Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN RESMI

A. Judul Percbaan : Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi


B. Tanggal Percobaan : Kamis, 28 Februari 2019 Pukul 13.00-15.00 WIB
C. Tujuan Percobaan : Menguji faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
yaitu konsentrasi zat pereaksi, luas permukaan
sentuhan, temperatur, dan katalis.
D. Dasar Teori

Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi)


pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per
satuan waktu.

Laju reaksi menyatakan perubahan reaksi kimia yang berlangsung per satuan
waktu. Perubahan tersebut termasuk berkurangnya reaktan tiap satuan waktu dan
bertambahnya produk tiap satuan waktu. Laju reaksi menyatakan molaritas zat
terlarut dalam reaksi yang dihasilkan tiap detik reaksi. Perkaratan besi merupakan
contoh reaksi kimia yang berlangsung lambat, sedangkan peledakan kembang api
adalah contoh reaksi yang cepat.

Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai


konsentrasi molar atau molaritas (M). Dengan demikian laju reaksi menyatakan
berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi
setiap satuan waktu (detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam mol/L.detik. Laju
reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut :

A=B

R=- atau R=

Keterangan :

R = laju reaksi

1
(-) = berkurang,dibawah nol (reaktan)

= perubahan konsentrasi A berakhir tiap satuan waktu

= bertambahnya konsentrasi B tiap satuan waktu

Laju reaksi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu sebagai berikut :

1. Kosentrasi
Jika konsentrasi suatu zat-zat yang bereaksi semakin besar,maka semakin
besar pula laju reaksinya, dan sebaliknya jika konsentrasi semakin kecil maka laju
reaksi semakin kecil pula. Semakin besar konsentrasi semakin besar peluang zat-zat
yang saling berinteraksi sehingga makin besar kemungkinan terjadinya tumbukan.
Dengan demikian semakin besar pula kemungkinan terjadinya reaksi.

2. Luas Permukaan Sentuh


Reaksi dapat berlangsung jika zat-zat pereaksi harus bercampur atau
bersentuhan. Reaksi yang berlangsung dalam sistem homogen, campuran zatnya
berlangsung seluruhnya, hal ini dapat mempercepat suatu reaksi, karena molekul-
molekul itu dapat bersentuhan satu sama lain. Dalam sistem heterogen, reaksi hanya
berlangsung pada bidang-bidang perbatasan dan bidang-bidang yang bersentuhan dari
kedua fase. Semakin halus suatu zat, maka semakin luas permukaannya, makin
banyak pula kemungkinan bereaksi dan makin cepat reaksi itu berlangsung.

3. Suhu (temperatur)
Pada umumnya reaksi akan berlangsung dengan kelajuan yang lebih cepat bila
suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu, maka energi kinetik molekul-molekul zat
yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki
energi sama atau lebih besar dari energi aktivasi (Ea), dengan demikian laju reaksi
semakin besar.

2
4. Katalis

Dapat mempercepat laju reaksi dengan mengubah mekanisme reaksi yang


dapat menurunkan energi aktifasi sehingga mempercepat laju reaksi.

Orde Reaksi dan Hukum Laju Reaksi

Makna fisik dari orde reaksi adalah derajat sumbangan (kontribusi) suatu zat
(pereaksi, hasil reaksi, atau zat lain) yang memiliki pengaruh terhadap kuantitas laju
reaksi (R). Orde reaksi tidak dapat ditentukan berdasarkan koefisien reaksi dari
persamaan stoikiometri, tetapi ditentukan secara eksperimen. Untuk reaksi umum :

mA + nB = pC + qD . . . . . ( i )

tidak serta merta ditetapkan bahwa orde reaksi terhadap A adalah m dan orde
reaksi B adalah n. Jika dimisalkan orde reaksi terhadap A adalah α dan orde reaksi
terhadap B adalah β maka hubungan antara laju reaksi (R) dan konsentrasi A dan B
dapat ditulis :

R = [A] α [B] β . . . . . . . . . . ( ii )

Persamaan ( ii ) tersebut dapat ditulis dalam bentuk persamaan ( iii ) dengan


memasukkan konstanta laju reaksi, K

R = k [A] α [B] β . . . . . . . . . .( iii )

Persamaan ( iii ) tersebut disebut hukum laju reaksi dengan orde total n = α + β. Jadi
hukum laju reaksi adalah hubungan antara variabel laju reaksi dengan konsentrasi-
konsentrasi zat yang mempengaruhi nilai laju reaksi.

Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju


reaksi. Beberapa orde reaksi yang umum terdapat dalam persamaan laju reaksi
beserta maknanya sebagi berikut:
1. Laju Reaksi Orde 0
R = k [A]◦

3
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol jika, besarnya laju reaksi
tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Artinya, seberapapun
peningkatan konsentrasi pereaksi tidak akan mempengaruhi besarnya laju reaksi.
Secara grafik, reaksi yang mempunyai orde nol seperti berikut:

[A]

2. Laju Reaksi Orde 1


R = k [A]1
Suatu reaksi kimia dikatan mempunyai orde satu apabila besarnya laju reaksi
berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi. Artinya jika konsentrasi
pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaksi juga akan meningkat besarnya
sebanyak dua kali semula juga. Secara grafik, reaksi yang mempunyai orde satu
seperti berikut

[A]

