Anda di halaman 1dari 22

Teknologi Budidaya Tanaman Vanili

(Vanilla planifolia)

Disusun oleh :

1. Firda Ayu Ramadanti (134170159)


2. M. Rizki Miharja (134170163)
3. Rahmat Abdillah Fatin (134170179)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vanili mempunyai nama ilmiah Vanilla planifolia dan termasuk dalam
keluarga anggrek (Orchidaceae). Tanaman ini merupakan salah satu tanaman
rempah penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan.
Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong. Tanaman ini
berasal dari Meksiko, yang masuk ke Indonesia sekitar tahun 1819, dibawa
oleh seorang ahli botani bernama Marchal, yang membawa bibit tanaman
vanili ini dari kebun botani Antweper, Belanda. Di Indonesia tanaman vanili
ini pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor. Sentra produksi vanili di
Indonesia terdapat di Sumatra Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Tanaman vanili mempunyai arti ekonomis, karena buahnya
mengandung zat vanillin yang menyebabkan aroma wangi. Aroma ini akan
meningkat lagi setelah mengalami proses fermentasi. Vanili memiliki
beberapa fungsi antara lain mempunyai antioksidan alami yang membuat
fungsi otak lebih tajam dalam bekerja, anti inflamasi, menjaga kesehatan
fungsi saraf, menyebabkan sistem saraf bekerja lebih optimal, aroma dari
wanili dapat membantu otak untuk lebih rileks sehingga dapat meredakan
stress, membantu mengurangi keluhan pada awal kehamilan, dan
meringankan gejala histeria.
Tanaman ini tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri, harus
dibantu oleh manusia. Sehingga keterampilan dalam melakukan penyerbukan
dan waktu pemanenan yang tepat sangat penting untuk meningkatkan
produksi dan mutu buah. Vanili di Indonesia sering mendapatkan kendala
kekeringan yang berkepanjangan. Tanaman vanili sangat sensitif terhadap
kekeringan. Apabila vanili mengalami kekeringan dan tidak segera dibantu
dengan air, maka tanaman akan mati yang disebabkan oleh pangkal batang
yang terputus akibat rusaknya akar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana morfologi tanaman vanili?.
2. Bagaimana syarat tumbuh tanaman vanili?.
3. Apa varietas tanaman vanili?.
4. Bagaimana teknik budidaya tanaman vanili secara umum?.
5. Hama dan penyakit apa yang menyerang tanaman vanili?.

C. Tujuan
1. Mengetahui morfologi tanaman vanili.
2. Mengetahui syarat tumbuh tanaman vanili.
3. Mengetahui varietas tanaman vanili.
4. Mengetahui teknik budidaya tanaman vanili secara umum.
5. Mengetahui hama dan penyakit yang menyerang tanaman vanili.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Morfologi

Tanaman vanili adalah tanaman yang menghasilkan bubuk vanili yang


biasanya dijadikan pengharum makanan. Bubuk yang dihasilkan tanaman
vanili ini berasal dari buah yang berbentuk polong. Tanaman vanili ini
merupakan tanaman tahun yang tergolong dalam jenis suku orchideceae yang
memiliki berbagai macam spesies ( lebih dari 1500 spesies ).
Tanaman vanili ini pertama kali ditemukan oleh orang – orang Indian
yang berasal dari Meksiko, meraka menyebutkan tanaman ini dengan sebutan
panili atau perneli. Berdasarkan penelitian tanaman vanili ini dapat
diklasifikasi, morfologi, dan deskripsi serta ciri – ciri tanaman vanili
diantaranya sebagai berikut :
a.1. Klasifikasi tanaman vanili
Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tacheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )

Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )

Divisi : Magnoliopsida ( Tumbuhan berbunga )

Kelas : Liliopsida ( berkeping dua/ dikotil )

Sub kelas : Liliidae

Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae ( suku anggrek – anggrekan )

