b. Desain metode penelitian ini adalah untuk mencari imbangan kacang merah dengan
kandungan protein tertinggi serta karakteristik organoleptik yang paling disukai oleh
panelis. Untuk menganalisis data, digunakan SPSS dengan variabel terikat yaitu kadar air
dan variabel bebas yaitu 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Selanjutnya dilakukan analisis
univariat serta uji lanjutan apabila hasil sidik ragam menunjukkan hasil yang signifikan
atau berbeda nyata pada perlakuan atau ulangan.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil
5 -.5599 1.3549
6 -.0124 1.9024
5 -1.3924 .5224
6 -.8449 1.0699
5 -1.9999* -.0851
6 -1.4524 .4624
imbangan sorgum dan kacang
-1.5324 .3824
merah 100 : 0
5 -1.1349 .7799
6 -.5874 1.3274
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hasil
6 -.4099 1.5049
5 -1.5049 .4099
Perlakuan N Subset
1 2
6 4 3.9800 3.9800
5 4 4.5275 4.5275
Berdasarkan hasil uji menggunakan tabel sidik ragam diatas, dapat disimpulkan bahwa
perlakuan serta ulangan menunjukkan hasil >0.05 yaitu tidak berbeda nyata. Sehingga,
perbedaan perlakuan pada penambahan imbangan sorgum dan kacang merah pada puffed snack
tidak mempengaruhi kadar air. Sedangkan pada uji lanjutan LSD dan Duncan terdapat
keberagaman pada perlakuan A ( imbangan sorgum dan kacang merah 100:0) dan C (imbangan
sorgum dan kacang merah 50:50). Berdasarkan tabel sidik ragam diatas, dikarenakan
menunjukkan hasil >0.05 tidak berbeda nyata, maka tida perlu dilakukan uji lanjutan.
3. Pengujian fraksi tepung dan penggunaan jumlah gula pada karakteristik cookies
sorgum yang dihasilkan
a. Metode yang digunakan pada pengujian ini adalah metode rancangan acak kelompok
(RAK) faktorial karena terdapat 2 faktor dengan taraf berbeda yakni pada Faktor M yaitu
m1 fraksi 80 < x ≤ 120 mesh dan m2 fraksi x > 120 mesh serta faktor N yaitu n1
penggunaan gula 30 % dari berat tepung, n2 penggunaan gula 40 % dari berat tepung, dan
n3 penggunaan gula 50 % dari berat tepung serta dilakukan ulangan sebanyak 4 kali.
b. Desain metode penelitian dilakukan untuk menentukan fraksi tepung dan penggunaan
jumlah gula terbaik yang akan mempengaruhi karakteristik cookies. Fraksi tepung
sorgum yang akan diujikan yaitu berukuran 80, 100 dan 120 mesh lalu jumlah gual yang
digunakan yaitu 30, 40 dan 50% dengan 4 kali ulangan. Kemudian dilakukan analisis
data menggunakan aplikasi SPSS dan analisis univariat serta uji lanjutan Duncan.
c. Tabel Sidik Ragam / Anova dan Analisis Lanjutan
FaktorN N Subset
1 2 3
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pada faktor N terdapat perbedaan
nyata pada seluruh taraf yang digunakan dalan pengujian tersebut yaitu fraksi tepung 30, 40 dan
50%. Sedangkan pada faktor M menunjukkan hasil <0.05 atau tidak berbeda nyata pada tabel
sidik ragam dan terdapat kegagalan analisis pada uji LSD dan Duncan dikarenakan oleh jumlah
taraf yang digunakan hanya 2, dimana batas perlakuan minimal adalah 3 sehingga analisis
interaksi antara faktor tersebut tidak dapat dilakukan