Disusun oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vanili mempunyai nama ilmiah Vanilla Planifolia. Tanaman ini berasal dari meksiko,
yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1819, dibawa oleh seorang ahli botani bernama Marchal,
yang membawa bibit tanaman vanili ini dari kebun Botani Antweper Belanda. Sedangkan di
Indonesia tanaman vanili pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor. Indonesia merupakan
salah satu Negara penghasil vanili terbesar di dunia. Sentra produksi vanili di Indonesia terdapat
di Sumatra Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Tanaman vanili merupakan tanaman yang tergolong dalam jenis tanaman anggrek dari
suku (family) Orchidaceae yang memiliki banyak macam species (lebih dari 1500 spesies).
Vanilla planifolia merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi
dengan fluktuasi harga yang relative stabil dibandingkan dengan tanaman perkebunan yang lain.
Tanaman vanili bernilai ekonomis tinggi karena ekstrak buahnya dikenal sebagai sumber bahan
pengharum pada bahan makanan dan minuman. Aroma yang khas dari hasil ekstrak buah vanili
disebabkan oleh substansi vanillin (C8H8O3) (Brownell, 1992)
Secara harfiah, baik buruknya kualitas pasar dari komoditas vanili, tidak hanya
ditentukan oleh kualitas dari tanaman vanili itu sendiri. Ada banyak hal yang menentukan
kualitas pasar vanili, diantaranya adalah petani, pengumpul, eksportir. Serta tata niaga yang
digunakan dalam system pasar.
Akar terdiri dari dua jenis, akan keluar dari ruas batang atau akar gantung, dan akan yang
tersusun didalam tanah. Akar tanaman vanili ini tidak tunggang, dan kuat, serta berserabut.
Selain itu, akar tanaman ini tumbuh dengan horizontal dengan panjang mencapai 1 – 2 m
dengan tebal akar rata – rata 3-4 mm. Akar berwarna putoh kotor, berbulu, dan juga tumbuh
dengan menjalar atau merambat.
2. Batang
Batang berbentuk silindris, beruas – ruas dan berbuku – buku berkisar 5-15 cm. Batang
akar gemuk, bersifar sukulen ( berair ), lunak, berwarna hijau muda hingga tua yang
berdiameter 1- 2 cm. Batang tanaman vanili ini juga dapat tumbuh dengan mata tunas baru.
3. Daun
Daun tunggal, berbentuk pipih, berdaging dan memiliki bentuk elips hingga lanset.
Bagian ujung daun meruncing dan memiliki pangkal bulat, berwarna hijua muda hingga tua
dengan panjang mencapai 10 -20 cm dengan lebar 5 – 7 cm. Daun ini juga memiliki
pertulangan tidak halus, menjari, dan daun tumbuh dengan selang seling yang tersusun dari
beberapa tulang daun sejajar.
4. Bunga
Bunga berbentuk terompet, berwarna puhi kehijaun, yang muncul pada pangkal ketiak
daun. Bunga ini memiliki kuntum yang terdiri dari 6 helai daun tajuk, yang tersusun dari 15
-20 kuntum bunga per tangkai. Panjang tangkai mencapai 5-10 cm dan panjang bunga 3-5
cm, setiap batang akan memunculkan 5 tandan bunga yang akan menjadi bakal buah.
5. Buah
Buah berbentung polong, lunak, berdaging berwarna hijau muda hingga kecoklatan. Buah
ini terdapat garis, bersiku tiga dan lurus memanjang, selain itu dalam setiap buah akan
menghasilkan biji didalamnya sekitar 5-10 biji bahkan lebih dengan warna hitam mengkilap,
keras, dan berbentuk bulat pipih atau oval
1. Pembibitan
a. Seleksi Bibit
Jenis vanili yang berniali ekonomi diantaranya vanilla Planifolia, Vanilla Tahetensis,
Vanilla Pompana.
Bibit generative : tulen, mempunyai sifat yang hamper sama dengan induknya,
murni, bibit tidak tercampur dengan kualitas jelek, bibit dalam kondisi yang segar
dan sehat.
Bibit vegetative : tanaman induk sehat dan cukup umur, sudah mengeluarkan sulur
dahan yang kuat, tanaman induk belum dan jangan sampai berbuah.
Untuk lebih cepatnya maka di tanam menggunakan stek. Pemilihan bahan untuk
dijadikan bibit harus mempunyai sifat sifat antara lain :
Batangnya sehat
Umur sudah tua sekitar 10-15 tahun
Produknya tinggi
Keadaannya subur, kuat, serta mempunyai ujung tunas dengan pertumbuhan cepat.
Tanaman ini dijaga dan dipelihara dengan baik agar jangan sampai menghasilkan
buah. Dengan jalan memngkas supaya tetap mengeluarkan sulur sulur dahan yang baru
yang akan dipakai stek bibit. Stek yang baik adalah mempunyai buku buku (ruas) yang
agak rapat letaknya satu sama lain. Sulur yang masih muda dan pertumbuhanya subur dan
kuat dengan tunas ujung yang panjang stek untuk bahn tanam adalah 50-75 cm dan
mempunyai mata/buku dan mempunyai umur kurang dari 1 tahun, stek itulah yang
nantinya jadi bahan/bibit yang di pakai untuk pembibitan. Stek dapat langsung di tanam
segera sesudah di peroleh, atau dapat juga di semaikan lebih dahulu sbelum ditanam di
tempat penanaman yang tepat.
2. Pengolahan Media Tanam
Medium untuk dapat menjamin perakaran yang cepat dan baik seoptimum mungkin
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Medium harus cukup lembab namun tidak
becek. 2. Lingkungan setek harus cukup lembab untuk menghindari pengeringan. 3. Medium
harus cukup sarang sehingga udara di dalamnya tetap bersih dan seimbang dengan keadaan
air. 4. Medium mengandung cukup banyak oksigen. 5. Cahaya dalam lingkungan setek
beberapa minggu pertama setelah tanam hendaknya merupakan cahaya yang terpencar.
(Rismunandar, 1988).
Struktur tanah yang dikehendaki tanaman adalah struktur tanah yang gembur, di
dalamnya terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air dan udara yang sangat penting
bagi pertumbuhan akar tanaman. Struktur tanah ini bermacam macam, tetapi yang
dikehendaki adalah struktur tanah yang remah. Keuntungannya adalah mempunyai drainase
dan aerase yang baik, temperatur stabil, artinya dapat memicu pertumbuhan jasad renik tanah
yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di dalam tanah
(Lingga dan Marsono, 2002). Salah satu upaya manipulasi terhadap media tumbuh adalah
dengan mencampur pupuk organik ke alam tanah. Secara umum perbaikan sifat fisik tanah
akibat penambahan bahan organik adalah meningkatkan daya sangga air, agregasi,
permeabilitas dan aerasi tanah. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah juga
berpengaruh terhadap sifat kimia tanah yaitu meningkatkan kapasitas tukar tanah dan
kelarutan unsur fosfat dalam tanah (Muliawati, 2002). Pupuk kandang mempunyai pengaruh
yang baik terhadap sifat fisik dan sifat kimia tanah. Pupuk kandang yang dimasukkan ke
dalam tanah akan mempertinggi kadar humus tanah, meningkatkan kapasitas memegang air
serta memperbaiki struktur tanah terutama pada tanah-tanah berat (Suriatna, 1992). Pupuk
organik kascing merupakan pupuk hasil ekskresi dari cacing tanah yang mempunyai
kandungan hara yang cukup tinggi yang dapat digunakan oleh tanaman, serta salah satu
pupuk organik yang mempunyai kualitas baik. Hal ini disebabkan pada saat bahan organik
dan mineral melewati tubuh cacing tanah dibantu oleh mikroba dalam saluran pencernaan,
sehingga tersedia banyak nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Dengan demikian kascing
merupakan pupuk organik yang baik, yang dapat memperbaiki struktur dan fungsi tanah
( Listyawan, 1997 cit. Ida, 2002).
3. Pemeliharaan Pembibitan
Dilakukan penyiraman setiap hari disaat sore hari, dengan volume air yang secukupnya,
artinya tidak boleh terlalu basah dan bibit yang layu ataupun kering disingkirkan.
Pemindahan bibit ke lapangan tergantung asal bibit, yaitu bibit stek sekitar umur 1-2
bulan.
4. Penanaman
Penanaman dilakukan di tengah bendengan dengan menggunakan pola tanam
monokultur. Buat lubang dekat tanaman penegak (lanjaran) berbentuk memanjang, lebar dan
dalam antara 20x15x10 cm, 25x20x12 cm dan 30x25x15 cm. Tanam stek dengan cara
memasukkan ke dalam lubang secara mendatar agar akar tumbuh cepat dan sempurna. Tutup
dengan tanah galian yang dicampur dengan potongan serabut kelapa atau pupuk kompos,
hindari memberikan pupuk langsung pada akar. Stek bibit bagian atas yang tidak terbenam
dalam tanah diikat pada pohon panjatan dengan ikatan onggar sebisa mungkin mengikat tidak
menggunakan bahan plastic. Waktu tanam stek bibit yang baik dilakukan pada awal musim
hujan. Stek yang akan ditanam sebaiknya dibiarkan layu terlebih dahulu selama 4-7 hari dan
panngkal stek bibit direndam dalam air untuk menghindari pembusukan.
5. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pengecekan setelah umur 2-3 minggu setelah tanam, apabila ada
stek yang tumbuh kurang baik, segera disulam dengan tanaman stek yang baru.
6. Penyiangan dan Pembubuhan
Penyiangan dilakukan sebulan sekali sesudah penanaman sampai pertumbuhan vanili
tidak kerdil dan terlambat. Pembubuhan bersamaan dengan penyiangan untuk menjaga
bedengan tetap rapi dan tanah tetap gembur agar air mudah terserap.
7. Pemangkasan
Pemangkasan bentuk, memotong 15 cm dari tanaman yang dilengkungkan dan sisakan 3
cabang terbaik untuk dipelihara agar terbentuk kerangka tanaman kuat dan seimbang.
Pemangkasan produksi, memotong pucuk sepanjang 10-15 cm menjelang musim
berbungan dan saat berbuah untuk merangsang pertumbuhan generative terutama
pertumbuhan bunga dan buah. Pemangkasan peremajaan, memotong cabang yang sudah
pernah berbuah dan cabang yang sakit.
Pemangkasan peremajaan, yaitu dengan memotong cabang yang sudah pernah berbuah dan
cabang yang sakit.
8. Pemupukan
Tebar pupuk kompos yang sudah difermentasi di sekitar batang vanili dan hindari
menggunakan pupuk kandang langsung untuk menghindari batang busuk. Pemupukan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan makanan sulur tanaman. Sesekali tambahan ijuk untuk
menutup batang sulur. Bila konsumsi sulur masih kurang bisa ditambahkan dengan fermentasi
urin kelinci. Lebih baik jika sulur vanili sudah siap berbunga dilakukan penyemprotan dengan
menggunakan perangsang bunga dilakukan satu minggu dua kali selama tiga mniggu berturut-
turut untuk satu kali berbunga. Takaran perangsang bunga adalah 1 liter perangsang bunga :
12 liter air.
9. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman vanili tidak tahan terhadap kekeringan, sehingga pada musim kemarau tiba
perlu dilakukan penyiraman 2 kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore hari. Hal tersebut
bertujuan agar merangsang pertumbuhan tanaman, perkembangan bunga dan buah.
10. Pemberian Mulsa dan Pendangiran
Pemberian mulsa dapat dilakukan bersamaan dengan pendangiran. Bahan mulsa
didapatkan dari hasil pemangkasan pohon pelindung, tetapi bisa juga menggunakan serabut
kelapa yang diletakkan diatas permukaan tanah dekat dengan tanaman vanili.
11. Perambatan
Sistem perambatan lanjaran hidup, tanaman vanili dirambatkan pada lanjaran pohon
Clirisidi, Dadap, Kelor dan sejenisnya tanaman keras yang bisa dikerdilkan dan juga
perkembangannya lambat.
Sistem lanjaran sulur-sulur, tanaman vanili dibiarkan menjalar pada pagar yang telah
dipasang horizontal. Lanjaran tempat menjalar tanaman-tanaman vanili dapat dibuat dari
bahan paralon yang dibungkus dengan serabut kelapa, tanah liat, keranjang strimin dan
sejenisnya yang diikatkan pada tanaman yang satu dengan tanaman lainnya.
Sistem perambatan penunjang tunggal, tanaman vanili dirambatkan lurus keatas pada
naungannya.
12. Pemangkasan Pohon Pelindung
Pohon pelindung diperoleh dari lanjaran hidup seperti pohon Clirisidi, Dadap, Kelor dan
sejenisnya. Pohon lanjaran dibuat kerdil akan tetapi disisakan supaya tetap teduh menutupi
sulur vanili, untuk mempermudah sistem sirkulasi dan mengatur intensitas sianar matahari.
13. Pembungaan dan Penyerbukan
Vanili berbunga setelah berumur 1,5 – 3 tahun, bunga ynag muncul berupa dompolan dan
akar mekar secara bergantian. Mekarnya bunga vanili hanya berlangsung 12 jam, yaitu mulai
pada pukul 24.00 sampai menjelang tengah hari, sesudah itu bunga akan mulai layu dan mati.
Oleh karena itu, penyerbukan bunga sekitar pukul 06.00 sampai pukul 10.00. Penyerbukan
buatan pada prinsipnya adalah mengangkat atau memotong bibir yang membatasi kepala sari
dan kepala putik, kemudian benang sari ditekan ke kepala putik untuk dilakukan
penyerbukan.
14. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Hama
1. Bekicot
Bekicot menyerang dan merusak batang, bunga dan buah. Aktivitas yang dilakukan
pada malam hari. Pengendaliannya masih dengan cara manual, yaitu diambil dan
dikumpulkan satu persatu kemudian dibakar sekaligus dalam satu lubang.
2. Belalang Pedang
Merusak ataupun memakan daun muda dan batang vanili. Pengendaliannya dengan
cara menyemprotkan Pestisida hayati.
3. Penggerek Batang
Larva hama ini merusak/menggerek batang tanaman vanili yang menyebabkan
tanaman vanili lambat laun layu dan mati. Pengendaliannya dengan cara
penyemprotan Pestisida hayati.
4. Ulat Bulu Jambul dan Ulat Geni
Merusak bagian pucuk, daun, batang dan bunga. Pengendaliannya yaitu dengan
penyemprotan pestisida hayati.
b. Penyakit
1. Busuk Akar
Gejala busuk akar diantaranya akar hitam, tanaman menjadi kecoklat-coklatan dan
akhirnya mati; biasanya terjadi pada saat produksi tertinggi pertama kali tercapai.
Dikendalikan dengan cara menjaga kesuburan tanah dengan pemupukan, pemberian
kapur secukupnya, dan mengatur kelembaban.
2. Busuk Batang
Penyebabnya adalah jamur Fusarium batatatis. Gejalanya yaitu pada batang terjadi
bercak-bercak berwarna hitam yang akan meluas dan melingkar disulur dengan cepat.
Batang yang terserang akan keriput, berwarna coklat dan akhirnya kering.
Pengendaliannya yaitu dengan cara mengurangi kelembaban dan drainase yang baik
3. Busuk Buah
Biasanya busuk buah dialami oleh buah vanili muda. Gejalanya yaitu muncul bila
menyerang pangkal buah muda sehingga banyak buah yang berguguran dan bila
menyerang tengah buah akan hitam, kering selanjutnya mati. Pengendalian dilakukan
dengan penyemprotan Tricoderma sp atau glioconium sp + gula pasir dosis 1-2
sendok teh per 10 liter air.
4. Busuk Pangkal Batang
Penyebabnya adalah jamur. Dengan gejala muncul pangkal batang berwarna coklat
dan kebasah-basahan. Bagian tanaman yang diserang dan tanah disekitar pohon vanili
ditemukan jamur berwarna putih seperti bulu, biasanya tanaman tersebut bawaan dari
stek bibit diawal. Untuk menghindarinya yaitu dengan pemilihan bibit yang unggul
dan bebas busuk pangkal batang.
5. Penyakit Paca Panen
Penyebab penyakit yang menyerang vanili setelah panen adalah jamur, diantaranya
Aspergillus, Penicillium, Rhizopus sp dan Sclerotium, sp. Pengendaliannya yaitu
dengan penanganan pasca panen yang benar
BAB III. HASIL OBSERVASI
a. Teknologi Budidaya
Nama Responden : Bapak Aji dan Bapak Heru
Alamat : Dusun Sinogo, Desa Pagerharjo, Kec. Samigaluh, Kabupaten
Kulonprogo, DI Yogyakarta
Luas lahan : 500 m2
Penanaman
pohon penegak
(lanjaran) :
Jenis tanaman Sistem perambatan Sebelum menanam Sesuai
lanjaran hidup. Pohon tumbuhan vanili terlebih
yang biasa digunakan dahulu di sediakan pohon
untuk lanjaran penaung / pelindung dan
tanaman vanili antara pohon panjatan. Untuk
lain pohon clirisidi, pohon penaung yang juga
mahoni, dadap, kelor, sanggup digunakan
dan sejenis tanaman sekaligus sebagai pohon
keras lainnya yang panjatan sebaiknya
bisa dikerdilkan dan digunakan pohon-pohon
perkembangannya yang memenuhi
lambat. persyaratan sebagai
berikut :
a. tidak terlalu rimbun.
b. Sebangsa leguminosa
yang sekaligus
sanggup
memperbaiki keadaan
dan kesuburan tanah.
c. Mempunyai
perakaran yang
dalam sehingga tidak
akan mengganggu
perakaran tumbuhan
vanili.
Untuk pohon pelindung /
penaung sanggup di
pakai mirip pohon kapok,
dadap, mindi, suren,
lantoro dan lain-lain.
Pohon pelindung yang
paling baik dan sanggup
tumbuh cepat yakni
pohon dadap, akan tetapi
lantaran berdaun rimbun
maka perlu diadakan
pemangkasan.
Waktu Tidak diketahui Pohon pelindung ini Tidak sesuai
sebaiknya sudah di tanam
satu tahun sebelum
penanaman vanili,
dengan maksud biar
sudah mempunyai daun
yang cukup kondusif
vanili mulai di tanam
Jarak tanam 1 meter dari tanaman Pohon pelindung di Tidak sesuai
lainnya tanam dengan jarak 1,5
x1,5 meter.
Penanaman vanili
Pola tanam Ditengah bedengan Monokultur Sesuai
dengan pola tanam
monokultur &
tumpangsari
Jarak tanam Buat lubang dekat Lubang tumbuhan di buat Kurang
tanaman penegak pada jarak 30 cm dari sesuai
(lanjaran) berbentuk pangkal pohon
memanjang, lebar dan pelindung. Ukuran
dalam antara lubang tumbuhan yakni
20x15x10 cm atau 30 cm x 30 cm 30 cm
25x20x12 cm atau atau 50 x 50 x 50 cm.
30x25x15 cm Jarak tanam dalam
barisan 1 meter dan antar
barisan 1,50 – 3,0 meter.
Cara penanaman stek
vanili dilakukan dengan
cara memasukkandua
atau tiga buku dalam
tanah secara horizontal
( tegak ) gunanya biar
perakaran lebih cepat
tumbuhnya.
Pemeliharaan
Tanaman :
Penyulaman Penyulaman dilakukan Penyulaman dilakukan Sesuai
setelah vanili berumur untuk menyeragamkan
2 – 3 minggu setelah pertumbuhan tanaman.
tanam. Apabila ada Setelah berumur 2 – 3
stek yang tumbuh minggu dilakukan
kurang baik, segera pengecekan. Bila benih
disulam dengan vanili mati atau tidak
tanaman stek yang tumbuh optimal segera
baru lakukan penyulaman
Penyiangan Penyiangan dilakukan Untuk memelihara Sesuai
sebulan sekali sesudah pertumbuhan tumbuhan
penanaman sampai vanili maupun pohon
pertumbuhan vanili pelindung maka rumput
tidak kerdil dan yang ada sekitar
terlambat. Kemudian tumbuhan harus selalu di
dilakukan bersihkan yaitu dengan
pembubuhan agar melaksanakan
bedengan tetap rapi penyiangan sebulan
dan tanah tetap sekali. Tanaman vanili
gembur supaya air tidak tahan terhadap
mudah terserap ke kekeringan, sehingga di
dalam tanah perlukan penyiraman
untuk menghindari
kekeringan. Sebaiknya
buatkan parit-parit kecil
untuk pengaliran air di
sekitar tumbuhan vanili.
Penyiraman / pengaliran
air akan mempergiat
perkembangan bunga /
buah, sehingga mutu
buah akan lebih baik.
Biaya Eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh perusahaan untuk
pembelian saprodi, biaya tenaga kerja luar keluarga, maupun biaya penyusutan
alat.
Biaya eksplisit yang dikeluarkan dalam jumlah banyak yaitu penyusutan alat
dengan persentase 100 % hal ini dikarenakan penyusutan dari umur alat menjadi
pengeluaran utama petani dalam melakukan pembudidayaan vanili sedangkan
untuk saran produksi kebanyakan petani sudah memiliki alat – alat tani dan tidak
membeli lagi lalu untuk pemupukan petani juga menggunakan pupuk kandang
yang didapatkan dari hewan ternak mereka. Dan masyarakat Mbajing, Pagerharjo
terbiasa melakukan proses pembudidayan menggunkan tenaga mereka sendiri
sehingga mereka tidak menggunakan tenga kerja dari luar.
2. Biaya Implisit
Biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang digunakan
dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran nyata yang dikeluarkan
perusahaan.
Biaya implisit yang banyak dikeluarkan untuk usahatani ini adalah tenaga kerja dalam
keluarga dengan persentase 100% hal ini dikarenakanse petai tidak menggunakan
sewa lahan dan hanya mengggunaka lahan pribadi mereka dan tidak mengunakan
pinjaman dari bank sehingga tidak terkena bunga modal sendiri.
Penerimaan yaitu produksi tiap proses atau dalam kurun waktu tertentu dikalikan
harga produk. Secara matematis dituliskan sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan:
Q = Produksi
P = Price (harga)
No Uraian Jumlah
1 Produksi vanili basah 16
(kg)
2 Harga (Rp) 50.000
3 Penerimaan (Rp) 8.000.000
No Uraian Jumlah
1 Produksi vanili kering 1
(kg)
2 Harga (Rp) 6000.000
3 Penerimaan (Rp) 6.000.000
Total penerimaan 14.000.000
Jumlah produksi yang dihasilkan cukup banyak yaitu 20 kg, hasil produksi yang
banyak dikarenakan panen para petani yang berhasil dan tidak adanya ganguan yang
parah dari hama. Vanili saat dijual terbagi menjadi dua jenis yaitu m=vanili kering
dan vanili basah. Dua jenis vanili ini memeliki harga yang berbeda, untuk vanili basah
dapat dijual dengan harga Rp 500.000/Kg sedangkan vanili kering memilki harga
yang sangat mahal yaitu sebesar Rp 6.000.000/kg.
No Uraian Jumlah
1 Penerimaan (Rp) RP 14.000.000
2 Biaya Eksplisit (Rp) Rp14.200
3 Biaya Implisit (Rp) Rp 330.000
4 Pendapatan (Rp Rp 13.985.800
5 Keuntungan (Rp) Rp 1.365.5800
Dari data-data yang sebelumnya didapatkan perhitungan jumlah penerimaan,
biaya eksplisit, dan biaya implisit usahatani Vanili . Pendapatan didapat dari
penerimaan yang dikurangi dengan biaya eksplisit sehingga didapatkan
pendapatan sebesar Rp 13.985.800 Keuntungan dari usaha didapat dari
penerimaan dikurangi biaya eksplisit dan biaya implisit sehingga dalam usahatani
vanili ini didapat keuntungan sebesar Rp 1.365.5800
5. Rasio R/C
R/C Rasio adalah pengukuran terhadap penggunaan biaya dalam proses produksi
yang merupakan perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total. Jika
R/C Rasio > 1, maka usahatani tersebut layak diusahakan. Jika R/C Rasio < 1,
maka usahatani tersebut tidak layak diusahakan.
TR
R/C =
TC ( eks+ imp )
No Uraian Nilai
1 Penerimaan (Rp) Rp 14.000.000
2 Biaya Eksplisit (Rp) Rp 14.200
3 Biaya Implisit (Rp) Rp 330.000
4 R/C 40.67402673
No Uraian Nilai
1. Pendapatan (Rp) Rp 13.985.800
2. Biaya TKDK (Rp) Rp 330.000
3. Bunga Modal Sendiri (Rp) 0
4. Luas Lahan (m2) 500
5. Produktivitas Lahan (Rp/m2) 27311.6
Berdasarkan perhitungan produktivitas lahan pada usahatani jambu
mete , diketahui bahwa usahatani Vanili tersebut layak untuk diusahakan
karena nilai produktivitas lahan lebih besar daripada sewa lahan yaitu Rp
27.311,6/m2. Sehingga implementasinya petani lebih baik mengelola lahannya
sendiri daripada disewakan kepada orang lain.
7. Produktivitas Modal
No Uraian Nilai
1 Pendapatan (Rp) Rp 13.985.800
2 Biaya Tenaga Kerja Dalam
Keluarga(Rp) Rp 330.000
3 Sewa Lahan Sendiri (Rp) 0
4 Biaya Eksplisit (Rp) Rp 14.200
5 Produktivitas Modal (%) 961.6760563
Dari tabel dapat dilihat bahwa produktivitas modal adalah sebesar 961.68%
yang berarti lebih besar dari suku bunga pinjaman yaitu 5%/ masa tanam,
sehingga usahatani ini layak untuk diusahakan. Jadi implementasinya adalah
lebih baik modalnya digunakan untuk usaha lagi.
No Uraian Nilai
1 Pendapatan (Rp)
Rp 13.985.800
2 Sewa Lahan Sendiri (Rp) 0
3 Bunga Modal Sendiri(Rp) 0
4 Jumlah TKDK (HKO) 8.25
5 Produktivitas Tenaga Kerja
(Rp/HKO) 1695248.48
Dari perhitungan data tabel diatas diperoleh hasil produktivitas tenaga kerja
sebesar Rp 1.695.248,48/HKO yang berarti produktivita tenaga kerja hasilya
lebih besar dari upah buruh daerah setempat, berarti usahatani padi ini layak
untuk diusahakan dengan implementasinya adalah lebih baik jika
menggunakan tenaga kerja dalam keluarga.
c. Pembahasan
Teknik budidaya yang dilakukan oleh kelompok petani tanaman vanili di
Rumah Belajar Vanili mBajing, Dusun Sinogo, Desa Pagerharjo, Kec. Samigaluh,
Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, terdapat perbedaan dengan GAP (Good
Agriculture Practice). Perbedaan tersebut meliputi beberapa faktor budidaya, antara
lain pada penyemaian, pemeliharaan bibit, waktu tanam pohon pelindung, jarak tanam
pohon pelindung, jarak tanam vanili, pemupukan, pemangkasan tanaman panjat dan
sulur, serta beberapa pengendalian hama dan penyakitnya.
Dalam hal penyemaian bibit budidaya tanaman vanili di kelompok tani mBajing
hanya disemai dengan tanah berpasir dan teduh, sedangkan pada GAP tanaman vanili
penyemaian sebaiknya dilakukan di media tanam polibag dengan komposisi media
tanam tanah dan pupuk kandang 4 : 1. Hal ini terlihat perbedaan teknik penyemaian
diantara keduanya. Para petani vanili beranggapan dengan melakukan penyemaian di
tanah berpasir tanaman vanili akan mudah dalam hal perakarannya. Selain itu,
pemeliharaan bibit juga terdapat perbedaan. Dimana para kelompok tani melakukan
penyiraman setiap hari pada saat sore hari. Dengan kondisi tanah tidak boleh terlalu
basah dan bibit yang layu segera dibuang. Akan tetapi, dalam GAP tanaman vanili
sendiri tidak diatur begitu detail dalam hal pemeliharaan bibit tanaman vanili.
Pohon pelindung sangatlah diperlukan dalam budidaya tanaman vanili. Selain
sebagai pelindung, pohon pelindung juga berfungsi sebagai tanaman penegak atau biasa
disebut lanjaran. Waktu tanam pohon pelindung dalam kelompok tani tidak disebutkan
secara detail, hal ini dikarenakan dalam observasi kami hanya berfokus pada tanaman
vanilinya. Dalam GAP diatur pohon pelindung sebaiknya ditanam satu tahun sebelum
penanaman vanili. Hal ini bertujuan untuk pohon penegak memiliki daun yang cukup
kondusif untuk penanaman tanaman vanili. Untuk jarak tanam tanaman penegak juga
mengalami sedikit perbedaa antara kelompok tani dengan GAP tanaman vanili.
Menurut kelompok tani mBajing jarak tanam antar pohon penegak atau lanjaran adalah
1 x 1 meter, sedangkan menurut GAP 1,5 x 1,5 meter. Jarak antar pohon penegak atau
lanjaran ini harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman vanili agar produksi tanaman
vanili dapat maksimal.
Untuk jarak atau lubang tanam vanili sendiri menurut kelompok tani mBajing
dan GAP sedikit perbedaan. Dimana kelompok tani mBajing memiliki 3 opsi untuk
lubang tanam vanili, antara lain 20x15x10 cm atau 25x20x12 cm atau 30x25x15 cm.
Sedangkan dalam GAP vanili ukuran lubang tanam 30x30x30 cm atau 50x50x50 cm.
Jarak tanam yang digunakan untuk tanaman vanili sama dengan jarak tanam antara
pohon penegak atau lanjaran.
Dalam pemupukan kelompok tani vanili kurang sesuai dengan GAP. Kelompok
tani mBajing hanya menggunakan pupuk kompos yang telah difermentasi pada awal
penanaman vanili. Pemupukan hanya dilakukan sesuai dengan kebutuhan sulur supaya
tidak terjadi over. Selain itu, untuk merangsang pembungaan, dilakukan penyemprotan
dengan perangsang bunga satu minggu 2 kali selama 3 minggu berturut – turut untuk
satu kali pembungaan. Takaran perangsang bunga 1 liter : 12 liter air. Sedangkan dalam
GAP vanili pemupukan dilakukan 2 kali setahun. Pupuk sangkar di berikan satu kali
dalam satu tahun dengan takaran 10 – 20 kg/pohon. Pemupukan dilakukan pada awal
musim penghujan atau awal musim tanam.
Pemangkasan pohon penegak dan sulur vanili biasanya dilakukan oleh
kelompok tani untuk mempermudah sistem sirkulasi dan mengatur intensitas cahaya
matahari. Dalam observasi, kelompok tani hanya melakukan kira – kira dalam hal
waktu pemangkasan pohon penegak dan sulur vanili. Padahal dalam GAP vanili
pemangkasan sulur vanili dilakukan saat panjang sulur mencapai 1 – 1,5 meter. Dalam
hal pengendalian hama sepeti bekicot, belalang dan ulat bulu, GAP vanili kurang begitu
lengkap dalam penjelasannya. Sehingga kelompok tani hanya melakukan pengendalian
hama secara manual. Sedangkan untuk pengendalian penyakit vanili, kelompok tani
sudah melakukannya sesuai dengan GAP vanili.
Untuk selain hal – hal yang telah disebutkan diatas, budidaya dan pascapanen
vanili di kelompok tani mBajing sudah sesuai dengan GAP vanili. Budidaya vanili
sebaiknya dilakukan sesuai dengan GAP agar menghasilkan produktivitas yang tinggi
untuk tanaman vanili. Akan tetapi kadang teori tidak sesuai dengan kondisi lapangan,
sehingga kelompok tani vanili mBajing melakukan budidaya dan pascapanen sesuai
dengan apa yang telah dijarkan oleh nenek moyang mereka.
BAB IV. PENUTUP/KESIMPULAN
Budidaya tanaman vanili yang dilakukan oleh kelompok Rumah Belajar Vanili Mbajing
terdiri dari penyiapan lahan, penyiapan bahan tanam, penanaman, pemeliharaan, panen, dan
pasca panen. Pemeliharaan termasuk dengan penyiraman, pemberian pupuk, pembibitan, dan
pemangkasan atau stressing. Luas lahan yang dikelola yaitu 80 m2. Dari hasil perhitungan di
atas, usaha tani venili ini layak untuk diusahakan.
Daftar Pustaka
(Brownell, peter.W. (1992) dalam Salisbury, B.F dan Ross, W.Cleon,1995, Fisiologi
Tumbuhan, Jilid 1, ITB Press, Bandung.
Ida, R. 2002. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kascing dan Pupuk Urea Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) Var. seagon. J.
Agrivita 24(1) : 44-50.
LAMPIRAN