Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KAPITA SELEKTA

Perkembangan Kurikulum Pendidikan Kimia


Tahun 1974/1975

DISUSUN OLEH

JON FAIZAL (06101981722068)

DOSEN PENGAMPUH : DIAH KARTIKA SARI, S.Pd., M.SI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan
Kurikulum Pendidikan Kimia Tahun 1974/1975” tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu DIAH
KARTIKA SARI, S.Pd., M.SI dalam mata kuliah Kapita Selekta.
Makalah ini telah saya susun dengan baik dan proses penyusunannya saya
mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga penyusunan makalah ini berjalan
dengan lancar. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang terlah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan senang hati saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah kapita selekta tentang
Perkembangan Kurikulum Pendidikan Kimia Tahun 1974/1975 ini dapat
memberikan manfaat serta memberi informasi terhadap pembaca.

Indralaya, Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu Kimia Dan Pendidikan Kimia......................................................3
B. Perkembangan Kurikulum Pendidikan Di Indonesia.........................................5
C. Perkembangan Dan Pembaharuan Pendidikan Kimia Tahun 1974/197..........11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................................15
B. Saran................................................................................................................15
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu kimia merupakan ilmu yang mempelajari komposisi, sifat dan


perubahan materi. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Ilmu kimia juga terkait dengan berbagai
disiplin ilmu lainnya seperti fisika, farmasi,kedokteran dan berbagai ilmu lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tak luput dari peranan kimia
di dalamnya. Sebaliknya, teknologi sangat berpengaruh dalam perkembangan
ilmu kimia.

Hal yang tidak kalah penting dalam mempelajari ilmu kimia adalah
mengetahui sejarah perkembangan ilmu kimia. Dengan mengetahui sejarah
perkembangan ilmu kimia hingga sekarang ini, kita dapat memahami setiap
peristiwa yang menuntun pada perkembangan ilmu kimia. Dengan demikian, kita
mampu menyadari bahwa ilmu kimia yang kita pelajari sekarang merupakan buah
dari upaya selama ribuan tahun.

Namun, di zaman ini, era global yang menyeret semua individu ke arus
pergerakannya, tampaknya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang
sejarah perkembangan kimia, khususnya yang berkecimpung dalam ilmu kimia
dan terutama para pelajar, mengalami penurunan yang cukup signifikan. Sebagian
besar masyarakat tidak lagi mempunyai pemahaman mendalam
tentang perkembangan ilmu kimia. Para pelajar pun hanya memahami kulit luar
dari perkembangan ilmu kimia, tanpa pernah memahami sungguh-sungguh setiap
proses yang berlangsung dalam sejarah perkembangan kimia. Hal ini tentu saja
sangat memprihatinkan, mengingat sejarah perkembangan ilmu kimia merupakan
hal yang penting untuk dipelajari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu ilmu kimia dan pendidikan kimia?
2. Bagaimana perkembangan kurikulim pendidikan di Indonesia?
3. Bagaimana perkembangan dan pembaharuan pendidikan kimia tahun
1974/1975?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi ilmu kimia dan pendidikan kimia
2. Mengetahui perkembangan kurikulim pendidikan di Indonesia
3. Mengetahui perkembangan dan pembaharuan pendidikan kimia tahun
1974/1975
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI ILMU KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA

Ilmu kimia dan ilmu pendidikan kimia memiliki aspek kajian atau aspek
ontologi yang berbeda. Ilmu kimia mempelajari zat atau materi dari segi mikro
yaitu dari segi ato-atom, molekul-molekul, dan ion-ion untuk kepentingan makro.
Ilmu kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi,
struktur dan sifat, transformasi, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan
keterampilan dan penalaran. Dahulu, saat ini, dan saat yang akan datang ilmu
kimia memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh karena kehidupan kita sangat tergantung dari zat-zat kimia yang
terkandung dalam berbagai bahan kimia seperti air, udara, tanah, bahan pangan,
bahan sandang, bahan papan, pupuk, dan obat-obatan. Dengan mempelajari ilmu
kimia atau kimia, manusia dapat mengubah zat satu menjadi zat lain atau
menciptakan suatu zat baru secara sintetis sesuai keinginannya, chemistry is a
miracle one.

