Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ANALISIS KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN IPA (SAINS)


PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR

Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Analisis Kurikulum Pendidikan Dasar
Dosen pengampu: Prof. Dr. Haryono, M. Psi. dan Dr. Edi Waluyo, S, Pd., M. Pd.

Oleh:

Nur Ummi Afifah (2399010054)

MAGISTER PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Analisis Kurikulum
Pendidikan Dasar yang berjudul “Analisis Kurikulum dan Pembelajaran IPA (Sains)
Pada Jenjang Pendidikan Dasar” dengan baik. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Prof. Dr. Haryono, M. Psi. dan Dr. Edi Waluyo, S, Pd., M. Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Analisis Kurikulum Pendidikan Dasar atas bimbingannya dalam penyusunan
makalah ini, terima kasih juga kepada teman-teman yang telah membantu dalam proses
pengerjaan makalah ini sehingga dapat terselesaikan tepat waktu.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca sekaligus menjadi referensi untuk menambah pengetahuan umum.
Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan ke arah yang lebih
baik.

Semarang, 31 Oktober 2023

Penulis

Nur Ummi Afifah


2399010054

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 4
A. Pembelajaran IPA (Sains) Pada Jenjang Pendidikan Dasar............................................ 4
B. Pembelajaran IPA (Sains) Pada Kurikulum Terdahulu .................................................. 5
C. Pembelajaran IPA (Sains) Pada Kurikulum Saat Ini ......................................................8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10


A. Kesimpulan ................................................................................................................... 10
B. Saran ............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami
perubahan, perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala
bidang kehidupan. Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi
berbagai komponen yang terlibat di dalamnya baik itu pelaksana pendidikan di
lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga pendidik), mutu pendidikan, perangkat
kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan mutu menejemen pendidikan
termasuk perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih inovatif.
Upaya perubahan dan perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan
Indonesia lebih baik. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka
peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan
berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem pendidikan nasional
senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang
terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global (Mulyasa, 2006:4).

Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan


manusia dapat merubah nasib dirinya bahkan bangsanya. Maka dari itu manusia harus
mendapatkan pendidikan sejak dini. Dalam menentukaan arah dan pedoman
pendidikan, dibutuhkan suatu acuan berupa kurikulum. Kurikulum berarti seperangkat
alat yang digunakan dalam mengatur jalannya pembelajaran dalam meraih tujuan
pendidikan. Kurikulum sebagai acuan dalam pendidikan haruslah disesuaikan dengan
perkembangan, kondisi dan kebutuhan setiap generasinya. Hal ini membuat kurikulum
terus berkembang dan berubah-ubah. Dunia pendidikan telah menggunakan berbagai
kurikulum yang terus berubah hingga saat inimenggunakan kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka ini memiliki konsep memberi keleluasaan atau
kefleksibelan bagi pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Hanya saja, pada kurikulum ini pendidik dan peserta didik diarahkan
untuk menjalankan pembelajaran dengan berlandaskan profil pelajar Pancasila yaitu
menjalankan kegiatan pendidikan dengan bernafaskan Pancasila. Selain itu pendidik
dan peserta didik dituntut untuk berlatih dan memiliki kemampuan dalam memecahkan
masalah serta menggunakan teknologi digital. Bukan tanpa tujuan, hal ini digalakan
oleh pemerintah dan dikemas dalam sebuah kurikulum untuk mempersiapkan generasi
1
penerus bangsa dalam menghadapi arus globalisasi.
Selain pada konsep secara teknisnya, Kurikulum Merdeka juga memiliki
perubahan pada materi-materi yang diajarkan kepada peserta didik. Materi ini berisikan
materi esensial. Seperti pada mata pelajaran IPA (Sains) yang digabungkan dengan
mata pelajaran lain yakni terkait mata pelajaran sosial. Lalu bagaimana dengan mata
pelajaran IPA (Sains) di Kurikulum Merdeka, apakah ada perbedaan materi yang
dikemas pada kurikulum terdahulu? Pada makalah ini akan dijelaskan secara
mendalam.

2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran IPA (Sains) pada jenjang pendidikan dasar?

2. Bagaimana pembelajaran IPA (Sains) pada kurikulum terdahulu?

3. Bagaimana dengan pembelajaran IPA (Sains) pada kurikulum saat ini (Kurikulum
Merdeka)?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran IPA (Sains) pada jenjang pendidikan
dasar.
2. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran IPA (Sains) pada kurikulum
teradahulu.
3. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran IPA (Sains) pada kurikulum saat ini
(Kurikulum Merdeka).

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran IPA (Sains) Pada Jenjang Pendidikan Dasar


IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan
dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki
upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam
semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat
rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan
alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Analisis kurikulum dan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau


sains pada jenjang Pendidikan Dasar (SD) adalah penting dalam mengidentifikasi
keberhasilan dan tantangan dalam pendidikan sains. Penting untuk memahami tujuan
utama dari kurikulum IPA pada tingkat SD. Tujuan tersebut mungkin termasuk
mengembangkan pemahaman konsep dasar sains, meningkatkan keterampilan
berpikir kritis, dan mempromosikan sikap ilmiah. Analisis harus memeriksa konten
apa yang diajarkan pada setiap tingkat SD. Ini mencakup materi sains seperti fisika,
kimia, biologi, serta konsep dasar seperti materi, energi, ekosistem, dll. Beberapa
kurikulum dapat mengintegrasikan sains dengan mata pelajaran lain, seperti
matematika dan bahasa. Ini dapat membantu siswa memahami sains dalam konteks
yang lebih luas. Analisis harus mencakup apakah kurikulum dan metode pembelajaran
membantu siswa mengembangkan keterampilan seperti berpikir kritis, observasi,
analisis data, dan pemecahan masalah. Selain pengetahuan sains, perhatian juga harus
diberikan pada pembentukan karakter siswa, seperti rasa ingin tahu, kerja sama, dan
etika dalam penelitian dan eksperimen. Analisis harus mempertimbangkan apakah
sumber daya seperti laboratorium sains, buku teks, dan peralatan lainnya cukup
tersedia untuk mendukung pembelajaran IPA yang efektif. Guru harus siap dalam
mengajar IPA. Analisis dapat mencakup apakah guru telah menerima pelatihan yang
cukup dalam hal kurikulum sains, metode pengajaran, dan pemahaman konsep sains.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada jenjang Pendidikan Dasar


(SD) memiliki beberapa aspek penting, tujuan utama pembelajaran IPA pada SD

4
adalah mengenalkan konsep dasar sains kepada siswa. Ini mencakup pemahaman
tentang alam, lingkungan, dan fenomena sains dalam kehidupan sehari-hari. Materi
pembelajaran IPA di SD mencakup berbagai topik seperti sifat-sifat benda, energi,
ekosistem, sistem tata surya, dan konsep-konsep dasar lainnya. Materi ini harus
disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif siswa. Pembelajaran IPA di SD
harus mengintegrasikan metode yang sesuai untuk usia anak-anak, termasuk
eksperimen sederhana, observasi, cerita, gambar, dan bermain peran. Metode ini harus
merangsang rasa ingin tahu dan eksplorasi siswa. Siswa sebaiknya diberi kesempatan
untuk melakukan eksperimen sederhana, observasi, dan kegiatan praktis lainnya. Ini
membantu siswa memahami konsep-konsep sains dengan cara yang konkret.
Pembelajaran IPA di SD juga harus mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan
kemampuan untuk mengajukan pertanyaan ilmiah serta mencari jawaban. Beberapa
kurikulum dapat mengintegrasikan mata pelajaran IPA dengan mata pelajaran lain,
seperti bahasa, matematika, seni, dan sejarah. Ini membantu siswa melihat keterkaitan
antar mata pelajaran.

Penilaian dalam pembelajaran IPA di SD dapat mencakup ulangan harian,


tugas proyek, dan penilaian berbasis kinerja. Penilaian sebaiknya mencerminkan
pemahaman konsep dan kemampuan praktis siswa. Pembelajaran IPA juga dapat
membantu dalam pembentukan karakter siswa, seperti sikap ilmiah, rasa ingin tahu,
dan kerja sama. Penting bagi siswa untuk melihat hubungan antara konsep sains yang
dipelajari dan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Ini membantu mereka merasakan
relevansi pembelajaran IPA. Guru yang mengajar IPA di SD harus memiliki
pemahaman yang baik tentang materi sains dan metode pengajaran yang sesuai untuk
tingkat usia ini. Pembelajaran IPA di SD bertujuan untuk memberikan dasar yang kuat
dalam pemahaman konsep dasar sains dan mempersiapkan siswa untuk melanjutkan
studi sains di tingkat yang lebih tinggi. Itu juga berperan dalam mengembangkan
pemahaman dunia alam dan lingkungan sekitar siswa.

B. Pembelajaran IPA (Sains) Pada Kurikulum Terdahulu


Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Indonesia mengalami berbagai
perubahan dalam beberapa kurikulum yang berbeda selama beberapa dekade. Berikut
adalah gambaran singkat tentang perkembangan pembelajaran IPA pada kurikulum
tersebut:

1. Kurikulum 1968
5
Kurikulum ini menekankan pemahaman konsep dasar sains dengan pendekatan
teoritis, kurang menekankan praktikum dan eksperimen. IPA diajarkan sebagai
mata pelajaran terpisah dengan fokus pada konsep dan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan alam.