4
3. Laju Reaksi Orde 2
R = k [A]2
Suatu reaksi dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi
merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya. Artinya, jika
konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali semula, maka laju reaski akan meningkat
sebesar empat kali semula. Apabila konsentrasi pereaski dinaikkan tiga kali semula,
maka laju reaksi menjadi sembilan kali semula. Secara grafik, reaksi yang
mempunyai orde dua seperti berikut:

[A]

E. Alat dan Bahan


Alat :
1. Labu ukur 250 mL 1 buah
2. Stopwatch 3 buah
3. Gelas ukur 100 mL 2 buah
4. Pipet Tetes 3 buah
5. Penjepit 1 buah
6. Gelas kimia 100 mL 4 buah
7. Pembakar spiritus + bunsen 1 set
8. Mortar + alu 1 set
9. Tabung reaksi 6 buah

5
10. Rak tabung reaksi 1 buah
11. Balon 2 buah

Bahan :
1. Batu marmer (CaCO3) 8 butir
2. Larutan HCl 0,5 M Secukupnya
3. Larutan Na2S2O3 0,5 M Secukupnya
4. Larutan KMnO4 0,01 M Secukupnya
5. Larutan H2C2O4 0,05 M Secukupnya
6. Larutan H2SO4 0,01 M Secukupnya
7. Larutan Mn2SO4 Secukupnya

F. Alur Percobaan
1. Pengaruh Konsentrasi pada Laju Reaksi
5 ml Na2S2O3 1 M

Gelas D Gelas D Gelas D Gelas D


-Dimasukkan -Dimasukkan ke -Dimasukkan ke -Dimasukkan ke
ke dalam dalam gelas dalam gelas dalam gelas
gelas kimia kimia kimia kimia
-Ditambah 5 -Ditambah 10 -Ditambah 15 ml -Ditambah 20 ml
ml HCl ml Air Air Air
-Dikocok -Diguncang agar -Diguncang agar -Diguncang agar
hingga pencampuran pencampuran pencampuran
homogen sempurna sempurna sempurna
-Dinyalakan -Ditambah 5 ml -Ditambah 5 ml -Ditambah 5 ml
stopwatch HCl HCl HCl
dan -Dikocok hingga-Dikocok hingga -Dikocok hingga
dihentikan homogen homogen homogen
jika keruh -Dinyalakan -Dinyalakan -Dinyalakan
stopwatch dan stopwatch dan stopwatch dan
Waktu dihentikan jika dihentikan jika dihentikan jika
keruh keruh keruh
Waktu Waktu Waktu
-Dibandingkan
-Dibuat table hasiln pengamatan
-Dibuat Kurva dan kesimpulan hubungan 1/t
terhadap konsentrasi Na2S2O3
Orde

6
2. Pengaruh Luas Permukaan Sentuhan pada Laju Reaksi

Butiran CaCO3 Serbuk CaCO3


- Dimasukkan ke - Dimasukkan ke
dalam balon dalam balon
- Dipasang pada - Dipasang pada
erlemeyer yang erlemeyer yang
berisi 10 ml HCl 1 berisi 10 ml HCl 1
M M
- Dijatuhkan Butiran - Dijatuhkan Serbuk
CaCO3 ke dalam CaCO3 ke dalam
HCl HCl
- Diukur waktu - Diukur waktu
yang diperlukan yang diperlukan
sampai balon sampai balon
berdiri berdiri
Waktu Waktu

3. Pengaruh Temperatur pada Laju Reaksi

10 tetes H2C2O4 10 tetes H2C2O4


- Diencerkan - Diencerkan
dengan air hingga dengan air hingga
volume mencapai volume mencapai
5 ml 5 ml
Larutan A Larutan B

7
Tabung Reaksi A Tabung Reaksi B Tabung Reaksi C
- Diletakkan pad - Diletakkan pad arak - Diletakkan pad
arak - Dimasukkan 2 tetes arak
- Dimasukkan 2 larutan A - Dimasukkan 2
tetes larutan A - Ditambah 2 tetes Asam tetes larutan A
- Ditambah 2 tetes Sulfat 0,5 M - Ditambah 2 tetes
Asam Sulfat 0,5 M - Dipanaskan pada Asam Sulfat 0,5 M
- Diukur dan dicatat penangas - Dipanaskan pada
suhunya - Diukur dan dicatat penangas
Suhu Awal suhunya - Diukur dan dicatat
- Ditambah 1 tetes Suhu 35°C suhunya
larutan B - Ditambah 1 tetes larutan Suhu 40°C
- Dihitung dan B - Ditambah 1 tetes
dicatat waktunya - Dihitung dan dicatat larutan B
hingga warna waktunya hingga warna - Dihitung dan
larutan larutan menghilang dicatat waktunya
menghilang Hasil hingga warna
Hasil larutan
Tabung Reaksi E menghilang
Tabung Reaksi D - Diletakkan pad arak Hasil
- Diletakkan pad arak - Dimasukkan 2 tetes
- Dimasukkan 2 tetes larutan A
larutan A - Ditambah 2 tetes Asam
- Ditambah 2 tetes Asam Sulfat 0,5 M
Sulfat 0,5 M - Dipanaskan pada
- Dipanaskan pada penangas
penangas - Diukur dan dicatat
- Diukur dan dicatat suhunya
suhunya Suhu 50°C
Suhu 45°C - Ditambah 1 tetes larutan
- Ditambah 1 tetes larutan B
B - Dihitung dan dicatat
- Dihitung dan dicatat waktunya hingga warna
waktunya hingga warna larutan menghilang
larutan menghilang Hasil
Hasil

