Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KINETIKA KIMIA
LAJU REAKSI

Nama : Andrean Kukuh Prakoso


NIM : 06101281722033
JURUSAN : Pendidikan Kimia
Dosen Pengasuh : Dr.Effendi Nawawi, M.SI.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
A. Latar Belakang
Konsep pembelajaran kimia merupakan konsep yang erat dengan kehidupan sehari hari.
Kimia menggambarkan kehidupan sedemikian rupa sehingga terlihat lebih rinci dan beragam. Hal
ini lah yang membuat para pengajar menerapkan konsep kimia ke dalam kehidupan sehari-hari
dengan menghadirkannya dalam contoh-contoh sederhana. Selain itu, juga dilakukan pengenalan
terhadap konsep-konsep yang sering digunakan dalam dunia luas, bahkan kebiasaan yang
sederhana yang sering kita lakukan tanpa kita ketahui itu merupakan konsep kimia. (Suminar &
Petrucci, 1987)

Salah satu contohnya yaitu pada konsep laju reaksi dalam kimia. Dalam kimia dijelaskan
bahwasanya laju reaksi adalah adalah besarnya perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per
satuan waktu. Perubahan ini dapat dikatakan perubahan konsentrasi molar (molaritas) sehingga
laju reaksi dapat dikatakan perubahan konsentrasi akhir (hasil reaksi) terhadap konsentrasi awal
(pereaksi) per satuan waktu. (Goldberg, 2004)

Banyak sekali konsep laju reaksi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, dalam makalah ini akan dijelaskan secara rinci manfaat laju reaksi dalam kehidupan sehari-
hari.

Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi (Syukri, 1999). Reaksi
kimia berjalan dengan kecepatan atau laju tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
perlu dikendalikan jika kita menginginkan membandingkan laju reaksi dari berbagai macam reaksi
(Masel, 2002). Faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi,
sifat pereaksi dan katalis (Syukri, 1999). Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan
memvariasi salah satu faktor (misalnya konsentrasi reaktan) dan mengendalikan faktor lainnya.

Laju reaksi serta faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat ditentukan dengan mempelajari
kinetika kimianya (Syukri, 1999) Menurut (Herman & Khairat, 2006) informasi konstanta laju
reaksi dan orde reaksi terhadap pereaksi dapat digunakan untuk merancang alat pabrik maupun
perancang reaktor dalam proses produksi. Penentuan konstanta laju reaksi serta orde reaksi
terhadap pereaksi perlu dilakukan agar dapat merancang reaktor yang sesuai jika diinginkan
mensintesis senyawa dalam skala industri.
Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya petasan, adalah
contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi, pematangan buah di
pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwa-peristiwa kimia yang berlangsung
sangat lambat.

Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil
reaksi (produk). Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi
per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu. Laju
reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau
bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu .Dinyatakan dengan
satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju
Reaksi Wujud Zat diantara nya adalah Konsentrasi pereaksi ,Suhu reaksi ,Luas permukaan bidang
sentuh reaksi dan Katalis. Laju mempunyai penerapan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam berbagai industri. Penerapan ini ditujukan untuk mempermudah dan menambah wawasan
dalam mempelajar laju reaksi dan penerannya.

Mempelajari laju reaksi kimia, artinya kamu akan mempelajari mengenai pergerakan
molekul yang terjadi didalam sebuah zat. Ketika sebuah reaksi cenderung lambat untuk terjadi, itu
artinya molekul zat tersebut lambat untuk saling bergabung satu dengan yang lain. Sebaliknya,
ketika sebuah reaksi cenderung cepat terjadi, itu artinya molekul zat tersebut cepat untuk
bertubukan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk zat baru.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian laju reaksi?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi?
3. Bagaimana manfaat laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian laju reaksi


2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
3. Untuk mengetahui dan memahami manfaat laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari
D. Pembahasan

A. Pengertian Laju Reaksi


Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga
menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa
detik, menit, jam, hari atau tahun. Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi
produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit,
sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi
atau laju terbentuknya produk. (Syukri, 1999)
Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau
bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.Dinyatakan dengan
satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ).
Laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi (berkurangnya kosentrasi pereaksi atau
bertambahnya kosentrasi hasil reaksi) tiap satuan waktu. . Laju reaksi atau kecepatan reaksi
menyatakan banyaknya reaksi kimia yang berlangsung per satuan waktu.

Rumus laju reaksi yaitu : Vx= d[X]/dt

Persamaan umum laju reaksi dalam reaksi :

aA(aq) + bB(aq)  cAB(aq)

V= [A]m [B]n

Ket :

v = laju reaksi

m = orde reaksi terhadap A

n = orde reaksi terhadap B

m+n = orde reaksi total


 Misalnya pada reaksi :
A B
maka :

[ A] [ B ]
Laju reaksi ( v ) =  atau v = 
t t

Keterangan :

Tanda (  ) pada [ A] menunjukkan bahwa konsentrasi zat A berkurang, sedangkan tanda (


+ ) pada [B ] menunjukkan bahwa konsentrasi zat B bertambah.

Secara umum dapat digambarkan :

Gambar : Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

Stoikiometri Laju Reaksi

Pada persamaan reaksi :

mA + nB pC + qD

Secara umum dapat dituliskan :

1 [ A] 1 [ B ] 1 [C ] 1 [ D ]
Laju reaksi =  =  =  = 
m t n t p t q t
n
Laju pengurangan B = x laju berkurangnya A
m

p
Laju pertambahan C = x laju berkurangnya A
m

q
Laju pertambahan D = x laju berkurangnya A
m

atau :

Laju reaksi =  laju berkurangnya A

m
=  x laju berkurangnya B
n

m
= x laju pertambahan C
p

m
= x laju pertambahan D
q

Jika dituliskan dalam persamaan matematika :

[ A]
Laju pengurangan A = 
t

Sehingga :

[ A] m [ B ] m [C ] m [ D ]
 =  =  =
t n t p t q t

Laju Reaksi Rerata dan Laju Reaksi Sesaat

 Laju reaksi rerata adalah laju reaksi untuk selang waktu tertentu.
Dirumuskan :

 pereaksi [ hasil reaksi]


v = 
t t

 Laju reaksi sesaat adalah laju reaksi pada saat waktu tertentu.
Biasanya ditentukan dengan menggunakan grafik yang menyatakan hubungan antara
waktu reaksi ( sumbu x ) dengan konsentrasi zat ( sumbu y ).

Besarnya laju reaksi sesaat = kemiringan ( gradien ) garis singgung pada saat t tersebut.

Langkah-langkah menentukan laju reaksi sesaat :

 Lukislah garis singgung pada saat t!


 Lukislah segitiga untuk menentukan gradien ( kemiringan )!
 y C 
 Laju reaksi sesaat = gradien garis singgung   
 x t 
Konsentrasi zat

Produk
C2
Garis singgung pada saat t

C = C2 - C1

C1

t = t2 - t1

t1 t t2 Waktu ( t )

B. Persamaan Laju Reaksi


Laju reaksi bergantung pada konsentrasi pereaksi pada saat itu. Bila reaksi A X,

maka i : 
d [ A]
∞ [A]m.m atau r = k[A]m.m disebut orde yang nilainya nol, satu, dua,
dt

tiga atau pecahan. Persamaan di atas merupakan persamaan laju reaksi sedangkan nilai k
sebagai konstanta laju reaksi. Dari persamaan laju reaksi dapat dihitung pengaruh
perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi. Pengetahuan ini sangat penting dalam
mengontrol laju reaksi seperti yang diharapkan, yaitu dengan mengatur konsentrasi
pereaksi (Syukri, 1999).
a
Pada reaksi yang mengikuti orde 1, diperoleh persamaan sebagai berikut: ln = kt,
(a  x )

dimana a merupakan molaritas produk pada t=0 dan x adalah molaritas produk pada waktu
a
t. Jika diplotkan data antara ln vs t maka slope = konstanta kecepatan reaksi (k)
(a  x )

(Masel, 2002). Pada reaksi tersebut, kecepatan reaksi akan tergantung dari konsentrasi
(Wright, 2004).

Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dengan rumus :

v  k .A B 
x y

Keterangan :

v = laju reaksi

k = konstanta laju reaksi ( nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis )

x = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan A

y = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan B

x + y = orde atau tingkat reaksi total / keseluruhan

Harga k akan berubah jika suhu berubah. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya
akan memperbesar harga k.

C. Hukum Laju Reaksi


Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke
kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi
kembali menghasilkan reaktan semula.
Laju bersih ialah:
Laju bersih = laju ke kanan – laju ke kiri
Dapat dikatakan, pengukuran konsentrasi memberikan laju bersih, bukannya
sekedar laju ke kanan. Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari reaktan
murni, konsentrasi reaktan jauh lebih tinggi dibandingkan produknya sehingga laju ke kiri
dapat diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung sempurna (K>>1) sehingga laju
yang terukur hanyalah reaksi ke kanan atau eksperimen dapat diatur agar produknya dapat
dialihkan jika terbentuk. Dalam subbab ini, persamaan diberikan pada laju ke kanan saja.

D. Orde Reaksi

“ Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. ”

1. Orde reaksi nol.


Reaksi dikatakan ber’orde nol terhadap salah satu reaktan, jika perubahan
konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat
dalam jumlah tertentu; perubahan konsentrasi reaktan itu tidak mempengaruhi laju
reaksi.

Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi ( k ).

v  k .X   k
0

2. Orde reaksi satu.


Suatu reaksi dikatakan ber’orde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi
berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu.

Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31
atau 3 kali lebih besar.
v  k .X   k .X 
1

3. Orde reaksi dua.


Suatu reaksi dikatakan ber’orde dua terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi
merupakan pangkat dua dari konsentrasi reaktan itu.

Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32 atau
9 kali lebih besar.

v  k . X 
2

E. Teori Tumbukan

 Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan.
Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi.
 Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikel-partikel zat selalu bergerak dengan
arah yang tidak teratur.
 Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan
yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat
menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif.
Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal :

a) Frekuensi tumbukan
b) Energi partikel reaktan
c) Arah tumbukan
 Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan
tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi ( Ea ).
 Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat
berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang
dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi.
 Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan dengan produk. Reaktan
harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat berubah
menjadi produk.
Energi Energi

Ea
Ea Produk
R P
Reaktan
H H
P R
Produk Reaktan

Jalan reaksi Jalan reaksi


Reaksi Eksoterm Reaksi Endoterm
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh :

1. Luas Permukaan Bidang Sentuh.


Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen sangat berbeda dengan reaksi
yang berlangsung dengan heterogen. Pada reaksi homogen campuran zatnya bercampur
seluruhnya. Hal ini dapat mempercepat berlangsungnya reaksi kimia, karena molekul –
molekul ini dapat bersentuhan satu sama yang lainnya. Dalam sistem heterogen, reaksi
hanya berlangsung pada bidang – bidang yang bersentuhan dari kedua fasenya. Reaksi
kimia berlangsung pada kedua molekul – molekul atom – atom atau ion – ion dari zat – zat
yang bereaksi telebih dahulu bertumbukkan. Maka semakin luas permukaan suatu reaksi
maka semakin cepat reaksi itu berlangsung.
o Pada reaksi heterogen ( reaksi yang fase reaktannya tidak sama ), misalnya logam Zn
dengan larutan HCl; laju reaksi selain dipengaruhi oleh konsentrasi larutan HCl, juga
dipengaruhi oleh kondisi logam Zn tersebut.

o Dalam jumlah ( massa ) yang sama; butiran logam Zn akan bereaksi lebih lambat daripada
serbuk Zn.
o Reaksi akan terjadi antara molekul-molekul HCl dengan atom-atom Zn yang bersentuhan
langsung dengan HCl.
o Pada butiran Zn, atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl lebih sedikit
daripada serbuk Zn sebab atom-atom Zn yang bersentuhan hanya atom Zn yang ada di
permukaan butiran.
o Jika butiran Zn tersebut dihaluskan menjadi serbuk, maka atom-atom Zn yang semula ada
di bagian dalam akan berada di bagian permukaan dan terdapat lebih banyak atom Zn yang
secara bersamaan bereaksi dengan larutan HCl.
o Semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat, semakin banyak tempat terjadinya
tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin meningkat
juga.
2. Konsentrasi Reaktan.
 Pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi dapat dijelaskan dengan menggunakan
teori tumbukan.
 Semakin tinggi konsentrasinya berarti semakin banyak molekul dalam setiap satuan luas
ruangan; dengan demikian tumbukan antar molekul akan semakin sering terjadi.
 Semakin banyak tumbukan yang terjadi, berarti kemungkinan untuk menghasilkan
tumbukan yang efektif akan semakin besar sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
3. Tekanan.
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi
seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume
akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
 Pada reaksi yang reaktannya berwujud gas, peningkatan tekanan dapat meningkatkan
laju reaksi. Jika tekanan meningkat, maka volumenya akan berkurang sehingga
konsentrasi gas akan meningkat (konsentrasi berbanding terbalik dengan volume;
n
M  ).
V

 Jika volumenya berkurang, maka memungkinkan bertambahnya jumlah tumbukan


yang terjadi karena setiap molekul menjadi lebih berdekatan jaraknya.
4. Suhu
1) Pada umumnya, suhu yang semakin tinggi akan semakin mempercepat reaksi.
Meningkatnya suhu akan memperbesar energi kinetik molekul reaktan. Oleh karena
itu, gerakan antar molekul reaktan akan semakin acak sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan antar molekul akan semakin besar.Akibatnya tumbukan yang
efektif akan mudah tercapai dan energi aktivasi akan mudah terlampaui. Secara
matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh
formulasi ARRHENIUS:

k = A . e-E/RT

dimana:

k : tetapan laju reaksi


A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)

Pada suhu yang tinggi, energi molekul – molekul bertambah. Laju reaksi meningkat
dengan naiknya suhu,semakin tinggi suhu dalam suatu reaksi,semakin cepat reaksi
berlangsung. Umumnya setiap kenaikan suhu sebesar 10oC akan memperbesar laju reaksi dua
T2 - T1
sampai tiga kali, maka berlaku rumus : V2 = (2) x V1
10

Ket :
V1 = Laju mula-mula
V2 = Laju setelah kenaikan suhu
T1 = Suhu mula-mula
T2 = Suhu akhir
Catatan : Bila besar laju 3 kali semula, maka (2) diganti (3) ! Bila laju diganti waktu,
1
maka (2) menjadi ( )
2

5. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami
perubahan yang kekal sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.Suatu
katalis mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi
berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah
yang sama.Katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi
yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi ( Ea ) yang lebih rendah daripada jalur reaksi
yang ditempuh tanpa katalis.Artinya : katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi ( Ea ).
Jenis-jenis katalis yaitu :

 Katalis Homogen.
Adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya.

Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara ( fasilitator ).

Contohnya :
o Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3.
o Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O

 Katalis Heterogen.
Adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud reaktannya.

Reaksi zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada permukaan katalis
tersebut.

Contohnya :

o Katalis logam Ni pada reaksi hidrogenasi etena ( C2H4 ).


o Katalis logam Rodium atau Iridium pada proses pembuatan asam etanoat.
o Katalis logam Ni pada proses pembuatan mentega.
o Katalis logam V2O5 pada reaksi pembuatan asam sulfat ( proses Kontak ).
o Katalis logam Fe pada reaksi pembuatan amonia ( proses Haber-Bosch )
 Biokatalis ( enzim ).
 Adalah katalis yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh makhluk
hidup.
 Mekanisme kerjanya dengan metode “ kunci dan gembok “ atau “ lock and key “ yang
dipopulerkan oleh Emil Fischer.
 Contohnya :
Enzim amilase = membantu menghidrolisis amilum menjadi maltosa.

