KINETIKA KIMIA
LAJU REAKSI
2019
A. Latar Belakang
Konsep pembelajaran kimia merupakan konsep yang erat dengan kehidupan sehari hari.
Kimia menggambarkan kehidupan sedemikian rupa sehingga terlihat lebih rinci dan beragam. Hal
ini lah yang membuat para pengajar menerapkan konsep kimia ke dalam kehidupan sehari-hari
dengan menghadirkannya dalam contoh-contoh sederhana. Selain itu, juga dilakukan pengenalan
terhadap konsep-konsep yang sering digunakan dalam dunia luas, bahkan kebiasaan yang
sederhana yang sering kita lakukan tanpa kita ketahui itu merupakan konsep kimia. (Suminar &
Petrucci, 1987)
Salah satu contohnya yaitu pada konsep laju reaksi dalam kimia. Dalam kimia dijelaskan
bahwasanya laju reaksi adalah adalah besarnya perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per
satuan waktu. Perubahan ini dapat dikatakan perubahan konsentrasi molar (molaritas) sehingga
laju reaksi dapat dikatakan perubahan konsentrasi akhir (hasil reaksi) terhadap konsentrasi awal
(pereaksi) per satuan waktu. (Goldberg, 2004)
Banyak sekali konsep laju reaksi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu, dalam makalah ini akan dijelaskan secara rinci manfaat laju reaksi dalam kehidupan sehari-
hari.
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi (Syukri, 1999). Reaksi
kimia berjalan dengan kecepatan atau laju tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
perlu dikendalikan jika kita menginginkan membandingkan laju reaksi dari berbagai macam reaksi
(Masel, 2002). Faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi terdiri dari suhu, konsentrasi pereaksi,
sifat pereaksi dan katalis (Syukri, 1999). Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan jalan
memvariasi salah satu faktor (misalnya konsentrasi reaktan) dan mengendalikan faktor lainnya.
Laju reaksi serta faktor yang mempengaruhi laju reaksi dapat ditentukan dengan mempelajari
kinetika kimianya (Syukri, 1999) Menurut (Herman & Khairat, 2006) informasi konstanta laju
reaksi dan orde reaksi terhadap pereaksi dapat digunakan untuk merancang alat pabrik maupun
perancang reaktor dalam proses produksi. Penentuan konstanta laju reaksi serta orde reaksi
terhadap pereaksi perlu dilakukan agar dapat merancang reaktor yang sesuai jika diinginkan
mensintesis senyawa dalam skala industri.
Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda-beda. Meledaknya petasan, adalah
contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi, pematangan buah di
pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwa-peristiwa kimia yang berlangsung
sangat lambat.
Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil
reaksi (produk). Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksi
per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu. Laju
reaksi adalah berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan waktu atau
bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu .Dinyatakan dengan
satuan molaritas per detik ( M / detik atau mol / L.detik ). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju
Reaksi Wujud Zat diantara nya adalah Konsentrasi pereaksi ,Suhu reaksi ,Luas permukaan bidang
sentuh reaksi dan Katalis. Laju mempunyai penerapan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam berbagai industri. Penerapan ini ditujukan untuk mempermudah dan menambah wawasan
dalam mempelajar laju reaksi dan penerannya.
Mempelajari laju reaksi kimia, artinya kamu akan mempelajari mengenai pergerakan
molekul yang terjadi didalam sebuah zat. Ketika sebuah reaksi cenderung lambat untuk terjadi, itu
artinya molekul zat tersebut lambat untuk saling bergabung satu dengan yang lain. Sebaliknya,
ketika sebuah reaksi cenderung cepat terjadi, itu artinya molekul zat tersebut cepat untuk
bertubukan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuk zat baru.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
V= [A]m [B]n
Ket :
v = laju reaksi
[ A] [ B ]
Laju reaksi ( v ) = atau v =
t t
Keterangan :
mA + nB pC + qD
1 [ A] 1 [ B ] 1 [C ] 1 [ D ]
Laju reaksi = = = =
m t n t p t q t
n
Laju pengurangan B = x laju berkurangnya A
m
p
Laju pertambahan C = x laju berkurangnya A
m
q
Laju pertambahan D = x laju berkurangnya A
m
atau :
m
= x laju berkurangnya B
n
m
= x laju pertambahan C
p
m
= x laju pertambahan D
q
[ A]
Laju pengurangan A =
t
Sehingga :
[ A] m [ B ] m [C ] m [ D ]
= = =
t n t p t q t
Laju reaksi rerata adalah laju reaksi untuk selang waktu tertentu.
Dirumuskan :
Laju reaksi sesaat adalah laju reaksi pada saat waktu tertentu.
Biasanya ditentukan dengan menggunakan grafik yang menyatakan hubungan antara
waktu reaksi ( sumbu x ) dengan konsentrasi zat ( sumbu y ).
Besarnya laju reaksi sesaat = kemiringan ( gradien ) garis singgung pada saat t tersebut.
Produk
C2
Garis singgung pada saat t
C = C2 - C1
C1
t = t2 - t1
t1 t t2 Waktu ( t )
maka i :
d [ A]
∞ [A]m.m atau r = k[A]m.m disebut orde yang nilainya nol, satu, dua,
dt
tiga atau pecahan. Persamaan di atas merupakan persamaan laju reaksi sedangkan nilai k
sebagai konstanta laju reaksi. Dari persamaan laju reaksi dapat dihitung pengaruh
perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi. Pengetahuan ini sangat penting dalam
mengontrol laju reaksi seperti yang diharapkan, yaitu dengan mengatur konsentrasi
pereaksi (Syukri, 1999).
a
Pada reaksi yang mengikuti orde 1, diperoleh persamaan sebagai berikut: ln = kt,
(a x )
dimana a merupakan molaritas produk pada t=0 dan x adalah molaritas produk pada waktu
a
t. Jika diplotkan data antara ln vs t maka slope = konstanta kecepatan reaksi (k)
(a x )
(Masel, 2002). Pada reaksi tersebut, kecepatan reaksi akan tergantung dari konsentrasi
(Wright, 2004).
v k .A B
x y
Keterangan :
v = laju reaksi
k = konstanta laju reaksi ( nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis )
Harga k akan berubah jika suhu berubah. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya
akan memperbesar harga k.
D. Orde Reaksi
“ Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. ”
Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi ( k ).
v k .X k
0
Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31
atau 3 kali lebih besar.
v k .X k .X
1
Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32 atau
9 kali lebih besar.
v k . X
2
E. Teori Tumbukan
Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan.
Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi.
Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikel-partikel zat selalu bergerak dengan
arah yang tidak teratur.
Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan
yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat
menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif.
Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal :
a) Frekuensi tumbukan
b) Energi partikel reaktan
c) Arah tumbukan
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan
tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi ( Ea ).
Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat
berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang
dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi.
Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang ( barrier ) antara reaktan dengan produk. Reaktan
harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat berubah
menjadi produk.
Energi Energi
Ea
Ea Produk
R P
Reaktan
H H
P R
Produk Reaktan
o Dalam jumlah ( massa ) yang sama; butiran logam Zn akan bereaksi lebih lambat daripada
serbuk Zn.
o Reaksi akan terjadi antara molekul-molekul HCl dengan atom-atom Zn yang bersentuhan
langsung dengan HCl.
o Pada butiran Zn, atom-atom Zn yang bersentuhan langsung dengan HCl lebih sedikit
daripada serbuk Zn sebab atom-atom Zn yang bersentuhan hanya atom Zn yang ada di
permukaan butiran.
o Jika butiran Zn tersebut dihaluskan menjadi serbuk, maka atom-atom Zn yang semula ada
di bagian dalam akan berada di bagian permukaan dan terdapat lebih banyak atom Zn yang
secara bersamaan bereaksi dengan larutan HCl.
o Semakin luas permukaan bidang sentuh zat padat, semakin banyak tempat terjadinya
tumbukan antar partikel zat yang bereaksi sehingga laju reaksi akan semakin meningkat
juga.
2. Konsentrasi Reaktan.
Pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi dapat dijelaskan dengan menggunakan
teori tumbukan.
Semakin tinggi konsentrasinya berarti semakin banyak molekul dalam setiap satuan luas
ruangan; dengan demikian tumbukan antar molekul akan semakin sering terjadi.
Semakin banyak tumbukan yang terjadi, berarti kemungkinan untuk menghasilkan
tumbukan yang efektif akan semakin besar sehingga reaksi berlangsung lebih cepat.
3. Tekanan.
Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi
seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume
akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi.
Pada reaksi yang reaktannya berwujud gas, peningkatan tekanan dapat meningkatkan
laju reaksi. Jika tekanan meningkat, maka volumenya akan berkurang sehingga
konsentrasi gas akan meningkat (konsentrasi berbanding terbalik dengan volume;
n
M ).
V
k = A . e-E/RT
dimana:
Pada suhu yang tinggi, energi molekul – molekul bertambah. Laju reaksi meningkat
dengan naiknya suhu,semakin tinggi suhu dalam suatu reaksi,semakin cepat reaksi
berlangsung. Umumnya setiap kenaikan suhu sebesar 10oC akan memperbesar laju reaksi dua
T2 - T1
sampai tiga kali, maka berlaku rumus : V2 = (2) x V1
10
Ket :
V1 = Laju mula-mula
V2 = Laju setelah kenaikan suhu
T1 = Suhu mula-mula
T2 = Suhu akhir
Catatan : Bila besar laju 3 kali semula, maka (2) diganti (3) ! Bila laju diganti waktu,
1
maka (2) menjadi ( )
2
5. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami
perubahan yang kekal sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.Suatu
katalis mungkin dapat terlibat dalam proses reaksi atau mengalami perubahan selama reaksi
berlangsung, tetapi setelah reaksi itu selesai maka katalis akan diperoleh kembali dalam jumlah
yang sama.Katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara mengubah jalannya reaksi. Jalur reaksi
yang ditempuh tersebut mempunyai energi aktivasi ( Ea ) yang lebih rendah daripada jalur reaksi
yang ditempuh tanpa katalis.Artinya : katalis berperan untuk menurunkan energi aktivasi ( Ea ).
Jenis-jenis katalis yaitu :
Katalis Homogen.
Adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud reaktannya.
Dalam reaksi kimia, katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara ( fasilitator ).
Contohnya :
o Katalis gas NO2 pada pembuatan gas SO3.
o Katalis gas Cl2 pada penguraian N2O
Katalis Heterogen.
Adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan wujud reaktannya.
Reaksi zat-zat yang melibatkan katalis jenis ini, berlangsung pada permukaan katalis
tersebut.
Contohnya :
Autokatalis.
Adalah zat hasil reaksi yang berfungsi sebagai katalis. Artinya, produk reaksi yang
terbentuk akan mempercepat reaksi kimia.
Contohnya :
Reaksi antara kalium permanganat ( KMnO4 ) dengan asam oksalat ( H2C2O4 ) salah
satu hasil reaksinya berupa senyawa mangan sulfat ( MnSO4 ).
Semakin lama, laju reaksinya akan semakin cepat karena MnSO4 yang terbentuk berfungsi
sebagai katalis (Wiguna, 2012)
6. Molaritas
Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat pelarut. Hubungannya
dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat
suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan
berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.
Radiasi elektromagnetik dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi. Molekul-molekul
reaktan dapat menyerap kedua bentuk energi ini sehingga mereka terpenuhi atau meningkatkan
energinya sehingga meningkatkan terjadinya tumbukan antar molekul
8. Pengadukan.
E. Kesimpulan
1. Laju laju reaksi merupakan berkurangnya jumlah konsentrasi pereaksi untuk setiap satuan
waktu atau bertambahnya jumlah konsentrasi hasil reaksi untuk setiap satuan waktu .
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi Wujud Zat diantara nya adalah
Konsentrasi pereaksi ,Suhu reaksi ,Luas permukaan bidang sentuh reaksi dan Katalis.
F. Daftar Pustaka
Goldberg. (2004). Kimia Untuk Pemula. Jakarta: Erlangga.
Herman, & Khairat. (2006). Kinetika reaksi Hidrolisi Minyak Sawit dengan Katalisator Asam. Sains dan
Teknologi, 38-41.
Masel, R. (2002). Chemical Kinetics and Catalysis. New York, United States of America: A John Wiley &
Sons,Inc.