153
154
OH. Pemberian ethanol pada konsentrasi 0.04 0.06 ppm dapat meningkatkan
kadar klorofil, serapan air dan nutrisi pada tanaman anggrek bulan yang
ditandai dengan berat basah dan berat kering satu bulan setelah perlakuan. Pada
tanaman ketimun peningkatan produktifitas tertinggi diperoleh dari perlakuan
ethanol dengan konsentrasi 0.06 ppm (Hasibuan, 2001 dan Prasetya, 1994)
Berdasarkan observasi dilapang dapat diketahui bahwa banyak sekali petani
vanili diberbagai daerah yang mengeluhkan lamanya panen serta kwalitas yang
tidak memadai sehingga seringkali ditolak oleh eksportir. Padahal secara
traditional mereka telah mempergunakan perangsang alami untuk perbaikan
kwalitas panen dengan cara penimpunan dedaunan tertentu di sekitar perakaran
tanaman vanili S. aromatycum, Melalleuca spp. & Psidium spp. Adalah
merupakan jenis tanaman yang daunnya paling sering dipergunakan sebagai
bahan penimbun pada areal pertanaman vanili.
BIOEKOLOGI VANILLI
Sampai saat in telah ditemukan 110 jenis vanili yang tersebar di daerah tropis.
Beberapa diantaranya terdapat di Indonesia, baik yang dibudidayakan maupun
tumbuh liar. Untuk tujuan komersial, baru terdapat 3 spesies yang mempunyai
nilai ekonomi, yaitu ;
155
156
157
158
baik untuk pertumbuhan tanaman vanili. Faktor tanah seperti tekstur dan pH
tanah penting bagi kesuburan tanah. Tipe tanah yang dikehendaki adalah tipe
sandy loam (liat berpasir) dan gravelly (tanah gravel). Jika tanah agak
berat/liat, dan banyak hujan, tanaman vanili sebaiknya ditanam pada
gundukan/guludan untuk memudahkan drainase.
Keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman vanili berkisar antara 5,5
sampai 7,1 dengan pH optimal 6. Pada pH 5,0 sampai 5,5 sering timbul
masalah, yaitu penyakit busuk batang. Tanaman vanili tumbuh pada tanah yang
kadang-kadang digenangi air laut, karena vanili membutuhkan unsure Cl yang
cukup tinggi untuk pertumbuhannya. Perkembangan akar tanaman vanili 85%
lebih besar di tanah humus daripada tanah biasa. Selain itu pertumbuhan batang
baru juga tampak besar di tanah humus daripada tanah biasa. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa humus dalam jumlah yang cukup banyak perlu tersedia
untuk pertumbuhan tanaman vanili.
Selain faktor abiotik (iklim dan tanah), faktor biotic besar pula pengaruhnya
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman vanili. Faktor biotic itu
antaranya adalah hama, patogen, gulma serta gangguan pencurian. Untuk
mengurangi pengaruh faktor biotic, yang dapat merugikan yanamajn vanili,
disekeliling areal pertanaman perlu dipagar. Untuk mengendalikan hama,
patogen, dan gulma perlu dilakukan pengawasan yang terus menerus
(monitoring) disegenap pertanaman vanili.
Nutrisi merupakan zat makanan bagi tanaman yang mempunyai peranan
penting bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman tersebut. Dengan
demikian, usaha memperbanyak dan memelihara tanaman secara kultur air juga
harus mengacu pada tuntunan kehidupan tanaman di lapangan, sehingga
kebutuhan nutrient maupun lingkungan (habitat) hidupnya harus diperhatikan
dengan baik.
Air selain berperan sebagai bahan penyusun tanman juga mempunyai peranan
penting dalam mengatur unsure tanaman ke dalamtubuh tanaman, serta dalam
proses pembentukan karbohidrat melalui proses fotosintesis. Dalam hal ini air
sebagai True Nutrient karena unur H-nya dipakai sebagai penyusun
karbohidrat, klorofil dan substansi lain yang berasal dari unsure C, H, O dan N,
disamping itu air juga berfungsi memelihara viskositas cairan sel dan untuk
tegaknya tanaman. Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung
air sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tersediannya air yang cukup merupakan salah satu syarat untuk pertumbuhan
tanman yang normal, dan pada kondisi yang kurang air pertumbuhan tanaman
akan terhambat. Seperti diketahui bahwa Nitrogen merupakan salah satu unsur
hara yang sangat penting dan dapat disediakan melalui pemupukan. Tanaman
menyerap unsure ini terutama dalam bentuk NO3- namun bentuk lain yang juga
dapat diserap adalah NH4+, dan urea (CO(NH2)2) dalam bentuk NO3-. Nitrogen
yang tersedia bagi tanaman dapat memepengaruhi pembentukan protein, dan di
samping itu unsure ini juga merupakan bagian yang integral dari
klorofil.ditinjau dari segi fisiologis Nitrogen mempunyai peranan antara lain:
(1) reduksi metabolic nitrat dan (2) assimilasi ammonia.
Nitrogen berfungsi dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, menyehatkan
pertumbuhan daun, meningkatkan kadar protein, kwalitas tanaman penghasil
daun-daunan dan perkembangan mikroorganisme. Kekurangan nitrogen dapat
menimbulkan gangguan pembentukan protein dan hambatan pertumbuhan.
Gejala yang nampak adalah klorosis atau kekeurangan klorofil yanag dapat
menurunkan laju fotosintesis dan akhirnya menurunkan hasil.
Alkohol Alifatis dan Tanaman Vanilli
Hormone tumbuhan adalah senyawa organic yang disintetis oleh salah satu
bagian tanman yang dipindahkan ke bagian tanaman yang lain dan pada
konsentrasi sangat rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis.
Kelima kelompok yang sudah dikenal itu meliputi 4 macam Auksin, Giberellin,
Sitokinin, Asam Aksitat dan Etilen (Abidin, 1990).
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) memainkan peranan yang penting melalui
pengaruhnya pada pembelahan sel dan deferensiasi sel selama terjadinya
perkembangan dari zigot sampai perkecambahan biji, pertumbuhan vegetative
dan reproduktif. ZPT alami dan senyawa buatan adalah zat yang dapat
mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman, nama senyawa tersebut
dapat pula kegiatan fisiologisnya.
Senyawa Alkohol Alifatis Sebagai ZPT
Hingga ini selain 6 kelompok zat pengatur tumbuh yang telah dikenal, senyawa
poliamin, polifenolif dan alcohol alifatis sering digolongkan pula kedalam zat
pengatur tumbuh (Wattimena, 1990). Triconthanol pertama kali diketemukan
dari isolasi jerami tanaman alfafa yang kemudian diidentifikasi sebagai alcohol
berantai panjang, yaitu alcohol primer dengan atom C.(CH3)3-COH (Chinbal et
al, 1933 dalam Hoogland, 1980). Mixtalol adalah termasuk dalam ZPT yang
berasal dari tumbuhan. Bahan aktifnya terdiri dari alcohol alifatis 24-30 atom
C dengan rumus kimia CH3-(CH2)2-OH. Mixtanol juga merupakan polimer dari
alkohol, hanya saja rantai atom karbonnya tidak sepanjang mixtanol maupun
triconthanol, rantai atom C methanol relatif pendek dengan rumus kimia CH3-
159
160
OH. Methanol telah dicoba sebagai zat pengatur tumbuh di Arizona, USA
(Nomomura, 1992)
Ethanol juga diduga memiliki efek yang sama dengan methanol, mixthanol,
maupun triacontanol. Dalam penerapannya sebagai ZPT yang diperhatikan
adalah pemberian senyawa alcohol alifatis dengan konsentrasi diatas 10 ppm
akan menimbulkan efek pembakaran (Susanto, 1989). Kwee dan Prasetyo
(1994), menyatakan produktifitas tanaman kacang kapri dapat ditingkatkan dua
kali per ha dengan pemberian ethanol pada konsentrasi 0.06 ppm. Demikian
juga hasil penelitian Prasetyo (1994)digambarkan bahwa peningkatan
produktifitas tanaman ketimun diperoleh dengan pemberian ethanol
konsentrasi 0.06 ppm (Prasetya, 1994). Berkaitan dengan hasil pengamatan
tersebut, diduga ZPT alcohol alifatis ini memiliki prospek untuk peningkatan
hasil tanaman vanilli.
Reaksi Senyawa Ethanol Dalam Tanaman
Didalam tubuh tanaman ethanol terbentuk dari pemecahan glukosa oleh
enzyme zymase menjadi alkohol dan karbondioksida. Hal ini terjadi dlam tubuh
tanaman pada proses respirasi anaerob, yang lebih serin terjadi pada tanaman
sakit. Dalam tanaman sakit sebagian atau keseluruhan terjadi penyimpangan
metabolism dari siklus EMP ke siklus HMP, yaitu di reaksi HMP terjadi
produksi dan penimbunan senyawa alkohol, sebagai berikut:
C6-H12-O6 Enzym Zymase 2(C2-H5-OH)+2(CO2)
Pada tanaman yang sakit produksi alkohol ini cenderung meningkat sebagai
hasil dari respirasi, hal ini berakibat suhu pada tanaman sakit tersebut
meningkat dengan pesat. Kejadian tersebut berpengaruh pada kecepatan
transparansi dan serapan hara, akan tetapi juga diikuti dengan kecepatan
penurunan fungsi organ akibat senescence. Phan (1963), menemukan
perubahan ethanol menjadi ethylene dalam jumlah besar dan cepat, data ini
menunjukan bahwa ethanol merupakan bahan dasar ethylene yang amat dekat,
seperti tertera dalam gambar 1.
EMP
Glucosa
TPP
Piruvat
Piruvat TPP-----
CO2
Asetaldehida
-Hydroksietil TPP
TPP
Ethanol
Ethylen
Ethylen TPP
H2O
Gambar 1. Jalur Sintesa Ethylen
161
162