Anda di halaman 1dari 24

Konsentrasi Larutan

Konsentrasi Larutan

Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi suatu larutan, yaitu sebagai berikut :
MOLARITAS (M) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mL larutan.
NORMALITAS (N) : adalah banyaknya gram ekivalen zat yang terlarut dalam 1000 mL
larutan.
MOLALITAS (m) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mg pelarut.
Normalitas (N) ditentukan oleh banyaknya gram ekivalen zat terlarut dalam 1000 ml larutan.
Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi, sebagai berikut :
- Reaksi asam basa (netralisasi)
- Reaksi pengendapan
- Reaksi pembentukan senyawa komplek
- Reaksi oksidasi reduksi

Contoh perhitungan Berat Ekivalen:

Reaksi asam basa :


BE HCl = Mr HCl
BE H2SO4 = ½ Mr H2SO4
BE NaOH = Mr NaOH
Reaksi pengendapan :
BE AgNO3 = Mr AgNO3
BE NaCl = Mr NaCl
Reaksi oksidasi (dalam suasana asam) :
BE KMnO4 = 1/5Mr KMnO4
BE K2Cr2O7 = 1/6 Mr K2Cr2O7
Contoh Perhitungan :
Berapa normalitas (N) dari HCl pekat yang mempunyai BJ = 1,1878 dan konsentrasinya 37%
(Mr = 36,5)
Jawab :
- BJ = 1,1878 gram berarti di dalam 1 Liter larutan terdapat 1187,8 gram
- Konsentrasi 37%
439,486
= _______ = 12,04
36,5

Berapa Normalitas (N) H2SO4 pekat dengan BJ= 1,19 dan konsentrasinya 98% (Mr=98).
Jawab :

- BJ H2SO4 = 1,19
Berarti dalam 1 Liter larutan terdapat 1190 gram
-Konsentrasi 98 %

Secara langsung dapat dihitung sebagai berikut :


Jadi untuk membuat larutan HCl 0,1 N sebanyak 1000 mL yang dibuat dari HCl pekat dengan
konsentrasi 37% dan BJ 1,1878 yang mempunyai normalitas 12,04 (hasil perhitungan nomor
1). Maka HCl pekat tersebut yang dibutuhkan dapat dihitung dengan rumus :

Jadi HCl pekat yang dibutuhkan adalah 8,3 mL

Konsentrasi dapat diartikan sebagai ukuran yang menentukan banyaknya zat yang berada di
dalam suatu campuran dan dibagi dengan volume total pada campuran tersebut. Biasanya
konsentrasi dinyatakan pada satuan fisik, seperti halnya satuan volume, satuan kimia, ataupun
satuan berat seperti mol, ekuivalen dan massa rumus. Pada bahasan ini, konsentrasi
berhubungan dengan persen konsentrasi, PPM (Parts per Million) atau PPB (Parts per
Billion), fraksi mol, molaritas, dan molalitas.

1. Persen konsentrasi
Pada umumnya di bidan kimia, persen digunakan untuk menyatakan konsentrasi suatu
larutan. Persen konsentrasi dapat dibagi menjadi persen volume dan persen berat.

LARUTAN, KONSENTRASI, DAN PENGENCERAN


November 11, 2015 Jempol 14 Komentar

LARUTAN

Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat (unsur/molekul). Ketika
ditempatkan dalam air, kebanyakan zat akan terlarut dan zat yang terlarut ini disebut soluble
(dapat larut) dan yang lainnya yang tidak dapat larut disebut insoluble (tidak dapat larut).
Garam dan gula sangat mudah larut dalam air.

Dalam suatu larutan, zat yang menunjukkan jumlah yang lebih besar disebut dengan pelarut
dan zat yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut. Apa artinya bahwa suatu zat terlarut
dalam zat lainnya? Hal ini berarti bahwa molekul-molekul dari zat terlarut terpisah dan
terdistribusikan secara merata dalam pelarut

Zat tidak dapat larut (insoluble) mempertahankan keadaannya agar tidak terdistribusi dalam
pelarut. Biasanya yang digunakan sebagai pelarut adalah air, karena kebanyakan zat padat
akan terlarut dalam air, tetapi sebenarnya hampir semua cairan dapat dijadikan pelarut.

KOMPOSISI LARUTAN

Apa yang dimaksud dengan komposisi larutan? Komposisi larutan adalah perbandingan zat-
zat di dalam campuran. Untuk menentukan komposisi larutan digunakan istilah kadar atau
konsentrasi. Kedua istilah ini menyatakan kuantitas zat terlarut dengan satuan tertentu.
Satuan yang digunakan untukd menyatakan kadar larutan adalah persen berat (%b/b, persen
volume (%v/v), ppb (part per billion), dan ppm (part per million).

Kadar Larutan
Persen berat menyatakan banyaknya berat zat terlarut terhadap berat larutan. Persen berat
bisa diterapkan dalam campuran padat-cair atau padat-padat. Secara matematika, persen berat
suatu zat dirumuskan sebagai berikut.

Contoh:

Menghitung Komposisi Larutan Persen Berat

Bata tahan api dibuat melalui pembakaran campuran 250 g AL2O3, 300 g MgO, 2.000 g SiO2,
dan 150 g C. Berapa persen berat MgO dalam campuran tersebut?

Jawab:

Berat total campuran = 2700 g

Persen volume menyatakan fraksi volume zat terlarut terhadap volume larutan dalam satuan
persen. Persen volume bisa diterapkan untuk campuran cair-cair atau gas-cair. Secara
matematik, persen volume suatu zat dirumuskan sebagai berikut:

Contoh:

Menghitung Komposisi Larutan Persen Volume

Di dalam kemasan botol minuman tertera 5% alkohol. Berapakah volume alkohol yang
terdapat dalam 250 mL minuman tersebut?

Jawab:

Volume alkohol dalam 250 mL minuman dengan kadar alkohol 5% adalah:


Untuk menyatakan kadar suatu zat yang kuantitasnya sangat sedikit biasanya diungkapkan
dalam satuan ppm (part per million/seper sejuta) atau ppb (part per billion/seper miliyar).
Ungkapan ppm suatu zat dinyatakan dengan rumus:

Contoh:

Menghitung ppm suatu zat

Air dari PDAM mengandung kaporit dengan kadar yang sangat sedikit, berfungsi sebagai
desinfektan. Jika dalam 10 liter air PDAM ditemukan kaporit sebanyak 30 mg, berapa kadar
kaporit dalam air tersebut?

Jawab:

Oleh karena kedua komponen larutan berbeda satuan (air dalam liter, kaporit dalam gram)
maka perlu dilakukan penyamaan satuan lebih dulu.

Besaran yang menghubungkan massa dan volume adalah berat jenis.

Massa jenis air adalah 1 g/mL

Berat air = Berat jenis air x volume air

= 1 g/mL x 10.000 mL = 10.000 g

Berat Kaporit = 300 mg atau 0,03 g

Jadi kadar Kaporit dalam air PDAM adalah 3 ppm

SATUAN KONSENTRASI DALAM ppm DAN ppb

Suatu suatu zat atau senyawa dalam suatu sampel bahan atau campuran bahan dalam jumlah
yang kecil akan sangat sulit penulisannya. Penulisan angka dibelakang koma biasanya
maksimum 4 angka, dan angka dibelakangnya sering dihilangkan atau dibulatkan.
Sebenarnya, dalam menyatakan kadar yang sangat kecil, suatu racun atau logam berat yang
terkandung dalam air yang tercemar misalnya, angka yang dihilangkan atau dibulatkan
tersebut sangat berarti nilainya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kadar yang
sangat kecil dinyatakan dengan ppm (part per million) atau bagian dari sejuta, sedangkan
kadar yang lebih kecil lagi dinyatakan dengan ppb (part per billion) atau bagian semilyar.

Pada ppm, konsentrasi dinyatakan sebagai jumlah bagian zat terlarut dalam 1.000.000 bagian
larutan. Satuan yang dipakai adalah berat per berat dengan satuan berat yang sama. Misalnya
mg per mg atau gram per gram dan seterusnya.

Larutan dengan kadar Pb++ 21 ppm berarti terdapat 21 bagian berat Pb++ untuk setian
1.000.000 bagian berat larutan, atau terdapat 21 gram ion Pb++ untuk setiap 1.000.000 gram
larutan.

PENGENCERAN

Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan volume yang konsentrasinya lebih kecil dari
larutan stok yang ada. Caranya adalah dengan menambahkan pelarut ke dalam larutan stok
yang ada. Pengenceran dapat dihitung dengan rumus,

M1.V1 = M2.V2

M1 = Konsentrasi zat mula-mula (molaritas zat awal)

V1 = Volume Awal

M2 = Konsentrasi setelah pengenceran (molaritas setelah pengenceran)

V2 = Volume setelah pengenceran (V1 + Air)

Contoh 1:

Nyatakan kadar zat aktif dalam 100 g larutan gula yang dibut dengan mencampur 5 g gula
dan 95 g air.