Genus : Vanilla

Spesies : Vanilla planifolia, Andrew

a.2. Morfologi tanaman vanilla


Tanaman ini dapat di ketahui morfologinya berdasarkan ciri – ciri
tanaman vanila diantara yaitu :
1. Akar
Akar terdiri dari dua jenis, akan keluar dari ruas batang atau akar
gantung, dan akan yang tersusun didalam tanah. Akar tanaman vanili ini tidak
tunggang, dan kuat, serta berserabut. Selain itu, akar tanaman ini tumbuh
dengan horizontal dengan panjang mencapai 1 – 2 m dengan tebal akar rata –
rata 3-4 mm. Akar berwarna putoh kotor, berbulu, dan juga tumbuh dengan
menjalar atau merambat.
2. Batang
Batang berbentuk silindris, beruas – ruas dan berbuku – buku berkisar
5-15 cm. Batang akar gemuk, bersifar sukulen ( berair ), lunak, berwarna
hijau muda hingga tua yang berdiameter 1- 2 cm. Batang tanaman vanili ini
juga dapat tumbuh dengan mata tunas baru.
3. Daun
Daun tunggal, berbentuk pipih, berdaging dan memiliki bentuk elips
hingga lanset. Bagian ujung daun meruncing dan memiliki pangkal bulat,
berwarna hijua muda hingga tua dengan panjang mencapai 10 -20 cm dengan
lebar 5 – 7 cm. Daun ini juga memiliki pertulangan tidak halus, menjari, dan
daun tumbuh dengan selang seling yang tersusun dari beberapa tulang daun
sejajar.
4. Bunga
Bunga berbentuk terompet, berwarna puhi kehijaun, yang muncul
pada pangkal ketiak daun. Bunga ini memiliki kuntum yang terdiri dari 6
helai daun tajuk, yang tersusun dari 15 -20 kuntum bunga per tangkai.
Panjang tangkai mencapai 5-10 cm dan panjang bunga 3-5 cm, setiap batang
akan memunculkan 5 tandan bunga yang akan menjadi bakal buah.
5. Buah
Buah berbentung polong, lunak, berdaging berwarna hijau muda
hingga kecoklatan. Buah ini terdapat garis, bersiku tiga dan lurus memanjang,
selain itu dalam setiap buah akan menghasilkan biji didalamnya sekitar 5-10
biji bahkan lebih dengan warna hitam mengkilap, keras, dan berbentuk bulat
pipih atau oval

B. Syarat Tumbuh
Tanah yang cocok untuk tanaman vanili adalah tanah yang kaya akan
humus, subur, berstruktur remah dan gembur dengan daya pengikat air cukup
serta drainasenya baik. Hal ini sesuai dengan sistim perakaran vanili yang
sangat dangkal. Tanah liat yang mengandung kapur dan tanah aluvial dengan
pH antara 5,5–7,5 merupakan tempat yang sangat cocok untuk pertanaman
vanili. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa tanaman vanili tidak tahan pada
tanah yang air tanahnya dangkal (kurang dari 5 meter). Kemiringan tanah
sbaiknyan 3-7%. Sedangkan iklim tanaman vanili dapat tumbuh dengan baik
pada ketinggian antara 400-800 meter di atas permukaan laut dengan
temperatur rata-rata 22-250C dengan kelembaban (rH) 70-80%. Curah hujan
sebaiknya 1500-2000 mm/tahun yang terbagi dalam 9 bulan bulan basah dan
3-4 bulan kering. Curah hujan selama 8-9 bulan tiap tahun hendaknya cukup
tinggi, dan pada saat buahnya akan masak dikehendaki keadaan yang cukup
kering, agar masaknya buah-buah itu dapat berlangsung dengan baik dan
kualitas buahnya menjadi baik pula. Hujan yang banyak terus menerus dan
kelembaban udara yang cukup tinggi menyebabkan buah vanili kurang
wanginya (aromanya).

C. Varietas
Masalah utama dalam budidaya vanili (Vanilla planifolia Andrews) di
Indonesia adalah produksi yang masih rendah dan penyakit busuk batang
vanili (BBV). Namun saat ini telah ada 2 varietas vanili unggul yang relatif
resisten terhadap penyakit di atas, yakni VANIA 1 dan VANIA 2.
Dari hasil pengujian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka
Tanaman Industri menunjukkan bahwa varietas unggul vanili VANIA 1 dan
VANIA 2 mampu beradaptasi sangat baik di lingkungan tumbuh di
Manggisari, Pekutatan, Negara-Bali atau lokasi yang mempunyai
agroklimatik sama dengan lokasi tersebut dengan produksi jauh di atas
varietas lokal.
Rata-rata produksi varietas VANIA 1 selama 3 kali produksi (2005-
2007) adalah sebesar 7,687 ton polong basah/ha, atau setara dengan 2,178 ton
polong kering/ha. Rata-rata jumlah tandan/tanaman sebanyak 8,333 tandan,
kadar vanilin sebesar 2,80% di atas standar mutu, rata-rata panjang polong
kering 20,153 cm, tetapi rentan terhadap penyakit BBV.
Produksi rata-rata yang dihasilkan varietas VANIA 2 selama 3 tahun
adalah sebesar 6,760 ton polong basah/ha, atau setara dengan 1.851 ton
polong kering/ha. Produksi polong kering varietas VANIA 1 dan VANIA 2
jauh di atas klon lokal dan rata-rata nasional yang hanya mencapai 0,654
ton/ha dan 0,119 ton/ha. Rata-rata jumlah tandan/tanaman sebanyak 7,055
tandan, kadar vanilin sebesar 2,98%, rata-rata panjang polong kering 19,250
cm dan toleran terhadap penyakit BBV.

