Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN.PUSTAKA

2.1. Methyl Orange


Methyl Orange adalah senyawa organik yang biasanya dipakai sebagai indikator
dalam titrasi asam basa. Indikator methyl orange ini berubah warna dari merah pada pH
dibawah tiga koma satu dan menjadi warna kuning pada pH diatas empat koma empat
sehingga warna transisinya adalah orange. Methyl orange disebut juga zat warna azo
disusun oleh substitusi elektrofilik dengan garam arene-diazonium (coupling diazo).
Methyl orange berubah warna pada pH asam lemah dan biasanya digunakan dalam
titrasi untuk asam. Tidak seperti indikator universal, methyl orange tidak memiliki
spektrum penuh perubahan warna, namun memiliki titik akhir tajam. Methyl orange dibuat
dari asam sulfanilat dan N, N-dimethylaniline. Produk pertama diperoleh dari kopling
adalah bentuk asam terang merah orange yang disebut helianthin. Di dasar, helianthin
dikonversi menjadi garam natrium jeruk, disebut metil jeruk.
Methyl orange merupakan pewarna yang digunakan untuk memberikan warna pada
zat, terutama kain. Chromopohores merupakan kelompok fungsional yang menyerap sinar,
memberi warna zat pewarna. Yang paling umum adalah chromophores azo, nitro, dan
kelompok karbonil. Auxochromes merupakan kelompok fungsional yang meningkatkan
intensitas warna, juga bagian penting dari pewarna. Yang paling umum Auxochromes
adalah hidroksil, amino, sulfonat, dan karboksilat. Pewarna Azo memiliki ikatan nitrogen
ganda sebagai kromofor mereka. Zat pewarna dibuat dengan mengambil garam diazonium
dan menambahkannya ke sistem aromatik yang sangat diaktifkan. Struktur indikator ini
adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Rumus Struktur Methyl Orange
(Sumber: Hamid, 2015)

2.2. Garam Diazonium


Garam diazonium adalah senyawa organik yang diperoleh dari reaksi suatu amina
aromatik primer yang dilarutkan atau disuspensikan dalam suatu larutan asam mineral
dalam air, kemudian direaksikan dengan kalium nitrit dalam keadaan dingin. Jika ditinjau
dari sudut pandang sintesis senyawa organik, garam diazonium mempunya arti penting
karena dari senyawa tersebut dapat dibuat dari berbagai senyawa aromatik.
Garam diazonium merupakan senyawa antara sistesis yang bermanfaat, salah
satunya dalam reaksi kopling diazonium. Nitrogen ujung pada kation diozonium digunakan
sebagai suatu elektrofil dalam suatu reaksi substitusi elektrofilik pada aromatik. Sebagian
besar produk tipe reaksi kopling diazonium berwarna cerah, dikenal dengan azo-dyes.
Sintesis kombinatorial dibutuhkan untuk menyediakan beragam jenis senyawa dengan
beragam fungsi dalam serangkaian reaksi yang dilakukan bersamaan. Dua pendekatan yang
dapat dilakukan yaitu sintesis parallel dan sintesis split. Dalam sistem parallel, tiap
senyawa dibuat secara individu dan beragam uji dilakukan secara terpisah untuk tiap
senyawa. Sedangkan dalam sintesis split, hasil ujinya memerlukan proses deconvolution
(pemisahan campuran).
Pembuatan garam diazonium disebut dengan reaksi diazotisasi/diazotasi. Untuk
pembuatan garam diazonium diperlukan tiga macam pereaksi, yaitu suatu amina aromatik
primer, suatu asam mineral, dan garam natrium nitrit. Reaksi pembuatan garam diazonium
dilakukan dalam keadaan dingin dengan cara mempertahankan suhu reaksi dibawah lima
derajat celsius. Reaksi dan sifat yang dimiliki oleh garam-garam diazonium banyak
kesamaannya dengan garam-garam amonium kuaterner. Hal ini disimpulkan dari hasil-hasil
pengamatan seperti, larutan garam diazonium yang diperoleh dari asam mineral kuat
bersifat netral, dan dari hasil pengukuran daya hantarnya menunjukkan bahwa larutannya
yang encer terionisasi sempurna. Namun, jika larutan garam benzenadiazonium klorida
direaksikan dengan perak hidroksida, dihasilkan endapan perak klorida (putih), sedangkan
larutannya bersifat sebagai basa kuat.