Jawab:

5 g gula + 95 g air = 100 g campuran (larutan)

Gula — zat aktif

Air —- zat pelarut

Jumlah gula dan air — campuran (larutan)


Pada campuran itu terdapat zat aktif yang kadarnya:

1.

2.

3.
4. Dalam perbandingan antara zat yang bercampur = 5 : 59 = 1 : 19
5. Dalam perbandingan zat antif dengan campuran = 5 : 100 = 1 : 20

Contoh 2:

Apa artinya “100 g larutan mengandung zat A 5 ppm”?

Jawab:

Artinya, larutan tersebut mengandung zat A sebanyak 0,0005 g dan zat pelarut sebanyak (100
– 0,0005) g = 99,9995 g

Contoh 3:

Direncanakan akan membuat 300 g larutan 10 % dengan menggunakan larutan 50 %. Berapa


banyak larutan ini yang harus digunakan dan berapa air yang diperlukan?

Jawab:

Untuk menjawab soal ini, tentukan terlebih dahulu:

1. Mana larutan yang membentuk dan larutan yang terbentuk


2. Zat aktif yang membentuk sama dengan yang terbentuk

Misalnya X adalah banyaknya larutan yang dipakai untuk membuat larutan 10 %.

Gunakan rumus M1.V1 = M2.V2


X g . 50 % = 300 g x 10 %

Jadi, larutan yang digunakan adalah 60 g dan air yang diperlukan adalah (300 g – 60 g) g =
240 gram. Artinya, untuk membuat larutan 10% sebabyak 300 g, larutan yang digunakan
adalah 60 gram dengan penambahan air sebanak 240 g.

Contoh 4:

Untuk membuat larutan 1 ppm dalam 1 Liter air maka dibutuhkan 1 mg zat terlarut. Artinya,
jika di dalam suatu larutan terdapat 1 mg zat ditambah dengan 1 liter air, maka konsentrasi
zat tersebut di dalam larutan tersebut adalah 1 ppm.

Jika kita ingin membuat larutan ethephon 100 ppm dari larutan ethepon yang ada pada
konsentrasi 480g/L, maka cara yang harus dilakukan adalah:

1. Ketahui terlebih dahulu, berapa konsentrasi larutan ethephon yang ada.

Jawab:

1 mg ethephon + 1 Liter air = 1 ppm

10 mg ethephon + 1 Liter air = 10 ppm

100 mg ethephon + 1 Liter air = 100 ppm

480 g = 480.000 mg

Berarti,

480.000 mg Ethephon + 1 Liter air = 480.000 ppm

Berarti larutan ethephon yang ada (480g/L) memiliki konsentrasi

480.000 ppm

2. Konversi larutan ethepon yang ada ke dalam volume yang berbeda.

Jawab:

480.000 mg / 1 liter air = 480.000 ppm

480 mg / 1 ml = 480.000 ppm

3. Lakukan pengenceran larutan stok yang ada (480g/L) atau (480 mg/ml) dengan
konsentrasi 480.000 ppm menjadi konsentrasi 100 ppm
Jawab:

M1 x V1 = M2 x V2

480.000 ppm x 1 ml = 100 ppm x V2

Maka untuk membuat larutan 100 ppm dibutuhkan,

1 ml larutan ethephon yang memiliki konsentrasi 480g/L atau 480.000 ditambah dengan
(4800 ml – 1 ml)= 4799 ml air atau 4,79 Liter air.

Cara perhitungan yang sama berlaku untuk setiap nilai ppm yang berbeda (200 ppm,
500 ppm, 1000 ppm, dll)

KONSENTRASI LARUTAN
5 Komentar Posted by Emel Seran pada 5 November 2010

Larutan disebut juga campuran yang homogen. Disebut campuran karena


susunannya dapat berubah-ubah dan disebut homogen susunannya begitu seragam sehingga
batas antara zat-zat yang melarut dan pelarut tidak dapat dibedakan bahkan dengan
mikroskop optis sekalipun. Campuran-campuran homogen dari gas, emas dan perunggu dapat
dikatakan pula sebagai larutan. Tetapi istilah larutan biasanya digunakan untuk fasa cair.

Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat
terlarut (solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan
sebagai pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut.
Dalam kondisi tertentu misalnya campuran antara alkohol dan air dengan perbandingan
50:50. Dari campuran tersebut sedikit meragukan untuk menentukan mana yang bertindak
sebagai pelarut dan mana yang bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang
demikian air dan alkohol dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai
zat terlarut. Lain halnya dalam pembuatan sirup. Dalam pembuatan sirup jumlah gula lebih
banyak dari jumlah air tetapi air tetap dikatakan sebagai pelarut karena dapat
mempertahankan keadaan fisiknya sedangkan gula atau sukrosa disebut sebagai zat terlarut.

Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu larutan
digunakan istilah konsentrasi. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menyatakan
konsentrasi zat terlarut di dalam larutan.
1. Persen massa

Contoh

a. Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g gula dalam 70 g air.

b. Berapa gram gula yang terdapat dalam 500 gram larutan 12% massa gula.

2. Persen volume

Konsentrasi suatu larutan dari dua cairan dinyatakan sebagai presentasi volume.
Hal ini bisanya dijumpai pada konsentrasi minuman beralkohol. Misalnya vodka yang
mengandung 15 persen alkohol artinya didalam 100 mL vodka terdapat 15 mL alkohol.

Misalnya menentukan % volume alkohol dari suatu campuran. 40 mL alkohol dicampur 50


mL aseton maka:

3. ppm dan ppb


Untuk larutan yang sangat sangat encer untuk menyatakan konsentrasi
digunakan satuan parts per million atau bagian perjuta (ppm), dan parts per billion atau
bagian per milliar (ppb).

larutan dengan konsentrasi 1 bpj artinya mengandung 1 gram zat terlarut didalam tiap 1 juta
gram larutan atau 1 mg zat terlarut dalam tiap 1 kg larutan.

Karena larutan yang sangat encer memiliki massa jenis = 1 g/mL, maka 1 bpj diartikan
sebagai 1 miligram zat terlarut dalam 1 liter larutan.

4. Molalitas

Kemolalan menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 Kg pelarut.

Dengan, Mr = massa molar, P = berat pelarut (gram)

Contoh
1) Berapa molal larutan NaCl jika diketahui persen massa NaCl = 10%

Jawab

2) Berapa molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 3 g urea (CO(NH)2)2) di dalam
500 g air? (Mr urea = 60)

Jawab

5. Molaritas (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan atau jumlah milimol zat
terlarut dalam 1 mL larutan.

Larutan 0,50M artinya 0,50 mol zat dalam satu liter larutan atau 0,50 milimol zat dalam 1 mL
larutan.

1L = 1 dm3 = 1000 mL = 1000 cm3

1 mol = 1000 mmol

Contoh
Jika di dalam suatu botol pereaksi terdapat terdapat 250 mL larutan NaOH (Mr =
40) yang konsentrasinya 0,4M. maka

a. Berapa jumlah mol NaOH yang terkandung di dalam larutan tersebut

b. Berapa gram NaOH yang terlarut di dalam larutan tersebut

Jawab

a. Volume larutan = 250 mL = 0,25 L

Mol NaOH yang terlarut = 0,25 L x 0,4 mol/L = 0,10 mol

b. Gram NaOH yang terlarut dalam larutan = mol NaOH x Mr NaOH

= 0,1 mol x 40 g/mol = 4 g

Hubungan molaritas larutan dengan % massa

Didalam laboratorium tersedia larutan asam format (CHO2H) 4,6%. (Ar H = 1,


C = 12 dan O = 16) dengan massa jenis 1,01 g/mL. Tentukan konsentrasi larutan tersebut…

Jawab
Atau

v Massa larutan = 1000 mL x 1,01 g/mL = 1010 g

v Massa zat terlarut = % massa x massa larutan = 4,6/100 x 1010 g = 46,46 g

v Mol CHO2H yang larut dalam 1 liter larutan = 46,46 g/46 g/mol = 1,01 mol

6. Fraksi mol (X)

Fraksi mol menyatakan jumlah mol zat terlarut atau jumlah mol pelarut dalam
jumlah mol total larutan.

Contoh

1) Dalam suatu larutan 16% massa naftalena dalam benzena, tentukan fraksi mol masing-
masing zat, jika diketahui Mr naftalena = 128 dan Mr benzena = 78?

Misalkan larutan total = 100 g


Hubungan Fraksi Mol, Kemolalan dan Kemolaran

Konstrasi larutan dapat dikonfersikan dari satuan ke satuan yang


lain.misalnya suatu larutan 40% NaNO3 dengan massa jenis 1,36 g/mL. Hitunglah fraksi mol,
kemolalan dan kemolaran dari NaNO3? (Mr = 85)

Jawab

Massa larutan = 1000 mL x massa jenis

= 1000 mL x 1,36 g/mL

= 1360 gram

NaNO3 yang terlarut dalam 1 liter larutan

Massa molar NaNO3 = 85 g/mol

Jumlah air dalam larutan


= massa larutan – massa NaNO3

= (1360-544) gram = 816 g

= 816 / 18 = 45,33 mol

a. Fraksi mol NaNO3

Fraksi mol H2O

b. Kemolalan
c. Kemolaran

Iklan
Report this ad
Report this ad
* SMA KELAS II bpj, Chemistry, fraksi mol, hubungan fraksi mol dengan kemolalan dan
kemolaran, hubungan molaritas larutan dengan % massa, kimia, Konsentrasi Larutan, larutan,
malalitas, massa molar, molal, molar, molaritas, pelarut, persen massa, persen volume, ppb,
ppm, ppm dan ppb, wanibesak, zat terlarut

larutan elektrolit dan nonelektrolit1


3 Komentar Posted by Emel Seran pada 30 Oktober 2010

sebaiknya baca yang telah di update disni…!!!!!

Seperti yang telah disinggung pada bab sebelumnya bahwa senyawa dapat
digolongkan menjadi senyawa ionik dan senyawa kovalen. Senyawa yang terbentuk dengan
akibat adanya pemakain bersama elektron dinamakan senyawa kovalen sedangkan senyawa
yang terbentuk karena tarikan antara dua ion yang berbeda muatan disebut senyawa ionik.

Cara lain untuk mengelompokan senyawa yaitu berdasarkan daya hantar listrik. Jika
suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan
elektrolit, dan sebaliknya jika larutan tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut
larutan nonelektrolit. Glukosa (C6H12O6), etanol (C2H5OH), gula tebu (C12H22O11),
larutan urea (CONH2)2 merupakan beberapa contoh senyawa yang dalam bentuk padatan,
lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik.

Cara pengujian suatu senyawa termasuk elektrolit atau nonelektrolit dapat


dilakukan dengan meghubungkan baterai dan lampu bohlam atau amperemeter yang dapat
digunakan untuk mengatakan besarnya arus listrik yang melewati rangkaian. Kemudian ujung
kabel dihubungkan pada dua buah elektroda.

Setelah semua terhubung pengujian dapat dilakukan dengan mencelupkan kedua


elektroda ke dalam larutan yang akan diuji. Ketika dicelupkan diperhatikan agar kedua
elektrode tidak bersentuhan. Ketika elektroda dicelupkan jika lampu bohlam menyala maka
dapat dikatakan senyawa tersebut termasuk golongan senyawa elektrolit. Begitu pula
sebaliknya apabila ketika elektroda dicelupkan lampu bohlam tidak menyala maka dapat
dikatakan senyawa tersebut termasuk golongan senyawa nonelektrolit.
Gambar rangkaian pengujian larutan elektrolit dan non elektrolit

Mengapa Larutan Menghantarkan Arus Listrik

Larutan elektrolit dapat menghantarkan sedangkan larutan nonelektrolit tidak


menghantarkanarus listrik, telah dijelaskan oleh seorang ahli kimia swedia Svante August
Arrhenius (1859-1927). Menurut Arhenius larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik
karena di dalam larutan tersebut terkandung atom-atom atau kumpulan atom yang bermuatan
listrik (ion) yang bergerak bebas.

Misalnya reaksi yang tejadi pada elektrolisis larutan tembaga klorida (CuCl). Ketika
tembaga klorida dilarutkan dalam air tembaga klorida akan terurai menjadi ion Cu2+ dan ion
2Cl‾ yang terpisah satu sama lain dan bercampur dengan air. Ketika elektroda dicelupkan ion
Cu2+ akan bergerak ke elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif dari baterai
sedangkan Cl‾ akan bergerak ke elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif dari
baterai. Elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif baterai disebut katoda, oleh sebab
itu katoda bermuatan negatif. Sedangkan elektroda yang bermuatan positif dan dihubungkan
dengan kutub positif disebut anoda.

Dari proses elektrolisis ini pada anoda akan keluar gas klor yang berwarna kuning
kehijauan sedangkan pada katoda ion Cu2+ akan direduksi menjadi Cu padat yang akan
berkumpul menutupi elektroda dari katoda. Setengah reaksi yang terjadi pada katoda dan
anoda adalah

Sumber Ion

Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu ion yaga
berasal dari senyawa ionik dan ion yang berasal dari senyawa kovalen polar. Semua senyawa
ionik yang larut dalam air adalah elektrolit sedangkan senyawa lain yang larut dalam air ada
yang elektrolit ada pula yang nonelektrolit.
Senyawa Ion

Senyawa ionik tersusun atas ion-ion baik dalam bentuk padat dan kering
sekalipun. Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena tidak ada pergerakan dari ion-ion tersebut. Namun apabila senyawa ionik
dilarutkan dalam suatu pelarut polar misalnya air maka senyawa ionik adalah suatu elektrolit.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang dilarutkan dalam air dan lelehan senyawa
ionik dari padatannya merupakan suatu elektrolit. Hal ini disebaabkan ion-ion yang ada bebas
bergerak ke segala arah. Untuk senyawa ionik yang dilelehkan dari padatannya memiliki
daya hantar listrik yang lebih baik dibanding larutannya.

Air merupakan suatu pelarut yang baik untuk senyawa-senyawa ionik namun tidak
memainkan peran yang istimewa dalam menghantarkan arus listrik. Air hanya dijadikan
medium oleh ion-ion untuk bergerak.

Senyawa kovalen polar

Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan


normal tidak dapat menghantarkan arus listrik. Tetapi berdasarkan penelitian larutan dari
senyawa kovalen polar dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang
sesuai. Hal ini disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu
membentuk ion-ion yang bergerak bebas. Misalnya senyawa kovalen polar mampu
membentuk ion di dalam air tetapi tidak mamp membentuk ion di dalam benzena. HCl, NH3
dan CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa kovalen polar.

Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion disebut proses ionisasi. Proses ionisasi
merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion, umumnya ditulis tanpa
melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul air dituliskan juga. Misalnya
HCl yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua persamaan:

Reaksi ionisasi dari CH3COOH dan NH3 dalam air dapat dilihat pada persamaan di bawah:

Penggolongan Elektrolit

Larutan elektrolit dapat digolongkan menjadi dua jenis yaitu


1. Elektrolit kuat

2. Elektrolit lemah

Dari tiga senyawa di atas HCl, CH3COOH dan NH3, apabila diuji daya hantar
listrik menggunakan konsentrasi larutan yang sama misalnya 1 M. maka dapat diketahui
ternyata HCl memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding dua senyawa lainnya.
Hal ini dapat dilihat pada lampu bohlam yang menyala lebih terang.

Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah ion yang terbentuk dari HCl lebih
banyak jika dibandingkan dengan dua senyawa tersebut. Artinya di dalam air sebagian besar
HCl terurai menjadi ion H+ dan ion Cl‾ sedangkan CH3COOH dan NH3 hanya sebagian
kecil yang terurai ion H3O+ dan ion CH3COO‾ dan NH4+ dan OH‾, sebagian besarnya
masih tetap dalam bentuk molekul kovalen.

Untuk senyawa-senyawa ionik yang dilarutkan didalam air ternyata memiliki daya
hantar listrik yang baik. Hal ini disebabkan senyawa ionik tersusun atas ion-ion dan ketika
dilarutkan dalam air ion-ion tersebut akan langsung menyebar secara merata di dalam air.

Zat-zat yang seluruhnya atau hampir seluruhnya di dalam air terurai menjadi ion-ion
sehingga memiliki daya hantar listrik yang baik disebut elektrolit kuat. Natrium klorida, asam
sulfat, asam klorida, dan NaOH merupakan beberapa contoh elektrolit kuat. Senyawa yang
termasuk elektrolit kuat mempunyai daya hantar listrik yang relatif baik walaupun memiliki
konsentrasi yang kecil.

Sebaliknya beberapa senyawa kovalen polar yang larut dalam air merupakan
penghantar listrik yang jelek. Di dalam air zat-zat yang hanya sebagian kecil molekulnya
terurai menjadi ion disebut elektrolit lemah. Lartuan asam asetat dan amonia dalam air
merupakan contoh elektrolit lemah. Pada elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang
relatif jelek walaupun memiliki konsentrasi tinggi (pekat).

Dari percobaan daya hantar listrik, elektrolit kuat akan memberikan nyala
bohlam yang terang sedangkan elektrolit lemah nyala bohlamnya redup atau hanya
menimbulkan gelembung-gelumbung udara pada elektroda. Jika tidak ada reaksi atau
perubahan, maka dapat dikatakan larutan tersebut termasuk larutan nonelektrolit.

Larutan elektrolit dapat berupa asam, basa dan garam. Untuk asam dan basa dapat
berupa elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Sedangkan garam yang mudah larut dalam air
semuanya termasuk elektrolit kuat, sedangkan garam-garam yang sukar larut dalam air
berupa elektrolit lemah walaupun tersusun atas ion-ion.

Beberapa senyawa yang tergolong elektrolit kuat adalah

1) Asam-asam kuat umumnya asam-asam anorganik, misalnya: HCl, HClO3, H2SO4 dan
HNO3.

2) Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, misalnya: NaOH, KOH,
Ca(OH)2 dan Ba(OH)2.

3) Garam-garam yang mudah larut, misalnya: NaCl, KI dan Al2(SO4)3


Beberapa senyawa yang tergolong elektrolit lemah

1) Asam-asam lemah, sebagian asam anorganik dan sebagian besar asam organik misalnya:
CH3COOH, HCN, H2CO3 dan H2S

2) Basa-basa lemah, misalnya amonia dan kebanyakan basa organik seperti NH4OH dan
Ni(OH)2

3) Garam-garam yang sukar larut, misalnya: AgCl, CaCrO4 dan PbI2

Kegiatan Laboratorium

Lakukan kegiatan berikut untuk menguji daya hantar listrik beberapa zat.

Alat dan Bahan

 Gelas kimia 100 ml


 Baterai
 Air suling 50 mL
 Larutan HCl 1M 50 mL
 Larutan asam cuka (CH3COOH) 1M 50 mL
 Larutan NaOH 1M 50 mL
 Larutan ammonia (NH3) 1 M 50 mL
 Larutan gula 50 mL
 Larutan NaCl 1M 50 mL
 Etanol 70% 50 mL
 Air leding dan air sumur 50 mL

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan catat pada lembar pengamatan

1) Amati dengan seksama, apa yang terjadi pada lampu dan batang elektroda

2) Diantara bahan yang diuji, manakah yang dapat menghantarkan arus listrik dan manakah
yang tidak dapat menghantarkan listrik.

3) Jika ada yang menghantarkan arus listrik manakah yang termasuk elektrolit kuat dan
manakah yang termasuk elektrolit lemah.

4) Diantara larutan elektrolit di atas, manakah zat terlarutnya yang memiliki ikatan ion dan
ikatan kovalen.

Derajat Ionisasi

Ketika suatu zat dilarutkan dalam air, maka terdapat 3 kemungkinan yang terjadi
yakni zat tersebut larut secara sempurna, larut sebagian dan tidak larut dalam air. Banyaknya
spesi yang terionisasi dalam air dapat diketahui menggunakan derajat ionisasi (α). Derajat
ionisasi diartikan sebagai perbandingan jumlah mol atau molekul zat yang terurai atau
terionisasi dengan banyaknya mol atau molekul zat mula-mula. Derajat ionisasi dapat ditulis
sebagai

Harga α di antara 0 ≤ α ≥ 1. α = 0 artinya tidak terjadi ionisasi. Sedangkan α = 1 artinya


terjadi ionisasi secara sempurna.

Contoh soal 1

Bila diketahui suatu reaksi sebagai berikut

Dari reaksi di atas tentukan derajat ionisasinya, apabila mula-mula 2 mol asam asetat
dilarutkan dalam air dan menghasilkan ion H+ sebanyak 0,5 mol.