8
4. Pengaruh Katalis pada Laju Reaksi

Tabung Reaksi I Tabung Reaksi II


- Dimasukkan 2 tetes - Dimasukkan 2 tetes
Asam Oksalat Asam Oksalat
- Dimasukkan 2 tetes - Dimasukkan 2 tetes
Asam Sulfat Asam Sulfat
- Dimasukkan 2 tetes - Dimasukkan 2 tetes
KMnO4 encer Mangan (II) Sulfat
- Dijalankan stopwatch - Dimasukkan 2 tetes
saat penambahan KMnO4 encer
terakhir KMnO4 - Dijalankan stopwatch
- Dihentikan stopwatch saat penambahan
saat warna KMnO4 terakhir KMnO4
hilang - Dihentikan stopwatch
Waktu saat warna KMnO4
hilang
- Ditetesi larutan
encer KMnO4 Waktu
sampai warna - Ditetesi larutan
warna encer KMnO4
permanganat sampai warna
hilang warna
- Dibuat grafik permanganat
Hasil hilang
- Dibuat grafik
Hasil

G. Reaksi
 Na2S2O3 (aq) + 2HCl 2NaCl (aq) + S (s) + SO2 (g) + H2O (l)
 CaCO3 (s) + 2HCl (aq) = CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)
 2KMnO4 (aq) + 5H2C2O4(aq) + 3H2SO4 (aq) → 2MnSO4(aq) + K2SO4(aq) +
10CO2 (g) + 3H2O (l)
 5H2C2O4 (aq) + 3H2SO4(aq) + 2KMnO4 (aq) → 2MnSO4(aq) + K2SO4 (aq) + 10CO2 (g) +
8H2O (l)

9
H. Hasil Pengamatan
Hasil Pengamatan
No.
Prosedur Percobaan Kesimpulan
Perc. Sebelum Sesudah Dugaan/Reaksi

1. 5 ml Na2S2O3 1 M - Larutan
Na2S2O3 + 10 Na2S2O3 (aq) +
Gelas A Gelas B Gelas C Gelas D ml Aquades
2HCl
-Dimasukkan -Dimasukkan ke -Dimasukkan ke -Dimasukkan ke jernih
ke dalam dalam gelas dalam gelas dalam gelas - Larutan 2NaCl (aq) + S
gelas kimia kimia kimia kimia Na2S2O3 + 15
ml Aquades (s) + SO2 (g) +
-Ditambah 5 -Ditambah 10 -Ditambah 15 ml -Ditambah 20 ml Semakin besar
ml HCl ml Air Air Air jernih H2O (l)
- Larutan
konsentrasi maka
-Dikocok -Diguncang agar -Diguncang agar -Diguncang agar - Larutan
Na2S2O3 + 25 Jika laju reaksi juga
hingga pencampuran pencampuran pencampuran Na2S2O3
sempurna sempurna sempurna ml Aquades konsentrasi semakin cepat,
homogen jernih
-Dinyalakan -Ditambah 5 ml -Ditambah 5 ml -Ditambah 5 ml jernih pereaksi gelas kimia B,C,D
- Larutan
stopwatch HCl HCl HCl Aquades - Larutan diperbesar, ditambahkan
dan -Dikocok hingga -Dikocok hingga -Dikocok hingga jernih Na2S2O3 + berarti aquades menjadi
dihentikan homogen homogen homogen 5ml HCl kerapatannya encer dan
jika keruh -Dinyalakan -Dinyalakan -Dinyalakan berwarna konsentrasi
bertambah dan
stopwatch dan stopwatch dan stopwatch dan keruh berkurang sehingga
Waktu kekuningan akan
dihentikan jika dihentikan jika dihentikan jika laju semakin
keruh keruh keruh t=8 s memperbanyak
kemungkinan lambat..
Waktu Waktu Waktu - Larutan
Na2S2O3 + 10 tabrakan
-Dibandingkan sehingga akan
ml aquades +
-Dibuat table hasiln pengamatan
5 ml HCl mempercepat
-Dibuat Kurva dan kesimpulan hubungan 1/t
berwarna reaksi (Syukri,
terhadap konsentrasi Na2S2O3
keruh 1999)
Orde kekuningan

10
t=12,7 s
- Larutan
Na2S2O3 + 15
ml aquades +
5 ml HCl
berwarna
keruh
kekuningan
t=22,7 s
- Larutan
Na2S2O3 + 25
ml aquades +
5 ml HCl
berwarna
keruh
kekuningan
t=29 s

2. Semakin luas

11
- Butiran - Butiran permukaan atau
Butiran CaCO3 Serbuk CaCO3 CaCO3 CaCO3 + semakin banyak
CaCO3 (s) +
berwarna HCl bidang sentuh,
- Dimasukkan ke - Dimasukkan ke 2HCl (aq) →
putih berwarna maka laju reaksi
dalam balon dalam balon CaCl2 (aq) +
tulang keruh, semakin cepat
CO2 (g) + H2O
- Dipasang pada - Dipasang pada - Serbuk terdapat CaCO3 dalam
(l)
erlemeyer yang erlemeyer yang CaCO3 gelembung / bentuk serbuk lebih
berisi 10 ml HCl 1 berwarna buih dan cepat laju reaksinya
berisi 10 ml HCl 1 Semakin besar
putih balon dari pada butiran
M M luas
tulang berdiri CaCO3.
- Larutan t=5,32 permukaan
- Dijatuhkan Butiran - Dijatuhkan Serbuk
asam menit suatu zat,
CaCO3 ke dalam CaCO3 ke dalam maka laju
HCl HCl klorida
berwarna - Serbuk reaksinya
- Diukur waktu jernih CaCO3 + semakin cepat
- Diukur waktu
yang diperlukan HCl dan semakin
yang diperlukan
berwarna kecil luas
sampai balon sampai balon
keruh, permukaan
berdiri berdiri suatu zat,
terdapat
Waktu Waktu gelembung / lajunya
buih dan semakin
balon lambat.
berdiri (Fadela, 2017)
t=5,32
menit

