minggu hanyadilakukan panen sebanyak 5 kali, sedangkan sisawaktu
2 hari difokuskan pada kegiatan pemeliharaan pelepah. Cara panen
yang biasa di lakukan di PT Prakarsa Tani Sejati Kecamatan Sungai
Laur sesuai dengan umur dan ketinggian tanaman. Jika ketinggian
pohon mencapai 8-12m

maka pemanenan di lakukan dengan

menggunakkan alat seperti egrek sedangkan untuk usia tanaman yang


berumur 3-5 tahun cukupmenggunakan dodos.
Cara pemanenan buah sawit adalah dengan memotong pelepah
yang menyangga buah yang telah matang. Setelah buah jatuh ke
tanah, dilakukan pengangkutan dan membuang pelepah keareal
gawang mati. Gawang mati adalah tempat penumpukan pelepah atau
sampah. Setelah pemanenan selesai dalam satu jalur, maka buah yang
di panen di angkut menggunakan keranjang, gancu, dan arko, untuk
membawa buah ke tempat pengumpulan hasil (TPH), setelah buah
terangkat semua, di lakukan pemotongan tangkai buah yang panjang
supaya tidak ada lagi greeding atau pemotongan timbangan TBS
ketika sampai dipabrik.
Tenaga kerja pemanen di PT Anugerah Energitama terdiri dari
pemanen TBS dan pengutipan brondolan. Pemanen TBS terdiri dari
dua tenaga kerja yaitu pemanen TBS khusus untuk TBS umum,
sedangkan yang mengutip brondolan hanya mengutip brondolan saja.
Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam pemanenan TBS dan
brondolan tidak tertinggal di lapangan (di piringan) . buah yang di
simpan di TPH di beri tanda atau nomor pemanen sehingga mudah
dalam perhitungan dan pengecekan ulang jika terjadi kesalahan dalam
pengecekan buah.

Tandan buah yang telah di panen secepat mungkin di angkut ke


pabrik kelapa sawit (PKS) guna untuk di lakukan pengolahan
selanjutnya. Buah yang telah di panen harus segera di angkut dan
tidak boleh di inapkan (restan) di kebun karena dapat menyebabkan
meningkatnya asam bebas (ALB) dalam minyak, sehingga mutu
lemak menjadi lemah. Oleh karena itu semakin cepat TBS di angkut
dan di olah maka semakin baik mutu minyak yang di hasilkan.
3. Kegiatan Di Parik Kelapa Sawit (PKS)
Kegiatan yang di lakukan di pabrik pengolahan kelapa
sawit itu di antaranya adalah :
a.

Stasiun jembatan timbang

Tandan buah yang telah di panen di angkut ke pabrik


minyak kelapa sawit(PMKS) untuk di olah kemudian di
timbang terlebih dahulu di jembatan penimbangan agar di
ketahui berapa berat jenjang rata-rata(BJR)pertandan yang di
angkut ke pabrik.Di stasiun jembatan penimbangan ini
aktifitas yang dilakukanantra lain:
1)

Penimbangan tandan buah segar (TBS)

2)

Penimbangan tandan kosong (TANKOS)

3)

Penimbangan crude palm oil (CPO)

4)

Penimbangan kernel
Penimbangan di lakukan dua tahap,untuk tandan buah
segar di timbang bersamaan dengan kendaraan yang
mengangkutnya, setelah itu buah di masukan ke loding ramp
dan kendaraan ditimbang kembali.

b.

Stasium Loding ramp

Tempat ini merupakan untuk menampung tandan buah kelapa


sawit dari kebun sebelum dilakukan pemprosesan di pabrik.
c.

Perebusan

Tandan buah segar yang telang ditimbang dimasukan


kedalam

lori

melewati

stadium Loading

Ramp sebelum

dimasukan kelori perebusan. Setelah buah masuk ke lori


kemudian dimasukan kedalam sterilizer dengan kapasitas tiap
lori adalah 3-4 ton. Proses perebusan ini dimaksudkan
bertujuan;
1) Agar buah mudah dilepaskan tandannya
2) Membunuh enzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas,
agar daging buah menjadi lunak
3) Memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya ( shell ),
4) Menambah kelembaban didalam daging buah sehingga minyak
lebih mudah dikeluarkan (dipisahkan), dan
5) Mengkoagulasi protein sehingga proses pemurnian minyak lebih
mudah.
Proses ini berlangsung selama 90-100 menit dengan
menggunakan uap air yang berkekuatan 2,8-3,5 bar. Tandan
buah yang sudah direbus dimasukan dalam treasure dengan
menggunakan Holisting Crane.
d.

