Konsentrasi Larutan
Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi suatu larutan, yaitu sebagai berikut :
MOLARITAS (M) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mL larutan.
NORMALITAS (N) : adalah banyaknya gram ekivalen zat yang terlarut dalam 1000 mL
larutan.
MOLALITAS (m) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mg pelarut.
Normalitas (N) ditentukan oleh banyaknya gram ekivalen zat terlarut dalam 1000 ml larutan.
Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi, sebagai berikut :
- Reaksi asam basa (netralisasi)
- Reaksi pengendapan
- Reaksi pembentukan senyawa komplek
- Reaksi oksidasi reduksi
Berapa Normalitas (N) H2SO4 pekat dengan BJ= 1,19 dan konsentrasinya 98% (Mr=98).
Jawab :
- BJ H2SO4 = 1,19
Berarti dalam 1 Liter larutan terdapat 1190 gram
-Konsentrasi 98 %
Konsentrasi dapat diartikan sebagai ukuran yang menentukan banyaknya zat yang berada di
dalam suatu campuran dan dibagi dengan volume total pada campuran tersebut. Biasanya
konsentrasi dinyatakan pada satuan fisik, seperti halnya satuan volume, satuan kimia, ataupun
satuan berat seperti mol, ekuivalen dan massa rumus. Pada bahasan ini, konsentrasi
berhubungan dengan persen konsentrasi, PPM (Parts per Million) atau PPB (Parts per
Billion), fraksi mol, molaritas, dan molalitas.
1. Persen konsentrasi
Pada umumnya di bidan kimia, persen digunakan untuk menyatakan konsentrasi suatu
larutan. Persen konsentrasi dapat dibagi menjadi persen volume dan persen berat.
LARUTAN
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat (unsur/molekul). Ketika
ditempatkan dalam air, kebanyakan zat akan terlarut dan zat yang terlarut ini disebut soluble
(dapat larut) dan yang lainnya yang tidak dapat larut disebut insoluble (tidak dapat larut).
Garam dan gula sangat mudah larut dalam air.
Dalam suatu larutan, zat yang menunjukkan jumlah yang lebih besar disebut dengan pelarut
dan zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut. Apa artinya bahwa suatu zat terlarut
dalam zat lainnya? Hal ini berarti bahwa molekul-molekul dari zat terlarut terpisah dan
terdistribusikan secara merata dalam pelarut
Zat tidak dapat larut (insoluble) mempertahankan keadaannya agar tidak terdistribusi dalam
pelarut. Biasanya yang digunakan sebagai pelarut adalah air, karena kebanyakan zat padat
akan terlarut dalam air, tetapi sebenarnya hampir semua cairan dapat dijadikan pelarut.
KOMPOSISI LARUTAN
Apa yang dimaksud dengan komposisi larutan? Komposisi larutan adalah perbandingan zat-
zat di dalam campuran. Untuk menentukan komposisi larutan digunakan istilah kadar atau
konsentrasi. Kedua istilah ini menyatakan kuantitas zat terlarut dengan satuan tertentu.
Satuan yang digunakan untukd menyatakan kadar larutan adalah persen berat (%b/b, persen
volume (%v/v), ppb (part per billion), dan ppm (part per million).
Kadar Larutan
Persen berat menyatakan banyaknya berat zat terlarut terhadap berat larutan. Persen berat
bisa diterapkan dalam campuran padat-cair atau padat-padat. Secara matematika, persen berat
suatu zat dirumuskan sebagai berikut.
Contoh:
Bata tahan api dibuat melalui pembakaran campuran 250 g AL2O3, 300 g MgO, 2.000 g SiO2,
dan 150 g C. Berapa persen berat MgO dalam campuran tersebut?
Jawab:
Persen volume menyatakan fraksi volume zat terlarut terhadap volume larutan dalam satuan
persen. Persen volume bisa diterapkan untuk campuran cair-cair atau gas-cair. Secara
matematik, persen volume suatu zat dirumuskan sebagai berikut:
Contoh:
Di dalam kemasan botol minuman tertera 5% alkohol. Berapakah volume alkohol yang
terdapat dalam 250 mL minuman tersebut?
Jawab:
Contoh:
Air dari PDAM mengandung kaporit dengan kadar yang sangat sedikit, berfungsi sebagai
desinfektan. Jika dalam 10 liter air PDAM ditemukan kaporit sebanyak 30 mg, berapa kadar
kaporit dalam air tersebut?
Jawab:
Oleh karena kedua komponen larutan berbeda satuan (air dalam liter, kaporit dalam gram)
maka perlu dilakukan penyamaan satuan lebih dulu.
Suatu suatu zat atau senyawa dalam suatu sampel bahan atau campuran bahan dalam jumlah
yang kecil akan sangat sulit penulisannya. Penulisan angka dibelakang koma biasanya
maksimum 4 angka, dan angka dibelakangnya sering dihilangkan atau dibulatkan.
Sebenarnya, dalam menyatakan kadar yang sangat kecil, suatu racun atau logam berat yang
terkandung dalam air yang tercemar misalnya, angka yang dihilangkan atau dibulatkan
tersebut sangat berarti nilainya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kadar yang
sangat kecil dinyatakan dengan ppm (part per million) atau bagian dari sejuta, sedangkan
kadar yang lebih kecil lagi dinyatakan dengan ppb (part per billion) atau bagian semilyar.
Pada ppm, konsentrasi dinyatakan sebagai jumlah bagian zat terlarut dalam 1.000.000 bagian
larutan. Satuan yang dipakai adalah berat per berat dengan satuan berat yang sama. Misalnya
mg per mg atau gram per gram dan seterusnya.
Larutan dengan kadar Pb++ 21 ppm berarti terdapat 21 bagian berat Pb++ untuk setian
1.000.000 bagian berat larutan, atau terdapat 21 gram ion Pb++ untuk setiap 1.000.000 gram
larutan.
PENGENCERAN
Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan volume yang konsentrasinya lebih kecil dari
larutan stok yang ada. Caranya adalah dengan menambahkan pelarut ke dalam larutan stok
yang ada. Pengenceran dapat dihitung dengan rumus,
M1.V1 = M2.V2
V1 = Volume Awal
Contoh 1:
Nyatakan kadar zat aktif dalam 100 g larutan gula yang dibut dengan mencampur 5 g gula
dan 95 g air.
Jawab:
1.
2.
3.
4. Dalam perbandingan antara zat yang bercampur = 5 : 59 = 1 : 19
5. Dalam perbandingan zat antif dengan campuran = 5 : 100 = 1 : 20
Contoh 2:
Jawab:
Artinya, larutan tersebut mengandung zat A sebanyak 0,0005 g dan zat pelarut sebanyak (100
– 0,0005) g = 99,9995 g
Contoh 3:
Jawab:
Jadi, larutan yang digunakan adalah 60 g dan air yang diperlukan adalah (300 g – 60 g) g =
240 gram. Artinya, untuk membuat larutan 10% sebabyak 300 g, larutan yang digunakan
adalah 60 gram dengan penambahan air sebanak 240 g.
Contoh 4:
Untuk membuat larutan 1 ppm dalam 1 Liter air maka dibutuhkan 1 mg zat terlarut. Artinya,
jika di dalam suatu larutan terdapat 1 mg zat ditambah dengan 1 liter air, maka konsentrasi
zat tersebut di dalam larutan tersebut adalah 1 ppm.
Jika kita ingin membuat larutan ethephon 100 ppm dari larutan ethepon yang ada pada
konsentrasi 480g/L, maka cara yang harus dilakukan adalah:
Jawab:
480 g = 480.000 mg
Berarti,
480.000 ppm
Jawab:
3. Lakukan pengenceran larutan stok yang ada (480g/L) atau (480 mg/ml) dengan
konsentrasi 480.000 ppm menjadi konsentrasi 100 ppm
Jawab:
M1 x V1 = M2 x V2
1 ml larutan ethephon yang memiliki konsentrasi 480g/L atau 480.000 ditambah dengan
(4800 ml – 1 ml)= 4799 ml air atau 4,79 Liter air.
Cara perhitungan yang sama berlaku untuk setiap nilai ppm yang berbeda (200 ppm,
500 ppm, 1000 ppm, dll)
KONSENTRASI LARUTAN
5 Komentar Posted by Emel Seran pada 5 November 2010
Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat
terlarut (solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan
sebagai pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut.
Dalam kondisi tertentu misalnya campuran antara alkohol dan air dengan perbandingan
50:50. Dari campuran tersebut sedikit meragukan untuk menentukan mana yang bertindak
sebagai pelarut dan mana yang bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang
demikian air dan alkohol dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai
zat terlarut. Lain halnya dalam pembuatan sirup. Dalam pembuatan sirup jumlah gula lebih
banyak dari jumlah air tetapi air tetap dikatakan sebagai pelarut karena dapat
mempertahankan keadaan fisiknya sedangkan gula atau sukrosa disebut sebagai zat terlarut.
Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu larutan
digunakan istilah konsentrasi. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menyatakan
konsentrasi zat terlarut di dalam larutan.
1. Persen massa
Contoh
a. Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g gula dalam 70 g air.
b. Berapa gram gula yang terdapat dalam 500 gram larutan 12% massa gula.
2. Persen volume
Konsentrasi suatu larutan dari dua cairan dinyatakan sebagai presentasi volume.
Hal ini bisanya dijumpai pada konsentrasi minuman beralkohol. Misalnya vodka yang
mengandung 15 persen alkohol artinya didalam 100 mL vodka terdapat 15 mL alkohol.
larutan dengan konsentrasi 1 bpj artinya mengandung 1 gram zat terlarut didalam tiap 1 juta
gram larutan atau 1 mg zat terlarut dalam tiap 1 kg larutan.
Karena larutan yang sangat encer memiliki massa jenis = 1 g/mL, maka 1 bpj diartikan
sebagai 1 miligram zat terlarut dalam 1 liter larutan.
4. Molalitas
Contoh
1) Berapa molal larutan NaCl jika diketahui persen massa NaCl = 10%
Jawab
2) Berapa molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 3 g urea (CO(NH)2)2) di dalam
500 g air? (Mr urea = 60)
Jawab
5. Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol zat
terlarut dalam 1 mL larutan.
Larutan 0,50M artinya 0,50 mol zat dalam satu liter larutan atau 0,50 milimol zat dalam 1 mL
larutan.
Contoh
Jika di dalam suatu botol pereaksi terdapat terdapat 250 mL larutan NaOH (Mr =
40) yang konsentrasinya 0,4M. maka
Jawab
Jawab
Atau
v Mol CHO2H yang larut dalam 1 liter larutan = 46,46 g/46 g/mol = 1,01 mol
Fraksi mol menyatakan jumlah mol zat terlarut atau jumlah mol pelarut dalam
jumlah mol total larutan.
Contoh
1) Dalam suatu larutan 16% massa naftalena dalam benzena, tentukan fraksi mol masing-
masing zat, jika diketahui Mr naftalena = 128 dan Mr benzena = 78?
Jawab
= 1360 gram
b. Kemolalan
c. Kemolaran
Iklan
Report this ad
Report this ad
* SMA KELAS II bpj, Chemistry, fraksi mol, hubungan fraksi mol dengan kemolalan dan
kemolaran, hubungan molaritas larutan dengan % massa, kimia, Konsentrasi Larutan, larutan,
malalitas, massa molar, molal, molar, molaritas, pelarut, persen massa, persen volume, ppb,
ppm, ppm dan ppb, wanibesak, zat terlarut
Seperti yang telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa senyawa dapat
digolongkan menjadi senyawa ionik dan senyawa kovalen. Senyawa yang terbentuk dengan
akibat adanya pemakain bersama elektron dinamakan senyawa kovalen sedangkan senyawa
yang terbentuk karena tarikan antara dua ion yang berbeda muatan disebut senyawa ionik.
Cara lain untuk mengelompokan senyawa yaitu berdasarkan daya hantar listrik. Jika
suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan
elektrolit, dan sebaliknya jika larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut
larutan nonelektrolit. Glukosa (C6H12O6), etanol (C2H5OH), gula tebu (C12H22O11),
larutan urea (CONH2)2 merupakan beberapa contoh senyawa yang dalam bentuk padatan,
lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Misalnya reaksi yang tejadi pada elektrolisis larutan tembaga klorida (CuCl). Ketika
tembaga klorida dilarutkan dalam air tembaga klorida akan terurai menjadi ion Cu2+ dan ion
2Cl‾ yang terpisah satu sama lain dan bercampur dengan air. Ketika elektroda dicelupkan ion
Cu2+ akan bergerak ke elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif dari baterai
sedangkan Cl‾ akan bergerak ke elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif dari
baterai. Elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif baterai disebut katoda, oleh sebab
itu katoda bermuatan negatif. Sedangkan elektroda yang bermuatan positif dan dihubungkan
dengan kutub positif disebut anoda.
Dari proses elektrolisis ini pada anoda akan keluar gas klor yang berwarna kuning
kehijauan sedangkan pada katoda ion Cu2+ akan direduksi menjadi Cu padat yang akan
berkumpul menutupi elektroda dari katoda. Setengah reaksi yang terjadi pada katoda dan
anoda adalah
Sumber Ion
Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu ion yaga
berasal dari senyawa ionik dan ion yang berasal dari senyawa kovalen polar. Semua senyawa
ionik yang larut dalam air adalah elektrolit sedangkan senyawa lain yang larut dalam air ada
yang elektrolit ada pula yang nonelektrolit.
Senyawa Ion
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion baik dalam bentuk padat dan kering
sekalipun. Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena tidak ada pergerakan dari ion-ion tersebut. Namun apabila senyawa ionik
dilarutkan dalam suatu pelarut polar misalnya air maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang dilarutkan dalam air dan lelehan senyawa
ionik dari padatannya merupakan suatu elektrolit. Hal ini disebaabkan ion-ion yang ada bebas
bergerak ke segala arah. Untuk senyawa ionik yang dilelehkan dari padatannya memiliki
daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya.
Air merupakan suatu pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa ionik namun tidak
memainkan peran yang istimewa dalam menghantarkan arus listrik. Air hanya dijadikan
medium oleh ion-ion untuk bergerak.
Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion disebut proses ionisasi. Proses ionisasi
merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa
melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya
HCl yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:
Reaksi ionisasi dari CH3COOH dan NH3 dalam air dapat dilihat pada persamaan di bawah:
Penggolongan Elektrolit
2. Elektrolit lemah
Dari tiga senyawa di atas HCl, CH3COOH dan NH3, apabila diuji daya hantar
listrik menggunakan konsentrasi larutan yang sama misalnya 1 M. maka dapat diketahui
ternyata HCl memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding dua senyawa lainnya.
Hal ini dapat dilihat pada lampu bohlam yang menyala lebih terang.
Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah ion yang terbentuk dari HCl lebih
banyak jika dibandingkan dengan dua senyawa tersebut. Artinya di dalam air sebagian besar
HCl terurai menjadi ion H+ dan ion Cl‾ sedangkan CH3COOH dan NH3 hanya sebagian
kecil yang terurai ion H3O+ dan ion CH3COO‾ dan NH4+ dan OH‾, sebagian besarnya
masih tetap dalam bentuk molekul kovalen.
Untuk senyawa-senyawa ionik yang dilarutkan didalam air ternyata memiliki daya
hantar listrik yang baik. Hal ini disebabkan senyawa ionik tersusun atas ion-ion dan ketika
dilarutkan dalam air ion-ion tersebut akan langsung menyebar secara merata di dalam air.
Zat-zat yang seluruhnya atau hampir seluruhnya di dalam air terurai menjadi ion-ion
sehingga memiliki daya hantar listrik yang baik disebut elektrolit kuat. Natrium klorida, asam
sulfat, asam klorida, dan NaOH merupakan beberapa contoh elektrolit kuat. Senyawa yang
termasuk elektrolit kuat mempunyai daya hantar listrik yang relatif baik walaupun memiliki
konsentrasi yang kecil.
Sebaliknya beberapa senyawa kovalen polar yang larut dalam air merupakan
penghantar listrik yang jelek. Di dalam air zat-zat yang hanya sebagian kecil molekulnya
terurai menjadi ion disebut elektrolit lemah. Lartuan asam asetat dan amonia dalam air
merupakan contoh elektrolit lemah. Pada elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang
relatif jelek walaupun memiliki konsentrasi tinggi (pekat).
Dari percobaan daya hantar listrik, elektrolit kuat akan memberikan nyala
bohlam yang terang sedangkan elektrolit lemah nyala bohlamnya redup atau hanya
menimbulkan gelembung-gelumbung udara pada elektroda. Jika tidak ada reaksi atau
perubahan, maka dapat dikatakan larutan tersebut termasuk larutan nonelektrolit.
Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa dan garam. Untuk asam dan basa dapat
berupa elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Sedangkan garam yang mudah larut dalam air
semuanya termasuk elektrolit kuat, sedangkan garam-garam yang sukar larut dalam air
berupa elektrolit lemah walaupun tersusun atas ion-ion.
1) Asam-asam kuat umumnya asam-asam anorganik, misalnya: HCl, HClO3, H2SO4 dan
HNO3.
2) Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, misalnya: NaOH, KOH,
Ca(OH)2 dan Ba(OH)2.
1) Asam-asam lemah, sebagian asam anorganik dan sebagian besar asam organik misalnya:
CH3COOH, HCN, H2CO3 dan H2S
2) Basa-basa lemah, misalnya amonia dan kebanyakan basa organik seperti NH4OH dan
Ni(OH)2
Kegiatan Laboratorium
Lakukan kegiatan berikut untuk menguji daya hantar listrik beberapa zat.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan catat pada lembar pengamatan
1) Amati dengan seksama, apa yang terjadi pada lampu dan batang elektroda
2) Diantara bahan yang diuji, manakah yang dapat menghantarkan arus listrik dan manakah
yang tidak dapat menghantarkan listrik.
3) Jika ada yang menghantarkan arus listrik manakah yang termasuk elektrolit kuat dan
manakah yang termasuk elektrolit lemah.
4) Diantara larutan elektrolit di atas, manakah zat terlarutnya yang memiliki ikatan ion dan
ikatan kovalen.
Derajat Ionisasi
Ketika suatu zat dilarutkan dalam air, maka terdapat 3 kemungkinan yang terjadi
yakni zat tersebut larut secara sempurna, larut sebagian dan tidak larut dalam air. Banyaknya
spesi yang terionisasi dalam air dapat diketahui menggunakan derajat ionisasi (α). Derajat
ionisasi diartikan sebagai perbandingan jumlah mol atau molekul zat yang terurai atau
terionisasi dengan banyaknya mol atau molekul zat mula-mula. Derajat ionisasi dapat ditulis
sebagai
Contoh soal 1
Dari reaksi di atas tentukan derajat ionisasinya, apabila mula-mula 2 mol asam asetat
dilarutkan dalam air dan menghasilkan ion H+ sebanyak 0,5 mol.
Jawab
Contoh soal 2
Suatu basa dengan rumus L(OH)2 bila dilarutkan dalam air teionisasi sesuai reaksi berikut:
Jika mula-mula L(OH)2 sebanyak 2 mol dengan derajat ionisasi sebesar 0,3. Tentukanlah
Jawab
Contoh:
Air dari PDAM mengandung kaporit dengan kadar yang sangat sedikit, berfungsi sebagai
desinfektan. Jika dalam 10 liter air PDAM ditemukan kaporit sebanyak 30 mg, berapa kadar
kaporit dalam air tersebut?
Jawab:
Oleh karena kedua komponen larutan berbeda satuan (air dalam liter, kaporit dalam gram)
maka perlu dilakukan penyamaan satuan lebih dulu.