2.3. Sifat Fisika dan Kimia Methyl Orange


Rumus Kimia : C14H14N3NaO3S
Massa molar : 327,33 g·mol−¹
Densitas : 1,28 g/cm³
Titik lebur : >300 °C (572 °F; 573 K)
Kelarutan dalam air : 0,5 g/100 mL (20 °C)
Wujud : Padat (bubuk)
Sifat zat : Beracun

2.4. Reaksi Diazotasi


Diazotasi adalah reaksi antara amin aromatis primer dengan asam nitrit yang berasal
dari natrium nitrit dalam suasana asam untuk membentuk garam diazonium. Metode ini
hampir digunakan terhadap sulfadiazin dan senyawa lain yang mempunyai gugus amin
aromatis primer bebas atau yang pada hidrolisis atau reduksi mampu menghasilkan amin
aromatis primer. Diazotasi ini telah digunakan secara umum untuk penetapan senyawa-
senyawa dalam industri zat warna, senyawa farmasi dan dapat dipakai untuk penetapan
semua senyawa-senyawa yang mengandung gugus amina aromatis primer (Wiadnya,
2012).
Reaksi diazotasi dapat berlangsung jika bahan dasar yang digunakan merupakan
amina aromatis primer, berlangsung pada suhu rendah dan reaksi harus dalam suasana
larutan asam kuat (asam klorida pekat atau asam sulfat pekat). Selanjutnya akan terbentuk
garam diazonium dengan amina aromatis dan asam nitrit yang harus dibuat dari natrium
nitrit dan asam klorida karena asam nitrat mudah terurai (tidak stabil). Reaktivitas dari
garam diazonium disebabkan karena kemampuan pereaksi sangat bagus dari gugus nitrogen
karena itu gugus diazonium dapat ditukar oleh berbagai nukleofil.

2.5. Reaksi Kopling


Reaksi penggandengan, reaksi kopling, ataupun penggandengan (kopling)
oksidatif merupakan istilah dalam kimia organik yang merujuk pada sekelompok
reaksi kimia organologam di mana dua fragmen hidrokarbon digandengkan (kopling)
dengan bantuan katalis yang mengandung logam. Dalam suatu reaksi ini sebuah gugus
utama senyawa organologam bereaksi dengan suatu halida organik dengan pembentukan
ikatan karbon-karbon yang baru menghasilkan produk baru.
Prinsipnya adalah reaksi substitusi elektrofilik pada amina aromatis. Yang bertindak
sebagai elektrofil adalah garam diazonium yang merupakan elektrofil yang sangat lemah.
Struktur resonansi ion diazonium menunjukkan bahwa kedua nitrogen mengemban muatan
positif parsial. Jadi amina aromatis haruslah teraktivasi oleh gugus hidroksil dan nitrogen.
Syarat agar reaksi kopling dapat berjalan adalah suasana larutan harus alkalis, netral, atau
asam lemah. Reaksi kopling ini tidak bisa terjadi pada asam kuat karena anionnya akan
terhidrolisa kembali menjadi senyawa asalnya. Produk kopling mengandung gugus azo
yang biasanya digunakan sebagai zat warna.

2.6. Kegunaan Methyl Orange


Indikator Methyl Orange merupakan indikator asam-basa yang dapat digunakan
dalam titrasi beberapa larutan seperti titrasi basa lemah oleh asam kuat dan titrasi garam
dari asam lemah oleh asam kuat. Methyl orange sendiri merupakan salah satu contoh dari
senyawa azo. Pigmen azo terdiri dari partikel berwarna (biasanya tanah atau lempung) yang
diberi warna menggunakan senyawa azo. Pigmen azo sangat penting dalam
berbagai cat termasuk cat para seniman atau pelukis. Pigmen ini memiliki sifat pewarnaan
yang sangat baik, utamanya dalam rentang warna kuning hingga merah, serta pencahayaan.
Selain itu, zat warna azo telah banyak digunakan dalam industri tekstil untuk pewarnaan
berbagai produk keperluan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai