Anda di halaman 1dari 26

UJI PROTEIN PADA BEBERAPA JENIS KACANG

( kacang hijau , kacang tanah , dan kacang kedelai)

KARYA TULIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Sekolah Pada

SMA AL-HUDA Tahun Ajaran 2020-2021

Disusun :

Nama : Muhamad Fahri Akbar

Kelas : XII

Program : IPA

SMA AL-HUDA

ARJASARI

2020
ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Uji Protein Pada Beberapa Jenis Kacang”.


Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kandungan protin
pada beberapa jenis kacang, antara lain: Kacang Tanah, Kacang Kedelai dan
Kacang Hijau. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 06 Mei 2018. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen. Populasi pada
penelitian ini adalah Kacang Tanah, Kacang Kedelai dan Kacang Hijau.

Hasil penelitian Uji Protein pada beberapa jenis kacang adalah warna ungu
pada Kacang Tanah yang sudah ditetesi larutan Biuret, warna ungu pada Kacang
Kedelai yang sudah ditetesi larutan Biuret dan warna coklat kemerahan pada
Kacang Hijau yang sudah ditetesi larutan Biuret.

Untuk kandungan protein yang memiliki kandungan tertinggi adalah terdapat pada
kacang kedelai, sehingga dapat disimpulkan bahwa kacang-kacangan memiliki
kandungan protein yang tinggi dengan menggunakan larutan Biuret.

Kata Kunci : Kacang Tanah, Kacang Kedelai, Kacang Hijau, Protein, dan Biuret
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan nikmat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan karya ilmiah ini
dengan judul

“UJI PROTEIN PADA BEBERAPA JENIS KACANG”.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan


dan hambatan yang penulis alami, tetapi berkat bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, maka semua kesulitan dan hambatan dapat diatasi. Pada
kesempatan ini perkenankan saya untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan rasa hormat kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan kepada penulis sehingga karya
ilmiah ini dapat terselesikan.

2. Ibu Yudiet Diah K, S.Pd. selaku kepala sekolah SMA Al-Huda.

3. Bapak Ikhsan Nurhuda S.Si. Wakil Kepala Sekolah SMA Al-Huda.

4. Ibu Sarah Rahimah, S.Si. selaku Pembimbing yang dengan penuh kesabaran
dan ketekunan memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, serta
saran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini mulai darin awal sampai akhir.
5. Bapak, ibu, dan seluruh keluargaku atas cinta, dukungan, doa yang selalu
diberikan sehingga karya tulis ilmiah ini selesai pada waktunya.
6. Teman-temanku siswa/i SMA Al-Huda, atas perhatiannya semoga kita tetap
menjalin serta menjaga silaturahim diantara kita semua. Aamiin.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
bermanfaat untuk kita semua, akhir kata semoga Allah SWT memberikan karunia
yang tiada henti-hentinya, amin.

