PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cabe merupakan salah satu komoditi tanaman sayuran buah semusim yang
berbentuk perdu. Cabe tergolong sayuran buah multi guna dan multi fungsi yang
dapat dibudidayakan di lahan dataran rendah atau pun di lahan dataran tinggi.
Permintaan cabe yang tinggi dan pangsa pasar yang sangat luas baik di
dalam negeri maupun luar negeri menunjukan bahwa cabe merupakan komoditas
unggulan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
1
(Wiwid Septriyadi, 2011). Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga tanaman
cabe dapat ditanam di pekarangan rumah dalam media polibag atau lainnya.
Dalam hal ini, dapat terlihat bahwa kegunaan antara berbagai media tanam
itu berbeda-beda. Tidak hanya kegunaannya saja tapi pengaruhnya terhadap biji
cabe. Pengaruh tersebut dapat disebabkan karena setiap media tanam mengandung
unsur-unsur dan struktur yang berbeda-beda. Hal yang demikian itu menjadi latar
2
belakang penelitian ini dilakukan pada biji cabe rawit sehingga dapat dimengerti
apa pengaruh media tanam terhadap biji cabe tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat dikemukakan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apakah komposisi media tanam (Amppas Teh dan Kapas) berpengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan perkembangan hasil biji cabe.
2. Pada komposisi media tanam (Ampas Teh dan Kapas) yang mana, yang
paling memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan
perkembangan hasil biji cabe.
1.3 Hipotesis
3
2. Untuk mengetahui komposisi media tanam (Aampas Teh dan Kapas) yang
terbaik terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji cabe.
1. Bagi Peneliti : Dapat berguna untuk menambah wawasan bagi penulis dan
masyarakat pada umumnya mengenai komposisi media tanam terhadap
pertumbuhan dan perkembanganbiji cabe.
2. Bagi Siswa : Sebagai bahan belajar tentang pengaruh media tanam terhadap
pertumbuhan dan perkembangan biji cabe.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1 Identifikasi Tanaman Cabe
1. Akar
Tanaman cabe tidak memliki akar tunggang sejati. Akar tunggang pada
tanaman cabe adalah beberapa akar utama yang tumbuh ke arah bawah dan
ukurannya lebih besar dari akar-akar yang lain, sehingga akar ini disebut dengan
akar tunggang semu. Selebihnya, akar cabe didominasi oleh akar-akar serabut
(Neti Suriana, 2013).
Secara morfologi (struktur luar) akar tersusun atas rambut akar, batang
akar, ujung akar, dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam)
akar tersusun atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Ujung akar
merupakan titik tumbuh akar. Ujung akar terdiri atas jaringan meristem yang sel-
selnya berdinding tipis dan aktif membelah diri. Ujung akar dilindungi
oleh tudung akar (kaliptra). Tudung akar berfungsi untuk melindungi akar
5
terhadap kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah. Untuk memudahkan
akar menembus tanah bagian luar tudung akar mengandung lendir.
2. Batang
Batang tanaman cabe tidak berkayu, warna batang yang masih muda
umumnya adalah hijau, hijau tua atau hijau muda. Batang ditumbuhi bulu halus
berwarna putih. Pada batang yang mulai menua, seperti pangkal batang, warna
batang berubah menjadi agak cokelat seperti kayu. Bagian ini disebut kayu semu
yang merupakan hasil pengerasan dari jaringan parenkim (Neti Suriana, 2013).
3. Daun
Secara anatomi daun serupa dengan anatomi batang. Jika mengamati daun
dibawah mikroskop, akan tampak bagian-bagian dari atas ke bawah yaitu
epidermis, jaringan tiang (jaringan palisade), jaringan bunga karang (jaringan
spons), dan berkas pembuluh angkut daun. Daun merupakan organ tumbuhan
6
yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis, transpirasi, dan sebagai alat
pernapasan.
4. Bunga
Bagian-bagian bunga cabe terdiri atas mahkota, kelopak, benang sari, dan
kepala putik. Sehingga, bunga tanaman cabe digolongkan juga sebagai bunga
sempurna, di mana alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina
(putik) berada dalam satu bunga (Neti Suriana, 2013). Setiap bunga mempunyai 5
daun buah dan 5-6 daun mahkota yang berwarna putih dan ungu tergantung pada
varietasnya. Serbuk sari terdapat dalam kantung sari, dan letaknya seakan-akan
menjadi satu sehingga membentuk bumbung yang mengelilingi tangkai kepala
putik.
Buah adalah bagian dari tanaman cabe yang dikonsumsi dan bernilai
ekonomi tinggi. Bentuk buah cabe sangat bervariasi mulai dari bulat panjang,
menggembung, tipis, dan agak keriting, tergantung varietasnya. Warna buah yang
masih muda umumnya hijau atau hijau tua dan berubah menjadi kekuning-
kuningan hingga merah, merah tua, bahkan merah gelap mendekati ungu. Bagian-
bagian buah cabe terdiri atas daging buah, biji, dan empulur (Neti Suriana, 2013).
Bentuk biji cabe adalah kecil, bulat pipih seperti ginjal, dengan warnanya
kuning kecoklatan. Berat 1.000 buah biji cabe berkisar antara 3-6 gram. Proses
penuaan buah berlangsung antara 50-60 hari sejak bunga mekar. Sedangkan
tanaman cabe mulai berbunga pada umur 60-75 hari setelah disemaikan.
7
2.2Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Argun 2015.Pertumbuhan adalah proses bertambahnya ukuran (diantarnya
volume, massa, dan tinggi) serta jumlah sel secara irreversible (tidak dapat
kembali ke bentuk semula). Pertumbuhan bersifat kuantitatif (dapat diukur)
menggunakan auksanometer. Pertumbuhan terjadi karena pertambahan jumlah
sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada
jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan jumlah
daun.
8
Perkembangan adalah proses terspesialisasi sel menuju ke bentuk dan
fungsi tertentu yang mengarah ke tingkat kedewasaan yang bersifat kualitatif
(tidak dapat dihitung) dan irreversible. Contoh, munculnya bunga sebagai alat
perkembangbiakan.
9
5. Asam absisat. Berperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
6. Kalin, berperan dalam proses organogenesis
7. Asam traumalin, berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan
mengalami kerusakan jaringan.
c) Kelembapan
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan udara. Jika kelembapan udara
rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap
lebih banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan
nutrien oleh akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
d) Nutrien
Zat makanan bisa terdapat dalam air, udara, dan tanah (umumnya) dalam
bentuk ion. Nutrien digunakan tumbuhan untuk sumber energy dan sumber
materi untuk sintesis berbagaikomponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan.
e) Suhu
Suhu berpengaruh dalm proses fotosintesis, respirasi, transpirasi, dan
reproduksi. Pada suhu optimum (suhu tertentu saat tumbuh dan berkembang
dengan baik berkisar 10 – 38°C). Umumnya tumbuhan tidak tumbuh pada
suhu 0°C dan diatas 40°C.
f) Oksigen
Oksigen mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Dalam respirasi aerob
pada tumbuhan, terjadi penggunaan oksigen untuk menghasilkan energi.
Energi ini digunakan, antara lain untuk pemecahan kulit biji dalam
perkecambahan, dan aktivitas tumbuhan. Apabila tumbuhan kekurangan
Oksigen dapat mengalami kematian.
10
2.3 Pengertian Media Tanam
A. Bahan Organik
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan organik umumnya berasal
dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti daun,
batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Penggunaan bahan organik sebagai
media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal
itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara
bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan
mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup
baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Seberapa jenis bahan organik yang dapat dijadikan sebagai media tanam di
antaranya arang, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelapa, pupuk kandang,
dan humus dan Ampas Teh.
Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah,
rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya,
teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun
11
teh disebut teh herbal. Sedangkan, Ampas teh adalah sisa teh yang telah di seduh
yang biasanya di buang karena tidak di gunakan lagi(Revany, 2011)..
Kapas memiliki struktur kapas yang lembut, dan juga memiliki daya serap
air yang rendah. Sehingga, media tanam dengan kapas dapat terjaga
kelembabannya, dan juga memiliki persediaan air dalam jangka waktu yang lama.
Serat kapas merupakan produk yang berharga karena hanya sekitar 10%
dari berat kotor (bruto) produk hilang dalam pemrosesan. Apabila lemak, protein,
malam (lilin), dan lain-lain residu disingkirkan, sisanya adalah polimerselulosa
murni dan alami. Selulosa ini tersusun sedemikian rupa sehingga memberikan
kapas kekuatan, daya tahan (durabilitas), dan daya serap yang unik namun disukai
orang. Tekstil yang terbuat dari kapas (katun) bersifat menghangatkan di kala
dingin dan menyejukkan di kala panas (menyerap keringat).
BAB III
METODE PENELITIAN
12
2. Buku
3. Penggaris
4. Kapas
5. Ampas Teh
6. Biji Cabe Rawit
7. Air secukupnya
8. Kertas
9. Isolasi
10. Pulpen
3.2 Waktu & Tempat Pelaksanaan
Kegiatan penelitian ini dilakukan selama kurang lebih 2 minggu,, dimulai
setelah proposal ini diterima oleh tenaga pendidik. Tempat penelitian
dilakukan di MAN 2 Model Banjarmasin kelas XII MIPA 3.
3.3 Variabel
1. Variabel bebas : Macam
media tanam
2. Variabel terikat : Pertumbuhan biji cabe
3. Variabel kontrol : Air, Kelembapan,udara dan cahaya matahari
13
tersedia dan juga memasukkan/ mengumpulkan data pada tabel dan bukti
pengambilan data atau foto.
1 Sabtu/15-09 PanjangBatang
2 Selasa/18-09 PanjangBatang
3 Jum’at/21-09 PanjangBatang
4 Senin/24-09 PanjangBatang
5 Kamis/27-09 PanjangBatang
BAB IV
4.1Data HasilPengamatan
TabelpengamatanPanjangBatangtanamanberrikut :
1 Sabtu/15-09 PanjangBatang - -
2 Selasa/18-09 PanjangBatang - -
3 Jum’at/21-09 PanjangBatang - -
4 Senin/24-09 PanjangBatang - 1,5
5 Kamis/27-09 PanjangBatang - 3
14
Dari tanaman Gelas A ( Tanaman yang menggunakan media tanam Ampas
Teh) Mengandung senyawa – senyawa bermanfaat seperti poliefenol, tehofilin,
flavonoid, tanin, vitamin C dan Vitamin E serta sejumlah Mineral Zn, Se, Mo, Ge
dan Mg. Kandungan teh yang berupa mineral tersebut merupakan unsur-unsur
essensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Apabila kekurangan salah satu
dari unsur-unsur tersebut maka pertumbuhan akan terganggu dan bisa
mengakibatkan tidak tumbuhnya tanaman tersebut.
Sedamgkan pada tanaman Gelas B ( Tanaman yang menggunakan media
tanam Kapas ) Mengandung Serat serat (Selulosa). Sedangkan untuk zat-zat hara
lainnya sangat sedikit jumlahnya. Kapas sebagai media tanam dapat menjaga
kelembapan yang lebih lama Sehingga tanaman cabe rawit dapat tumbuh dan
berkembang Pada jangka waktu tertentu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanaman yang menggunakan media tanam Ampas teh dan Kapas Masing
-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan dalam menyuburkan tanaman
cabe rawit,, Hanya saja Kualitas ampas teh, kapas, dan biji cabe rawit yang
digunakan mungkin kurang bagus / tidak teratur/salah dalam Praktek
( Penpyiraman tanaman, dll).
5.2 Saran
Penyusun menyarankan:
1. Dalam penelitian ini sebaiknya didampingi guru yang bersangkutan, sehingga
Siswa dapat bekerja lebih serius lagi.
2. Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat
lebih jelas dan detail dalam menyimpulkan perbedaan antara Tanaman yang
diguakan pada media tanam Ampas teh dan Kapas.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Neti Suriana 2013 Pengaruh media tanam terhadap cabe
merahhttp://cabaimerah24.blogspot.com/2016/07/pengaruh-komposisimedia-
tanam-terhadap.html?m=1Diakses pada 11 Juli 2013
Revany 2011 Macam macam Media Tanam
https://kangtoo.wordpress.com/macam-macam-media-tanam/
Diakses pada 25 Agustus 2011
Argun. 2015. Kumpulan karya tulis.
http://agunkartikabuana14.blogspot.com/2015/01/pengaruh-volume-penyiraman-
terhadap.html. Diakses pada 10 Januari 2015.
17
3. Menanamkan biji cabe di setiap gelas plastik dengan beraturan agar
mudah saat mengambil data.
4. Mengamati pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada tanaman
kacang tanah selama kurang lebih 2 minggu.
5. Mencatat setiap hasil pengamatan pada pertumbuhan dan perkembangan
kacang tanah yang terjadi setiap dua hari sekali.
(Revany, 2011).
18