Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Cabe merupakan salah satu komoditi tanaman sayuran buah semusim yang
berbentuk perdu. Cabe tergolong sayuran buah multi guna dan multi fungsi yang
dapat dibudidayakan di lahan dataran rendah atau pun di lahan dataran tinggi.

Tanaman cabe merupakan tanaman hortikultura yang sangat penting


karena mempunyai nilai ekonomi tinggi. Konsumsi buah cabe baik untuk
kebutuhan industri maupun kebutuhan rumah tangga dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Cabe besar adalah cabe yang merupakan salah satu jenis cabe hibrida
yang sangat diminati oleh para petani untuk dibudidayakan karena memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Tanamannya produktif dan memiliki pasar yang luas.
Adapun secara lengkap luas panen, produksi dan produktivitas cabe disajikan
pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Cabe Nasional

Tahun Luas Areal Panen (ha) Total Produksi (Ton) Produktivitas


(Ton/ha)
2010 122,76 807,16 6,58
2011 121,06 888,85 7,34
2012 120,28 954,31 7,93
2013 124,11           1012,88 8,16
Sumber : Basis Data Statistika Pertanian 2013

Permintaan cabe yang tinggi dan pangsa pasar yang sangat luas baik di
dalam negeri maupun luar negeri menunjukan bahwa cabe merupakan komoditas
unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

Meningkatnya harga kebutuhan cabe di kalangan masyarakat tidak lepas


dari menurunnya produksi cabai itu sendiri. Hal ini dapat dikarenakan mengenai
cara pengolahan tanaman cabe dengan semakin menipisnya lahan pertanian

1
(Wiwid Septriyadi, 2011). Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tanaman
cabe dapat  ditanam di pekarangan rumah dalam media polibag atau lainnya.

Cabe (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura


yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, karena buahnya selain
dijadikan sayuran atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan
pendapatan petani, sebagai bahan baku industri, memiliki peluang ekspor dan
membuka kesempatan kerja.

 Cabe merupakan sumber vitamin A, B, C dan E , serta ditambah mineral


seperti molibdenum, mangan, folat, kalium, thiamin, dan tembaga. Cabe berisi
tujuh kali lebih banyak vitamin C dibandingkan dengan jeruk. Sebagai sumber
vitamin C dan memiliki beberapa manfaat kesehatan yang salah satunya adalah
zat capsaicin yang berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker. Selain itu
kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabe dapat memenuhi kebutuhan
harian setiap orang, namun harus di konsumsi secukupnya untuk menghindari
nyeri lambung.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada


tumbuhan ada 2, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari luar, meliputi:
nutrisi, suhu, cahaya, air, kelembaban, oksigen, dll. Faktor internal adalah faktor
dari dalam, meliputi: gen dan hormon.

Media tanam merupakan media/tempat dimana tanaman/biji dapat tumbuh


dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, kapas, kompos, dan
sejenis lainnya. Dalam kegiatan penelitian ini, saya memakai media tanamkapas
dan Ampas teh untuk mengetahui pertumbuhan yang terjadi pada biji cabe.

Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam
itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap biji
cabe. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung
unsur-unsur dan struktur yang berbeda-beda. Hal yang demikian itu menjadi latar

2
belakang penelitian ini dilakukan pada biji cabe rawit sehingga dapat dimengerti
apa pengaruh media tanam terhadap biji cabe tersebut.

1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dikemukakan
identifikasi masalah sebagai berikut :

1.    Apakah komposisi media tanam (Amppas Teh dan Kapas) berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan perkembangan hasil biji cabe.

2.    Pada komposisi media tanam (Ampas Teh dan Kapas) yang mana, yang
paling memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan
perkembangan hasil biji cabe.

1.3 Hipotesis

Rumusan hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut

1. “Berbagai media tanam dapat berpengaruh terhadap kecepatan


pertumbuhan dan perkembangan biji cabe.”.

2. Hipotesis ini disebut juga hipotesis alternatif, hipotesis yang menyatakan


adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Peneliitian ini Sebagai berikut :

1.        Untuk mengetahui pengaruh berbagai komposisi media tanam (Ampas Teh


dan Kapas) terhadap pertumbuhan dan perkembangan hasil biji cabe.

3
2.        Untuk mengetahui komposisi media tanam (Aampas Teh dan Kapas) yang
terbaik terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji cabe.

1.4 Manfaat Penelitian

1.        Bagi Peneliti : Dapat berguna untuk menambah wawasan bagi penulis dan
masyarakat pada umumnya mengenai komposisi media tanam terhadap
pertumbuhan dan perkembanganbiji cabe.

2.        Bagi Siswa : Sebagai bahan belajar tentang pengaruh media tanam terhadap
pertumbuhan dan perkembangan biji cabe.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4
2.1 Identifikasi Tanaman Cabe

Klasifikasi biji cabe adalah sebagai berikut (Suriana, 2012) :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies Capsicum annum L.

1.     Akar

Akar tumbuhan merupakan struktur tumbuhan yang terdapat di dalam


tanah. Akar sebagai tempat masuknya mineral (zat-zat hara) dari tanah menuju ke
seluruh bagian tumbuhan. Sebagai tumbuhan dikotil maka tanaman cabe memiliki
akar tunggang yang menembus ke tanah dan akar serabut yang tumbuh menyebar
ke arah samping.

Tanaman cabe tidak memliki akar tunggang sejati. Akar tunggang pada
tanaman cabe adalah beberapa akar utama yang tumbuh ke arah bawah dan
ukurannya lebih besar dari akar-akar yang lain, sehingga akar ini disebut dengan
akar tunggang semu. Selebihnya, akar cabe didominasi oleh akar-akar serabut
(Neti Suriana, 2013).

Secara morfologi (struktur luar) akar tersusun atas rambut akar, batang
akar, ujung akar, dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam)
akar tersusun atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Ujung akar
merupakan titik tumbuh akar. Ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel-
selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar dilindungi
oleh  tudung akar (kaliptra). Tudung akar berfungsi untuk melindungi akar

5
terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah. Untuk memudahkan
akar menembus tanah bagian luar tudung akar mengandung lendir.

Menurut Warisno   Neti Suriana (2013), akar cabe menyerupai akar


tanaman kacang-kacangan. Akar tanaman cabe memiliki bintil-bintil akar yang
merupakan hasil simbiosis mutualisme dengan beberapa mikroorganisme tanah.

2.     Batang

Batang tanaman cabe tidak berkayu, warna batang yang masih muda
umumnya adalah hijau, hijau tua atau hijau muda. Batang ditumbuhi bulu halus
berwarna putih. Pada batang yang mulai menua, seperti pangkal batang, warna
batang berubah menjadi agak cokelat seperti kayu. Bagian ini disebut kayu semu
yang merupakan hasil pengerasan dari jaringan parenkim (Neti Suriana, 2013).

Bagian luar batang tumbuhan berbentuk persegi empat hingga bulat,


dengan posisi cenderung tegak, dan bercabang banyak. Batang tanaman pada saat
muda berwarna kehijauan sampai keunguan, dengan ruas berwarna hijau atau
ungu bergantung pada varietasnya, dan mudah patah.

3.     Daun

Secara morfologi, pada umumnya daun memiliki bagian-bagian helaian


daun (lamina) dan tangkai daun (petiolus). Pada tangkai daun terdapat bagian
yang menempel pada batang yang disebut tangkai daun.

Daun tanaman cabe bentuknya bervariasi, tergantung pada jenis dan


varietasnya. Umunnya, berbentuk bulat telur, agak lonjong, bahkan lanset. Warna
permukaan daun umumnya hijau, hijau tua hingga kebiruan untuk bagian atas.
Sementara permukaan daun bagian bawah umumnya berwarna hijau muda atau
hijau pucat (Neti Suriana, 2013).

Secara anatomi daun serupa dengan anatomi batang. Jika mengamati daun
dibawah mikroskop, akan tampak bagian-bagian dari atas ke bawah yaitu
epidermis, jaringan tiang (jaringan palisade), jaringan bunga karang (jaringan
spons), dan berkas pembuluh angkut daun. Daun merupakan organ tumbuhan

6
yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis, transpirasi, dan sebagai alat
pernapasan.

4.     Bunga

Tanaman cabe masuk dalam subkelas asteridae (berbunga bintang), hal ini


menunjukkan bahwa cabe memiliki bunga berbentuk bintang. Bunga umumnya
tumbuh di sela-sela ketiak daun dan terkadang juga tumbuh di siku percabangan
ranting. Bunga cabe memiliki mahkota bunga beragam. Ada yang putih, putih
kehijauan atau ungu. Secara keseluruhan, diameter bunga cabe berkisar antara 5-
20 mm.

Bagian-bagian bunga cabe terdiri atas mahkota, kelopak, benang sari, dan
kepala putik. Sehingga, bunga tanaman cabe digolongkan juga sebagai bunga
sempurna, di mana alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina
(putik) berada dalam satu bunga (Neti Suriana, 2013). Setiap bunga mempunyai 5
daun buah dan 5-6 daun mahkota yang berwarna putih dan ungu tergantung pada
varietasnya. Serbuk sari terdapat dalam kantung sari, dan letaknya seakan-akan
menjadi satu sehingga membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala
putik.

5.     Buah dan Biji

Buah adalah bagian dari tanaman cabe yang dikonsumsi dan bernilai
ekonomi tinggi. Bentuk buah cabe sangat bervariasi mulai dari bulat panjang,
menggembung, tipis, dan agak keriting, tergantung varietasnya. Warna buah yang
masih muda umumnya hijau atau hijau tua dan berubah menjadi kekuning-
kuningan hingga merah, merah tua, bahkan merah gelap mendekati ungu. Bagian-
bagian buah cabe terdiri atas daging buah, biji, dan empulur (Neti Suriana, 2013).

Bentuk biji cabe adalah kecil, bulat pipih seperti ginjal, dengan warnanya
kuning kecoklatan. Berat 1.000 buah biji cabe berkisar antara 3-6 gram. Proses
penuaan buah berlangsung antara 50-60 hari sejak bunga mekar. Sedangkan
tanaman cabe mulai berbunga pada umur 60-75 hari setelah disemaikan.

7
2.2Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Argun 2015.Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya
volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat
kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur)
menggunakan auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah
sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada
jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah
daun.

8
Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan
fungsi tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif
(tidak dapat dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat
perkembangbiakan.

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

1.      Faktor Internal (Dalam)


a)      Faktor Intraseluler/Genetis
Gen mengandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan
pada keturunnanya. Gen juga berfungsi untuk mengkontrol reaksi kimia
didalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan yang merupakan dasar
penyusun tubuh tumbuhan, yang dikendalikan oleh gen secara langsung.
Maka gen dapat mengatur pertumbuhan melalui sifat yang diturunkan dan
sintesis-sintesis yang dikendalikan.
b)      Faktor Interseluler/Fisiologi
Proses yang terjadi merupakan proses fungsional tingkat seluler. Hormon
adalah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada suatu
bagian tumbuhan. Hormon tumbuhan disebut fitohormon. Hormon itu
diantaranya :
1. Auksin
Hormon ini ditemukan pada titik tumbuh batang dan selubung daun pertama
tanaman monokotil yang disebut koleoptil, ujung akar, dan ujung batang 
serta jaringan yang masih bersifat meristematis. Fungsi Auksin :
a.       Merangsang aktivitas cambium untuk membentuk xylem dan floem
b.      Mencegah rontoknya daun, bunga dan buah
c.       Merangsang pembentukan buah dan bunga
d.      Memacu pembentangan dan pembelahan sel
e.       Merangsang pemanjangan (sel) tunas ujung tanaman
f.       Membantu pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi)
g.      Merangsang pembentukan akar lateral dan serabut akar
h.      Merangsang dominasi apical, yaitu terhalangnya tunas lateral oleh
adanya tunas ujung tanaman. Jika tunas ujung tanaman dipotong, maka
tunas-tunas lateral akan tumbuh.
i.        Memelihara elastisitas dinding sel, yaitu tanaman yang semula tumbuh
tegak jika direbahkan maka auksin akan terkumpul disisi bawah,
menyebabkan ketidakseimbangan sel baguan atas dengan bagian bawah
sehingga batang tumbuh membengkok keatas.
Aktivitas auksin akan terhambat oleh cahaya matahari. Karena pada bagian
tanaman yang terkena cahaya auksin akan tidak merata sehingga
pertumbuhan terhambat. Sehingga tempat gelap akan tumbuh lebih panjang.
Hal ini karena kandungan auksin pada tempat terang lebih rendah dari
tempat gelap. Oleh karena itu, batang tumbuh membengkok kearah
datangnya cahaya.
2. Giberelin , berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan
embrio.
3. Etilen, berperan dalam proses pematangan buah dan kerontokan daun.
4. Sitokinin. Berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis)

9
5. Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
6. Kalin, berperan dalam proses organogenesis
7. Asam traumalin, berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.

2.      Faktor Eksternal/Luar (Lingkungan)


a)      Air
Air termasuk senyawa utama yang sangat dibutuhkan tumbuhan.  Tanpa air,
reaksi kimia dalam sel tidak berlangsung sehingga tumbuhan mati.
b)      Cahaya
Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi
tumbuhan. pada intensitas cahaya berlebih maka auksin dan klorofil akan
rusak sehingga menghambat pertumbuhan. Sebaliknya, pada intensitas
kurang cahaya tumbuhan mengalami etiolasi. Fotoperiodisme adalah
Respon tumbuhan terhadap lama penyinaran (panjang hari).

c)      Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara
rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap
lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan
nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
d)     Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam
bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber
materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan.
e)      Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan
reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang
dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada
suhu 0°C dan diatas 40°C.
f)    Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob
pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi.
Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam
perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan
Oksigen dapat mengalami kematian.

g)    pH medium (Tingkat keasaman)


Derajat keasaman tanah (pH tanah) sangat berpengaruh terhadap ketersediaan
unsur hara yang diperlukan oleh tumbuhan. Pada kondisi pH tanah netral
unsur-unsur yang diperlukan, seperti Ca, Mg, P, K cukup tersedia. Adapun
pada pH asam, unsur yang tersedia adalah Al, Mo, Zn, yang dapat meracuni
tubuh tumbuhan

10
2.3 Pengertian Media Tanam
A. Bahan Organik

Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal
dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun,
batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai
media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal
itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara
bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan
mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup
baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.

Bahan organik akan mengalami proses pelapukan atau dekomposisi yang


dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui proses tersebut, akan dihasilkan
karbon dioksida (CO2), air(H2O), dan mineral. Mineral yang dihasilkan
merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman sebagai zat
makanan. Namun, proses dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu
kemunculan bibit penyakit. Untuk menghindarinya, media tanam harus sering
diganti. Oleh karena itu, penambahan unsur hara sebaiknya harus tetap
diberikan sebelum bahan media tanam tersebut mengalami dekomposisi.

Seberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di
antaranya arang, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelapa, pupuk kandang,
dan humus dan Ampas Teh.

1. Media TanamAmpas Teh

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang


dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang
dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang
berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh
oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah,
rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya,
teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun

11
teh disebut teh herbal. Sedangkan, Ampas teh adalah sisa teh yang telah di seduh
yang biasanya di buang karena tidak di gunakan lagi(Revany, 2011)..

2. Media Tanam Kapas

Kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan juga memiliki daya serap
air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga
kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.

Kapas (dari bahasa Hindi kapas, sendirinya dari bahasa Sanskertakarpasa) adalah


serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa disebut
“pohon”/tanaman kapas), tumbuhan ‘semak’ yang berasal dari daerah tropika dan
subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu
dapat dipintal menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat
kapas biasa disebut sebagai katun (benang maupun kainnya).

Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10%
dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein,
malam (lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimerselulosa
murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan
kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai
orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala
dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat).

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Gelas air mineral

12
2. Buku
3. Penggaris
4. Kapas
5. Ampas Teh
6. Biji Cabe Rawit
7. Air secukupnya
8. Kertas
9. Isolasi
10. Pulpen
3.2 Waktu & Tempat Pelaksanaan
Kegiatan penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 2 minggu,, dimulai
setelah proposal ini diterima oleh tenaga pendidik. Tempat penelitian
dilakukan di MAN 2 Model Banjarmasin kelas XII MIPA 3.
3.3 Variabel
1. Variabel bebas : Macam
media tanam
2. Variabel terikat : Pertumbuhan biji cabe
3. Variabel kontrol : Air, Kelembapan,udara dan cahaya matahari

3.4 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan.


2. Memberikan label A dan B pada setiap gelas air mineral.
3. Menanamkan biji cabe disetiap air mineral dengan beraturan agar mudah
saat mengambil data.
4. Menyiram secukupnya setiap hari.
5. Mengamati dan mengukur pertumbuhan setiap tumbuhan biji cabe pada
masing – masing wadah dan menghitung rata – rata pertumbuhan dengan
mengukur panjang tumbuhan cabe dengan memaai alat ukur penggaris setiap
3 hari selama kurang lebih 2 minggu.
6. Mencatat hasil pada tabel pengamatan.

3.5 Cara Pengambilan Data

MengukurSetiap 3x sehari dan mengamati pertumbuhan dan


perkembangan biji cabe setiap hari. Menggunakan bantuan penggaris yang telah

13
tersedia dan juga memasukkan/ mengumpulkan data pada tabel dan bukti
pengambilan data atau foto.

Data yang diperolehtersebutdiolahmenjadistatistiksederhana,


yaitudengancaraMerncari rata-rata
PanjangBatangPertumbuhanbijijcaberawitSetiap 3x sehari.
Rancangandaritabeldata :

No Hari/Tanggal Pengamatan Gelas A (cm) Gelas B (cm)

1 Sabtu/15-09 PanjangBatang
2 Selasa/18-09 PanjangBatang
3 Jum’at/21-09 PanjangBatang
4 Senin/24-09 PanjangBatang
5 Kamis/27-09 PanjangBatang

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Data HasilPengamatan
TabelpengamatanPanjangBatangtanamanberrikut :

No Hari/Tanggal Pengamatan Gelas A (cm) Gelas B (cm)

1 Sabtu/15-09 PanjangBatang - -
2 Selasa/18-09 PanjangBatang - -
3 Jum’at/21-09 PanjangBatang - -
4 Senin/24-09 PanjangBatang - 1,5
5 Kamis/27-09 PanjangBatang - 3

4.2 Analisis Data


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada Gelas A ( Ampas teh )
dan Gelas B ( Kapas ). Hal ini menunjukkan bahwa Gelas B ( Kapas )
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe rawit.

14
Dari tanaman Gelas A ( Tanaman yang menggunakan media tanam Ampas
Teh) Mengandung senyawa – senyawa bermanfaat seperti poliefenol, tehofilin,
flavonoid, tanin, vitamin C dan Vitamin E serta sejumlah Mineral Zn, Se, Mo, Ge
dan Mg. Kandungan teh yang berupa mineral tersebut merupakan unsur-unsur
essensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Apabila kekurangan salah satu
dari unsur-unsur tersebut maka pertumbuhan akan terganggu dan bisa
mengakibatkan tidak tumbuhnya tanaman tersebut.
Sedamgkan pada tanaman Gelas B ( Tanaman yang menggunakan media
tanam Kapas ) Mengandung Serat serat (Selulosa). Sedangkan untuk zat-zat hara
lainnya sangat sedikit jumlahnya. Kapas sebagai media tanam dapat menjaga
kelembapan yang lebih lama Sehingga tanaman cabe rawit dapat tumbuh dan
berkembang Pada jangka waktu tertentu.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanaman yang menggunakan media tanam Ampas teh dan Kapas Masing
-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam menyuburkan tanaman
cabe rawit,, Hanya saja Kualitas ampas teh, kapas, dan biji cabe rawit yang
digunakan mungkin kurang bagus / tidak teratur/salah dalam Praktek
( Penpyiraman tanaman, dll).

5.2 Saran
Penyusun menyarankan:
1.      Dalam penelitian ini sebaiknya didampingi guru yang bersangkutan, sehingga
Siswa dapat bekerja lebih serius lagi.
2.      Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat
lebih jelas dan detail dalam menyimpulkan perbedaan antara Tanaman yang
diguakan pada media tanam Ampas teh dan Kapas.

Dokumentasi Penelitian Pengaruh Media tanam terhadap Pertumbuhan dan


Perkembangan Biji Cabe

15
DAFTAR PUSTAKA

Wiwid Septiyardi2015 Pengaruh media tanam terhadap tanaman cabe rawit


http://sersanusil.blogspot.com/2012/06/laporan-pengaruh-media-tanam-
terhadap.html?m=1 Diakses pada 06 Mei 2015

16
Neti Suriana 2013 Pengaruh media tanam terhadap cabe
merahhttp://cabaimerah24.blogspot.com/2016/07/pengaruh-komposisimedia-
tanam-terhadap.html?m=1Diakses pada 11 Juli 2013
Revany 2011 Macam macam Media Tanam
https://kangtoo.wordpress.com/macam-macam-media-tanam/
Diakses pada 25 Agustus 2011
Argun. 2015. Kumpulan karya tulis.
http://agunkartikabuana14.blogspot.com/2015/01/pengaruh-volume-penyiraman-
terhadap.html. Diakses pada 10 Januari 2015.

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Menyiapkan 2 buah gelas plastik serta memberi label pada setiap gelas
plastik. Lalu isi setiap gelas plastik dengan media tanam yang berbeda-
beda. Pada pertama diberikan media tanam Ampas teh, pada gelas plastik
kedua diberikan media tanam kapas basah.

17
3. Menanamkan biji cabe di setiap gelas plastik dengan beraturan agar
mudah saat mengambil data.
4. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tanaman
kacang tanah selama kurang lebih 2 minggu.
5. Mencatat setiap hasil pengamatan pada pertumbuhan dan perkembangan
kacang tanah yang terjadi setiap dua hari sekali.
(Revany, 2011).

18

Anda mungkin juga menyukai