Bandung, Oktober 2020

Penulis

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Hipotesis

D. Tujuan Penelitian

E. Manfaat Penelitian

F. Metode Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

A. Protein

B. Uji Biuret

C. Kacang Tanah

a. Kandungan Gizi

D. Kacang Kedelai

a. Protein Kedelai

E. Kacang Hijau

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Waktu dan Tempat Penelitian
B. Alat dan bahan
C. Cara kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penilitian
B. pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah gizi masih menjadi persoalan utama di Indonesia yang termasuk
sebagai salah satu butir dalam Millenium Development Goals (MDGs).
Indonesia berupaya untuk mengurangi Prevalensi gizi kurang mencapai 15,5%
pada tahun 2015.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) pada tahun 2013 menunjukan
Prevalensi gizi kurang pada balita naik 0,9% dari tahun 2007 yaitu 13%
menjadi 13,9% di tahun 2013.
Penelitian menunjukan bahwa anak yang mengalami Kekurangan Energi
Protein (KEP) mempunyai skor IQ 10-13 point lebih rendah dari anak yag
tidak menderita KEP. Penyebab langsung dari KEP adalah kurangnya asupan
gizi dari makanan terutama protein.
Salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan gizi yaitu melalui program
Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Kandungan PMT anak gizi kurang
yang penting dan perlu diperhatikan adalah kandungan protein dan nilai cerna
protein. PMT dengan kadar protein dan mutu protein yang tinggi dapat
dihasilkan dengan cara pemilihan bahan baku pembuatan PMT secara tepat.
Bahan pangan yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan Pemberian
Mankanan Tambahan (PMT) diantaranya adalah Kacang-kacangan.
Kacang merupakan salah satu sumber protein nabati yang mudah dicerna
dan bergizi tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti telur atau
daging yang umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein
masyarakat Indonesia.
Kacang mengandung banyak nutrisi dan energy di dalamnya. Setiap 100
gram kacang mengandung 600 kalori. Selain itu kacang juga mengandung
banyak asam amino tak jenuh baik tunggal maupun ganda. Protein dan
berbagai mineral, seperti seng, kalsium, magnesium, zat besi dan fosfor.
Kacang Tanah mengandung protein (27% / 100 gram)
Kacang Kedelai mengandung protein (35,22% / 100 gram)
Kacang Hijau mengandung protein (18,3-28,02% / 100 gram).
Protein yang banyak pada kacang-kacangan adalah Globulin. Disamping
itu didalam kacang-kacangan terdapat sejenis enzim yaitu enzim anti tripsin
yang bekerja menghambat pekerjaan tripsin dalam usus untuk mencernakan
protein, tetapi enzim ini tidak akan aktif jika dipanaskan.
Protein (asal kata proteios dari bahasa yunani yang berarti “yang paling
utama”) adalah senyawa organik kompleks yang berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dan monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas , kandungan protein pada
kacang-kacangan cukup tinggi, namun masyarakat Indonesia tidak begitu
mengetahui bahwa kacang-kacangan mengandung protein yang tinggi. Guna
membuktikan hal tersebut peneliti melaksanakan penelitian denga judul “UJI
PROTEIN PADA BEBERAPA JENIS KACANG” dengan menggunakan
Biuret.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti menemukan rumusan
masalah Apakah pada Kacang Tanah, Kacang Kedelai dan Kacang Hijau
terdapat banyak Protein?
C. Hipotesis
Pada kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau terdapat
banyak protein didalamnya.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan protein pada
masing-masing jenis kacang setelah dittesi Biuret.
E. Manfaat Penelitian
a. Dapat mengetahui kadar protein pada jenis Kacang Tanah, Kacang
Kedelai dan Kacang Hijau.
b. Sebagai informasi tambahan tentang gizi pada masyarakat.
c. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada
masyarakat bahwa kacang-kacangan mengandung gizi yang tinggi
terutama protein.
BAB II

LANDASAN TEORI

Manusia adalah mahluk hidup yang sangat membutuhkan asupan makanan


yang mengandung banyak gizi, asupan gizi tersebut bisa dihasilkan baik dari
tumbuhan maupun hewan.

A. Protein
Uji protein dilakukan guna mengetahui kandungan bahan makanan
(kacang-kacangan) yang mengandung protein. Istilah protein berasal dari
bahasa yunani Proteos yang berarti yang utama atauyang didahulukan. Kata
ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-
1880), karena ia berpendapat bahwa potein adalah zat yang paling penting
dalam setiap organisme. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagianbagian terbesar tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh
adalah protein, sebagian ada di dalam otot, seperlima di dalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit dan selebihnya di dalam jaringan
lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon pengangkut zat-zat gizi
dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Disamping itu
asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor
sebagianbesar koenzim, hormon, asam nukleat,dan molekul-molekul esensial
untuk kehidupan.
Protein adalah molekul makro yang mempunyi berat molekul antara lima
ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam
amino yang terikat satu sama lain dalam katan peptida.
Protein merupakan senyawa organik yang tersusun atas unsur karbon
(C),hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), kadang-kadang belerang (S) dan
fosfor (P). Protein berfungsi sebagai berikut:
a. Penghasil energi. Satu gram protein menghasilkan energi sebesar 4,1
kalori.
b. Berperan penting dalam pertumbuhan dan mengganti sel-sel yang rusak.
c. Menjaga keseimbangan asam dan basa.
d. Sintesis hormon, enzim, dan antibodi.
e. Berperan penting dalam metabolisme, terutama sebagai biokatalisator.
f. Detoksifikasi racun dalam tubuh.
Menurut aasalnya, protein dibedakan menjadi dua, yaitu protein hewani
(ikan, daging, susu dan telur) dan protein nabati (kacang-kacangan, sayur-
sayuran, tahu dan tempe). Proses pencernaan terjadi di lambung dan usus
halus. Hasil pencernaan protein adalah asam amino. Asam amino dibedakan
menjadi dua jenis yaitu:
1) Asam amino esensial, yaitu asam amino yang sangat dibutuhkan oleh
manusia, tetapi tidak dapat disintesis oleh tubuh manusia. Contoh asam
amino esensial adalah lisin, histidin, triptofan, fenilalanin, leusin, treonin,
metionin, valin dan arginin.
2) Asam amino non-esensial, yaitu asam amino yang dapat disintesis oleh
tubuh, contohnya, alanin, glisin, prolin, aspargin, asam aspartat, asam
glutamat, glutamin dan tirosin.
Protein hewani mengandung asam amino lebih lengkap daripada protein
nabati. Apabila terjadi kelebihan protein, protein tidak akan disimpan,
melainkan dirombak di hati menjadi senyawa urea oleh enzim aganisme.
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein
lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya
protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat
dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam
bentuk hormon, sebagai kmponen penyimpanan (dalam biji) dan juga
dalam transportasi hara. Sebagaai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu
membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

B. Uji Biuret

Uji Biuret adalah uji umum untuk protein (ikatan peptida), tetapi tidak dapat
menunjukan asam amino bebas. Zat yang akan diselidiki mula-mula ditetesi
laruran NaOH, kemudian ditetesi larutan tembaga(II) sulfat yang encer. Jika
terbentuk warna ungu berarti zat (kacang) itu mengandung protein.

Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada
pemanasan dua molekul urea. Ion Cu2+ dari pereaksi Biuret dalam susunan
basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang
menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet.
Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu karena terbentuk
senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida (Tika,
2010).

C. Kacang Tanah
Kacang Tanah (Arachis hypogaea) adalah tanaman polong-polongan atau
legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-
kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia.
Biji kacang tanah mengandung protein sebanyak 17,2-28,8% dan lemak
antara 44,2-56%. Biji kacang tanah banyak mengandung zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia, karena kacang tanah mengandung protein,
lemal dan karbohidrat. Kandungan protin sekitar 17,2-28%, karbohidrat 12%
dan minyak 40-50% (Mashudi, 2008).
Biji kacang tanah memiliki kandungan protein dan lemak yang cukup
tinggi. Kandungan protein pada kacang tanah sangria sebesar 26,90 gram,
lemak 44,20 gram dan fosfor 393 mg. Produk utama dalam biji kacang tanah
mengandung protein dan minyak yang cukup tinggi (Haryoto, 2009).
Kandungan protein dalam kacang tanah adalah jauh lebuh tinggi dari
daging, telur dan kacang soya.
a. Kandungan Gizi
Kacang tanah kaya dengan lemak, mengandung protein yang tinggi, zat
besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan fosforus.
Kandungan potein dalam kacang tanah jauh lebih tinggi dari daging, telur
dan kacang soya. Kacang Tanah juga dikatakan mengandung bahan yang
dapat membina ketahanan tubuh dalam mencegah beberapa penyakit.
Mengkonsumsi satu ons kacang tanah lima kali seminggu dilaporkan dapat
mencegah penyakit jantung.

D. Kacang Kedelai
Kedelai (Glycine max L) adalah tanaman semusim yang diusahakan pada
musim kemarau, karena tidak memerlukan air dalam jumlah besar. Kedelai
merupakan sumber protein dan lemak, serta sebagai sumber vitamin A, E, K
dan beberapa jenis vitamin B dan mineral K, Fe, Zn dan P. Kadar protein
kacang-kacangan berkisar antara 20-25%, sedangkan pada kedelai mencapai
40%. Kadar protein dalam produk kedelai bervariasi misalnya tepung kedelai
50%, konsentrat protein kedelai 70%, dan isolat protein kedelai 90% (Winarsi,
2010). Kebutuhan protein perhari kedelai sebesar 55 gram perhari dapat
dipenuhi dengan makananyang berasal dari 154.14 gram kedelai.
Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan nabati yang
cukup diminati oleh masyarakat. Alasan kedelai diminati antara lain karena
dalam biji kedelai terkandung zat gizi yang tinggi trutama protein dengan
kualitas yang mendekati daging hewan. Diantara kacang-kacangan, kadar
protein kedelai memang yang paling tinggi (Rukmana & Yuniarsih, 1996).
Kedelai mengandung delapan asam amino penting yang rata-rata tinggi,
kecuali metionin dan fenilalanin (Suprapto, 1993). Protein kedelai memiliki
kandungan asam amino sulfur yang rendah. Metionin, sistein dan threonin
merupakan asam amino sulfur dalam protein kedelai dengan jumlah terbatas
(Winarsi, 2010).
Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang kaya akan,
nutrisi dan senyawa bioaktif, namun mengandung beberapa senyawa nutrisi
seperti inhibitor tripsin, lektin dan asam fitat (Penas, 2004). Senyawa anti
nutrisi tersebut dapat dihilangkan atau dikurangi melalui pemanasan dan
pengolahan pangan (Friedman, 1991).
a. Protein Kedelai
Kandungan protein yang tinggi pada kedelai (37-42%) (Khrisnan,
2007).menyebabkan produk yang dihasilkan juga mengandung protein
tinggi. Berdasarkan kelarutannya, protein kedelai terdiri dari globulin yang
merupakan kandungan protein kedelai terbesar (90%) dan sisanya adalah
albumin (larut dalam air), glutelin (larut dalam basa encer) serta prolamin
(larut dalam alkohol 70%) (Belitz dan Grosch, 1999). Fraksi protein utama
penyusun globulin addalah protein 7S (18-32%) dan 11S (31-52%) dari
total protein kedelai (He, 2015). Globulin 7S maupun 11S terdiri atas
subunit-subunit protein. Protein 7S atau B-conglycinin merupakan protein
dengan stuktur trimer yang terdiri atas 3 tipe subunit sedangkan protein
11S atau glycinin merupakan protein yang tersusun atas polipeptida asam
dan basa yang saling dihubumgkan oleh ikatan disulfida (Zho, 2016; Liu,
2008). Protein 7S dan 11S berperan penting dalam proses penggumpalan
protein kedelai.

