Anda di halaman 1dari 49

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan


rahmat dan karunianya sehingga buku “Budidaya
Tanaman Kentang” ini dapat diselesaikan. Buku ini
merupakan buku yang dirancang untuk memudahkan
para pembaca dalam budidaya serta perlakuan setelah
panen pada tanaman kentang.
Terimakasih kepada Bapak Ir. Sugeng Priyanto,
MP selaku dosen mata kuliah Tekologi Budidaya
Tanaman yang telah membimbing saya dalam
penyusunan buku in. Terimakasih juga saya tujukan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian buku ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah
Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan
salah satu jenis sayuran subtropis yang terkenal di
Indonesia. Daya tarik sayuran ini terletak pada umbi
kentang yang kaya karbohidrat dan bernilai gizi
tinggi. Di Indonesia kentang sudah dijadikan bahan
pangan alternatif atau bahan karbohidrat substitusi,
terutama dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan
pangan masyrakat Indonesia di samping beras.
Kentang (Solanum tuberosum L.) adalah tanaman
dari suku Solanaceae yang memiliki umbi batang
yang dapat dimakan dan disebut "kentang" pula.
Umbi kentang sekarang telah menjadi salah satu
makanan pokok penting di Eropa walaupun pada
awalnya didatangkan dari Amerika
Selatan.Penjelajah Spanyol dan Portugis pertama kali
membawa ke Eropa dan mengembangbiakkan
tanaman ini.
Tanaman kentang asalnya dari Amerika Selatan
dan telah dibudidayakan oleh penduduk di sana sejak
ribuan tahun silam. Tanaman ini merupakan herba
(tanaman pendek tidak berkayu) semusim dan
menyukai iklim yang sejuk. Di daerah tropis cocok
ditanam di dataran tinggi. Bunga sempurna dan
tersusun majemuk. Ukuran cukup besar, dengan
diameter sekitar 3cm. Warnanya berkisar dari ungu
hingga putih.
Menurut sejarahnya, kentang berasal dari
lembah-lembah dataran tinggi di Chili, Peru, dan
Meksiko. Jenis tersebut diperkenalkan bangsa
Spanyol dari Peru ke Eropa sejak tahun 1565.
Semenjak itulah, kentang menyebar ke negara-negara
lain termasuk Indonesia. Menurut catatan awal di
Indonesia, tumbuhan ini mulai ada semenjak tahun
1794, dimulai dengan penanaman di sekitar Cimahi.
Semenjak itu, kentang dapat ditemui pula di Priangan
dan Gunung Tengger. Pada tahun 1812, kentang
sudah dikenal dan dijual di Kedu. Sedangkan, di
Sumatra tumbuhan ini dikenal setahun sebelumnya,
1811. Kentang tumbuh di pegunungan dengan
ketinggian antara 1000 mdpl hingga 2000 mdpl, pada
tanah humus. Tanah bekas letusan gunung berapi
yang berstruktur remah lebih cocok untuk budidaya
kentang.
Kentang merupakan tanaman dikotil yang
bersifat semusim karena hanya satu kali berproduksi
setelah itu mati, berumur pendek antara 90-180 hari
dan berbentuk semak atau herba. Batangnya yang
berada diatas permukaan tanah ada yang berwarna
hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Akan tetapi,
warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur
tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan
tanah yang lebih baik atau lebih kering, biasanya
batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok.
Bagian bawah, batangnya bisa berkayu, sedangkan
batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak
terlalu kuat dan mudah roboh.
BAB II
ISI

2.1 Klasifikasi Kentang


Tanaman kentang memiliki nama latin Solanum
tuber L merupakan umbi yang dapat terbentuk dari
batang atau struktur modifikasi batang, seperti
geragih atau stolon dan rimpang. Tanaman kentang
dapat memunculkan tunas beserta akar, sehingga
sering kali dapat dijadikan bahan perbanyakan
vegetatif oleh para petani.
Tanaman kentang dihasilkan dari spesies
Solanaceae atau yang paling terkenal dengan
sebutan umbi kentang dan Asteraceae yaitu umbi
dahlia atau topinambur. Seperti halnya rimpang pada
tanaman jahe Zingiberaceae yang sering dianggap
oleh orang awam sebagai umbi atau akar.
Klasifikasi kentang menurut Setiadi (2009),
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales/Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum

2.2 Morfologi Kentang


Morfologi tanaman kentang meliputi morfologi
daun, batang, bunga, akar, dan umbi. Berikut ini
adalah penjelasan mengenai morfologi masing-
masing bagian tanaman kentang.
1. Daun Tanaman Kentang
Tanaman kentang pada umumya memiliki daun
rimbun berbentuk oval dan meruncing, serta
tulang daunya menyirip. Daun merupakan dapur
bagi tanaman, dimana daun memiliki fungsi
sebagai tempat pengolahan makanan melalui
proses fotosintesis.
2. Batang Tanaman Kentang
Kentang memiliki batang berbentuk segi empat
maupun segi lima, dengan tekstur agak keras dan
berwarna hijau tua berpigmen unggu. Batang
tanaman ini berdiameter kecil dengan panjang
sekitar 50 – 120 cm. Tanaman kentang memiliki
tipe batang yang dibedakan menjadi tiga, yaitu
tegak, menyebar, dan menjalar. Pada batang
tanaman kentang terdapat rongga dan tidak
berkayu. Kecuali tanaman kentang yang sudah
tua pada batang bagian bawah dapat berubah
menjadi berkayu. Fungsi dari batang adalah
sebagai lajur pengangkutan unsur hara yang
diperoleh melalui akar menuju daun. Batang
juga berfungsi sebagai lajur pengangkutan hasil
fotosintesis dari daun menuju ke seluruh bagian
tumbuhan.
3. Bunga Tanaman Kentang
Bunga kentang berukuran begitu kecil dengan
warna merah, ungu, atau pun putih. Dari bunga
kentang itu akan menghasilkan buah berwarna
hijau atau hijau keputihan, berlendir serta
mengandung biji. Buah kentang mengandung
solonim yang merupakan senyawa dengan
kandungan racun tinggi, sehingga tidak
dianjurkan untuk dikonsumsi.
4. Akar Tanaman Kentang
Akar dari tanaman kentang menjalar dan
berukuran kecil serta halus. Akar tanaman ini
memiliki warna agak putih dan mampu masuk
ke tanah sampai dengan kedalaman 45 cm.
Tetapi pada umumnya akar kentang masuk dan
bergerombol pada kedalaman tanah 25 cm.
Fungsi dari akar yaitu untuk menyokong dan
memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat
hidupnya dan juga untuk menyerap air serta
unsur hara dalam tanah. Bagi tanaman kentang
yang dihasilkan dari perbanyakan tanaman
secara vegetatif akan menghasilkan perakaran
yang kurang kuat jika dibandingkan
perbanyakan secara generatif. Hal tersebut
dikarenakan perbanyakan secara vegetatif tidak
menghasilkan akar tunggang.
5. Umbi Tanaman Kentang
Umbi kentang merupakan satu- satunya bagian
dari tanaman tersebut yang dapat
dikonsumsi.Umbi kentang memiliki kulit yang
tipis. ketabalan kulit kentang dipengaruhi dari
jenis varietasnya dan juga keadaan
lingkunganya. Umbi adalah organ tumbuhan
yang mengalami perubahan ukuran dan bentuk
sebagai akibat perubahan fungsinya. Sedangkan
fungsi dari umbi yaitu untuk menyimpan bahan
makanan seperti karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air. Umbi kentang memiliki
bentuk dan ukuran yang bermacam- macam, ada
yang bulat, bulat telur, maupun bulat
memanjang. Sedangkan warna dari umbi
kentang ada yang kuning, merah, dan juga putih,
semua itu tergantung dari jenis varietasnya.

2.3 Syarat Tumbuh Kentang


1. Tanah
Tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik
pada tanah yang mempunyai struktur cukup
halus, subur, gembur, banyak mengandung
bahan organik, aerasi dan drainasenya baik
dengan pH tanah 5,0-6,5 (Rukmana, 1997).
2. Suhu dan Kelembapan
Tanaman kentang berpengaruh terhadap suhu
dan kelembaban, pertumbuhan tanaman kentang
dan pembentukan hasil yang optimal
memerlukan suhu dan kelembapan tertentu.
Suhu rata-rata harian yang sesuai untuk
pertumbuhan 18-20℃. Proses pembentukan
umbi sangat dipengaruhi oleh suhu tanah yang
rendah pada malam hari. Suhu tanah optimum
untuk pembentukan umbi yang normal berkisar
antara 15-18℃. Pertumbuhan umbi akan sangat
terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10℃
dan lebih dari 30℃. Sedangkan kelembapan
udara yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman
80-90 %.
3. Intensitas Cahaya
Faktor cahaya juga berperan dalam pertumbuhan
tanaman kentang yang berguna untuk
berasimilasi dengan baik. Tanaman kentang
memerlukan intensitas cahaya yang besar,
semakin banyak atau meningkat intensitas
cahaya matahari yang dapat diterima tanaman
semakin mempercepat proses pembentukan
umbi dan waktu pembungaan (Samadi, 2002).
4. Letak Geografis
Kentang lebih cocok ditanam di daerah dataran
tinggi, dengan ketinggian lebih dari 500 meter di
atas permukaan laut. Akan tetapi yang paling
baik ialah tempat-tempat yang tingginya antara
1000-2000 meter di atas permukaan laut
(Sunaryono, 1987).
5. Penyinaran
Lama penyinaran yang diperlukan tanaman
kentang antara 9 jam-10 jam per hari yang
berguna untuk fotosintesis. Lama penyinaran
juga berpengaruh terhadap pembentukan umbi
(Samadi, 2002).
6. Angin
Angin yang kencang berkelanjutan berpengaruh
secara langsung maupun tidak langsung terhadap
pertumbuhan kentang. Pengaruh langsung adalah
tanaman dapat roboh dan rusak, sehingga
berhenti pertumbuhannya. Sedangkan secara
tidak langsung angin berpengaruh nyata terhadap
kondisi tanah dan laju transpirasi. Angin
kencang dapat mempercepat penguapan air
tanah, akibatnya tanah menjadi cepat kering dan
mengeras. Keadaan ini menyebabkan imbangan
antara udara dengan air yang tersedia didalam
tanah menjadi berkurang dan tidak mencukupi
kebutuhan tanaman sehingga pertumbuhannya
terhambat (samadi, 2002).
7. Curah Hujan
Kentang (Solanum tuberosum L.) sangat baik
dengan curah hujan 1500 mm per tahun,
pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman
adalah ketersediaan air tanah dan keadaan iklim
setempat. Curah hujan yang ideal adalah antara
200 mm-300 mm per bulan (Rukmana, 2002).
Curah hujan yang tinggi berpengaruh secara
langsung terhadap peningkatan kelembapan,
penurunan suhu, berkurangnya penyinaran
matahari dan peningkatan air tanah. Sehingga
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasilnya. Genangan air yang terjadi saat umbi
telah terbentuk dapat menyebabkan pembusukan
(Samadi, 2002).

2.4 Macam Varietas Kentang


1. Varietas Kentang Kuning

Umbi kentang ini berkulit dan berdaging kuning.


Pada kategori varietas kentang kuning memiliki
jenis-jenis hasil persilangan bibit yang
diantaranya:
 Jenis Granola
Jenis ini merupakan varietas unggul, karena
produktivitasnya bisa mencapai 30 – 35 ton
per hektar. Granola juga tahan terhadap
penyakit kentang pada umumnya. Bila
varietas lain kerusakan akibat penyakit bisa
30%, granola hanya 10%. Umur panen
normal adalah 90 hari, meskipun 80 hari
sudah bisa dipanen. Warna kulit dan daging
umbi kuning dan bentuknya relatif lonjong
alias oval
 Jenis Cipanas
Merupakan varietas hasil persilangan
Thung 1510 dengan Desiree. Kulit umbi
dan daging umbi berwarna kuning. Mampu
berproduksi sampai 34 ton per hektar.
Namun, varietas ini agak peka terhadap
Nematoda Meloidogyne Sp dan serangan
layu bakteri pseudomonas Solanacearum.
Namun tahan terhadap penyakit busuk oleh
cendawan phytophthora infestans (late
blight, hawar daun). Umur panen 95 – 105
hari jadi lebih lama dibandingkan granola.
 Jenis Cosima
Varietas ini introduksi dari Jerman, agak
tahan terhadap penyakit Phytophthora
infestans dan layu bakteri Pseudomonas
Solanacearum, sedikit peka terhadap virus
daun menggulung. Serta cukup tahan
terhadap Nematoda Meloidogyne Sp. Di
Pengalengan dan Lembang (Jawa Barat)
Cosima lebih tahan hujan dibandingkan
dengan Catella. Umur panennya 101 hari.
Daya hasilnya antara 15 – 25 ton. Umbinya
agak berpipih, kurang seragam, mata agak
dalam, umbinya enak dan pulen, tetapi
kurang baik untuk digoreng.
 Jenis Segunung
Merupakan varietas hasil persilangan
kentang Thung 151 C dan desiree. Umbi
berbentuk bulat lonjong. Kulit dan daging
umbi kuning. Potensi hasilnya bisa
mencapai 25 ton / hektar. Sangat baik
ditanam di daerah berdataran tinggi.
Tanaman cukup tahan terhadap penyakit
busuk daun atau nawar daun atau late blight
 Jenis Thung
Umbi berbentuk bulat gepeng. Kulitnya
berwarna kuning. Dagingnya putih
kekuning-kuningan. Bobot rata-rata 55,5
gram dan mempunyai keseragaman umbi.
Tanaman peka terhadap penyakit dan hama
 Jenis Catella
Termasuk kentang yang umurnya genjah
(pendek). Seperti granola dimana umur 100
hari sudah bisa di panen. Umbinya bulat,
daging umbi kuning. Kandungan patinya
sedang. Namun, tanaman ini tidak tahan
penyakit busuk daun.
 Jenis Agria
Kentang introduksi dari Belanda. Umbinya
besar seperti umbi ketelah rambat. Kuning
umbi kuning, daging umbi kuning tua.
Tanaman tahan penyakit virus PUY,
penyakit busuk daun dan umbi juga tanam
serangan nematoda serta keropeng. Varietas
agria direkomentasikan sebagai varietas
yang cocok untuk keripik dan kentang
goreng.
2. Varietas Kentang Putih

Kulit dan daging umbi kentang ini berwarna


putih. Pada kategori varietas kentang putih
memiliki jenis-jenis hasil persilangan bibit yang
diantaranya:
 Jenis Marita
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan
bobot tanaman ratanya 43,3 gram. Varietas
yang ditanam di lembang dan Cianjur
cukup tanam penyakit. Umbinya terasa
enak dan warna daging umbi putih
kekuning-kuningan.
 Jenis Diamant
Produktivitasnya tergolong tinggi. Bentuk
umbi oval sampai oval memanjang. Kulit
umbi berwarna putih, daging umbi putih
kekuning-kuningan. Tanaman tahan
penyakit busuk daun. Kulit umbi dan
penyakit virus A. Selain itu, tahan juga
terhaap nematoda biotipe A.
3. Varietas Kentang Merah

Kulit dan umbinya berwarna kemerah-merahan.


Pada kategori varietas kentang merah memiliki
jenis-jenis hasil persilangan bibit yang
diantaranya:
 Jenis Desiree
Merupakan hasil persilangan kentang
Urgenta dan Depesche. Umur panennya
100 hari, produktivitasnya tinggi. Bentuk
umbi oval bulat sampai oval, kulit umbi
berwarna merah, daging umbi kuning
kemerahan. Tanaman peka terhadap
penyakit busuk daun, penyakit layu dan
penyakit virus PLRV (daun menggulung)
 Jenis Kondor
Varietas yang diintorduksi dari Belanda.
Umbinya besar mirip ubi jalar. Kulit umbi
merah tetapi daging umbi kuning terang.
Bentuk umbi oval atau lonjong.
Produksinya tinggi, tahan penyakit virus
PVY Penggulung daun, penyakit busuk
daun dan penyakit umbi.
4. Varietas lain
Pada kategori varietas kentang lain memiliki
jenis-jenis hasil persilangan bibit yang
diantaranya:
 Jenis Draga
Umbi berbentuk bulat gepeng, seragam dan
warna dagingnya seperti marifa, (putih
kekuning-kuningan). Bobot umbi rata-rata
71,4 gram. Tahan penyakit tetapi peka
serangan hama.
 Jenis Cardinal dan Premiere
Cardinal memiliki produksi yang lebih
rendah dibanding premiere, tapi memiliki
kadar gula yang tinggi.
 Jenis Alpha
Varietas hasil persilangan antara varietas
Paulkruger dan Preferent.
 Jenis Kentang Industri
Kentang ini berkadar pati tinggi contohnya:
a. Atlante, Frying Potatos.
b. Pinky, Pink Skin Golden Potatos.
c. Dawmore.
d. Kentang Panjang.
e. Kentang Bulat.

2.5 Kandungan Gizi Kentang


Kandungan gizi kentang terdiri dari nutrisi makro
maupun mikro. Nutrisi makro berarti nutrisi yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Karbohidrat,
lemak, dan protein termasuk dalam nutrisi makro.
Sedangkan vitamin dan mineral tergolong nutrisi
mikro, yang artinya dibutuhkan tubuh dalam jumlah
sedikit. Kandungan gizi pada kentang antara lain
sebagai berikut:
1. Karbohidrat
Karbohidrat sering dianggap sebagai biang keladi
kenaikan berat badan. Hal ini tidak sepenuhnya
salah, terutama jika dikonsumsi berlebihan.
Meski demikian, tubuh tetap membutuhkan
karbohidrat, karena karbohidrat merupakan
sumber utama tenaga bagi tubuh. Para ahli
menyarankan agar 45-65% dari total kalori per
hari berasal dari karbohidrat. Jadi, jika tubuh
membutuhkan 2.000 kalori per hari, 900-1300
kalori disarankan berasal dari karbohidrat.
Mengingat kandungan karbohidrat pada kentang
mencapai 66-90% per buah, maka Anda bisa
mendapatkan asupan karbohidrat yang cukup dari
kentang.
2. Serat
Kandungan serat pada kentang banyak terdapat
pada bagian kulit. Kentang mengandung pati dan
serat yang menjadi makanan bagi bakteri baik di
usus besar dan berfungsi untuk memelihara
kesehatan saluran pencernaan. Pati pada kulit
kentang juga bermanfaat dalam mengontrol gula
darah. Agar bisa mendapat manfaat maksimal
dari serat pada kentang, disarankan untuk tiriskan
dulu kentang yang baru dimasak. Dibandingkan
kentang yang disajikan panas-panas, kentang
yang sudah dingin mengandung kadar pati yang
lebih tinggi.
3. Protein
Protein berfungsi dalam produksi zat kimiawi
tubuh seperti hormon dan enzim. Protein juga
dibutuhkan dalam pembentukan otot, tulang, sel
darah, rambut dan kulit. Kandungan protein pada
kentang memang tidak terlalu banyak, yakni
hanya 1-1,5% dalam kondisi segar, dan 8-9% saat
kering. Kandungan protein pada kentang bahkan
paling rendah jika dibanding jagung atau
gandum. Meski demikian, kandungan protein
yang dikandung kentang tergolong berkualitas
tinggi. Protein utama pada kentang ini bernama
patatin, beberapa orang mungkin memiliki alergi
terhadap protein kentang ini.
4. Antioksidan
Antioksidan dikenal dalam mencegah radikal
bebas. Studi membuktikan bahwa antioksidan
dapat mencegah penyakit kronis seperti penyakit
jantung koroner, kanker, dan diabetes. Studi lain
di laboratorium juga menemukan jika antioksidan
dalam kentang dapat menekan pertumbuhan
kanker hati dan kanker usus besar. Meski
demikian, masih dibutuhkan studi lebih lanjut
untuk membuktikan keefektifan antioksidan
dalam kentang untuk mengurangi risiko penyakit
kronis pada manusia.
5. Kalium
Kalium (potasium) merupakan mineral yang
mendominasi kandungan gizi kentang. Mineral
ini dapat menekan risiko tekanan darah tinggi,
penyakit jantung, dan stroke. Kadar kalium
terbanyak terdapat pada kulit kentang.
6. Folat
Wanita hamil atau sedang menjalani program
hamil dianjurkan mengonsumsi banyak asam
folat. Asam folat merupakan bentuk sintetik dari
folat. Keduanya memiliki fungsi yang sama
untuk kesehatan. Folat atau asam folat dapat
mencegah risiko keguguran dan cacat pada bayi.
7. Vitamin B6
Salah satu kandungan gizi kentang adalah
vitamin B6, vitamin ini berperan dalam
pembentukan sel darah, memelihara kesehatan
saraf, membantu produksi antibodi atau zat
kekebalan tubuh dan menunjang pencernaan
protein.
8. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu antioksidan yang
dapat menurunkan berbagai risiko penyakit.
Fungsi vitamin C yang paling penting di
antaranya memperbaiki jaringan tubuh,
membantu penyerapan zat besi, memelihara
kesehatan tulang dan gigi, serta berperan dalam
sistem kekebalan tubuh. Kadar vitamin C
terbanyak pada kentang terletak di bagian
kulitnya.

2.6 Manfaat dan Bahaya Kentang


1. Pencegahan kanker
Vitamin B6 pada kentang ampuh melawan
terjadinya pembentukan tumor dalam tubuh yang
sangat memicu kanker, dalam hal ini adalah
kanker prostat pada pria dan kanker rahim pada
wanita. Mengkonsumsi kentang akan mencegah
tumbuhnya sel kanker dalam tubuh dan telah
banyak studi yang membuktikannya.
2. Mengurangi kadar kolesterol
Manfaat kentang dalam mengurangi kadar
kolesterol berasal dari kandungan zat potasium
yang cukup banyak dalam dirinya. Seperti yang
dapat kita temui pada manfaat pisang, zat
potasium membantu menghalangi penumpukan
kolesterol dalam darah. Kalori yang rendah pada
kentang, dapat menjadi menu diet rendah
kolesterol anda, tentu saja tanpa di goreng.
3. Mengurangi resiko batu ginjal
Memang pada kentang kandungan kalsium dan
zat besi dapat memicu pembentukan batu ginjal,
namun magnesium yang kaya pada kentang dapat
menolak kalsium yang ada pada jaringan ginjal.
Pada orang-orang penderita batu ginjal, kentang
bukan merupakan makanan yang ‘haram’ bahkan
beberapa menu diet juga melibatkan kentang.
4. Kesehatan Tulang
Kentang sangat baik untuk tulang, kandungan zat
besi yang terdapat pada kentang memastikan ia
sangat membantu pertumbuhan dan kesehatan
tulang secara keseluruhan. Zat Besi, kalsium,
fosfor, magnesium, dan seng yang ada dalam
kentang merupakan kombinasi sempurna untuk
membangun dan membentuk struktur serta
kekuatan tulang.
5. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Asupan natrium harus dikurangi agar dapat
membantu dalam hal menurunkan tekanan darah,
namun meningkatkan asupan kalium cukup
penting untuk menurunkan tekanan darah ini.
Sumber zat lain seperti kalium, magnesium, dan
kalsium merupakan zat yang dipercaya dapat
menurunkan anda yang memiliki tekanan darah
tinggi
6. Kesehatan Jantung
Ada banyak zat gizi yang terdapat di dalam
sebuah kentang yang dapat mendukung kinerja
jantung yang sehat, Serat, kalium, vitamin C dan
vitamin B-6 adalah beberapa diantaranya.
Kentang juga tidak memiliki kandungan
kolesterol yang tinggi semuanya sangat baik
untuk Jantung.
7. Membangun dan pembentukan sel
Vitamin B6 merupakan salah satu vitamin
penting yang dibutuhkan untuk melakukan
pemrosesan reaksi kimia yang dibutuhkan untuk
membentuk sel dalam tubuh. Vitamin B6
dibutuhkan lebih dari 100 reaksi enzimatik,
enzim sendiri adalah protein yang menyebabkan
terjadinya reaksi kimia. Sebagian besar protein
dan asam amino membutuhkan vitamin B6 untuk
sintesis dalam pembentukan DNA dalam tubuh.
Untuk itu vitamin B6 ini juga dibutuhkan untuk
pembuatan sel sel baru dalam tubuh kita.
8. Kesehatan Otak & Saraf
Kandungan vitamin B6 yang tinggi juga sangat
membantu kesehatan otak dan membantu dalam
proses transmisi yang dilakukan dalam saraf.
9. Mengobati Wajah Berjerawat
Keadaan wajah dengan jerawat sangat
mengurangi penampilan, untuk mengatasinya
dengan cara Kentang di iris tipis kemudian dicuci
bersih. Irisan kentang tempelkan pada bagian
wajah yang berjerawat. Angkat ketika kentang
sudah keabu-abuan. Dapat digunakan saat ingin
tidur malam
10. Mengatasi Bengkak Sekitar Mata
Kebiasaan tidur terlalu lama kadang menjadikan
mata seperti bengkak, untuk mengatasinya cukup
dengan kentang yang dicuci dan kupas kemudian
di parut. Kompres mata dengan kain ke sekitar
mata yang bengkak. Gunakan beberapa kali, agar
bengkaknya mengempis. Manfaat kentang bagi
kecantikan dan kesehatan memang cukup
banyak, kandungan nutrisi B6 pada kentang
sangat membantu metabolisme dalam tubuh
manusia.
Walaupun banyak manfaatnya, kentang juga bisa
menjadi berbahaya manakala kentang terpapar
cahaya, kentang dapat saja membuat glikoalkaloid
yang dinamakan solanin secara berlebih, sehingga
jadilah berbahaya untuk dikonsumsi. Bahaya yang
dapat terjadi ialah terganggunya sistem saraf,
terbakar tenggorokan, sakit kepala, paralisis/lumpuh
tungkai, dan badan mendingin. Apabila dosis sudah
3-6 mg, akibat bisa fatal. Pengobatan yang bisa
dilakukan ialah memberi arang aktif/norit, cuci
lambung, dan diberi cairan infus. Sebab itu, untuk
pencegahan terjadinya solanin pada kentang yang
hendak dikonsumsi itu, maka letakkan kentang di
tempat yang gelap. Memasak solanin pada suhu
tinggi, dapat menghancurkan sebagian solanin. Juga,
hindari mengonsumsi kentang yang sudah
berkecambah dan berwarna hijau di bagian bawah
kulit, karena alkaloid solaninnya sudah tinggi dan
sudah sangat beracun. Bahaya yang lain jika
mengonsumsi kentang secara berlebihan bisa
menyebabkan penyakit diabetes tipe-2.

2.7 Teknik Budidaya Kentang


1. Pemilihan lokasi dan penentuan waktu tanam
Pemilihan lokasi adalah memilih lokasi tanam
yang sesuai dengan persyaratan tumbuh kentang
untuk mencegah kegagalan proses produksi dan
dapat menghasilkan kentang sesuai dengan
standar mutu yang ditetapkan serta tidak merusak
lingkungan. Tujuan dari pemilihan lokasi ini agar
diperolah lahan yang dapat mendukung
produktivitas tanaman kentang yang optimal,
seperti tanah yang subur, ketersediaan sumber air
yang cukup, bukan sumber penyakit tular tanah
drainase baik dan tidak menyalahi kaidah
konservasi tanah dan air. Adapun beberapa
persyaratan untuk lokasi tumbuh kentang yang
baik, yaitu:
a. Lahan yang digunakan bukan bekas tanaman
terung-terungan
b. Lokasi lahan diusahakan dekat dengan
sumber air
c. Lahan memiliki ketinggian >1000 mdpl
(meter di atas permukaan laut).
d. Suhu berkisar antara 150℃- 200℃ dan
kelembaban 80-90%.
e. Curah hujan berkisar 1.500-5.000 mm/tahun.
f. Lahan yang baik memiliki tekstur sedang,
gembur, subur dan berdrainase baik.
g. Memiliki pH antara 5-6,5.
h. Lahan bukan sumber penyakit tular tanah
terutama Nematoda Sista Kentang (NSK).
Penentuan waktu tanam adalah
menetapkan waktu tanam yang tepat untuk
penanaman kentang, tujuannya agar diperoleh
waktu tanam yang tepat sehingga pertumbuhan
tanaman kentang optimal. Waktu tanam
ditentukan berdasar perkiraan datangnya musim
hujan atau tersedianya air irigasi serta berdasar
pada kebutuhan. Selain memperhatikan
ketersediaan air, juga diperhatikan ketersediaan
benih dan saprodi lainnya. Dengan demikian
waktu tanam yang tepat dapat berbeda menurut
lokasi dan tipe lahan.

2. Penyiapan Lahan
a. Pembersihan Lahan
Sebelum ditanam, lahan harus dibersihkan dari
segala sesuatu yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman agar diperolah lahan yang
siap ditanami dan terbebas dari gangguan fi sik
(batu-batuan, sampah, dll) maupun biologis
(gulma atau sisa-sisa tanaman). Lahan yang akan
digunakan harus bersih dari batu-batuan, gulma,
dan semak yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman kentang. Sedangkan untuk sisa-sisa
tanaman dapat dikumpulkan untuk selanjutnya
dimusnahkan dan bebatuan dikumpulkan pada
tempat tertentu yang aman diluar areal tanam.
b. Pengolahan Tanah, Pembuatan Parit dan
Garitan
Lahan untuk budidaya tanaman kentang
sebaiknya tanahnya gembur, dekat sumber air.
Pengolahan tanah, pembuatan parit dan garitan
adalah membuat lahan pertanaman menjadi siap
tanam, dengan cara mengolah tanah sampai
gembur dan diratakan, membuat parit dan garitan
dengan bentuk membujur (disesuaikan dengan
denah/letak lahan) dan dengan arah datangnya
sinar matahari. Prosedur kerja pengolahan tanah,
pembuatan parit dan garitan adalah sebagai
berikut:
a) Pengolahan tanah dilakukan dengan cara
mencangkul atau membajak tanah sedalam
30 cm sampai gembur.
b) Lahan dibiarkan selama 15 hari untuk
memperbaiki keadaan tata udara dan aerasi
tanah serta menghilangkan gas-gas beracun.
c) Tanah dicangkul kembali sampai benar-
benar gembur, kemudian diratakan.
d) Membuat garitan dengan kedalaman ± 7-10
cm, dengan jarak antar garitan sekitar 70-80
cm.
e) Bila lahan berupa lahan lereng, maka harus
ada perlakuan lain, semisal dengan
penanaman pohon penguat pematang.

c. Penetapan Jarak Tanam


Jarak tanam yang ditetapkan harus sesuai dengan
ukuran benih, tipe tanah, kemiringan lahan,
kemampuan tanah menyimpan air dan arah
datangnya sinar. Alat penentu jarak tanam dapat
menggunakan belahan bambu yang ditandai atau
menggunakan roda berjari dengan jarak 30 – 40
cm.
3. Pembibitan
Bibit Tanaman kentang dapat berasal dari
umbi. Umbi bibit berasal dari umbi produksi
berbobot 30-50 gram. Pilih umbi yang cukup tua
antara 150-180 hari, umur tergantung varietas,
tidak cacat, umbi baik, varietas unggul. Umbi
disimpan di dalam rak atau peti di gudang dengan
sirkulasi udara yang baik (kelembaban 80-95%).
Lama penyimpanan 6-7 bulan pada suhu rendah
dan 5-6 bulan pada suhu 25°C. Pilih umbi dengan
ukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas.
Gunakan umbi yang akan digunakan sebagai
bibit hanya sampai generasi keempat saja.
Setelah bertunas sekitar 2 cm, umbi siap ditanam.
4. Pengolahan media tanam
Lahan dibajak sedalam 30-40 cm sampai
gembur supaya perkembangan akar dan
pembesaran umbi berlangsung optimal.
Kemudian tanah dibiarkan selama 2 minggu
sebelum dibuat bedengan. Pada lahan datar,
sebaiknya dibuat bedengan memanjang ke arah
Barat-Timur agar memperoleh sinar matahari
secara optimal, sedang pada lahan berbukit arah
bedengan dibuat tegak lurus kimiringan tanah
untuk mencegah erosi. Lebar bedengan 70 cm (1
jalur tanaman) atau 140 cm (2 jalur tanaman),
tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 30 cm.
Lebar dan jarak antar bedengan dapat diubah
sesuai dengan varietas kentang yang ditanam. Di
sekeliling petak bedengan dibuat saluran
pembuangan air untuk mengalirkan air. Hal ini
dimaksudkan agar air tidak menggenang di parit-
parit bedengan. Tanaman kentang sangat peka
terhadap air, terlebih-lebih sejak penanaman
sampai berumur dua bulan. Akar tanaman
kentang yang tergenang air akan membusuk,
kemudian tanaman kentang pun layu.
5. Pemupukan Dasar
Pupuk dasar organik berupa kotoran
ayam, kotoran kambing atau kotoran sapi
diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih
seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah
bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
Pupuk anorganik berupa SP-36 sebanyak
400kg/ha.
6. Cara Penanaman
Bibit yang diperlukan jika memakai jarak tanam
70 cm x 30 cm adalah 1.300-1.700 kg/ha dengan
anggapan umbi bibit berbobot sekitar 30-45
gram. Jarak tanaman tergantung varietas.
Dimanat dan LCB 80 x 40 sedangkan varietas
lain 70 x 30 cm.Waktu tanam yang tepat adalah
diakhir musim hujan pada bulan April-Juni, jika
lahan memiliki irigasi yang baik atau sumber air,
kentang dapat ditanam dimusim kemarau. Jangan
menanam dimusim hujan. Penanaman dilakukan
dipagi/sore hari. Lubang tanam dibuat dengan
kedalaman 8-10 cm. Bibit dimasukkan ke lubang
tanam, ditimbun dengan tanah dan tekan tanah di
sekitar umbi. Bibit akan tumbuh sekitar 10-14
hari. Mulsa jerami perlu dihamparkan di
bedengan jika kentang ditanam di dataran
medium.
7. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan cara
mencabut tanaman yang mati atau kurang
baik tumbuhnya dan ganti dengan tanaman
baru pada lubang yang sama. Penyulaman
dapat dilakukan setelah tanaman berumur 15
hari. Bibit sulaman merupakan bibit cadangan
yang telah disiapkan bersamaan dengan bibit
produksi.
b. Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinue dan
sebaiknya dilakukan 2-3 hari
sebelum/bersamaan dengan pemupukan
susulan dan penggemburan. Jadi penyiangan
dilakukan minimal dua kali selama masa
penanaman. Penyiangan harus dilakukan pada
fase vegetatif awal dan pembentukan umbi.
c. Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga
sebaiknya dipangkas untuk mencegah
terganggunya proses pembentukan umbi,
karena terjadi perebutan unsur hara untuk
pembentukan umbi dan pembungaan.
d. Pemupukan
Pemberian pupuk organik dan pupuk
anorganik juga sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman. Pupuk yang biasa
diberikan Urea dengan dosis 330 kg/ha, TSP
dengan dosis 400 kg/ha, sedangkan KCl 200
kg/ha.
e. Pengairan
Tanaman kentang sangat peka terhadap
kekurangan air. Pemberian air yang cukup
membantu menstabilkan kelembaban tanah
sebagai pelarut pupuk. Selang waktu 7 hari
sekali secara rutin sudah cukup untuk
tanaman kentang. Pengairan dilakukan
dengan cara disiram dengan
gembor/embrat/dengan mengairi selokan
sampai areal lembab (sekitar 15-20 menit).
f. Pemupukan susulan dan pembumbunan
Pemupukan susulan adalah memberikan
pupuk sebagai nutrisi tambahan sesuai
kondisi pertumbuhan tanaman dengan tujuan
menambah kebutuhan hara yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Sedangkan pembumbunan adalah
meninggikan guludan di lokasi pertanaman
dengan tujuan supaya perakaran dan umbi
kentang dapat tumbuh optimal.
Standar pemupukan susulan harus
mengacu pada empat tepat, yaitu tepat dosis,
tepat cara, tepat waktu, dan tepat jenis dan
sesuai kebutuhan hara tanaman.
Pembumbunan dilakukan untuk menjaga agar
umbi tetap tertutup tanah sehingga ruang
pertumbuhan dan perkembangan umbi tidak
terbatas. Pada pemupukan susulan, pupuk
yang digunakan terdiri dari campuran pupuk
NPK. Adapun tahapan kerja pada pemupukan
susulan dan pembumbunan adalah sebagai
berikut:
a) Melakukan penyiangan pertanaman
kentang.
b) Taburkan pupuk susulan disekitar
tanaman kentang pada umur 20-35 HST
dengan dosis 5-10 gr pupuk susulan
(pupuk campuran) per tanaman kentang.
c) Mencangkul tanah diantara guludan
(parit) kemudian dinaikan ke atas
guludan sebelah kanan dan kiri parit
(pembumbunan I).
d) Pembumbunan II dilakukan pada
tanaman kentang umur 35-40 HST.

2.8 Penentuan Waktu Panen


Untuk memperoleh hasil kentang yang sesuai
dengan kriteria dan kualitas yang diminta pasar, serta
memperoleh produktivitas yang optimal dengan
menentukan waktu panen yang tepat. Adapun standar
penentuan waktu panen dan penanganan panen
adalah sebagai berikut:
1. Secara visual waktu panen (untuk tujuan
konsumsi) dapat dilihat dari perkembangan fisik
tanaman kentang, yaitu dari daun dan batang
yang berubah dari warna hijau segar menjadi
kekuningan dan mengering lebih dari 75 %.
Bila tanda-tanda visual tersebut sudah tampak,
daun kemudian dipangkas dan dibiarkan
minimal tujuh hari, lalu gali dengan hati-hati
agar kulit ubi kentang tidak mudah lecet
(terkelupas).
2. Secara perhitungan umur tanaman (untuk tujuan
konsumsi), penentuan umur panen tergantung
varietas/kultivar (100 - 110hari), cuaca/musim,
dan pemeliharaan tanaman. Panen dilakukan
pada saat cuaca cerah dan tidak saat hujan atau
menjelang hujan.
3. Cara panen dilakukan dengan menggali ubi
kentang secara hati-hati dengan cara manual
menggunakan cangkul atau alat sejenisnya.
4. Panen sebaiknya dilakukan pada petak umur
tanaman yang sama secara serentak.

2.9 Proses Panen Kentang


Biasanya untuk dapat memanen kentang dilihat
dari ciri dan umur panen.
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara
90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Pada
varietas kentang genjah, umur panennya 90-120 hari;
varietas medium 120-150 hari; dan varietas dalam
150-180 hari. Secara fisik tanaman kentang sudah
dapat dipanen apabila daunnya telah berwarna
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan
penyakit, batang tanaman telah berwarna kekuningan
dan agak mengering. Selain itu tanaman yang siap
panen kulit umbi akan lekat sekali dengan daging
umbi, kulit tidak cepat mengelupas bila digosok
dengan jari.
Adapun cara memanen kentang, yaitu sebagai
berikut : waktu memanen sangat dianjurkan
dilakukan pada waktu pagi/sore hari dan dilakukan
pada saat hari cerah. Cara memanen yang baik adalah
sebagai berikut: cangkul tanah disekitar umbi
kemudian angkat umbi dengan hati hati dengan
menggunakan garpu tanah. Setelah itu kumpulkan
umbi ditempat yang teduh. Hindari kerusakan
mekanis waktu panen.

2.10 Proses Pasca Panen Kentang


Kentang setelah dipanen masih melakukan
aktivitas metabolisme, sehingga bila tidak ditangani
dengan segera akan mengalami kerusakan fisik dan
kimiawi. Perubahan yang terjadi setelah panen dan
pascapanen tersebut tidak dapat dihentikan, namun
prosesnya dapat diperlambat sampai batas tertentu.
Untuk itu penanganan pasca panen kentang di tingkat
petani perlu diperbaiki dan disempurnakan agar
kentang yang dihasilkan dalam kondisi baik dan
sesuai/tepat untuk konsumsi segar atau bahan baku
pengolahan.
a. Pembersihan
Setelah umbi kentang diangkat, selanjutnya
diletakkan di atas permukaan tanah agar terjemur
sinar matahari selama 1-2 jam, sampai tanah yang
menempel pada umbi kentang kering dan terlepas
sehingga lebih mudah dibersihkan. Pembersihan
umbi kentang dilanjutkan dengan cara
memasukkan umbi ke dalam bak air atau
disemprot dengan air, setelah itu umbi yang
sudah dibersihkan dijemur pada terpal/keranjang
yang telah dipersiapkan untuk dikering anginkan
(hindari sinar matahari langsung).
b. Sortasi dan Grading
Tindakan sortasi dan grading (pengkelasan)
diperlukan agar kentang yang dihasilkan terpilah
sesuai dengan permintaan pasar dan segmen
pasar dengan preferensi yang berbeda-beda.
Kegiatan sortasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk memperoleh mutu yang baik
dengan memilah-milah antara produk yang baik
dan yang rusak. Produk yang baik yaitu produk
yang bebas dari cacat atau kerusakan fi sik baik
akibat kegiatan panen, maupun serangan hama
penyakit. Sedangkan grading adalah
pengkelasan/penggolongan ubi kentang
berdasarkan kualitas, antara lain keseragaman
bentuk dan ukuran (berat dan diameter). Standar
(kriteria) yang digunakan dalam pemilahan untuk
masing-masing kualitas tergantung kepada
permintaan pasar. Standardisasi pada dasarnya
dibuat atas persetujuan antara konsumen dan
produsen, mencakup kelompok tertentu, wilayah,
negara, dan daerah pemasaran tertentu.Sortasi
dan grading dilakukan berdasarkan ukuran ubi
yang terdiri dari Kelas AL/XL, Kelas A, Kelas B
dan Kelas C (mini) dan Kelas Baby. Sortasi dan
grading dilakukan oleh tenaga kerja yang
berpengalaman. Ubi berukuran kecil dipisahkan
untuk digunakan sebagai benih.
c. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses menyimpan
hasil panen kentang yang tidak segera terjual
(seharusnya dilakukan oleh petani kentang).
Penyimpanan dilakukan terhadap kentang yang
telah disortasi dan dipilah berdasarkan kelasnya.
Penyimpanan sebaiknya dilakukan di dalam
gudang. Penyimpanan di dalam gudang harus
memiliki ventilasi yang memadai agar sirkulasi
udara lancar dan kelembaban sekitar 65 – 70%
dengan sinar matahari yang cukup dan tempat
penyimpanan yang bersih.Wadah penyimpanan
dapat menggunakan kotak kayu, krat, keranjang,
atau waring. Penyusunan wadah berisi umbi
kentang harus dilakukan secara rapih.
d. Pengemasan
Pengemasan bertujuan untuk melindungi
komoditas kentang dari kerusakan mekanis,
menciptakan daya tarik bagi konsumen,
memberikan nilai tambah produk kentang, dan
memperpanjang umur simpan.
e. Distribusi
Distribusi merupakan proses memindahkan ubi
kentang dari produsen sampai ke konsumen,
dengan tujuan agar umbi kentang sampai ke
tangan konsumen dengan aman. Dalam
pendistribusian harus diketahui tujuan tempat,
jumlah dan tanggal pengiriman. Alat transportasi
yang digunakan dalam pendistribusian pun harus
layak dan aman.
KESIMPULAN

Budidaya tanaman kentang dan cara menanam


kentang sama halnya seperti budidaya tanaman sayuran
yang lainnya, dimana dalam langkah-langkahnya kita
perlu mengetahui karakter tanaman tersebut sebelum
memulai membudidayakannya. Ada beberapa faktor
yang harus diketahui dalam melakukan budidaya
kentang atau cara menanam kentang karena faktor-faktor
ini akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman kentang. Faktor-faktor tersebut
diantaranya: iklim, tinggi-rendahnya letak geografis,
kesuburan tanah, hama dan pathogen serta tumbuhan
pengganggu. Hal-hal yang perlu dikerjakan dalam
bercocok tanam kentang adalah pengolahan dan
penggarapan tanah, pembibitan, penanaman,
penyiraman, pendangiran dan penyiangan serta
pembumbunan.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kentang (sejarah)
https://dosenpertanian.com/tanaman-kentang/
(klasifikasi)
https://www.sedulurtani.com/morfologi-lengkap-dan-
klasifikasi-tanaman-kentang-solanum-tuberosum-l/
(morfologi)
http://rumahkentang12.blogspot.com/2014/07/varietas-
kentang-dan-jenisnya.html (varietas)
https://www.alodokter.com/ketahui-kandungan-gizi-
kentang (kandungan gizi)

Anda mungkin juga menyukai