Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Biji
Kangkung
Annisa Nurul Hasanah
K4516005 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, FKIP, UNS
ABSTRAK
Cahaya matahari mempunyai peranan besar dalam proses fisiologi tanaman
seperti fotosintesis, respirasi, pertumbuhan dan menutup membukanya stomata, perkecambahan tanaman, sehingga ketersediaan cahaya matahari menentukan tingkat produksi tanaman. Bagi pertumbuhan tanaman, pengaruh cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata juga ditentukan oleh intensitasnya. Oleh karena itu, intensitas cahaya matahari perlu diperhatikan dalam pertumbuhan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kangkung. Penelitian dilakuakan di kos mandiri putri, Panggung Rejo, Jebres, Surakarta pada tanggal 19 November 2016 sampai 24 November 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan cara menempatkan biji kangkung pada intensitas cahaya yang berbeda, yaitu pada tempat gelap dan terang atau terkena sinar matahari langsung. Hasil penelitian menujukan bahwa biji kangkung yang di tempatkan pada tempat gelap lebih cepat tumbuh jika dibandingkan dengan tempat terang. Hal ini menunjukan bahwa intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Kata kunci: intensitas cahaya matahari, pertumbuhan, biji kangkung (Ipomoea
reptans Poir)
A. PENDAHULUAN kehidupan sehari-hari. Tanaman
Tanaman kangkung (Ipomoea kangkung berasal dari India yang reptans Poir) merupakan salah menyebar luas ke berbagai benua satu tanaman yang tidak asing lagi Asia yaitu termasuk di Indonesia. bagi kita. Tanaman kangkung ini Tanaman kangkung memiliki ciri sangat mudah kita jumpai di berakar tunggang dan becabang- berbagai wilayah Indonesia dan cabang. Batang pada tanaman banyak dibudidayakan oleh kangkung bulat dan berlubang, masyarakat. Tanaman kangkung berkuku-kuku dan banyak banyak dimanfaatkan untuk mengandung air. Kangkung juga diperjual-belikan kemudian memiliki tangkai daun yang dijadkan makanan dalam melekat pada buku-buku batang. Permukaan daun berwarna hijau banyak yang mengetahui tua dan berwarna hijau muda. bagaimana cara pembudidayaan Bunga pada tanaman kangkung tanaman kangkung agar cepat memiliki bentuk seperti terompet tumbuh namun menghasilkan dan memiliki daun mahkota yang tanaman kangkung yang berwarna putih atau kemerhan. berkualitas. Berdasarkan yang Cahaya matahari adalah telah dijelaskan di atas, cahaya sumber energi utama bagi matahari sangat perperan penting kehidupan. Bagi manusia dan dalam pertumbuhan tanaman. hewan, cahaya matahari dijadikan Oleh karena itu, artikel ini akan sebagai penerang. Bagi tumbuhan, menjelaskan bagaimana pengaruh cahaya matahari berperan penting intensitas cahaya matahari dalam berfotosintesis dan terhadap pertumbuhan biji pertumbuhan tanaman. kangkung. Fotosintesis adalah proses dasar B. KAJIAN TEORI pada tumbuhan untuk Tanaman kangkung menghasilkan makanan. merupakan tanaman yang Pertumbuhan adalah proses memiliki potensi sosial dan bertambahnya ukuran, volume ekonomi yang cukup besar dalam dan massa yang bersifat keanekaragaman pangan bergizi irreversible (tidak dapat balik) (Ariyono, dkk. 2014: 20). karena adanya pembesaran sel dan Tanaman kangkung merupakan pertambahan jumlah sel akibat sumber gizi yang mudah kita adanya proses pembelahan sel. dapatkan. Tanaman ini bisa kita Pertumbuhan dapat dinyatakan jadikan sebagai teman makan nasi secara kuantitatif karena dalam kehidupan sehari-hari. pertumbuhan dapat diketahui Pada dasarnya, pertumbuhan dengan cara melihat perubahan tanaman kangkung dipengaruhi yang terjadi pada tumbuhan. oleh berbagai faktor yang meliputi Dalam prakteknya, faktor internal dan faktor masyarakat Indonesia belum eksternal. Faktor internal meliputi faktor gen dan hormon. terang. Hal ini dikarenakan Sedangkan faktor eksternal pengaruh fitohormon, terutama meliputi faktor makanan, suhu, air hormon auksin. Fungsi utama dan kelembaban, tanah, dan hormon auksin adalah sebagai cahaya. pengatur pembesaran sel dan Pertumbuhan tanaman memacu pemanjanga sel di daerah kangkung selain ditentukan oleh belakang meristem ujung kualitas cahaya matahari, ternyata tanaman. juga dipengaruhi oleh C. PEMBAHASAN intensitasnya (Lukitasari, 2010: Hasil pengamatan dan 1). Intensitas cahaya mataharai pengukuran biji kangkung adalah banyaknya energi yang Biji kangkung dijadikan diterima oleh suatu tanaman per sebagai sampel percobaan untuk satuan luas dan per satuan waktu mengetahui bagaimana pengaruh (kal/cm2/hari). Dengan demikian intensitas cahaya matahari pengertian intensitas yang terhadap tanaman. Dua buah biji dimaksud sudah termasuk lama kangkung ditanam di atas kapas, penyinaran, yaitu lama matahari kemudian ditempatkan pada bersinar dalam satu hari. tempat yang berbeda yaitu pada Intensitas cahaya matahari tempat gelap atau tidak terkena akan berpengaruh nyata terhadap sinar matahari langsung dan pada sifat morfologi tanaman. Hal ini tempat terang atau terkena sinar dikarenakan intensitas cahaya matahari langsung. Kemudian matahari dibutuhkan untuk siram air secukupnya pada kedua berlangsungnya penyatuan CO2 biji kangkung. Ukur dan amati dan air untuk membentuk kemudian catat hasil karbohidrat. perubahannya selama enam hari. Pada tumbuhan, biji tanaman Tabel hasil pengamatan dan yang ditempatkan pada tempat pengukuran gelap akan lebih cepat tumbuh jika dibandingkan pada tempat Hari Gelap Terang 1. biji mulai biji mulai pecah pecah 2. 0,3 0,2 cm/hari cm/hari 3. 0,9 0,4 cm/hari cm/hari 4. 1,3 0,9 cm/hari cm/hari 5. 2,0 1,2 cm/hari cm/hari 6. 3,0 1,8 cm/hari cm/hari Rata- 1,25 0.75 rata cm/hari cm/hari
Pada tabel diatas menunjukan bahwa
kedua biji kangkung pada hari pertama sudah mulai pecah. Kemudian pada hari ke-2 hingga ke- 6 pertumbuhan biji kangkung lebih unggul pada tempat gelap jika dibandingkan pada tempat terang. Hal ini menunjukan bahwa intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan biji kangkung. Pada tempat gelap, tanaman kangkung lebih cepat tumbuh. Hal ini dikarenakan pengaruh fitohormon, terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. kondisi fisik tanaman yang sehat, Hormon auksin ini sangat peka jagur, subur daun terlihat segar terhadap cahaya matahari. Bila serta memiliki cukup klorofil. terkena cahaya matahari, hormon D. PENUTUP ini akan terurai dan rusak. Pada Dari hasil pengamatan dan keadaan yang gelap, hormon pengukuran diatas, dapat auksin ini tidak terurai sehingga disimpulkan bahwa intensitas akan terus memacu pemanjangan cahaya yang berbeda akan batang. Akibatnya, batang berpengaruh terhadap tanaman akan lebih panjang jika pertumbuhan tanaman. Biji ditanam di tempat yang gelap, kangkung yang berada pada tetapi dengan kondisi fisik tempat gelap akan lebih cepat tanaman yang kurang sehat, akar tumbuh jika dibandingkan yang banyak dan lebat, warna dengan tempat terang. Hal ini batang dan daun pucat serta dipengarui oleh aktivitas kekurangan klorofil. Peristiwa ini fitohormon terutama hormon disebut etiolasi. auksin yang berfungsi sebagai Jika ditanam di tempat terang pengatur pembesaran sel dan dan cukup cahaya matahari, maka memacu pemanjanga n sel tanaman akan tumbuh lebih di daerah belakang meristem pendek daripada yang ditanam di ujung tanaman. tempat gelap. Peristiwa itu juga Dengan demikian, terjadi karena pengaruh seharusnya masyarakat dalam fitohormon, terutama hormon menanam biji kangkung auksin. Seperti yang telah ditempatkan pada tempat gelap dijelaskan di atas, hormon auksin agar lebih cepat tumbuh. ini akan terurai dan rusak Kemudian saat biji kangkung sehingga laju pertambahan tinggi tersebut sudah mulai memiliki tanaman tidak terlalu cepat. daun, segera pindahkan di daerah Akibatnya, batang tanaman akan yang terkena cahaya matahari lebih pendek, tetapi dengan agar menghasilkan kangkung dengan kondisi fisik yang sehat, jagur, subur daun terlihat segar serta memiliki cukup klorofil. E. DAFTAR PUSTAKA Lukitasari, M. (2010). Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai. Jurnal Academia.edu, 1-11. dari https://scholar.google.co.id/scholar? hl=en&q=jurnal+intensitas+cahaya+matahari&btnG=. Ariyono, R.Q., dkk. (2014). Keanekaragaman Jamur Endofit Daun Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.) pada Lahan Pertanian Organik dan Konvensional. Jurnal HPT, 2 (1), 19-28. Diperoleh pada Februari 2014. dari http://jurnalhpt.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jhpt/article/view/63.
Pantilu, L.I., dkk. (2012). Respons Morfologi dan Anatomi Kecambah
Kacang Kedelai (Glycine max (L.) Merill) terhadap Intensitas Cahaya yang Berbeda (Morphological and Anatomical Responses of The Soybean (Glycine max (L.) Merill) Sprouts to The Different Light Intensity). Bioslogos, 2 (2), 80-87. Diperoleh pada 28 Juli 2012. dari http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/bioslogos/article/view/1044/847. Situmeang, M., dkk. (2014). Pengaruh Pemanasan Terhadap Perkecambahan dan Kesehatan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merrill). Vegetalika, 3 (3), 27-37. Diperoleh pada 2014. dari https://journal.ugm.ac.id/jbp/article/view/5156. Buntoro, B.H., dkk. (2014). Pengaruh Takaran Pupuk Kandang dan Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Temu Putih (Curcuma zedoaria L.). Vegetalika, 3 (4), 29-39. Diperoleh pada 2014. dari https://journal.ugm.ac.id/jbp/article/view/5759/4672. Astuti, R., dkk. (2012). Pertumbuhan Tanaman dan Hasil Umbi Daun Dewa (Gynura procumbens Back.) pada Berbagai Intensitas Cahaya dan Pemangkasan Daun. Vegetalika, 1 (4), 1-7. Diperoleh pada 2012. dari https://journal.ugm.ac.id/jbp/article/view/1600/1416. Rohmaniyah, L.K., dkk. (2015). Tanggapan Tanaman Kangkung (Ipomea reptans Poir.), Bayam (Amaranthus tricolor L.), dan Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pengayaan Kalsium Secara Hidroponik. Vegetalika, 4 (2), 63-78. Diperoleh pada 2015. dari https://journal.ugm.ac.id/jbp/article/view/9276/pdf.