E. Kacang Hijau
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah tanaman pendek bercabang tegak,
bagian dari tanaman kacang hijau antara lain akar, batang, daun, bunga, buah
dan biji. Kacang hijau adalah tanaman pangan yang banyak dibutuhkan oleh
masyarakat. Tanaman pangan ini telah dikenal luas dan sudah lama di
budidayakan di Indonesia. Kelebihan kacang hijau dengan kacang lainnya
yaitu mampu hidup dan berubah di daerah kering. Bahkan dimusim kemarau
tanaman kacang hijau mampu bertahan hidup di musim kering. Kacang hijau
juga tahan terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau
relatif sedikit. Tetapi dengan mudahnya kacang hijau ditanam di Indonesia
masih membuat stok kacang hijau di Indoesia kurang. Masalah yang dihadapi
adalah dalam budidaya kacang hijau di Indonesia masih rendahnya produksi
dan produktivitasnya. Umumnya, Produk kacang hijau sebesar 0,6 ton
ditingkat petani, hal ini deisebabkan sistem budidaya yang diterapkan petani
masih bersifat tradisional dan belum mengadopsi sistem teknologi budidaya
yang tepat dengan penggunaan bibit unggul (Hartono, 2012)
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di
daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae)
ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-harisebagai sumber
bahan pangan berprtein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati
urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan
kacang tanah.
Kacang hijau merupakan sumber protein, mineral, kalsium, asam folat,
potasium dan magnesium yang sanga baik. Kacang hijau juga mengandung
tiamin, asam pantotenat, zat besi, fosfor, seng dan tembaga. Dari kandungan
gizi dari kacang hijau, kacang hijau sering dibuat produk olahan seperti bubur
kacang hijau, minuman sari kacang hijau dan bisa di kembangkan menjadi
minuman instan kacang hijau. Di cina tepung kacang hijau digunakan pada
pembuatan mie instan (Wirakusumah, 2010).
Kacang hijau memiliki kandungan potein yang cukup tinggi dan
merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsiumdan fosfor. Sedangkan
kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium
dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang
hijau juga mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang
ingin menghindari konsumsi lemak tinggi.
Biji kacang hijau secara umum terdiri dari tiga bagian yaitu kulit,
endosperma dan lembaga. Kulit melindungi biji dari kekeringan, kerusakan
fisik, mekanik, serangan kapang dan serangga. Endosperma merupakan biji
yang mengandung cadangan untuk pertumbuhan lembaga. Lembaga akan
membesar saat pertumbuhan biji tersebut (Soeprapto & Sutarman, 1990).
Kacang hijau mempunyai manfaat yang sangat penting karena
mempunyai nilai gizi yang cukup baik. Karbohidrat merupakan bagian terbesar
pada kacang hijau yaitu 62,5% sehingga dapat digunakan sebagai sumber
energi. Karbohidrat tersusun atas pati, gula, dan serat kasar. Pati kacang hijau
terdiri dari 28,8% amilosa dan 71,2% amilopektin.
Kacang hijau merupakan sumber protein yaitu 22,2%, vitamin A 9 IU,
vitamin B1 150-400 IU dan minerak yang meliputi kalsium, belerang, mangan
dan besi (Rahayu, 1993).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat

Penelitian uji protein dengan menggunakan biuret dilaksanakan di


rumah penulis Kp. Babakan Mantri RT/RW 03/06 Ds. Rancakole Kec.
Arjasari Kab. Bandung

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada hari Minggu, 07 Maret 2021.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam uji protein pada beberapa jenis
kacang sebagai berikut:

1. Alat
 Sendok
 Pipet
 Pisin
 Tusuk gigi
2. Bahan
 Cairan Biuret
 Kacang Kedelai
 Kacang Tanah
 Kacang Hijau
C. Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Simpan makanan yang akan diuji pada pisin.
3. Haluskan masing-masing makanan yang akan diuji.
4. Teteskan larutan Biuret sebanyak 5 tetes pada masing-masing bahan
makanan.
5. Tunggu beberapa menitdan catat perubahan warna yang terjadi, jika
menunjukan warna ungu (violet), coklat kemerahan, berarti makanan
tersebut mengandung protein.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Bahan Hasil Keterangan


Makanan Sebulum Sesudah
Kacang Tanah - Ungu (++) Mengandung
banyak protein
Kacang - Ungu (+++) Mengandung
Kedelai banyak protein

Kacang Hijau - Coklat Mengandung


kemerahan (+ protein
+)
Tabel penelitian

Pada uji Biuret ini masing-masing bahan direaksikan oleh larutan


Biuret. Pada uji Kacang Tanah, setelah diberi larutan Biuret warnanya
berubah menjadi Ungu.
Pada uji Kacang Kedelai disini penulis menggunakan bahan Tahu,
setelah diberi larutan Biuret warnanya berubah menjadi Ungu.
Pada uji Kacang Hijau, setelah diberi larutan Biuret warnanya berubah
menjadi Coklat kemerahan.
Hal ini menunjukkan bahwa pada masing-masing kacang, setelah
diberi larutan Biuret hasilnya positif mengandung banyak protein.
B. Pembahasan
Biuret merupakan indikator untuk menguji suatu protein pada suatu
makanan. Kandungan protein ditandai dengan adanya perubahan warna
pada suatu sempel yang telah ditetesi larutan Biuret. Terjadinya warna
ungu terbentuk dari ikatan antara Cu dan N, unsur N terdapat pada peptida
menghasilkan CuN yang terjadi dalam suasana basa. Makin panjang suatu
ikatan peptida, maka warna ungu yang terbentuk makin jelas dan makin
pekat.
Protein terdapat pada semua sel dan merupakan komponen
terpenting dalam semua reaksi kimia, rata-rata 2/3 dari berat kering suatu
sel terdiri dari protein. Setiap protein merupakan polimer asam amino.
Asam-asam amino protein disambung dengan ikatan peptida yang
merupakan ikatan kovalen amida yang terbentuk oleh gugus asam amino.
Pada penelitian uji protein ini akan diamati adanya protein pada Kacang
Tanah, Kacang Kedelai dan Kacang Hijau melalui uji Biuret.
Pada uji Biuret, awalnya Kacang Tanah berwarna putih biasa, ketika
ditambahkan larutan Biuret dalam waktu beberapa menit warna pada
Kacang Tanah berubah menjadi Ungu.
Pada penelitian uji protein pada Kacang Kedelai, warna kacang
kedelai sebelum diberi larutan Biuret masih tetap, setelah diberi larutan
Biuret warna pada Kacang Kedelai berubah menjadi ungu.
Pada penelitian uji protein pada Kacang Hijau, sebelum diberi larutan
Biuret, warna pada Kacang Hijau tidak berubah, setelah diberi larutan
Biuret dalam waktu beberapa menit warna pada Kacang Hijau berubah
menjadi warna coklat kemerahan.
Dalam hal ini terbentuknya warna Ungu menunjukan bahwa pada
Kacang Tanah, Kacang Kedelai dan Kacang Hijau mengandung protein.
Pada uji biuret dihasilkan warna Violet / ungu. Hal ini disebabkan
penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+ dengan
gugus amino dari protein. Makin kuat intenstas warna ungu yang
dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya.
Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji
ini positif terhadap biuret.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Masalah gizi bisa diatasi dengan Pemberian Makanan Tambahan,
terutama protein.
2. Dalam menguji protein dapat menggunakan larutan biuret.
3. Kadar protein yang paling tinggi terdapat pada kacang kedelai
4. Pada beberapa jenis kacang-kacangan terdapat banyak mengandung
protein yang tinggi.
5. Uji Biuret pada beberapa jenis kacang, menghasilkan warna ungu dan
coklat kemerahan yang berarti pada kacang tersebut mengandung
protein.
B. Saran
1. Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mencari suatu metode yang
dapat mengetahui kadar protein pada Kacang Tanah, Kacang Kedelai
dan Kacang Hijau secara lebih baik.
2. Untuk penelitian selanjutnya, alangkah baiknya menggunakan metode
yang lain.
3. Semoga penelitian ini dapat diterima dan masyarakat Indonesia
mengetahui bahwa kacang-kacangan mengandung banyak protein.

DAFTAR PUSTAKA

Didik Priyandoko.2005. BIOLOGI 2A SMA/MA untuk Kelas XI. Jakarta:


Piranti Darmakalakatama.

Applin, D. 1997. Key Science Biology. New edition. Stanley Thornes Ltd.,
London.

(https://mobile.faisecret.co.id/ikatan.gizi/makanan/protein)
Lampiran

Alat dan bahan

Kacang hijau dihaluskan


Kacang hijau ditetesi biuret

Setelah di tetesi oleh biuret


Kacang Tanah dihaluskan

Kacang tanah di tetesi oleh biuret


Hasil setelahah ditetesi biuret

Kacang kedelai di haluskan


Kacang kedelai di tetesi biuret

Hasil setelah dietesi biuret

Anda mungkin juga menyukai