Enzim katalase = menguraikan H2O2 menjadi O2 dan H2O

Enzim lipase= menguraikan lipid menjadi gliserol dan asam lemak.

 Autokatalis.
Adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk reaksi yang
terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.

Contohnya :

Reaksi antara kalium permanganat ( KMnO4 ) dengan asam oksalat ( H2C2O4 ) salah
satu hasil reaksinya berupa senyawa mangan sulfat ( MnSO4 ).
Semakin lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena MnSO4 yang terbentuk berfungsi
sebagai katalis (Wiguna, 2012)

6. Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya
dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat
suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan
berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.

7. Radiasi elektromagnetik dan Intensitas Cahaya.

Radiasi elektromagnetik dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi. Molekul-molekul
reaktan dapat menyerap kedua bentuk energi ini sehingga mereka terpenuhi atau meningkatkan
energinya sehingga meningkatkan terjadinya tumbukan antar molekul

8. Pengadukan.

Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem heterogen.


Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti melarutkan
serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan.

G. Manfaat Laju Reaksi dalam Kehidupan Sehari-Hari


Dengan mempelajari laju reaksi kita dapat mengetahui bahwa reaksi itu dapat
berlangsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya saja luas permukaan. Jika kita
mengetahui bahwa luas permukaan itu mempengaruhi laju reaksi, pasti kita akan
memperkecil luas permukaan suatu zat sebelum mengolahnya. (Ramdhani, 2010)
Beberapa contoh penerapan Laju Reaksi dalam kehidupan sehari hari :
1. Ibu di rumah atau pedagang bubur kacang mengiris terlebih dahulu gula merah
yang akan di masukan ke dalam bubur kacang.
2. Penduduk pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi beberapa bagian
sebelum dimasukkan ke dalam tungku perapian.
3. Penjual gado-gado, lontong, dan pecel terlebih dulu menggerus kacang goreng
sebelum dicampurkan dengan bahan lain.
4. Dalam pembuatan kertas, bahan baku pembuat kertas digerus terlebih dahulu
untuk membuat bubur kertas. Agar memperluas pemukaan bidang sentuh
sehingga campuran menjadi homogen danreaksi berlangsung sempurna.
5. Bahan baku yang sering di tambang, tersedia dalam bentuk butir-butiran kasar.
Untuk mempercepat pengolahan selanjutnya, butiran-butiran tersebut
dihancurkan sampai halus.
6. Dalam pembuatan roti kita bisa menambahkan ragi yang berfungsi sebagai katalis
untuk mempercepat laju reaksinya.

E. Kesimpulan

1. Laju laju reaksi merupakan berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan
waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu .
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Wujud Zat diantara nya adalah
Konsentrasi pereaksi ,Suhu reaksi ,Luas permukaan bidang sentuh reaksi dan Katalis.

F. Daftar Pustaka
Goldberg. (2004). Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.

Herman, & Khairat. (2006). Kinetika reaksi Hidrolisi Minyak Sawit dengan Katalisator Asam. Sains dan
Teknologi, 38-41.

Masel, R. (2002). Chemical Kinetics and Catalysis. New York, United States of America: A John Wiley &
Sons,Inc.

Ramdhani, I. (2010). Makalah Kinetika Kimia. http://indaramadani.blogspot.com, 2-10.

Suminar, & Petrucci. (1987). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.

Syukri, S. (1999). Kimia Dasar I. Bandung: ITB Press.

Wiguna, P. (2012). Makalah Kinetika Kimia. http://www.chayoy.com, 5-7.

Anda mungkin juga menyukai