Anda di halaman 1dari 18

Vanilla planifolia

dengan Teknologi Organik MMC


Produksi Meningkat
Kualitas Panen
Agens Hayati
Kelestarian lahan
lahan

Edisi I - September 2018


Budidaya Vanili

Mengapa dengan Teknologi Organik MMC?

Ÿ Dapat mengurangi penggunaan pupuk


NPK (secara bertahap) dari 25% sampai
dengan 50%.
Ÿ Dapat merombak sisa-sisa / residu
pupuk yang belum terserap tanaman
secara maksimal.
Ÿ Peningkatan kuantias & kualitas produksi
tanaman vanili
Ÿ Penghematan penggunaan pupuk kandang.
Sebagai gambaran, Kandungan (unsur mikro) 1
botol MOSA GOLD (500 gr) setara dengan 1
ton pupuk kandang, sehingga efisien & praktis.
Ÿ Pupuk organik MMC mampu bertahan lama di
tanah dan diserap tanaman secara berlahan
(slow release).
Ÿ Penggunaan agens hayati MMC lebih menjamin
bebas residu pestida kimia, sehingga
meningkatkan nilai jual
Ÿ Pada lahan, lebih menjamin kelestarian
kesuburan tanah
Ÿ Dan berbagai manfaat lainnya
Budidaya Vanili (Vanilla Planifolia)
dengan Teknologi MMC

V anili termasuk dalam kelompok penyedap rasa termahal di dunia. Karena mahalnya,
sebutan lain vanili adalah emas hijau. Nilai tinggi ini karena budidaya dan proses pasca
panennya lebih rumit dibandingkan tanaman lain. Meskipun demikian, tetap saja banyak
petani yang ingin membudidayakannya. Vanili adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang
biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk
polong. Sari buah vanili dapat dimanfaatkan sebagai pewangi minuman, minyak wangi, dan
sirup. Disamping itu, vanili juga dapat digunakan sebagai penyedap makanan, seperti pada
es krim, kue-kue, kembang gula, cokelat, agar-agar, pudding, dll.
Perkebunan vanili tersebar di daerah Flores (Manggarai serta Bajawa) dan Papua.
Mula-mula vanili dikembangkan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dewasa ini, pusat produksi
terdapat di Sulawesi Utara, Bali, Lampung, Sumatera Utara dan beberapa daerah di Jawa
Tengah. Vanili yang umum dikembangkan di Indonesia adalah Vanilla Planifolia.

A. Mengenal Vanili
Tanaman vanili diperkirakan berasal dari Meksiko. Panduduk asli Meksiko sudah lama
mengenal buah vanili yang tua dan kering sebagai bahan penyegar minuman cokelat
karena wanginya yang khas. Di Indonesia, tanaman vanili baru dikenal tahun 1819 yang
dibawa oleh Morchal dari kebun Botani Antwevpen sebanyak 2 pohon. Pohon tersebut
dapat tumbuh dan berbunga dengan baik, tetapi tidak pernah menghasilkan buah
karena tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri.
1. Klasifikasi & Pengenalan Botani
Berdasarkan sistematika botanisnya, tanaman vanili
dikelompokkan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Vanili
Spesies : Banilla Planifolia Andrews

1
Tanaman vanili termasuk kelas monokotil. Akar
utama pada dasar batang bercabang dan tersebar pada
lapisan tanah. Dengan demikian, sistem perakaran
vanili termasuk dangkal. Akar adventif keluar dari buku-
buku, menggantung, dan berwarna putih. Akar yang
keluar dari buku tersebut jumlahnya 1-3 dan letaknya
berlawanan dengan arah tumbuh daun. Selain untuk
melekatkan diri, akar berfungsi untuk memanjat
tanaman.
Batang tanaman vanili termasuk batang
monopodial yang berbuku-buku, berbentuk silindris, dan
bersifat sukulen. Batangnya berkelok-kelok dan mudah patah. Berwarna hijau dan
memiliki stomata sehingga dapat melakukan fotosintesis. Panjang batang bisa
bermeter-meter jika dibiarkan tumbuh. Percabangannya hampir tidak ada, jika ada,
hanya sampai 1-2 batang saja.
Bentuk daun tanaman vanili memanjang sampai lanset. Ujung daun
meruncing, sedangkan pangkal daun membulat. Tulang dau bentuknya tidak
beraturan dengan jumlah yang banyak. Tangkai daun pendek, tebal dan beralur
menghadap ke atas.
Bunga vanili termasuk bunga majemuk tak terbatas yang keluar dari ketiak
daun dan jarang bercabang. Mekarnya bunga dimulai dari pangkal sampai ke ujung.
Umumnya yang mekar hanya 1-3 bunga setiap hari. Tangkai tandan kekar dan arah
pertumbuhannya melengkung. Ukuran bunga besar, berlapis lilin, ada yang
beraroma dan ada yang tidak. Warnanya hijau kekuning-kuningan dengan diameter
sekitar 10cm. Tangkai bunga sangat pendek. Bunga memiliki 3 kelopak yang
bentuknya hampir sama. Kelopak atas disebut Dorsalis dan kedua kelopak lainnya
disebut kelopak Lateralis. Selain kelopak, ada 3 mahkota.

2
Buah vanili menyerupai kapsul dengan tangkai
yang pendek. Bentuknya silindris bersudut 3. Buah ini
mengeluarkan aroma jika kering. Bunga vanili
mempunyai putik yang bersatu dengan benang sari. Saat
bunga masih kuncup, mahkota terbungkus oleh kelopak.
Dua helai mahkota mempunyai bentuk yang sama,
sedangkan bentuk lainnya berbeda yang bermodifikasi
menjadi bentuk terompet.
Buah yang masak berbiji 1. Satu buah terdiri dari beribu-ribu, bahkan
bermilyar-milyar biji. Biji vanilla tidak mempunyai lembaga. Bagian yang terlihat
adalah protocorm, yaitu sel yang tidak dapat dibedakan antara akar, tunas dan
batangnya. Protocorm merupakan jaringan, tetapi dapat tumbuh sebagai kecambah
apabila ditanam pada media yang cocok.
2. Varietas Unggul dalam vanili
Hanya da 3 jenis vanili yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu sebagai berikut:
a. Vanilla Planifolia Andrews: merupakan vanili terbaik dan paling banyak
ditanaman di dunia termasuk di Indonesia.
b. Vanilla Tahitensis: JW. Moore: merupaka jenis terkecil, serta banyak terdapat di
Tahiti dan Karibia.
c. Vanilla Pompana Schiede: Banyak terdapat di Amerika Tengah, Amerika Utara
dan Amerika Selatan.

B. Syarat Tumbuh
Tanaman vanili dapat tumbuh dengan baik pada daerah
tropis daiantara garis 20°LU dan 20°LS pada ketinggian 800-
1.200mdpl. Curah hujan yang idela untuk jenis tanaman
merambat ini adalah 1.500-3.000mm/tahun dengan suhu
antara 20-38°C. Menanam vanili sebaiknya pada tanah yang
datar, tidak tergenang air, dan tidak becek. Jenis tanah yang
cocok untuk ditanami vanili adalah tanah yang berstektur lempung, berhumus dan
berpasir dengan tingkat keasaman netral hingga agak masam. Vanili juga dapat ditanam
tumpang sari dengan kopi atau kelapa, seperti yang terjadi di bali.

3
C. Budidaya Vanili
Tanaman vanili dapat dibudi dayakan dengan baik di daerah tropis., termasuk Indonesia.
Berikut cara budi dayanya:
1. Penyediaan Bibit
Stek/Setek merupakan cara yang umum digunakan
untuk perbanyakan tanaman vanili. Setek yang berasal
dari tanaman induk yang subur, sehat, berdaun lebar,
ruas-ruas batangnya rapat, lingkar batang besar, dan
belum pernah berbunga dan berbuah. Tanaman induk
dibiarkan membentuk cabang sebanyak mungkin
melalui pemangkasan pucuk di awal musim hujan dan
membuang semua bunga yang tumbuh.
Pengambilan setek sebaiknya dilakukan pada
awal musim hujan. Setek yang digunakan biasanya
berukuran 1m atau lebih dengan jumlah ruas 7-8 ruas.
Semakin panjang setek yang ditanam, semakin cepat
berbunga.
Penyemaian setek tanaman vanili dapat dilakukan di bak dengan media
berupa campuran pasir, pupuk kandang dan tanah. Penyemaian bisa juga dilakukan
di polybag. Untuk menghemat bahan bibit, setek dapat dibuat berukuran pendek, 2-
3 ruas.

2. Perisiapan Lahan
- Pembukaan lahan dilakukan pada awal musim hujan. Bersihkan lahan dari semak
belukar dan gulma. Pencangkulan tanah dilakukan sampai kedalam 20-30cm.
- Lahan yang akan digunakan sebagai tempat penanaman vanili sebaiknya tanah
yang belum terinfeksi penyakit, terutama penyakit busuk batang. Untuk upaya
sterilisasi dan menekan perkembangan cendawan-cendawan patogenik, lahan
dibiarkan terbuka agar terkana sinar matahari langsung (solarisasi).
- Selain solarisasi, lahan dapat dan memastikan tanah bisa terbebas dari
perkembangbiakan bibit penyakit ini, dapat diaplikasikan Agens Hayati MOSA
GLIO yang berbahan aktif Trichoderma sp dan Gliocladium sp.

4
- Pemberian agens hayati MOSA GLIO ini dapat
dilakukan dengan 2 metode. Metode pertama
dengan cara pengocoran sedangkan metode kedua
dapat dicampurkan pada pupuk kandang atau
media tanam. Untuk pengocoran 1 sachet (100gr)
MOSA GLIO dapat dilarutkan dalam 100 sd 150 liter
air untuk kemudian dikocor di lahan atau lubang tanam secara merata kira-kira 1
gelas (250 ml).
Metode kedua, 1 sachet (100gr) MOSA GLIO dicampur 1 karung ( ± 30 kg)
kompos atau pupuk kandang. Campuran ini diperam/dididamkan kira-kira 1-sd 2
minggu untuk kemdian ditabur di lahan atau lubang tanam.
- Buat guludan/bedengan dengan lebar 1 - 1,2 m dan penjang seusai dengan
keperluan. Arah bedengan sebaiknya utara-selatan agar tanaman vanili
mendapatkan sinar matahari yang cukup.
- Diantara dua bedengan dibuat parit selebar kira-kira 30 cm untuk irigasi dan
drainase.
- Di sekeliling kebun sebaiknya dibuat saluran pembuangan selebar kira-kira 40cm
dengan kedalaman 40cm untuk menghindari tergenangnya air dalam kebun.

3. Penanaman Tanaman Pelindung atau tiang panjat


Tanaman pelindung pada tempat penanaman vanili mutlak dibutuhkan. Beberapa
persyaratan pohon pelindung yang ditanam, antara lain: pertumbuhan cepat dan
rimbun, tidak mempunyai sifat gugur daun pada musim kemarau, mudah dipangkas,
daun yang erjatuhan cukup banyak, tidak mudah terserang hama, dan tidak
merupakan inang bagi hama dan penyakit tanaman vanili.
Tanaman pelindung yang umum digunakan diantaranya: Glyricidia maculate,
lamtoro, dan dadap. Ketiga jenis tanaman tersebut dapat bersimbiosis dengan
bakteri nitrogen sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Tanaman pelindung
juga berfungsi sebagai pelindung tanah dari bahaya erosi karena perakarannya baik.
Pohon pelindung ditanam setahun sebelu penanaman vanili. Waktu yang baik untuk
menanam adalah saat mulai turun hujan.
Adapun tahapan penanaman tanaman pelindung adalah sebagai berikut:

5
a. Tenaman pelindung ditanam di tengah bedengan
dengan jarak tanam disesuaikan dengan jarak
tanam vanili.
b. Pilihan jarak tanam antara lain 1.5m x 1.5m atau
1.5m x 1.25m. Lubang tanam berukuran 30cm x (30
x 40)cm. Tanah galian dicampur dengan pupuk
kandang yang sebaiknya sudah dicampur dengan
agens hayati MOSA GLIO.
c. dikembalikan lagi tanah pada lubang tanam setelah
15-30 hari bersamaan dengan penanaman.
d. Tanaman pelindung ditanam dengan stump. Pucuknya ditutup dengan pelepah
pisang atau lembaran plastic agar tidak kering. Stump ini dapat tumbuh dengan
baik setelah 3 bulan.