D. Teknik Budidaya
a. Pengolahan lahan
Berbeda dengan menanam tanaman lain, tanaman vanili memiliki
cara khusus yang wajib dilakukan. Namun karena Indonesia merupakan
Negara dengan udara tropis, maka anda tidak perlu terlalu khawatir
dengan proses penanaman vanili. Hal ini karena vanili merupakan salah
satu jenis tumbuhan tropis, sehingga sangat mudah untuk anda dalam
mempersiapkan lahan tanam. Anda tidak perlu menyiapkan rumah kaca
ataupun ruangan khusus, walau begitu ada hal yang perlu anda perhatikan
dalam pemilihan serta persiapan lahan tanam:
 Tanaman vanili memerlukan suhu yang hangat untuk menjaga
proses pertumbuhan, jadi anda perlu memilih lokasi lahan tanam
dengan suhu antara 18 hingga 23 derajat celcius.
 Usahakan lahan ataupun tempat penanaman memiliki
pencahayaan cukup namun tidak terlalu panas.
 Pastikan apabila anda ingin menanam vanili di pekarangan
rumah, perhatikan kelembaban serta tekstur tanah disana.
 Tanah yang baik bagi pertumbuhan vanili adalah tanah yang agak
lembab dengan tekstur yang gembur.
 Sebelum menanam, apabila tanah lahan di pekarangan anda
kurang gembur ataupun kering. Maka anda sangat disarankan
untuk menggemburkan serta memupuk dan menyiramnya dengan
sedikit air agar tekstur serta kelembabannya pas.
 Untuk pemupukan, gunakanlah pupuk kandang ataupun kompos
agar ramah lingkungan dan tidak mengubah tekstur tanah.
 Jika tempat dirasa terlalu panas, anda bisa menanam beberapa
jenis tumbuhan yang dapat tumbuh tinggi agar udara di sekitar
jadi lebih sejuk.
b. Persiapan bibit
Untuk bibit vanili sendiri sangat mudah di dapatkan, agar lebih
praktis anda bisa membeli bibit vanili berupa stek di toko tanaman
ataupun koprasi tani. Namun apabila anda ingin menanamnya dari biji,
maka pilihlah biji vanili yang sudah tua dan dijemur terlebih dahulu.
Dengan menggunakan biji vanili secara langsung selain susah, ini juga
akan memakan waktu lebih lama. Maka anda sebaiknya memilih bibit
vanili berupa stek. Berikut adalah langkah dalam memilih bibit vanili
yang berkualitas :

 Perhatikan stek yang anda beli dan pastikan stek tidak cacat
ataupun rusak sedikitpun.
 Pastikan juga bahwa stek yang anda pilih adalah stek yang
berkualitas serta layak tanam, dengan cirri bahwa stek vanili
memiliki panjang sekitar 30 hingga 40 cm.
 Selain membeli stek, anda juga bisa mendapatkan stek dari
tanaman vanili langsung jika anda ataupun tetangga bahkan
kerabat anda memiliki tanaman vanili.
 Stek yang diambil dari pohonnya secara langsung haruslah batang
yang tua dengan ukuran induk pohon yang sudah mencapi
ketinggian kurang lebih sekitar 2 hingga 3m atau lebih.

Langkah selanjutnya adalah proses persiapan bibit agar dapat


ditanam. Proses ini bertujuan agar bibit dapat tumbuh serta berkembang
dengan baik dan subur nantinya serta agar pertumbuhan tanaman vanili
tidak terhambat.

Berikut adalah langkah- langkah yang harus perhatikan dalam


mempersiapkan bibit vanili agar siap tanam :

 Bersihkan bibit vanili yang anda dapatkan menggunakan lap


ataupun tisu.
 Siapkan wadah seperti baskom ataupun ember berisi air penuh.
 Masukkanlah bibit vanili ke dalam wadah tersebut dan rendamlah
bibit ke dalam air selama 10 hingga 15 menit.
 Setelah waktu yang ditentukan, ambillah stek dari air dan kurangi
air pada baskom ataupun ember.
 Lap stek vanili menggunakan tisu atau kain hingga kering.
Setelah kering, masukkan kembali stek namun anda hanya boleh
memasukkan ujung steknya saja selama kurang lebih 5 hingga 7
hari.
 Untuk mempercepat proses anda bisa memasukkan pupuk cair ke
dalam air rendaman, campur hingga merata.
 Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya, anda dapat melihat
hasilnya. Perhatikanlah bagian atas stek yang anda tendam, daun-
daun tunas akan muncul dan mengarah ke bagian bawah stek
yang anda rendam.

c. Penanaman Vanili
Untuk menanam bibit vanili, anda perlu memperhatikan kembali
keadaan lahan tanam anda apakah sudah benar- benar siap atau belum.
Untuk menanam bibit vanili sendiri selain anda bisa menanamnya di
pekarangan, anda juga bisa menanamnya dalam pot bila anda tidak
memiliki lahan yang tepat.

Berikut adalah langkah menanam vanili pada pekarangan anda ataupun


dalam pot :

 Untuk menanamnya dipekarangan, tentunya dengan lahan yang


sudah anda siapkan seperti langkah diatas, perhatikanlah terlebih
dahulu kelembaban tanahnya.
 Apabila tanah sudah mulai kering, maka anda perlu menyiramnya.
Dan sebelum menanam bibit anda perlu memberikan pupuk
tambahan pada tanah sambil menggemburkan tanah lagi.
 Setelah itu buatlah lubang tanam pada tannah lahan anda, usahakan
ukuran lubang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Tanamlah
bibit vanilla pada lubang dan timbun lubang dengan tanah serta
padatkanlah sedikit agar bibit dapat berdiri kokoh.
 Setelah itu tancapjanlah kayu ataupun tiang penyangga dekat
dengan bibit stek dan ikatlah dengan tali raffia dan bila perlu
bimbinglah cabang pada vanili dalam pertumbuhanya agar dapat
tumbuh merambat secara horizontal.
 Apabila anda tidak memiliki lahan, cara menanam berikutnya
adalah menggunakan pot.
 Langkah pertama adalah, siapkan pot berukuran agak besar karena
tanaman vanili dapat mencapai tinggi lebih dari 4m.
 Isilah pot dengan tanah yang dicampur pupuk kompos ataupun
pupuk kandang dan sekam dengan perbandingan 2:1:1.
 Lalu buatlah lubang tanam dengan ukuran cukup, yaitu tidak terlalu
besar ataupun kecil. Lalu tanam bibit stek pada lubang tanam dan
tutupi dengan tanah campuran pupuk dan sekam, jangan lupa untuk
memadatkan tanah serta menancapkan penyangga seperti kayu
ataupun besi.

d. Pemeliharaan
Setelah melakukan penanaman, vanili harus dirawatnya agar
mendapatkan hasil yang berkualitas serta melimpah. Untuk perawatannya
sendiri sangatlah mudah, anda hanya perlu menyiram serta memupuknya
dengan begitu anda akan sukses menanam tanaman vanili anda.
Penyiraman merupakan langkah penting dalam merawat tanaman vanili,
perlu anda ketahui bahwa vanili harus disiram secara rutin agar memiliki
buah yang berkualitas. Untuk lebih jelasnya, berikut adalh cara menyiram
vanili dengan benar :

 Perhatikanlah terlebih dahulu kondisi tanah pada lahan tanam


ataupun pot. Jika sangat kering maka anda perlu menyiramnya
banyak air agar tanah menjadi agak lembab.
 Namun jika tanah tidak terlalu kering, maka anda dapat
menyiramnya dengan sedikit air. Usahakan tanah tidak terlalu
kering namun juga tidak terlalu basah.
 Anda bisa menyesuaikannya dengan keadaan cuaca saat anda
menanam vanili. Apabila saat itu cuaca sedang hujan maka anda
hanya perlu menyiramnya sekali bahkan tidak perlu menyiramnya
jika kondisi tanah masih lembab dan sebaliknya.
 Normalnya anda hanya perlu menyiram vanili sebanyak 2 kali
sehari.
Selain menyiram, langkah penting selanjutnya yaitu memupuk
tanaman vanili. Pemupukan pada tanaman harus dilakukan secara rutin.
Berikut adalah cara memupuk vanili yang benar :

