Anda di halaman 1dari 11

PROSPEK PEMBERIAN ALKOHOL ALIFATIS UNTUK

PENINGKATAN PRODUKSI VANILLI


(TINJAUAN SECARA FISIOLOGIS TANAMAN)
PROSPECT OF ALIFATIC ALCOHOL APLICATION FOR
PRODUCTION INCREASE OF PANILI
( STUDY OF PLANT PHISIOLOGY)
M Mochtar
) Expert Staff Govement, Bima

Abstrack: Tanaman vanili (Vanilla plantifolia Andrews) sebagai tanaman


rempah bernilai ekonomi cukup tinggi, harga polong atau buah vanili di pasar
dalam negeri saat ini berkisar Rp. 1.500.000 2.000.000 per kg polong kering
dan Rp. 150.000 Rp. 200.000 polong basah. Vanili digunakan sebagai bahan
penyegar, penyedap, dan pengharum dalam makanan. Dilihat dari segi
kwantitasnya, perkembangan areal penanaman vanili meningkat setiap tahunnya,
dan secara kwalitas buah vanili Indonesia mempunyai kadar vanillin yang cukup
tinggi yaitu 2,75%. Namun, perkembangan ekspornya mengalami fluktuasi
akibat penanganan dan pengelolaan budidaya serta system pengolahan vanili
yang kurang memadai. Oleh karena itu, sangat diperlukan budidaya intensif
untuk mendapatkan hasil optimal. Penggunan ZPT dapat digunakan untuk
meningkatkan produksi tanaman, salah satunya adalah jenis alcohol alifiatis
berperan dalam pengaturan tumbuhan dan memepengaruhi metabolism tanaman.
Alkohol alifiatis berpengaruh untuk meningkatkan laju fotosintesis melalui
peningkatan jumlah kandungan klorofil daun dan mengontrol gerak stomata.
Aolikasi konsentrasi rendah alcohol alifatis 0.06 ppm dapat meningkatkan
berbagai komoditas sayuran, dan hal ini juga berprospek baik pada tanaman
vanilli.
Kata kunci: Prospek. Alkohol alifatis, produksi, vanilli

Tanaman vanilli (Vanilla planifolia Andrews) merupakan slah satu tanaman


rempah bernilai ekonomi cukup tinggi. Saat ini, harga polong atau buah vanili
di pasar dalam negeri berkisar Rp. 1.500.000 2.000.000 per kg polong kering
dan Rp. 150.000 Rp. 200.000 polong basah. Polong tanaman ini digunakan
sebagai bahan penyegar, penyedap, dan pengharum dalam makanan. Dipasaran
Internasional, vanilli Indonesia dikenal dengan sebutan Java Vanilla Beans.
Tanaman ini berasal dari Meksiko, merupakan salah satu jenis tanaman
tahunan, termasuk dalam famili Orchidaceae dan tipe anggrek semi-terrestrial
yang tumbuh dan menyebar luas di daerah tropis termasuk Indonesia. Prospek
pengembangan tanaman vanili cukup cerah, mengingat syarat tumbuh yang
memadai pada beberapa daerah seperti Sulawesi, Sumatra, Bali dan Jawa.
152

M Mochtar., Prospect of alifatic Alcohol Aplication for Production Increase......

Indonesia sebagai salah satu Negara pengekspor vanili di dunia, perkembangan


ekspornyayang dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi akibat penanganan dan
pengelolaan budidaya serta system pengolahan vanilli yang kurang memadai.
Oleh karena itu, sangat diperlukan budidaya intensif untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Dilihat dari segi kwantitasnya, perkembangan areal penanaman
vanili di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Begitu juga
dari segi kwalitasnya, buah vanili Indonesia mempunyai kadar vanillin yang
cukup tinggi yaitu 2,75% bila dibandingkan dengan negarainegara penghasil
vanili lainnya, seperti Meksiko 1,88%, Ceylon 1,48% dan Tahiti 1,55%
sampai 2,2%.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman vanili akan lebih baik, apabila
dilakukan didaerah yang mengandung kadar garam yang sangat baik yang
sesuai dengan kemampuan tanaman vanili untuk hidup dan tumbuh secara
normal dan maksimal. Tanaman vanili lebih baik tumbuh di daerah pesisir
pantai dimana ketinggian yang baik untuk daerah tumbuhnya kurang lebih 800
dpl, dibandingkan dengan dataran rendah. Di dalam pembudidayaan tanaman
vanili nutrisi sangat diperlukan sekali sebagai unsure yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Pada umumnya konsentrasi
nutrisi harus diberikan secara baik dan sesuai terhadap tanaman, dan bila
konsentrasi nutrisi yang diberikan lebih tinggi dalam larutan untuk budidaya
beresiko terjadinya keracunan, ion dan konsentrasi nutrisi yang rendah
seringkali menyebabkan kekurangan unsure tertentu. Riez dan Houtz (1983),
menyatakan alcohol alifatis berperan dalam pengaturan pertumbuhan dan telah
banyak dilakukan penelitian di luar negeri secara umum dikatakan alcohol
alifatis berepengaruh untuk meningkatkan laju fotosintesis melalui peningkatan
jumlah kandungan klorofil daun dan mengontrol gerak stomata.
Hasil penelitian di Srilanka, Malaysia, Thailand dan India dilaporkan bahwa
pemberian triaconthanol pada kacang tanah dengan konsentrasi 0.06 ppm
dapat meningkatkan hasil sebesar 33% (Bimo, 1982). Methanol merupakan
polimer dari alcohol, hanya saja rantai atom karbonnya tidak sepanjang
mixtalol atau triacontanol, Rantai atom C methanol relatif pendek dengan
rumus kimia CH3-OH. Methanol ini telah dicobakan pula untuk keperluan
sebagai zat pengatur tumbuh. Pada tahun 1980 di Arizona, Amerika serikat
telah dilakukan penelitian pada tanman anggur, tomat dan strawberry, ternyata
mampu menaikan produksi 36% pada konsentrasi 0.06 ppm tanaman tumbuh
cepat dan menghemat pemakaian pupuk (Nomomura, 1992). Ethanol juga
merupakan bagian dari alcohol yang sederhana dengan rumus kimia C2-H5-

153

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 2, OKTOBER 2012

154

OH. Pemberian ethanol pada konsentrasi 0.04 0.06 ppm dapat meningkatkan
kadar klorofil, serapan air dan nutrisi pada tanaman anggrek bulan yang
ditandai dengan berat basah dan berat kering satu bulan setelah perlakuan. Pada
tanaman ketimun peningkatan produktifitas tertinggi diperoleh dari perlakuan
ethanol dengan konsentrasi 0.06 ppm (Hasibuan, 2001 dan Prasetya, 1994)
Berdasarkan observasi dilapang dapat diketahui bahwa banyak sekali petani
vanili diberbagai daerah yang mengeluhkan lamanya panen serta kwalitas yang
tidak memadai sehingga seringkali ditolak oleh eksportir. Padahal secara
traditional mereka telah mempergunakan perangsang alami untuk perbaikan
kwalitas panen dengan cara penimpunan dedaunan tertentu di sekitar perakaran
tanaman vanili S. aromatycum, Melalleuca spp. & Psidium spp. Adalah
merupakan jenis tanaman yang daunnya paling sering dipergunakan sebagai
bahan penimbun pada areal pertanaman vanili.
BIOEKOLOGI VANILLI
Sampai saat in telah ditemukan 110 jenis vanili yang tersebar di daerah tropis.
Beberapa diantaranya terdapat di Indonesia, baik yang dibudidayakan maupun
tumbuh liar. Untuk tujuan komersial, baru terdapat 3 spesies yang mempunyai
nilai ekonomi, yaitu ;

Vanilli planifolia Andrews


Vanili jenis ini juga dikenal dengan nama Vanilla fragans (Salisb)
Ames, karena merupakan spesies yang mempunyai nilai ekonomis dan
produksi yang dihasilkan paling tinggi disbandingkan dengan kedua
spesies lainnya. Tipe vanilli unggul dari spesies Vanilla planifolia
antara lain tipe: anggrek, gisting, malang, dan unggaran daun tipis.
Itulah sebabnya diusahakan secara besar-besaran (komersial) di
beberapa tempat di dunia seperti Hindia Barat, Guatemala, Colombia,
dan lain Negara yang kemudian menyebar di daerah tropis lainnya
termasuk Indonesia.
Vanilla pompano Scheida
Vanili jenis ini bentuknya hamper sama menyerupai Vanilla planifolia
Andrews, hanya saja daun dan bunganya lebih besar, berwarna hijau
kekuning-kuningan dan lebih lunak. Ukuran kira-kira 15 sampai 30 cm
untuk panjangnya dan 5 sampai 12 cm untuk lebarnya. Vanili ini
banyak ditemui tumbuh liar di Amerika Tengah, Amerika Selatan,
Amerika Utara, dan Meksiko.

M Mochtar., Prospect of alifatic Alcohol Aplication for Production Increase......

Vanilla tahitensis J.W. Moore


Vanili jenis ini merupakan tanaman asli dari Tahiti, di samping
dibudidayakan di daerah asalnya banyak dibudidayakan juga di Hawai.
Jenis vanili ini kurang kuat apabila dibandingkan dengan Vanilla
planifolia Andrews, karena batangnya lebih ramping dan daun-daunnya
lebih kecil.

Morfologi Tanaman Vanili


Vanili termasuk tanaman tahunan yang merambat dan hidup secara semiempifit. Akar tanaman vanili mempunyai keunikan tersendiri bila
dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Tanaman ini mempunyai 2 macam
akar yang keluar dari setiap ruas batang, yaitu : akar gantung dan akar yang
tersusun di dalam. Akar gantung merupakan akar yang selalu melekat kuat
pada tempat rambatnya dan bergantungan di udara. Akar ini selama tidak
menyentuh sesuatu, akan tumbuh kesamping, baru jika menyentuh sesuatu
akan membelitkan diri untuk berpegangan. Akar gantung berfungsi untuk
menyerap zat-zat mineral yang melekat padanya dalam bentuk debu yang
halus. Apabila akar gantung ini mencapai permukaan tanah, maka akar tersebut
dapat berfungsi sebagai akar yang dapat membantu pengambilan zat-zat
makanan dari dalam tanah. Akar ini berwarna keputiha-keputihan dengan
diameter kurang lebih 2mm, dan tumbuh sehelai di tempat yang berlawanan
dengan daun didekatnya. Akar yang berada didlam tanah bercabang-cabang
dan berbulu halus, serta tersebar disekitar permukaan tanah, jadi tidak
menghujam ke kedalaman tanah disebut semi-terretrial. Akar tersebut
berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air. Akar adventif yang keluar dari
buku-buku yang berada diatas permukaan tanah berfungsi sebagai akar lekat,
dan mempunyai perakaran pendek dengan panjang kurang lebih 1 meter dan
tebalnya kurang lebih 3mm, berwarna keputih-keputihan.
Batang vanili mempunyai batang yang berbuku-buku, berbentuk silindris,
permukaan licin dengan panjang ruas 5 sampai 15 cm dan berdiameter 1
sampai 2 cm, sedangkan panjang batang mencapai lebih dari 50 meter dan
mempunyai stomata sehingga dapat berfotosintesis. Batang mengandung lender
berwarna bening, jika terkena kulit akan menyebabkan gatal dan batang yang
masih muda berwarna hijau muda sedangkan yang tua berwarna hijau tua serta
tumbuh melekat pada pohon dengan kecenderungan selalu merambat tegak

155

156

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 2, OKTOBER 2012

keatas atau sepanjang penunjangnya, kecuali bila ujungnya dipangkas akan


membentuk cabang baru. Cabang ini akan mengeluarkan bunga disebut sulursulur produksi.
Tanamn vanili berdaun tunggal, pipih, berdaging, dan berbentuk oblong-elliptis
hingga lanset, dengan ujung lancip dan pangkalnya agak bundar, permukaan
daun licin mengkilat, tangkai daun pendek, tebal dan beralur menghadap
keatas. Daunnya berwarna hijau tua, besar, datar serta liat, waktu daun masih
muda, tulang daun tidak jelas, dan nanti tampak jelas setelah daun menguning
atau pada saat daun sudah tua . daun tanaman vanili tumbuh berselang-seling,
panjang daun sekitar 8 sampai 25 cm dan lebar 2 sam 8 cm. Daun ini apabila
terluka akan mengeluarkan getah atau cairan putih (calium okdalat) yang dapat
digunakan sebagai pengganti jodium untuk mengobati luka baru.
Bunga vanili termasuk biseksual atau hermaprodit dan bunganya juga keluar
dari ketiak daun. Rangkaian bunga panjangnya 5 sampai 8 cm, jumlah bunga
per tandan bisa mencapai 30 bunga. bunga berwarna hijau kekuningan,
diameter 10 cm dan tangkainya sangat pendek. Bunga vanili tidak bisa
menyerbuk sendiri karena kepala putik tertutup seluruhnya oleh lidah bunga,
dan penyerbukan harus dilakukan dengan bantuan manusia atau serangga dari
genus malipona. Bunga vanili yang telah mekar hanya dapat bertahan satu hari,
jika bunga yang telah mekar tidak segera diakwinkanmaka akan layu dan
kemudian rontok. Bunga vanili terdiri dari 6 (3 sepal, 3 petal) daun bunga yang
terletak dalam dua lingkaran. Daun bunga bagian luar (sepal)sedikit lebih besar
daripada bagian dalam (petal). Satu dari petalnya berubah bentuk, menggulung
seperti corong, disebut bibir (rostellum). Pangkalnya berlekatan dengan poros
bunga sebagai tempat alat-alat kelamin.
Buah vanili termasuk buah polong lunak, bergaris-garis, berdaging, bersudut
tiga, bertangkai pendek dengan panjang 10 sampai 25 cm, diameter 5-15 mm,
dan permukaan licin. Buah ini apabila masih muda berwarna hijau, dan setelah
masak berwarna agak kekuning-kuningan dan lambat laun menjadi coklat tua.
Jika buah ini sudah lewat masak dalam waktu 8 sampai 9 bulan setelah
penyerbukan, buah yang matang berisi biji yang sangat kecil (diameter 0,3
mm). Dalam satu polong berisi beribu-ribu biji, dan biji tersebut tidak
mempunyai lembaga tetapi mempunyai protocorm merupakan jaringan tetapi
dapat tumbuh bila ditanam pada media yang cocok. Setelah mengalami
kematangan maka akan terbelah menjadi dua bagian dan mengeluarkan aroma

M Mochtar., Prospect of alifatic Alcohol Aplication for Production Increase......

khas vanili karena mengandung vanillin yang sangat menarik dan


mengesankan.
Syarat Tumbuh Tanaman Vanilli
Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Berbicara soal iklim sebenarnya sangat kompleks,
karena akan menyangkut banyak masalah seperti penyinaran matahari,
temperature (suhu), kelembapan udara, curah hujan dan angin yang
kesemuannyaitu saling mempengaruhi satu sama lainnya. Tanaman vanili tidak
menyukai sinar matahari yang jatuh secara langsung, untuk itu perlu pohon
naungan. Cahaya yang terlalu banyak akan menyebabkan daun tanaman
berwarna kuning dan lemah, sebaliknya keadaan yang terlalu teduh akan
mengakibatkan batang dan daun menjadi tipis, pembungaan dan pembuhannya
berkurang dan disamping itu juga tanaman mudah terserang pathogen
(penyebab penyakit), oleh karena itu dibutuhkan pohon pelindung untuk
pertumbuhannya. Itulah sebabnya perlu diadakan pemangkasan pohon
pelindung, sehingga dapat diperkirakan bahwa kebutuhan tanaman akan cahaya
matahari sekitar 30 sampai 50 persen dari cahaya penuh, dan juga matahari
merupakan sumber energy utama bagi tanaman vanili.
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman vanili berkisar 1.000 2.000
mm/tahun yang terbagi rata selama 8 9 bulan dan diikuti bulan kering (curah
hujan 60 90 mm/bulan) selama 3 4 bulan. Hari hujan yang sesuai sekitar
150 180 hari/tahun. Temperatur yang dikehendaki tanaman vanili untuk
pertumbuhannya adalah antara 90C 380C, sedangkan temperature optimalnya
200C. dengan demikian temperaturnya tidak boleh naik lebih dari 380C,
sedangkan temeperatur dibawah 90C sangat fatal bagi tanaman tersebut. Faktor
temperature ini harus diperhatikan, karena proses fisik dan kimiawi
dikendalikan suhu, lalu proses ini mengendalikan reaksi biologi.
Tanah merupakan lapisan atas bumi yang terdiri dari bahan-bahan padat, air,
udara, dan jazad-jazad hidup yang secara bersamaan berfungsi sebagai medium
pertumbuhannya. Tanah yang paling baik bagi pertumbuhan tanaman vanili
yaitu tanah yang kaya bahan organic (humus), mudah melarutkan air (poreus),
gembur dan ringan sehingga mudah ditembus oleh akar vanili, dan juga
tanaman vanili dapat dibudidayakan di berbagai jenis tanah seperti andosol,
latosol, podoslik, dan regosol, asalkan sifat fisiknya baik. Tingkat kesuburan
tanah merupakan faktor kedua yang mempengaruhi pertumbuhan vanili. Tanah
yang remah dengan solum yang relatif dalam dan banyak bahan organic, sangat