4. Penanaman Vanili
Setek panjang (7 ruas yang akan ditanam sebaiknya diambil dari tanaman induk
seminggu sebelum tanam. Tujuannya untuk mengeringkan luka bekas pangkasan.
Lubang tanam digali dekat dengan tanaman penegak. Kedalaman lubang cukup
untuk menampung 2-3 ruas pangkal bibit. Tanah galian telah dicampur dengan
pupuk kandang yang telah benar-benar matang. Semakin tua umur pupuk kandang,
maka semakin baik untuk pertumbuhan vanili.
Sebelum ditanam, 3 ruas bagian bawah setek dipangkas daunnya. Ruas
tersebut dibenamkan ke dalam tanah, sedangkan ujung bekas potongan dibiarkan
tidak terbenam agar tidak membusuk. Sisa setek bagian atas ditempelkan pada
pohon penegak dengan tali raffia. Pada pengikatan ini, akar perekat harus
menghadap batang tanaman penegak agakr dapat segera menempel pada kulit
pohon penegak.
Bibit dalam polyabg yang telah tumbuh dan mencapai tujuh ruas dapat
ditanam bersama medianya kedalam lubang tanam yang telah disiapkan. Plastic
polybag harus dilepas dari media tanam secara hati-hati agar tidak pecah/lepas.
Setek vanilla yang ditanam pada awal musim hujan tidak memerlukan penyiraman.

6
Setelah itu, tanaman perlu juga disiram. Penyiraman dapat dilakukan dengan
menggunakan sprayer yang halus.

5. Penyulaman
Setelah 2-3 minggu dari waktu tanam, bibit-bibit yang telah ditanam di
lapangan diperiksa tingkat keberhasilan tanamnya. Jika ada yang tidak normal
pertumbuhannya, tanaman dapat langsung dilakukan penyulaman. Penyulaman
dapat dilakukan kapan saja saat tanaman rusak.

6. Penyiangan
Penyiangan saat tahun pertama merupakan proses yang sangat penting
dalam proses pemeliharaan. Tujuannya untuk mengurangi persaingan dalam
pengambilan zat hara tanah sehingga pertumbuhan vanili tidak terhambat. Selain
itu, penyiangan dilakukan agar tanaman vanili terhindar dari hama dan penyakit
yang menempel atau hidup di rerumputan.

7. Pengaturan Sulur atau perambatan


Pada pemeliharaan tanaman vanili, pengaturan
penjalaran merupakan hal yang penting. Panjang
Tanaman vanili bisa mencapai 100m. untuk
memudahkan budi daya, pertumbuhannya harus
diatur dengan menjalarkan serendah mungkin.
Ketinggian penjalaran vanili yang ideal yaitu 1.5 – 2m
yang disebut dengan ketinggian ekonomis.
Cara mengatur penjalaran tergantung sistem tanam yang digunakan. Pada
sistem memanjat bolak-balik, setiap sulur yang tumbuhnya melebihi ketinggian
ekonomis dibiarkan menggantung pada canggah pohon pelindung. Sulur ini akan
tumbuh mengarah ke atanah. Apabila ujungnya telah berjarak 30cm dari permukaan
tanah, sulur diarahkan lagi ke atas dengan mengikatnya pada batang pohon
pelindung. Perlakuan tersebut dilakukan terus menerus.

7
8. Pemangkasan
Tanaman vanili membutuhkan pemangkasan untuk memberikan bentuk pohon agar
kuat dan membuang cabang-cabang yang kurus dan sakit. Prinsip pemangkasan pada
tanaman vanili adalah mengatur pertumbuhan vegetative ke pertumbuhan
generative. Selain pemangkasan tanaman vanili, tanaman pelindung pun
membutuhkan pemangkasan.
9. Penyerbukan Bunga Vanili
Penyerbukan bunga vanili dilakukan untuk menghasilkan buah vanili. Biasanya bunga
vanili keluar setelah berumur sekitar 1,5-3 tahun. Di alam, penyerbukan dapat terjadi
dengan bantuan serangga. Namun, seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan saat ini, orang awam pun dapat mengawinkan bunga vanili.
Penyerbukan ini dapat dilakukan menggunakan bantuan alat seperti lidi atau
batang kecil atau yang lainnya. Selanjutnya cari rostellum yang menghalangi putik
dan kepala sari, jika sudah ketemu lalu ambil rostellum dan satukan putih dan kepala
sarinya.
Penyerbukan dilakukan seperti pada gambar, dan dikatakan berhasil ditandai
dengan layunya bunga setelah 2-3 hari dan bunga mengering lalu rontok. Beberapa
minggu kemudian akan nampak buahnya.

8
D. Pemupukan pada budidaya Vanili
Agar kondisi tanaman vanili optimal perlu dilakukan pemeliharaan tanah. Pemeliharaan
ini, meliputi pemupukan dan penggemburan tanah. Pupuk yang biasa digunakan adalah
pupuk organik dan pupuk anorganik.
a. Pupuk anorganik
Meskipun di hutan tanaman vanili dapat tumbuh, tetapi pemupukan tambahan ini
penting dilakukan pada budidaya di lahan. Tanpa pemupukan, dapat terjadi
kematian akibat pembuahan yang lebat. Dosis yang dianjurkan untuk pupuk
anorganik ini adalah sebagai berikut;
Contoh dosis kebutuhan pupuk anorganik pada budidaya vanili
Urea TSP KCL Gandasil D Gandasil B
( CaO3 ) ( MgCO4.H2O )
Dosis per 1.000 m²
atau kira-kira 200 800 gr 400gr 1400 gr 1 kg 1 kg
batang tanaman

Frekuensi
2 kali setahun, diberikan pada awal dan akhir musim penghujan
pemupukan

Apabila menghendaki budidaya vanili secara organik, kebutuhan pupuk anorganik ini
dapat disubtitusi atau digantikan dengan pupuk kandang. Untuk kebutuhan pupuk
kandang ini idealnya diberikan kira-kira 1 ton per 1000m².

b. Produk organik produk MMC


Penggunaan produk MMC akan menunjang kualitas dan
kuantitas produksi Vanili. Produk-produk tersebut
diantaranya;
1. Pupuk organik cair AGRITECH
Merupakan formula pupuk cair yang mengandung
berbagai unsur mikro yang dapat diserap langsung oleh tanaman melalui daun.
2. Hormon /ZPT organik HORTECH
Merupakan formula hormon cair yang mengandung berbagai unsur hormon
alami auxin, giberelin, sitokinin dll yang dapat diserap langsung oleh tanaman
melalui daun.

9
3. Pupuk organik padat MOSA GOLD
Merupakan formula pupuk padat yang mengandung unsur mikro lengkap, asam
humat, asam fulvat, juga berbagai mikroorganisme menguntungkan. Pupuk
MOSA GOLD bersifat slow release (dapat bertahan lama ditanah)
Adapun panduan penggunaan produk-produk MMC untk budidaya vanili adalah
sebagai berikut ;

E. Panen & Pasca panen


Buah-buah vanili yang telah matang harus segera dipanen. Teknik dan waktu
pemanenan harus tepat. Waktu yang terbaik untuk melakukan pemanenan berkisar
antara bulan April –Juni . Namun, waktu ini berbeda untuk tiap daerah. Hal ini
dikarenakan oleh iklim setempat yang mempengaruhi pembungaan.
Buah yang akan dipanen harus memenuhi kriteria agar mutunya tinggi. Umur
merupakan salah satu faktor yang dapat memepengaruhi mutu buah. Semakin tua
semakin baik mutunya. Beberapa kriteria tersebut yakni, buah sudah berumur 9 bulan
sejak penyerbukan bunga, bagian pucuk buah sudah menguning, sisa bunga pada pucuk
buah sudah rontok, pucuk buah sedikit pecah dengan warna cokelat, bagian ujung buah

10
sudah mengering, terdapat garis-garis tipis berwarna pada kulit buah, serta buah keras
dan berdaging.
1. Persiapan Pemanenan
Perlatan utama untuk memanen vanili yakni pisau
tajam. Di samping itu, dibutuhkan keranjang,
bilik/tikar, karung yang berlubang & bila
memungkinkan ada alkohol 70-90%.
2. Cara Panen
Pemetikan buah dilakukan bertahap dan dipilih yang
betul-betul masak petik. Pemetikan sebaiknya
dimulai dari bawah. Pemetikan buah vanili ada dua, yaitu dengan menggunakan
tangan dan menggunakan alat. Jika menggunakan tangan, tangan kiri memegang
tandan buah dan tangan kanan memilih buah yang siap petik, kemudian buah dipetik
satu persatu. Namun, cara tersebut memiliki
kerusakan yang tinggi karena tandan buah mudah
erinfeksi oleh cendawan. Oleh karena itu, pemetikan
sebaiknya dilakukan dengan pisau yang tajam atau
gunting pangkas yang telah dibersihkan dengan
alcohol atau antisepstik lain agar tidak menularkan
penyakit. Pemotongan tepat dilakukan pada tangkai buah.

Setelah disortasi, buah dicuci dengan air bersih, sebaiknya dilakukan dua kali
pencucian. Setelah itu, buah dilayukan dan dikeringanginkan. Pelayuan dapat
dilakukan dengan mencelupakan buah vanili ke dalam air hampir mendidih selama
beberapa detik. Sementara itu, penegringan dengan menghamparkan buah di atas
alas kain hingga kering oleh angin.

3. Pascapanen
Buah vanili segar harus segera diberi perlakuan
setelah dipanen. Kegiatannya berupa sortasi buah
basah dan pencucian. Sortasi buah basah bertujuan

11
untuk menyeragamkan lama pengeringan. Buah vanili yang telah dipetik dipisahkan
berdasarkan bentuk buahnya, yaitu lurus dan baik. Buah yang lurus , baik dan utuh
dipilih-pilah berdasarkan ukuran panjang agar pengeringan saat proses pengolahan
buah menjadi seragam.

12
Hama dan Penyakit utama pada tanaman Vanili

H ama penyakit tanaman dapat menurunkan produksi sehingga dapat menimbulkan


kerugian bagi produsen. Berikut ini dijelaskan beberapa hama yang sering ditemui di
areal pertanaman vanili:
1. Hama Bekicot
Umumnya tidak terdapat hama utama pada pertanaman vanili. Hanya beberapa saja
yang ditemukan, misalnya bekicot. Bekicot suka memakan daun, batang, bunga dan
buah, baik tanaman vanili ataupun tanaman pelindung.
Pengendalian : Pengendalian bekicot ini cukup dengan cara mekanis/manual karena
perkembangbiakannya relatif mudah dikendalikan.

2. Hama Belalang
Selain bekicot, belalang pedang (Holoclara sp.) juga dapat menyerang
pertanaman vanili. Hal ini berbahaya karena bagian batang yang
terkoyak dapat dimasuki pathogen.
Pengendalian :
- Pengendalian belalang bisa dengan penyemprotan pestisida organik MOSA BN / TOP
BN .
- Caranya, 1 sendok (30gr) MOSA BN / TOP BN dilarutkan dalam 1 tangki semprot 14
liter. penyemprotan dilakukan pada sore hari dan sebaiknya dilakukan semenjak dini
untuk pencegahan.

3. Penyakit Busuk Pangkal Batang


Penyakit utama yang biasa ada di pertanaman vanili adalah penyakit busuk pangkal
batang vanili. Penyakit ini disebabkan oleh Fusarium Oxysporum. Cendawan ini banyak
menyerang tanaman muda yang berusia 3-4tahun atau tanaman menjelang berbuah
pertama kali. Bagian batang yang terserang akan mengerut. Warnanya berubah menjadi
cokelat, lalu menghitam di sekeliling batang dan akhirnya batang tersebut mati.

13
Pengendalian :
- Dengan cara mekanis; awal perkembangannya, penyakit ini dapat dikendalikan
dengan pemotongan semua bagian tanaman yang sakit. Potongan cabang yang sakit
dimasukkan ke dalam karung, kemudian dibakar.
- Pengobatan dan pencegahan penyakit dengan pemberian agens hayati MOSA GLIO +
BIO-SPF
- Caranya, 1 sachet (100 gr) MOSA GLIO dan 1 sachet ( 100 gr) BIO-SPF. dilarutkan
dalam 100 sd 150 liter air kemudian dikocorkan pada lubang tanam kira-kira untuk
luasan 1000m² atau kira-kira 200 batang tanaman vanili.

4. Penyakit Busuk Pytopthora capsici


Penyakit ini juga identik dengan penyakit yang menyerang pada tanaman lada.
Bagian tanaman yang diserang adalah buah yang sudah mulai membesar. Buah yang
diserang akan timbul noda-noda cokelat tua. Hingga akhirnya mongering dan mati.
Pengendalian :
- Dengan cara mekanis; awal perkembangannya, agar serangan tidak meluas, buah
yang terserang dipotong dan dibakar. Pemotongan semua bagian tanaman yang
sakit. Potongan cabang yang sakit dimasukkan ke dalam karung, kemudian dibakar.
- Pengobatan dan pencegahan penyakit dengan pemberian agens hayati MOSA GLIO +
BIO-SPF
- Caranya, 1 sachet (100 gr) MOSA GLIO dan 1 sachet ( 100 gr) BIO-SPF. dilarutkan
dalam 100 sd 150 liter air kemudian dikocorkan pada lubang tanam kira-kira
untuk luasan 1000m² atau kira-kira 200 batang tanaman vanili.

Mengapa harus MOSA GLIO & BIO SPF ?


Banyak pertanyaan dari petani maupun praktisi tanaman
vanili yang yang menanyakan mengapa dalam
pengendalian penyakit pada tanaman vanili
ini menggunakan 2 agen hayati sekaligus,
yakni MOSA GLIO dan BIO-SPF.

14
Untuk menjawab pertanyaan ini harus dipahami bagaimana cara kerja 2 agen
hayati ini. Jelas secara metode dan kandungan bahan aktif 2 agen hayati ini berbeda.
MOSA GLIO adalah agens hayati (musuh alami penyebab penyakit) berbahan
aktif Gliocladium sp dan Trichderma sp yang bekerja mencegah masuknya penyakit di
daerah perakaran vanili dan berkembang biak secara alami dalam bahan organik tanah.
BIO-SPF adalah jenis bakteri perakaran yang menginduksi ketahanan tanaman
vanili sehingga melindungi dari serangan antraknose , penyakit karat, dan fusarium yang
disebabkan oleh cendawan.
Penyakit pada tanaman yang sangat kompleks menjadikan alasan untuk
merekomendasikan penggunaan 2 agens hayati tersebut agar bekerja secara sinergis.
Sehingga secara gampang petani maupun praktisi dapat mendapatkan manfaat dari
kedua agens hayati tersebut.

Kedua agens hayati (MOSA GLIO/Superglio & BIO-SPF itu merupakan paket
solusi tak terpisahkan untuk mengantisipasi dan mengobati penyakit jika tanaman
terlanjur terkena penyakit.
Sehingga Penggunaan kedua agens hayati itu merupakan paket solusi tak
terpisahkan untuk mengantisipasi dan mengobati penyakit jika tanaman terlanjur
terkena penyakit.

Prinsip penggunaan :
 Perawatan dan antisipasi terhadap penyakit jamur dari tanah perlu secara rutin dengan
cara pengocoran dengan MOSA GLIO / SUPER
GLIO.
 Sedangkan pengobatan penyakit jamur yang
sudah menginfeksi tanaman bisa menggunakan
BIO-SPF, dengan cara penyemprotan dan
pengocoran tanah. Karena BIO-SPF ini bersifat
sistemik.
 Pemberian agens hayati MOSA GLIO bersama
BIO-SPF secara rutin, minimal 4 bulan sekali.

15
a A n a k N e g e r i U n t u k I b u Pe r
Kary tiwi

www.mosamandiri.co.id | www.agrokomplekskita.com

Anda mungkin juga menyukai