Ilmu Pendidikan Kimia merupakan ilmu interdisiplin dari ilmu pendidikan


dan/atau ilmu kimia, oleh karenanya dapat dipandang sebagai bidang ilmu dari
cabang ilmu pendidikan dan/atau dari cabang ilmu kimia. Ilmu pendidikan kimia
pada hakikatnya merupakan penerapan teori ilmu pendidikan dalam konteks ilmu
kimia untuk tujuan pembelajaran kimia. Berbeda dengan ilmu kimia, ilmu
pendidikan kimia atau pendidikan kimia umurnya relatif masih muda.
Pendidikan Kimia sebagai suatu bidang ilmu, sebagaimana ilmu-ilmu yang lain,
memiliki objek atau bahan kajian (aspek ontologi), memiliki cara memperoleh
(aspek epistemologi), dan kegunaan (aspek aksiologi). Sebagai bidang ilmu dari
ilmu pendidikan, pendidikan kimia mempunyai bahan kajian searah dengan ilmu
pendidikan, yaitu:
a. Kurikulum, yang meliputi teori tentang pengembangan kurikulum kimia, orga-
nisasi kurikulum kimia, isi kurikulum kimia, dan model-model pengem-
bangan kurikulum kimia.
b. Peserta didik dan perbuatan belajar, yang meliputi teori tentang karakteristik
peserta didik, jenis-jenis dan cara belajar kimia, hirarkhi proses belajar kimia,
dan kondisi-kondisi belajar kimia
c. Pendidik dan perbutan mendidik/mengajar, yang meliputi teori tentang
karakteristik pendidik kimia, karakteristik perbuatan mendidik atau mengajar
kimia, model-model mendidik atau mengajar kimia, metode atau teknik
mendidik atau mengajar kimia, dan sistem pengelolaan kelas.
d. Lingkungan Pendidikan, yang meliputi teori tentang pranata pendidikan kimia,
perencanaan dan pengelolaan pendidikan kimia, bimbingan dan penyuluhan
atau bimbingan karir, dan sarana atau media pendidikan kimia.
e. Sistem asesmen atau penilaian, yang meliputi teori tentang model-model
penilaian hasil belajar kimia, teknik penilaian hasil belajar kimia, dan
instrumen penilaian hasil belajar kimia.

Seorang ahli pendidikan kimia juga ahli kimia, baik keahlian tersebut
dipelajari secara berturutan (consecutive) maupun dipelajari secara serentak
(cuncurrent). Tugas utama seorang ahli pendidikan kimia ialah menjadi pendidik
dalam bidang kimia, dengan tugas utama menyampaikan kimia kepada peserta
didik secara aktif, informatif, kreatif, efisien, efektif, dan menyenangkan.

Pendidikan kimia mengalami perkembangan dari waktu ke waktu seiring


dengan perkembangan ilmu kimia, perkembangan karakteristik peserta didik dan
karakteristik pendidik, perubahan lingkungan pendidikan, serta perubahan dalam
sistem penilaian atau asesmen hasil belajar. Makalah ini bertujuan memperoleh
gambaran perkembangan pendidikan kimia dari waktu ke waktu dan
kecenderungan pendidikan kimia masa depan, sebagai akibat perkembangan ilmu
dan teknologi yang sangat cepat dalam abad XX dan XXI.
B. PERKEMBANGAN KURIKULIM PENDIDIKAN DI INDONESIA

Kurikulum yang berasal dari kata curriculum yang berarti lintasan untuk balap
kereta kuda yang biasa dilakukan oleh bangsa Romawi pada zaman kaisar Gaius
Julius Caesar di abad pertama tahun masehi. Namun, istilah tersebut digunakan
untuk menggambarkan suatu konsep yang abstrak. Sehingga kemudian
melahirkan banyak pengertian tentang kurikulum, diantaranya:

Schubert berpendapat sederhana bahwa kurikulum sebagai mata pelajaran,


muatan hasil belajar, adanya unsur reproduksi kebudayaan dan pembangunan
sosial, serta pentingnya kecakapan hidup. Kurikulum merupakan seperangkat
rancangan nilai, pengetahuan dan ketrampilan yang harus ditransfer kepada
peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus dilaksanakan.
Kurikulum sebagai sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai
tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan suatu cara untu mempersiapkan anak
agar berpartisipasi sebagai anggota yang produktif dalam masyarakatnya. Dengan
demikian, kurikulum bukanlah satu-satunya faktor penentu yang mendukung
lahirnya jati diri seseorang di masyarakat di kemudian hari. Meskipun begitu,
kurikulum menjadi perangkat yang strategis untuk menyemaikan kepentingan dan
membentuk konsepsi dan perilaku individu masyarakat.

Beragam kurikulum yang pernah ada di Indonesia ternyata masih belum


mampu memberikan solusi yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Kondisi seperti itu seiring dengan di tandai oleh rendahnya mutu
kelulusan, fasilitas dan sarana yang kurang memadai, serta banyak hal lain yang
melingkupi problematika pendidikan kita. Begitu kompleksnya problem
pendidikan di Indonesia berujung kepada keprihatinan terhadap kualitas sumber
daya manusianya. Sebagai catatan Human Development Report tahun 2003 versi
UNDP menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia berada di
urutan 112, jauh di bawah Filipina (25), Malaysia (58), Brunai Darussalam (31)
dan Singapura (28). Kenyataan seperti ini mengharuskan bangsa Indonesia untuk
melakukan pembenahan-pembenahan, khususnya sektor pendidikan. Karena
dengan pendidikan itu akan mampu melahirkan sumber daya manusia yang
berkualitas, mandiri serta mampu menghadapi beragam tantangan zaman.

Kurikulum sebagai rancangan, disaign dengan segala bentuk materi,


pelaksana, fasilitas dan sebagainya yang mampu membentuk dan mencetak
generasi atau SDM yang sesuai dengan cita-cita atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Hal ini menunjukkan peran penting kurikulum demi kemajuan
bangsa. Akan tetapi, konsep atau sketsa kurikulum yang ideal tanpa didukung
oleh pelaksana yang handal dan segala fasilitas yang memadai tentu nonsen akan
menghasilkan mutu yang bagus sesuai harapan.

Dalam kaitanya dengan kurikulum ini perlu kita ketahui bahwa berdasarkan
perjalanan sejarah pendidikan di Indonesia telah terdapat beberapa kurikulum
yang pernah dilalui dan itu telah mengalami banyak perubahan sesuai dengan
kondisi saat itu, di antaranya: tahun 1947, 1952, 1968, 1984, 1994 dan tahun 2004.
Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem
politik, sosial budaya, ekonomi dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan
bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu
dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi
di masyarakat.

a. Kurikulum 1968 dan sebelumnya

Awalnya pada tahun 1947, kurikulum saat itu diberi nama Rentjana
Pelajaran 1947. Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih
dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh
dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana
kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan
maka pendidikan sebagai development conformism lebih menekankan pada
pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar
dengan bangsa lain di muka bumi ini.
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran
Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan
nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa
setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari.

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali


menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana
Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan
moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan dan jasmani.

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu


dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan


ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan
sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat
dan kuat.

b. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan


pendekatan-pendekatan di antaranya sebagai berikut:

a. Berorientasi tujuan
b. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki
arti dan peranan yang menunjang tercapainya tujuan-tujuan yang lebih
integratif.
c. Menekankan kepada efisiensi dan efektifitas dalam hal daya dan waktu.
d. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan prosedur
pengembangan sistem instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah
kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam
bentuk tingkah laku siswa.
e. Dipengaruhi pseikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus
respon (rangsang jawab) dan latihan (drill).

Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu
lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam
GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan
kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itula pada tahun 1984
pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984.

c. Kurikulum 1984

Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di


antaranya sebagai berikut:

a) Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang berlum tertampung ke


dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
b) Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum berbagai bidang studi
dengan kemampan anak didik.
c) Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan pelaksanaanya di
sekolah.
d) Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan di setiap jenjang.
e) Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) sebagai bidang
pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat kanak-kanak sampai
sekolah menengah tingkat atas termasuk pendidikan luar sekolah.
f) Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk memenuhi kebutuhan
perkembangan lapangan kerja.

d. Kurikulum 1994

Pada kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 1984, proses pembelajaran


menekankan pada pola pengajaran yang berorientasi pada teori belajar mengajar
dengan kurang memperhatikan muatan (isi) pelajaran. Hal ini terjadi karena
berkesesuaian suasan pendidikan di LPTK (lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan) pun lebih mengutamakan teori tentang proses belajar mengajar.
Akibatnya, pada saat itu dibentuklah Tim Basic Science yang salah satu tugasnya
ikut mengembangkan kurikulum di sekolah. Tim ini memandang bahwa materi
(isi) pelajaran harus diberikan cukup banyak kepada siswa, sehingga siswa selesai
mengikuti pelajaran pada periode tertentu akan mendapatkan materi pelajaran
yang cukup banyak.

Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan


dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem
caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan
dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran
cukup banyak.

e. Kurikulum 2004

Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum.