 Pupuklah vanili sebanyak 2 minggu sekali setelah tanaman berusia


3 hingga 5 bulan menggunakan pupuk kandang ataupun kompos.
 Bila tanaman masih barusaja ditanam, maka anda harus melakukan
pemupukan dalam waktu seminggu sekali
e. Panen
Untuk mendapatkan buah vanili yang bermutu maka pemanenan
hasil sebaiknya dilakukan secara bertahap (petik pilih) sedangkan yang
belum masak ditunda. Hal ini supaya memudahkan melakukan proses
sortasi.
Panen telah dapat dilakukan ketika buah vanili telah menunjukkan
warna kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna hitam atau keras, yaitu
setelah vanili berumur 9 bulan. Panen vanili sebaiknya dilakukan setelah
buahnya benar-benar masak, karena bila panen terlalu mudah, buah vanili
tersebut akan layu dan aromanya berkurang. Sedang bila dipanen terlalu
tua (buah berbelah) maka akan menyebabkan harga panen turun dan
warnanya sedikit suram.
Buah vanili yang sudah masak ditandai dengan perubahan warna
dari hijau tua mengkilat menjadi hijau muda suram, kulit jagetnya
berbentuk garis-garis kecil warna kuning yang lambat laun menjadi besar
dan akhirnya ujungnya menjadi kuning.
Pemetikan hasil dapat dilakukan dengan tangan (memuntir) atau
dengan gunting agar buah yang tertinggal tidak rusak dan dapat
mencegah kerusakan buah dan penurunan mutunya. Karena masaknya
buah vanili tidak bersamaan dalam satu tandan, maka panen perlu
dilakukan satu persatu dan dapat berlangsung selama 2 sampai dengan 3
bulan.
f. Pasca Panen
Untuk menghasilkan mutu vanili yang baik dan mempunyai harga
jual yang tinggi maka perlu penanganan pasca panen yang baik.
Penanganan pasca panen terdiri atas beberapa tahapan yang saling
berkaitan dimana satu tahap kegiatan akan mempengaruhi hasil kegiatan
ditahap berikutnya. Adapun tahapan kegiatan pasca panen tanaman
vaniali adalah sebagai berikut:
a) Sortasi
Sortasi buah basah bertujuan untuk memperoleh buah yang
seragam ukuran, bentuk, dan tingkat kemasakan. Setelah disortasi buah
dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan debu, getah dan kotoran
lain yang menempel pada buah vanili lalu ditiriskan untuk mempercepat
proses pengeringan karena buah sudah tidak mengandung air.
Penyortiran buah berdasarkan keseragaman ukuran, bentuk, tingkat
kemasakan dan kedudukan buah pada tandan akan memberikan beberapa
keuntungan, antara lain akan mempermudah pengawasan dan
pelaksanaan dalam pengelompokan mutu (grading) pada akhir proses
pengolahan nantinya, menghemat waktu dalam proses akhir dan akan
menghasilkan buah vanili kering yang bermutu seragam.
b) Pelayuan (Wilthing Treatment)
Tujuan pelayuan adalah untuk mematikan sel-sel buah serta
mendorong proses bekerjanya enzim untuk pembentukan vanillin dan
aroma dan mempermudah proses pengeringan. Proses ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan menggunakan oven pada suhu 45 – 500
dan dengan air yang hampir mendidih pada suhu 95 oC selama 20 menit.
Proses pelayuan ini dilakukan untuk memberi jalan bekerjanya enzim
pembentuk aroma (Enzims β-glukosidase dan peroksidase. Kondisi ini
akan memberikan kemungkinan lebih besar untuk mendorong
pembentukan kadar vanillin cukup tinggi (2,4%), rendemen cukup tinggi
(21-23%) warna lebih hitam dan aroma cukup baik.
c) Pemeraman (fermentasi)
Proses ini dilakukan setelah pelayuan. Tujuan dari proses ini adalah
untuk memperoleh kesesuaian tekstur dan fleksibilitas. Prosedurnya
adalah setelah perebusan selesai, buah dikeluarkan dan ditiriskan dengan
tapis selama 10 detik sampai seluruh air menetes.
Kemudian buah dimasukkan kedalam peti kayu/kotak yang disusun
secara teratur dan ditekan kebawah agar udara pada bagian bawah kotak
pemeraman terdesak keluar dengan maksud meminimalisir kerusakan
akibat se rangan jamur. Peti ditutup dengan menggunakan kain agar hawa
