Anda di halaman 1dari 26

TEORI HUMANISTIK

Kelompok 4
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4
• Nama :
Abepura Dwi Putra Absa
Adinda Rahmadani Fitriyan
Andrean Kukuh Prakoso
Muhammad Yudharsyah
Ririn Setia Ningsih Pamungkasih
Yuni Hartati Eliya Rosa
PENGERTIAN TEORI HUMANISTIK
Teori humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk
mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut.
Humanisme

Penyusunan
dan
pemilihan
Mementingka Pendidik
materi
n isi yang bertujuan
Berfokus pelajaran
dipelajari membantu
pada harus sesuai
daripada siswa
perilaku dengan
proses mengembang-
perasaan
pembelajaran kan diri
dan
perhatian
siswa
SEJARAH TIMBULNYA TEORI
HUMANISTIK
• Teori humanisme merupakan akar dari pengembangan
dari ilmu psikologis.
• Pada tahun 1940-an muncul suatu perspektif psikologi
yang dipelopori oleh beberapa orang yang
mengembangkan ilmu psikologis
•Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada
tahun 1960 sampai dengan 1970-an
PEMAPARAN TOKOH-TOKOH
BESERTA TEORINYA
• Arthur Combs (1912-1999)
Dinyatakan bahwa apabila kita ingin memahami perilaku orang lain maka
kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu.
TEORI ABRAHAM MASLOW
• Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua
hal :
• (1) Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
• (2) Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
TEORI CARL RANSOM ROGERS
• Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:
• Kognitif (kebermaknaan)
• Experiential ( pengalaman atau signifikansi)
Pandangan kolb terhadap belajar

•Tahap pengalaman konkrit


Pada tahap paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang yang
mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian
sebagaimana adanya. Ia dapat melihat dan merasakan, dapat
menceritakaan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang dialaminya.
• Tahap pengamatan aktif
dan reflektif

Peristiwa belajar adalah seseorang


makin lama maka semakin mampu
melakukan observasi secara aktif
terhadap peristiwa yang
dialaminya.
•Tahap konseptualisasi

Peristiwa belajar adalah seseorang


sudah mulai berupaya untuk
mambuat abstraksi,
mengembangkan suatu teori,
konsep, atau hukum pada prosedur
tentang suatu yang menjadi objek
perhatiannya.
•Tahap eksperimentasi aktif

Melakukan eksperimen secara aktif, pada tahap in seseorang sudah


mengaplikasikan konsep-konsep, teori atau aturan-aturan kedalam situasi
yang nyata.
Pandangan honey dan mumford
terhadap belajar

• Kelompok aktivis

Orang yang termasuk dalam kelompok aktivis


adalah orang yang senang melibatkan diri dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
dengan tujuan untuk memperoleh
pengalamaan baru.
• Kelompok reflector

Reflektor mempunyai kecendrungan yang


berlawanan dengan mereka yang termasuk
kelompok aktivis. Dalam melakukan suatu
tindakan, orang-orang reflector sangat berhati-
hati dan penuh pertimbangan.
• Kelompok teoritis

Tipe ini memiliki kecendrungan yang sangat


kritis, suka menganalisis, selalu berpikir rasional
dengan penalarannya. Segala sesuatu sering
dikembalikan pada teori dan konsep-konsep
atau hukum.
• Kelompok pragmatis
Tipe pragmmatis memiliki sifat yang praktis,
tidak suka berpanjang lebar dengan teori,
konsep-konsep, dalil dan sebagainya. Bagi
mereka yang penting adalah aspek praktis,
sesuatu yang nyata dan dapat dilaksanakan.
TEORI HABERNAS

Belajar Belajar Belajar


teknis praktis emansipatoris
(technical (practical (emancipatory
learning) learning) learnig)
KELEBIHAN TEORI HUMANISME
• Teori humanisme lebih cocok untuk diterapkan dalam materi
pelajaran yang bersifat pembentukan karakter.

• Teori ini dinyatakan berhasil apabila siswa bersemangat dalam


mengikuti proses pembelajaran. Contoh kongkritnya siswa
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola
pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

• Teori ini mengharapkan siswa untuk menjadi manusia yang bebas,


tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya
sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak
orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang
berlaku.

• Mendorong guru untuk dapat lebih mengenali peserta didiknya

• Memberikan dampak yang signifikan terhadap proses


perkembangan anak dilihat dari sisi kepribadianya

• Mengedepankan aspek memanusiakan manusia dan


pembentukan karakter.
KEKURANGAN TEORI HUMANISME

• Siswa yang tidak menyadari dan memahami potensi dirinya akan


ketinggalan dalam proses belajar.

• Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam
proses belajar.

• Proses pembelajaran lebih difokuskan kepada pengembangan potensi


yang dimiliki siswa, sehingga pengembangan intelektual siswa tidak terasah.
Aplikasi teori humanisme dalam pembelajaran cenderung mengarahkan
siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman, serta
membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Adapun contoh langkah kongkrit yang bisa dijadikan bahan pertimbangan
oleh guru adalah :
• Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran.
• Menentukan materi pelajaran.
• Mengidentifikasi kemampuan awal siswa.
• Mengidentifikasi topik-topik pelajaran yang memungkinkan siswa secara
aktif melibatkan diri dalam proses pembelajaran.
PENGAPLIKASIAN MODEL
PEMBELAJARAN HUMANISTIK
1. Confluent
Education

2. Open Education

3. Coorporative
Education
CONFLUENT EDUCATION

• Confluent Education adalah pendidikan yang memadukan atau


mempertemukan pengalaman-pengalaman afektif dengan belajar
kognitif di dalam kelas. Hal ini merupakan cara yang bagus sekali untuk
melibatkan para siswa secara pribadi di dalam bahan pelajaran
OPEN EDUCATION
• Open Education adalah proses pendidikan terbuka. Menurut Walberg
dan Tomas (1972), Open Education itu memiliki delapan kriteria, yaitu:

Kemudahan belajar tersedia, artinya berbagai macam bahan yang diperlukan


untuk belajar tersedia, para siswa bergerak bebas di sekitar ruangan, tidak
dilarang berbicara, tidak ada pengelompokkan atas dasar tingkat kecerdasan

Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat, artinya menggunakan bahan buatan siswa,
guru menangani masalah-masalah tingkah laku dengan jalan berkomunikasi secara pribadi
dengan siswa yang bersangkutan, tanpa melibatkan kelompok.

Penuh kasih sayang, hormat, terbuka dan hangat, artinya menggunakan bahan buatan
siswa, guru menangani masalah-masalah tingkah laku dengan jalan berkomunikasi
secara pribadi dengan siswa yang bersangkutan, tanpa melibatkan kelompok.

Pengajaran, yaitu pengajaran individual, tidak ada tes ataupun buku kerj

Penilaian, ujudnya: guru membuat catatan, penilaian secara individual, hanya sedikit
sekali diadakan tes formal.
• Cooperative Learning atau belajar kooperatif merupakan fondasi yang baik untuk
menigkatkan dorongan berprestasi siswa. Menurut Slavin (1980) Cooperative Learning
mempunyai tiga karakteristik:

• 1. Siswa bekerja dalam tim-tim belajar yang kecil (4-6 orang anggota), komposisi ini tetap
selama berminggu-minggu.

• 2. Siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yanbersifat akademik
atau dalam melakukan tugas kelompok.

• 3. Siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi kelompok.


• Teknik Cooperative Learning

1. Team-
Games -
Tournament

2. Student Teams-
achievement Divisions.

3. Jigsaw

4. Group
Investigation.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai