Methyl Orange adalah senyawa organik yang biasanya dipakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Indikator methyl orange ini berubah warna dari merah pada pH dibawah tiga koma satu dan menjadi warna kuning pada pH diatas empat koma empat sehingga warna transisinya adalah orange. Methyl orange disebut juga zat warna azo disusun oleh substitusi elektrofilik dengan garam arene-diazonium (coupling diazo). Methyl orange berubah warna pada pH asam lemah dan biasanya digunakan dalam titrasi untuk asam. Tidak seperti indikator universal, methyl orange tidak memiliki spektrum penuh perubahan warna, namun memiliki titik akhir tajam. Methyl orange dibuat dari asam sulfanilat dan N, N-dimethylaniline. Produk pertama diperoleh dari kopling adalah bentuk asam terang merah orange yang disebut helianthin. Di dasar, helianthin dikonversi menjadi garam natrium jeruk, disebut metil jeruk. Methyl orange merupakan pewarna yang digunakan untuk memberikan warna pada zat, terutama kain. Chromopohores merupakan kelompok fungsional yang menyerap sinar, memberi warna zat pewarna. Yang paling umum adalah chromophores azo, nitro, dan kelompok karbonil. Auxochromes merupakan kelompok fungsional yang meningkatkan intensitas warna, juga bagian penting dari pewarna. Yang paling umum Auxochromes adalah hidroksil, amino, sulfonat, dan karboksilat. Pewarna Azo memiliki ikatan nitrogen ganda sebagai kromofor mereka. Zat pewarna dibuat dengan mengambil garam diazonium dan menambahkannya ke sistem aromatik yang sangat diaktifkan. Struktur indikator ini adalah sebagai berikut: Gambar 1. Rumus Struktur Methyl Orange (Sumber: Hamid, 2015)
2.2. Garam Diazonium
Garam diazonium adalah senyawa organik yang diperoleh dari reaksi suatu amina aromatik primer yang dilarutkan atau disuspensikan dalam suatu larutan asam mineral dalam air, kemudian direaksikan dengan kalium nitrit dalam keadaan dingin. Jika ditinjau dari sudut pandang sintesis senyawa organik, garam diazonium mempunya arti penting karena dari senyawa tersebut dapat dibuat dari berbagai senyawa aromatik. Garam diazonium merupakan senyawa antara sistesis yang bermanfaat, salah satunya dalam reaksi kopling diazonium. Nitrogen ujung pada kation diozonium digunakan sebagai suatu elektrofil dalam suatu reaksi substitusi elektrofilik pada aromatik. Sebagian besar produk tipe reaksi kopling diazonium berwarna cerah, dikenal dengan azo-dyes. Sintesis kombinatorial dibutuhkan untuk menyediakan beragam jenis senyawa dengan beragam fungsi dalam serangkaian reaksi yang dilakukan bersamaan. Dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu sintesis parallel dan sintesis split. Dalam sistem parallel, tiap senyawa dibuat secara individu dan beragam uji dilakukan secara terpisah untuk tiap senyawa. Sedangkan dalam sintesis split, hasil ujinya memerlukan proses deconvolution (pemisahan campuran). Pembuatan garam diazonium disebut dengan reaksi diazotisasi/diazotasi. Untuk pembuatan garam diazonium diperlukan tiga macam pereaksi, yaitu suatu amina aromatik primer, suatu asam mineral, dan garam natrium nitrit. Reaksi pembuatan garam diazonium dilakukan dalam keadaan dingin dengan cara mempertahankan suhu reaksi dibawah lima derajat celsius. Reaksi dan sifat yang dimiliki oleh garam-garam diazonium banyak kesamaannya dengan garam-garam amonium kuaterner. Hal ini disimpulkan dari hasil-hasil pengamatan seperti, larutan garam diazonium yang diperoleh dari asam mineral kuat bersifat netral, dan dari hasil pengukuran daya hantarnya menunjukkan bahwa larutannya yang encer terionisasi sempurna. Namun, jika larutan garam benzenadiazonium klorida direaksikan dengan perak hidroksida, dihasilkan endapan perak klorida (putih), sedangkan larutannya bersifat sebagai basa kuat.
