PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sub sektor perkebunan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap
pembangunan perekonomian industri selain dari minyak dan gas bumi yang
selama ini merupakan komoditi andalan Indonesia. Produk kelapa sawit
berkembang pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan industri bahan
makanan maupun bahan nonpangan untuk keperluan industri.
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak
makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Indonesia
adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Diperkirakan
pada tahun 2009, Indonesia akan menempati posisi pertama produsen sawit dunia.
Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal
pertanaman, rehabilitasi kebun yang sudah ada dan intensifikasi. Pelaku usahatani
kelapa sawit di Indonesia terdiri dari
penting penghasil
Untuk meningkatkan
tanaman kelapa sawit berkisar 1518 m. Batang kelapa sawit tumbuh lurus ke
atas. Diameter batang normal adalah 4060 cm, tetapi pada pangkalnya
membesar. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang membentuk daun-daun
yang
memanjangkan
Kamera
Alat tulis
Pensil warna
Kertas
3.2.2 Bahan
1
3 Cara Kerja
1 Mengunjungi areal penanaman kelapa sawit.
2 Memilih beberapa contoh tanaman dan mengamati secara teliti ciri-ciri yang
3
teknisi lapangan.
Membuat laporan sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
Gambar Morfologi
Keterangan
1.
2.
3.
aBunga jantan
4.
b. Bunga Betina
1
2
3
4
Epicarp
Mesocarp
Endoscarp
endosperm
5.
1.1 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini dilakukan identifikasi morfologi dari tanaman
kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit memiliki morfologi sebagai berikut :
Akar
Sistem perakaran kelapa sawit merupakan sistem akar serabut yang terdiri
dari akar primer, sekunder, tersier dan kuarterner. Pertumbuhan akar primer
tergantung pada aktivitas meristem apikalnya. Pembelahan sel berlangsung secara
aktif pada bagian meristem akar ini. Selain tumbuh memanjang, akar juga tumbuh
secara radial (pertambahan diameter akar). Perkembangan akar kelapa sawit
menyebar kearah vertikal maupun lateral mengikuti perkembangan umur tanaman.
Penyebaran akar umumnya berkisar sampai kedalaman 1 - 2 m sedang pada tanah
berpasir dapat mencapai kedalaman 5 m dan 18 m secara horizontal, namun
kedalaman efektif tanah hanya antara 0.7 1.1 m. Perakaran sawit lebih banyak
berkembang di lapisan tanah atas sampai kedalaman 1 meter dan semakin ke
bawah semakin sedikit.
Batang
Batang kelapa sawit tidak bercabang dan tidak mempunyai kambium. Pada
ujung titik tumbuh yang terus berkembang membentuk daun dan ketinggian
batang. Pelepah tumbuh secara teratur membentuk spiral yang biasanya 1/8 spiral
ada
tanaman kelapa sawit berkisar 1518 m. Batang kelapa sawit tumbuh lurus ke
atas. Diameter batang normal adalah 4060 cm, tetapi pada pangkalnya
membesar. Pada ujung batang terdapat titik tumbuh yang membentuk daun-daun
yang
memanjangkan
yang berwarna
hijau (virescens).
Buah
matang berwarna merah kuning (oranye), buah matang akan rontok (buah leles
atau berondol). Keadaan ini menandakan bahwa kelapa sawit sudah layak
panen. Biasanya perintah panen diberikan berdasarkan jumlah jatuhnya
berondolan, yakni 1-2 buah per kg tandan.
Dengan mengetahui morfologi dari kelapa sawit, masing-masing bagian
dari kelapa sawit memiliki fungsi masing-masing. Fungsi masing-masing
morfologi kelapa antara lain :
1. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam
tanaman dan respirasi tanaman. Selain itu akar tanaman kelapa sawit juga
berfungsi sebagai penyangga berdirinya tanaman sehingga mampu menyokong
tegaknya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter ketika
tanaman sudah berumur puluhan tahun.
2. Batang kelapa sawit memiliki 3 fungsi utama yaitu (1) Sebagai struktur yang
mendukung daun,bunga dan buah; (2) sebagai sistem pembuluh yang
megangkut air dan hara mineral dari akar ke atas serta hasil fotosintesis dari
daun ke bawah; serta (3) kemungkinan juga berfungsi sebagai organ
penimbunan zat makanan.
3. Daun berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat
respirasi bagi tanaman kelapa sawit. Daun sebagai penjaga kelembapan atau
iklim mikro dari tanaman kelapa sawit.
4. Bunga berfungsi sebagai bahan utama pembentuk buah dimana bunga
berfungsi dalam penyerbukan tanaman sawit.
5. Buah berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dalam tanaman kelapa
sawit. Pada kelapa sawit buah berfungsi sebagai sumber minyak yang nantinya
akan dimanfaatkan menjadi suatu minyak goreng atau minyak nabati.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas
tanaman kelapa sawit, yakni faktor lingkungan, bahan tanaman, dan tindakan
kultur teknis. Tentu saja ketiganya saling terkait dan mempengaruhi satu sama
lain.
Faktor lingkungan itu mencakup iklim, tanah dan topografi. Iklim yang paling
banyak diamati pada tanaman berkaitan dengan curah hujan karena tanaman
sawit memang rakus akan air. Curah hujan yang dikehendaki adalah 2.000
2.500 mm per tahun dan merata sepanjang tahun tanpa bulan kemarau panjang.
Kekurangan atau kelebihan curah hujan akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan produktivitas sawit. Musim kemarau panjang dapat
mengancam terjadinya penurunan produksi. Memang, sinar matahari dapat
mendorong pembentukan bunga, pertumbuhan vegetatif dan produksi buah.
Tapi penyinaran matahari yang lama (kemarau) akan mempengaruhi tingginya
suhu dan mempengaruhi pembungaan dan kematangan buah. Bagi tanaman
sawit sifat fisik tanah lebih penting daripada sifat kesuburan kimiawinya,
keberhasilan
pengembangan
industri
kelapa
sawit
di
penanaman
kacangan
crop/LCC),
penanaman
kelapa
menghasilkan
(TBM),
penutup
sawit,
pemeliharaan
tanah
(leguminosa
pemeliharaan
tanaman
cover
tanaman
belum
menghasilkan
(TM),
b. Pisifera
Ketebalan cangkang sangat tipis, bahkan hampir tidak ada tetapi daging buahnya
tebal, lebih tebal dari buah dura.Daging biji sangat tipis, tidak dapat diperbanyak
tanpa menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan.
c. Tenera
Dura bercangkang tebal jika dikawinkan dengan Pisifera bercangkang tipis maka
akan menghasilkan varietas baru yaitu Tenera.Tenera memiliki cangkang agak
tipis (2--3 mm), daging buah tebal, dan rendemen minyak 21--23%
Berdasarkan warna kulit buahnya kelapa sawit dibedakan atas tiga varietas kelapa
sawit yaitu :
a. Nigrescens yaitu buah muda bewarna ungu kehitamhitaman dan buah masak
berwarna jingga kehitamhitaman.
b. Virescens yaitu buah berwarna hijau waktu muda dan matang menjadi orange.
c. Albescens yaitu buah muda warna keputihputihan dan buah masak kekuningkuningan dan ujungnya ungu kehitaman.
Pengembangan komoditas ekspor kelapa sawit terus meningkat dari tahun
ke tahun, terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama
2004 - 2014 sebesar 7,67%, sedangkan produksi kelapa sawit meningkat rata-rata
11,09% per tahun. Peningkatan luas areal tersebut disebabkan oleh harga CPO
yang relatif stabil di pasar internasional dan memberikan pendapatan produsen,
khususnya petani, yang cukup menguntungkan.
Berdasarakan buku statistik komoditas kelapa sawit terbitan Ditjen
Perkebunan, pada Tahun 2014 luas areal kelapa sawit mencapai 10,9 juta Ha
dengan produksi 29,3 juta ton CPO. Luas areal menurut status pengusahaannya
milik rakyat (Perkebunan Rakyat) seluas 4,55 juta Ha atau 41,55% dari total luas
areal, milik negara (PTPN) seluas 0,75 juta Ha atau 6,83% dari total luas areal,
milik swasta seluas 5,66 juta Ha atau 51,62%, swasta terbagi menjadi 2 (dua)
yaitu swasta asing seluas 0,17 juta Ha atau 1,54% dan sisanya lokal.
telah mencapai volume 20,58 juta ton (minyak sawit/CPO dan minyak sawit
lainnya) dengan nilai US $15,84 milyar. Volume ekspor komoditas kelapa sawit
sampai dengan bulan September 2014 mencapai 15,96 juta ton dengan nilai
sebesar 12,75 juta US$. Hal ini mengalami kenaikan sebesar 7,59% jika
dibandingkan dengan volume ekspor sampai dengan september 2013 sebesar
14,831 juta ton. Neraca perdagangan untuk komoditas kelapa sawit tahun 2013
telah mencapai US $19,34 milyar.
Perkebunan kelapa sawit jadi primadona dan mampu mencapai
perkembangan seperti sekarang ini, sehingga menjadi Negara produsen kelapa
sawit terbesar di dunia, hal ini disebakan antara lain : perkebunan kelapa sawit
dapat memberikan manfaat positif pertumbuhan ekonomi yang dirasakan
masyarakat dan pelaku usaha kelapa sawit, harga CPO dunia yang cukup baik dan
stabil, sebagai minyak biofuel pengganti minyak fosil dan juga sangat
dimungkinkan berkat prakarsa pemerintah yang diawali dengan pengembangan
perkebunan kelapa sawit melalui proyek-proyek Pola PIR (Perusahaan Inti
Rakyat)/NES (Nucleus Estate Smallholders) pada awal tahun 80 an.
Tabel Sebaran Kelapa Sawit Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2014
Tanaman kelapa sawit saat ini tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia.
Provinsi Riau pada Tahun 2014 dengan luas areal seluas 2,30 juta Ha merupakan
provinsi yang mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul berturut-turut
Provinsi Sumatera Utara seluas 1,39 juta Ha, Provinsi Kalimantan Tengah seluas
1,16 juta Ha dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha serta provinsiprovinsi lainnya.
kelapa sawit dibedakan dura, tenera dan pisifera. Berdasarkan warna kulit
buahnya dibedakan nigrescens, albescens dan virescens.
5.2 Saran
Praktikum sudah berjalan dengan baik, namun harus ditingkatkan lagi
muatan atau materi yang diberikan kepada mahasiswa sehingga mahasiswa lebih
memahami maksud dan tujuan kegiatan praktikum ini dengam baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi.2009.Respon Bibit Kelapa Sawit Terhadap Lama Penggenangan dan Pupuk
Pelengkap Cair. Agronobis, 1(1): 117-130.
Krisnohadi.2011Analisis Pengembangan Lahan Gambut Untuk Tanaman Kelapa
Sawit Kabupaten Kubu Raya. Perkebunan dan Lahan Tropika, 1(1):1-7.
Lora, Sampoerno dan Jurnawaty Sjofjan.2013. Pengaruh Penggunaan Pupuk
Kascing Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) Dari Berbagai Sumber Asal Bibit di Pembibitan Utama.
Agroteknologi, 1(1):1-13.
Mariyah.2010. Analisis Kebutuhan Modal Dan Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja
di PT Rea Kaltim Plantations. EPP, 1(2):41-50.
Mucra dan Azriani.2012. Komposisi Kimia Daun Kelapa Sawit Yang
Difermentasi Dengan Feses Sapi Dan Feses Kerbau. Peternakan,9(1):2734.