- Larutan
CaCO3 +

12
HCl setelah
berhenti
bereaksi
warnanya
kembali
menjadi
jernih
dengan
adanya
endapan

13
3. 10 tetes H2C2O4 10 tetes KMnO4 - Larutan - Larutan A 2KMnO4 (aq) Semakin tinggi
H2C2O4 + 2 tetes + 5H2C2O4(aq) suhu, mka laju
- Diencerkan - Diencerkan jernih Asam sulfat + 3H2SO4 (aq) reaksinya akan
dengan air hingga dengan air hingga (larutan A) berwarna 2MnSO4(aq) semakin cepat.
volume mencapai volume mencapai - Larutan jernih T + K2SO4(aq) +
5 ml 5 ml KMnO4 awal = 10CO2 (g) +
Larutan A Larutan B berwarna 32°C 3H2O (l)
ungu pekat - Larutan A
(larutan B) + 2 tetes Pada suhu
Tabung Reaksi A Tabung Reaksi B Asam sulfat yang semakin
- Diletakkan pad - Diletakkan pad arak berwarna tinggi
arak - Dimasukkan 2 tetes jernih molekul-
- Dimasukkan 2 larutan A - Larutan A molekul lebih
tetes larutan A - Ditambah 2 tetes Asam + 2 tetes sering
Asam sulfat bertabrakan,
- Ditambah 2 tetes Sulfat 0,5 M
berwarna maka akan
Asam Sulfat 0,5 M - Dipanaskan pada
jernih menghasilkan
- Diukur dan dicatat penangas - Larutan A energy kinetic
suhunya - Diukur dan dicatat + 2 tetes yang besar,
Suhu Awal suhunya Asam sulfat jadi laju
- Ditambah 1 tetes Suhu 35°C berwarna reaksinya akan
larutan B - Ditambah 1 tetes larutan jernih lebih berjalan
- Dihitung dan B - Larutan A cepat.
dicatat waktunya + 2 tetes (keenan,
- Dihitung dan dicatat
hingga warna Asam sulfat Charles.YY.19
waktunya hingga warna
berwarna 84)
larutan larutan menghilang jernih
menghilang Hasil - Larutan
Hasil H2C2O4 +

14
aquades
Tabung Reaksi C jernih
- Larutan
- Diletakkan pad KMnO4 +
Tabung Reaksi D
arak aquades
- Dimasukkan 2 - Diletakkan pad arak berwarna
tetes larutan A - Dimasukkan 2 tetes ungu
- Ditambah 2 tetes larutan A - Larutan A
Asam Sulfat 0,5 M - Ditambah 2 tetes Asam + 2 tetes
- Dipanaskan pada Sulfat 0,5 M sulfat + 1
penangas - Dipanaskan pada tetes
- Diukur dan dicatat penangas Larutan B
suhunya - Diukur dan dicatat berwarna
suhunya ungu lalu
Suhu 40°C dikocok
- Ditambah 1 tetes Suhu 45°C
denga
larutan B - Ditambah 1 tetes larutan waktu 3,22
- Dihitung dan B menit
dicatat waktunya - Dihitung dan dicatat berwarna
hingga warna waktunya hingga warna jernih
larutan larutan menghilang - Larutan A
menghilang Hasil + 2 tetes
sulfat + 1
Hasil tetes
Larutan B
berwarna
ungu lalu
dikocok
denga

15
waktu 2,44
Tabung Reaksi E menit
berwarna
- Diletakkan pad arak jernih
- Dimasukkan 2 tetes - Larutan A
larutan A + 2 tetes
- Ditambah 2 tetes Asam sulfat + 1
Sulfat 0,5 M tetes
- Dipanaskan pada Larutan B
penangas berwarna
- Diukur dan dicatat ungu lalu
suhunya dikocok
denga
Suhu 50°C waktu 3,22
- Ditambah 1 tetes larutan menit
B berwarna
- Dihitung dan dicatat jernih
waktunya hingga warna - Larutan A
larutan menghilang + 2 tetes
Hasil sulfat + 1
tetes
Larutan B
berwarna
ungu lalu
dikocok
denga
waktu 2,21
menit
berwarna

16
jernih
- Larutan A
+ 2 tetes
sulfat + 1
tetes
Larutan B
berwarna
ungu lalu
dikocok
denga
waktu 2,2
menit
berwarna
jernih
- Larutan A
+ 2 tetes
sulfat + 1
tetes
Larutan B
berwarna
ungu lalu
dikocok
denga
waktu 1,57
menit
berwarna
jernih

17
4. - Larutan - Larutan Penambahan
Tabung Reaksi I Tabung Reaksi II KMnO4 KMnO4 + mangan (II) sulfat
5H2C2O4 (aq)
berwarna aquades mempercepat
- Dimasukkan 2 tetes - Dimasukkan 2 tetes
ungu pekat berwarna + 3H2SO4(aq) terjadinya reaksi
Asam Oksalat Asam Oksalat - Larutan ungu yang terjadi,
- Dimasukkan 2 tetes - Dimasukkan 2 tetes + 2KMnO4
asam - 2 tetes sehingga waktu
Asam Sulfat Asam Sulfat oksalat asam (aq) yang diperlukan
- Dimasukkan 2 tetes - Dimasukkan 2 tetes berwarna oksalat + tabung 1 bereaksi
Mangan (II) Sulfat 2MnSO4(aq) +
KMnO4 encer jernih asam sulfat lebih lama
- Dijalankan stopwatch - Dimasukkan 2 tetes + KMnO4 K2SO4 (aq) + dibanding tabung
saat penambahan KMnO4 encer dihitung t= 2.
10CO2 (g) +
terakhir KMnO4 - Dijalankan stopwatch 2,33 menit,
- Dihentikan stopwatch saat penambahan larutan 8H2O (l
saat warna KMnO4 terakhir KMnO4 tidak
berwarna Dengan
hilang - Dihentikan stopwatch
- Percobaan ditambahkan
Waktu saat warna KMnO4
2 t=2.06 s
hilang -Percobaan nya katalis
- Ditetesi larutan
encer KMnO4 Waktu 3 t=1,27 s pada suatu
sampai warna - Ditetesi larutan - Percobaan
4 t=42 s larutan maka
warna encer KMnO4
sampai warna - 2 tetes reaksi akan
permanganat
asam
hilang warna semakin
oksalat +
- Dibuat grafik permanganat asam sulfat cepat, dan
Hasil hilang + KMnO4
- Dibuat grafik dihitung t= jika
Hasil 48 s, larutan ditambahkan
tidak
lagi akan

18
berwarna terjadi yang
- Percobaan
namanya
2 t=32 s
-Percobaan auto-katalis
3 t=29 s
- Percobaan
4 t=25 s

19
I. Pembahasan
1. Percobaan pertama ( laju reaksi dipengaruhi konsentrasi )

Percobaan pertama dilakukan dengan memasukkan masing – masing


5ml Na2S2O3 kedalam gelas kimia yang telah di lebeli dengan huruf A,B,C,D.
Namun untuk gelas A dibarkan saja,untuk gelas B,C,D ditambah air dengan
ukuran berturut- turut 10 ml, 15 ml, 20 ml. Setelah itu semua gelas diberi
masing – masing 5 ml HCl 1M, lalu saat penetesan akhir HCl di hitung waktu
yang di perlukan zat tersebut untuk berubah. Hasil yang kita peroleh adalah
untuk gelas A menghasilkan larutan yang sangat keruh bewarna kuning
dengan waktu yang diperlukan untuk perubahan adalah 8 detik. Gelas B
menghasilkan larutan yang kuning lebih muda jika di banding dengan gelas A
dengan waktu yang diperlukan untuk perubahan adalah 12 menit 7 detik.
Gelas C menghasilkan larutan bewarna kuning lebih muda jika di banding
dengan gelas A dan B dengan waktu yang diperlukan untuk perubahan adalah
22 menit 7 detik. Gelas D menghasilkan larutan yang bewarna kuning lebih
muda jika di banding dengan gelas A,B, dan C dengan waktu yang diperlukan
untukperubahan adalah 29 detik. Sehingga jika larutan Na2S2O3 diencerkan
dengan penambahan air maka akan mengurangi jumlah partikel didalamnya.

Orde reaksi merupakan jumlah dari bilangan pangkat setiap


konsentrasi reaktan yang ada dalam hukum laju. Orde reaksi dapat berupa
bilangan bulat positif, nol, atau bilangan pecahan. Pada umumnya, reaksi
kimia memiliki orde reaksi berupa bilangan bulat positif, sedangkan tingkat
reaksi adalah bilangan pangkat dari konsentrasi reaktan.

Reaksi yang berlangsung dalam percobaan adalah sebagai berikut:


2HCl(aq) + Na2S2O3(aq) → 2 NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(g) + S(s)

Saat asam klorida dicampurkan dengan natrium tiosulfat, warna


larutan berubah menjadi kuning keruh. Hal ini disebabkan oleh reaksi
pembentukan dan pengendapan belerang. Selain menghasilkan endapan
belerang, dari reaksi dihasilkan diatas juga menghasilkan gas belerang
disulfida sehingga menimbulkan bau. Jika larutan natrium tiosulfat dibuat
semakin encer atau konsentrasinya berkurang maka, pembentukkan endapan
semakin membutuhkan waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan teori
pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, yaitu semakin tinggi konsentrasi

20
maka, waktu reaksi semakin cepat sedangkan semakin kecil konsentrasi maka,
waktu reaksi semakin lambat.
Berdasarkan perhitungan rumus, orde reaksi Na2S2O3 didapatkan nilai
y sebesar 1, dan pada orde reaksi HCl nilai x sebesar 0. Jadi jumlah bilangan
pangkat setiap konsentrasi reaktan HCl dan Na2S2O3 adalah 1 dan 0. Sehingga
persamaan reaksinya:
V = k [Na2S2O3]1
yang berarti laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi Na2S2O3 dan
konsentrasi HCl tidak mempengaruhi laju reaksi.

Dapat disimpulkan bahwa jika suatu larutan dengan konsentrasi tinggi


akan memiliki jumlah partikel yang banyak, yang menyebabkan peluang
terjadinya tumbukan semakintinggi antara satu dengan yang lain, dan
membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk bereaksi (laju reaksi besar).
Namun apabila sebaliknya, jika suatu larutan yang konsentrasinya rendah
maka jumlah partikel larutan itu pun sedikit, sehingga peluang terjadinya
tumbukan antara satu dengan yang lain juga akan semakin rendah, dan waktu
yang diperlukan untuk bereaski pun akan semakin lama (laju reaksi kecil).

2. Percobaan kedua (laju reaksi dipengaruhi luas permukaan)

Percobaan kedua dilakukan untuk membuktikan bahwa luas


permukaan mempengaruhi laju reaksi. Percobaan dilakukan dengan
memasukkan CaCO3 kedalam balon yang dilebeli A dan B, untuk balon A
CaCO3 di masukkan dalam bentuk butiran, namun untuk balon B CaCO3
di masukkan dalam bentuk serbuk, sehingg sebelumnya CaCO3 harus
digerus terlebih dahulu. Dimasukkan HCl 1M sebanyak 10 ml kedalam
dua enlemeyer agar balon A dan B bisa dipasangkan ke mulut tabung
enlemeyer. Setelah keduanya dipasangkan ke mulut tabung, maka CaCO3
akan jatuh ke dalam larutan HCl, waktu yang diperlukan balon A untuk
mengembang adalah 5 menit 32 detik dan waktu yang diperlukan balon B
untuk mengembang adalah 1 menit 16 detik.

Reaksi yang terjadi adalah :


CaCO3 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

Balon dapat mengembang karena reaksi menghasilkan karbon


dioksida. Luas permukaan berbeda dengan ukuran benda. Luas permukaan
bisa di bilang dengan bidang sentuh, sehingga semakin banyak bidang

21
sentuh suatu zat (ukuran zat semakin kecil) maka laju reaksi akan lebih
cepat, waktu yang diperlukan juga lebih singkat dibanding dengan zat
yang memiliki bidang sentuh yang sedikit (ukuran zat besar) , laju untuk
bereaksi juga lebih lama. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika luas
permukaan semakin besar maka laju reaksi juga akan semakin,
sebaliknyajika luaspermukaan kecil maka laju reaksi akan kecil pula.

3. Percobaan ketiga (laju reaksi dipengaruhi suhu)

Suatu reaksi akan semakin cepat laju reaksinya apabila di beri energi
yang lebih, panas merupakan salah satu energi kalor yang dapat
meningkatkan energi kinetik partikel, partikel akan bertumbukan secara
cepat dan mengakibatkan laju reaksi semakin cepat.

Percobaan ini pertama dilakukan dengan mengencerkan 10 tetes


H2C2O4 (AsamOksalat) dengan air hingga volumenya 5 ml dan diberi
label A. Lalu mengencerkan 10 tetes KmnO4 (Kalium Permanganat)
dengan air hinggaa volumenya 5 ml dan diberi label B. Kita menyediakan
5 tabung reaksi yang masing – masing diisi 2 tetes larutan A dan di
tambah dengan 2 tetes Asam Sulfat 0,5 M dan tidak lupa untuk dilabeli
dengan angka 1, 2,3,4, dan 5. Untuk tabung no.1 tidak perlu diberi
perlakuan untuk pemanasan biarkan saja hingga memiliki suhu kamar.
Sedangkan tabung 2,3,4, dan 5 dipanaskan hingga suhu berturut – turut
35˚, 40 ˚, 45 ˚, dan 50 ˚. Setelah mendaptkan suhu yang diinginkan lalu di
tetesi larutan B. Dapat dlihat perubahan yang terjadi yang awalnya setelah
ditetesi larutan B warnanya ungu, kit menghitung watunya hingga larutan
berubah menjadi jernih. Didapatkan hasil waktu yang diperoleh karena
perubahan suhu yaitu, suhu ruang (32 ˚) adalah 3 menit 22 detik. Suhu 35
˚ adalah 2 menit 44 detik. Suhu 40 ˚ adalah 2 menit 21 detik. Suhu 45 ˚
adalah 2 menit 20 detik. Suhu 50 ˚ adalah 1 menit 57 detik. Bisa
disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu larutan maka waktu yang
diperlukan juga semakin cepat, sehingg laju reaksi juga semakin cepat.

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan


elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya,
yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi
(kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini
merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi
sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Pada percobaan

22
ini reaksi menggunakan prinsip reaksi redoks. H2SO4 di tambahkan untuk
memebrikan suasana asam dalam reaksi.

Berikut reaksi antara kalium permanganat dengan asam oksalat :


2KMnO4(aq)+H2SO4 (aq)+5H2C2O4 (aq)→ 2MnSO4 (aq) + K2SO4 (aq) +
10CO2 (g)+ 8H2O(l)

Reduksi : KMnO4 → MnSO4


Oksidasi : 5H2C2O4 → CO2

Dari reaksi ini dapat dilihat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan H2C2O4 merupakan zat yang
berperan sebagai reduktor, dimana unsur C mengalami peningkatan
bilangan oksidasi dari +3 ke +4.