Salah satu bentuk invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan
mutu pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994
disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam
pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis
dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.
Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan
tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan
belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam
pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik
beratkan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik, berupa penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK
diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,
sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk
kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.

f. Kurikulum 2006

Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk
implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar
nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar
kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar
sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
(7)standar penilaian pendidikan.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan
kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.
C. PERKEMBANGAN DAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN KIMIA
TAHUN 1974/1975
1. Pembaharuan Pendidikan Kimia
Pembaharuan bidang pendidikan ada dua jenis, yaitu (a) pembaharuan
pendidikan secara menyeluruh pada tingkat nasional yang disebut reformasi
pendidikan atau education reform dan (b) pembaharuan pendidikan secara parsial
atau tingkat kelas yang disebut inovasi pendidikan atau education innovation.
Dampak keduanya terhadap praksis pendidikan tentu juga berbeda. Dampak
reformasi pendidikan berskala nasional sedangkan dampak inovasi pendidikan
berskala lokal. Objek atau sasaran reformasi pendidikan dan inovasi pendidikan
dapat ditujukan pada aspek ontologi, aksiologi, maupun epistemologi, namun
umumnya pembaharuan pendidikan termasuk pembaharuan pendidikan kimia
dititik beratkan pada aspek ontologi.
Pembaharuan pendidikan dan juga pembaharuan pendidikan kimia pada
skala nasional, dapat dibagi tiga daerah waktu secara kronologis. Pembaharuan
pendidikan kimia dibagi menjadi (1) pembaharuan pendidikan kimia sebelum
Tahun 1974/1975, (2) pembaharuan pendidikan Kimia 1975 s.d. 2005, dan (3)
pembaharuan pendidikan kimia setelah 2005. Sebagai referensi aspek
pembaharuan dapat digunakan klasifikasi disiplin ilmu pendidikan kimia, yaitu
kurikulum kimia, peserta didik dan perbuatan belajar kimia, pendidik dan
perbuatan mengajar kimia, lingkungan pendidikan kimia, dan asesmen hasil
belajar kimia.
a) Pendidikan Indonesia sebelum Tahun 1974

Sistem pendidikan di Indonesia sampai tahun 1974 menggunakan sistem


lama, tinggalan pendidikan Belanda dan Jepang dengan penyesuaian-penyesuaian
pada berbagai aspek pendidikan, terutama dasar pendidikan yaitu Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945, serta tujuan pendidikan yang berpusat pada usaha
menjadikan warga negara Indonesia menjadi warga negara yang baik, antara lain
cerdas, berbudi pekerti luhur, terampil, dan menguasai ilmu serta teknologi
sebagai bekal hidup di masa depan. Reformasi pendidikan di Indonesia, termasuk
pendidikan sains dan matematika baru dimulai tahun 1969 dengan identifikasi
masalah pendidikan. Saat itu masyarakat Indonesia merasa bahwa pendidikan di
Indonesia, termasuk pendidikan sains dan matematika sangat tertinggal dibanding
dengan pendidikan di negera asing, terutama negara Barat. Beberapa keadaan
pendidikan di Indonesia:

1) Pendidikan di Indonesia masih menggunakan materi lama


2) Kurikulum masih berorientasi materi,
3) Masa studi masih menggunakan sistem tahunan dan kenaikan kelas/tingkat,
4) Efisiensi, efektivitas, dan relevansi kurang

Pemerintah yang dipimpin Presiden Suharto saat itu menugasi para ahli
untuk menentukan masalah di bidang pendidikan yang dihadapi Indonesia dan
pemecahannya, menghasilkan empat masalah di bidang pendidikan, yaitu:

1. Masalah yang berhubungan dengan kuantitas pendidikan, misalnya jumlah


anak yang tidak sekolah masih banyak;
2. Masalah yang berhubungan dengan kualitas pendidikan, misalnya hasil
pendidikan masih belum berkualitas;
3. Masalah yang berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas pendidikan,
misalnya kelulusan sarjana yang lambat dan kualitas yang belum tinggi;
4. Masalah yang berhubungan dengan relevansi pendidikan, misalnya
kemampuan para lulusan yang belum sesuai dengan keahliannya.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut dilakukan reformasi pendidikan,


untuk pendidikan dasar dan menengah, maupun pendidikan tinggi.

b) Pembaharuan pendidikan Kimia Tahun 1974

Tahun 1974/1975 reformasi pendidikan dilakukan secara menyeluruh pada


sistem pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi, terutama
mengenai keempat masalah di atas. saat itu dikenal sebagai awal Pembangunan
Lima Tahun Tahap II. Dalam bidang pendidikan kimia, reformasi dapat ditinjau
dari bidang Kurikulum, Peserta didik dan perbuatan belajar, Pendidik dan
perbuatan mendidik/mengajar, Lingkungan pendidikan, dan sistem penilaian atau
sistem asesmen.

