Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stoikiometri adalah ilmu yang memelajari kuantitas produk dan reaktan dalam
reaksi kimia. Pada perhitungan kimia secara stoikiometeri, biasanya
diperlukan hukum hukum dasar kimia.
Dasar dari semua hitungan stokiometri adalah pengetahuan tentang
stoikkiometri sangat penting dalam merancang suatu eksperimen atau
mereaksikan zat pereaksi dalam jumah yang sesuai dan kita dapat
memperkirakan jumlah produk yang dihaslkan. Jumlah zat kimia dinyatakan
dalam mol, dalam perhitungan kimia satuan mol digunakan untuk satuan
jumlah. Sedangkan massa suatu mol zat yang dinyatakan dalam gram disebut
massamolar, yang dalam gram sama banyak dengan bobot molekul dalam
satuan massa atom.
Suatu persamaan kimia meringkas sejumlah besar informasi mengenai
senyawa yang terlibat dalam reaksi. Persamaan tersebut bukanlah bukanlah
sekedar pernyataan kualitatif yang menguraikan senyawa senyawa yang
terlibat. Proses membuat perhitungan yang didasarkan pada rumus rumus
dan ersamaan berimbang dirujuk sebagai stoikiometri.
Elajaran yang berkaitan denan reaksi kimia lazim dikenal sebagai
stoiiometri stoikiometri adalah bagian ilmu yang mempelajari hubungan
kuantitatif antara zat yang berkaitan dalam reaksi kimia. Bila senyawa
dicampur untuk bereaksi maka sering tercampur secara kuantitatif
stoikiometri. Artinya semua reaktan habis, sedangkan yang lain masih tersisa.
Reaktan yang habis disebut pereaksi pembatas. Dalam setiap persoalan

stoikiometri, perluuntuk menentukan reaktan yang mana yang terbatas untuk


mengetahui jumlah produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu, percobaan stoikiometri ini dilakukan, diharapkan bisa
mengetahui yang mana pereaksi pembatas dan pereaksi sisa.

1.2 Tujuan Percobaan


a. Untuk mengetahui titik maksimum dan titik minimum sesuai dengan
stoikiometri sistem
b. Untuk mengetahui pereaksi sisa dan pembatas pada percobaan NaOH 2 M
HCL 2 M
c. Untuk mengetahui pereaksi sisa dan pembatas pada percobaan NaOH 1 M
H2SO4 1 M

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan daat diambil kesimpulan bahwa :
a. Titik Maksimum pada pencampuran NaOH 2 M dan HCL 2 M adalah 33oC
dengan perbandingan volume 7,5 ml dengan 7,5 ml. Sedangkan titik
minimumnya adalah 30,5o C dengan perbandingan volume 2,5 ml dengan
12,5 ml dan 12,5 ml dengan 2,5 ml.
Titik maksimum pada pencamuran NaOH dan H2SO4 adalah 33o C
sedangkan dengan perbandingan volume 10 ml dengan 5 ml. Sedanngkan
titik minimuumnya adalah 29o C dengan perbandinan volume 2,5 ml
dengan 12,5 ml.
b. Pada percobaan NaOH 2 M HCL 2 M, pada percobaan pertama dan
kedua pereaksi pembatasnya adalah NaOH, pereaksi sisanya adalah HCL.
Pada percobaan ketiga larutan NaOH 2 M HCL 2 M habis bereaksi jadi
tidak ada pereaksi sisa pada percobaan kali ini. Dan percobaan keempat
dan kelima pereaksi pembatasnya adalah HCL dan pereaksi sisa adalah
NaOH.
c. Pada percobaan NaOH 1 M H2SO4 1 M, pada percobaan pertama dan
kedua pereaksi pembatasnya adalah NaOH, pereaksi sisanya adalah
H2SO4 ada ercobaan ketiga larutan NaOH 1 M H2SO4 1 M pereaksi
pembatasnya adalah NaOH dan H2SO4 dan percobaan keempat juga
diperoleh hasil yang sama. Lalu percobaan ke lima diperoleh pereaksi
sisanya NaOH dan pereaksi pembatasnya adalah H2SO4.

5.2

Saran
Dalam

percobaan

untuk

menghemat

menggunakan 4 termometer, yang fungsinya

waktu

disarankan

untuk

Yang fungsinya adalah termometer pertama digunakan untuk pengukuran


jumlah suhu larutan NaOH 1 M,

yang satunya untuk pengukuran suhu

larutan NaOH 2 M, satunya lagi untuk mengukur suhu larutan H 2SO4 1M,
dan yang satunya lagi untuk mengukur suhu larutan H 2SO4 2 M. Dengan
demikian tidak perlu reot mencuci termometer berulang kali sehingga
dapat menghemat waktu. Serta dibutuhkan ketenangan dan kehati- hatian
dalam praktikum untuk memperoleh hasil yang sesuai serta tidak salah
mengukur serta memperhitungkan hasil.

Anda mungkin juga menyukai