2.3. Sifat Fisika dan Kimia Methyl Orange
Rumus Kimia : C14H14N3NaO3S Massa molar : 327,33 g·mol−¹ Densitas : 1,28 g/cm³ Titik lebur : >300 °C (572 °F; 573 K) Kelarutan dalam air : 0,5 g/100 mL (20 °C) Wujud : Padat (bubuk) Sifat zat : Beracun
2.4. Reaksi Diazotasi
Diazotasi adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal dari natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam diazonium. Metode ini hampir digunakan terhadap sulfadiazin dan senyawa lain yang mempunyai gugus amin aromatis primer bebas atau yang pada hidrolisis atau reduksi mampu menghasilkan amin aromatis primer. Diazotasi ini telah digunakan secara umum untuk penetapan senyawa- senyawa dalam industri zat warna, senyawa farmasi dan dapat dipakai untuk penetapan semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus amina aromatis primer (Wiadnya, 2012). Reaksi diazotasi dapat berlangsung jika bahan dasar yang digunakan merupakan amina aromatis primer, berlangsung pada suhu rendah dan reaksi harus dalam suasana larutan asam kuat (asam klorida pekat atau asam sulfat pekat). Selanjutnya akan terbentuk garam diazonium dengan amina aromatis dan asam nitrit yang harus dibuat dari natrium nitrit dan asam klorida karena asam nitrat mudah terurai (tidak stabil). Reaktivitas dari garam diazonium disebabkan karena kemampuan pereaksi sangat bagus dari gugus nitrogen karena itu gugus diazonium dapat ditukar oleh berbagai nukleofil.
2.5. Reaksi Kopling
Reaksi penggandengan, reaksi kopling, ataupun penggandengan (kopling) oksidatif merupakan istilah dalam kimia organik yang merujuk pada sekelompok reaksi kimia organologam di mana dua fragmen hidrokarbon digandengkan (kopling) dengan bantuan katalis yang mengandung logam. Dalam suatu reaksi ini sebuah gugus utama senyawa organologam bereaksi dengan suatu halida organik dengan pembentukan ikatan karbon-karbon yang baru menghasilkan produk baru. Prinsipnya adalah reaksi substitusi elektrofilik pada amina aromatis. Yang bertindak sebagai elektrofil adalah garam diazonium yang merupakan elektrofil yang sangat lemah. Struktur resonansi ion diazonium menunjukkan bahwa kedua nitrogen mengemban muatan positif parsial. Jadi amina aromatis haruslah teraktivasi oleh gugus hidroksil dan nitrogen. Syarat agar reaksi kopling dapat berjalan adalah suasana larutan harus alkalis, netral, atau asam lemah. Reaksi kopling ini tidak bisa terjadi pada asam kuat karena anionnya akan terhidrolisa kembali menjadi senyawa asalnya. Produk kopling mengandung gugus azo yang biasanya digunakan sebagai zat warna.
2.6. Kegunaan Methyl Orange
Indikator Methyl Orange merupakan indikator asam-basa yang dapat digunakan dalam titrasi beberapa larutan seperti titrasi basa lemah oleh asam kuat dan titrasi garam dari asam lemah oleh asam kuat. Methyl orange sendiri merupakan salah satu contoh dari senyawa azo. Pigmen azo terdiri dari partikel berwarna (biasanya tanah atau lempung) yang diberi warna menggunakan senyawa azo. Pigmen azo sangat penting dalam berbagai cat termasuk cat para seniman atau pelukis. Pigmen ini memiliki sifat pewarnaan yang sangat baik, utamanya dalam rentang warna kuning hingga merah, serta pencahayaan. Selain itu, zat warna azo telah banyak digunakan dalam industri tekstil untuk pewarnaan berbagai produk keperluan sehari-hari.