157

158

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 2, OKTOBER 2012

baik untuk pertumbuhan tanaman vanili. Faktor tanah seperti tekstur dan pH
tanah penting bagi kesuburan tanah. Tipe tanah yang dikehendaki adalah tipe
sandy loam (liat berpasir) dan gravelly (tanah gravel). Jika tanah agak
berat/liat, dan banyak hujan, tanaman vanili sebaiknya ditanam pada
gundukan/guludan untuk memudahkan drainase.
Keasaman tanah (pH) yang dikehendaki tanaman vanili berkisar antara 5,5
sampai 7,1 dengan pH optimal 6. Pada pH 5,0 sampai 5,5 sering timbul
masalah, yaitu penyakit busuk batang. Tanaman vanili tumbuh pada tanah yang
kadang-kadang digenangi air laut, karena vanili membutuhkan unsure Cl yang
cukup tinggi untuk pertumbuhannya. Perkembangan akar tanaman vanili 85%
lebih besar di tanah humus daripada tanah biasa. Selain itu pertumbuhan batang
baru juga tampak besar di tanah humus daripada tanah biasa. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa humus dalam jumlah yang cukup banyak perlu tersedia
untuk pertumbuhan tanaman vanili.
Selain faktor abiotik (iklim dan tanah), faktor biotic besar pula pengaruhnya
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman vanili. Faktor biotic itu
antaranya adalah hama, patogen, gulma serta gangguan pencurian. Untuk
mengurangi pengaruh faktor biotic, yang dapat merugikan yanamajn vanili,
disekeliling areal pertanaman perlu dipagar. Untuk mengendalikan hama,
patogen, dan gulma perlu dilakukan pengawasan yang terus menerus
(monitoring) disegenap pertanaman vanili.
Nutrisi merupakan zat makanan bagi tanaman yang mempunyai peranan
penting bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman tersebut. Dengan
demikian, usaha memperbanyak dan memelihara tanaman secara kultur air juga
harus mengacu pada tuntunan kehidupan tanaman di lapangan, sehingga
kebutuhan nutrient maupun lingkungan (habitat) hidupnya harus diperhatikan
dengan baik.
Air selain berperan sebagai bahan penyusun tanman juga mempunyai peranan
penting dalam mengatur unsure tanaman ke dalamtubuh tanaman, serta dalam
proses pembentukan karbohidrat melalui proses fotosintesis. Dalam hal ini air
sebagai True Nutrient karena unur H-nya dipakai sebagai penyusun
karbohidrat, klorofil dan substansi lain yang berasal dari unsure C, H, O dan N,
disamping itu air juga berfungsi memelihara viskositas cairan sel dan untuk
tegaknya tanaman. Dengan demikian secara langsung maupun tidak langsung
air sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tersediannya air yang cukup merupakan salah satu syarat untuk pertumbuhan
tanman yang normal, dan pada kondisi yang kurang air pertumbuhan tanaman
akan terhambat. Seperti diketahui bahwa Nitrogen merupakan salah satu unsur

M Mochtar., Prospect of alifatic Alcohol Aplication for Production Increase......

hara yang sangat penting dan dapat disediakan melalui pemupukan. Tanaman
menyerap unsure ini terutama dalam bentuk NO3- namun bentuk lain yang juga
dapat diserap adalah NH4+, dan urea (CO(NH2)2) dalam bentuk NO3-. Nitrogen
yang tersedia bagi tanaman dapat memepengaruhi pembentukan protein, dan di
samping itu unsure ini juga merupakan bagian yang integral dari
klorofil.ditinjau dari segi fisiologis Nitrogen mempunyai peranan antara lain:
(1) reduksi metabolic nitrat dan (2) assimilasi ammonia.
Nitrogen berfungsi dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman, menyehatkan
pertumbuhan daun, meningkatkan kadar protein, kwalitas tanaman penghasil
daun-daunan dan perkembangan mikroorganisme. Kekurangan nitrogen dapat
menimbulkan gangguan pembentukan protein dan hambatan pertumbuhan.
Gejala yang nampak adalah klorosis atau kekeurangan klorofil yanag dapat
menurunkan laju fotosintesis dan akhirnya menurunkan hasil.
Alkohol Alifatis dan Tanaman Vanilli
Hormone tumbuhan adalah senyawa organic yang disintetis oleh salah satu
bagian tanman yang dipindahkan ke bagian tanaman yang lain dan pada
konsentrasi sangat rendah mampu menimbulkan suatu respon fisiologis.
Kelima kelompok yang sudah dikenal itu meliputi 4 macam Auksin, Giberellin,
Sitokinin, Asam Aksitat dan Etilen (Abidin, 1990).
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) memainkan peranan yang penting melalui
pengaruhnya pada pembelahan sel dan deferensiasi sel selama terjadinya
perkembangan dari zigot sampai perkecambahan biji, pertumbuhan vegetative
dan reproduktif. ZPT alami dan senyawa buatan adalah zat yang dapat
mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman, nama senyawa tersebut
dapat pula kegiatan fisiologisnya.
Senyawa Alkohol Alifatis Sebagai ZPT
Hingga ini selain 6 kelompok zat pengatur tumbuh yang telah dikenal, senyawa
poliamin, polifenolif dan alcohol alifatis sering digolongkan pula kedalam zat
pengatur tumbuh (Wattimena, 1990). Triconthanol pertama kali diketemukan
dari isolasi jerami tanaman alfafa yang kemudian diidentifikasi sebagai alcohol
berantai panjang, yaitu alcohol primer dengan atom C.(CH3)3-COH (Chinbal et
al, 1933 dalam Hoogland, 1980). Mixtalol adalah termasuk dalam ZPT yang
berasal dari tumbuhan. Bahan aktifnya terdiri dari alcohol alifatis 24-30 atom
C dengan rumus kimia CH3-(CH2)2-OH. Mixtanol juga merupakan polimer dari
alkohol, hanya saja rantai atom karbonnya tidak sepanjang mixtanol maupun
triconthanol, rantai atom C methanol relatif pendek dengan rumus kimia CH3-

159

160

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 2, OKTOBER 2012

OH. Methanol telah dicoba sebagai zat pengatur tumbuh di Arizona, USA
(Nomomura, 1992)
Ethanol juga diduga memiliki efek yang sama dengan methanol, mixthanol,
maupun triacontanol. Dalam penerapannya sebagai ZPT yang diperhatikan
adalah pemberian senyawa alcohol alifatis dengan konsentrasi diatas 10 ppm
akan menimbulkan efek pembakaran (Susanto, 1989). Kwee dan Prasetyo
(1994), menyatakan produktifitas tanaman kacang kapri dapat ditingkatkan dua
kali per ha dengan pemberian ethanol pada konsentrasi 0.06 ppm. Demikian
juga hasil penelitian Prasetyo (1994)digambarkan bahwa peningkatan
produktifitas tanaman ketimun diperoleh dengan pemberian ethanol
konsentrasi 0.06 ppm (Prasetya, 1994). Berkaitan dengan hasil pengamatan
tersebut, diduga ZPT alcohol alifatis ini memiliki prospek untuk peningkatan
hasil tanaman vanilli.
Reaksi Senyawa Ethanol Dalam Tanaman
Didalam tubuh tanaman ethanol terbentuk dari pemecahan glukosa oleh
enzyme zymase menjadi alkohol dan karbondioksida. Hal ini terjadi dlam tubuh
tanaman pada proses respirasi anaerob, yang lebih serin terjadi pada tanaman
sakit. Dalam tanaman sakit sebagian atau keseluruhan terjadi penyimpangan
metabolism dari siklus EMP ke siklus HMP, yaitu di reaksi HMP terjadi
produksi dan penimbunan senyawa alkohol, sebagai berikut:
C6-H12-O6 Enzym Zymase 2(C2-H5-OH)+2(CO2)
Pada tanaman yang sakit produksi alkohol ini cenderung meningkat sebagai
hasil dari respirasi, hal ini berakibat suhu pada tanaman sakit tersebut
meningkat dengan pesat. Kejadian tersebut berpengaruh pada kecepatan
transparansi dan serapan hara, akan tetapi juga diikuti dengan kecepatan
penurunan fungsi organ akibat senescence. Phan (1963), menemukan
perubahan ethanol menjadi ethylene dalam jumlah besar dan cepat, data ini
menunjukan bahwa ethanol merupakan bahan dasar ethylene yang amat dekat,
seperti tertera dalam gambar 1.

M Mochtar., Prospect of alifatic Alcohol Aplication for Production Increase......

EMP
Glucosa

TPP
Piruvat

Piruvat TPP-----

CO2
Asetaldehida

-Hydroksietil TPP
TPP

Ethanol

Ethylen

Ethylen TPP

H2O
Gambar 1. Jalur Sintesa Ethylen

Reaksi alami alkohol didalam tubuh tanaman dimulai dengan perubahan


glukosa menjadi piruvat melalui EMP (Emden Meyerhoff Parnaz). Piruvat
bereaksi dengan TPP memebentuk piruvat TPP. Proses selanjutnya terjadi
pemecahan yang menghasilkan alfa hidoksietil TPP dengan sisa reaksi berupa
karbondioksida, selanjutnya alfa hidrosietil terpecah lagi menjadi acetaldehida
dan TPP. Disisi lain alfa hidroksiethyl TPP dapat berubah secara langsung
menjadi ethylene TPP, yang selanjutnya menghasilkan Ethylen. Acetaldehida
menghasilkan Ethanol dan Ethylen. Ethanol menghasilkan Ethylen dengan
melepaskan air
Dalam penerapan sehari-hari yang sudah sering diaplikasikan, ethanol
dipergunakan sebagai zat pengatur tumbuh dan ethylen dipergunakan dalam
perkecambahan, pembungaan tanaman, senescence bunga dan daun serta
pembentukan bunga pada tnaman berumah satu (Wattimena, 1990).
KESIMPULAN
Penggunaan zat pengatur tumbuh jenis alkohol alifatis memiliki prospek yang
baik untuk digunakan sebagai zat pengatur tumbuh pada vanili. Untuk kajian
lebih lanjut dapat digunakan sebgai bahan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abiding Z, 1990. Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengantur Tumbuhan.
Angkasa, Bandung. Hal 4-20.
Bimo, 1982. Triaconthanol Hara Penyubur Tanah Meningkatkan Hasil
Pertanian, dalam Suara Merdeka. Edisi 5 Desember 1982.

161

162

PRIMORDIA VOLUME 8, NOMOR 2, OKTOBER 2012

Dwidjoseputro, 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia. Jakarta. Hal


100-103 dan Hal 89-93
Harjadi, S. 1996. Pengantar Agronomi . Gramedia, Jakarta. 174 hal
Hasibuan, A, 2001. Ethanol Sebagai Pemacu Fotosintesis pada Anggrek
Bulan. RC Getas. Bringin. Indonesia
Krishnamoorthy, H.N. 1981. Plant Growth Substance. Tata mc Graw Hill
Publishing co Limited. New Delhi. India
Loveless, A R, 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik.
Gramedia. Jakarta
Nomomura, 1992. Produktif Setelah Minum Alkohol, dalam Tempo. Edisi 28
Th III. April 1992.
Susanto, 1989. Pengaruh Alkohol Alifatis Terhadap Pertumbuhan dan
Komponen Hasil kedelai var. Galunggung. IPB. Bogor
Setia, R C., Richa, N., K L Ahuja, dan C P Malik., 1989. Effect of Mixtanol on
Growth and Yield Component of Indian Mustard (Brasica juncea). Plant
growth Regulator Journal. Vol 8: 185-193p
Wattimena, G A, 1990. Penggunaan pengatur Tumbuh pada Perbanyakan
Propagul Tanaman. Prosiding Agrokimia. Jatinangor.
Yen K. dan IK Prasetyo. 1994. Pengaruh Berbagai Konsentrasi Ethanol
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Panen Kacang Kapri (Pisum sativum
L) Var. Baby Sweet Peas. Hasil Penelitian. Fak. Pertanian Univ. Satya
Wacana, Salatiga.

Anda mungkin juga menyukai