AGRIBISNIS KENTANG
Indian Aztec, Maya dan Inka sejak beberapa ribu tahun sebelum masehi. Bagi
pokok selain jagung, singkong dan ubi jalar. Kentang dibawa masuk ke benua
Eropa oleh bangsa Spanyol tahun 1794, dan dalam waktu sangat cepat menyebar
gandum. Bangsa Belanda membawa kentang ke Jawa tahun 1794. Pertama kali
berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya
satu kali berproduksi dan setelah itu mati. Umurnya relatif pendek, hanya 90–180
hari. Setiap 100 gram kentang mengandung kalori 347 kal., protein 0,3 g, lemak
0,1 g, karbohidrat 85,6 g, kalsium 20 mg, fosfor 30 mg, zat besi 0,5 mg, dan
16
17
dalam tubuh sehingga manusia dapat bergerak, berpikir, dan melakukan aktivitas-
olahan. Misalnya, kentang rebus, kentang goreng, aneka snack, perkedel, dan
berbagai jenis makanan lainnya (Samadi, 2007). Dalam dunia tumbuhan, kentang
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
1. Daun
pada batang tanaman. Bentuk daun oval sampai oval agak bulat dengan ujung
permukaan bagian bawah daun berbulu. Warna daun hijau muda sampai hijau
tua hingga kelabu. Ukuran daun sedang dengan tangkai pendek. Daun
2. Batang
Batang berbentuk segi empat atau segi lima, tergantung kultivarnya, tidak
sehingga mudah roboh bila terkena angin kencang. Warna batang umumnya
hijau tua, dengan pigmen ungu. Batang bercabang-cabang dan setiap cabang
jalan zat-zat hara dari tanah ke daun, juga untuk menyalurkan hasil
3. Akar
tumbuh menyebar ke arah samping dan menembus tanah datar. Akar tanaman
ada yang nantinya berubah bentuk dan fungsi menjadi bakal umbi (stolon),
yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang. Akar tanaman berfungsi untuk
berdirinya tanaman.
19
4. Bunga
Tanaman kentang ada yang berbunga dan ada yang tidak berbunga,
memiliki bunga dan benang sari berwarna kuning, sedangkan putik berwarna
putih. Bunga kentang tumbuh dari ketiak daun teratas. Jumlah tandan bunga
5. Umbi
vitamin, mineral, dan air. Ukuran, bentuk, dan warna umbi kentang
hingga besar. Bentuk umbi ada yang bulat, oval agak bulat (bulat lonjong),
dan bulat panjang. Umbi kentang ada yang berwarna kuning, putih, dan
yang selanjutnya dapat menjadi tanaman baru. Selain mengandung zat gizi,
umbi kentang mengandung solanin. Zat ini bersifat racun dan berbahaya bagi
yang memakannya. Racun solanin tidak dapat hilang apabila umbi tersembul
keluar dari tanah dan terkena sinar matahari. Umbi kentang yang masih
Pada zaman Hindia Belanda hanya ada beberapa jenis Kultivar kentang,
Intje. Kini telah banyak dikenal kultivar-kultivar baru yang lebih unggul dan
dibandingkan jenis lain. Bahkan, sampai sekarang masih banyak petani yang
warna daging umbi, kadar gula, dan kadar air umbi yang dihasilkan. Selain itu
juga tampak dari segi daya adaptasi terhadap lingkungan, ketahanan terhadap
berikut:
1. Kentang putih, yaitu jenis kentang dengan warna kulit dan daging umbi putih.
2. Kentang kuning, yaitu jenis kentang yang umbi dan kulitnya berwarna
3. Kentang merah, yaitu jenis kentang dengan warna kulit dan daging umbi
saja. Menurut Hernanto (1995), agribisnis mencakup semua kegiatan mulai dari
diantaranya adalah :
supplies) seperti bibit, pupuk, obat-obatan, alat pertanian, bahan bakar. Pelaku
kegiatan ini terdiri dari perusahaan swasta, koperasi, intansi pemerintah, bank
atau perorangan.
produksi baik yang berskala kecil maupun yang berskala besar. Pelaku
umum, agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem penyediaan
bercocok tanam, penggunaan bibit baru yang lebih baik, penggunaan pupuk dan
pemasaran hasil pertanian serta pengolahan hasil pertanian, diperlukan jasa dari
pestisida, pengadaan sumber air, pengadaan tenaga kerja, dan pengadaan alat-alat
suatu keharusan agar kegiatan usaha agribisnis kentang dapat berjalan dengan
baik.
1) Bibit
Bibit adalah bakal terjadinya tanaman, oleh karena itu bibit sangat
menentukan terhadap hasil yang akan dicapai. Bibit yang tidak baik hasilnya pun
penyakit. Menurut Samadi (2007), kriteria umbi yang baik untuk dijadikan bibit
Umbi berasal dari tanaman sehat, yaitu tanaman yang tidak terserang hama
Umbi sudah cukup tua dan berukuran seragam. Untuk memperoleh umbi
Umbi tidak cacat, kulitnya kuat, berukuran sedang, dan memiliki 3-5 mata
tunas.
2
Petani mendapatkan bibit kentang Kultivar Granola dengan dua cara, yaitu
dengan membeli dan menyisihkan hasil produksi atau panen. Petani membeli bibit
Granola dari para penangkar benih yang berada di sekitar Desa Pulosari maupun
yang berada di wilayah Kecamatan Pangalengan. Bibit yang dibeli dari penangkar
benih adalah bibit kentang bersertifikat. Harga bibit kentang bersertifikat dari
penangkar benih berbeda-beda, sesuai dengan generasi bibit yang akan dibeli
dijadikan bibit. Ada juga yang menyisihkan 50% hasil produksinya jika bibit yang
ditanam petani adalah bibit G2. Bibit kentang hanya bisa ditanam sampai generasi
2
kelima, setelah itu bibit lebih baik tidak digunakan lagi karena produktivitasnya
Menurut Samadi (2007), bibit yang siap tanam adalah telah melampaui
masa dormansi selama 4 sampai 6 bulan dan telah bertunas sekitar 2 cm. Berat
umbi bibit yang ideal adalah 30-45 gram. Sedangkan petani kentang Desa Pulosari
menggunakan bibit yang berat per butirnya antara 30-60 gram, telah disimpan
didalam gudang selama 3 sampai 4 bulan, dan telah bertunas sekitar 2-4 cm.
Untuk bibit yang berukuran besar, petani akan memotong atau membelah bibit
tersebut dengan tujuan menekan biaya produksi. Bibit tersebut dibelah menjadi
dua atau tiga bagian, menurut jumlah mata tunas. Petani mengatakan tidak ada
2) Pupuk
Penggunaan pupuk sangat penting bagi tanah yang kekurangan unsur hara
memerlukan pupuk organik dan pupuk anorganik dalam jumlah yang tepat agar
diperoleh hasil produksi yang tinggi. Pupuk organik yang digunakan bisa berupa
kotoran ayam, kambing, atau sapi. Pupuk anorganik yang digunakan sangat
bervariasi, ada yang menggunakan komposisi Urea, SP-36, dan KCl atau ZA, SP-
36, dan KCl. Waktu dan dosis pemberian pupuk dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
2
Tabel 8. Jadwal Pemberian Pupuk Pada Tanaman Kentang per Hektar per Satu
Musim Tanam
No Perlakuan Waktu Pemberian
0 HST 21 HST 45 HST
1 Pupuk Kandang 15-20 ton - -
2 Pupuk Kimia
- Urea - 220 kg 220 kg
- SP-36 500 kg - -
- KCl - 100 kg 100 kg
3 Pupuk Pelengkap Cair 7-10 hari sekali
Sumber : Kentang dan Analisis Usahatani (Samadi, 2007)
Keterangan: HST = hari setelah tanam
Pupuk organik yang digunakan oleh petani kentang Desa Pulosari adalah
kotoran ayam dengan frekuensi pemupukan satu kali dalam satu periode musim
tanam yaitu pada pemupukan dasar. Dosis pemberian pupuk organik 500-600
karung atau sekitar 20 ton per hektar per satu musim tanam. Petani
kotoran ayam yang berada di Desa Pulosari. Harga untuk per karungnya adalah
Pupuk anorganik yang digunakan adalah jenis pupuk tunggal yaitu: ZA,
SP-36, dan KCl. Ada juga petani yang menggunakan pupuk majemuk yaitu
NPK/Ponska. Frekuensi pemupukan dua sampai tiga kali dalam satu periode
musim tanam, sedangkan untuk dosis pemberiannya sendiri tidak ada takaran
yang pasti atau tepat. Hal tersebut disesuaikan dengan modal atau keuangan pada
kios-kios atau toko saprotan terdekat yang telah ditunjuk oleh pemerintah.
2
3) Pestisida
insektisida. Jenis pestisida kimia yang paling dominan dipakai oleh petani kentang
yang ada di kemasan, tetapi ada juga petani yang mengurangi dosis bahkan ada
yang memberikan dengan dosis yang tinggi. Hal tersebut disesuaikan dengan
intensitas serangan hama penyakit yang menyerang tanaman kentang dan keadaan
pestisida lebih tinggi jika dibandingkan dengan musim kemarau. Hal tersebut
disebabkan ketika musim penghujan, hama dan penyakit lebih cepat menyerang
tanaman. Pestisida diperoleh petani dengan cara membeli di kios-kios atau toko
saprotan terdekat.
4) Pengairan
Sumber air yang digunakan petani kentang Desa Pulosari untuk mengairi
lahan kentang maupun untuk campuran yang digunakan bersama pestisida berasal
dari sungai atau selokan dan mata air, yang disedot dengan menggunakan mesin
tersebut dibuat oleh masing-masing pemilik lahan. Ada juga yang dibuat dengan
bergotong royong oleh para petani, jarak untuk setiap tempat penampungan air
2
tersebut berkisar antara 200-300 meter. Penyaluran air untuk ke setiap lahannya
adalah dengan menggunakan selang, dan tidak ada sistem pengaturan penggunaan
air secara tepat ataupun secara tertulis. Setiap petani berhak mendapatkan air dan
ketersediaan air.
5) Peralatan Pertanian
kegiatan persiapan lahan hingga panen dan pasca panen. Alat pertanian yang
umumnya dimiliki petani kentang adalah cangkul, garpu tanah, sabit, hand
sprayer, power sprayer, drum, dan selang. Alat-alat tersebut diperoleh dengan
cara membeli di kios-kios atau toko saprotan terdekat, kecuali untuk power
sprayer hanya dapat dibeli di kota-kota besar seperti Kota Bandung dan Jakarta.
2
6) Tenaga Kerja
Pulosari maupun dari luar Desa Pulosari. Sistem yang digunakan adalah sistem
upah harian dan upah borongan. Kebaikan sistem borongan sendiri adalah
singkat, namun untuk kualitas hasil pekerjaan biasanya kurang baik karena
dengan sistem kerja borongan adalah seperti persiapan lahan dan pembuatan
penelitian diperoleh upah harian tenaga kerja pria adalah sebesar Rp 15.000.- dan
upah harian tenaga kerja wanita adalah sebesar Rp 12.500,-, jam kerja dari pukul
06.00 WIB sampai 13.00 WIB. Untuk tenaga kerja tunggu malam atau biaya
I. Usahatani
(lahan), tenaga kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan
pertanian.
- Lahan
sebagai unsur usahatani, lahan sebagai modal tetap, dan lahan sebagai faktor
- Tenaga Kerja
Tenaga kerja sebagai faktor produksi mengandung arti bahwa tidak ada
tenaga kerja tersebut maka sistem produksi tersebut tidak dapat berjalan.
Besar kecilnya peranan tenaga kerja terhadap hasil produksi usahatani akan
kelamin, umur, pengalaman kerja, alat bantu yang diberikan serta tingkat
- Modal
Dalam arti ekonomi, modal adalah sebagian produksi yang disisihkan untuk
produksi usahatani, sebab apabila modal tidak ada maka akan mempengaruhi
Monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam
satu jenis tanaman pada satu areal. Pola tanam juga dirotasikan dengan tanaman
1) Persiapan Lahan
yang baik untuk tanaman, menekan pertumbuhan gulma, dan memperbaiki sifat
fisik, kimia, dan biolagi tanah (Jumin, 2005). Sebelum penanaman umbi kentang,
tahap pertama lahan harus terlebih dahulu dibajak dengan tujuan untuk
bedengan dengan ukuran lebar 70-100 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan
adalah 40 cm dengan kedalaman 30 cm. Tahap ketiga, diberikan pupuk dasar yang
berupa pupuk organik dan anorganik, idealnya seminggu sebelum tanam. Jarak
Persiapan lahan yang dilakukan oleh petani kentang Desa Pulosari yang
pertama adalah membersihkan lahan yang akan ditanami dari gulma, kemudian
jalur semprot/air. Jalur semprot/air dibuat dengan ukuran lebar 6 meter dan
3
Pupuk dasar yang terdiri dari pupuk organik dan anorganik diberikan sebelum
tanam. Pemberian pupuk dasar dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan
kembali dengan tanah dan dengan dibenamkan pada sebelah kiri dan kanan
lubang tanam. Kebutuhan pupuk organik mencapai 500-600 karung atau sekitar
20 ton per hektar. Pupuk anorganik juga diberikan sebagai pupuk dasar bersamaan
Untuk tata cara persiapan lahan budidaya kentang dengan sistem MPHP,
tanah yang sudah dibersihkan dari gulma dan dibajak kemudian dibuat guludan
berukuran lebar 140 cm, tinggi 30 cm, dan jarak antar guludan 30 cm. Kemudian
jumlah pupuk hampir sama seperti di atas), selanjutnya pupuk tersebut ditutup
pemasangan MPHP pada setiap guludan dan membuat lubang tanam dengan jarak
tanam 35 x 70 cm. Pada setiap guludan dapat ditanami 2 sampai 3 baris tanaman.
Penggunaan sistem MPHP pada tanaman kentang biasa dilakukan petani saat
musim hujan.
3
2) Penanaman
Indonesia dikenal 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Saat tanam
yang tepat untuk tanaman kentang adalah pada musim kemarau, tepatnya pada
akhir musim hujan, sekitar bulan April-Juni. Tanaman kentang juga dapat ditanam
di luar musim, yaitu pada musim hujan namun resiko gagal panen akan sangat
waktu tanam. Penanaman bibit kentang di kebun baik dilakukan pada pagi atau
sore hari. Penanaman pada siang hari sering kali menyebabkan tanaman layu atau
bahkan mati. Jarak tanam dibuat dengan tujuan agar tidak terjadi persaingan antar
tanaman kentang dalam mendapatkan unsur hara, radiasi matahari, air, dan ruang
ditanam dengan jarak tanam 30 cm dengan kedalaman lubang tanam 8-10 cm.
Cara menanam bibit kentang sangat sederhana, umbi diletakkan secara mendatar
yaitu: musim kemarau, antara bulan 3 atau 4 sampai bulan 8; ngawuku, bulan 9
sampai bulan 11; dan morekat, bulan 11 sampai bulan 2 atau 3. Jarak tanam untuk
menanam bibit kentang, bibit yang telah dipersiapkan dan telah tumbuh tunas
sekitar 2-4 cm ditanam pada lubang tanam yang telah tersedia dengan jumlah bibit
per lubang adalah satu. Bibit diletakkan secara mendatar dengan tunas menghadap
ke atas, lalu tutup bibit dengan tanah. Penanaman biasa dilakukan pada pagi hari.
3) Penyulaman
Tanaman yang kurang baik pertumbuhannya seperti kerdil, rusak, atau mati harus
tanaman akan tetap seperti semula sehingga tidak akan terjadi penurunan
2007). Menurut hasil penelitian, petani kentang Desa Pulosari tidak melakukan
penyulaman pada tanaman kentang baik yang mati, kerdil, maupun rusak. Petani
hanya akan mencabut tanaman yang telah mati dan membuangnya atau mengubur
tanaman yang telah mati tersebut agar tidak menjadi sumber penyakit bagi
4) Pengajiran
Pemasangan ajir dilakukan tiga minggu setelah tanam atau pada 21 HST
(hari setelah tanam). Tiap tanaman dipasangi satu ajir yang posisinya tegak.
3
Pengajiran bertujuan untuk tanaman agar tumbuh tegak ke atas dan memperoleh
5) Pemupukan
220 kg dan KCl 100 kg. Dan pemupukan susulan kedua dilakukan pada 45 HST,
penggunaan dosis urea dan KCl masih sama dengan pemupukan susulan pertama.
Interval pemakaian pupuk pelengkap cair (PPC) disesuaikan dengan anjuran pada
Pada petani kentang Desa Pulosari, dosis dan waktu pemupukan susulan
pertama dan kedua sangat bervariasi. Ada petani yang melakukan pemupukan
susulan pada saat pembumbunan pertama dan kedua atau pada saat usia tanaman
kentang memasuki 20 HST dan 40 HST. Ada juga petani yang melakukan
pemupukan susulan pada saat tanaman kentang memasuki usia 25 HST dan 45
HST. Dosis pemupukan susulan dari 250 kg sampai 750 kg pupuk. Pemberian
kemudian pupuk ditimbun kembali dengan tanah. Untuk lahan budidaya kentang
6) Pengairan
Pengairan harus dilakukan secara rutin, sekali seminggu atau setiap 3-4
hari sekali tergantung cuaca. Pada musim penghujan biasanya tidak dilakukan
pengairan. Waktu pengairan yang paling baik adalah pada pagi atau sore hari,
disaat penyinaran matahari tidak terlalu terik dan penguapan tidak terlalu tinggi.
3
Cara pengairan adalah dengan dileb atau digenangi air hingga tanah basah dan
tanaman. Fungsi air terutama untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan
tanaman akan layu karena tidak ada keseimbangan antara besarnya penguapan
Keterlambatan pemberian air dapat menyebabkan umbi pecah. Oleh karena itu,
dilakukan 2-3 hari sebelum pemupukan susulan, agar pupuk anorganik yang
dilakukan sebanyak dua kali selama penanaman, yakni pada umur 30 HST dan 50
kentang yang terbentuk terkena sinar matahari karena dapat menimbulkan racun
pertama jika tanaman kentang sudah memasuki usia 20 HST. Dan penyiangan dan
HST. Pada tanaman kentang yang menggunakan sistem MPHP tidak ada kegiatan
pembumbunan pertama maupun kedua, oleh karena itu guludan dibuat dengan
sedikit tinggi.
8) Pemangkasan Bunga
bunga tidak dipangkas, akan terjadi persaingan penggunaan unsur hara untuk
tanaman, perlu mempelajari gejala atau sindrom yang ditimbulkan. Setiap jenis
hama atau penyakit yang menyerang tanaman kentang menimbulkan gejala yang
3
berbeda-beda dan spesifik. Dengan mempelajari gejala secara teliti dan cermat,
hama dan penyakit penyebabnya dapat diketahui secara dini. Dengan demikian,
dapat dicarikan cara pengendalian yang tepat sesuai dengan faktor penyebabnya.
a) Cara Preventif
beberapa cara, seperti penanaman jenis atau varietas yang tahan terhadap
tanam, pengolahan tanah yang baik dan intensif, pengaturan jarak tanam yang
tepat dan teratur sesuai dengan varietasnya, pengairan yang baik, dan
b) Cara Kuratif
terinfeksi atau terserang hama dan penyakit. Tindakan kuratif dapat dilakukan
hewan yang menjadi predator atau musuh alami hama di areal pertanaman
yang terserang.
bagian tanaman yang telah menjadi sarang telur dan nimfanya atau yang
dan lain-lain.
Ada beberapa teknik bercocok tanam yang dapat diterapkan, antara lain
(inang) yang cocok bagi hama atau penyakit, serta pengelolaan tanah, air,
kuratif atau perlindungan tanaman setelah tanaman terinfeksi atau terserang hama
dan penyakit, tindakan kuratif tersebut dilakukan dengan cara mekanis dan cara
kimiawi. Pengendalian hama dan penyakit mulai dilakukan bila tanaman kentang
penyakit apa yang menyerang, hal ini bertujuan untuk menentukan jenis pestisida
hama dan penyakit yang menyerang tanaman juga disesuaikan dengan kondisi
keuangan petani itu sendiri. Penyemprotan biasa dilakukan petani kentang antara
10) Panen
Mutu umbi akan rendah apabila dipanen pada umur yang kurang sesuai.
Jika dipanen terlalu muda, umbi kentang yang diperoleh kecil-kecil atau besarnya
belum optimal dan umbi kentang masih mengandung racun solanin yang cukup
tinggi dan membahayakan kesehatan. Kondisi ini ditandai oleh warna hijau pada
umbi. Sebaliknya, umbi kentang yang dipanen terlalu tua biasanya sudah
mengeras dan retak-retak, kurang enak apabila dikonsumsi. Umur panen kentang
berkisar antara 90-180 hari, tergantung kultivarnya. Kentang sudah dapat dipanen
apabila daun-daun tanaman telah berubah warna dari hijau menjadi kekuning-
kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit, serta batang tanaman telah
agak mengering atau menguning. Panen yang dilakukan pada siang hari kurang
4
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, saat cuaca cerah atau tidak hujan.
Air hujan yang membasahi umbi kentang dapat menyebabkan umbi cepat rusak.
Cara memanen umbi kentang sangat sederhana dan mudah dilakukan. Akan tetapi,
dapat menimbulkan kerusakan atau pelukaan pada umbi apabila tidak hati-hati.
garpu tanah atau cangkul dengan cara mencangkul tanah di sekitar umbi, lalu
dengan menggunakan sabit. Tinggi batang yang dipangkas sekitar 5-7 cm dari
permukaan tanah. Semua batang hasil pangkasan harus dibuang atau dikubur agar
dilakukan pemangkasan batang atau kurang lebih pada saat tanaman berumur
4
antara 100 HST sampai 105 HST. Waktu paling baik untuk panen kentang adalah
pada saat cuaca terang di pagi hari. Proses pemanenan pertama yang harus
menggunakan tangan.
selepas panen akan sangat besar, apabila tidak ada penanganan yang baik.
Kerugian lepas panen akan menurunkan jumlah produksi dan mutu produksi.
pengertian kegiatan untuk mencegah kerusakan hasil akibat serangan hama atau
penyakit, gangguan fisiologis, dan gangguan non parasiter atau lingkungan yang
Penyimpanan
Pembersihan Sortasi Grading
Pengemasan
Pengangkutan
1) Pembersihan
Umbi kentang hasil panen umumnya kotor karena masih terdapat sisa-sisa
tanah. Disamping itu juga, masih terdapat sisa-sisa tanaman seperti daun, batang,
ataupun akar-akar tanaman yang menempel pada umbi. Kotoran dan bagian dari
tanaman yang masih menempel pada umbi dapat menjadi sumber kontaminasi
penanganan selanjutnya.
yang sudah dipanen yaitu dengan membiarkan umbi yang telah diangkat dari
dalam tanah berada di atas permukaan tanah. Hal tersebut dimaksudkan supaya
umbi terangin-anginkan dan terkena sinar matahari langsung sehingga kulit umbi
2) Sortasi
Sortasi pada kentang adalah kegiatan memisahkan umbi yang baik dan
sehat, yaitu umbi yang tidak cacat dan tidak terserang hama atau penyakit, dari
4
umbi yang rusak, yaitu umbi yang cacat atau terserang hama ataupun penyakit.
Kegiatan ini dapat mencegah penularan penyakit dari umbi yang sakit atau rusak
sortasi harus dilakukan di tempat yang cukup terang, supaya umbi kentang yang
3) Grading
kelompok tertentu, seperti menurut ukuran besar umbi atau beratnya. Dari
kegiatan grading diperoleh hasil umbi yang seragam, baik ukuran maupun
grading dilakukan oleh bandar. Petani hanya akan memisahkan umbi kentang
yang berukuran kecil, yaitu umbi yang berukuran <60 gram untuk dijadikan bibit
kembali dan yang ukuran beratnya >60 gram dijual kepada bandar.
4
4) Pengemasan
suhu dan udara yang tinggi, ataupun kerusakan akibat serangan patogen. Menurut
Rismawati (2009), syarat-syarat kemasan yang baik adalah tidak toksik (beracun),
dapat menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, serta ukuran, bentuk, dan
berat harus sesuai dengan bahan yang akan dikemas. Jenis kemasan yang
digunakan petani kentang Desa Pulosari untuk mengemas umbi kentang adalah
karung waring.
kerugian akibat kerusakan lepas panen. Untuk itu diperlukan teknik penyimpanan
yang baik dan benar. Ada banyak cara penyimpanan yang dapat dilakukan agar
4
kualitas umbi tetap baik, seperti pengaturan suhu di dalam ruang penyimpanan,
waktu 2–3 hari untuk satu hektar luas tanam. Penyimpanan dilakukan di tempat
yang teduh. Biasanya petani membuat gubug atau saung yang terbuat dari terpal
karung waring, dan langsung dilakukan pengangkutan oleh bandar. Bandar akan
dengan barang lain (nilai uang). Pasar dapat tercipta karena adanya produsen atau
kentang banyak sekali macamnya, misalnya pasar induk, pasar tradisional, pasar
ini menimbulkan jalur tata niaga atau jalur pemasaran. Lembaga tata niaga dapat
sangat mempengaruhi tingkat harga di pasaran (yang dibayar oleh konsumen) dan
di tingkat petani (yang diterima oleh petani). Tingginya tingkat harga di pasaran
dapat terjadi apabila dalam pemasaran barang banyak lembaga tata niaga yang
(Samadi, 2007).
Petani Produsen
I
V II Tengkulak V
Pedagang Pengumpul
IV
III
Pedagang Besar Eksportir
Industri Makanan
Pedagang Pengecer
Konsumen
Sumber : Kentang dan Analisis Usahatani (Samadi, 2007)
banyak lembaga tata niaga, yakni dari petani ke tengkulak, tengkulak ke pedagang
panennya kepada pedagang besar atau grosir tanpa melalui tengkulak dan
konsumen.
Pada jalur pemasaran III, petani produsen melalui tengkulak dan pedagang
menjualnya kepada konsumen. Pada jalur IV, petani produsen dapat langsung
petani produsen menjual hasil panen langsung kepada eksportir atau industri
makanan.
Petani Bandar
Transaksi kesepakatan harga dilakukan antara petani dan bandar seminggu atau
dua minggu sebelum panen. Transaksi dilakukan di pasar Pangalengan, dari pukul
05.00 WIB sampai 09.00 WIB. Pada jam tersebut pasar Pangalengan dipenuhi
oleh bandar dan petani sayuran, salah satunya adalah petani kentang. Jika petani
kentang dan bandar sudah saling mengenal, petani cukup menghubungi bandar via
telepon.
tersebut didasarkan hanya pada pertimbangan kepraktisan dan waktu yang singkat,
digrading dan yang belum digrading (Lampiran 6). Kegiatan grading hanya
dilakukan oleh bandar. Petani hanya memisahkan umbi yang berukuran kecil
yaitu umbi yang berukuran <60 gram untuk dijadikan bibit, sisanya tersebut yang
petani jual kepada bandar. Harga yang diberikan bandar kepada petani yaitu
bulan Februari sampai Maret 2012 harga kentang dari bandar adalah Rp 4.000,-
Jika petani sudah sepakat dengan harga jual yang ditawarkan oleh bandar,
tanggal yang diberikan oleh petani. Bandar kemudian menjual kentang dengan
tujuan utama pemasaran yaitu pasar induk Kramat Jati, pasar induk Caringin,
kaitannya dengan sektor lainnya. Jadi subsistem pendukung atau penunjang adalah
pendidikan.
5
usahataninya sebagian berasal dari modal petani itu sendiri, namun ada beberapa
kepada bandar sebelumnya dibuat perjanjian yaitu petani tersebut akan menjual
penerimaan hasil panen petani tersebut akan dikurangi dengan jumlah uang modal
yang telah dipinjam. Peminjaman modal kepada bandar juga menjadikan petani
Menurut data profil Desa Pulosari, desa ini memiliki 4 unit kelompok tani
namun semuanya jarang yang aktif dikarenakan jumlah penyuluh lapangan yang
penjualan pestisida.
Balai Benih Induk (BBI) kentang Pangalengan, menjadi salah satu tempat
pendidikan atau pelatihan bagi para petani atau petugas dari Dinas Pertanian di
seluruh Indonesia. Selain sebagai tempat pendidikan atau pelatihan, BBI juga
dijadikan sebagai tempat penghasil benih kentang G2. BBI dilengkapi fasilitas
pendukung seperti laboratorium modern, gudang bibit, dan lahan pembibitan. BBI
Pangalengan menjadi salah satu sentra bibit kentang untuk Indonesia. Selain BBI,
penangkar benih yang berada di sekitar Desa Pulosari maupun yang berada di
kentang G3.
5
dimiliki Desa Pulosari dalam keadaan baik dan mampu menghubungkan desa
tersebut dengan daerah lainnya, baik ibu kota kecamatan maupun dengan kota
kabupaten. Meskipun 4.450 km jalan Desa Pulosari dalam keadaan rusak, namun
jalan tersebut masih dapat dilalui oleh kendaraan seperti sepeda motor, mobil, dan
truk.
hanya ada satu unit warung internet di desa ini, namun hampir dari setengah
mendapatkan informasi. Selain itu, sebagian dari penduduk juga memiliki televisi
lainnya.
produksi seperti halnya dalam usahatani kentang. Biaya adalah segala sesuatu
yang membantu atau mengurangi suatu tujuan atau suatu manfaat (Gittingger,
1986). Sedangkan menurut Rodjak (2006) secara singkat dapat dikatakan bahwa
biaya adalah semua faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu
Secara luas, biaya dapat diartikan suatu pengorbanan ekonomi yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi untuk tujuan
tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya adalah pengorbanan ekonomi untuk
Komponen biaya dalam suatu usaha terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan
biaya variable (variable cost). Lebih lanjut lagi menurut Mulyadi (1993) biaya
tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan
volume kegiatan dalam periode produksi tertentu, diantaranya sewa lahan, pajak
Nilai sisa adalah nilai pada waktu alat tersebut tidak bisa digunakan lagi atau
bernilai nol.
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dan sifatnya habis dalam
satu kali proses produksi, yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan volume
produksi seperti biaya pupuk, benih/bibit, upah tenaga kerja dan lain-lain,
sedangkan biaya total (total cost) adalah semua jenis pengeluaran dalam usahatani
Ada pendapat dari ahli lain yang juga mengemukakan definisi mengenai
biaya. Sukirno (1998), biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya eksplisit dan
pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah
dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya implisit (tersembunyi)
adalah taksiran pengeluaran atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu
petani, modal sendiri yang digunakan dalam perusahaan, dan bangunan yang
Biaya tetap yang dihitung dalam penelitian ini meliputi biaya sewa lahan
dalam usahatani kentang terdiri dari: cangkul, sabit, garpu tanah, pompa manual,
Biaya tidak tetap (variabel cost) merupakan jenis biaya yang jumlahnya
dalam penelitian ini meliputi biaya pembelian bibit, pupuk kandang, pupuk kimia,
usahatani sebesar Rp 39.506.832,- per hektar per satu musim tanam. Total biaya
tersebut meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan
sebesar Rp 3.116.582,- meliputi biaya sewa lahan dan biaya penyusutan peralatan
meliputi biaya pembelian bibit, pupuk kandang, pupuk kimia, pestisida, solar, dan
upah tenaga kerja. Berikut adalah rincian rata-rata total biaya usahatani petani
Tabel 11. Rata-rata Total Biaya Usahatani Petani Kentang per Hektar per Satu
Musim Tanam
No Jenis Biaya Rata-rata (Rp/Ha)
1. Biaya Tetap
a. Sewa Lahan 2.350.000
b. Biaya Penyusutan Peralatan Pertanian 766.582
Sub Total 3.116.582
2. Biaya Variabel
a. Bibit 19.500.000
b. Pupuk Kandang 4.725.000
c. Pupuk Kimia 2.875.000
d. Pestisida 4.551.000
e. Solar 169.875
f. Tenaga Kerja 4.569.375
Sub Total 36.390.250
Total Biaya Usahatani 39.506.832
Penerimaan adalah jumlah uang yang diterima petani dari hasil penjualan
usahatani yang terjual maupun yang dikonsumsi sendiri baik yang digunakan
kembali untuk bibit atau yang disimpan di gudang. Selisih penerimaan dengan
melanjutkan usahataninya.
diperhitungkan.
5
penerimaan usahatani dengan total biaya usahatani. R/C rasio digunakan untuk
mengetahui kelayakan usahatani. Jika R/C ratio lebih dari satu maka usaha
tersebut menguntungkan untuk diusahakan. Jika R/C ratio lebih kecil dari satu
maka usaha tersebut berada dalam kerugian. Jika R/C ratio sama dengan satu
maka usaha tersebut berada dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi (break
even point).
Pada saat penelitian, harga jual kentang dari bandar yaitu sebesar Rp
Tabel 12. Rata-rata Penerimaan, Pendapatan, dan R/C Pada Petani Kentang per
Hektar per Satu Musim Tanam
No Jenis Biaya Rata-rata/Ha
1. Total Biaya Usahatani Rp 39.506.832
2. Volume Produksi 20.375 kg
3. Harga Jual Rp 4000
4. Total Penerimaan Rp 81.500.000
5. Total Pendapatan Rp 41.993.168
6. R/C 2,06
atau usahatani. Dari hasil perhitungan R/C rasio usahatani kentang diperoleh nilai
sebesar 2,06, yang dapat diartikan bahwa setiap penambahan biaya sebesar Rp
penjelasan tersebut, terlihat bahwa petani kentang memiliki R/C rasio > 1, yang