4. Percobaan keempat (laju reaksi dipengaruhi katalis)

Katalisator adalah suatu perantara yang mempercepat reaksi kimia


dengan cara menimbulkan lintasan baru dengan energi aktivasi yang lebih
rendah. Katalis tidak dihasilkan atau dipakai dalam reaksi kimia. Katalis
protein biasa dipakai dalam sistem Biologi dan dinamakan enzim.
Katalisator mempercepat reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi
reaksi sehingga laju reaksi pembentukan menjadi lebih cepat tercapai.
Suatu mekanisme terjadi atas suatu reaksi-reaksi elementer. Jika salah satu
tahap pada mekanisme reaksi lebih lambat dari tahap-tahap lainnya, maka
tahap tersebut secara efektif mengendalikan laju reaksi keseluruhan tahap
yang menentukan laju reaksi.

Pada percobaan ini dilakukan dengan mengencerkan 10 tetes kalium


permanganat (KMnO4) hingga volume menjadi 10 ml. Lalu menyiapkan
tabung reaksi 1 dan 2. Tabung reaksi 1 diisi dengan 2 tetes asam oksalat, 2
tetes asam sulfat dan 1 tetes kalsium permanganat, lalu didapatkan waktu
untuk merubah larutan tersebut menjadi jernih dibutuhkan waktu selama 2
menit 33 detik, lalu di tetesi kembali (penetesan 2) kembali membutuhkan
waktu 2 menit 6 detik, lalu ditetesi kembali (penetesan 3) memutuhkan
waktu 1 menit 27 detik, lalu di tetesi kembali (penetesan 4) membutuhkan
waktu 42 detik. Untuk tabung 2 juga di lakukan perlakukan yang sama
namun ditambah dengan MnSO4, mangan di sini digunakan zat katalis

23
dalam reaksi, sehingga di dapatkan waktu untuk bereaksi berturut – turut
(penetesan 1) membutuhkan waktu 48 detik, lalu ditetesi kembali
(penetesan 2) membutuhkan waktu 32 detik, lalu di tetesi kembali
(penetesan 3) membutuhkan waktu 29 detik, lalu di tetesi kembali
(penetesan 4) membutuhkan waktu 25 detik.

Berikut reaksi antara kalium permanganat dengan asam oksalat :


2KMnO4(aq) + H2SO4 (aq) + 5H2C2O4 (aq) → 2MnSO4 (aq) + K2SO4 (aq)
+ 10CO2 (g) + 8H2O(l)

Dapat disimpulkan bahwa pada penetesan pertama tabung 2


membutuhkan waktu yang lebih singkat dbanding tabung 1, dikarenkan
terdpat mangan yang berfungsi sebagai katalisator. Namun pada tabung 1
dan 2 jika penentesan KMnO4 dilakukan terus menerus akan
membutuhkan waktu yang lebih cepat untuk bereaksi, yaitu warna larutan
menjadi jernih. Hal ini dikarenakan penambahan KMnO4 akan
menghasilkan mangan juga yang mana sebelumnya mangan digunakan
sebagai katalisator,peristiwa ini bisa disebut dengan autokatalik. Katalis
dibagi menjadi jika ditinjau dari jenis fasanya, yaitu katalis homogendan
katalis heterogen, apabila fasa katalis sama dengan fasa pereaksin maka
disebut katalis homogen, namun jika fasa katalis berbeda dengan fasa
pereaksinya disebut dengan katalis heterogen.

24
J. Kesimpulan

Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, apabila penambahan


konsentrasi, penambahan suhu, penambahan luas permukaan dan penambahan
katalis dapat mempercepat laju dari suatu reaksi.

K. Daftar Pustaka

Tim Kimia Dasar. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Surabaya:
Unesa.
Utami, Budi dkk. 2009. Kimia 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Diterjemahkan oleh
Suminar Setiati Achmadi, Ph.D. Jakarta: Erlangga.
Pudjaatmaka, A.H. 1984. Kimia untuk Universitas (terjemahan) edisi keenam.
Jakarta: Erlangga
Sugiarto, Bambang. dkk. 2014. Kimia Dasar. Surabaya: Unesa.
Tim Kimia Dasar. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Surabaya:
Unesa.

25
L. Lampiran
- Jawaban Pertanyaan
1. Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan diatas!
Percobaan 1 pengaruh konsentrasi pada laju reaksi
Na2S2O3(s) + 3HCl(aq) →2NaCl(aq) + SO2(q) + S(s) + H2O (l)
percobaan 2 pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl(aq) + H2O(l) + CO2(q)
Percobaan 3 pengaruh temperatur pada laju reaksi
5H2C2O4(aq) + 2KMnO4 (aq) + 3H2SO4(aq) → 2MnSO4(aq) + 10 CO2(q) +
K2SO4(aq) + 8H2SO4(l)
Percobaan 4 pengaruh katalis pada laju reaksi

KMnO4
5H2C2O4(aq) + 2KMnO4 (aq) + 3H2SO4(aq) → 2MnSO4(aq) + 10
CO2(q) + K2SO4(aq) + 8H2SO4(l)

2. Tulislah persamaan laju reaksi berorde satu dan dua, jika konsentrasi masing
masing zat berbeda dan jika kedua memiliki konsentrasi yang sama.
Rumus laju reaksi V = k [A]x [B]y
Orde reaksi total adalah x+y
Misal reaksi 2 N2O5 → 4NO2 + O2
V = k [NO2]x [O2]y
Percobaan NO2 O2
1 0,2 0,2
2 0,2 0,3
3 0,3 0,3
4 0,3 0,2

 Orde 1 jika konsentrasi sama


V = k [0,2]1 [0,2]0

26
 Orde 1 jika konsentrasi berbeda
V = k [0,2]1 [0,3]0
 Orde 2 jika konsentrasi sama
V = k [0,3]1 [0,3]1
 Orde 2 jika konsentrasi berbeda
V = k [0,3]1 [0,2]1

3. Gas apa yang terbentuk pada percobaan reaksi antara kalsium karbonat dan
asam klorida, tulislah persamaan reaksinya!
Membentuk gas CO2
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl(aq) + H2O(l) + CO2(q)

4. Apakah fungsi penambahan asam sulfat pada reaksi antara asam oksalat
dengan kalium permanganat?
Fungsi penambahan asam sulfat pada reaksi antara asam oksalat dengan
kalium permanganat adalah untuk memberikan suasana asam dalam reaksi.

5. Jelaskan mengapa pada percobaan temperatur pada laju reaksi warna larutan
KMNO4 tidak nampak seiring bertambahnya waktu?
Seiring bertambahnya waktu permanganat akan memudar karena dengan
pengaruh suhu maka molekul molekul semakin bergerak cepat sehingga
menimbulkan tumbukan sering terjadi akibatnya semakin banyak molekul
yang bereaksi. Selain itu, permanganat jika direaksikan dengan larutan asam
maka larutannya tidak berwarna.

27
- Dokumentasi

Alat – alat untuk HCl + Na2S2O4


praktikum Larutan untuk
praktikum laju reaksi

Percobaan 1 Pengenceran asam


oksalat dan kalium
permanganat

Percobaan 2

Penetesan kalium
28
permanganat
Percobaan 3 Percobaan 4
- Perhitungan dan grafik
Perhitungan :
Percobaan 1
Gelas A
M1 . V1 = M2 . V2
1 M . 5 ml = M2 . 5 ml
M2 = 1 M

Gelas B
M1 . V1 = M2 . V2
1M . 5 ml = M2 . 15 ml
M2 = 0,33 M

Gelas C
M1 . V1 = M2 . V2
1M . 5 ml = M2 . 20 ml
M2 = 0,25 M

Gelas D
M1 . V1 = M2 . V2
1M . 5 ml = M2 . 25 ml
M2 = 0,2 M

Hubungan Konsentrasi Na2S2O3 dengan 1/t

M HCl M Na2S2O3 Time (sekon) 1/t


1M 1M 8 0,125
1M 0,33 M 12 0,083
1M 0,25 M 22 0,045
1M 0,20 M 29 0,034

29
Data percobaan A dan C

[ ] [ ]

[ ] [ ]

2,77 =

x=

x = log 11,08
x=1
Data percobaan A dan B

[ ] [ ]

[ ] [ ]

1,50 =

x=

x = log 0,124
x = 0,9

Percobaan 2 (Hubungan laju reaksi dengan luas permukaan)


1. Butiran CaCO3
t = 5 menit 32 detik
1/t = 0,0030
2. Serbuk CaCO3
t = 1 menit 16 detik
1/t = 0,0625

Percobaan 3 (Hubungan laju reaksi dengan suhu)

30
Suhu (˚C) t (sekon) 1/t
32 202 0,0040
35 164 0,0060
40 141 0,0070
45 140 0,0071
50 117 0,0085

Percobaan 4 (Hubungan laju reaksi dengan katalis)

Hubungan jumlah tetesan KmnO4 terhadap laju reaksi (tanpa katalis)

Tetesan t (sekon) 1/t


1 153 0,0065
2 126 0,0079
3 87 0,0114
4 42 0,0238

Hubungan jumlah tetesan KmnO4 terhadap laju reaksi (dengan katalis)

Tetesan t (sekon) 1/t


1 48 0,0208
2 32 0,0312
3 29 0,0344
4 25 0,0400

31
- Grafik

Hubungan laju reaksi dengan Konsentrasi


Na2S2O3

0,15
0,1
1/t

0,05 y = -0,0311x + 0,1495 Series1


R² = 0,9477
0 Linear (Series1)
0 1 2 3 4 5
Konsentarsi

Hubungan laju reaksi dengan suhu


0,01
0,008 y = 0,0002x - 0,0021
R² = 0,8726
0,006
1/t

0,004 1/t
0,002 Linear (1/t)

0
0 20 40 60
suhu

Hubungan jumlah tetesan KmnO4 terhadap


laju reaksi (tanpa katalis)

0,025
0,02 y = 0,0055x - 0,0014
R² = 0,825
0,015
1/t

0,01 1/t
0,005 Linear (1/t)

0
0 1 2 3 4 5
Julah tetesan
32
Hubungan jumlah tetesan KmnO4 terhadap
laju reaksi (dengan katalis)

0,05
0,04 y = 0,0061x + 0,0164
R² = 0,9469
0,03
1/t

0,02 1/t
0,01 Linear (1/t)
0
0 1 2 3 4 5
jumlah tetesan

Hubungan dengan katalis dan tanpa


katalis
0,05
y = 0,0061x + 0,0164
0,04
R² = 0,9469
0,03 1/t
1/t

y = 0,0055x - 0,0014
0,02 12
R² = 0,825
Linear (1/t)
0,01
Linear (1 2)
0
0 1 2 3 4 5
jumlah tetesan

33

Anda mungkin juga menyukai