PERKEBUNAN VANILI
(Pola Pembiayaan Syariah)
BANK INDONESIA
Jl. MH. Thamrin No 2, Jakarta 10350
Telp. (6221) 3817317, 3501867
E-mail : humasbi@bi.go.id, Website : www.bi.go.id
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan (hal 1)
8. Penutup (hal 63 )
a. Kesimpulan
b. Saran
LAMPIRAN
1. Pendahuluan
Budidaya tanaman vanili ini tidak saja menghasilkan buah vanili kering
sebagai komoditi ekspor yang menghasilkan devisa, tetapi juga
menyerap tenaga kerja setiap ha sekitar 4 orang. Walaupun usaha
budidaya tanaman vanili ini menyerap tenaga kerja relatif sedikit,
namun setidaknya dapat memberikan kesempatan kerja bagi para
pemuda yang sebelumnya kurang produktif di wilayah Kabupaten
Manggarai.
a. Profil Usaha
Di Desa Golo Loni saat ini terdapat sekitar 85 ha kebun vanili dengan
tenaga kerja yang terlibat didalamnya sebanyak sekitar 400 jiwa. Desa
ini merupakan salah satu dari beberapa desa di Kecamatan Borong
yang menghasilkan vanili.
b. Pola Pembiayaan
a. Permintaan
1. Permintaan
Tabel 3.2.
Volume, Nilai, dan Perkembangan Impor Vanili Indonesia Tahun 1999 -
2003
Nilai Perkembangan
Volume
Tahun (000 (%)
(ton)
US$) Volume Nilai
1999 147 201 - -
2000 203 4.087 38,10 1.933,33
2001 3.006 2.617 1.380,79 - 35,97
2002 394 1.211 - 86,89 - 53,73
2. Penawaran
Tabel 3.3.
Penyebaran Luas dan Produksi Tanaman Vanili di Kabupaten
Manggarai pada Tahun 2004
Luas Areal Produksi Jumlah
Kecamatan Jumlah
TBM TM TT/TR (ton) KK
Ruteng 16 24 10 50 4 95
Wae Rii 9 16 8 33 3 63
Langke 8 7 5 20 2 38
Tabel 3.4.
Penyebaran Produksi dan Luas Areal Tanaman Vanili di Provinsi Nusa
Tenggara Timur
pada Tahun 2002
Luas Areal Produksi
Kabupaten
(ha) (ton)
Sumba Barat 114,01 49,44
Kupang 4,86 -
Lembata 62,75 0,12
Tabel 3.5.
Sebaran Sentra Tanaman Vanili Menurut Kabupaten dan Provinsi Di
Indonesia
Provinsi Kabupaten
Sumatera Utara Karo, Deli Serdang
Lampung Lampung Selatan, Lampung Tengah
Jawa Barat Sumedang
Jawa Tengah Brebes
Jawa Timur Banyuwangi
Bali Buleleng, Gianyar, Jembrana
Manggarai (+Manggarai Barat), Ngada, Sikka,
Nusa Tenggara Timur
Sumba Barat, Ende, Lembata
Sulawesi Utara Minahasa, Bolaang Mangondow
Tabel 3.6.
Sebaran Luas dan Produksi Tanaman Vanili Per Provinsi Di Indonesia
Tahun 1999-2000
Luas Tanam (Ha) Produksi (ton)
Provinsi
1999 2000 1999 2000
Nanggro Aceh Darusalam 69 70 3 3
Sumatera Utara 592 591 89 92
Sumatera Barat 53 54 10 10
Riau 0 0 0 0
Jambi 43 32 3 3
Sumatera Selatan 144 1.422 65 69
Bengkulu 97 97 10 10
Lampung 2.567 2.564 336 341
DKI Jakarta 0 0 0 0
Jawa Barat 951 961 106 112
Jawa Tengah 249 248 63 61
DI. Yogyakarta 18 18 2 3
Jawa Timur 1.125 1.190 157 167
Bali 752 749 7 12
Nusa Tenggara Barat 658 655 51 53
Nusa Tenggara Timur 1.767 1.773 343 351
Kalimantan Selatan 12 12 1 1
b. Persaingan
Tabel 3.8.
Besarnya Pangsa Pasar dari Negara Penghasil Vanili Dunia
Porsi
Nama Negara pasar
(%)
Madagaskar 63
Indonesia 21
Komoro 9
Uganda 3
India 1
Jamaika 1
Papua New Guinea 1
Lainnya 1
Sumber : Jurnal Fruitrop, Januari 2003
c. Harga
Pada aspek pemasaran komoditi vanili ini akan dibahas tentang kondisi
harga jual di tingkat petani dan pedagang pengumpulnya serta jalur
pemasaran yang terjadi di lokasi penelitian dan secara umum di
Indonesia. Harga buah vanili yang diperdagangkan sangat bergantung
pada kualitas atau tingkat mutu buah vanilinya. Umumnya di tingkat
petani, vanili dijual dalam kondisi buah segar. Adapun jalur pemasaran
buah vanili dimulai oleh masing-masing petani ke pedagang
pengumpul atau langsung ke pedagang besar yang mempunyai kontak
langsung dengan pembeli di luar negeri. Namun, pada umumnya jalur
penjualan ke pedagang pengumpul relatif lebih banyak dilakukan oleh
petani vanili.
Tabel 3.9.
Perkembangan Harga Vanili Basah di Kabupaten Manggarai
Tahun Harga (Rp/kg)
2000 45.000
2001 75.000
2002 200.000
2003 200.000
2004 75.000
2005 20.000
Rata-rata 102.500
Sumber Data Primer Petani (2005)
Terjadinya harga yang tinggi pada waktu itu (tahun 2002 - 2003)
disebabkan oleh adanya kegagalan panen akibat taufan di Madagaskar
dan tingginya permintaan vanili pada saat itu. Sedangkan rendahnya
harga jual vanili saat ini (tahun 2005) disebabkan oleh tingginya
pasokan vanili dunia dari Madagaskar dan rendahnya nilai jual yang
ditawarkan oleh pemasok dari negara itu.
Tingkat harga impor vanili dengan tingkat mutu I selama periode 1999
- 2001 di negara pengimpor utama komoditi ini menunjukkan adanya
peningkatan yang cukup tinggi. Informasi harga impor vanili mutu I di
Amerika Serikat, Prancis dan Jerman dapat dilihat pada Tabel 3.10.
d. Jalur Pemasaran
Untuk jalur pemasaran luar negeri ada beberapa pihak yang mungkin
terlibat, yaitu agen eksportir, prosesor, tengkulak, dan pedagang.
Jalur perdagangan vanili dapat digambarkan pada Gambar 3.5.
Pemasaran tersebut juga dapat menjadi lebih pendek. Petani menjual
vanili kepada pedagang pengumpul atau pedagang besar dan kedua
jenis pedagang tersebut langsung menjualnya pada eksportir, seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.1 bagian bawah.
e. Kendala Pemasaran
a. Lokasi Usaha
1. Iklim
Keadaan iklim yang diperlukan oleh tanaman vanili adalah suhu udara
25 - 38oC, kelembaban udara sekitar 80%, dan hujan berulang-ulang,
tetapi tidak banyak. Keasaman (pH) tanah yang dikehendaki 6-7
dengan drainase yang baik. Di wilayah Indonesia dengan curah hujan
antara 2.000 - 3.000 mm per tahun pada ketinggian 400 – 800 m di
atas permulaan air laut, tanaman vanili tumbuh dan berproduksi baik.
Tingkat kesesuaian iklim tanaman vanili dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Tingkat Kesesuaian Iklim Tanaman Vanili
Sangat
No Faktor Iklim Sesuai Kurang Sesuai
Sesuai
1.500 - 2.000 -
1 Curah hujan (mm/tahun) > 3.000
2.000 3.000
2 Jumlah hari hujan 80 - 178 178 - 210 <80 atau > 178
Bulan basah (curah hujan
3 7-9 5-6 3-4
lebih 100 mm/bulan)
4 Bulan kering (curah hujan 2-3 3-4 < 2 atau 4 - 6
2. Tanah
Tabel 4.3.
Fasilitas dan Peralatan Untuk Kebun Vanili
No Uraian Banyaknya
Peralatan dan fasilitas
A
budidaya
1 Sepatu lapang 2 buah
2 Sabit 1 buah
3 Parang 2 buah
4 Sekop 2 buah
5 Cangkul/tajak 2 buah
6 Gunting pangkas 2 buah
7 Hand sprayer 1 buah
8 Ember 2 buah
9 Kerangjang rotan 3 buah
10 Batu asahan 1 buah
11 Gunting panen 3 buah
12 Pagar keliling (pagar hidup)
13 Pondok jaga
B Peralatan pascapanen
c. Bahan Baku
1. Bibit Vanili
Bahan tanaman yang digunakan sebagai bibit diambil dari sulur induk
yang mempunyai produksi tinggi dan bebas dari hama penyakit.
Disamping itu, sulur yang diambil sebaiknya belum pernah berbunga,
mempunyai ruas yang pendek, dan diambil pada pertengahan musim
penghujan pada saat pohon induk dalam keadaan aktif. Banyaknya
sulur yang diambil disesuaikan dengan jumlah pohon yang akan
ditanam (sesuai dengan jarak tanamnya).
2. Tanaman Pelindung/Panjat
d. Tenaga Kerja
e. Teknologi
f. Teknik Budidaya
1. Penyiapan Lahan
2. Penanaman
a. Sistem Pagar
5.Penyerbukan Bunga
Tanaman vanili tidak dapat menyerbuk sendiri, oleh karena itu harus
dilakukan penyerbukan buatan oleh manusia. Waktu untuk melakukan
penyerbukan terbatas karena mekarnya bunga hanya berlangsung 12
jam, yaitu mulai sekitar pukul 24.00 sampai menjelang tengah hari.
Pekerjaan penyerbukan ini akan lebih mudah bila dilakukan sebelum
pukul 12.00, yaitu pukul 08.00 - 12.00, saat bunga sudah kering dari
air embun.
6. Pemupukan
Tabel 4.4.
Dosis Pupuk Kandang dan Buatan untuk Tanaman Vanili
Umur Tanaman Dosis Pupuk (gr/pohon/tahun)
(tahun) Kandang Urea SP-36 KCL
Kurang dari 1 800 20 40 60
1-2 800 40 80 120
2-3 960 80 160 240
3-5 1.280 160 320 480
lebih dari 5 1.600 300 600 750
Sumber: Ruhnayat (2003)
Tabel 4.5.
Patokan Pemberian Fungisida Pada Tanaman Vanili
Umur Tanaman Fungisida
(tahun) (kg/ha)
Kurang dari 1 -
1-2 12
2-3 14
3-4 15
lebih dari 5 18
Sumber : BRI (1986)
8. Panen
9. Pasca Panen
Tabel 4.8.
Persyaratan Mutu Vanili Menurut SNI 01-0010-2002
1. Persyaratan Umum
Cara
Kharakteristik Syarat Mutu
Pengujian
Bau Wangi khas vanili Organoleptik
Hitam mengkilat, hitam
Warna Visual
kecoklatan
Penuh berisi, berminyak,
Polong lentur sampai kaku dan Visual
kurang kaku
Benda Asing Bebas Visual
Kapang Bebas Visual
2. Persyaratan Khusus
Persyaratan
No Mutu
Mutu 1B Mutu II Mutu III
1A
Utuh/dipotong- Utuh/dipotong-
Bentuk Utuh Utuh
potong potong
Ukuran 11 11 8 8
Keterangan:
• Buah polong vanili yang cukup tua adalah yang berwarna hijau
kekuning-kuningan dengan ujung yang menguning.
• Polong utuh yang pecah adalah vanili yang disajikan dalam
bentuk utuh tetapi pecah lebih dari 4 ukuran panjangnya
• Benda asing adalah bahan-bahan bukan vanili, misalnya ranting,
batu, tanah, bagian tubuh serangga dan lain-lainnya yang
terikut dalam vanili
• Kapang adalah vanili yang ditumbuhi/diserang oleh kapang yang
dapat dilihat dengan kasat mata
• Polong utuh yang terpotong adalah polong vanili yang pada
bagian ujungnya terpotong sebagian tetapi persyaratan panjang
minimumnya masih terpenuhi.
Tabel 4.9.
Produksi Optimum Tanaman Vanili per Pohon per Tahun
Buah Venili basah
Tahun
(kg)
1 -
2 -
3 -
4 0,36
5 0,72
6 1,08
7 1,44
8 1,08
9 0,90
10 0,72
Sumber: Data Primer Wawancara dengan Petani
a. Fleksibilitas
b. Pola Usaha
Produk yang dipilih untuk usaha perkebunan vanili adalah buah vanili
segar. Perkebunan vanili mudah dilakukan oleh petani karena tidak
membutuhkan pemeliharaan dan perawatan yang sulit. Ketersediaan
bibit unggul yang tahan terhadap penyakit busuk batang makin
mempermudah pengelolaan perkebunan vanili. Selain itu, vanili dapat
ditanam di berbagai jenis tanah yang ada di Indonesia, sehingga
membuka peluang untuk memperluas perkebunan vanili di wilayah
lain.
2. Pola Pembiayaan
Pola usaha tani yang akan dijalankan dalam perkebunan vanili ini
dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman kopi arabika yang
telah banyak dan biasa dijalankan di masyarakat Kabupaten
Manggarai. Dalam analisa perhitungannya vanili sebagai tanaman
utama perkebunan ditanam dengan jarak 1,5 x 2,5 m dan di sela-
selanya ditanam pohon kopi dengan jarak 2,5 x 2,5 m. Dengan
mempertimbangkan kondisi lahan dan penggunaan untuk saluran
drainase maka hanya 96% yang dapat digunakan untuk perkebunan.
Gambaran pola penanaman antara vanili dengan kopi secara tumpang
sari dapat dilihat pada Gambar 5.1. Dengan cara tanam seperti ini
diharapkan buah vanili yang dihasilkan dapat terlindungi sehingga
memperkecil tingkat pencurian. Dalam proses pemeliharaan dan
perawatan tanaman kopi mengikuti jadwal perawatan tanaman vanili
Gambar 5.1. Jarak dan Pola Tanam Vanili dengan Kopi Arabika
3. Produk Murabahah
c. Asumsi
Tabel 5.1.
Beberapa Asumsi Teknis dalam Perkebunan Vanili (per Hektar)
No Asumsi Satuan Nilai
1 Umur proyek tahun 10
2 Luas lahan Hektar 1
3 Jarak tanam vanili Meter 1,5 X 2,5
4 Tingkat kematian setek vanili Persen 15%
5 Presentase tanaman vanili yang tertanam Persen 96%
6 Jumlah setek vanili yang disediakan Pohon 2.944
7 Jumlah tanaman vanili hidup di lapang Pohon 2.560
8 Jumlah setek batang tanaman pemanjat Pohon 2.560
9 Jarak tanam kopi Meter 2,5 X 2,5
10 Tingkat kematian kopi Persen 15%
11 Jumlah bibit kopi yang disediakan Pohon 1.766
12 Tanaman kopi yang hidup dilapang Pohon 1.536
1
13 Waktu penanaman pohon panjat Tahun
sebelumnya
14 Umur vanili mulai berbunga Bulan 20
15 Umur buah vanili dipanen Bulan 9
16 Frekuensi pemanenan kopi dan vanili Setahun 1
17 Umur kopi mulai berbuah Tahun 3
18 Jumlah produksi kopi Kg/ha 400
19 Harga jual buah vanili segar per kilo Rupiah 50.000
20 Harga jual kopi arabika asalan per kilo Rupiah 6.000
21 Tingkat margin Persen 12,5%
d. Komponen Biaya
1. Biaya Investasi
2. Biaya Operasional
Upah
Bahan- Sewa Biaya
Tahun Tenaga
Bahan Lahan Operasional
Kerja
1 12.682.000 5.647.360 1.000.000 19.329.360
2 10.800.000 5.002.240 1.000.000 16.802.240
3 14.724.000 2.601.720 1.000.000 18.325.720
4 16.956.000 6.548.940 1.000.000 24.504.940
5 16.956.000 10.550.070 1.000.000 28.506.070
6 16.956.000 15.622.260 1.000.000 33.578.260
7 16.956.000 15.622.260 1.000.000 33.578.260
8 16.956.000 15.622.260 1.000.000 33.578.260
9 16.956.000 15.622.260 1.000.000 33.578.260
10 16.956.000 15.622.260 1.000.000 33.578.260
Total 156.898.000 108.461.630 10.000.000 275.359.630
Rata-rata 15.689.800 10.846.163 1.000.000 27.535.963
e. Kebutuhan Dana
Tabel 5.4.
Kebutuhan Dana Usaha Tani Perkebunan Vanili
f. Proyeksi Produksi
a. Kesimpulan