2. Kurikulum 1975

Pembelajaran IPA menjadi lebih praktis dengan peningkatan eksperimen dan


praktikum, serta penekanan pada pemahaman konsep melalui pengalaman
langsung. Kurikulum 1975 mencoba mengintegrasikan berbagai aspek sains,
termasuk fisika, kimia, biologi, dan geografi, ke dalam satu mata pelajaran IPA.

3. Kurikulum 1984

Kurikulum ini memberikan fleksibilitas dalam metode pembelajaran, tetapi


pemahaman konsep sains tetap menjadi inti pembelajaran. IPA diajarkan sebagai
mata pelajaran terpisah dengan fokus pada konsep dan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan alam.

4. Kurikulum 1994

Menggabungkan pendekatan saintifik dengan konstruktivisme, menekankan


pemahaman konsep dan proses sains. urikulum 1994 mencoba mengintegrasikan
konsep-konsep ilmu pengetahuan alam dari berbagai disiplin ilmu, seperti fisika,
kimia, biologi, dan geografi, dalam satu mata pelajaran IPA yang terintegrasi.

5. Kurikulum 2004

Kurikulum ini menekankan penguasaan kompetensi dasar sains dan


pengembangan keterampilan ilmiah melalui pembelajaran berbasis masalah.
Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kurikulum 2004 mengadopsi pendekatan
berbasis kompetensi di mana pembelajaran lebih fokus pada pengembangan
keterampilan dan pemahaman siswa. IPA terintegrasi dalam satu mata pelajaran
yang mencakup berbagai aspek ilmu pengetahuan alam, termasuk fisika, kimia,
biologi, dan lingkungan.

6. Kurikulum 2006

Kurikulum 2006, yang juga dikenal dengan singkatan KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan), adalah kurikulum yang diterapkan di Indonesia sebagai upaya
untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada satuan pendidikan dalam merancang
6
program pembelajaran. Fokus pada pembelajaran berorientasi hasil dengan standar
kompetensi yang jelas, serta integrasi pendidikan lingkungan hidup dan teknologi
dalam pembelajaran IPA. IPA diajarkan sebagai mata pelajaran terpisah dengan
fokus pada konsep dan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan alam.

7. Kurikulum 2013

Kurikulum ini mengintegrasikan pendekatan saintifik, pembelajaran kontekstual,


serta penguatan literasi sains dan kompetensi sosial dalam pembelajaran IPA.
Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan terintegrasi dalam pembelajaran IPA, di
mana materi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan alam, seperti fisika, kimia,
biologi, dan lingkungan, terintegrasi ke dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran
IPA tetap menekankan pemahaman konsep ilmiah, tetapi dalam konteks yang lebih
luas dan terintegrasi.

Setiap kurikulum mencerminkan perubahan dalam pendekatan dan tujuan


pembelajaran IPA, dengan peningkatan yang signifikan dalam pengalaman praktis,
penerapan konsep sains dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa, dan
pengembangan keterampilan sosial dan literasi sains.

7
C. Pembelajaran IPA (Sains) Pada Kurikulum Saat Ini
Kurikulum Merdeka adalah penyempurna dari kurikulum sebelumnya. Hal ini
juga meliputi pembelajaran IPA. Pada kurikulum ini, guru melibatkan peserta didik
dalam kegiatan belajar yang menyenangkan yang mendorong kemandirian,
kreativitas, berinovasi dan berpikir kritis (Daga , 2021). Sesuai dengan Profil pelajar
pancasila, kurikulum merdeka diciptakan untuk memberikan kebebasan kepada peserta
didik, guru, dan lembaga pendidikan untuk berinovasi guna mendorong pembelajaran
sepanjang hayat. Membangun pembelajaran yang terkonsentrasi pada pembentukan
kompetensi dasar dan karakteristik peserta didik dimungkinkan dengan Kurikulum
Pembelajaran Mandiri dan konsep guru sebagai pendidik.

Kurikulum Merdeka berfokus pada konten esensial, sehingga materi yang


diajarkan lebih ringkas, sederhana dan bermakna. Hal-hal esensial dalam Kurikulum
Merdeka menyebabkan terjadinya beberapa unsur perubahan pada jenjang pendidikan
sekolah dasar, yakni digabungkannya muatan pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS
(Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial). Dalam Kurikulum Merdeka, mata pelajaran IPA
dan IPS digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS), dengan harapan dapat memicu anak untuk dapat mengelola lingkungan alam
dan sosial dalam satu kesatuan. Untuk memahami lingkungan sekitar, mata pelajaran
IPA dan IPS digabungkan sebagai mata pelajaran Imlu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS) Tujuan dari adanya mata pelajaran IPAS agar peserta didik di sekolah dasar
lebih siap untuk mengikuti pembelajaran IPA dan IPS yang diadakan secara terpisah
pada jenjang pendidikan berikutnya (Faiz, dkk, 2022). Pembelajaran IPAS bertujan
menyadarkan peserta didik bahwa manusia sebagai makhluk sosial tidak hanya
membutuhkan manusia lain dalam kehidupan namun juga sangat bergantung pada
alam.

Sesuai dengan surat keputusan BSKAP Nomor 008/H/KR/2022 tentang


capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka, menyatakan bahwa mata pelajaran IPAS
membantu peserta didik untuk meningkatkan kesadaran dan keingintahuan terhadap
fenomena alam dan sosial yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Rasa keingintahuan
yang timbul dalam diri peserta didik mampu menuntun pemahamnnya terhadap cara
alam semesta bekerja dan kaitannya dengan kehidupan manusia. Melalui pemahaman
yang diperoleh, peserta didik dapat mengidentifikasi beragam permasalahan dan
mampu memberikan penyelesaian atau solusi yang tepat. Pembelajaran IPAS akan
8
membiasakan peserta didik untuk membangun sikap ilmiah (rasa ingin tahu yang
tinggi, berpikir secara krtitis, analitis dan mengambil kesimpulan dengan tepat). Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang
makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji
kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang
berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan
sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem
dengan memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016).
Pengetahuan ini melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. Tujuan mata
pelajaran IPAS, di antaranya:

1. mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu
untuk mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia,

2. memahami alam semesta dan kaitannya dengan kehidupan manusia;

3. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam,


mengelola sumber daya alam dan lingkungan dengan bijak, mengembangkan
keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga menyelesaikan
masalah melalui aksi nyata;

4. mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial dia berada,


memaknai bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu
ke waktu; memahami persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi
anggota suatu kelompok masyarakat dan bangsa; dan mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Analisis kurikulum dan pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan dasar penting untuk
memastikan bahwa materi pelajaran sesuai dengan perkembangan kognitif dan
kebutuhan siswa.
2. Pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk mengembangkan
pemahaman siswa tentang konsep ilmiah dan keterampilan berpikir kritis melalui
eksplorasi dunia alam.
3. Setiap kurikulum mencerminkan perubahan dalam pendekatan dan tujuan pembelajaran
IPA, dengan peningkatan yang signifikan dalam pengalaman praktis, penerapan konsep
sains dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa, dan pengembangan keterampilan
sosial dan literasi sains.
4. Penggabungan pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS diharapkan dapat memicu anak
untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan.

B. Saran

Diharapkan makalah ini dapat dijadikan salah satu referensi dan literatur yang dapat
menambah wawasan pengetahuan kita. Selain itu kita sebagai calon ataupun pendidik
bangsa haruslah kritis mengenai perbedaan pembelajaran IPA (Sains) di setiap kurikulum,
sehingga kita tidak menyamaratakan pembelajaran yang ada pada kurikulum terdahulu
dengan kurikulum saatt ini. Kita harus menyadari bahwa kurikulum yang telah dirancang
tentu saja disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan perkembangan zaman pada saat ini
sehingga kita dapat mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan di masa
mendatang.

10
DAFTAR PUSTAKA

Daga, A. T. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah Dasar.
Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(3), 1075–1090.
https://doi.org/10.31949/educatio.v7i3.1279.
Kemendikbudristek. (2022, Februari 10). Perbandingan kurikulum. Retrieved from Pusat
Kurikulum dan Pembelajaran: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/perbandingan/.
Kemendikbudristek. (2022, Januari 17). Kurikulum merdeka. Retrieved from Pusat Kurikulum
dan Pembelajaran: https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/.
Lase Famahato. (2015). Dasar Pengembangan Kurikulum Menjadi Pengalaman Belajar. Jurnal
PG-Paud STKIP, 1(2): 48-58.
Mulyasa E. (2015). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Nasution, S. (2009). Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah nomor : 10/D/KR/2017 tanggal
4 April 2017.
Rochintaniawati, D. (2012). Needs Analysis of Cimahi and West Bandung District Elementary
Teachers in Developing Science Curriculum and Teaching Science. Jurnal Pengajaran
IPA, 17(2): 183-189.
Suryantari, K. D., & Sumantri, M. (2016). Analisis Kesenjangan Perencanaan dan Pelaksanaan
Pembelajaran Kurikulum 2013 di SD Negeri 4 Kaliuntu, Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran, 49(2): 59-69.

11

Anda mungkin juga menyukai