panas tidak menguap . Proses ini dilakukan selama 48 jam. Buah yang
berwarna kecoklatan disertai berminyak mengindikasikan bahwa proses
pemeraman (fermentasi) telah berjalan dengan baik. Kotak ini disarankan
agar berdinding rangkap yang diberi sekat/isolasi berupa sabut kelapa
yang sudah dihaluskan, serbuk gergaji, kain tebal atau karung goni.
d) Pengeringan
Pengeringan pada buah hasil pelayuan dilakukan dengan
tujuan mengurangi kadar air dalam buah yang bertambah akibat
perendaman dalam proses pelayuan. Perlu diketahui bahwa, kadar air
yang tinggi dapat menyebabkan infeksi jamur pada buah menjadi tinggi
saat penyimpanan.
Proses ini dilakukan dengan cara meletakkan buah yang telah
diperam keatas kain yang merwarna hitam tebal yang bersih bebas debu
dan jamur, berukuran 1,5 m x 1,3 m yang dapat membungkus 10 – 15 kg
buah panili di bawah sinar matahari. Penjemuran sebaiknya dilakukan
menggunakan para-para dari bambu atau papan berukuran 0,9 m (tinggi);
1,5 m (lebar) dan 10 – 12 m (panjang). Lamanya penjemuran disesuaikan
dengan panas teriknya matahari selama 2 – 2,5 jam yang dibolak-balik
secara merata 3 – 4 kali se hari selama 12 – 15 hari untuk masak petik;
10 -13 hari masak pecah: 10 – 12 hari buah kecil dan tidak normal serta
15 – 20 hari petik muda. Proses ini merupakan tahapan yang paling kritis
dibanding tahapan lainnya. Upaya tambahan yang perlu dilakukan pada
proses ini adalah penyeleksian buah yang telah kering (kadar air 55 –
60%) berciri: bentuk nampak keriput, lentur dan warnanya berwarna
coklat agak kemerah-merahan.
Pengeringan juga dapat dilakukan denga menghamparkan buah
yang telah dilayukan di atas kain tebal berwarna hitam. Hamparan harus
merata dan tidak saling bertindihan. Hamparan buah kemudian ditutup
kembali dengan kain tebal lainnya untuk kemudian dikeringkan di dalam
oven selama 3 jam pada suhu 60 sampai 65 derajat celcius.
e) Pengeringanginan
Tujuan dari tahapan ini adalah pengurangan kandungan kadar air
dari 55 – 60% sampai 25 – 30%. Dapat dilakukan dengan mengangin-
anginkan ditempat teduh pada anyaman bambu atau kawat yang disusun
rapi berukuran 1 m x 1,2 m yang berkapasitas 10– 12 kg. Waktu yang
dibutuhkan 3 – 6 minggu. Dalam proses ini buah vanili sebaiknya tidak
terkena langsung sinar matahari. Untuk itu tempat untuk melaksanakan
proses ini sebaiknya ditempat yang agak luas seperti gudang atau tempat
yang dianggap layak. Pada proses ini masih pula terdapat pekerjaan
sortasi tambahan untuk memilah buah yang telah betul-betul kering.
f) Penyimpanan dan Pengepakan
Proses ini merupakan tahapan proses pascananen terakhir.
Tujuannya adalah untuk memperoleh aroma atau rasa vanilli yang khas.
Penyimpanan dilakukan untuk mengantisipasi serangan jamur pada buah
buah vanili yang telah dikeringkan, selain juga agar aroma khas vanilin
pada buah dapat sempurna. Penyimpanan dan pengepakan buah
dilakukan dengan beberapa tahapan yang antara lain:
1. Buah vanili dipisah-pisah berdasarkan standar mutunya.
2. Buah vanili dibersihkan dengan kain lap bersih kemudian
dibungkus menggunakan kertas minyak atau kertas parafin.
3. Masukan bungkusan ke dalam kotak penyimpanan. Kotak
penyimpanan boleh terbuat dari kayu, kaleng, maupun karton.
4. Ruang penyimpanan harus bersih dan bebas dari hama gudang
seperti tikus dan kecoa.
5. Selama penyimpanan, sekali-kali buah harus diperiksa untuk
mengantisipasi terjadinya infeksi jamur pada buah. Dan jika
ditemukan infeksi, maka buah harus segera dibersihkan dengan
bahan kimia berupa propylin glicol.
6. Apabila dalam penyimpanan ditemukan buah yang mengeluarkan
aroma tidak wajar, buah tersebut harus segera dipisahkan dari buah
yang belum terinfeksi untuk kemudian dijemur dan diperam lagi.
7. Setelah aroma vanilin dari buah sudah mantap, buah dapat
langsung dijual dan dipasarkan.