Beberapa bidang yang mengalami reformasi di pendidikan tinggi antara lain:


1) Mulai dipakainya Sistem Kredit Semester (SKS),
2) Ditiadakannya jenjang Sarjana Muda dan Sarjana dan diganti dengan jenjang
Sarjana (S1) dan Sarjana Utama (S2)
3) Beban studi Sarjana 140-150 sks (satuan kredit semester) yang ditempuh
dalam 4 s.d. 7 tahun.
Tabel 1. Pembaharuan Pendidikan Kimia

N Aspek Aspek Pendidikan Kimia Pendidikan


o Pembaharuan Sebelum 1974/1975 Kimia Setelah
1974/1975
1 Kurikulum 1. Orientasi 1. Berorientasi materi 1. Berorientasi
Kimia kurikulum (subject matter tujuan (output
oriented curriculum) oriented
curriculum)
2. Organisasi 2. Terpecah menjadi 2. Terpadu menjadi
materi kimia Kimia teori, Kimia Kimia SMA
unsur, Kimia organik
3. Sistematika 4. Konsep dasar adalah 3. Konsep dasar
perubahan kimia dan adalah struktur
perubahan fisika atom, ikatan
kimia, dan tabel
periodik

2 Peserta Tujuan Peserta didik menguasai Peserta didik


didik pembelajaran semua materi/konsep menguasai tujuan
kimia yaitu konsep kimia
esensial
3 Pendidik Pendekatan Persiapan pembela jaran Persiapan
dan pembelajaran disusun sederhana, pembelajaran
perbuatan orientasi penguasaan menggunakan sistem
mendidik/ materi kimia PPSI, orientasi
mengajar penguasaan TIU dan
TIK

4 Lingkungan Sarana/prasarana Laboratorium, alat dan Semua SMA Negeri


pendidikan pendidikan bahan laboratorium mendapat dropping
sangat kurang laboratorium alat dan
bahan laboratorium

5 Sistem Penilaian Hasil Bertujuan menguasai 1. Bertujuan


penilaian belajar materi kimia menguasai TIU
hasil belajar dan TIK
2. Menerapkan
sistem belajar
tuntas (mastery
learnig)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan paparan dan penjelasan diatas, maka didapatkan kesimpulan
bahwa sistem pendidikan di Indonesia sampai tahun 1974 menggunakan sistem
lama, tinggalan pendidikan Belanda dan Jepang dengan penyesuaian-penyesuaian
pada berbagai aspek pendidikan. Reformasi pendidikan di Indonesia, termasuk
pendidikan sains dan matematika baru dimulai tahun 1969 dengan identifikasi
masalah pendidikan. Tahun 1974/1975 reformasi pendidikan dilakukan secara
menyeluruh pada sistem pendidikan dasar dan menengah, serta pendidikan tinggi,
terutama mengenai keempat masalah di atas. saat itu dikenal sebagai awal
Pembangunan Lima Tahun Tahap II. Dalam bidang pendidikan kimia, reformasi
dapat ditinjau dari bidang Kurikulum, Peserta didik dan perbuatan belajar,
Pendidik dan perbuatan mendidik/mengajar, Lingkungan pendidikan, dan sistem
penilaian atau sistem asesmen.

B. SARAN
Untuk mewujudkan pendidikan yang maju dan berkembang maka hendaknya
semua pihak baik peserta didik, pendidik dan orang tua bekerja sama dalam
melaksanakan upaya-upaya pembahuruan pendidikan, khususnya dalam
meningkatkan dan mengembangkan ilmu kimia ataupun pendidikan kimia.
DAFTAR PUSTAKA

https://pengembanganmediakimia.wordpress.com/2013/01/06/perkembangan-
pendidikan-kimia-di-indonesia/

https://www.academia.edu/8126361/makalah_analisis_kurikulum_pendidikan_di_
indonesia.

http://hidayatulfitriya.blogspot.co.id/2014/02/sejarah-kurikulum-di-indonesia-
1945-2013.html.

https://www.academia.edu/9298996/Pendidikan_Kimia.

https://pengembanganmediakimia.files.wordpress.com/2013/01/kimia-sma-14-
feb.doc.

https://www.academia.edu/4609979/Pengembangan_Kurikulum_dan_Implementa
sinya.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2003.Undang-undang


Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta:Depdiknas.

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan penyusunan kurikulum


tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Jakarta:
BNSP.

Anda mungkin juga menyukai