Berikut ini adalah analisis usaha tani benih kentang yang dikembangkan di Harry’s
Farm Pangalengan:
No Biaya Biaya
Keterangan Satuan Jumlah
. (Rp/unit) (Rp/musim)
Pekerja lapangan
1. Orang 11 25.000 19.800.000
laki-laki
Pekerja lapangan
2. Orang 14 20.000 20.160.000
perempuan
3. Plantlet Botol 10 30.000 300.000
4. Tali penyanggah Roll 10 5.000 50.000
5. Sub-soil Kg 10 1.000 10.000
6. Cocopeat Kg 10 1.000 10.000
7. Pupuk organik Kg 20.000 1.500 30.000.000
8. Furadan Kg 20 14.000 280.000
9. Larutan fungisida Botol 1 15.000 15.000
10. Ponska Kg 1.500 3.500 5.250.000
11. Pestisida Kg 100 x 20 1.500.000 30.000.000
12. Peti kayu Buah 50 10.000 500.000
13. Karung jala Buah 50 5.000 250.000
Bahan bakar
14. Liter 50 7.300 365.000
kendaraan
15. Label/sertifikasi Unit 1 125.000 125.000
16. Herbisida Liter 3 60.000 180.000
Jumlah 107.295.000
1. Biaya tidak tetap (Variabel Cost)
Biaya Penyusutan
Um
ur
ekon
Harga satuan
No Keterangan Satuan Jumlah Total biaya (Rp) omis
(Rp)
(tah
unan
)
1 Screen house unit 1 20.000.000 20. 000.000 10
Biaya Tetap
Biaya
Biaya Biaya
No. Keterangan Satuan Jumlah Satuan
(Rp/bulan)
(Rp) (Rp/tahun)
1. Pekerja kantor Orang 5 2.000.000 10.000.000 120.000.000
Bahan bakar
5. Liter 100 5.150 515.000 6.180.000
solar
Biaya
6. 21.015.000
penyusutan
3. Total Biaya
Margin :
= ¿¿
= Rp. 2.160
= Rp 360
a. Total Penerimaan
Total Penerimaan = Produksi benih kentang ukuran S x harga jual
= 150.000 umbi x Rp. 2.160
= Rp. 324.000.000
b. Keuntungan
Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp. 324.000.000 – Rp. 270.090.000
= Rp. 53.910.000
c. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)
Total penerimaan
R/C =
Total Biaya Produksi
Rp . 324.000 .000
=
Rp . 270.090 .000
= 1,19
Artinya, setiap pengeluaran Rp 1 akan menghasilkan Rp 1,19. Berdasarkan
analisis R/C ratio usaha tani kentang ini layak dan menguntungkan untuk
dijalankan karena memiliki nilai R/C ratio lebih dari satu.
d. BEP (Break Even Point) Unit
Total Biaya Produksi
Unit impas =
Harga jual produksi
Rp . 270.090 .000
=
Rp . 2.160
= 125.041 umbi
Artinya, jumlah produksi akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat
produksi mencapai 125.041 umbi
e. BEP (Break Even Poin) Produksi
Total Biaya
BEP Produksi =
Margin per Produksi
Rp 270.090 .000
=
Rp 360
= Rp 750.250
Artinya, jumlah produksi akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat
produksi mencapai Rp. 750.250
Margin :
Biaya Total+ Laba
Harga Jual Produk =
Jumlah produk yang dihasilkan
= ¿¿
= Rp. 1.700,-
= Rp. 315
a. Total Penerimaan
Total Penerimaan = Produksi benih kentang x harga jual
= 195.000 umbi x Rp. 1.700
= Rp. 331.500.000
b. Keuntungan
Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp. 331.500.000 – Rp. 270.090 .000
= Rp 61.410.000
c. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)
Total penerimaan
R/C =
Total Biaya Produksi
Rp . 331.500 .000
=
Rp . 270.090 .000
= 1,22
Artinya, setiap pengeluaran Rp 1 akan menghasilkan Rp 1,22. Berdasarkan
analisis R/C ratio usaha tani kentang ini layak dan menguntungkan untuk
dijalankan karena memiliki nilai R/C ratio lebih dari satu.
d. BEP (Break Even Point)
Total Biaya Produksi
Unit impas =
Harga jual produksi
Rp . 270.090 .000
=
1.700umbi
= 158.876 umbi
Artinya, jumlah produksi akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat
produksi mencapai 158.876 umbi
e. BEP (Break Even Poin) Produksi
Total Biaya
BEP Produksi =
Margin per Produksi
Rp 270.090 .000
=
315
= Rp 857.428
Artinya, jumlah produksi akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat
produksi mencapai Rp. 857.428
Biaya tetap per produksi + Biaya variabel per produksi
HPP benih kentang ukuran L =
Jumlah produksi per produksi
Margin :
= ¿¿
= Rp. 10.803,-
= Rp. 1.800
a. Total Penerimaan
Total Penerimaan = Produksi benih kentang x harga jual
= 30.000 umbi x Rp. 10.803
= Rp. 324.090.000
b. Keuntungan
Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp. 324. 090. 000 – Rp. 270.090 .000
= Rp. 54.000.000
c. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)
Total penerimaan
R/C =
Total Biaya Produksi
Rp . 324.090 .000
=
Rp . 270.090 .000
= 1,19
Artinya, setiap pengeluaran Rp 1 akan menghasilkan Rp 1,19 Berdasarkan
analisis R/C ratio usaha tani kentang ini layak dan menguntungkan untuk
dijalankan karena memiliki nilai R/C ratio lebih dari satu.
d. BEP (Break Even Point) Unit
Total Biaya Produksi
Unit impas =
Harga jual produksi
Rp . 270.090 .000
=
30.000umbi
= 9.003 umbi
Artinya, jumlah produksi akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat
produksi mencapai 9.003 umbi
e. BEP (Break Even Poin) Produksi
Total Biaya
BEP Produksi =
Margin per Produksi
Rp 270.090 .000
=
1800
= Rp 150.050
Artinya, jumlah produksi akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat
produksi mencapai Rp. 150.050
Margin :
= ¿¿
= Rp. 16.205,-
= Rp. 2.701
a. Total Penerimaan
Total Penerimaan = Produksi benih kentang x harga jual
= 20.000 umbi x Rp. 16.205,-
= Rp. 345.680.000
b. Keuntungan
Keuntungan = Total Penerimaan – Total Biaya Produksi
= Rp. 345.680.000 – Rp. 288.082 .500
= Rp. 57.597.500
c. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio)
Total penerimaan
R/C =
Total Biaya Produksi
Rp . 345.680 .000
=
Rp. 288.082.500
= 1,19
Artinya, setiap pengeluaran Rp 1 akan menghasilkan Rp 1,19. Berdasarkan
analisis R/C ratio usaha tani kentang ini layak dan menguntungkan untuk
dijalankan karena memiliki nilai R/C ratio lebih dari satu.
d. BEP (Break Even Point)
Total Biaya Produksi
Unit impas =
Harga jual produksi
Rp . 288.082.500
=
Rp .17.284
= 16.667 kg
Artinya, jumlah produksi akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat
produksi mencapai 16.667 kg
e. BEP (Break Even Poin) Produksi
Total Biaya
BEP Produksi =
Margin per Produksi
Rp 270.090 .000
=
Rp 2.701
= Rp 99.996
Artinya, jumlah produksi akan mencapai titik impas (balik modal) pada saat
produksi mencapai Rp. 99.996
Pada Cv Harry’s Farm benih kentang konsumsi dibedakan menjadi 3 ukuran, yaitu ukuran S,
M dan L. Benih kentang ini dijual per satu umbi. Sedangkan kentang konsumsi dijual per satu
kilogram. Dari perhitungan finansial diatas mendapat kesimpulan bahwa dalam satu kali
panen dengan luas lahan sebesar 1 ha di CV Harry’s Farm, maka akan mendapatkan total
penerimaan Rp 324.000.000,- untuk ukuran S dengan harga jual produk Rp 2.160,- sehingga
keuntungan yang didapat Rp 53.910.000,-. Total penerimaan ukuran M sebesar Rp
331.500.000,-. Harga per umbi benih kentang ukuran M adalah Rp 1.700,-. Keuntungan yang
didapat sebanyak Rp 61.410.000,-. Untuk benih kentang ukuran L Total penerimaan sebesar
Rp 324.090.000,-. Harga per umbi Rp 10.803,-, mendapat keuntungan 54.000.000,-.
Sedangkan penerimaan untuk kentang konsumsi sebesar Rp 345.680.000,- dengan harga jual
kentang konsumsi Rp 13.504/kg, Maka keuntungan yang di dapat setelah total penerimaan
dikurangi oleh total biaya yang dikeluarkan yaitu sebanyak Rp 57.597.500,-. Hasil R/C ratio
dari semua ukuran benih kentang dan kentang konsumsi di CV Harry’s Farm pada
perhitungan diatas berada di angka lebih besar dari 1 yang artinya usaha tani ini layak dan
menguntungkan untuk dijalankan.