E. Hama dan Penyakit pada Tanaman Vanili


Hama dan penyakit tanaman vanili harus dihindari untuk mendapatkan
tanaman yang produktif. Hama tanaman yang sering mengganggu tanaman
vanili antara lain:
1. Kepinding (Mertila sp.)
Hama ini juga menyerang tanaman anggrek yang berdaun tebal. Hama ini
sangat membutuhkan air khususnya air yang berada di dalam daun. Gejala
serangannya adalah noda-noda pada daun, buah, batang, akar maupun
kuntum bunga.
2. Kutu Parlatoria proteus
Disebut juga kutu perisai karena mampunyai kulit yang tebal. Kutu ini
melekat erat pada permukaan daun dan berkembang biak dengan cepat.
3. Kutu Lamtoro (Ferrisia virgata)
Kutu ini tidak menyerang tanaman vanili tetapi menyerang tanaman
lamtoro. Tapi sering jatuh pada tanaman vanili pada saat pemangkasan
tanaman lamtoro yang dipakai sebagai tanaman pelindung.
4. Bekicot
Bekicot suka memakan daun, batang, bunga maupun buah tanaman vanili
serta tanaman pelindung. Penyerangan biasanya dilakukan pada malam
hari. Pengendalian secara manual dengan mengambil dan mengumpulkan
bekicot satu persatu kemudian dibakar sekaligus dalam satu lubang.
5. Belalang pedang (Holoclora sp.)
Belalang ini sering meletakkan telur-telurnya di dalam batang vanili.
Luka yang disebabkan oleh gigitan belalang ini dapat merupakan sarana
masuknya penyakit. Pengendaliannya dengan menyemprotkan PESTONA
atau Natural BVR.
Penyakit tanaman biasanya muncul pada musim hujan atau pada saat
di mana lingkungan pertanaman sangat lembab. Beberapa penyebab penyakit
yang sering menyerang tanaman vanili diantaranya :
1. Busuk Batang
Penyebabnya adalah Fusarium oxysporum. Jamur ini menyerang tanaman
muda. Penyakit ini dapat tersebar melalui air hujan, serangga, manusia
atau alat-alat pertanian. Serangan utama adalah akar atau batang tanaman.
Tetapi dapat juga menyerang daun, pucuk, dan buah. Gejalanya ialah
bagian batang mengerut, warna berubah menjadi kecokelatan sampai
kehitaman kemudian mati. Bagian dalam buah juga berubah warna
menjadi kecokelatan. Biasanya penyakit ini berkembang cepat pada
kelembaban kebun 90-95% dan pH tanah netral. Perkembangbiakan akan
berkurang pada tanah yang masam. Pengendalian dapat dilakukan dengan
mengurangi kelembaban dan drainase yang baik, serta saat stek akan
ditanam dicelup dahulu dalam POC NASA + Natural GLIO.
2. Noda-noda Cokelat pada Buah
Penyebabnya adalah Phytophtora sp. Biasanya menyerang buah yang
sudah besar dengan gejala noda-noda cokelat pada buah tersebut. Biasanya
buah akan mengering dan mati. Buah yang terserang sebaiknya dipangkas
kemudia dibakar. Pengendalian dapat dilakukan dengan segera petik buah
terserang kemudian membakarnya dan lakukan penyemprotan dengan
Natural GLIO dosis 1-2 sendok/10 liter air.
3. Ganggang
Penyebabnya adalah parasit Chephaleuros henningsii. Gejalanya berupa
noda-noda kecil pada daun, lebarnya hingga 2 cm. bagian tengah noda
ganggangnya sudah mati, tetapi pada pinggiram noda terus melebar hingga
merusak daun. Daun yang terserang harus dipotong dan dibakar.
4. Busuk Pangkal Batang
Disebabkan oleh jamur Sclerotium sp. Gejalanya berupa pangkal batang
tampak berwarna coklat dan kebasah-basahan, bagian tanaman yang
diserang dan tanah sekitar terdapat misellium jamur berwarna putih seperti
bulu dengan banyak sclerotium warna coklat. Pengendalian dapat
dilakukan dengan menggunakan bibit bebas busuk pangkal batang,
penyemprotan Natural GLIO + gula pasir.
5. Penyakit Pascapanen
Buah vanili yang disimpan sering diserang oleh jamur antara lain
Aspergillus niger, A. flavus, Penicilium sp., Rhizopus, dan Scleotium sp.
Jamur-jamur ini dapat mengurangi kadar vanilin pada buah yang disimpan.
Untuk menghindari serangan jamur-jamur ini, buah sebaiknya disimpan
pada ruangan dengan remperatur 150C dan kelembaban nisbinya 50%.