Jawab

Dari reaksi yang ada maka CH3COOH yang terurai adalah

Maka derajat ionisasinya adalah

Contoh soal 2

Suatu basa dengan rumus L(OH)2 bila dilarutkan dalam air teionisasi sesuai reaksi berikut:

Jika mula-mula L(OH)2 sebanyak 2 mol dengan derajat ionisasi sebesar 0,3. Tentukanlah

a. Jumlah mol L(OH)2 yang terionisasi

b. Jumlah mol ion L2+ yang terbentuk


c. Jumlah mol L(OH)2 yang tersisa setelah terionisasi

Jawab

Reaksi ionisasi : L(OH)2 ––→ L2+ + 2OH‾

a. Jumlah mol L(OH)2 yang terionisasi

b. Jumlah mol ion L2+ yang terbentuk

c. Jumlah mol L(OH)2 yang tersisa setelah terionisasi


KONSENTRASI LARUTAN
Larutan merupakan campuran homogeny antara zat terlarut (solute) dengan pelarut
(solven). Konsentrasi larutan menyatakan bagaimana komposisi solute dan solven didalam
larutan tersebut. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam persen berat, persen volume,
ppm , ppb, molaritas, molalitas dan fraksi mol.
1. Persen Berat dan Persen Volume serta Persen Berat/Volume
Persen berat adalah banyaknya gram solute yang terdapat dalam 100 gram larutan.
% berat = massa solute/massa solven x 100%
Persen volume adalah banyaknya ml solute dalam 100 ml larutan
%volume = volume solute/volume larutan x 100%
Persen berat/volume adalah banyaknya gram solute dalam 100 ml larutan.
%berat/volume = massa solute/volume larutan x 100 %
2. Ppm dan Ppb
Ppm adalah banyaknya mg zat terlarut dalam 1 kg pelrut
ppm = mg zat / kg pelarut
Ppb adalah banyaknya mg zat terlarut dalam 1 ton pelarut
Ppb = mg zat / ton pelarut
3. Molaritas (M) dan Molalitas (m)
M = mol solute/volume larutan(L)
m = mol solute/kg pelarut
4. Fraksi Mol
Bila didalam larutan terdapat zat terlarut A serta pelarut B, maka fraksi mol masing
masing :
Xa = mol a / mol total (a+b)
Xb = mol b / mol total (a+b)
Dimana Xa + Xb = 1
5. Berat Jenis
Selain dinyatakan dalam konsentrasi, larutan juga sering dinyatakan dalam berat jenis
yang merupakan berat larutan per volume larutan.
BJ (g/ml) = berat larutan / volume larutan
Alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis adalah piknometer dan aerometer.
6. Hubungan Molaritas , Persen Berat dan Berat Jenis
M = ( 10 x BJ x % ) / Mr
7. Pengenceran dan Pencampuran Dua Larutan
Pengenceran :
mol 1 = mol 2
M1 . V1 = M2 . V2
Pencampuran 2 Larutan :
M campuran = (mol larutan 1 + mol larutan 2) / volume total
E. CONTOH SOAL
Suatu contoh fosfor putih (P4) dibakar diudara dan membentuk senyawa dengan
formula P4O10. Bila diasumsikan bahwa 0,744 gram fosfor membentuk 1,704 gram P4O10 ,
tentukanlah rasio massa fosfor terhadap oksigen berdasarkan informasi tersebut. Bila massa
atom oksigen adalah 16,00 amu.
a. Tuliskan persamaan reaksinya
b. Hitung massa atom fosfor
Jawab :
a. P4(s) + O2(g) --> P4O10(s)
b. Massa oksigen pada P4O10(s) = 1,704 gram - 0,744 gram = 0,960 gram
c. Rasio massa P : O = massa P / massa O
= 0,744 gram / 0,960 gram
= 0,775
Bila dilihat dari rumus molekul P4O10(s) , maka :
Rasio massa P : O = 4 . massa atom P / 10 . massa atom O
0,775 = 4 . massa P / 10 . 16,00
Massa Atom P = 31,00 amu

Contoh:

Menghitung ppm suatu zat

Air dari PDAM mengandung kaporit dengan kadar yang sangat sedikit, berfungsi sebagai
desinfektan. Jika dalam 10 liter air PDAM ditemukan kaporit sebanyak 30 mg, berapa kadar
kaporit dalam air tersebut?

Jawab:

Oleh karena kedua komponen larutan berbeda satuan (air dalam liter, kaporit dalam gram)
maka perlu dilakukan penyamaan satuan lebih dulu.

Besaran yang menghubungkan massa dan volume adalah berat jenis.

Massa jenis air adalah 1 g/mL

Berat air = Berat jenis air x volume air

= 1 g/mL x 10.000 mL = 10.000 g

Berat Kaporit = 300 mg atau 0,03 g

Jadi kadar Kaporit dalam air PDAM adalah 3 ppm

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/13598787#readmore

Anda mungkin juga menyukai