Perontokan buah dari tandan

Setelah kegiatan di perebusan tersebut, pada treasure ( alat


untuk memisahkan buah dari tandan )buah yang masih melekat
dari tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip
bantingan sehingga buah tersebut lepas. Buah yang telah
terlepas diangkut dengan menggunakan stasiun Kompeyor
menuju ke Ketel pengaduan atau mesin pelumat (Digester).
e.

Pengolahan minyak dari daging buah

Buah yang diangkut ke digester dimaksudkan agar buah


tersebut terlepas dari bijinya. Dalam proses ini digunakan
uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil. Setelah
proses pengadukan selesai kemudian dimasukan kedalam
alat pengepresan ( Scewpress ) agar minyak keluar dari

cangkang dan sabut. Untuk proses pengepresan diperlukan


tambahan panas antara 10-15%, sehingga akan diperolah
minyak kasar dan ampas serta biji.
Sebelum minyak kasar ditampung pada Crude Palm Oil
Tank, harus dilakuakan pemisahan kandungan selain dari
minyak sawit

pada santrap yang kemudian dilakukan

penyaringan ( Vibrating Screen). Ampas dan biji yang


mengandung minyak(Oil Sludge) dikirim kepemisahan
ampas dan biji ( Depericarper ). Dalam prose penyaringan
kasar perlu ditamabahkan air panas untuk melancarkan
penyaringan

minyak

kasar.

Minyak

kasar

kemudian

dipompakan kedalam Decenter guna memisahkan Solid dan


Liquide. Fase yang berupa minyak dan masa jenis ringan
ditampung di Continous Setiling Tank, minyak dialirkan ke
Oil Tank, fase berat yang terdiri dari air dan padatan terlarut
ditampung kedalam Sludge Tank.
f.

Proses pemisahan minyak

Minyak
Purifer untuk

dari Oil
memisahkan

Tank dialirkan
kotoran

atau

kedalam Oil
solid

yang

mengandung kadar air. Selanjutnya minyak dialirkan


ke vakum Drier untuk memisahkan air sampai pada batas
standar. Melalui sarvo Balance minyak sawit dipompakan
ketengki timbun ( Oil Storange Tank ).
g.

Proses pengolahan inti sawit

Ampas kelapa yang terdiri dari bijikelapa dan sabut dimasukan


ke Depericarper melalui Cake Brake Conveyor. Ditempat ini ampas
dipanaskan dengan uap air agar kandungan air dapat diperkecil,
sehingga press cuke terurai dan memudahkan proses pemisahan sabut
dan biji. Pemisahan ini terjadi akibat dari perbedaan berat dan gaya
isap Blower. Hasil dari pengepresan berupa biji (nui) dan serat
(fiber) didistribusikan dengan Cake Breaker Conveyor ( CBC ) untuk

memisahkan biji dan serat dengan system hisapan Blower. Fiber yang
terhisap akan masuk ke Fibrecycone melalui air lock dan jatuh
kedalam Conveyor untuk didistribusikan ke stasiun Boilersebagai
bahan bakar.
Biji yang tidak terhisap oleh Blower masuk dan di polis
di Depericaper ( polising drum ) untuk memisahkan kotoran dan sisa
fibre yang masih melekat dan tercampur pada biji. Pada Depericarver
ini terdapat lubang untuk meloloskan biji yang akan diolah lebih
lanjut, sedangkan yang tidak terpolis akan keluar melalui kisi-kisi
pada ujung drum. Selanjutnya biji akan lolos di Depericarver melalui
We Nut Elevator dimasukan ke dalam Nut Grading Drum untuk
disortirr berdasarkan ukurannya (kecilo, sedang dan besar). Sebelum
bijindi pecahkan dengan Ripple mill, sebelumnya biji di tampung di 3
(tiga) buah Nut silo dengan masing- masing ukuranya.Agar biji tidak
sekaligus masuk ke Rippler Mill, maka kecepatan tumpahnya biji
kedalam Rippler Mill harus di atur, dan apa bila tidak di atur maka
Rippler Mill akan mengalami trip (ketidak mampuan satunalat untuk
menjalankan fungsinya).
Persortiran berdasarkan ukuran ini dimaksudkan agar ukuran biji
disesuaikan dengan spesifikasi Rippler Mill agar dapat dipecahkan.
Setelah biji dipecahkan, maka kernel dengan cangkang melalui
Crakced Mixture Conveyor dan elevator di distribusikan ke Fractional
Sunction Blower 1 (fractional colum 1) untuk di pisahkan antara
kernel dan shell dengan menggunakan system hisapan blower, menuju
air lock untuk ditanpung didalam shell hopper dan selanjutnya dengan
Conveyor di distribusikan ke stasiun boiler sebagai bahan bakar.
Proses pemisahan Kernel dan cangkang di lakukan 2 kali dengan
menggunakan Fraktional Sunction Blower II (fractional colum II) dan
selanjutnya dilakukan proses yang sama dengan fractional coloum I,
dan pada pemisahan dengan fractional coloum ini tidak semua
cangkang yang terpisah maka di lakukan proses selanjutnya yaitu

Clay Bath. Pada Clay Bath ini kernel dan cangkang dipisahkan
berdasarkan perbedaan berat jenis dengan menggunakan media berupa
larutan kaolin (calium carbonat), untuk mempermudah pemisahan
cangkang dan kernel (berdasarkan berat jenis), dengan larutan ini
maka kernel akan mengapung sedangkan cangkang (shell) mengendap
ke bawah, selanjutnya dipisahkan. Kernel langsung di distribusikan ke
dalam kernel silo dengan temperatur yang berperiasi (tiga tingkat an
suhu), atas 60-C, tengah 70-80%C dan bawah 50-60%C.
Setelah ditampung dalam Kernel silo maka Kernel di
distribusikan dengan dorongan angin (fam) menuju ball Silo atau
penimbunan akhir. Sedangkan shello yang berasal dari Fraktion
Coloum I,Fraktion coloum II dan Claybath yang ditanpung dalam
shell hopper selanjutnya juga akan di distribusikan ke stasiun boyler
dengan menggunakan conveyor.
4.

Kegiatan di Kantor

Selain

memahami

dan

menguasai

kegiatan

dilapangan,

mahasiswa juga diarahkan pada kegiatan kantor sebagai pedoman dan


pembelajaran administrasi serta manajemen kebun yang dibagi
menjadi dua kegiatan, yaitu : Kegiatan ini meliputi latihan
administrasi kantor, pengumpulan data dan literatur yang diperlukan
untuk menyusun laporan praktek kerja lapangan dan kegiatan
pendalaman materi serta pelaksanaan ujian tertulis. Kegiatan ini
dibimbing oleh kepala bagian administrasi kantor, bahan materi yang
diberikan meliputi materi yang terkait langsung dilapangan. Dan
kegiatan ini meliputi pemberian materi mengenai budidaya tanaman
kelapa sawit, akutansi dan manajemen kebun. Kegiatan ini berkaitan
langsung dengan perusahaan perkebunan PT. Anugerah Energitama

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman komoditi yang
mempunyai priorotas utama untuk dikembangkan di kalimantan
timur, karena memiliki potensi yang sangat besar mengingat
ketersediaan lahan masih cukup luas dan kondisi lingkungan di
Kalimantan

Barat

yang

sesuai

untuk

pertumbuhan

dan

perkembangan tanaman kelapa sawit.

2. Kurangnya manajemen perencanaan awal menyebabkan semua


kegiatan yang berlangsung diareal pembibitan dan pembukaan
lahan

tidak

berjalan

secara

seimbang

sehingga

terjadi

penumpukan bibit diarea pembibitan

3. Kegiatan pelaksanaan pembibitan tanaman kelapa sawit di


perusahaan

PT.

Anugerah

hambatan-hambatan

atau

Energitama
masalah

tidak

yang

terlepas

harus

dari

dihadapi,

misalnya manajemen pembibitan yang kurang baik, masih


banyaknya jumlah bibit yang tidak bisa didistribusilan keareal
penanaman, pemupukan yang tidak tepat waktu, jenis dan cara,
banyaknya

tanaman

yang

terserang

hama

penyakit

dan

anggaran pemeliharaan yang meningkat.

4. Salah satu permasalahan yang dihadapi perusahaan PT.


Anugerah Energitama dalam pengelolaan pembibitan adalah
kegiatan pemeliharaan dimana dalam hal ini perusahaan harus
memprogramkan kegiatan penjarangan pada tanaman yang
tidak terdistribusikan ke areal penanaman untuk mengurangi
intensitas kerugian akibat serangan hama dan penyakit.

B. Saran
1. Kegiatan

penjarangan

sebaiknya

cepat

dilakukan

sedini

mungkin pada areal pembibitan mengingat umur tanaman yang


terus bertambah dan dikhawatirkan akan memberikan dampak
buruk yaitu semakin menurunnya kualitas bibit yang akan
ditanam dilapangan sehingga menyebabkan kesulitan kegiatan
pemeliharaan berikutnya.

2. Diharapkan perusahaan lebih perduli terhadap kesejahteraan


karyawan guna meningkatkan mutu dan etos kerja mereka
sehingga

akan

perusahaan.

berdampak

baik

terhadap

perkembangan

Anda mungkin juga menyukai