F. Pengaruh Beberapa Komposisi Media Tanam dan Frekuensi Aplikasi


Pupuk Daun.
Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan dan
pengusahaan tanaman panili antara lain bibit yang baik. Tingkat pertumbuhan
dan keberhasilan perbanyakan tanaman panili di pembibitan menjadi faktor
pendukung dalam menghasilkan dan penyediaan bibit. Bibit panili dapat
ditanam dilahan setelah berumur tiga bulan atau telah mempunyai 5-7 ruas.
Pembibitan panili secara umum menggunakan polybag yang berisi media
tanam. Menurut Acquaah (2009) media tanam yang baik harus memiliki
kemampuan menahan air, struktur gembur, aerasi dan drainase yang baik, pH
yang sesuai dengan jenis tanaman dan mengandung unsur hara penting yang
tersedia untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Selain media tanam, pemupukan juga berperan penting dalam
pertumbuhan setek tanaman panili. Pupuk daun merupakan bahan atau unsur
yang diberikan melalui daun dalam bentuk cair dengan cara penyemprotan
atau penyiraman pada daun tanaman agar langsung dapat diserap guna
mencukupi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Respon pertumbuhan tanaman terhadap pupuk daun dipengaruhi oleh jenis
tanaman, jenis pupuk, konsentrasi, frekuensi aplikasi, dan fase pertumbuhan
tanaman pada saat aplikasi (Sutedjo, 2002). Panili termasuk ke dalam
kelompok tanaman CAM (Crassulacean Acid Metabolism) sehingga
penyemprotan pupuk daun yang paling efektif dilakukan pada waktu sore
atau malam hari, antara jam 16.00 sampai 20.00.
Media tanam dan pemupukan merupakan faktor penting dalam
mendukung pertumbuhan tanaman panili. Oleh sebab itu, diperlukan
informasi tentang penggunaan komposisi media tanam dan frekuensi aplikasi
pupuk daun yang tepat agar pertumbuhan dan keberhasilan perbanyakan
tanaman panili secara vegetatif di pembibitan dapat dipercepat dan
ditingkatkan sehingga dapat mendukung upaya pengembangan dan
pengusahaan tanaman panili. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan dan mengkaji komposisi media tanam dan frekuensi aplikasi
pupuk daun terhadap pertumbuhan stek panili.
Penelitian dilaksanakan di kebun Sindang Barang, Bogor. Analisis
media tanam dilakukan di laboratorium Tanah Departemen Ilmu Tanah dan
Sumber Daya Lahan. Analisis kandungan klorofil, kadar hara jaringan, dan
ketebalan daun dilakukan di laboratorium Molecular Marker and
Spectrophotometry UV-VIS dan Micro Technique Departemen Agronomi
dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini, antara lain adalah setek panili satu ruas berdaun tunggal
varietas Pania 1, pupuk kandang, sapi, arang sekam, fungisida (mankozeb
80%), bakterisida (streptomisin sulfat 20%), pupuk daun (N 20%, P2O5 15%,
K2O 15%, MgSO4 1%, Mn, Bo, Cu, CO, Zn, dan vitamin), zat pengatur
tumbuh (Naphtalena Acetic Acid (NAA) 0,067%, 2-Metil-1Napthalene
Acetotamida MNAD 0,013%, 2-Metil1-Naftalenasetat 0,33%, Indole Butyric
Acid IBA 0,057%, dan Tetramithiuram disulfat 4%). Peralatan yang
digunakan yaitu LI-COR 3000C dan mikroskop BX51SP.
Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah, petak utama
adalah frekuensi aplikasi pupuk daun yaitu tiga hari sekali dan enam hari
sekali. Pengaplikasian pupuk daun dengan konsentrasi satu g /1 air setelah
stek bertunas dan mempunyai1-2 daun. Anak petak adalah kombinasi media
tanam yaitu tanah + pupuk kandang + arang sekam berdasarkan volume
(2:1:1, 2:2:1, dan 2:1:2) dan tanah sebagai kontrol.
Pengamatan dilakukan terhadap parameter pertumbuhan dan fisiologi
tanaman yang meliputi persentase setek hidup, panjang tunas, jumlah ruas,
diameter batang, jumlah daun, luas daun diukur menggunakan alat LI-COR
3000C, tebal daun diukur menggunakan kamera digital mikroskop BX51SP,
volume akar diukur dengan cara mengukur jumlah volume air yang naik
setelah akar dimasukan ke dalam gelas ukur, dan kandungan klorofil
dianalisis dengan menggunakan metode Sims dan Gamon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media tanam berupa
tanah + pupuk kandang + arang sekam (2:2:1) merupakan komposisi media
tanam terbaik yang menghasilkan pertumbuhan bibit panili tertinggi pada
persentase setek hidup, panjang tunas, jumlah ruas, jumlah daun, dan klorofil
total pada 10 minggu setelah tanam. Aplikasi pupuk daun tiga hari sekali
dengan konsentrasi satu g/l dan dosis 10 ml/tanaman merupakan frekuensi
aplikasi pupuk daun yang secara umum menghasilkan pertumbuhan bibit
panili tertinggipada 10 minggu setelah tanam.
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dari makalah diatas dapat disimpulkan


bahwa tanaman vanili merupakan salah satu tanaman rempah penghasil bubuk
vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Tanaman vanili mempunyai arti
ekonomis, karena buahnya mengandung zat vanillin yang menyebabkan aroma
wangi. Tanaman vanili sangat sensitif terhadap kekeringan. Apabila vanili
mengalami kekeringan dan tidak segera dibantu dengan air, maka tanaman akan
mati yang disebabkan oleh pangkal batang yang terputus akibat rusaknya akar.
Proses budidayanya seperti dari pengolahan lahan sampai pasca panennya.
Tanaman ini tidak dapat menyerbuk sendiri dan serangga penyerbuknya juga
sedikit sehingga harus dibantu dengan manusia untuk penyerbukannya. Nilai
ekonomis tanaman ini sangant tinggi dan jarang ditemui dipasaran, walaupun ada
namun sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilianita, S. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Vanili.


https://medium.com/@shintya.tya06/teknologi-budidaya-tanaman-vanili
db2aba64688c. Diakses pada 12 Februari 2019, pukul 22:13 WIB.

Henuhili, V. 2004. Budidaya Tanaman Vanili. Jurdik Biologi, Universitas Negeri


Yogyakarta.

Ilyas, T. 2010. Budidaya Vanili (Vanilla planifolia Andrews).


http://teukuilyas.blogspot.com/2010/12/makalah-vanili.html. Diakses pada
12 Februari 2019, pukul 22:25 WIB.

Kurniawan, F. 2017. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Vanili. http://fredi


kurniawan. com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-vanili/. Diakses pada
tanggal 13 februari 2019, pukul 20.05 WIB.

Nurholis, Hariyadi, dan Kurniawati, A. 2014. Pertumbuhan Bibit Panili Pada


Beberapa Komposisi Media Tanam Dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun.
Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian, Institut
Pertanian Bogor. Dalam Jurnal Bul. Littro, Vol. 25, No. 01.

Poentyanti, E.H dan Udarno, L. 2016. Vania 1 dan Vania 2: Varietas Unggul
Vanili. http://www.benihperkebunan.com/index.php/benih-unggul/91-
vania-1 dan-vania-2-varietas-unggu-vanili. Diakses pada 12 Februari
2019, pukul 22:30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai