1. PENDAHULUAN
(Rukmana, 2005).
Bawang daun adalah salah satu jenis tanaman sayuran yang berpotensi
segar tidak hanya untuk pasar dalam negeri melainkan juga pasar luar negeri.
Jenis bawang daun yang diekspor ke Singapura dan Belanda adalah bawang prei.
berasal dari perusahaan mie instant yang menggunakan bawang daun sebagai
Peluang bawang daun cukup baik dan cerah karena dibutuhkan oleh
Kebutuhan akan bawang daun ini meningkat seiring dengan kenaikan jumlah
Bawang daun banyak mengandung saponin, tanin, dan minyak atsiri, dan
kembung, batuk, flu, sesak nafas karena flu, diuretik, diaforetik, nyeri sendi dan
bagi tata ekonomi rumah tangga maupun negara. Sumbangan dari usaha tani
dan peningkatan ekspor. Untuk mendapatkan nilai jual hasil panen yang tinggi
Sortasi sangat penting dilakukan untuk menambah nilai jual bagi produk
sayuran terutama bawang daun, selain itu sortasi dapat menambah ketertarikan
konsumen untuk membelinya karena berbeda dengan bawang daun yang dijual di
pasaran. Pemisahan komoditas yang layak pasar yaitu bawang daun yang
memiliki kualitas segar dan tidak cacat (rusak), dan yang tidak layak pasar, yaitu
bawang daun yang cacat (rusak), yang terkena hama dan penyakit. Kegiatan
sortasi dapat menambah keuntungan yang sangat besar karena dengan melakukan
sortasi ini harga jual pada bawang daun berbeda harganya dengan harga jual
Salah satu perusahaan yang melakukan sortasi bawang daun adalah P4S
Agrofarm Cianjur. P4S Agrofarm Cianjur melakukan sortasi bawang daun untuk
meningkatkan nilai jual bawang daun, karena komoditas hasil pertanian pada
umunya bersifat mudah rusak dan tidak memiliki umur simpan yang panjang.
Apabila tidak melakukan sortasi, nilai jual bawang daun akan menurun drastis.
Agar kualitas dan kesegaran bawang daun tetap dapat dipertahankan selama
penanganan sayuran seperti sortasi bawang daun, karena itu sortasi merupakan
salah satu faktor penting dalam meningkatkan nilai jual di P4S Agrofram Cianjur.
sayuran, Karena biasanya lahan sayur terletak jauh dari daerah pemasaran
pada sistem ini P4S Agrofarm Cianjur langsung memasarkan sayuran yang telah
mengikat bawang daun yang telah bersih dengan menggunakan selotip fresh.
karung, lain halnya dengan P4S Agrofarm Cianjur yang menggunakan keranjang
sayur (kontener) disamping itu juga menggunakan kemasan sehingga mutu sayur
1.2. Tujuan
Mahasiswa) adalah:
1. Untuk mengetahui cara budidaya, panen dan pasca panen dan pemasaran
2. Mengetahui sortasi untuk dapat meningkatkan nilai jual dari produk bawang
Bawang daun diduga berasal dari daerah Asia Tenggara (Cina dan Jepang)
yang memiliki iklim panas (tropis). Pada mulanya, tanaman bawang daun tumbuh
peradaban manusia tanaman ini dibudidayakan sebagai bahan sayur (daun dan
batang) dan bahan obat (akar, batang dan daun). Di Indonesia, budidaya bawang
daun pada mulanya terpusat di pulau Jawa (Jawa Barat dan Jawa Timur), terutama
2005).
skala agribisnis cukup cerah, karena pemasaran hasilnya tidak hanya dilakukan di
dalam negeri (domestik), tetapi juga keluar negeri (ekspor). Pasar yang potensial
untuk ekpor bawang daun segar antara lain Jepang, Malaysia, Singapura, Taiwan,
dan negara lainnya. Sedangkan untuk pasar bawang daun adalah Belanda,
Jerman, Australia dan negara lainnya. Permintaan pasar jepang terhadap bawang
2.2. Taksonomi
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliaceace
Genus : Allium
semua arah di sekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak mempunyai akar
tunggang. Perakaran bawang daun cukup dangkal, antara 8-10 cm, perakaran
bawang daun dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang
gembur, subur, mudah menyerap air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup
Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang
semu. Batang sejati dan batang semu berukuran sangat pendek, berbentuk cakram,
dan terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah (Rukmana, 2004).
menyerupai pipa, dan bagian ujungnya meruncing ukuran panjang bawang daun
sangat bervariasi, antara 18-40 cm, tergantung pada varietasnya. Daun berwarna
muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus. Tanaman bawang daun
Bunga bawang daun tergolong bunga sempurna (bunga jantan dan betina
pada satu bunga). Bunga secara keseluruhan berbentuk panjang majemuk atau
panjang berganda dan berwarna putih. Tangkai tandan bunga keluar dari dasar
cakram, merupakan tunas inti yang pertama kali muncul seperti halnya daun
biasa, namun lebih ramping, bulat, bagian ujungnya membentuk kepala yang
meruncing seperti tombak, dan terbungkus oleh lapisan daun (seludang). Panjang
Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang, berukuran kecil,
dan berwarna hijau muda. Satu bawang daun mengandung 6 biji yang berukuran
sangat kecil. Dalam satu tandan terdapat sekitar 61-74 buah (Rukmana, 2004).
Biji bawang daun yang masih muda berwarna hijau dan setelah tua
berwarna hitam, berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan
berkeping satu. Biji bawang daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan
2.3.7 Umbi
perkembangan umbi berbeda dangan jenis bawang lainnya. Umbi yang berbentuk
pada bawang daun berukuran kecil. Umbi ini dapat digunakan untuk mengobati
tani daun adalah suhu, kelembaban udara, curah hujan, penyinaran matahari, dan
1. Suhu
Bawang daun mengkehendaki suhu udara berkisar antara lebih 19 – 24 °C.
Daerah yang memiliki kisaran suhu udara tersebut adalah yang memiliki
ketinggian 400 -1.200m di atas permukaan laut (dpl). Oleh karena itu,
bawang daun cocok bila di tanam di daerah tersebut. Suhu udara yang tinggi
(lebih 24 °C) dapat menyebabkan bawang daun tidak dapat tumbuh dengan
baik.
2. Kelembaban udara
sedikit dan tidak subur. Kelembaban udara yang rendah juga menyebabkan
tanaman sulit menyerap zat hara nitrogen (N) dan fosfat (P). Demikian pula
bila kelembaban udara terlalu tinggi, zat nitrogen sulit diserap oleh tanaman.
3. Curah hujan
Bawang daun dapat ditanam sepanjang tahun (sepanjang musim). Bila
bawang daun tergolong tanaman yang tahan terhadap hujan sehingga dapat
ditanam pada musim hujan serta memberikan hasil yang cukup baik. Curah
hujan yang cocok bagi bawang daun sekitar 1.000-1.500 mm/tahun. Daerah
4. Penyinaran Matahari
350-400 kal/cm setiap hari. Intesitas sinar matahari yang cukup akan
daun, anakan, batang, dan perakaran. Disamping itu, sinar matahari yang
5. Sifat tanah
tanah yang meliputi: sifat fisik, sifat kimia, sifat biologis, dan letak
a) Keadaan fisik
Sifat tanah yang cocok bagi tanaman bawang daun adalah tanaman
gembur, memiliki solum tanah yang cukup dalam dan mudah mengikat
air. Kondisi fisik tanah yang baik akan meningkatkan pertumbuhan dan
penyerap zat hara (makanan) didalam tanah dan dapat berjalan dengan
baik. Jika sifat fisik bahan tanah gembur , peredaran udara berlangsung
b) Sifat kimia
Kondisi tanah yang cocok dan baik untuk bawang daun adalah tanah
yang memiliki derajat keasaman tanah (pH tanah) berkisar antara 6,5-7,5.
hara seperti magnesim (Mg), boron (B), dan molibdenun (Mo) menjadi
c) Sifat biologis
Sifat biologis tanah yang baik adalah yang banyak mengandung humus,
unsur hara yang berguna untuk tanaman, dan jasad renik (organisme
d) Letak geografis
ketinggian 250m dpl. Namun, hasil yang diperoleh tidak sebaik bawang
2005).
sebagai berikut:
1. Pengadaan bibit
Dalam budidaya bawang daun ini bibit yang digunakan adalah benih yang
telah memiliki sertifikat, varietas yang digunakan adalah varietas hibrida. Ada 2
g) Tanaman dipupuk dengan pupuk daun sebanyak 1/3 - 1/2 dosis anjuran
tanamkan.
a) Rumpun yang akan dijadikan bibit berumur 2,5 bulan dan sehat
2. Persiapan Lahan
setelah itu lahan dibersihkan terlebih dahulu secara manual dan semi manual.
Pengolahan kedua dilakukan dengan menggunakan koret, garu, dan cangkul agar
tanah menjadi gembur dan bisa menghasilkan bawang daun yang baik. Jarak
bedengan dengan ukuran 80 x 100 cm. Dan lalu pemberian pupuk kandang secara
3. Pemupukan
dan dosis pupuk yang di berikan adalah Urea sebanyak 30-40 kg/ha atau ZA 50-
60 kg/ha. Jumlah dosis pupuk tersebut dapat diberikan sekaligus pada waktu
tanaman berumur 3-4 minggu setelah tanam , atau dua kali yaitu pada umur 3-4
minggu dan 6 minggu setelah tanam masing – masing setengah dosis. Perkiraan
tahun asalkan kesedian air yang memadai. Tanaman ini tergolong tahan terhadap
air hujan. Waktu tanam yang paling baik adalah pada awal musim hujan atau awal
2. Bibit ditanam di antara tanaman utama yang berumur lebih panjang dari
bawang daun.
3. Sebelum kanopi tanaman utama saling menutup, bawang daun harus sudah
dipanen.
4. Sistem tumpang sari yang sekarang banyak ditanam adalah dengan tanaman
5. Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau
(Maret).
9. Tanam bibit dalam lubang dan padatkan tanah di sekitar pangkal bibit pelan-
pelan.
5. Pemeliharaan
pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan pada saat satu minggu
setelah tanam. Penyiraman harus rutin dilakukan agar pertumbuhan bawang daun
tidak terganggu. pada tanaman bawang daun harus dilakukan penyiangan secara
rutin agar produksi dari tanaman bawang daun tidak menurun yang disebabkan
oleh gulma. Hama dan penyakit pun bisa datang jika gulma tidak disiang. selain
disiang juga dilakukan pembumbunan agar pupuk tidak larut terbawa oleh air.
Hama dan Penyakit yang menyerang tanaman bawang daun adalah sebagai
berikut:
Pengendalian :
Pengendalian :
Pengendalian :
Pengendalian :
pengendalian :
Gejala :
dan busuk.
Pengendalian :
Gejala :
daun bawah rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak.
Pengendalian :
adalah dengan kultur teknis, fisik mekanis, cara biologi, dan cara kimiawi
(Anonimous, 2015)
Penggunaan bibit dari varietas yang tahan penyakit, bermutu, dan sehat
Penggunaan jarak tanam, pola tanam, dan waktu tanam yang tepat.
Sanitasi
penyakit
dari tanaman
c. Pengendalian Biologi
d. Pengendalian Kimiawi
pestisida hayati dan sintesis, adapun uraian pestisida tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Pestisida Hayati
2) Pestisida Sintesis
Bahan aktif dari hasil sintesis kimia. Usaha untuk memperkecil dampak
Tepat Jenis
Tepat Mutu
Pestisida sintesis yang digunakan harus bermutu baik. Untuk itu, pilih
Tepat Sasaran
penggunaan pada label kemasan, dan tepat dosis untuk memberantas atau
Tepat Waktu
Aplikasi pestisida dilakukan pagi atau sore hari, saat udara cerah, amgin
tidak terlalu kencang dan tidak hujan. Disamping itu, penyakit masih
berada pada stadia awal, dan populasi atau intensitas seranganya sudah
Cara aplikasi pestisida yang digunakan harus sesuai antara alat yang
penyakit sasaran.
6. Panen
7. Pasca panen
Pada penanganan pasca panen, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan
segera setelah panen, tindakan tersebut bila tidak dilakukan segera, akan
kulit mengering.
tidak terkena sinar matahari, agar panas yang terbawa dari kebun dapat
dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas tersedia, precooling ini sebaiknya
c. Pemulihan (curing) untuk ubi, umbi dan rhizom. Pada bawang merah, jahe
sampai tanah yang menempel pada umbi kering dan mudah dilepaskan /
umbi dibersihkan, telah itu juga segera disimpan di tempat yang dingin /
sejuk dan kering. Untuk kentang segera disimpan di tempat gelap (tidak
ada penyinaran). Curing juga berperan menutup luka yang terjadi pada saat
panen.
d. Pengikatan (bunching) dilakukan pada sayuran daun, umbi akar (wortel) dan
e. Pencucian (washing) dilakukan pada sayuran daun yang tumbuh dekat tanah
Selain itu dengan pencucian juga dapat mengurangi residu pestisida dan
Kentang dan ubi jalar tidak disarankan untuk dicuci. Pada mentimun
pencucian berakibat buah tidak tahan simpan, karena lapisan lilin pada
kematangan.
yang tidak layak pasar, terutama yang cacat dan terkena hama atau penyakit
2.6. Teknologi
panjang pada bawang daun dan kualitas berdasarkan kesegaran daun. Kegiatan
pemotongan bagian utama (akar dan ujung daun). Kriteria sortasi bawang daun
yang baik adalah batang panjang dan padat, warna daun hijau bersih, tidak cacat
(rusak), tidak layu, dan tidak terserang hama ataupun penyakit. (Gumbira dan
Intan, 2001).
konsumen (Gumbira dan Intan, 2001). Agar kualitas bawang daun tetap dapat
panen yang disebabkan faktor tersebut dapat dicegah atau dihambat melalui
penanganan pasca panen yang baik dan benar melalui sortasi. Menurut Cahyono
1. Pengumpulan
2. Pembersihan
Bawang daun yang telah terkumpul segera dibersihkan dari tanah yang
daun yang rusak, menguning, atau kering. Selanjutnya, akar dan daun
3. Pencucian
Bawang daun yang telah dibuang sebagian akar dan daunnya serta bagian-
bagian lain yang tidak berguna harus segera dicuci dengan air bersih dan
4. Pengikatan
Bawang daun yang telah disortasi, pengikatan bawang daun harus dilakukan
sebaik dan serapi mungkin. Pengikatan dilakukan pada dua tempat, yakni
pada bagian batang (agak tengah) dan pada bagian daun (agak ujung). Tali
untuk mengikat bawang daun dapat berupa tali rafia atau bahan yang halus.
Pengikatan yang baik dan rapi dapat memberikan penampilan yang lebih
5. Pengemasan
plastik, kantong plastik tersebut yang harus transparan yang memiliki ketebalan
0,02 mm. Kantong plastik tersebut dilubangi kecil-kecil (diameter lubang sekitar
0,5 mm) dengan jarak antara lubang 5 cm. Setiap kemasan diisi dengan seikat
1. Agar sayuran yang telah disortasi tetap baik mutunya atau tetap segar
4. Agar mutu sayuran selalu terjamin untuk dijadikan bahan baku bagi para
5. Agar hasil sayuran lebih awet dan sewaktu-waktu bisa digunakan atau
terjamin.
2005).
3. Memisahkan bahan yang masih baik dengan bahan yang rusak akibat
kesalahan panen atau serangan patogen, serta kotoran berupa bahan asing
berdasarkan sebuah fisik yang dapat diukur properti atau proses pengklasifikasian
bahan berdasarkan sifat fisiknya. Hampir semua produk makanan melewati tahap
berdasarkan operasi berat dan pengisian dan keuntungan estetika dan berbagai
mungkin untuk memastikan suatu produk pengolahan pangan. Keempat sifat fisik
yang terdapat dalam pemisahan makanan atau sortasi adalah ukuran, warna,
bulan dimulai yaitu dari tanggal 23 Maret 2015 sampai dengan tanggal 30 Mei
2015 bertempat di P4S Agrofarm Cianjur yang beralamat Jl. Raya Cipanas –
Cianjur KM 4 Cigombong Ciherang, Pacet Cianjur –Jawa Barat .Telp/ Fax : 0263
– 519808.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi yaitu sebagai
berikut :
1 Pisau Buah 10
2 Mesin packing Unit 4
3 Timbangan listrik Unit 2
4 Timbangan duduk Unit 1
5 Keranjang sayur ( kontener) Buah 20
6 Ember Buah 10
1 Bawang daun Kg 50
2 Seloptip fress Buah 15
3 Karung Buah 8
4 Plastik Kg 30
kegiatan yaitu kegiatan budidaya dan kegiatan pemasaran bawang daun. Kegiatan
Desa Tunggilis. Ada beberapa kelompok kegiatan dalam proses budidaya yang
penanganan hama dan penyakit), panen dan penanganan pasca panen (sortasi,
Adalah data yang bersumber dari buku - buku pedoman, literatur yang
disusun oleh para ahli dan berbagai artikel yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti serta data-data perusahaan yang berkaitan dengan penulisan laporan
ini.
karyawan perusahaan.
keterampilan dan sikap petani dalam mengelola usaha tani yang berorientasi
petani dan pertanian, diantaranya ; sub sistem input, on farm, off farm, dan
lembaga penunjang.
P4S Agrofarm Cianjur berdiri dan dikukuhkan pada bulan Juli tahun 2009
Prima tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa
Barat, dengan Nomor Registrasi GAP. 01- 32.03.41-II.52 dan Nomor Sertifikasi :
32/03-3-01-II-052-021-12/2011.
P4S Agrofarm Cianjur berdiri dan dikukuhkan pada bulan Juli tahun 2009
oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. Perintis dan pengurus P4S Agrofarm
Cianjur merupakan para petani muda yang memiliki pengetahuan dan pengalaman
pendekatan bisnis yang nyata dan dinamis dengan perkembangan teknologi, baik
pesat, baik peserta pelatihan dari petani, pemerintah, swasta, institusi penididkan,
Pertanian RI, PPMKP Ciawi, BBPP Lembang, BPAPK Cinagara, SMK Pertanian,
dan Perdesaan Swadaya (P4S) Agrofarm Cianjur merupakan suatu tempat yang
sangat ideal untuk berlatih para petani dari mulai kegiatan budidaya, panen, pasca
pertanian dan sekaligus meningkatkan mutu dan kualitas hasil produk pertanian
yang dapat bersaing di pasar, sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk dan
agribisnis saat ini masih banyak yang belum optimal, karena masih banyak yang
tingkat produksi yang kurang maksimal, tujuan pasar yang belum jelas, serta nilai
jual produk yang belum memuaskan. Pasar dan harga yang baik merupakan nilai
penentu bagi usaha pertanian, maka peran P4S sangat diperlukan karena selain
sebagai sumber informasi juga sebagai tempat berlatihnya bagi para petani. Peran
keterampilan sumber daya manusia dan kebijakan - kebijakan regulasi perlu terus
dilaksanakan.
Visi :
petani agar tercapai perubahan kehidupan petani yang lebih baik, terampil, cerdas,
Misi :
bidang agribisnis
3. Membangun sistem kerja sama dan pola usaha tani dengan orientasi
Keterangan:
1) Ketua
2) Sekertaris
Tugas yang dimiliki oleh sekertaris adalah membantu ketua dalam mengelola
P4S Agrofarm Cianjur serta tugas-tugas ketua yang lainnya, melaksanakan fungsi
3) Bendahara
4) Divisi diklat
Divisi ini berkaitan dengan kegiatan penelitian baik yang dilakukan oleh
pihak perusahaan maupun pihak lain seperti mahasiswa dan dinas. Divisi diklat ini
5) Divisi IT
Divisi ini membuat dan mengelola website P4S Agrofarm Cianjur serta
6) Divisi Pemasaran
7) Divisi Agribisnis
Divisi ini bertugas memantau sistem kerja agribisnis yang dimulai dari
kegiatan budidaya hingga pemasaran, khususnya dalam bidang unit kerja agro
Divisi ini bertugas untuk menciptakan atau membuat konsep pelatihan P4S
orang untuk pekerja lapangan yang bertugas melakukan proses produksi dan
bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan tersebut P4S Agrofarm Cianjur juga
memiliki 4 orang tenaga kerja lepas yang bertangung jawab di lapangan untuk
kegiatan pemeliharaan.
Fasilitas yang dimiliki oleh P4S Agrofarm Cianjur seperti lahan seluas 2 ha,
Kondisi keuangan P4S Agrofarm Cianjur pada saat ini cukup baik dengan
penghasilan per hari lebih kurang Rp 8.000.000 dengan asumsi 1 tahun 365 hari
jadi Rp 8.000.000 x 365 hari = Rp 2.920.000.000 per tahun. Aset yang dimiliki
a. Deskripsi produksi
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah mulai
b. Deskripsi produk
Produk utama yang dihasilkan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah pelatihan
dari mulai kegiatan budidaya, panen, pasca panen, dan pemasaran hasil, serta
mutu dan kualitas hasil produk pertanian yang dapat bersaing di pasar, sehingga
dapat meningkatkan nilai jual produk dan pada gilirannya dapat berpengaruh
oleh para fasilitator P4S Agrofarm Cianjur berorientasi kepada pendekatan bisnis
yang nyata dan dinamis dengan perkembangan teknologi, baik tangible (mindset)
Produk sampingan ini merupakan produk yang tidak dapat dihindari dari
hasil setting produk utama tersebut, dan mau tidak mau harus diterima sebagai
konsekuensi dari tujuan produksi. Produk sampingan dari P4S Agrofarm Cianjur
adalah beberapa jenis tanaman sayuran. Macam macam bawang daun di P4S
c. Deskripsi pelanggan
pelanggan tersebut adalah restoran, supermarket Korea dan Jepang yang ada di
baku untuk kegiatan pelatihan, dan pemasok bahan baku untuk usaha pemasaran
sayuran. Pemasok bahan baku untuk kegiatan pelatihan adalah pihak internal dan
pihak eksternal. Pihak internal berasal dari P4S Agrofram Cianjur, sedangkan
pihak eksternal berasal dari Dinas Pertanian Kecamatan Pacet, Kabupaten Canjur,
Dosen Universitas Surya Kencana, dan yang berasal dari Balai-Balai Pelatihan
Pemasok bahan baku untuk kegiatan pemasaran sayuran adalah petani mitra,
1) Petani Mitra
Pemasok bahan baku bawang daun yang utama adalah petani mitra, yang
merupakan rekan kerja sama P4S Agrofarm Cianjur. Dalam kerja sama
disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu P4S Agrofarm Cianjur dan
Petani Mitra. Petani Mitra berjumlah 3 orang dengan pasokan bahan baku
Petani Mitra dan jumlah pasokan bahan bakunya dapat dilihat pada tabel
berikut.
1 Dadang 15
2 Tatang 15
3 Dedeh 20
Jumlah 50 kg
Bahan baku juga berasal dari kebun yang diusahakan oleh P4S Agrofarm
bahan baku dari Petani Mitra tidak memenuhi jumlah yang diminta,
distribusi.
yaitu mulai dari penyiapan bahan tanam sampai dengan pemasaran seperti pada
Pengolahan lahan
Persiapan Lahan dan
pemberian pupuk dasar
Pemberian pupuk
dasar
Penanaman
Penyiraman
Penyulaman
Pemeliharaan
Penyiangan
Pemupukan susulan
Panen dan Pasca Panen
Pemasaran
Alat yang digunakan dalam memproduksi bawang daun yang dilakukan oleh
Persiapan Lahan
lain yang tidak diinginkan di areal budidaya. Lahan yang digunakan dalam
Pengolahan Lahan
Langkah awal yang dilakukan dalam budidaya bawang daun yaitu melakukan
bedengan dengan cara ditabur. Selain dari pupuk kandang, untuk pupuk dasar
ini juga diberikan pupuk NPK dan Urea. Masing –masing dosis pupuk
tersebut adalah:
Urea : 2 kg / bedengan
3. Penanaman
setengah bagian ujung, dan dibuat lobang tanam dengan jarak 30 cm, setelah
lobang tanam selesai dibuat bawang daun ditanam dengan jumlah 2 rumpun
4. Pemeliharaan
Penyiraman
Penyulaman
Penyulaman yang dilakukan yaitu pada saat satu minggu setelah tanam.
Penyiangan
tangan.
Pemupukan Susulan
setelah tanam.
a. panen
Ciri – ciri tanaman bawang daun sudah saatnya di panen di P4S adalah:
kelihatan Tua.
b. Pasca panen
Proses pasca panen bawang daun dilakukan oleh karyawan dan Mahasiswa
berikut :
barang.
6. Pemasaran
4.3 Teknologi
panjang pada bawang daun dan kualitas berdasarkan kesegaran daun. Kegiatan
bagian utama (akar dan ujung daun). Kriteria sortasi bawang daun yang baik
adalah batang panjang, padat, warna daun hijau bersih, tidak cacat (rusak), tidak
layu, dan tidak terserang hama serta penyakit (Gumbira dan Intan, 2001).
memilih bawang daun yang segar, tidak rusak (cacat), warna daun hijau dan tidak
Bawang daun 50 kg
Sortasi
Pemotongan akar
Pembersihan/pencucian
Pengeringan
Pengikatan
Penimbangan
Pengemasan
P4S Agrofarm Cianjur membeli bawang daun dari ketiga petani mitra, yaitu
Dadang, Tatang, dan Dedeh. Dadang memasok bahan baku sebanyak 15 kg,
Tatang 15 kg, sedangkan Dedeh 20 kg dan jumlah bawang daun yang dibeli
2. Sortasi P4S
nilai jual bawang daun. Bawang daun disortasi dengan cara memilih bawang
daun yang segar, tidak rusak (cacat), warna daun hijau, tidak terserang hama
dan penyakit. Dari 50 kg bawang daun yang dibeli terjadi penyusutan 10%
akhir bawang daun yang menjadi produk P4S Agrofarm Cianjur setelah di
3. Pemotongan akar
habis, sampai akar tidak tersisa pada batang bawang daun, hal ini bertujuan
dipasarkan.
4. Pembersihan/pencucian
Bawang daun dibersihkan dan dicuci dari kotoran yang menempel, guna
merupakan salah satu produk pertanian yang mudah rusak jika tidak hati-
5. Pengeringan
6. Pengikatan
menggunakan seloptip fresh, dan setiap 1 ikat bawang daun beratnya 500 gr.
Jumlah seluruh bawang daun yang telah diikat sebanyak 90 ikat.( lampiran
1, gbr c )
7. Penimbangan
daun yang telah diikat menggunakan seloptip fresh. Bawang daun ditimbang
8. Pengemasan
Selain itu juga untuk menjaga kualitas bawang daun agar tidak rusak atau
Para Petani Mitra sudah bekerja sama dengan perusahaan untuk menjual
hasil panennya kepada P4S Agrofarm Cianjur, penjualan bawang daun kepada
perusahan P4S Agrofarm Cianjur seharga Rp 6.000/ kg. Dengan adanya Petani
Mitra, pembelian bawang daun atau bahan baku di P4S Agrofarm Cianjur tidak
terkendala.
Kesepakatan pemasok bahan baku yang telah ditetapkan oleh P4S Agrofarm
Cianjur dengan Petani Mitra`yaitu berupa kualitas dsan kuantitas produk. Hal ini
dilakukan agar dapat mempertahankan standar kualitas produk bawang daun serta
posisi produk dalam pasarnya. Pemesanan produk bawang daun yang dilakukan
dimana hal ini berdampak pada daya tarik konsumen untuk membeli produk yang
dihasilkan. Kualitas produk merupakan suatu alat dalam mencapai posisi produk
produk yang segar, tidak cacat dan warna daun bawang hijau, dan tidak terserang
hama serta penyakit. Kondisi fisik produk bawang daun yang telah di sortasi
Selain dari kualitas, yang diperhatikan selanjutnya yaitu kuantitas produk. Dalam
pemenuhan kuantitas produk bawang daun yang diminta oleh konsumen, P4S
Agrofarm Cianjur membeli bahan baku atau bawang daun kepada Petani Mitra.
fluktuatif. Hal ini terlihat pada saat panen raya harga bawang daun sangat rendah
yaitu Rp 2.000 - 3.500 per kg, sedangkan pada saat kondisi langka harga bawang
daun melonjak naik yaitu mencapai Rp 19.000 per kg. Kondisi yang seperti ini
konsumen. P4S Agrofarm Cianjur menetapkan harga beli bahan baku atau
Harga bawang daun yang dijual ke rumah makan yaitu sebesar 15.000/kg,
Hal tersebut dilihat dari pembelian bahan baku kepada Petani Mitra dengan harga
Rp. 6000/kg, dan dijual kepada Rumah Makan seharga Rp. 15.000/kg serta dijual
kepada Supermarket dengan harga Rp. 20.000/kg. Peningkatan nilai jual bawang
daun yang dilakukan oleh perusahaan meningkat 2 kali lipat lebih dari harga beli
bahan baku.
Jadi pendapatan Bawang daun besar yang diperoleh P4S Agrofarm Cianjur
ke Supermarket adalah Rp. 380.000/hari.
Tabel 8. Pendapatan perhari penjualan bawang daun besar dari Rumah Makan
No Nama Rumah Makan Harga(Rp) Penjualan(kg/hari) Pendapatan
(Rp)
Jadi pendapatan Bawang daun besar yang diperoleh P4S Agrofarm Cianjur
ke Supermarket adalah Rp. 390.000/hari.
V. KESIMPULAN
(PKPM) Sortasi penanganan pasca panen Bawang Daun maka dapat disimpulkan:
tanaman sayuran dapat meningkatkan kualitas, mutu dan nilai jual dari
panen.
panen yaitu sortasi pada komoditi khususnya sayuran, sehingga harga jual
sortasi.
selama 2,5 bulan di P4S Agrofarm Cianjur tentang Sortasi Bawang Daun